Stance Triwandono Mambu

advertisement
i2. 1
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
1
Salam sejahtera,
Kami berharap pertemuan kita pada WAO edisi 11 Mei 2007 akan lebih mempererat
lagi tali persaudaraan kita sesama umat Masehi Advent Hari Ketujuh dan doa kami
agar anda senantiasa di dalam lindungan-Nya saja.
Begitu indah rancangan Tuhan untuk kita umat manusia. Namun di dalam mengikuti
rencana Tuhan ini, banyak tantangan dan halangan yang harus kita hadapi.
Renungan yang dibawakan oleh Ibu Stance Triwandono Mambu lebih lanjut
dikatakan bahwa tantangan dan rintangan sering terlalu besar dan kuat untuk
dihadapi, sehingga menggoda kita untuk pasrah dan menyerah pada keadaan.
Bahkan lebih dari itu, umat manusia lebih mudah mengorbankan materi asalkan
faktor-faktor seperti ego, gengsi, prestise dan harga diri tidak diganggu. Demikian
editorial minggu ini.
Artikel-artikel bersambung lainnya dapat anda ikuti terus pada edisi ini. Kegiatan
gereja dari luar dan dalam negeri melengkapinya dengan berita menarik di antaranya
dari Jemaat DISDAC dan berita Kunjungan Rektor Unklab ke Direktorat Pendidikan
Tinggi R.I. dan sekaligus ke Jemaat Kemang Pratama.
Nantikan selalu WAO dan beritahukan kepada sahabat atau keluarga anda untuk
berlangganan WAO secara rutin dengan mengunjungi website kami di
http://www.wartaadvent.org atau dapat mengirimkan permohonan anda ke alamat
redaksi. Masukan dapat dikirimkan kepada redaksi WAO dengan alamat
[email protected]
atau
kunjungi
website
kami
di
http://www.wartaadvent.org
dan mengisi buku tamu yang tersedia. Edisi-edisi
sebelumnya (pertama hingga terakhir) dapat juga di-download dari situs kami
tersebut dan tersedia dalam dua format file yaitu MS_Word dan Adobe_PDF. Di
website ini pun dapat di-download file perhitungan waktu matahari terbenam dalam
format Excel. Juga Artikel Musik, Artikel Kesehatan (CELEBRATIONS) dan
pelajaran Sekolah Sabat dengan bahasa yang mudah dimengerti dalam format
MS_Word.
GAMBAR SAMPUL
1 Ilustrasi: Bersama Tuhan
jangan ragu untuk melangkah
maju.
RENUNGAN
4 Maju Terus Dalam Rencana
Allah
EDITORIAL
6 Memilih Damai atau Cari
Menang
DARI REDAKSI
2 Pengantar Edisi 11 Mei 2007
KOLOM TETAP
7 Jadwal Buka/Tutup Sabat
(Sunset)
KOLOM PEMBACA
3 Edisi minggu lalu
ARTIKEL ROHANI
14 Sebuah Tinjauan Konsep
Bila Anda mempunyai pertanyaan atas tulisan/artikel WAO, baik pada edisi ini
maupun edisi-edisi sebelumnya, silahkan kirimkan pertanyaan Anda kepada redaksi
melalui email ke [email protected]
Mudah–mudahan edisi WAO minggu ini membawa berkat bagi kita semua. Amin
-Tim Redaksi WAO
Manajemen Melalui Pendekatan
Alkitabiah – BAB 10 Bag-3
Manajemen Yang Melayani
Dalam Abad ke XXI
8 Doa-doa Yang Membeku
16 Bab-4 Bag-IV – Berhala Modern
“Berhala Menghias Diri & Mode”
PENDALAMAN ALKITAB
11 Perkataan Roh Nubuat –
-
PENTING!
Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau
tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita.
Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita.
Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan
mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya.
Foto/gambar yang masuk menjadi hak WAO.
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
Kelompok 144.000-Umat
Tebusan Manusia. Melalui Rasul
Yohanes
BERITA ADVENT SEJAGAT
18 Acara Syukuran dan Dedikasi
DISDAC
19 Kunjungan Rektor & Purek II
Unklab Ke GMAHK Kemang
Pratama
2
:: Media Penyejuk & Penjernih ::
Edisi Minggu Lalu
Penasehat
Pdt. Berlin Samosir
Penanggung Jawab
Philip C. Wattimena
Pemimpin Redaksi
Bonar Panjaitan
Dewan Redaksi
Pdt. Berlin Samosir
Philip C. Wattimena
Bonar Panjaitan
Wilhon Silitonga
Jeffrey E.R. Kiroyan
Frederik J. Wantah
Dr. Richard A. Sabuin
Samuel Pandiangan
Dr. Samuel Simorangkir
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Pdt. Sweneys Tandidio
Willy Wuisan
Dr. Eddy Lukas
Wayne Rumambi
Tata Letak:
Janette Sepang
Samuel Pandiangan
Wilhon Silitonga
Webmasters:
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Lucky Mangkey
Nielson Assa
Tapson Manik
Kontributor Khusus:
Dr. Albert Hutapea
Dr. Ronny Kountur
Dr. Jonathan Kuntaraf
Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja
Max W. Langi
Dr. Herbert A. Legoh
Hans Mandalas
Joice Manurung
Edy Nurhan
Pieter Ramschie
Dr. Rudolf Sagala
Dr. H.S.P. Silitonga
Andrey Sitanggang
Dirjon Sitohang
Dr. E.H. Tambunan
Joppy Wauran
Ralat/Koreksi: Edisi 4 Mei 2007
Penulis Renungan
WAO edisi 4 Mei
2007 adalah Pdt.
Jantje Ch.Rumambi.
Edisi lalu keterangan
penulis berdomisili di
New Jersey, yang
seharusnya adalah beliau hingga
saat ini melayani sebagai Gembala
Jemaat/Pendeta GMAHK Tumou
Tou, Konferens DKI. Redaksi
menyampaikan permohonan maaf
atas kesalahan dalam penulisan
domisili tersebut. Tuhan
memberkati. Terima kasih.
-Redaksi
Kirim berita ke:
[email protected]
Website:
www.wartaadvent.org
Berlangganan:
[email protected]
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
3
R E N U N G A N
“Maju Terus Dalam Rencana Allah”
Oleh Stance Triwandono Mambu
“
Pada setiap bulan
April
kita
menyaksikan
berbagai kegiatan di
Indonesia dilakukan untuk
mengenang
pahlawan
perempuan Indonesia, R.
A. Kartini.
Saya tidak
pernah
lupa
slogan
pahlawan-pahlawan kita di
masa lalu “Maju Terus
Pantang
Mundur,”
”Habis Gelap Terbitlah
Terang,”
”Berjuang
sampai
Tetes
Darah
Terakhir,” dll.
Dengan
berslogan
ini,
para
pahlawan
kita
telah
termotivasi dan berhasil
memerdekakan negeri kita
menjadi negara Indonesia
yang
merdeka
dan
berdaulat.
“Maju Terus Pantang Mundur,” ”Habis
Gelap Terbitlah Terang,” ”Berjuang
sampai Tetes Darah Terakhir,”
Sebagai seorang wanita,
tentu banyak tantangan
yang harus saya hadapi
dan atasi. Slogan-slogan
pembangkit
semangat
seperti ini telah mendorong
saya untuk memiliki tekad baja, bergumul meniti karir dan
menjalani hidup dalam dunia yang fana ini dengan tegar.
Namun dalam tulisan ini bukanlah perjuangan meniti karir,
pendidikan atau kebahagiaan duniawi yang ingin saya
sampaikan, namun yang lebih penting lagi adalah usaha dan
perjuangan kita untuk maju bersama Tuhan demi hari depan
yang penuh harapan.
Alkitab menyatakan bahwa Tuhan telah rencanakan bagi
setiap umat yang bertaqwa kepada-Nya, “hari depan yang
penuh harapan” (Yeremia 29:11). Ia akan menuntun setiap
umat-Nya untuk menemukan kebahagiaan di dunia ini,
bahkan sampai di dunia yang baru. Begitu indah rancangan
Tuhan untuk anda dan saya. Namun di dalam mengikuti
rencana Tuhan ini, banyak tantangan dan halangan yang
harus kita hadapi. Tantangan dan rintangan ini sering terlalu
besar dan kuat untuk dihadapi, sehingga menggoda kita
untuk pasrah dan menyerah pada keadaan. Tapi kita harus
maju terus dalam rencana Allah.
Warta Advent On-line (WAO)
Kita ingat ceritera
tentang Abraham dan
rombongannya ketika ia
harus
meninggalkan
tempat kediamannya di
Ur.
“Allah yang
Mahamulia
telah
menampakkan diri-Nya
kepada bapa leluhur
kita Abraham, ketika ia
masih di Mesopotamia,
sebelum ia menetap di
Haran, dan berfirman
kepadanya: Keluarlah
dari negerimu dan dari
sanak saudaramu dan
pergilah ke negeri yang
akan
Kutunjukkan
kepadamu.
Maka
keluarlah ia dari negeri
orang Kasdim, lalu
menetap di Haran. Dan
setelah
ayahnya
meninggal,
Allah
menyuruh dia pindah
dari situ ke tanah ini,
tempat kamu diam
sekarang” (Kisah 7:24).
Allah telah berfirman kepada Abraham untuk meninggalkan
daerah Mesopotamia, yakni negeri orang Kasdim, untuk pergi
ke Tanah Perjanjian, Tanah Kanaan (Kejadian 12). Abraham
yang takut akan Tuhan menurut perintah itu, dan membujuk
ayahnya yang sudah berumur hampir 200 tahun untuk bersedia
mengadakan perjalanan lebih dari 1000 km. Saya yakin
apabila hal ini terjadi kepada diri saya saat ini, saya akan
bernegosiasi dengan Tuhan terlebih dahulu menanyakan
“terms and conditions” dari apa yang ditawarkan.
Kesediaan Terah untuk mengadakan perjalanan ini sungguh
luar biasa. Umur tua tidak menjadi alasan baginya untuk tidak
menurut perintah Tuhan. Dan semangatnya ini diteladani oleh
anaknya Abraham.
Kita pun di dalam mengikut perintah Tuhan harus pantang
menyerah. Umur harus tidak menjadi alasan untuk tidak dapat
berpartisipasi di dalam pekerjaan Tuhan. Dan jangan lupa apa
yang kita putuskan akan menjadi acuan generasi-generasi
mendatang. Sayangnya ketika Abraham dan rombongannya
tiba di Haran, mereka berstirahat sejenak di sana. Tetapi
kenyataannya “sebentar” itu menjadi bertahun-tahun lamanya
11 Mei 2007
4
di sana. Tempat istirahat sebentar sudah menjadi tempat
permanen dan mereka menemukan “comfort zone” di sana.
Tentu ada alasan-alasan yang dapat mereka berikan untuk itu
yang sangat masuk di akal seperti Terah yang sudah 200-an
tahun umurnya, sudah lemah untuk dapat melanjutkan
perjalanan darat yang masih 500-an kilometer jauhnya.
memintakan kita untuk maju terus bersama-Nya, pantang
menyerah apapun tantangan yang kita hadapi.
Untungnya, setelah kematian Terah ayahnya, Abraham yang
turut beristirahat sebentar di Haran diingatkan kembali oleh
Allah untuk meneruskan perjalanannya ke tanah Kanaan.
Ellen G. White mencatat di dalam Patriarchs and Prophets,
127: “ The call from heaven first came to Abraham while he
dwelt in "Ur of the Chaldees" and in obedience to it he
removed to Haran. Thus far his father's family accompanied
him, for with their idolatry they united the worship of the true
God. Here Abraham remained till the death of Terah. But
from his father's grave the divine voice bade him go forward.
His brother Nahor with his household clung to their home and
their idols. Besides Sarah, the wife of Abraham, only Lot, the
son of Haran long since dead, chose to share the patriarch's,
pilgrim life. Yet it was a large company that set out from
Mesopotamia. Abraham already possessed extensive flocks
and herds, the riches of the East, and he was surrounded by a
numerous body of servants and retainers. He was departing
from the land of his fathers, never to return …”
Abraham kemudian tercatat sebagai salah satu pahlawan iman
di dalam Ibrani 11 walaupun ia sempat “beristirahat sebentar”
di Haran.
Kalau saja di masa lalu, dalam mengemban misi yang telah
diberikan Allah kepada kita, seperti Abraham kita telah
sempat “beristirahat sebentar,” namun sekarang kita masih
memiliki waktu untuk meneruskan misi itu hingga tiba di
tempat yang Allah rencanakan bagi kita masing-masing. Kita
pun boleh menjadi pahlawan iman seperti Abraham asal saja
kita maju terus dengan Tuhan hingga tiba di Kanaan surgawi.
“Maju Terus Pantang Mundur” bersama Dia.
Happy Sabbath………
Sayang sekali, Terah yang bermaksud hanya untuk
beristirahat sebentar, tidak sempat
melanjutkan
perjalanannya ke Tanah Perjanjian karena ia telah meninggal
di Haran pada umur 205 tahun (Kejadian 11:32). Apa yang
ia telah mulaikan tak diselesaikannya dengan baik karena ia
berhenti sebelum tiba di tujuan yang dimaksudkan Allah
bagi dia dan keluarganya.
Dalam perjalanan kehidupan kerohanian kita, sering juga
kita mengalami hal yang sama. Kita sering merasa capek
bekerja untuk Tuhan, dan satu saat kita ambil keputusan
untuk istirahat sebentar. Setan acapkali menggunakan waktu
istirahat sebentar itu menjadi suatu ”comfort zone” duniawi.
Berbagai alasan dapat kita berikan untuk membenarkan
tindakan kita itu. Kita boleh saja mengatakan “berikan
kesempatan untuk orang yang lain lagi”, “cobalah yang
lebih muda dari saya”, “saya istirahat sebentar saja” dan
lain-lain yang kedengarannya masuk di akal. Namun kita
harus berhati-hati, karena istirahat “sebentar” itu bisa
menjadi bertahun-tahun lamanya. Allah telah memberikan
kepada kita masing-masing misi untuk diemban. Ada tujuan
yang harus kita capai selama kita hidup di atas dunia ini,
bahkan Ia telah memanggil kita semua untuk mengadakan
perjalanan rohani hingga tiba di Kanaan Surgawi. Ia
Warta Advent On-line (WAO)
-STANCE TRIWANDONO MAMBU
Sebagai Sponsor PA GMAHK Jemaat Tumou Tou, DKI Konferens.
Gambar keluarga Triwandono – Mambu, dari sebelah kiri, anak wanita
bernama Arika, kemudian suami, Ary, lalu Stance dan anak lelaki, Rio.
11 Mei 2007
5
E D I T O R I A L
“
MEMILIH DAMAI atau CARI MENANG ”
Jika orang hanya berpikir sepintas, akan cenderung
beranggapan bahwa kedua kata di atas yakni damai dan
menang identik satu sama lain. Padahal jika diteliti apalagi
melihat proses mencapainya malah akan jauh berbeda
bahkan seperti bertentangan. Sebut saja misalnya di tengah
hubungan sosial antar umat manusia, apakah itu antar
individu maupun kelompok, antar atasan dan bawahan, antar
pemimpin dengan orang yang dipimpin. Jika tujuan kedua
belah pihak untuk cari menang harus berani adu
argumentasi, adu kekuatan bahkan tidak jarang menjurus ke
adu jotos. Itulah juga yang mewarnai era demokrasi modern
sekarang ini dengan maraknya arus demokrasi bahkan sering
berbuntut anarkis. Sudah barang tentu masing-masing
mempertahankan kebenaran, “kebenaran dalam arti bukan
berdasarkan Alkitab” melainkan berdasarkan titik pandang
tersendiri terhadap peraturan-peraturan yang diciptakan
manusia itu. Kita harus akui dalam hal seperti ini bisa saja
kedua pihak yang bertikai sama-sama benar tergantung pada
konsep apa yang digunakan menjadi standart. Atau paling
tidak, satu pihak benar dan pihak yang lain pun betul. Itulah
sebabnya mereka sama-sama bersikukuh, bersitegang leher,
meningkat
menjadi
bentrok dan lain
sebagainya.
Mari
kita
ambil
satu
contoh kejadian. Di
satu kawasan misalnya
yang lazim disebut
tanah
garapan
bermukim
sekelompok
warga
yang sudah ada di
tempat
itu
dalam
kurun waktu yang lama.
Bahkan
sudah
ada
bangunan milik rakyat yang
ditata secara memadai. Tibatiba
datanglah
seruan
penggusuran
dari
pihak
berwenang
yang
mengatakan
dan
mengedepankan
peraturan
pemerintah.
Sementara
dari
pihak penghuni pun
juga mengutarakan
bahwa rakyat jelata
berhak
memperoleh
tempat tinggal, karena
itu pun ada aturannya
dari
sudut
pandang
manusiawi.
Pendek
cerita tibalah hari ‘H’ di
mana
sekelompok
petugas
lengkap
Warta Advent On-line (WAO)
dengan peralatannya berusaha merubuhkan bangunan-bangunan
yang kemudian disambut secara reaktif oleh para penghuni
dengan perlawanan, maka terjadilah peristiwa berdarah menelan
korban jiwa dan materi yang cukup besar. Dalam hal seperti ini,
masing-masing harus mendapatkan keputusan nasib di meja
pengadilan dengan masing-masing pengacara. Dengan kesediaan
pihak pengacara mendampingi kedua belah pihak sebagai klien
juga merupakan bukti bahwa ada kebenaran masing-masing yang
dapat diperjuangkan. Walaupun pada gilirannya palu diangkat
untuk menentukan siapa yang menang, dengan demikian kita
dapat membayangkan betapa tragisnya peristiwa-peristiwa yang
menyayat hati jika tujuan utama adalah untuk menang. Para pakar
sosiologi pun sependapat mengatakan bahwa perang yang terjadi
sepanjang sejarah dunia ini karena dipicu oleh masing-masing
pihak berusaha mempertahankan kebenarannya dengan tujuan
beroleh kemenangan. Itulah proses dari sebuah kemenangan.
Tidaklah demikian dengan proses pencapaian damai. Dalam hal
ini memang harus ada yang dikorbankan oleh sepihak walaupun
melakukannya
gampanggampang sulit karena yang
dikorbankan bukanlah
materi melainkan ego,
prestise, harga diri,
gengsi
maupun
arogansi. Survey
membuktikan
bahwa
sekaranglah
jamannya di mana
umat manusia lebih
mudah
mengorbankan materi
asalkan
faktor-faktor
yang kita sebutkan itu
tidak diganggu. Anehnya
tembok-tembok gereja pun
tidak
mampu
membendung agar
11 Mei 2007
6
sikap-sikap tersebut tidak merasuki jemaat dalam arti para
pemimpin sampai kepada anggota-anggota. Itulah sebabnya
perkara sepele sering menjadi berlarut-larut bahkan menjadi
berita nasional karena disikapi dengan tujuan beroleh
kemenangan bukan untuk tujuan damai. Sesungguhnya,
dalam menghadapi perkara ini ada hal yang tidak boleh
dilupakan melalui catatan sejarah di antara sederetan orangorang terkemuka dunia, yang paling banyak dikenang orang
adalah Mahatma Gandhi, seorang pejuang kemerdekaan
sekaligus negarawan tersohor di India. Salah satu penyebab
kemasyurannya adalah
kiat perjuangannya untuk
memperoleh kemenangan dengan mengalah. Istilah inilah
yang dikenal dengan Ahimsa, yaitu mengalah untuk menang.
Ini sangat terbukti membawa negeri itu ketaraf kemajuan
yang sangat berarti hingga sekarang. Namun konsep itu
sebenarnya telah lebih dahulu ditinggalkan oleh Yesus
Kristus untuk diteladani jauh sebelum Mahatma Gandhi
dilahirkan. Sekiranya keteladanan Juruselamat itu menjadi
kenyataan dalam pengalaman umat Kristiani masa kini maka
suasana damai akan terjadi di mana-mana gereja. Space
rubrik ini tentu tidak cukup memuat jika apa yang
diperintakan Yesus berkaitan dengan itu harus dituliskan
satu persatu. Untuk itulah kita petik sebagian di antaranya.
“Tetapi Yesus memanggil mereka
lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah
bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi dan
pembesar- pembesarnya
menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka. Tidaklah
demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin
menjadi yang terkemuka di antara
kamu hendaklah ia menjadi hamba
untuk semuanya.”
Markus 10:42-44
Selanjutnya di sisi lain firman Tuhan mengatakan: Tinggi
hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati
mendahului kehormatan. Amsal 18:12.
Inilah formula damai. Jaminan keberhasilannya sangat pasti
karena Tuhanlah yang menyatakannya. Siapapun kita baik
secara individu maupun kelompok, bilamana mencari damai
renungkanlah akan konsep ini. Akhirnya semua pihak
biarlah memikir-mikirkan selalu, apakah tujuan masingmasing dalam hidup ini mencari menang atau memilih
damai.
-TIM Redaksi
Warta Advent On-line (WAO)
Jadwal Terbit/Terbenamnya Matahari
Sumber http://www.wartaadvent.org
JUMAT
11-May
LOKASI
SABAT
12-May-2007
Day Length
2007
TERBENAM
Sabang
18:46
Medan
18:29
Pematangsiantar
18:27
Pekanbaru
18:14
Padang
18:17
Jambi
18:03
Palembang
17:57
Bndr. Lampung
17:51
Anyer-Carita
17:48
Jakarta
17:44
Puncak
17:43
U N A I
17:40
Bandung
17:40
Cirebon
17:37
Cilacap
17:33
Semarang
17:29
Solo
17:26
Surabaya
17:19
Jember
17:14
Denpasar
18:07
Mataram
18:04
Ende
17:41
Kupang
17:32
Pontianak
17:42
Pangkalan Bun
17:29
Palangkaraya
17:21
Banjarmasin
18:17
Balikpapan
18:10
Tarakan
18:13
Makassar
17:55
Kendari
17:44
Palu
17:59
Gorontalo
17:48
Manado
17:42
UNKLAB
17:41
Ternate
18:31
Ambon
18:22
Sorong
18:13
Tembagapura
17:46
Biak
17:54
Jayapura
17:33
Merauke
17:27
Kuala Lumpur
19:17
Singapore
19:06
Manila
18:15
A I I A S
18:14
Andrews Univ.*
19:54
GC*
19:10
Loma Linda*
18:40
Seattle*
19:34
Delft*
20:23
Edison, NJ*
19:03
MATAHARI
BEREM
TERTERBIT
-BANG
BENAM
6:23
12:35
18:46
6:13
12:21
18:29
6:12
12:20
18:27
6:06
12:10
18:14
6:12
12:14
18:17
6:00
12:01
18:03
5:57
11:57
17:56
5:58
11:55
17:51
5:57
11:52
17:48
5:53
11:49
17:44
5:53
11:48
17:42
5:51
11:46
17:40
5:51
11:45
17:40
5:47
11:42
17:36
5:46
11:40
17:33
5:40
11:34
17:29
5:39
11:33
17:26
5:31
11:25
17:19
5:28
11:21
17:14
6:23
12:15
18:07
6:19
12:11
18:04
5:57
11:49
17:41
5:51
11:42
17:32
5:35
11:39
17:42
5:29
11:29
17:29
5:20
11:20
17:21
6:18
12:18
18:17
6:07
12:09
18:10
5:58
12:05
18:13
6:01
11:58
17:55
5:47
11:46
17:44
5:54
11:56
17:59
5:39
11:44
17:48
5:31
11:37
17:42
5:31
11:36
17:41
6:22
12:26
18:31
6:25
12:23
18:22
6:08
12:11
18:13
5:50
11:48
17:46
5:50
11:52
17:54
5:33
11:33
17:33
5:42
11:34
17:27
7:01
13:09
19:17
6:55
13:01
19:06
5:29
11:52
18:15
5:30
11:52
18:15
5:28
12:41
19:55
4:58
12:04
19:10
4:49
11:45
18:41
4:35
12:05
19:35
4:54
12:38
20:24
4:44
11:53
19:04
12:22
12:16
12:14
12:08
12:04
12:02
11:59
11:52
11:50
11:50
11:49
11:49
11:48
11:49
11:46
11:48
11:47
11:48
11:45
11:44
11:44
11:43
11:40
12:06
12:00
12:01
11:58
12:03
12:15
11:53
11:56
12:04
12:08
12:10
12:10
12:09
11:57
12:04
11:55
12:04
12:00
11:44
12:15
12:10
12:46
12:44
14:27
14:12
13:51
14:59
15:30
14:19
PENTING: Daftar waktu terbit, berembang, dan terbenamnya
matahari ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota
yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*),
diingatkan untuk merubah waktu terbit, berembang, dan terbenamnya
matahari sesuai dengan perubahan yang dilakukan
11 Mei 2007
7
ARTIKEL ROHANI
Guide's Greatest Miracle stories by Helen Lee, editor, Review and Herald Publishing Association, copy right 2001
“Doa-doa yang Membeku”
Oleh Ron Graybill – 13 Februari 1963
Kordinator Tim Penterjemah DR. Eddy Lukas
“Aku
ingin
berkendaraan denganmu ke
Mantica besok,” begitu
Nyonya Martin berkata
pada
Jeff
sehari
sebelumnya.
Waktu itu sejenak
Jeff
menunduk
memandangi papan-papan
alas beranda, kemudian
mendongak dengan kerutan
samar di dahinya. “Aku tak
bisa
menunggu
anda.
Kelihatannya udara akan
sangat dingin di sini. Mesin
truk ku bisa membeku bila
aku menunggu.”
s
esuatu yang aneh sedang terjadi di bawah kap
truk tuanya di jumat pagi itu. Nyonya Martin
menjadi tegang ketika ia perhatikan ada uap putih
mengepul tipis. Tangannya menggenggam
kencang, dan sejenak ia terlupa udara dingin yang
menusuk saat ia terduduk dengan mata masih terus menatap
pada kap itu. Ia berharap Jeff tidak melihat hal itu.
Sambil lebih membenamkan tangan-tangannya
yang mulai membeku, ia bertanya-tanya sendiri dari
manakah asal uap putih tadi? Apakah lagi-lagi airnya mulai
mendidih? Apakah truk mereka akan mogok lagi? Perlahan
ia menenangkan diri dan udara dingin kembali merayapi
tubuhnya. Udara bahkan lebih dingin dari malam
sebelumnya, lebih dingin dari yang diperkirakan olehnya
dan Jeff.
Warta Advent On-line (WAO)
Jeff
adalah
seorang
penjaja
sayur
mayur
dan
mengirim
barang-barang kebutuhan
ke
perkemahanperkemahan
penambang
dan peternakan-peternakan
yang terisolasi di daerah
kaya emas di California.
Jadi mereka yang hidup terasing di perbukitan itu tergantung
padanya seorang sebagai satu-satunya penghubung ke peradaban.
Dan sebuah radiator, yang retak dan beku, bisa berarti bencana.
Menyadari hal ini, Nyonya Martin menjawab, “Kamu
bisa saja mengaso di jalan sebentar sambil menunggu, di sana di
dekat sungai. Akan dingin sekalikah di sana?”
Jeff terdiam sejenak. “Ya, aku rasa aku bisa, dan dengan
demikian aku tak harus mengeringkan air radiatorku pula.
Biasanya aku mengaso dengan menginap di Sheep Ranch, di
tempat yang lebih terlindung, namun ada keperluan apa anda ke
Mantica?”
“Yahh,” Nyonya Martin menjawab, “Aku ingin
menghadiri kebaktian-kebaktian di acara Minggu Doa. Tak ada
gereja di sekitar sini yang cukup dekat bagiku, jadi aku ingin
berkumpul bersama jemaat yang lain di bawah sana dan
menghadiri kebaktian yang mereka adakan.”
11 Mei 2007
8
“Aku tak tahu banyak tentang kebaktian doa,
namun rasanya aku bisa membawa anda turun besok pagi.”
“Terima kasih. Sarapan sudah akan siap ketika kau
datang besok.”
Dingin bukanlah kata yang tepat waktu itu. Anakanak kecil memecahkan es dari genangan-genangan air yang
membeku di sepanjang jalan ke sekolah mereka pagi
berikutnya. Dan selain genangan-genangan yang membeku,
suhu yang begitu dingin telah membekukan air di dalam
radiator truk tua milik Jeff. Pembekuannya bahkan telah
merembet keluar dan meretakkan radiator itu.
Ini artinya bila Jeff mulai menyalakan truk itu di
pagi hari, maka mesin akan memanas dan melelehkan es itu.
Ketika es itu mencair, air akan mengalir keluar dari
retakannya. Sedikit air yang tersisa di dalamnya akan
menjadi cukup panas untuk mendidih dan habis menguap
seluruhnya hanya dalam beberapa menit saja. Lebih banyak
air lagi harus sesegera mungkin ditambahkan. Bila tidak,
maka tak mungkin bisa menjaga suhu mesin tetap dingin.
Mesin akan menjadi semakin panas dan semakin panas
sampai akhirnya mesin itu akan meleleh. Begitu hal itu
terjadi, mesin akan mati dan tak seorang pun akan bisa
menghidupkannya lagi.
Truk tua milik Jeff telah mendidih seperti lokomotif
tua ketika ia selesai menempuh jarak yang pendek dari
tempat ia memarkir truknya ketika menginap semalam
hingga ke rumah Nyonya Martin. Ia membawanya hingga
tiba-tiba terhenti oleh sebuah sentakan kuat di tengah
pekarangan. Ia membuka pintu mobil dengan kasar, ia
kemudian melompat keluar, membuka kap mesinnya,
memutar cepat tutup radiatornya, dan membuat sebuah
semburan uap berwarna putih terlepas ke udara yang dingin.
“Cepatlah dan bawakan aku seember air! Radiator
truk ku rusak karena udara beku tadi malam.”
Nyonya Martin datang dengan ember, dan berdiri
diam di sampingnya. Jeff mulai menuangkan air dengan
sebuah kucuran yang kecil tapi tenang. Namun begitu
dilihatnya sebagian air yang sudah dituang ke dalam mesin
kini berceceran keluar di atas tanah yang beku, Nyonya
Martin merasa semua harapannya untuk menghadiri
kebaktian itupun sirna.
Jeff terdiam saat ia melangkah mengikuti Nyonya
Martin berjalan ke rumahnya, di mana Nyonya Martin telah
menyiapkan sarapan baginya. Setelah makan dalam
keheningan, Jeff mengulang kembali proses pengisian air ke
radiatornya. Ia menuang semua air dalam embernya hingga
kosong dan kemudian membanting kap mesinnya. Kemudian
dengan kasar ia berkata kepada Nyonya Martin, “Masuk!”
sambil dalam hati berpikir, Nyonya itu boleh saja ikut
mobilnya. Ia yang membuat semua masalah ini terjadi, jadi
ia harus merasakan kekhawatiran yang sama juga
dengannya sepanjang perjalanan nanti – itupun bila bisa
sampai.
Rasa sebalnya seketika berubah menjadi sebuah
keputus-asaan yang hening begitu ia menutup pintu
Warta Advent On-line (WAO)
mobilnya dan memundurkannya ke jalan raya. Bagaimanapun
juga ia harus bisa menjangkau San Andreas, di mana ia bisa
mendapatkan bengkel untuk truknya. Bagaimanapun juga ia
harus berhasil membawa truknya melewati belokan tajam yang
sempit yang akan mengawali perjalanannya menempuh tiga
bentangan jalan menyeberangi gunung yang terletak di antara
titik ini dan kota kecil pertama, yaitu Sheep Ranch.
Sepanjang jalan hanya ada dua perkemahan penambang
dan sedikit sekali rumah-rumah pemukim sebelum sampai ke
Sheep Ranch. Perkampungan bahkan jauh lebih sedikit lagi –
itupun bila anda mau menyebut sekumpulan beberapa bangunan
sebagai kampung. Ia harus mengirim barang-barang ke
perkemahan-perkemahan penambang dan peternakan-peternakan
sebab orang-orang itu membutuhkan barang-barang tersebut –
dan mereka menunggunya.
Akhirnya tinggal menyeberangi satu anak sungai lagi,
kemudian bermil-mil pedalaman pegunungan yang tak
berpenghuni. Setelah menanjaki satu lagi lereng terjal, Jeff
mengemudikan truknya menuruni jalanan ke arah sebuah
jembatan kayu reyot yang membentang di atas aliran air terakhir
yang tersedia. Begitu menyeberangi jembatan itu ia pun berhenti
dan dengan cepat menuruni tepi sungai itu. Ia memenuhi
embernya dengan air yang membeku, dan kembali mendaki ke
jalan tempat ia menghentikan truknya untuk mengisi radiator
untuk terakhir kalinya. Tak akan ada air lagi hingga pinggiran
kota Sheep Ranch.
Ketika Jeff masuk kembali ke dalam truknya, Nyonya
Martin melihat serpih-serpih salju di lengan bajunya, juga sedikit
di topinya yang butut. Tak lama kemudian, lebih banyak lagi
salju turun memenuhi udara pagi yang dingin itu.
Nyonya Martin memperhatikan kipas pembersih kaca
depan yang bersusah payah bekerja karena salju yang menempel
di kaca depan. Ia pun mulai berdoa. “Tuhan terkasih, ini
merupakan salahku, dan kini tak ada air lagi tersedia. Tolonglah
perbaiki mesinnya.” Bibirnya yang kedinginan terus
mengucapkan kata-kata dengan perlahan. “Tolonglah Jeff agar ia
bisa menjual semua dagangannya hingga ia merasa perjalanannya
ini layak. Tuhan, aku begitu ingin menghadiri kebaktiankebaktian itu dan bertemu dengan saudara-saudara jemaat di sana
yang seiman. Tolonglah kami, Amien.”
Tumpukan lumpur merah di sisi jalan sekejap saja
berubah warna menjadi putih ketika salju terus saja berjatuhan
sepanjang pagi kelabu itu ke atas pohon-pohon pinus, cemara,
dan manzanitus. Truk itu terus meluncur, satu-satunya suara yang
menyela dengungan mesinnya adalah derak dan derit engselengsel beku kendaraan tua itu ketika menggilas bagian-bagian
jalan yang tak rata.
Di penambangan Shaw Mine, Jeff berhenti cukup lama
untuk menjual beberapa barangnya, kemudian bergerak lagi ke
arah Sheep Ranch. Kelihatannya ia lupa bahwa tadinya ia
bermaksud meminta sedikit air di penambangan itu, walaupun ia
memang ada sedikit bergumam tadi tentang keadaan aneh
mengapa mesinnya tak rewel karena kepanasan lagi. Di Sheep
Ranch, Jeff lagi-lagi meninggalkan Nyonya Martin menggigil
sendirian di dalam truknya sementara ia pergi mengurus
bisnisnya di sana.
11 Mei 2007
9
menyinggung tentang doa yang
tadi ia panjatkan. Ia sungguh
mengharapkan Jeff akan mengerti
sendiri.
Mereka terus meluncur
sepanjang pagi itu. Salju datang
dan pergi, namun dingin terasa
masih menusuk di dalam truk.
Ketika mereka memasuki sepuluh
mil terakhir sebelum mencapai
San Andreas, mereka sedikit lebih
melaju karena permukaan jalan
yang lebih baik dari sebelumnya.
“Di San Andreas ada
sebuah
bengkel. Kita
bisa
memeriksa airnya di sana.” Suara
Jeff memecah keheningan.
Kemudian terjadilah halhal yang mengagetkan Nyonya
Martin itu – kepulan uap tipis itu!
Lagi-lagi Jeff tak menyadarinya.
Ketegangan segera melingkupi
Nyonya Martin, tapi Jeff dengan
santai
terus
mengemudikan
truknya menembus salju yang
berjatuhan. Akhirnya mereka
mencapai tikungan yang menuju
masuk ke jalan utama yang sempit
dari kota San Andreas.
Masuk
ke
sebuah
bengkel, Jeff berkata kepada
montir di sana “Tolong periksa air
radiator saya.”
Montir
itu
segera
mengerjakan hal-hal teknis untuk
memeriksanya – mengangkat kap
mesin, membuka tutup radiator,
mengintip ke dalam dan meneliti
dengan seksama, menutup kembali
tutup radiator dan kap mesinnya,
lalu melangkah ke arah si
pengemudi, Jeff.
Beberapa mil berikutnya adalah jalanan yang
ditutupi oleh lumpur licin bukannya bebatuan, dan truk itu
kini bergerak melambat seolah merayap saja. Ketika
melangkah ke truknya setelah sebuah penjualan di sebuah
rumah peternakan, lagi Jeff berkomentar tentang kenyataan
bahwa kini truknya tak membutuhkan air lagi. Ia terus
mengulang-ulang, “Aneh, mesinnya tak panas sama sekali.”
“Radiatornya
tak
membutuhkan lebih banyak air
lagi, Pak” demikian katanya.
Retakan pada mesin truk tua itu telah lenyap.
Setelah keluar dari jalan utama untuk mendatangi
sebuah rumah yang terpencil, ia mendapati suatu keanehan
lainnya. “Barang daganganku laku semua. Aku bahkan tak
punya sisa roti atau mentega lagi.” Nyonya Martin tak
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
-DR. Eddy Lukas
Dewan Redaksi WAO, Jakarta
10
PENDALAMAN
ALKI TAB
PERKATAAN ROH NUBUAT
MELALUI RASUL YOHANES DALAM WAHYU 6:12-7:17; 14
KELOMPOK 144.000—UMAT TEBUSAN MANUSIA
PERKUMPULAN KHUSUS UMAT ALLAH YANG MENANG
Oleh Pdt. Hotma S. P. Silitonga, M.A., M.Th., Ph.D.
Spesialis Pendalaman—Pemahaman Alkitab
Lektor Kepala bidang Filsafat Teologi DikNas RI
TINDAKAN DISIPLIN ALLAH YANG MAHAKASIH
MELALUI TUJUH MALAPETAKA ALKITABIAH
DIILUSTRASIKAN DALAM WAHYU 16-18
Pendahuluan
T
ujuh malapetaka dalam Wahyu 16-18 ditulis oleh
Rasul Yohanes pada waktu dia “dikuasai Roh” di
Pulau Patmos sebagai berita “Firman Allah yaitu
kesaksian yang diberikan oleh Yesus” yang secara
khusus bermanfaat bagi umat Allah zaman akhir (Wahyu
1:1-3, 9).
Ketujuh malapetaka ini berfungsi sebagai
tindakan disiplin Allah yang Mahakasih terhadap umat
manusia zaman akhir karena menolak seruan “suara
nyaring” Injil Kerajaan Allah yang kekal yaitu Pekabaran
Tiga Malaikat Wahyu 14:6-11 yang diberitakan oleh umat
Allah yang setia melalui bimbingan Roh Allah. Umat
Allah inilah yang dilihat Yohanes dalam penglihatan
sebagai “malaikat yang terbang di tengah-tengah langit”
(14:6).
Secara khusus, ketujuh malapetaka ini adalah
penerapan nyata tentang seruan “suara nyaring”
pekabaran malaikat yang ketiga di Wahyu 14:9-11,
yang susunan beritanya dapat dilihat dalam bentuk
paralel terbalik A-B-B-A sebagai berikut:
A
B
belerang [yaitu gambaran penderitaan
batin umat manusia karena ketujuh
malapetaka] di depan mata malaikatmalaikat kudus dan di depan mata
Anak domba. Maka asap api yang
menyiksa mereka itu naik ke atas
sampai selama-lamanya [dalam arti
bahwa batin mereka] sepanjang [hari,
yaitu] siang dan malam [akan
merasa] tersiksa tidak henti-hentinya,
A Yaitu mereka yang menyembah
binatang serta patungnya itu
[Wahyu 13], dan barangsiapa yang
menerima
tanda
namanya
[13:18].
Rangkuman berita ini dapat
disadur dan disimak dalam
beberapa kalimat majemuk dan
kompleks, sebagai berikut:
Jikalau
seorang
menyembah binatang dan
patungnya berdasarkan
pernyataan yang ditulis
di Wahyu 13 serta
menerima
tanda
namanya yaitu sifat
pemberontakan
Babilon
yang
disimpulkan
di
ayat 18, yang pada
dasarnya adalah
sifat dan tabiat
Setan
Jikalau seorang menyembah
binatang dan patungnya itu
[Wahyu 13] artinya menerima
tanda pada dahinya atau
pada tangannya [13:18],
Maka ia akan minum dari
anggur murka Allah
[yaitu disiplin Allah
yang
Mahakasih
melalui
tujuh
malapetaka]
yang disediakan
tanpa campuran
dalam cawan
murka-Nya;
Warta Advent On-line (WAO)
B Dan ia akan disiksa dengan api dan
11 Mei 2007
11
berdasarkan Wahyu 12, baik secara ideologi di
pikirannya atau secara aktip berpartisipasi, maka ia
akan minum dari anggur murka Allah, yaitu tindakan
disiplin Allah yang Mahakasih melalui tujuh malapetaka
yang dinyatakan di Wahyu 16. Sementara ia mengalami
penderitaan tujuh malapetaka tersebut, batinnya akan
terasa tersiksa terus menerus siang dan malam, yang
digambarkan bagaikan siksaan api dan belerang di
mana asapnya naik ke atas terus menerus. Suasana
siksaan batin karena malapetaka ini dirasakannya
berkesinambungan dalam hidupnya sehari-hari, di mana
sepanjang hari ia sangat memperhatikan pola dan gaya
hidup para pemberita Injil yang kekal yaitu umat Allah
yang setia serta juga malaikat-malaikat kudus dan
khususnya Yesus Kristus yang sudah mati sebagai Anak
Domba yang tersembelih di bukit Golgota karena dosa
umat manusia.
Peristiwa ini akan terjadi sebelum kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kali. Ini terbukti bahwa Pekabaran Tiga
Malaikat belangsung sebelum terjadinya penuaian di Wahyu
14:14-28.
Yesus Kristus menyatakan bahwa “Waktu
menuai ialah akhir zaman” (Matius 13:39).
Dengan
demikian, pernyataan tentang “Ayunkankanlah sabit-Mu itu
dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab
tuaian di bumi sudah masak” di Wahyu 14:15 adalah
gambaran peristiwa akhir zaman pada waktu kedatangan
Yesus yang ke dua kali.
Berdasarkan pernyataan di Wahyu 15, umat Allah zaman
akhir menyimak bahwa dengan dituangkannya keputusan
disiplin Allah yang Mahakasih melalui tujuh malapetaka di
Wahyu 16, maka berakhirlah tugas dan misi umat-Nya
dalam memberitakan Pekabaran Tiga Malaikat dan pada saat
yang sama itu juga berakhirlah misi pelayanan Yesus
Kristus sebagai Imam Besar di kaabah Surgawi untuk
kepentingan umat manusia yang berdosa. Konsep ini dapat
disimak melalui pernyataan Firman Allah di Wahyu 15:1,8
sebagai berikut:
Dan aku [Yohanes] melihat suatu tanda lain di langit,
besar dan ajaib; tujuh malaikat dengan tujuh
malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah
murka Allah [dispilin Allah yang Mahakasih]. . . . Dan
Bait Suci itu [tempat pelayanan Yesus Kristus sebagai
Imam Besar di Surga] dipenuhi asap karena kemuliaan
Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak
dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh
malapetaka dari ketujuh malaikat itu.
PENJELASAN ALKITABIAH
Tindakan Disiplin Allah Yang Mahakasih
Melalui Tujuh Malapetaka Wahyu 16-18
Allah memiliki sifat dan tabiat “penyayang dan pengasih,
panjang sabar, serta berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
Yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu
orang” (Keluaran 34:6,7; 1 Yohanes 4:8). Di saat yang
sama, Allah yang Mahakasih ini akan dirasakan bagaikan
“api yang yang menghanguskan” bagi orang yang menolak
kasih-Nya (Ulangan 4:24). “Sesungguhnya, berbahagialah
manusia yang ditegur Allah, oleh sebab itu janganlah pernah
Warta Advent On-line (WAO)
menolak didikan Yang Mahakuasa itu” (Ayub 5:17). Dengan
demikian, “Barangsiapa yang [Allah] kasihi, ia Ku-tegor dan
Ku-disiplin” (Wahyu 3:19). Tegoran Allah telah terus menerus
diserukan dengan “suara nyaring” melalui Pekabaran Tiga
Malaikat sejak sekitar tahun 1844 Masehi. Ajakan Allah untuk
bertobat dengan kerelaan hati berdasarkan Wahyu 3:19 sudah
disampaikan dengan penuh kesabaran (2 Peterus 3:9). Masingmasing sudah dihadapkan kepada pilihan berganda: “Allah
memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap umat
manusia zaman akhir. Allah menghadapkan kehidupan dan
kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau
hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi
TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut padaNya” (Ulangan 30:19,20). Akhirnya, masing-masing sudah
memilih sesuai dengan keyakinannya. “Mereka yang tidak
percaya [tersebut] adalah orang-orang yang fasik, yang
menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan
hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya
Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus” (Yudas ayat 4).
Dengan demikian, pada saat itu pintu pengasihan Allah sudah
mereka tutup, karena “Roh Kudus tidak akan selama-lamanya
tinggal di dalam manusia” (Kejadian 6:3), dengan demikian,
“Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat;
barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa
yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa
yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya” (Wahyu
22:11).
Allah yang Mahakasih “tidak pernah berkenan kepada
kematian seseorang yang harus ditanggungnya,” karena yang
Allah rindukan adalah “Bertobatlah, supaya kamu hidup!”
(Yehezkiel 18:32; 2 Peterus 3:9). Namun, oleh karena
himbauan Allah tidak dipedulikan bahkan ditolak, sehingga
mereka “tidak mau berbalik kepada Allah,” maka tindakan
disiplin Allah yang Mahakasih mau tidak mau patut dijalankan
(Amos 4:11,12). Allah yang Mahakasih itu adalah Allah yang
penuh disiplin, dengan demikian: “Keputusan-Ku akan sampai,
dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan, . . . Aku telah
mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya”
(Yesaya 46:10,11). Melalui nabi Amos, Allah menegaskan:
“Karena tiga perbuatan jahat [manusia] bahkan empat [artinya
kejahatannya sudah sampai kepada puncaknya], Aku tidak akan
menarik keputusan-Ku; Oleh karena mereka telah menolak
hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapanketetapan-Nya” (Amos 2:4; 1:3,6,9,13; 2:1,6). Keadaan inilah
yang sudah terjadi pada zaman Nuh, yaitu “kejahatan manusia
besar di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-mata,” maka Allah yang
Mahakasih menjalankan tindakan disiplin kepada mereka
(Kejadian 6:5-7). Berdasarkan prinsip yang sama, hal seperti
ini jugalah yang akan terjadi menjelang kedatangan Yesus
Kristus ke dua kali (lihat Matius 24:37).
Memperhatikan keadaan di zaman Perjanjian Lama, ada dua
peristiwa besar oleh mana Allah menyelamatkan umat-Nya,
yaitu bangsa Israel kuno. Pertama, keluarnya bangsa Israel dari
perbudakan Mesir (Keluaran 6-15) dan kedua, kebebasan
bangsa Israel dari penawanan Babilon (Yesaya 44-45; Yeremia
25:11-12; Daniel 5). Sebelum bangsa Israel diselamatkan oleh
Allah dari kekuasaan Mesir dan juga Babilon, Allah terlebih
dahulu melakukan tindakan disiplin kepada kedua bangsa ini.
Sepuluh tulah terhadap Mesir (Keluaran 7:14-12:51) dan
terhadap Babilon, dikeringkannya sungai Efrat yang merupakan
11 Mei 2007
12
benteng pertahanan Babilon (Yesaya 44:27; Daniel 5).
Model seperti ini jugalah yang Allah akan lakukan sebelum
menyelamatkan umat-Nya zaman akhir yaitu Israel rohani di
saat kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kali. Allah yang
Mahakasih akan melakukan tindakan disiplin terhadap
bangsa-bangsa di bumi yang memiliki sifat dan tabiat Mesir
dan Babilon rohani.
C.
Atas dasar kenyataan tersebut, model penyelamatan Allah
bagi umat Allah berdasarkan Alkitab dapat digaris-besarkan
sebagai berikut:
nabi Yeremia di pasal 50 dan 51.
Allah melakukan tindakan disiplin terhadap bangsabangsa di zaman akhir yang memiliki sifat Mesir dan
Babilon dengan dicurahkannya tujuh malapetaka, lalu
umat Allah yaitu bangsa Israel rohani memperoleh
kelepasan dan keselamatan oleh Yesus Kristus di saat
kedatangan-Nya yang ke dua kali. Umat Allah yang
menang itu “menyanyikan nyanyian Musa, hamba
Allah, dan nyanyian Anak Domba” (Wahyu 15:3) serta
juga nyanyian kemenangan di Wahyu 18-19:8.
b e r s a m b u n g ----------------------
A.
B.
Allah melakukan tindakan disiplin terhadap Mesir
melalui sepuluh tulah, lalu umat Allah yaitu bangsa
Israel memperoleh kelepasan dan mereka itu
menyanyikan nyanyian Musa di Keluaran 15, yaitu
nyanyian kelepasan dan kemenangan.
Allah melakukan tindakan disiplin terhadap
Babilon dengan dikeringkannya sungai Efrat
sebagai pertahanan kuat kota Babilon, lalu umat
Allah yaitu bangsa Israel memperoleh kelepasan
atas jasa raja Koresy dan secara prinsip mereka
memuji Allah dan menyanyikan nyanyian
kelepasan dan kemenangan berdasarkan pernyataan
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
-Pdt. Hotma S. P. Silitonga, M.A., M.Th., Ph.D.
Kontributor Khusus WAO
13
ARTIKEL ROHANI-PENGEMBANGAN DIRI
Sebuah Tinjauan Konsep Manajemen Melalui Pendekatan Alkitabiah
OLEH DR. NICO J.J. KOROH, MBA
BAB 10 - Bagian 3
Manajemen Yang Melayani Dalam Abad XXI
Tantangan
Manajemen
yang Melayani
dalam Milenium Ketiga
Nilai-nilai kehidupan manusia
yang berubah cepat, memberikan
tantangan baru bagi manajemen yang
melayani dalam milenium ketiga
ini. Dalam pasal sebelum ini,
sudah dikemukakan bahwa
setiap manusia sudah diberi
talenta oleh Allah, dan
talenta itu dimaksudkan
untuk melayani orang lain.
Tantangan yang akan dihadapi
adalah apakah prinsip-prinsip
pelayanan pun akan turut
berubah?
Rasul
Paulus
mengatakan
bahwa,
“Demikianlah
hendaknya
orang memandang kami
yaitu sebagai hambahamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian
ialah bahwa mereka ternyata dapat dipercayai”. Jadi,
pertanyaan besar selanjutnya adalah, “Dapatkah umat
Kristiani sebagai pelayan-pelayan Allah memegang teguh
kepercayaan itu?”
Barangkali inilah tantangan yang berat bagi
manajemen yang melayani dalam milenium ketiga ini.
Kristus sudah menggantikan diri kita di kayu palang.
Sebenarnya manusialah yang seharusnya menanggung dosa
itu, tetapi sebaliknya, Kristus yang sudah menggantikan diri
kita dengan darah-Nya sendiri demi penebusan manusia.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah berapa yang harus
manusia bayarkan kembali kepada Tuhan yang telah menjadi
penebus itu?
Tentu sulit untuk membayangkannya, bahkan sulit
untuk menggambarkannya seperti apa yang dikemukakan
sebuah syair dalam lagu yang mengatakan, “Kasih Allah tak
terbilang, tak dapat lidah uraikan, lebih tinggi dari bintang,
lebih dalam dari lautan. Yang berdosa di- selamatkan, oleh
kurban Yesus, yang telah sesat didamaikan, bersihlah
dosanya. Jikapun laut penuh tinta, dan langit menjadi kertas,
Warta Advent On-line (WAO)
rumput-rumput jadi pena, dan orang sekalian pun
menjadi penulis, menuliskan kasih Tuhan, akan
keringlah lautan, langit tak dapat memuatkan
segenap kasih Tuhan. Oh kasih Allah yang limpah.
Tak dapat diduga! Kasih yang kekal selamanya,
jadi nyanyian surga”.
Kasih memang merupakan kata yang memiliki arti
yang sangat mendalam. Allah itu memang kasih adanya. Tema
tentang kasih merupakan suatu untaian benang emas yang
terjalin dalam suatu pola yang mengagumkan di dalam Alkitab.
Namun, untaian benang emas yang indah tersebut, tidak
memiliki makna apa-apa bilamana tidak diwujudkan dan
diekspresikan dalam tindakan hidup sehari hari, bahkan justru
melalui tindakan kasih itu manusia dapat memperteguh dan
mengembangkan cinta kasih yang telah diberikan Allah kepada
manusia (Gregory 1959: 152-153).
Memanfaatkan talenta yang ada pada kita secara
optimal melalui pelayanan kepada sesama umat manusia
merupakan salah satu ekspresi kasih dalam tindakan hidup insan
Kristiani sehari-hari. Dalam hal ini, Rasul Paulus memberikan
contoh bahkan memperkenalkan beberapa standar falsafah
pelayanan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebelumnya Rasul
Paulus adalah penganiaya umat Kristen, kemudian ia bertobat
(Kis. 9:3-6). Akan tetapi sesudah itu, di samping ia sebagai
seorang pengusaha kemah, ia adalah pelayan pekabaran Injil yang
tangguh seperti apa yang dikemukakan di dalam 2 Korintus 6 ayat
1-10, dan rincian penjelasannya adalah sebagai berikut:
Kerja sama (ayat 1) . Falsafah yang pertama dikemukakan
beliau adalah “Kerjasama”. Sebab prinsip kerjasama adalah prinsip
yang terutama di dalam pelayanan. Dan prinsip ini merupakan pula
prinsip dasar dari Yesus sendiri sebagaimana Dia kemukakan
dalam Yohanes 5:19, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau
tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan
Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Kerja sama antara Kristus
dan murid-murid-Nya atau kerja sama antara Kristus dan para dutaNya, haruslah merupakan suatu jalinan yang erat. Oleh karena itu,
melalui prinsip ini, maka apa pun talenta yang diperankan oleh
seseorang pemimpin yang melayani, haruslah berlandaskan
falsafah kerja sama ini. Dan hal ini dapat diaplikasikan dalam
berbagai keadaan, apakah seseorang menjadi direktur suatu bidang,
departemen, atau sebuah perusahaan, atau apakah seseorang
menjadi manajer sebuah departemen, ataupun seorang supervisor,
11 Mei 2007
14
seorang operator, ataupun ia
seorang profesional, bilamana
ia ingin menjadi efektif,
efesien dan berhasil.
Untuk itu, maka prinsip kerja
sama tersebut tidak dapat ia
lupakan sebab penolakan
untuk bekerja sama berarti,
menolak kasih karunia Tuhan
atau anugerah Tuhan kepada
kita.
Jangan
melukai
perasaan orang lain (ayat 3) Falsafah yang kedua adalah
jangan melukai perasaan orang
lain, atau dengan ungkapan
yang berbeda adalah jangan
membuat diri kita menjadi
batu sandungan untuk orang
lain. Tindakan seseorang
sebagai manajemen yang
melayani, baik sebagai pimpinan, eksekutif, ataupun sebagai
operator, atau hanya sekedar menjalankan tugas, maka suatu
tindakan senantiasa akan memberikan dampak pada lingkungan
kerja, atau orang sekeliling. Apalagi tindakan sebagai pimpinan
atau eksekutif di dalam lingkungan negara Asia yang masih
bersifat sangat paternalistik, maka seorang pemimpin akan
menjadi panutan bagi bawahan, dan bahkan orang
sekelilingnya, sehingga tindakannya senantiasa akan
memberikan dampak yang signifikan, baik secara positif
maupun negatif. Dan dalam ayat 3 ini jelas Rasul Paulus
memberikan suatu arahan yang positif agar “dalam hal apa pun
kami tidak memberi orang tersandung, supaya pelayanan kami
jangan sampai dicela”. Dengan demikian maka, pelayanan
seorang Kristen bukanlah manifestasi dari suatu ketidakpedulian, ketidakjujuran, dan kesombongan, melainkan suatu
manifestasi dari kehendak dan motivasi untuk melayani orang
lain.
Sabar dan menahan diri (ayat 4 - 6). Falsafah yang
ketiga adalah sabar dan menahan diri. Rasul Paulus
mengemukakan bahwa “...di dalam segala hal kami
menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu dalam
menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan,
kesesakan dan kesukaran....”. Interaksi dengan manusia lain
senantiasa akan membawa berbagai dampak baik positif
maupun negatif, apalagi di dalam menyatukan persepsi yang
berbeda, yang tidak mungkin dihindarkan dalam suatu proses
manajemen. Tentu hal ini bukan berarti membatasi argumentasi
di dalam menemukan suatu solusi. Makna dari menahan diri di
sini berarti senantiasa berorientasi pada manusia Kristiani
sebagai pelayan Allah. Sehubungan dengan ini, barangkali sulit
untuk membayangkan, Rasul Paulus yang tadinya bernama
Saulus sebagai penganiaya orang Kristen seorang Farisi (ahli
Taurat yang berpegang pada tradisi orang Yahudi) yang fanatik,
anti orang Kristen, kemudian dapat berubah menjadi seseorang
yang dapat “menahan diri”. Hal ini hanya dapat terjadi bagi
seseorang yang telah dilahirkan kembali, dan hanya itu yang
dapat memungkinkan seseorang, untuk benar-benar menjadi
pelayan Allah sehingga sanggup untuk menahan diri.
Sabar merupakan sifat seseorang, sedangkan
kemampuan menahan diri merupakan suatu perilaku. Perilaku
menahan diri hanya dapat terwujud bilamana seseorang
Warta Advent On-line (WAO)
memiliki sifat yang sabar, dan
sabar merupakan salah satu sifat
kasih (1 Korintus 13 : 4, Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; kasih
itu tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan
tidak
sombong.
Ia
tidak
melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan,
tetapi
karena
kebenaran. Ia menutupi segala
sesuatu, mengharapkan segala
sesuatu, sabar menanggung segala
sesuatu.) Dan sifat Kasih adalah
sifat Allah (1 Yohanes 4:8 “
Barangsiapa tidak mengasihi, ia
tidak mengenal Allah, sebab Allah
adalah kasih”.) Dan sifat seperti
ini menurut Rasul Paulus hanya dapat dimiliki oleh manusia
bilamana ia mengandalkan Roh Kudus, bila tidak, kasih itu
hanyalah menjadi kasih yang munafik.
Adil dan dapat dipercaya (ayat 7-10) Falsafah yang
keempat adalah adil dan dapat dipercaya. Faktor ini tentu
merupakan hal yang universal sebab barangkali tidak ada manusia
di dunia ini yang tidak menghendaki keadilan. Meskipun demikian,
kenyataan di dalam bidang manajemen, justru masalah adil dan
kepercayaan, merupakan hal yang semakin langka untuk
ditemukan dewasa ini. Banyak contoh yang dapat dikemukakan,
bagaimana suatu organisasi, baik itu organisasi yang berorientasi
profit, ataupun yang bersifat nonprofit, yang mengalami masalah,
bahkan sering berakhir dengan bubarnya organisasi tersebut,
karena masalah ketidakadilan dan hilangnya kepercayaan di dalam
organisasi. Rasul Paulus mengemukakan bahwa keadilan dan
kepercayaan merupakan senjata-senjata yang digunakan di dalam
pemberitaan, dan kebenaran kuasa Allah. Dengan demikian, ini
juga yang harus menjadi senjata-senjata rohani dari seorang yang
terlibat dalam manajemen yang melayani. Dari sisi ilmu
manajemen sendiri barangkali tidak perlu dibahas dengan alasan
yang sama sebagaimana yang sudah dikemukakan di atas tadi.
Namun, perihal kepercayaan kiranya perlu direnungkan lebih
mendalam.
Prinsip-prinsip yang dikemukakan Paulus di atas tadi
adalah falsafah yang merupakan nilai-nilai hakiki, relevan
dengan kebutuhan dalam kepercayaan akan suatu sistem
manajemen. Sebab, secanggih apa pun suatu piranti keras
(hardware), keberhasilan aplikasinya hanya akan bergantung
pada penggunaan piranti lunak (software), dan piranti lunak
yang sangat menentukan itu adalah manusia sendiri. Dan di
sinilah letaknya makna besar kecilnya suatu nilai kepercayaan
pada suatu sistem manajemen.
-bersambung
11 Mei 2007
DR. NICO J.J. KOROH, MBA
Dosen Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII, Jakarta
15
A R T I K E L
R O H A N I
Berhala Modern
Oleh Pdt. E. Gultom
Bab 4 - Bagian IV
jumbai dan benang ungu yang
kebiru-biruan. Bilangan 15:37
”Berbicaralah kepada orang Israel
dan katakanlah kepada mereka,
bahwa mereka harus membuat
jumbai-jumbai pada punca baju
mereka, turun temurun, dan
dalam jumbai-jumbai punca itu
haruslah dibubuhi benang ungu
kebiru-biruan”. ”Di sinilah Allah
menyatakan suatu peraturan
sederhana dalam berpakaian
untuk orang Israel yang dapat
membedakan mereka dari bangsa
yang menyembah berhala di
sekitar mereka itu.” 51)
4. BERHALA “MENGHIAS DIRI”
------------------------------------ (Mortal Frame)
Diri dan cara menghiasinya juga dapat merupakan berhala.
Diri dan penampilan dengan pakaian dan hiasan serta segala
corak yang digunakan merupakan berhala bagi beberapa
orang. Yesus memanggil para pengikut-Nya untuk hidup
penuh dengan penyangkalan diri, kerendahan hati dan
kesederhanaan hidup.
Roma 13:14 “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai
perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu
untuk memuaskan keinginannya.” Menghiasi diri seperti
orang duniawi merupakan satu bentuk berhala modern. ”Kita
bisa menerima terang surga hanya kalau kita suka
dikosongkan dari diri kita. Kepada semua orang yang
melakukan ini, Roh Suci dikaruniakan dengan tidak terhingga.
” 50)
Umat Tuhan akhir zaman harus berani tampil berbeda dengan
dunia dalam segala hal. Terutama dalam hal berpakaian dan
menghiasi dirinya. Kepada orang Israel dulu diperintahkan
memakai pakaian yang diberi tanda yang membedakan
mereka dengan orang kafir yaitu dengan menaruh jumbaiWarta Advent On-line (WAO)
Kita yang dipanggil menjadi
bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus,
milik dan kepunyaan Allah harus
berbeda dalam menghiasi diri
serta berpakaian dengan orang
dunia. Karena cara atau mode
pakaian yang kita pakai itu akan
mengabarkan kebenaran dari
injil itu juga. 52) Dalam Ulangan 22:5, 11 ditegaskan bahwa
laki tidak boleh berpakaian perempuan atau seperti perempuan
dan sebaliknya perempuan seperti lelaki, karena hal itu
merupakan kekejian. Sehingga dapat jelas sifat kelaki-lakian
dari pakaiannya atau perempuan dengan pakaiannya juga.
Demikian juga tentang rambut, dalam 1 Korintus 11:15, 16
dijelaskan bahwa mode rambut panjang itu cocok untuk
wanita bukan untuk laki. Memang ini dapat menggambarkan
satu tradisi atau budaya hidup pada satu zaman tertentu. Akan
tetapi kita umat Tuhan harus mengambil mode atau pakaian
atau menghiasi diri selalu dalam posisi di tengah-tengah
artinya tidak terlalu di depan dan juga tidak terbelakang. 53)
Kalau seumpama sudah mayoritas mode laki berambut
panjang dalam satu tradisi maka kita dapat mengambil mode
mayoritas yang kebanyakan orang sudah anut. Demikian
dalam hal mode. Kalau tidak maka apa yang kita lakukan atau
anut itu akan mendapat reaksi tantangan dari khalayak ramai
dan itu membuat batu sandungan bagi orang lain. Janganlah
karena makanan, minuman, pakaian atau rambut atau apa saja
yang kita buat itu menjadikan orang lain lemah imannya.
Dalam hal perbuatan kita dan membuat orang lain lemah
sesungguhnya kita berdosa di hadapan Tuhan. (1 Korintus 8:9,
12)
11 Mei 2007
16
5. PAKAIAN SUDAH MENJADI BERHALA
Pakaian Perbaktian
Kita harus berhati-hati terhadap mode karena mode itu selalu
berubah-ubah dan perubahan itu menjurus kepada yang
kurang baik. Roh Nubuat berkata: “Mode membuat orang
menjadi jauh daripada Tuhan...karena Setan sendirilah
pencipta/penemu mode-mode pakaian tersebut.” 54)
Sebagaimana dalam tontonan, bacaan yang picis dan lagu
musik rock bahwa Setan ada di belakangnya itu semua. Hal
yang sama juga terjadi kepada mode pakaian. Maka dengan
demikian itu: Pakaian sudah menjadi berhala bagi banyak
orang.” 55)
Tunduk kepada mode pakaian telah mengalahkan gerejagereja kita pada akhir zaman ini dan telah menceraikan umat
Tuhan dari Allah lebih hebat dari kuasa apa saja. Adalah satu
dosa yang sangat keji bagi kita sebagai umat Tuhan
mengizinkan anggota gereja kita berpakaian sedemikian rupa
yang bertentangan dengan iman kita. Kita harus segera
bangkit dan menutup pintu bagi segala bujukan dan godaan
dari mode pakaian tersebut. Kalau tidak, gereja kita akan
terus semakin merosot. Allah menghendaki satu umat yang
terpisah dan berbeda dari dunia ini. Dan segera setelah
seseorang meniru cara/mode dunia ini, walaupun mereka tidak
segera tunduk sepenuhnya, maka demikian juga Allah segera
berhenti menganggap mereka sebagai anak-anak-Nya dan
mereka menjadi anak dunia ini, anak-anak kegelapan.
Mode dan Usia
Tuhan memberi petunjuk dalam hal berpakaian kepada kita
sekarang ini dengan jelas dan tegas. Karena disebutkan: ”Kita
harus berpakaian yang rapi dan sopan dan mengandung
keindahan yang alami sedemikian rupa.” 56) ”Kita harus
berusaha agar kita tampak sebaik-baiknya tetapi bukanlah
berlebih-lebihan atau corak yang kurang baik (serasi).” 57)
”Berusahalah selalu berpakaian neces dan rapi baik dalam
Bilamana Israel hendak bertemu dengan Tuhan di atas gunung
itu maka mereka harus berpakaian yang bersih dan suci
(Keluaran 19:14). Demikian jugalah kita yang akan bertemu
dengan Tuhan pada hari kebaktian suci di rumah-Nya. ”Buat
dan asingkanlah pakaian khusus pada hari kebaktian Sabat.”
59)
Tidaklah patut kita berpakaian seperti pakaian kantor ke
sekolah, atau bekerja sehari-hari sama dengan pakaian ke
gereja untuk bertemu dengan raja segala raja yaitu Tuhan
Allah pencipta kita itu.
Dalam memantulkan kehidupan yang sederhana dan rendah
hati meneladani Yesus Kristus, maka bangsa Israel tidak perlu
memakai perhiasan emas dan mutiara serta yang mahal-mahal
(Keluaran 33:5, 6). Adalah sangat tidak beralasan orang Israel
yang diajak keluar dari perhambaan Mesir masih terus
memakai perhiasan emas, termasuk cincin atau cincin
perkawinan sekalipun.” 60) Demikian juga kita Israel rohani
sekarang ini mengikuti pola hidup sederhana tanpa memakai
perhiasan emas, perak dan pakaian yang mahal (1Timotius
2:9).
Nabi Yesaya melukiskan cara wanita kerajaan Babilon
berpakaian dan menghias diri dalam Yesaya 3:16-25, yaitu
dengan giring-giring pada kaki, gelang di kaki, jamangjamang dan perhiasan telinga, kerudung perhiasan kepala,
gelang-gelang, rantai kaki, tali pinggang, tempat wewangian,
jimat-jimat, cincin meterai, anting-anting hidung, dsb. Nabi
Yeremia melukiskan wanita Babiylon itu dalam Yeremia 4:30
”...memakai pakaian kirmizi, perhiasan emas dan memalit
matanya dengan celak.” Jadi celak-mencelak itu bukanlah
ditemukan pada abad keduapuluh tetapi sudah menjadi
kebiasaan wanita memakainya pada zaman Babilon bahkan di
Mesir.
Kita bertanya, bagaimana standar dalam semuanya itu?
Merupakan hal yang sulit dalam menghakimi orang
berpakaian dan juga dalam lagu pujian dalam perbaktian.
Namun kita dapat renungkan pernyataan roh nubuat ini:
”Bersihkanlah dulu mata-air itu maka alirannya pun jadi
bersih. “Bila hati sudah benar maka perkataan, pakaian dan
perbuatan semuanya jadi benar.” 61)
Kita diajak kepada: “yang alamiah bukan kepada yang
artificial dan kepalsuan, akan tetapi sebaliknya kita telah
belajar menghias tubuh supaya kelihatan seperti orang dunia.”
62)
Bilamana hati kita sudah berpaut erat dengan Kristus maka
hati kita ingin memakai pakaian kebenaran Kristus. Maka kita
tidak lagi memakai pakaian yang bertujuan menarik perhatian
orang yang menimbulkan percecokan dan perselisihan atau
menjadi batu sandungan bagi orang lain.
b e r s a m b u n g
corak yang sepadan dengan usia dan kehidupanmu.” 58)
Janganlah orang tua berpakaian seperti orang muda atau
sebaliknya orang muda seperti orang tua. Melainkan yang
pantas dan sesuai dengan umurnya. Umat Tuhan sekarang ini
telah terpengaruh dengan cara berpakaian dunia dan juga
dengan segala gaya penarikan mode dan warna serta
assesories lainnya.
Umur dan mode pakaian maupun
coraknya haruslah sepadan.
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
-Pdt. E. Gultom
Chief Editor Indonesia Publishing House (IPH)
17
BERITA ADVENT SEJAGAT
ACARA SYUKURAN dan DEDIKASI
DISDAC
[Dover, New Hampshire] – Satu lagi
jemaat Indonesia lahir di New
Hampshire dengan nama Dover
Indonesian SDA Church
(DISDAC). DISDAC merupakan
jemaat Indonesia kedua setelah
Rochester Indonesian SDA Church
(RISDAC) yang sudah ada. Baik
DISDAC, Dover, New Hampshire
dengan Gembala Pdt. Jootje Bojoh,
maupun RISDAC, Rochester, New
Hampshire dengan Gembala Pdt.
Evert Kamuh keduanya bernaung
di bawah Northern New England
Conference (NNEC). Acara
syukuran dan dedikasi DISDAC
berlangsung meriah pada Sabat
(5/5) yang dihadiri oleh officer NNEC
dan undangan lainnya yang datang dari
California, Maine, Michigan, New
Jersey, New Hampshire, dan
Pennsylvania. Acara dipandu oleh Ira
Manaroinsong & Leslie Bojoh serta
dibantu oleh Julia Sulu & Sita Dewi
selaku pianist.
Bagian pertama, Church at
Study berisi diskusi panel Sekolah Sabat
dengan judul “Ketika Batu Berbicara”
dipimpin oleh Michael Rotinsulu dengan
para panelist Pdt. Joppy Wauran, Jufrie
Wantah dan Youke Sigar. Kemudian
dilanjutkan dengan acara Pelayanan
Perorangan dibawakan oleh Pdt. Joppy
Wauran. Lagu-lagu pujian berupa
Warta Advent On-line (WAO)
persembahan Musik Kolintang pimpinan
Harold Tombeng, Scranton VG pimpinan
Pdt. Joppy Wauran, The Satisfied Quartet
serta Solo dari Roy maupun Sisca. Acara
dibuka dengan menyanyikan lagu “Dalam
Naung-Nya” (LS # 156) dan ditutup
dengan lagu “Brilah Padaku Alkitab Yang
Suci” (LS # 146). Ayat tema dan doa buka
oleh Elder John Londa dan doa tutup oleh
Youke Mambu.
Bagian kedua, Church at Worship dibuka
dengan lagu “Sedap Harap Pada Yesus
(LS # 129) dan ditutup dengan lagu “Kalau
Serta Tuhan” (LS # 145). Cerita untuk
anak-anak oleh FISDAC Puppet Ministry
asuhan Julia Sulu, sementara himbauan
persembahan dan perpuluhan oleh Pdt.
Robert Sundin, Treasurer of NNEC.
Bacaan naskah perayaan oleh Elder John
Londa dan sambutan mewakili GerejaGereja Kristen di New Hampshire oleh
Pdt. J. Ontiley. Penyematan kembang
kepada sembilan orang mewakili jemaat
Advent dan non-Advent dipimpin oleh Ira
Manaroinsong & Leslie Bojoh.
Khotbah dan doa dedikasi oleh Pdt.
Mike Ortel, President of NNEC yang
diterjemahkan oleh Pdt. Evert Kamuh.
Dalam khotbahnya yang berjudul “In
Christ We Are Family” antara lain Pdt.
Mike Ortel mengungkapkan bahwa
perbedaan pendapat bisa menyebabkan
perpisahan dalam jemaat. Hal serupa
pernah terjadi pada zaman rasul-rasul
antara Paulus dan Barnabas sehingga
keduanya berpisah. Paulus kemudian
menggandeng Silas sedang Barnabas
menggandeng Yohanes Markus, namun
masing-masing kubu tetap giat
menjalankan pekerjaan Tuhan. Jadi,
11 Mei 2007
walaupun kita mungkin berbeda pendapat,
tapi kita adalah satu keluarga dalam Kristus.
Lagu-lagu pilihan telah mengangkat hadirin
lebih dekat pada Tuhan antara lain
dipersembahkan oleh FISDAC Choir,
DISDAC & RISDAC Double Quartet
(Youke Mambu & Harold Tombeng,
Hendrick Andries & Ellon Takalamingan,
Jootje Bojoh & Berny Matulessy, John
Londa & Youke Sigar), The Satisfied Quartet
(John Londa, Hendrick Andries, Jootje Bojoh,
Harold Tombeng), The Hope Duet (Seisy Paomei
& Julia Sulu), Musik Kolintang (Harold
Tombeng, Hendrick Andries, Ferry Kaway,
Shirly Rotinsulu, Syanne Londa) serta Renald
Lintong & Harold Tombeng masing-masing
melantunkan Solo.
Puncak acara berupa jamuan makan
bersama yang didahului dengan doa berkat oleh
Pdt. Evert Kamuh serta ucapan terima kasih
mewakili DISDAC oleh Hendrick Andries.
Sejarah lahirnya DISDAC dimulai pada
November 2006 dan melalui surat tertanggal 25
Februari 2007 secara resmi DISDAC diterima
oleh NNEC dengan Pdt. Jootje Bojoh selaku
Gembala mereka. Seusai jamuan kasih Pdt. &
Mrs. Joppy Wauran, Pdt. & Mrs. Robert Sundin,
Pdt. Mike Ortel serta Pdt. & Mrs. Jootje Bojoh
berfoto bersama. Sebelum berpisah sebuah lagu
spontanitas didengungkan oleh DISDAC &
RISDAC Double Quartet Plus (+ Joppy Wauran,
Michael Rotinsulu, Stenly Gonie & Renald
Lintong) dengan judul “Meet You In The
Morning“ mengakhiri seluruh rangkaian acara di
mana lagu tersebut mengingatkan akan pertemuan
kita nanti dengan Yesus di pagi yang cerah pada
waktu kedatangan-Nya.
-Frederik J. Wantah
Dewan Redaksi WAO, New Jersey
18
BERITA ADVENT SEJAGAT
Kunjungan Rektor dan Purek II Unklab, Manado
di Gereja Kemang Pratama
Dilaporkan oleh Dr. Ronny Kountur
Ketua Jemaat Kemang Pratama & Kontributor Khusus WAO
Pada malam rabu kemarin, 9 Mei 2007 gereja Kemang
Pratama Bekasi mendapat kunjungan rektor Universitas
Klabat (Unklab), Airmadidi - Manado, Dr. A. B. Sepang.
Beliau memberikan khotbah rabu malam yang dihadiri oleh
hampir semua anggota jemaat. Khotbah yang berjudul
”Lepaskanlah Kasutmu”, diawali dengan menunjukkan
sebuah wajan yang bagian bawah/’pantatnya’ berwarna
hitam, dengan mengatakan, ”Apakah wajan ini boleh di
gantung di depan mimbar sini?” Jawabannya sudah tentu
tidak boleh. Aplikasinya, kita hanya bisa datang kepada
Yesus dengan apa adanya tanpa dosa dan bersih dihadapanNya. Kedatangan rektor Unklab berbakti dan memberikan
berkat rohani melalui khotbah ditemani oleh Dr. Stanny
Nangoi, Pembantu Rektor II Unklab. Anggota jemaat
Kemang Pratama dikuatkan iman melalui khotbah tersebut.
(Dari kiri ke kanan: Dr. Stanny Nangoy, Dr. A..B. Sepang, Pdt.
R. Y. Hutauruk, Bpk. Willy Wuisan, dan Dr. Ronny Kountur)
Dr. A. B. Sepang dan Dr. Stanny Nangoi hari Kamis, 10 Mei
2007 mengunjungi Universitas Advent Indonesia (UNAI)
Bandung. Mereka berencana kembali ke Manado pada hari
Jumat, 11 Mei 2007. Anggota jemaat Kemang Pratama
mengucapkan terima kasih atas kunjungan tersebut, semoga
Tuhan selalu memberikan berkat kepada pimpinan institusi
pendidikan kita di Indonesia Kawasan Timur dalam
menjalankan pekerjaan-Nya. Tuhan Memberkati.
(Dr. A.B. Sepang sedang membawakan khotbah kumpulan
doa rabu malam dengan judul ”Lepaskanlah Kasutmu”)
Kedatangan pimpinan Universitas Klabat ke Jakarta adalah
dalam rangka pertemuan dengan Direktorat Pendidikan
Tinggi R.I dan beberapa pertemuan dengan pimpinan gereja
Advent di Uni Indonesia Kawasan Barat.
Warta Advent On-line (WAO)
11 Mei 2007
19
Download