MODUL PERKULIAHAN Kewarganegaraan Hak Asasi Manusia Fakultas Program Studi FEB Akutansi Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh MK90003 Rusmulyadi, M.Si. Abstract Kompetensi Materi dalam modul ini mengkaji dan membahas tentang pengertian HAM, Tujuan HAM, Perkembangan pemikiran HAM, HAM pada tatanan global dan di Indonesia, serta pelaksanaan HAM di Indonesia Tujuan instruksional pembelajaran yang hendak dicapai adalah agar mahasiswa mampu memahami dan menguraikan tentang pengertian HAM, tujuan HAM, sejarah perkembangan pemikiran HAM, HAM dalam konteks global dan lokal, serta pelaksanaannya di Indonesia Hak Asasi Manusia 1. Pengertian Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). HAM bersifat umum (universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak tergantung pada adanya suatu negara atau undang-undang dasar, kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena bersumber dari yang lebih tinggi (Tuhan). UU No. 39/1999 tentang HAM mendefinisikan HAM sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa pokok hakikat HAM yaitu: a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis. b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, pandangan politik, atau asal-usul sosial bangsa c) HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansour Fakih, 2003). Ruang lingkup HAM meliputi: a) Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan dan lain sebagainya; b) Hak milik pribadi dalam kelompok sosial di mana ia ikut serta c) Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan d) Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial 2013 2 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id . 2. Tujuan Hak Asasi Manusia Tujuan pelaksanaan hak asasi manusia adalah untuk mempertahankan hak-hak warga negara dari tindakan sewenang-wenang aparat negara, dan mendorong tumbuh serta berkembangnya pribadi manusia yang multidimensional. 3. Perkembangan Pemikiran HAM Sejarah telah mencatat beberapa monumen yang berupa piagam sebagai bentuk penghargaan atas pemikiran/perjuangan dalam memperoleh pengakuan HAM dari pemerintah atau negara. Piagam mengenai perkembangan pemikiran dan perjuangan HAM adalah sebagai berikut: a. Magna Charta (Piagam Agung 1215) Magna Charta adalah penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM yang dilakukan oleh rakyat Inggris kepada Raja John yang berkuasa pada tahun 1215. Isi piagam Magna Charta ini adalah: 1) Rakyat Inggris menuntut kepada raja agar berlaku adil kepada rakyat 2) Menuntut raja apabila melanggar harus dihukum (didenda) berdasarkan kesamaan dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya 3) Menuntut raja menyampaikan pertanggungjawaban kepada rakyat 4) Menuntut raja untuk segera menegakkan hak dan keadilan bagi rakyat. b. Bill of Right (UU Hak 1689) Bill of Right adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM oleh rakyat kepada penguasa negara atau pemerintah di Inggris pada tahun 1689. Inti dari tuntutan yang diperjuangkannya adalah “rakyat Inggris menuntut agar rakyat diperlakukan sama di muka hukum (equality before the law), sehingga tercapai kebebasan”. Implikasi adalah tuntunan ini memberi inspirasi kepada para ahli untuk menciptakan teori yang berkenaan dengan kesamaan hak yang diperjuangkan di atas. Para ahli 2013 3 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang mengemukakan teori tersebut adalah, J.J. Rousseu dalam teori Kontrak Sosial (Social Contract theory), Montesque dengan teori Trias Politica, John Locke dengan teori Hukum Kodrati, dan F.D Rossevelt dengan teori Lima Kebebasan Dasar Manusia yang dicanangkannya. c. Declaration Des Droits de L’homme et du Citoyen (Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara Prancis tahun 1789). Isi deklarasi ini adalah sebagai berikut: 1) Manusia dilahirkan merdeka 2) Hak milik dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun 3) Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan semenamena atau tanpa alasan yang sah serta surat izin dari pejabat yang berwenang. d. Bill of Rights (UU Hak Virginia 1789) Undang-Undang Hak Virginia tahun 1776, yang dimasukkan ke dalam UUD Amerika Serikat tahun 1791. Dikenal juga sebagai The Bill of Rights ini UU HAM Amerika Serikat, merupakan Amandemen tambahan terhadap konstitusi Amerika Serikat yang diatur secara tersendiri dalam 10 pasal tambahan, meskipun secara prinsip hal mengenai HAM telah termuat dalam deklarasi kemerdekaan (declaration of independence) Amerika Serikat. e. Declarations of Human Rights PBB Piagam PBB lahir pada tanggal 12 Desember 1948, di Jenewa yang merupakan usul serta kesepakatan seluruh anggota PBB. Isi pembukaan Piagam Declarations of Human Rights PBB yang mencakup 20 hak yang diperoleh manusia seperti hak hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi, hak atas benda, dan lain-lain. Maksud dan tujuan PBB mendeklarasikan HAM seperti tertuang dalam mukaddimahnya adalah: 1) Hendak menyelamatkan keturunan manusia yang ada dan yang akan datang dari bencana perang 2) Meneguhkan sikap dan keyakinan tentang HAM yang asasi, tentang harkat dan derajat manusia, dan tentang persamaan 2013 4 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kedudukan antara laki-laki dan perempuan, juga antara bangsa yang besar dan kecil 3) Menumbuhkan suasana keadilan di mana keadilan dan penghargaan atas berbagai kewajiban yang muncul dari segala perjanjian dan lain-lain sumber hukum internasional menjadi dapat dipelihara 4) Memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang lebih baik dalam suasana kebebasan yang lebih leluasa. f. Piagam Atlantik Charter Piagam ini merupakan kesepakatan antara F.D. Roosevelt dan Churchil pada tanggal 14 Agustus 1941. Isinya adalah “bahwa selenyapnya kekuasaan Nazi yang zalim itu akan tercapai suatu keadaan damai yang memungkinkan tiap-tiap negara hidup dan bekerja dengan aman menurut batas-batas wilayahnya masing-masing serta jaminan kepada setiap manusia suatu kehidupan yang bebas dari rasa takut dan kesengsaraan.” Dalam pidatonya yang ditujukan kepada semua manusia di dunia pada bulan Juli 1940, F.D. Roosevelt menyebutkan lima kebebasan dasar manusia, yakni: 1) Freedom from fear (bebas dari rasa takut) 2) Freedom of religion (bebas memeluk agama) 3) Freedom of expression (bebas menyatakan pendapat/perasaan) 4) Freedom of Information (bebas dalam hal pemberitaan) 5) Freedom from want (bebas dari kekurangan/kemelaratan) 4. HAM Pada Tataran Global dan di Indonesia Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM, yaitu: a) HAM menurut konsep negara-negara Barat Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai coordinator dan pengawas Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia Hak asasi lebih dulu daripada tatanan negara 2013 5 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) HAM menurut konsep Sosialis Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat Hak asasi tidak ada sebelum negara Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki c) HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya Masyarakat sebagai keluarga besar artinya penghormatan utama untuk kepala keluarga Individu tunduk kepada adat yang menyangkut tugas dan kewajiban d) HAM menurut konsep PBB Konsep HAM PBB dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor Roosevelt (10 Desember 1948) dan secara resmi disebut “Universal Declaration of Human Rights”. Di dalamnya menjelaskan tentang hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia yang mendorong penghargaan terhadap hak asasi manusia. Sejak tahun 1957, konsep HAM tersebut dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu: 1) Hak ekonomi sosial dan budaya 2) Perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik 3) Protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan politik internasional. Pada sidang umum PBB tanggal 16 Desember 1966 ketiga dokumen tersebut diterima dan diratifikasi. Universal Declarations of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai: Hak untuk hidup Kemerdekaan dan keamanan badan Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum Hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bermasalah kecuali ada bukti yang sah Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara Hak untuk mendapat hak milik atas benda Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan 2013 6 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hak untuk bebas memeluk agama serta mempunyai dan mengeluarkan pendapat Hak untuk rapat dan berkumpul Hak untuk mendapatkan jaminan sosial Hak untuk mendapatkan pekerjaan Hak untuk berdagang Hak untuk mendapatkan pendidikan Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan HAM di Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan periode berlakunya UUD Negara. Perubahan pada awal reformasi 1999, UUD 1945 mengalami perubahan cukup banyak berkenaan dengan HAM, yaitu ditambahkan bab tersendiri Bab XA tentang dan perubahan UUD 1945 tersebut. Sebelumnya masa berlakunya konstitusi RIS dan UUD 1959 (1949 s.d. 1959) telah memuat HAM secara lengkap seperti HAM PBB, inilah pengaruh Universal Declarations of Human Rights terhadap negara berkembang seperti Indonesia yang bertepatan dengan pernyataan PBB tentang HAM tahun 1948 bertepatan Indonesia sedang menyusun Konstitusi RIS. 5. HAM di Indonesia Sejalan dengan amanat konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa perlindungan HAM harus didasarkan atas prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda, 2005). Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55 dan 56 piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negara serta hukum internasional yang berlaku. HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI, yaitu: Pembukaan UUD 1945 (Alinea 1), Pancasila sila keempat, Batang Tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29 dan 30), UU Nomor 39/1999 tentang HAM dan UU Nomor 26/2000 tentang pengadilan HAM. 2013 7 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id HAM di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita dan hak anak. Sementara itu HAM di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) yang memuat HAM yang terdiri atas: Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat Hak kedudukan yang sama di dalam hukum/pemerintahan Hak kebebasan berkumpul Hak kebebasan beragama Hak penghidupan yang layak Hak kebebasan berserikat Hak memperoleh pengajaran dan pendidikan Selanjutnya secara operasional beberapa bentuk HAM yang terdapat dalam UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut: 2013 8 Hak hidup Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan Hak mengembangkan diri Hak memperoleh keadilan Hak atas kebebasan pribadi Hak atas rasa aman Hak atas kesejahteraan Hak turut serta dalam pemerintahan Hak wanita Hak anak Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Srijanti, A. Rahman H.I, Purwanto S.K, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 2. Syahrial Syarbaini, Rusdiyanta, Fatkhuri, Pendidikan Kewarganegaraan: Implementasi Karakter Bangsa, Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2012 3. Sutoyo, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 2013 9 Kewarganegaraan Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id