Celah Pelanggaran Hukum bagi PNS dan

advertisement
CELAH PELANGGARAN HUKUM BAGI PNS DAN SOLUSINYA
(PERSPEKTIF KEPOLISIAN)
A.
PENDAHULUAN
1. Pengertian Pelanggaran Hukum
Sebelum memberikan pengertian mengenai “Pelanggaran Hukum” tentunya
kita harus tahu dulu apa yang disebut mengenai hukum, Istilah hukum berasal dari
Bahasa Arab : HUK'MUN yang artinya menetapkan. Arti hukum dalam bahasa Arab
ini mirip dengan pengertian hukum yang dikembangkan oleh kajian dalam teori
hukum, ilmu hukum dan sebagian studi-studi sosial mengenai hukum
Hukum sendiri menetapkan tingkah laku mana yang dibolehkan, dilarang atau
disuruh untuk dilakukan. Hukum juga dinilai sebagai norma yang mengkualifikasi
peristiwa atau kenyataan tertentu menjadi peristiwa atau kenyataan yang memiliki
akibat hukum.
Pengertian atau definisi hukum dari beberapa ahli berbeda-beda, Van Kan
memberikan pengertian sebagai berikut “Hukum ialah keseluruhan peraturan hidup
yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusai di dalam
masyarakat. Peraturan dalam menjalankan kehidupan diperlukan untuk melindungi
kepentingan dengan tertib”, Utrecht, memberikan pengerian bahwa “hukum adalah
himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat
yang bersangkutan. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah” dan masih banyak lagi pengertianpengertian hukum dari para ahli lain, namun dari berbagai definisi-definisi dan
pengertian-pengertian mengenai hukum dapat disimpulkan bahwa hukum terdiri dari
unsur-unsur sebagai berikut :
1).
Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku manusia;
2).
Peraturan diadakan oleh lembaga yang berwenang membuatnya;
3).
Peraturan bersifat memaksa;
4).
Peraturan mempunyai sanksi yang tegas.
Sehingga .....
*Disampaikan Oleh Kepala Bidang Hukum Polda Kalsel dalam Kegiatan
Orientasi Penyuluhan Hukum Tahun 2012 oleh Kantor Kementerian Agama
Provinsi Kal-Sel tanggal 14 – 16 Mei 2012
2
Sehingga, sebuah peraturan akan layak untuk disebut sebagai hukum apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1). Adanya perintah / larangan;
2). Perintah/larangan itu harus ditaati oleh setiap orang.
Ketidak-taatan terhadap hukum itulah yang disebut dengan “pelanggaran
hukum”.
2. Pengertian Pengawai Negeri Sipil
Pengertian Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU
43/1999).
Pola pikir PNS adalah salah satu pola pikir profesi, di samping misalnya
profesi politikus, pedagang, pengusaha, petani dsb. Karena perbedaan karakteristik
dengan profesi lainnya, maka pola pikir PNS juga berbeda. Salah satu ciri khas yang
membedakannya adalah tugas dan karakteristik pelayanan publik (public services).
3. Pengertian Perspektif Kepolisian
Perpekstif dalam hal ini diartikan sebagai sudut pandang atau pandangan
seseorang / lembaga / organisasi,
Perspektik Kepolisian adalah sudut pandang dari lembaga Kepolisian mengenai
suatu hal atau masalah tertentu, dalam kaitan ini adalah mengenai cara berpikir dan
penelahan mengenai pokok masalah yang terdapat dalam hal atau masalah itu.
B. Celah .....
3
B.
Pertanggungjawaban Pegawai Negeri Sipil di dalam Hukum
Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum, dengan
demikian Pegawai Negeri Sipil sebagai warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dengan warga negara lainnya.
Perbuatan seorang PNS dalam suatu lingkup tugasnya dapat dibedakan atas
tindakan perseorangan atau tindakan badan hukum (Institusi kepegawaiannya),
dalam lingkup tugasnya tersebut seorang Pegawai negeri Sipil tidak dibenarkan
untuk berbuat yang tidak wajar atau sewenang-wenang dan ini dipandang sebagai
tindakan perseorangan secara pribadi yang harus dipertanggungjawabkan secara
hukum :
a.
Pertanggungjawaban secara hukum disiplin;
b.
Pertanggungjawaban secara hukum Pidana;
c.
Pertanggungjawaban secara hukum Perdata.
Pertanggungjawaban secara hukum disiplin
Dalam lingkungan PNS, guna menjamin tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas pekerjaan telah dibuat suatu ketentuan tentang disiplin PNS
ketentuan tersebut didalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 dan
kemudian dirubah dengan ketentuan Peraturan pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai negeri Sipil, dan ketentuan pelaksanaannya ditetapkan
dalam surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara No.
23/SE/1980 tahun 1980 dan PERKA No. 21 tahun 2010 tentang ketentuan
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri .....
4
Negeri Sipil, ketentuan ini membahas tentang kewajiban yang harus dilakukan PNS,
dan larangan serta jenis-jenis hukuman.
Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian memberikan
pengaturan secara rinci mengenai Jenis, kedudukan, kewajiban dan hak seorang
Pegawai Negeri Sipil yang didalam ketentuan ini juga mengatur bahwa Pegawai
Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
tidak dengan hormat karena: dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih; (Pasal 23 ayat 4
huruf a UU No 43 tahun 1999).
Tingkat hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil terdiri dari hukuman disiplin
ringan, hukuman disiplin sedang, dan hukuman disiplin berat, tindakan hukuman
disiplin berat . penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan
dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Pertanggungjawaban secara hukum Pidana
Seorang Pegawai Negeri Sipil dapat dituntut pertanggungjawaban secara
pidana, apabila perbuatan Pegawai Negeri Sipil tersebut telah memenuhi unsurunsur pasal ketentuan hukum pidana.
Pegawai Negeri Sipil sangat rawan dalam melakukan Tindak Pidana yang
berkaitan dengan harta benda, dan karena tugas dan kewenangan yang dimilikinya
sering pula terjadi tindakan penyalah gunaan kewenangan yang berorientasi pada
tindakan korupsi. Sehingga tidak jarang karena ketidak tahuannya PNS dapat
dituntut pertanggungjawaban pidana telah melakukan tindak pidana korupsi.
Pertanggungjawaban .....
5
Pertanggungjawaban secara hukum Perdata
Pegawai Negeri Sipil dalam kehidupannya tidak ada batas yang jelas antara
kehidupan pribadi dan kehidupan dipekerjaan, apalagi tuntutan masyarakat akan
peranan Pegawai negeri Sipil pada semua masyarakat sangatlah besar dan tidak
mengenal waktu, dan apabila seorang PNS melakukan pelanggaran dan
menimbulkan kerugian bagi orang lain maka PNS tersebut dapat dituntut melalui
pertanggungjawaban perdata.
Pertanggungjawaban perdata tidak hanya atas perbuatan tersebut, akan
tetapi juga atas kekhilafan/sikap tidak hati-hati yang menyebabkan kerugian bagi
orang lain.
Disamping pertanggungjawaban sebagai pegawai pemerintah / pejabat sipil,
ada pula pertanggungjawaban pribadi yang dicantumkan dalam hukum perdata,
dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dinyatakan bahwa
perbuatan yang melanggar hukum dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain,
maka orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum itu wajib untuk mengganti
rugi.
Menurut hukum perdata melanggar hukum mengandung beberapa unsur,
yaitu
1. Unsur perbuatan;
2. Unsur Kesalahan;
3. Unsur Kerugian;
4. Unsur melawan hukum;
5. Unsur kualitas.
C. Celah .....
6
C.
Celah Pelanggaran Hukum bagi PNS dan Solusinya (perspektif
Kepolisian)
Berdasarkan data hasil penelitian terhadap kinerja PNS, terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja PNS meliputi :
a.
Substansi UU yang menimbulkan ketidakpastian hukum;
b.
Kurang responnya aparat penegak hukum;
c.
Kurangnya sarana-prasarana;
d.
Budaya masyarakat (Tedi Sudrajat, S.H., M.H.).
Pegawai Negeri Sipil sering melakukan pelanggaran dengan alasan yang
mendasari sebagai berikut :
a.
Pengaruh lingkungan kerja yang kurang kondusif. Adanya kecenderungan
pegawai untuk membiarkan terjadinya pelanggaran karena menganggap
bahwa hal tersebut merupakan perbuatan yang masih dapat ditolerir.
b.
Adanya pengaruh yang signifikan antara fungsi penegakan hukum dengan
perbuatan
pegawai
yang
melanggar
peraturan,
karena
terdapatnya
pengawasan yang kurang dan dapat diasumsikan bahwa:
1)
Kurang
responnya
aparat
terhadap
sanksi,
karena
kurangnya
pengawasan dari pihak yang terkait dan membiarkan pelanggaran
terjadi.
2)
Terdapatnya motivasi yang kurang dari PNS dikarenakan sistem yang
tidak mewajibkan setiap pegawai untuk bekerja mengejar keuntungan
bagi
instansi
sehingga
tidak
menuntut
mereka
untuk
saling
memberikan prestasi karena hasil yang diterima setiap bulannya relatif
tidak berubah. Hal ini berimbas pada kinerja yang hanya berorientasi
pada hasil bukanlah proses penyelenggaraan pemerintahan yang
menuntut adanya totalitas dalam penyelengaaran tugasnya.
Kantor .....
7
Pegawai Negeri Sipil dalam melakukan pekerjaannya dipengaruhi oleh 2
(dua) pola pikir yang saling bertolak belakang, yaitu :
a.
Pola pikir positif (pola pikir yang berkembang),
Pola pikir positif (pola pikir berkembang) PNS tercermin dalam berbagai
prestasi yang telah dicapai oleh para PNS selama ini sesuai bidang tugasnya
masing-masing, maupun dalam bentuk acuan norma dan aturan yang berlaku.
Norma dan aturan tersebut diarah oleh PNS dalam bentuk menjaga sikap dan
perilakunya.
b.
dan Pola pikir negatif (pola pikir tetap).
Pada diri PNS telah ditemukan dan teridentifikasi adanya Pola Pikir Negatif
(Pola Pikir Tetap) PNS yang tercermin dalam bentuk 24 (duapuluh empat)
hambatan atau permasalahan perilaku Budaya Kerja Aparatur Pemerintahan,
yaitu pola pikir Negatif :
Kantor Menpan tahun 2002 menemukan dan mengidentifikasi adanya Pola
Pikir Negatif (Pola Pikir Tetap) PNS yang tercermin dalam bentuk 24 hambatan atau
permasalahan perilaku budaya kerja aparatur pemerintahan, pola pikir Negatif
(Tetap) seorang PNS tersebut yaitu :
a.
Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
b.
Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam kebijakan publik yang
berdampak luas kepada masyarakat;
c.
Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
d.
Terjadi arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan;
e.
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum
seimbang;
f.
Dalam praktek di lapangan sulit dibedakan antara ikhlas dan tidak ikhlas, jujur
dan tidak jujur;
g.
Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai lain, dunia
usaha dan masyarakat;
h.
Gaji pegawai yang rendah/kecil dibandingkan dengan harga barang/jasa
lainnya;
i. Banyak .....
8
i.
Banyak aparatur yang integritas, loyalitas dan profesionalnya rendah;
j.
Belum adanya sistem merit yang jelas untuk mengukur kinerja pegawai dan
tindak lanjut hasil penilaiannya;
k.
Kreativitas karyawan kurang mendapat perhatian atasan;
l.
Kepekaan terhadap keluhan masyarakat dinilai masih rendah;
m.
Sikap yang berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa takut
berimprovisasi;
n.
Budaya suap bukan hal yang rahasia, sehingga dapat mempengaruhi sikap
dan tingkah laku pimpinan dalam bekerja;
o.
Ada kecenderungan para pemimpin tidak mau mengakui kesalahan di depan
bawahan;
p.
Masing-masing bekerja sesuai dengan uraian tugas yang ada dan belum
optimal untuk bekerjasa sama dengan unit lain;
q.
Sifat individualisme lebih menonjol dibandingkan kebersamaan;
r.
Tidak ada sanksi yang jelas dan tegas jika pegawai melanggar aturan;
s.
Budaya KKN yang menjiwai sebagian aparat;
t.
Tingkat kesejahteraan yang kurang memadai;
u.
Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek rasionalitas
sering dikesampingkan;
v.
Sistem seleksi (rekruitmen) yang masih kurang transparan;
x.
Tidak berani tegas, karena khawatir mendapat reaksi yang negatif;
y.
Banyak aparatur belum memahami makna keadilan dan keterbukaan.
Berangkat dari Pola pikir tetap / negatif PNS inilah peraturan-peraturan hukum yang
mengikat bagi seorang PNS tidak diindahkan / diabaikan atau sering terjadi
pelanggaran hukum.
Secara teoritis, fungsi pokok dari hukum adalah mengatur hubungan antara
manusia dengan manusia lainnya, dan antara individu dengan negara, agar segala
sesuatu berjalan dengan tertib sehingga kedamaian karena tegaknya kepastian
hukum dan keadilan dalam masyarakat yang menjadi tujuan dari hukum dapat
tercapai.
Penegakan .....
9
Penegakan hukum dilihat sebagai kegiatan untuk mewujudkan keinginankeinginan hukum menjadi kenyataan. Artinya sebagai usaha untuk mewujudkan
nilai-nilai dasar didalam hukum seperti keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan,
yang dalam praktek pelaksanaan di antara ketiga nilai dasar hukum tersebut
terdapat persaingan, suatu ketegangan satu sama lain.
Berbicara tentang celah pelanggaran hukum bagi PNS dapat dilihat dan
dianalisis melalui aspek 1). Pengawasan,
2). Besaran gaji, 3). Kewenangan /
kekuasaan, d) ketidak tahuan hukum dan e). Budaya hukum
Aspek Pengawasan
Aspek ini sangat terkait dengan kecenderungan yang telah disampaikan
terdahulu, yaitu bahwa ada kecenderungan manusia untuk bertindak mengikuti
kehendaknya sendiri, tanpa ingin diatur atau diarahkan oleh pihak diluar dirinya. Di
kalangan PNS telah sangat dikenal aspek yang terkait dengan Pengawasan Melekat.
Disiplin dapat ditegakkan dengan adanya peran pimpinan yang dengan baik melakukan
pengawasan ini, apalagi telah terdapat acuan tentang prinsip Pengawasan Melekat
tersebut, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 46
Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat
Dalam Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS,
disebutkan bahwa Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah: “kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan
dalam
peraturan
perundang-undangan
dan/atau
peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin”.
Sangat jelas dideskripsikan dalam PP tersebut bahwa tidak ada alasan bagi PNS
untuk tidak menjalankan Disiplin PNS dengan sepenuhnya, karena adanya ancaman
hukuman disiplin bagi pelanggarnya.
Kurangnya fungsi pengawasan memberikan peluang bagi Pegawai Negeri
Sipil untuk melakukan pelanggaran hukum, dalam Lingkungan kerja yang bersifat
toleren (Permisif), Adanya suatu pengaruh yang signifikan antara kondisi lingkungan
Kerja .....
10
kerja, dalam arti kecenderungan PNS untuk membiarkan terjadinya pelanggaran
karena menganggap bahwa hal tersebut merupakan perbuatan yang masih bisa
ditolerir sehingga berpengaruh sangat signifikan antara fungsi penerapan hukum
dan perbuatan pegawai yang melanggar peraturan hukum;
Besaran gaji
Sulit untuk mengatakan apakah Gaji PNS dinilai telah memadai dan layak
bagi standar kehidupan di Indonesia. Namun berdasarkan kenyataan bahwa
manakala dibuka peluang pendaftaran penerimaan PNS baru, calon pendaftar
cenderung sangat besar peminatnya, dapat diambil dugaan (paling tidak dugaan
sementara….!) bahwa menjadi PNS dinilai merupakan pilihan pekerjaan yang dapat
menjadi sandaran kehidupan kedepan
Tidak jarang alasan ini mendorong PNS untuk berbuat hal yang merugikan
orang lain, keuangan negara dan mengambil tindakan tidak wajar lainnya seperti
untuk memenuhi tuntutan hidup mencari pekerjaan dilingkungan lain sehingga
pekerjaan pokok sebagai PNS terbengkalaikan.
Kewenangan / kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikan rupa sehingga
tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari oang yang
mempunyai kekuasaan itu. Kekuasaan sosial terdapat dalam semua hubungan
sosial dan dalam semua organisasi sosial (Miriam Budiarjo, “Dasar-dasar Ilmu
Politik, 1995: 35).
Pelanggaran-pelanggaran hukum yang dilakukan oleh orang-orang terhormat
ini biasanya berupa pemanfaatan wewenang untuk kepentingan pribadi, biasanya
dalam usaha untuk mempertahankan jabatan atau memperoleh kekayaan. Terkait
dengan hal ini, sistem keuangan negara yang berlaku di negeri ini merupakan lahan
yang subur bagi praktik-praktik yang demikian. Selain itu, pemanfaatan sumber daya
Alam .....
11
alam yang menjadi mesin utama bagi negara dalam menghasilkan dana juga
membuka kesempatan terjadinya kejahatan oleh kerah puitih. White-collar crime
dalam bentuk kejahatan korporasi tercatat terjadi di bidang yang berhubungan
dengan perlindungan konsumen, pencemaran lingkungan, pembalakan hutan (Illegal
loging).
Huntington (1968) memberikan pengertian korupsi sebagai perilaku pejabat
publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan
perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum. Korupsi juga sering dimengerti sebagai penyalahgunaan kekuasaan dan
kepercayaan untuk keuntungan pribadi, Selain itu, korupsi juga dapat dikatakan
sebagai representasi dari rendahnya akuntabilitas birokrasi publik (Wahyudi
Kumorotomo)
Ketidak tahuan Tentang Hukum
Ketidak tahuan Substansi Hukum, merupakan penyebab yang paling besar
terjadinya pelanggaran hukum, ketidak tahuanselalu membawa sikap sembrono
yang mencelakakan. Itulah ungkapan yang pas untuk orang yang tidak tahu akan
Hukum yang berlaku.
Budaya Hukum
Membicarakan mengenai budaya hukum tentu tidak dapat menghindarkan diri
dari pembicaraan tentang sistem hukum secara keseluruhan, karena budaya hukum
merupakan unsur dari sistem hukum itu pula.
Dalam konteks pembicaraan tentang celah pelanggaran hukum bagi Pegawai
Negeri Sipil, Budaya hukum dapat diberikan batasan yang sama dengan kesadaran
hukum, keterkaitan antara sistem hukum dan budaya hukum karena ada interaksi
yang terjalin yaitu diantara penegakan hukumnya, pranata hukumnya, dan budaya
kerja yang sudah terbangun. Dalam hal ini faktor budaya kerja PNS perlu mendapat
perhatian khusus dalam sistem kepegawaian.
Mengenai .....
12
Mengenai budaya kerja yang sering dilakukan oleh PNS adalah antara lain :
a.
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas ;
b.
Terlambat masuk kantor tanpa alasan yang jelas ;
c.
Pulang kantor lebih awal tanpa alasan yang jelas ;
d.
Pada Saat di kantor sering melakukan pekerjaan diluar pekerjaan kantor;
e.
Menyalah gunakan wewenang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa adanya celah
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PNS dikarenakan aspek budaya hukum,
sangat mempengaruhi perbuatan pelanggaran hukum seseorang PNS, sehingga
perlu perubahan pada paradigma yang dibangun dalam hukum kepegawaian sesuai
konteks yang kekinian.
a.
Lingkungan kerja yang bersifat toleren (Permisif), Adanya suatu pengaruh
yang signifikan antara kondisi lingkungan kerja, dalam arti kecenderungan
PNS untuk membiarkan terjadinya pelanggaran karena menganggap bahwa
hal tersebut merupakan perbuatan yang masih bisa ditolerir ;
b.
Adanya pengaruh yang signifikan antara fungsi penerapan hukum dan
perbuatan
pegawai yang melanggar peraturan hukum, karena kurangnya
pengawasan sehingga dapat diasumsikan, bahwa :
1).
Kurang responnya aparat terhadap sanksi, lemahnya sistem controling
dan evaluating dari pihak yang terkait sehingga sering terjadi
pembiaran terhadap pelanggaran yang terjadi;
2).
Terdapatnya motivasi yang kurang dari PNS karena sistem yang tidak
mewajibkan setiap PNS untuk bekerja mengambil keuntungan
institusinya, karenanya hasil yang diterimanya untuk setiap bulan tidak
mengalami perubahan.
C. Solusi .....
13
C.
Solusi Yang Harus Dilakukan
Pentingnya pemahaman
seorang
PNS tentang
hakekat profesi yang diemban
PNS harus mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dengan menaati
semua peraturan kepegawaian sehingga diharapkan tidak menimbulkan masalah di
kemudian hari “Para PNS harus dapat memelihara profesinya dengan baik tanpa
diciderai dengan perbuatan yang tidak terpuji. Misalnya terlibat tindak kejahatan fisik,
kriminalitas, penipuan, penggunaan maupun peredaran Narkoba, atau berpikir ke
lain yang menyimpang dari ketentuan yang ada, misalnya terlibat praktik KKN
(korupsi, kolusi dan nepotisme),”
pentingnya
kewaspadaan
diri
dalam
melaksanakan
tugas.
Sebab,
permasalahan tindak pidana atau pelanggaran hukum bisa terjadi pada siapa saja,
termasuk kalangan PNS, baik disengaja atau tidak, dan atau karena kelalaiannya
bisa merugikan orang lain, masyarakat dan negara.
Melihat dari celah-celah pelanggaran hukum tersebut
Untuk penegakkan hukum dikalangan Pegawai negeri Sipil diperlukan sistem
hukum yang baik dengan cara merubah paradigma dalam hukum kepegawaian yang
bukan hanya berorientasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Hal ini akan
berkaitan dengan prinsif meritokrasi dimana inti dari prinsif ini adalah jenis
penguatannya (reinforcement) melalui reward dan punishment. Prinsif tersebut akan
mengarah pada penegakan hukuman disiplin yang natural dan berimbang, yang
didalamnya akan terkandung aspek kompetensi dan aspek peningkatan kualitas
SDM aparatur yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya
Untuk solusi yang dapat dilakukan berkaitan dengan celah-celah pelanggaran
hukum yang dilakukan PNS tersebut tidak terjadi lagi maka dapat ditempuh melalui
tindakan
a.
Pre emtif
Melalui Sosialisasi / penyuluhan hukum, seminar dan pengkajian-pengkajian
hukum.
b. Preventif .....
14
b.
Preventif
Tindakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara melekat dan
berkala oleh pihak Atasan secara langsung dan dari rekan kerja, juga dapat
dilakukan melalui kerjasama dengan instansi terkait seperti BPKP, Polri dan
lain-lain
c.
Refresif
Tindakan hukum melalui penegakan hukum agar dapat memberikan efek jera
dan ketakutan bagi PNS lain untuk melakukan pelanggaran.
Dalam tindakan Pre’ emtif dan Preventif merupakan tindakan pencegahan,
peranan yang paling besar adalah lingkungan kerja dan Pimpinan tempat mereka
bekerja untuk melakukan pengawasan secara melekat sebagaimana Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 46 Tahun 2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengawasan Melekat.
Mengenai ketidak tahuan akan hukum seyogyanya dilakukan sosialisasi hukum
dan penyuluhan hukum terhadap penerapan-penerapan hukum bagi PNS termasuk
hukum-hukum yang bersifat umum, dengan dapat melibatkan pihak-pihak terkait seperti
Penegak Hukum, Akademisi Hukum, dan lain-lain.
Pihak Kepolisian sebagai ujung tombak penegakan hukum dapat melakukan
strategi pemberantasan pelanggaran hukum yang bersifat tindak pidana saja yang
dapat dilakukan secara sistemik dan konsisten melalui pendekatan integral antara
upaya represif dan upaya preventif. Upaya represif atau sering disebut upaya penal,
dilakukan dengan menerapkan hukum pidana guna menimbulkan efek jera bagi
pelaku dan menimbulkan daya cegah bagi masyarakat agar menghindari segala
bentuk tindak pidana Sedangkan upaya pre’emtif dilakukan melalui sarana di luar
hukum pidana (non-penal). Yaitu melalui pemberian pemahaman mengenai hukum
baik melalui penyuluhan / sosialisasi maupun seminar-seminar hukum.
Khususnya .....
15
Khusus untuk penyelesaian masalah korupsi Bila melihat perkembangan
kondisi tindak pidana korupsi yang tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi
juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, telah
menjadikan Indonesia mendapat perhatian internasional. Tentu saja Pemerintah
Indonesia menyadari bahwa perhatian internasional terhadap permasalahan ini
adalah sangat penting karena dapat mempengaruhi kepercayaan luar negeri
terhadap stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu upaya-upaya
untuk memberantas tindak pidana korupsi menjadi perhatian utama bagi pemerintah,
diantaranya dengan melakukan perubahan secara terus menerus terhadap
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pemberantasan korupsi.
Hal ini dapat dilihat dari amandemen Undang-Undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi yang meratifikasi United Nations Against Corruption 2003 dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas tentunya perlu diperhatikan pula
mengenai pemahaman PNS mengenai peraturan-peraturan yang mengatur
mengenai keuangan yang juga sering berubah, hal ini perlu selalu diperhatikan dan
disampaikan dari PNS tingkat atas sampai bawah.
Disampaikan oleh Kepala Bidang Hukum Polda Kalsel
Download