Islam dan Peradaban Dunia

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama
Peradaban Islam
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
MK90002
Rusmulyadi, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Bab ini menguraikan tentang
pengertian Islam, baik secara
etimologis dan terminologis, kerangka
dasar ajaran Islam yang meliputi
dimensi Aqidah, Syariah dan Akhlak,
dan Islam dalam konteks sejarah
peradaban dunia.
Tujuan intsruksional pembelajaran yang
hendak dicapai adalah agar mahasiswa
mampu memahami dan menjelaskan
pengertian Islam dengan seluruh
dimensinya dan mampu menguraikan
fase-fase peradaban Islam
Islam dan Peradaban Dunia
1. Pengertian Islam
Secara etimologis Islam, berasal dari kata aslama yang merupakan turunan
(derivasi) dari kata assalmu, assalamu, assalamatu yang artinya tunduk dan patuh,
bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dari asal kata ini dapat diartikan
bahwa dalam Islam terkandung makna suci, bersih tanpa cacat atau sempurna. Kata
Islam juga diambil dari kata assilmu dan assalmu yang berarti juga perdamaian dan
keamanan. Dari asal kata ini Islam mengandung makna perdamaian dan
keselamatan, karena itu kata assalamu’alaikum merupakan tanda kecintaan
seseorang muslim kepada orang lain, yang selalu menebarkan doa dan kedamaian
kepada sesama.
Secara terminologis, Islam memiliki beberapa pengertian. Endang Saifuddin Anshari
dalam Wawasan Islam (2004) merangkumnya dalam kalimat berikut:
Wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya untuk disa mpaikan
kepada umat manusia sepanjang masa dan di setiap persada.
Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup)
kepada manusia.
Tujuanya
agar
manusia
hidup
teratur
dan
menemukan jalan yang benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi
seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, dan
sebagainya. Dengan demikian, manusia akan tenteram dan damai,
hidup rukun dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha
Tuhannya.
Suatu sistem akidah dan tata kaidah yang mengatur segala
perikehidupan manusia dalam berbagai hubungan, baik hubungan
antar manusia dan Tuhannya, sesama manusia, hubungan antara
manusia dan alam lainnya
Bertujuan untuk mencari keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam,
kebahagian di dunia dan akhirat.
Secara garis besar terdiri dari akidah dan syariah (yang meliputi
ibadah dalam arti khusus dan muamalah dalam arti luas)
Bersumber dari kitab suci, yaitu wahyu Allah SWT., untuk umat
manusia di atas bumi dalam bentuknya yang berupa Al Qur’anul
2016
2
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kariim sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sejak manusia hadir
yang ditafsirkan oleh sunnah Rasulullah, SAW
Dalam bahasa Ahmad Abdullah Almasdoosi, Islam merupakan kaidah yang
diturunkan kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna
digelarkan ke muka bumi, dalam Al-Qur’an suci yang diwahyukan Allah kepada NabiNya yang terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW, suatu kaidah hidup yang memuat
tuntutan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual
maupun material.
Penjelasan itu menyiratkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah
kepada manusia melalui rasul-Nya. Agama yang diturunkan Allah ke muka bumi
sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW, adalah agama Islam sebagaimana
diungkapkan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah agama
Islam” (QS. Ali Imran, 3:19)
Dari pengertian Islam tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan adanya 3 aspek, yaitu:
 Aspek vertikal
Aspek vertikal mengatur antara makhluk dengan kholiknya (manusia dengan
Tuhannya). Dalam hal ini manusia bersikap berserah diri pada Allah.
 Aspek horisontal
Aspek horisontal mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Islam
menghendaki agar manusia yang satu menyelamatkan, menentramkan dan
mengamankan manusia yang lain. Aspek ini juga menekankan kepada
manusia untuk membangun keharmonisan dengan alam semesta.
 Aspek batiniah
Aspek batiniah mengatur ke dalam orang itu sendiri, yaitu supaya dapat
menimbulkan kedamaian, ketenangan batin maupun kematapan rohani dan
mental.
2. Kerangka Dasar Ajaran Islam
Sebagai ajaran, agama Islam merupakan ajaran kebenaran yang sempurna, yang
datang dari Tuhan Yang Maha Benar. Akan tetapi manusia yang pada dasarnya
tidak sempurna tidak akan sanggup menangkap kebenaran yang sempurna secara
sempurna. Kebenaran bisa didekati dengan akal (masuk akal), bisa juga dengan
perasaan (rasa kebenaran).
2016
3
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata
kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi berisi perintah dan larangan, ada
perintah keras (wajib) dan larangan keras (haram) , ada juga perintah anjuran
(sunnat) dan larangan anjuran (makruh). Sumber hukum dalam Islam adalah al
Qur'an dan sunnah, tetapi al Qur'an hanya mengatur secara umum, karena al Qur'an
diperuntukkan bagi semua manusia sepanjang zaman dan diseluruh pelosok dunia.
Detail hukum kemudian dirumuskan dengan ijtihad.
Pembidangan yang sangat populer dari ajaran Islam adalah Aqidah, Syari`ah dan
Akhlak, masing-masing sebagai subsistem dari sistem ajaran Islam. Artinya aqidah
tanpa syari'ah dan akhlak adalah dusta, demikian juga syari`ah harus berdiri diatas
pondasi aqidah, dan keduanya haruslah dijalin dengan akhlak. Syari'ah tanpa akhlak
adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah kesesatan.
Aqidah
Secara harfiah, aqidah artinya adalah sesuatu yang mengikat, atau terikat,
tersimpul (bandingkan istilah aqad nikah). Sedangkan sebagai istilah, aqidah
Islam adalah sistem kepercayaan dalam Islam. Mengapa disebut aqidah,
karena kepercayaan itu mengikat penganutnya dalam bersikap dan
bertingkah laku. Orang yang kuat akidahnya (keyakinannya) terhadap
keadilan Tuhan, maka keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap terhadap
suatu nilai (misalnya berkorban dalam perjuangan) dan selanjutnya mengikat
perilakunya (misalnya tidak mau kompromi terhadap kezaliman). Sebaliknya
orang yang tidak kuat keyakinannya kepada keadilan Tuhan (ikatannya
longgar) ia mudah menyerah dalam berjuang dan bisa dinegosiasi untuk
toleran terhadap penyimpangan, mudah terpancing untuk membalas dendam
dengan cara yang menyimpang dari aturan..
Sistem kepercayaan ini akhirnya berkembang menjadi ilmu, disebut ilmu
Tauhid atau ilmu ushuluddin. Ilmu Tauhid berbicara tentang Rukun Iman yang
enam (iman kepada Tuhan, malaikat, Rasul, Kitab Suci, Hari akhir dan takdir).
Kajian filosofis dari ilmu Tauhid disebut Ilmu Kalam, disebut juga Theologi
(ilmu yang berbicara tentang ketuhanan).
Berdasarkan pondasi tauhid, maka keterikatan setiap muslim kepada Islam
yang semestinya ada pada jiwa muslim adalah:
2016
4
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung
syariat yang menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan
Allah sebelumnya, Allah berfirman:
“Tidaklah Muhammad seorang bapak (bagi) salah seorang laki-laki
di antara kamu, melainkan dia itu utusan Allah dan penutup para
Nabi…” (QS. Al-Ahzaab, 33:40)
2. Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar di
sisi Allah karena Islam adalah agama yang dianut oleh para Nabi
sejak Adam AS sampai Muhammad SAW. Islam datang dengan
membawa kebenaran yang bersifat absolute guna menjadi
pedoman hidup dan kehidupan manusia selaras dengan fitrahnya.
Allah berfirman:
“sesungguhnya agama di sisi Alah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran:
19)
3. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal dan berlaku
untuk semua manusia, serta mampu menjawab segala persoalan
yang muncul dalam segala lapisan masyarakat sesuai dengan
tuntutan budaya manusia sepanjang zaman. Allah berfirman:
“Dan tidaklah kami utus kamu (Muhammad) melainkan untuk
semua manusia sebagai berita dan peringatan. Akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS As-Saba, 34:28)
Syariah
Secara harfiah, syari`ah artinya jalan, sedangkan sebagai istilah keislaman,
syari`ah adalah dimensi hukum atau peraturan dari ajaran Islam. Mengapa
disebut syari`ah adalah karena aturan itu dimaksud memberikan jalan atau
mengatur lalu lintas perjalanan hidup manusia. Lalu lintas perjalanan hidup
manusia itu ada yang bersifat vertikal dan ada yang bersifat horizontal, maka
syari'ah juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan
menusia dengan sesama manusia. Aturan hubungan manusia dengan Tuhan
berujud kewajiban manusia menjalankan ritual ibadah (Rukun Islam yang
lima). Aturan dalam ritual ibadah berisi ketentuan tentang syarat, rukun, sah,
batal, sunnat (dalam haji ada wajib), makruh. Prinsip ibadah itu tunduk
merendah kepada Tuhan, tidak banyak mempertanyakan kenapa begini dan
begitu, pokoknya siap mengerjakan perintah dan tidak berani melanggar
sedikitpun.
2016
5
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan lalu lintas pergaulan manusia secara horizontal disebut
mu`amalah. Prinsip bermu`amalah adalah saling memberi manfaat, mengajak
kepada kebaikan universal (alkhair) , memperhatikan norma- norma
kepatutan (al ma`ruf) dan mencegah kejahatan tersembunyi (al munkar).
Karena manusia sangat heterogin, maka aturan bermu`amalah sifatnya
dinamis, dan merespond perubahan, dengan prinsip-prinsip (1) pada
dasarnya agama itu tidak picik, mudah dan tidak mempersulit (`adam al
haraj). (2) memperkecil beban, tidak untuk memberatkan (at taqlil fi at taklif),
dan (3) pengetrapan aturan hukum secara bertahap (at tadrij fi at tasyri`).
Karena adanya prinsip-prinsip inilah maka peranan manusia –dalam hal
ulama- dalam merumuskan aturan-aturan syari`at sangat besar dalam bentuk
ijtihad, yakni dengan akal dan hatinya merumuskan ketentuan-ketentuan
hukum berdasarkan al Qur'an dan hadis . Al Qur'an menjelaskan sangat
detail tentang waris, tetapi selebihnya hanya dasar-dasarnya saja yang
disebut. Tentang politik misalnya, al Qur'an tidak menentukan bentuk negara,
apakah republik atau kerajaan. Contoh pemerintahan Nabi dan khulafa
Rasyidin juga sangat terbuka untuk disebut kerajaan atau republik.
Dari sudut keilmuan, syari`ah kemudian melahirkan ilmu yang disebut fiqh,
ahlinya disebut faqih-fuqaha. Karena fiqh itu produk ijtihad maka tidak bisa
dihindar adanya perbedaan pendapat, maka lahirnya pemikian mazhab; yang
terkenal Syafi`i, Maliki, Hanafi dan Hambali. Ulama yang tinggal di kota
metropolitan pada umumnya memiliki pandangan yang dinamis dan rasional,
sedangkan ulama yang tinggal di kota agraris (Madinah misalnya) pada
umumnya puritan dan tradisional. Kajian fiqh berkembang sesuai dengan
tuntutan zaman, maka disamping ada fiqh ibadah, fiqh munakahat, fiqh al
mawarits juga ada fiqh politik (fiqh as siyasah), sekarang sedang
dikembangkan fiqh sosial, fiqh jender, fiqh Indonesia dan sebagainya.
Secara keseluruhan syariat Islam meliputi dua bidang:
1. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara vertkal dengan
Allah, seperti shalat, puasa dan haji. Hubungan manusia dalam
bentuk peribadatan biasa disebut ibadah mahdhah atau ibadah
khusus, karena sifatnya yang khas dan tata caranya sudah diatur
secara pasti oleh Allah dan dicontohkan secara rinci oleh
Rasulullah
2016
6
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara horizontal,
dengan sesama manusia dan makhluk lainnya disebut muamalah.
Muamalah meliputi ketentuan atau peraturan segala aktivitas
hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan dengan
alam sekitarnya
Akhlak
Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam. Kualitas keberagamaan
justeru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat
rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari
perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari
kekhusyu`annya,
berjuang
dilihat
dari
kesabaran
nya,
haji
dari
kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta
dilihat dari aspek dari mana dan untuk apa, jabatan, dilihat dari ukuran apa
yang telah diberikan bukan apa yang diterima.
Karena akhlak juga merupakan subsistem dari sistem ajaran Islam, maka
pembidangan akhlak juga vertikal dan horizontal. Ada akhlak manusia
kepada Tuhan, kepada sesama manusia, kepada diri sendiri dan kepada
alam hewan dan tumbuhan. Definisi akhlak adalah ; keadaan batin yang
menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara
spontan tanpa berfikir untung rugi. Kajian mendalam tentang akhlak dilakukan
oleh ilmu yang disebut ilmu tasauf.
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang.
Contoh akhlak kepada Allah:
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah
untuk mengabdi kepada-Nya sesuai perintah-Nya.
Berikir kepada Allah
Berdoa kepada Allah
Tawakal kepada Allah
Contoh Akhlak kepada manusia:
Akhlak kepada diri sendiri
2016
7
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o
Sabar
o
Syukur
o
Tawadhu
o
Dan lain-lain
Akhlak kepada orang tua
o
Berbakti kepada orang tua
o
Bertutur sopan
o
Menyantuni keduanya
o
Dan lain-lain
Contoh Akhlak kepada lingkungan
o
Memakmurkan, mengelola dan melestarikan alam
o
Tidak merusak alam
o
Dan lain-lain
3. Peradaban Islam
Sebagai agama, Islam dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai risalah akhir zaman
Secara garis besar, sejarah Islam dibagi ke dalam empat periode, yaitu:
1. Periode pra klasik (610-650M)
 Fase pembentukan agama (610-632M)
fase
ini
mencakup
kegiatan
pemantapan
akidah
dan
pemantapannya serta pengamalan ibadah di kalangan umat
Islam. Setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama
dan berikutnya, kemudian Nabi Muhammad memperkenalkan
Islam kepada masyarakat Mekkah
 Fase pembentukan negara (622-632M)
fase ini ditandai dengan terbentuknya negara madinah. Pada
fase ini Nabi Muhammad meletakkan dasar/pondasi yang
kokoh bagi bangunan politik, ekonomi dan sosial masyarakat
Islam.
 Fase pra ekspansi (632-650M)
Fase ini dapat dibagi ke dalam empat tahap, yaitu:
Tahap konsolidasi. Abu Bakar sebagai khalifah I harus
menghadapi suku-suku bangsa Arab yang tidak mau
kembali tunduk kepada Madinah
2016
8
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tahap pembuka jalan. Abu Bakar mulai mengirim
kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid
memimpin
tentara
ke
Irak
(daerah
kekuasaan
Byzantium) dan dapat menguasai Al Hirrah di tahun
634 SM
Tahap perata jalan. Dimana usaha-usaha yang telah
dirintis Abu Bakar untuk membuka jalan ekspansi,
dilanjutkan
oleh
Umar
bin
Khattab
(634-644M).
Kekuasaan Islam pada masa ini mencapai Mesir
Tahap jalan buntu. Yaitu pada masa Ustman bin Affan
(644-656M) sebagai khalifah ketiga dan Ali bin Abi
Thalib (656-661) sebagai khalifah keempat
2. Periode Klasik (650-1250M)
Fase ekspansi (650-1000M)
Yaitu masa integrasi dan puncak kemajuan. Pada zaman ini
daerah islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di
Barat, dan melalui Persia sampai ke India Timur
Fase disintegrasi (1000-1250M)
Ditandai pertentangan intern umat Islam di kalangan pemerintah,
baik di masa bani Umayyah maupun Abasiyah. Klimaknya ketika
Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun
1253 M
Pada fase klasik ini, terutama pada masa Bani Abasiyah, terjadi
kontak dengan peradaban Yunani yang ada di Mesir, Suriah, dan Irak
serta Persia membuat Ulama Islam mempelajari filsafat dan sains
Yunani dan timbullah peradaban Islam yang tiada taranya dari abad
ke 8M sampai 13M. Muncullah filosof Islam seperti Al Kindi, Al Farabi,
Ibn Sina, Ibn Miskawaih dan Ibn Rusyd, disamping ulama-ulama sains
seperti Al Farabi, Al Farghani dan Al Biruni dalam Astronomi; Al
Khawarizmi, Umar Al Khayyam dan Al Thusi dalam matematika; Al
Thabari, Al Razi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dalam ilmu kedokteran;
Jabi bin Hayyan dan Al Razi dalam ilmu kimia; Ibn Haytsam dalam
optika; Al Khawarizmi, Al Ya’qubi dan Al Mas’udi dalam geografi; Al
Jahiz, Ibn Miskawaih dan Ikhwan Al Shafa dalam ilmu hewan.
3. Periode pertengahan (1250-1800M)
2016
9
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fase kemunduran (1250-1500M)
Pada masa ini desentralisasi dan desintegrasi bertambah
meningkat. Dunia Islam pada zaman ini terbagi dua yaitu: bagian
Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan
Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat. Bagian Persia yang
terdiri atas semenanjung Balkan, Asia kecil, persia dan Asia
tengah, dengan Iran sebagai pusatnya
Fase tiga kerajaan besar (1500-1700M)
Yang ditandai dengan zaman kemajuan (1500-1700M), kemudian
zaman kemunduran (1700-1800). Tiga kerajaan besar itu adalah
kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Afrika dan kerajaan
Mughal di India
4. Periode modern (1800-dstnya)
Ciri-ciri umat Islam pada masa ini adalah kondisi yang berbalik dengan
fase klasik. Ketika Islam berada pada puncaknya, Barat dalam kegelapan.
Sekarang Umat Islam malah harus mengakui dominasi Barat
2016
10
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen
Agama, 1971
2. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2004
3. Harun Nasution, Islam Rasional, Jakarta: Mizan, 1995
4. Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press,
2002
5. M. Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996
6. Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina, 2000
2016
11
Pendidikan Agama
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download