MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Kesehatan dan Lingkungan Fakultas Program Studi Tatap Muka 10 Kode MK Disusun Oleh MK90002 Rusmulyadi, M.Si. Abstract Kompetensi Bab ini menguraikan tentang perspektif Islam tentang kesehatan dan pentingnya memelihara lingkungan sebagai bagian dari tugas manusia sebagai khalifatullah fil ardh. Tujuan instruksional pembelajaran yang hendak dicapai adalah agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pandangan Islam tentang kesehatan dan pentingnya memelihara lingkungan demi kelestarian alam. Kesehatan dan Lingkungan 1. Memelihara Kesehatan Fisik dan Mental Allah menyukai hal-hal yang bersih, sehingga manusia tampak bersih dan harum dan dapat beribadah dengan tenang dam khusu’. Menjaga kesehatan ini penting, karena kalau sakit maka akan menghambat ibadah dengan sempurna. Terkait dengan kebersihan, Allah berfirman: “dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS. AlMudatstsir: 4-5) “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik, sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al-Maidah: 6) Dua ayat di atas menunjukkan benar-benar Allah sangat menyukai kebersihan bagi pribadi umat Islam. Dari penampilan, Allah memerintahkan kita membersihkan pakaian. Selain Allah senang pada penampilan, Allah juga menyukai kebersihan fisik badan. QS. Al-Maidah ayat 6 menunjukkan bahwa apabila kita akan sholat, diminta untuk wudhu. Dalam wudhu, tersirat makna bahwa umat Islam hendaknya pandai membersihkan diri. Islam sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotifpreventif-protektif. Langkah dimulai dari pembinaan terhadap manusia sebagai subjek sekaligus objek persoalan kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan manifestasi dari tauhid itu sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut mampu merubah persepsi-persepsi tentang kehidupan manusia di dunia yang pada gilirannya tentu saja secara merubah perilaku manusia. Dan perilaku yang diharapkan dari manusia yang bertauhid adalah perilaku yang merupakan realisasinya dari ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah. 2016 2 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Secara individual dengan landasan nilai tauhid tadi Islam mengajarkan agar setiap muslim bergaya hidup sehat. Ini merupakan cara efektif untuk menghindari sakit. Kebersihan misalnya, sangat ditekankan oleh Islam dan dinilai sebagai cerminan dari Iman seseorang. Kewajiban membersihkan hadats kecil, mandi janabah, sunnah untuk bersiwak membuktikan bahwa Islam sangat perduli terhadap kebersihan fisik. Terkait dengan siwak misalnya, kebiasaan menggosok gigi akan membersihkan mulut dari penyakit gigi dan mulut yang tidak mengenakkan, karena dimulut terjadi proses pengolahan makanan. Dalam hal ini, Rasul bersabda: “Apabila aku tidak membuat kesukaran terhadap umatku, mereka akan aku perintahkan untuk membersihkan giginya dengan siwak setiap hendak sholat” (Al Hadits). Dengan berwudhu juga seorang muslim akan secara langsung membersihkan tangan (yang biasanya menjadi pangkal masuknya penyakit ke dalam mulut) dan muka. Kemudian, mencuci kemaluan dengan air (bukan dengan tissue) setelah buang air kecil atau buang air besar. Sementara, ibadah puasa secara pasti telah memberikan pengaruh sangat baik terhadap kesehatan perut. Dengan puasa, sistem pencernaan yang selama 11 bulan bekerja, laksana mesin mendapatkan kesempatan untuk diistirahatkan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. “Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu (QS al-Baqarah: l68, l72). Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan. Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad Saw adalah memelihara 2016 3 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim). Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor. Mengetahui Sumber Penyakit Untuk tetap menjaga kesehatan yang prima sehingga dapat bekerja dan beribadah, maka perlu bagi umat Islam mengetahui sumber-sumber penyakit. Dengan mengetahui sumber penyakit, maka kita akan dapat berusaha mencegahnya dan memperbaiki kondisi tubuh. Sumber penyakit yang pertama adalah dari makan dan minuman yang berlebihan. Allah SWT berfirman: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-Araf: 31). Allah mengingatkan kepada kita bahwa makan yang berlebih-lebihan adalah sumber utama penyakit. Makan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Akibat dari kegemukan akan berdampak pada banyaknya penyakit turunan yang menyertainya. Tidak ada makanan yang jahat meimbulkan penyakit, sepanjang makanan tersebut dikonsumsi dengan proporsional dan tidak berlebihan. Sumber penyakit lain adalah penyakit jiwa. Penyakit yang berasal dari ketidaktenangan hati, hati yang gelisah, hati yang sombong dan lain 2016 4 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebagainya. Penyakit yang demikian dinamakan Qolbun mayyit atau hati yang mati. Ciri dari penyakit ini adalah menolak kebenaran dari Allah dan selalu gemar berlaku dzalim terhadap sesama. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuataperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-Maidah: 90) Banyak penyakit hati yang mati, biasanya mulai dari pergaulan yang salah. Bermula dari hanya sekedar minum untuk pergaulan, kemudian menjadi pemabuk berat bahkan pecandu narkoba. Oleh sebab itu, menjadi perhatian kita semua untuk memperhatikan pergaulan, dan usahakan tidak melampaui batas yang sudah ditentukan Allah. Rasulullah bersabda Mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu'min yang lemah (HR Muslim). Bagaimana agar senantiasa sehat seperti Rasulullah Ikuti resep berikut: Selalu Bangun Sebelum Shubuh. Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum shubuh, melaksanakan shalat sunah dan shalat Fardhu, shalat shubuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain:Berlimpah pahala dari Allah, Kesegaran udara shubuh yang bagus bagi kesehatan mis terapi penyakit TBC, Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan. Aktif Menjaga Kebersihan Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jumát beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. Mandi pada hari Jumát adalah wajib bagi setiap orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman (HR. Muslim) Tidak Pernah Banyak Makan Sabda Rasul: Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan) (Muttafaq Alaih). Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda: Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada 2016 5 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan. Gemar Berjalan Kaki Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung. Tidak Pemarah Nasihat Rasulullah: Jangan Marah diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Optimis Dan Tidak Putus Asa.Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqamah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT. Tak Pernah Iri Hati. Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. Salat malam, agar sehat. Salat tahajud (salat tengah malam) dapat memperkuat ketahanan tubuh, karena ketenangan hidup yang diperoleh menyebabkan terjadinya keseimbangan tubuh. 2. Memelihara Lingkungan Manusia membutuhkan kesenangan dan keindahan Pada dasarnya manusia sangat menyenangi akan kesenangan dalam hidup dan keindahan. Dan memang salah satu tujuan dari penciptaan alam oleh Allah adalah agar keindahan ala mini dapat dinikmati manusia dan dijadikan bahan untuk bertafakkur. Allah berfirman: “Bukankah kami telah menjadikan bumi ini sebagai hamparan, dan Kami jadikan gunung sebagai pasak, dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan kamu jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, dan kami bangun di atas kamu tujuh buah langit yang kokoh, dan Kami jadikan 2016 6 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id matahari pelita yang amat terang, dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan dan kebun-kebun yang lebat” (QS. An-Naba: 6-16) Allah menciptakan alam seisinya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan menunjukkan kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Allah menciptakan semuanya sebagai rahmat bagi manusia. Manusia dapat memanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Namun demikian, Allah meminta manusia untuk berpikir atas penciptaan Allah tersebut. Terkait dengan pemanfaatan alam, Allah memerintahkan manusia untuk bekerja keras dan bersyukur. Allah berfirman: “Allah lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizing-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. AlJatsiyah: 12). Jangan Merusak dan Menghancurkan Alam Manusia seringkali karena terdesak kebutuhan hidup, terbatasnya kemampuan pengetahuan dan semakin tingginya keinginan karena budaya konsumerisme, menyebabkan manusia mengambil jalan pintas dalam memanfaatkan sumber daya alam. Akibat banyaknya manusia mengambil jalan pintas ini, maka banyak sekali kerusakan yang ditimbulkannya dan menyebabkan banyak bencana. Oleh karenanya Allah sangat melarang manusia untuk berbuat kerusakan. Allah berfirman: “dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-A’raf: 56). 2016 7 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Memelihara Alam Allah memerintahkan kepada kita untuk memelihara alam dan memanfaatkan dengan benar, sehingga bencana dapat dihindari dan generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan alam yang diciptakan Allah. Allah berfirman: “dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan): hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung. Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orangorang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran” (QS. AlA’raf: 57) 2016 8 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama, 1971 2. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2004 3. Harun Nasution, Islam Rasional, Jakarta: Mizan, 1995 4. Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 2002 5. M. Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996 6. Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 2000 7. Srijanti, Purwanto S.K. dan Wahyudi Pramono, Etika Membangun Masyarakat Islam Modern, Jakarta: Graha Ilmu, 2007 2016 9 Pendidikan Agama Islam Rusmulyadi, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id