metode pengolahan data penelitian

advertisement
PENGOLAHAN DATA PEMERINTAHAN
Oleh: Ir. Herson, Dipl.I.S.,M.Sc
Suplemen untuk Pertemuan dengan Kepala Bagian Administrasi Pembangunan
Se - Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Tahun 2012.
LATAR BELAKANG
Menurut Ryaas Rasyid (Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara pada Kabinet Persatuan Nasional), tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah
menjaga ketertiban dalam kehidupan masyarakat sehingga setiap warga dapat menjalani
kehidupan secara tenang, tenteram dan damai. Pemerintahan modern pada hakekatnya
adalah pelayanan kepada masyarakat, pemerintahan tidak diadakan untuk melayani dirinya
sendiri. Pemerintah dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dan
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap orang dapat mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama (dalam Haryanto dkk,
1997 : 73).
Secara umum fungsi pemerintahan mencakup tiga fungsi pokok yaitu
PENGATURAN, PELAYANAN dan PEMBERDAYAAN yang seharusnya dijalankan oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (H. Nurul Aini dalam
Haryanto dkk, 1997 : 36-37).
1. Fungsi PENGATURAN.
Fungsi ini dilaksanakan pemerintah dengan membuat peraturan perundangundangan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pemerintah adalah
pihak yang mampu menerapkan peraturan agar kehidupan dapat berjalan secara baik
dan dinamis. Seperti halnya fungsi pemerintah pusat, pemerintah daerah juga
mempunyai fungsi pengaturan terhadap masyarakat yang ada di daerahnya.
Perbedaannya, yang diatur oleh Pemerintah Daerah lebih khusus, yaitu urusan yang
telah diserahkan kepada Daerah. Untuk mengatur urusan tersebut diperlukan Peraturan
Daerah yang dibuat bersama antara DPRD dengan eksekutif.
2. Fungsi PELAYANAN.
Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah terletak pada kewenangan masing-masing. Kewenangan pemerintah
pusat mencakup urusan Pertahanan Keamanan, Agama, Hubungan luar negeri, Moneter
dan Peradilan. Secara umum pelayanan pemerintah mencakup pelayanan publik (Public
service) dan pelayanan sipil (Civil service) yang menghargai kesetaraan.
3. Fungsi PEMBERDAYAAN.
Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi ini
menuntut pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan kewenangan yang cukup dalam
pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan yang
didesentralisasikan. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peranserta
1
masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah, diarahkan untuk meningkatkan
aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang dapat menunjang pendanaan
Pemerintah Daerah. Dalam fungsi ini pemerintah harus memberikan ruang yang cukup
bagi aktifitas mandiri masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi masyarakat di
Daerah dapat ditingkatkan. Lebih-lebih apabila kepentingan masyarakat diperhatikan,
baik dalam peraturan maupun dalam tindakan nyata pemerintah.
MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk menjalankan fungsi pemerintahan tersebut dilakukan melalui penggunaan
Ilmu Manajemen yaitu Administrasi. Untuk melakukan Administrasi itu, aparatur
pemerintah memerlukan informasi.
Data yang diolah menghasilkan informasi. Informasi dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah secara sistematis dengan metode tertentu, yakni metode untuk
menemukan kebenaran. Maka pengolahan data menjadi salah satu bagian terpenting dalam
menyelenggarakan fungsi pemerintahan.
Untuk menjawab suatu masalah ( yang biasa dalam dokumen pemerintahan disebut
Perihal / Pokok Surat), diperlukan langkah-langkah (baik dalam pikiran, maupun secara
tertulis) yaitu: penyusunan latar belakang permasalahan dan tujuan pemecahannya,
penyusunan kerangka teoritis dan konsepsional, perumusan hipotesa (bila diperlukan),
pengumpulan data, selanjutnya melaksanakan pengolahan data yang kemudian secara
bersamaan maupun berkesinambungan melakukan analisa data, dan pada akhirnya
menyusun sebuah laporan kepada Pimpinan.
Dalam menyusun laporan kepada Pimpinan, pada akhirnya membuat kesimpulan
yang merupakan jawaban masalah dan menyusun saran atau rekomendasi berdasarkan
pada hasil pengolahan data yang dihimpun dari berbagai sumber data.
METODE PENGOLAHAN DATA
Dari berbagai metode pngeolahan data yang cukup banyak referensinya, berkenaan
dengan “Metode pengolahan data”, dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya terpengaruh
oleh dua perspektif: aliran positivisme dan aliran fenomenologi. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada dasarnya pengolahan data, dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Berikut ini secara ringkas perbedaaan dari dua aliran perspektif tersebut:
Aliran
Perspektif
Substansi
Perihal / Pokok
Surat
Positivisme
Meneliti fakta atau sebabsebab terjadinya gejala-gejala
sosial tertentu.
Fenomenologi
Memahami perilaku manusia
dari sudut pandangan orang
ybs itu sendiri yang menjadi
sasaran
2
Cara
pengumpulan
data
Melalui daftar pertanyaan
yang berstruktur dan alat-alat
pengumpulan data lainnya
Pendekatan
Pengolahan data
Pengolahan data kuantitatif
(memungkinkan melakukan
korelasi antara gejala-gejala
dengan data statistik)
Terutama mempergunakan
pengamatan terlibat, pedoman
pertanyaan, dan mungkin
meneliti dokumen pribadi
Pengolahan data kualitatif,
bertujuan untuk mengerti atau
memahami gejala yang
ditelitinya
Pendekatan pengolahan data kuantitatif, pada dasarnya berarti penyorotan terhadap
masalah serta usaha pemecahannya, yang dilakukan dengan upaya-upaya yang banyak
didasarkan pada pengukuran. Dalam hal ini memecahkan obyek penelitian (misal dalam hal
dokumen surat, adalah pokok surat / perihal surat) ke dalam unsur-unsur tertentu yang
dapat dikuantifikasi sedemikian rupa. Kemudian ditarik suatu generalisasi (keterkaitannya)
yang seluas mungkin ruang lingkupnya.
Pendekatan kuantitatif ini memulai pekerjaan dengan membuat berbagai tabulasi,
yakni yang paling sederhana adalah tabulasi sederhana, tabulasi frekuensi sampai dengan
tabulasi silang yang berisi hubungan dari variabel yang banyak (multi-variable). Penerapan
pendekatan kuantitatif ini, mempunyai fungsi yang sekaligus membatasi keuntungan yang
dapat diperoleh dari penggunaan metode tersebut, antara lain:
1. Secara efisien menghimpun, mengolah dan menganalisa data penelitian terutama
didalam penerapan perencanaan penelitian survey.
2. Dengan mengadakan kuantifikasi, secara relatif lebih mudah untuk mengadakan
studi perbandingan dan menarik generalisasi.
3. Lebih mudah menerapkan metode induksi, terhadap hasil-hasil penelitian.
4. Metode kuantitatif lebih tetap diterapkan untuk menguji hipotesa, terutama di dalam
penelitian-penelitian yang bersifat eksplanatoris.
Pendekatan kualitatif, merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan deskriptif
analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis
atau lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang
utuh.
Pengolahan data, dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
a. Kepentingan atau interest pimpinan yang tercantum dalam perumusan tujuan dan
permasalahan yang menjadi ruang lingkup tugasnya
b. Tujuan organisasi yang ingin dicapai
c. Kemampuan personil termasuk di dalamnya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya
menghimpun data.
Dalam memecahkan masalah, maka pengolahan data pada hakekatnya berarti
kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis.
Sistematisasi berarti, membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan aspek hukum tertulis /
normatif tersebut, untuk memudahkan pekerjaan analisa dan konstruksi.
3
Pengolahan, analisa dan konstruksi data penelitian hukum normatif:
1. Menarik asas-asas hukum
2. Menelaah sistematika peraturan perundang-undangan
3. Penelitian terhadap taraf sinkhronisasi dari peraturan perundang-undangan.
4. Perbandingan hukum / norma-norma
5. Sejarah hukum / norma - norma
Penyusunan informasi dengan tujuan untuk menarik asas-asas hukum, dapat
dilakukan terhadap hukum positif tertulis / normatif dan tidak tertulis. Permasalahan yang
muncul berkisar pada dari manakah asas-asas hukum tersebut berasal, atau hal-hal apa yang
mempengaruhi adanya asas-asas hukum tersebut.
Sebagai contoh dalam hukum pidana, dikenal suatu asas secara eksplisit, yakni asas
tanpa kesalahan, tidak ada hukum atau tidak ada pertanggungan jawab pidana, tanpa
kesalahan. Masuk dalam kategori ini adalah telaahan asas-asas hukum di dalam UndangUndang No.1 tahun 1974, mempergunakan metode dogmatik hukum, yang didasarkan pada
hukum logika, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih pasal-pasal yang berisikan kaedah hukum yang mengatur masalah tertentu
sesuai dengan subyek penelitian.
b. Membuat sistematik dari pasal-pasal tersebut, yang menghasilkan klasifikasi-klasifikasi
tertentu.
c. Menganalisas pasal-pasal, dengan mempergunakan asas-asas hukum yang ada.
d. Menyusun konstruksi, dengan ketentuan:
1) Mencakup semua bahan yang diteliti
2) Konsisten
3) Memenuhi syarat-syarat estetis
4) Sederhana di dalam merumuskan.
Untuk pengolahan data menelaah sistematika peraturan perundang-undangan, yang
dilakukan adalah mengumpulkan peraturan di bidang tertentu, atau beberapa bidang yang
saling berkaitan yang menjadi pusat perhatian penelitian. Selanjutnya diadakan analisa
dengan mempergunakan, pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum, yang mencakup:
a. Subyek hukum, b. Hak dan kewajiban, c. Peristiwa hukum, d. Hubungan hukum, dan e.
Obyek hukum.
Pengolahan data taraf sinkhronisasi dari peraturan perundang-undangan, dapat
dilakukan dengan dua titik tolak taraf sinkronisasi vertikal (berdasarkan hierarki) dan
horisontal (peraturan setara yang mempunyai hubungan fungsional), adalah konsisten. Asas
dari perundangan yang dapat dipergunakan adalah:
a. Undang-undang tidak berlaku surut
b. Undang-undang yang dibuat oleh Penguasa yang lebih tinggi, mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi
c. Undang-undang yang bersifat khusus mengenyampingkan undang-undang bersifat
umum, jika pembuatnya sama
4
d. Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-undang yang berlaku
terdahulu
e. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat
f. Undang-undang sebagai sarana untuk semakimal mungkin dapat mencapai
kesejahteraan spirituil dan materil bagi masyarakat
g. Dan lain sebagainya
Sebagai contoh dari pengolahan informasi perbandingan hukum, dilakukan oleh van
Vollenhoven di dalam mengisi apa yang disebut dengan lingkungan hukum, yang
merupakan daerah hukum adat. Setiap daerah hukum adat dianalisa untuk kemudian
diidentifikasi ciri-ciri khas, kemudian mengklasifikasikan daerah-daerah hukum adat.
Metode ini menghasilkan 19 lingkungan hukum adat. Disini metode pengolahan data
perbandingan hukum terutama dipergunakan dengan tujuan untuk mendapatkan abstraksi
atau generalisasi. Kegunaan dari penerapan perbanding hukum antara lain akan
memberikan pengetahuan persamaan dan perbedaan antara pelbagai bidang tata hukum
dan pengerti dasar sistem hukum, sehingga memudahkan dilakukannya unifikasi, kepastian
hukum maupun penyederhanaan hukum.
Metode pengolahan penelitian sejarah hukum, menelaah hubungan antara hukum
dengan gejala sosial lainnya, dari sudut sejarah. Peneliti dapat menjelaskan perkembangan
dari bidang hukum yang diteliti. Kegunaan dari penggunaan metode ini adalah
mengungkapkan fakta hukum masa lampau dan hubungannnya fakta hukum pada masa
kini. Hukum masa kini, merupakan hasil perkembangan dari salah satu aspek kehidupan
manusia pda masa lampau, dan hukum masa kini merupakan dasar bagi hukum pada masa
mendatang. Pada sejarah hukum yang penting adalah gejala-gejala hukum yang unik dalam
proses khronologis, serta sebab-musabab terjadinya gejala-gejala tersebut.
Pengolahan, analisa dan konstruksi data sosiologis atau empiris:
1. Pencatatan hasil pengumpulan data secara kuantitatif
2. Analisa dan konstruksi data secara kuantitatif (nilai rata-rata, nilai tengah, nilai
terbesar, korelasi, dan lain sebagainya)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan data adalah:
a. Variabel
b. Skala pengukuran (Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval, Skala Ratio)
c. Tipe skala (Skala Likert, Skala Guttman, Semantic Differensial, Rating Scale)
d. Instrumen penelitian
e. Validitas dan Reliabilitas instrumen.
Tahap-tahap pengolahan data, pada umumnya adalah:
•
Pemeriksaan/Validitas data lapangan
•
Pengkodean
5
•
Pemasukan data (entry data)
•
Pengolahan Data
•
Hasil Pengolahan Data  analisis data
MENGUJI KUALITAS INFORMASI
Pengolahan data menghasilkan informasi. Pertanyaan kita adalah: Bagaimana menilai
kualitas informasi tersebut, sehingga secara umum / universal dapat disebut sebagai
informasi yang bermutu.
Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam proses pengambilan
keputusan apabila informasi tersebut mempunyai minimal 3 (tiga) kualitas / nilai. Ketiga
kriteria kualitas informasi adalah :
1. AKURAT, yang berarti informasi harus tidak biasa atau tidak menyesatkan dan bebas
dari kesalahan.
2. TEPAT WAKTU, yang berarti informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh
terlambat. Misalnya nilai informasi saat ini adalah karena harus cepatnya informasi
tersebut didapatkan, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan,
mengolah dan mengirimkannya.
3. RELEVAN, yang berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang
menerimanya.
Untuk mendapatkan Informasi yang mendekati sempurna harus memenuhi syaratsyarat tentang informasi yang baik sebagai berikut:
1. KETERSEDIAAN (availability), informasi tersebut harus dapat diperoleh bagi orang
yang hendak memanfaatkannya.
2. MUDAH DIPAKAI (comprehensibility), informasi tersebut harus dapat dipakai oleh
pembuat keputusan.
3. RELEVAN, dalam konteks organisasi informasi yang diperlukan adalah yang relevan
dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.
4. BERMANFAAT, konsekuensi dari syarat relevan adalah bahwa informasi tersebut harus
bermanfaat.
5. TEPAT WAKTU, informasi harus ada pada situasi yang diperlukan atau tepat waktu.
6. KEANDALAN (reliability), informasi harus didapat dari sumber yang dapat diandalkan
kebenarannya.
7. AKURAT, syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan dan
kekeliruan.
8. KONSISTEN, informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajiannya
karena konsisten merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.
Suatu informasi yang tidak berkualitas atau tidak bernilai dapat disebabkan oleh
beberapa hal berikut ini :
6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Metode pengukuran dan pengumpulan data yang salah
Tidak mengikuti prosedur pengolahan data yang benar
Data hilang atau tidak terolah
Kesalahan mencatat atau mengkoreksi data
File historis / induk yang salah (atau keliru memilih file historis)
Kesalahan dalam prosedur pengolahan (missal kesalahan program komputer)
Kesalahan yang disengaja
Kesulitan menghadapi kesalahan informasi dapat diatasi dengan :
a. Pengendalian intern untuk mengetahui kesalahan
b. Audit intern dan ekstern
c. Menambahkan batas-batas kepercayaan pada data (menilai acuan syarat-syarat informasi
di atas).
d. Instruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar pemakai dapat
menilai kesalahan yang mungkin terjadi.
PENUTUP
Syarat adanya negara adalah Memiliki Wilayah, Memiliki Rakyat, Adanya Pemerintahan
Yang Berdaulat, dan untuk syahnya diperlukan pengakuan internasional.
Pengertian pemerintahan yang berdaulat itu adalah adanya susunan penyelenggara negara
seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya. Maka
dalam hal ini, pegawai (PNS) menjadi bagian mendasar adanya suatu negara. Tanpa PNS
maka banyak hal buruk pasti terjadi di suatu negara, misalnya, bila tak ada PNS yang
melakukan pencatatan kelahiran (akta kelahiran), maka semua anak yang lahir di negara itu
adalah anak haram. Kemudian bila ingin membangun jalan dari nol, tidak akan ada swasta
yang mampu melakukannya, dan lain-lain contohnya. PNS negara menyelenggarakan
fungsi-fungsi sebagaimana diuraikan di awal tulisan ini, sehingga negara dapat berjalan
normal.
Untuk menyelenggarakan tugas bernegara tersebut, maka PNS memerlukan data dan
informasi. Dokumen-dokumen hukum syah (legal compliance) yang diterbitkan oleh negara
melalui tangan-tangan PNS, disusun berdasarkan data dan informasi dari berbagai sumber
yang sesuai untuk kebutuhan tersebut.
Dalam mendapatkan informasi yang baik / sesuai tersebut, PNS memerlukan langkah
pengolahan data. Oleh karena itu, langkah pengolahan data ini menjadi bagian esensial bagi
mencapai kualitas informasi yang sesuai kriteria tersebut di atas, sehingga hal ini amat
penting selalu ditingkatkan penguasaannya oleh aparatur pemerintahan.
-----------------------
7
PUSTAKA
1. MCN Blog http://muslimpoliticians.blogspot.com/2011/12/peran-dan-fungsi-pemerintahan.html
2. Daly Erni, S.H., M.Si, LL.M. Metode Pengolahan Data Penelitian. Disampaikan dalam
rangka Peningkatan Kualitas SDM Peneliti, PUSLITBANG Kejaksaan Agung, Kamis, 7 Oktober
2004.
3. Nasir, Mohammad. Metode Penelitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
4. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1987.
5. Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), 1986
6. Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metoda Teknik. Bandung:
Tarsito, 1980.
7. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta, 1994
8. http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2069541-kriteriakualitas-informasi/#ixzz1u9YaJZac
9. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2190843-syarat-syarat-informasi-yangbaik/#ixzz1u9a2hAHf
10. http://organisasi.org/unsur-negara-sebagai-syarat-berdirinya-suatu-negara-rakyat-wilayahpemerintahan-pengakuan
8
Download