i2. 1 Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 1 Salam sejahtera, Kami berharap pertemuan kita pada WAO edisi 11 Mei 2007 akan lebih mempererat lagi tali persaudaraan kita sesama umat Masehi Advent Hari Ketujuh dan doa kami agar anda senantiasa di dalam lindungan-Nya saja. Begitu indah rancangan Tuhan untuk kita umat manusia. Namun di dalam mengikuti rencana Tuhan ini, banyak tantangan dan halangan yang harus kita hadapi. Renungan yang dibawakan oleh Ibu Stance Triwandono Mambu lebih lanjut dikatakan bahwa tantangan dan rintangan sering terlalu besar dan kuat untuk dihadapi, sehingga menggoda kita untuk pasrah dan menyerah pada keadaan. Bahkan lebih dari itu, umat manusia lebih mudah mengorbankan materi asalkan faktor-faktor seperti ego, gengsi, prestise dan harga diri tidak diganggu. Demikian editorial minggu ini. Artikel-artikel bersambung lainnya dapat anda ikuti terus pada edisi ini. Kegiatan gereja dari luar dan dalam negeri melengkapinya dengan berita menarik di antaranya dari Jemaat DISDAC dan berita Kunjungan Rektor Unklab ke Direktorat Pendidikan Tinggi R.I. dan sekaligus ke Jemaat Kemang Pratama. Nantikan selalu WAO dan beritahukan kepada sahabat atau keluarga anda untuk berlangganan WAO secara rutin dengan mengunjungi website kami di http://www.wartaadvent.org atau dapat mengirimkan permohonan anda ke alamat redaksi. Masukan dapat dikirimkan kepada redaksi WAO dengan alamat [email protected] atau kunjungi website kami di http://www.wartaadvent.org dan mengisi buku tamu yang tersedia. Edisi-edisi sebelumnya (pertama hingga terakhir) dapat juga di-download dari situs kami tersebut dan tersedia dalam dua format file yaitu MS_Word dan Adobe_PDF. Di website ini pun dapat di-download file perhitungan waktu matahari terbenam dalam format Excel. Juga Artikel Musik, Artikel Kesehatan (CELEBRATIONS) dan pelajaran Sekolah Sabat dengan bahasa yang mudah dimengerti dalam format MS_Word. GAMBAR SAMPUL 1 Ilustrasi: Bersama Tuhan jangan ragu untuk melangkah maju. RENUNGAN 4 Maju Terus Dalam Rencana Allah EDITORIAL 6 Memilih Damai atau Cari Menang DARI REDAKSI 2 Pengantar Edisi 11 Mei 2007 KOLOM TETAP 7 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset) KOLOM PEMBACA 3 Edisi minggu lalu ARTIKEL ROHANI 14 Sebuah Tinjauan Konsep Bila Anda mempunyai pertanyaan atas tulisan/artikel WAO, baik pada edisi ini maupun edisi-edisi sebelumnya, silahkan kirimkan pertanyaan Anda kepada redaksi melalui email ke [email protected] Mudah–mudahan edisi WAO minggu ini membawa berkat bagi kita semua. Amin -Tim Redaksi WAO Manajemen Melalui Pendekatan Alkitabiah – BAB 10 Bag-3 Manajemen Yang Melayani Dalam Abad ke XXI 8 Doa-doa Yang Membeku 16 Bab-4 Bag-IV – Berhala Modern “Berhala Menghias Diri & Mode” PENDALAMAN ALKITAB 11 Perkataan Roh Nubuat – - PENTING! Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita. Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita. Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya. Foto/gambar yang masuk menjadi hak WAO. Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 Kelompok 144.000-Umat Tebusan Manusia. Melalui Rasul Yohanes BERITA ADVENT SEJAGAT 18 Acara Syukuran dan Dedikasi DISDAC 19 Kunjungan Rektor & Purek II Unklab Ke GMAHK Kemang Pratama 2 :: Media Penyejuk & Penjernih :: Edisi Minggu Lalu Penasehat Pdt. Berlin Samosir Penanggung Jawab Philip C. Wattimena Pemimpin Redaksi Bonar Panjaitan Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah Dr. Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan Dr. Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Pdt. Sweneys Tandidio Willy Wuisan Dr. Eddy Lukas Wayne Rumambi Tata Letak: Janette Sepang Samuel Pandiangan Wilhon Silitonga Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Lucky Mangkey Nielson Assa Tapson Manik Kontributor Khusus: Dr. Albert Hutapea Dr. Ronny Kountur Dr. Jonathan Kuntaraf Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja Max W. Langi Dr. Herbert A. Legoh Hans Mandalas Joice Manurung Edy Nurhan Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dr. H.S.P. Silitonga Andrey Sitanggang Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan Joppy Wauran Ralat/Koreksi: Edisi 4 Mei 2007 Penulis Renungan WAO edisi 4 Mei 2007 adalah Pdt. Jantje Ch.Rumambi. Edisi lalu keterangan penulis berdomisili di New Jersey, yang seharusnya adalah beliau hingga saat ini melayani sebagai Gembala Jemaat/Pendeta GMAHK Tumou Tou, Konferens DKI. Redaksi menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan dalam penulisan domisili tersebut. Tuhan memberkati. Terima kasih. -Redaksi Kirim berita ke: [email protected] Website: www.wartaadvent.org Berlangganan: [email protected] Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 3 R E N U N G A N “Maju Terus Dalam Rencana Allah” Oleh Stance Triwandono Mambu “ Pada setiap bulan April kita menyaksikan berbagai kegiatan di Indonesia dilakukan untuk mengenang pahlawan perempuan Indonesia, R. A. Kartini. Saya tidak pernah lupa slogan pahlawan-pahlawan kita di masa lalu “Maju Terus Pantang Mundur,” ”Habis Gelap Terbitlah Terang,” ”Berjuang sampai Tetes Darah Terakhir,” dll. Dengan berslogan ini, para pahlawan kita telah termotivasi dan berhasil memerdekakan negeri kita menjadi negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. “Maju Terus Pantang Mundur,” ”Habis Gelap Terbitlah Terang,” ”Berjuang sampai Tetes Darah Terakhir,” Sebagai seorang wanita, tentu banyak tantangan yang harus saya hadapi dan atasi. Slogan-slogan pembangkit semangat seperti ini telah mendorong saya untuk memiliki tekad baja, bergumul meniti karir dan menjalani hidup dalam dunia yang fana ini dengan tegar. Namun dalam tulisan ini bukanlah perjuangan meniti karir, pendidikan atau kebahagiaan duniawi yang ingin saya sampaikan, namun yang lebih penting lagi adalah usaha dan perjuangan kita untuk maju bersama Tuhan demi hari depan yang penuh harapan. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan telah rencanakan bagi setiap umat yang bertaqwa kepada-Nya, “hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11). Ia akan menuntun setiap umat-Nya untuk menemukan kebahagiaan di dunia ini, bahkan sampai di dunia yang baru. Begitu indah rancangan Tuhan untuk anda dan saya. Namun di dalam mengikuti rencana Tuhan ini, banyak tantangan dan halangan yang harus kita hadapi. Tantangan dan rintangan ini sering terlalu besar dan kuat untuk dihadapi, sehingga menggoda kita untuk pasrah dan menyerah pada keadaan. Tapi kita harus maju terus dalam rencana Allah. Warta Advent On-line (WAO) Kita ingat ceritera tentang Abraham dan rombongannya ketika ia harus meninggalkan tempat kediamannya di Ur. “Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang” (Kisah 7:24). Allah telah berfirman kepada Abraham untuk meninggalkan daerah Mesopotamia, yakni negeri orang Kasdim, untuk pergi ke Tanah Perjanjian, Tanah Kanaan (Kejadian 12). Abraham yang takut akan Tuhan menurut perintah itu, dan membujuk ayahnya yang sudah berumur hampir 200 tahun untuk bersedia mengadakan perjalanan lebih dari 1000 km. Saya yakin apabila hal ini terjadi kepada diri saya saat ini, saya akan bernegosiasi dengan Tuhan terlebih dahulu menanyakan “terms and conditions” dari apa yang ditawarkan. Kesediaan Terah untuk mengadakan perjalanan ini sungguh luar biasa. Umur tua tidak menjadi alasan baginya untuk tidak menurut perintah Tuhan. Dan semangatnya ini diteladani oleh anaknya Abraham. Kita pun di dalam mengikut perintah Tuhan harus pantang menyerah. Umur harus tidak menjadi alasan untuk tidak dapat berpartisipasi di dalam pekerjaan Tuhan. Dan jangan lupa apa yang kita putuskan akan menjadi acuan generasi-generasi mendatang. Sayangnya ketika Abraham dan rombongannya tiba di Haran, mereka berstirahat sejenak di sana. Tetapi kenyataannya “sebentar” itu menjadi bertahun-tahun lamanya 11 Mei 2007 4 di sana. Tempat istirahat sebentar sudah menjadi tempat permanen dan mereka menemukan “comfort zone” di sana. Tentu ada alasan-alasan yang dapat mereka berikan untuk itu yang sangat masuk di akal seperti Terah yang sudah 200-an tahun umurnya, sudah lemah untuk dapat melanjutkan perjalanan darat yang masih 500-an kilometer jauhnya. memintakan kita untuk maju terus bersama-Nya, pantang menyerah apapun tantangan yang kita hadapi. Untungnya, setelah kematian Terah ayahnya, Abraham yang turut beristirahat sebentar di Haran diingatkan kembali oleh Allah untuk meneruskan perjalanannya ke tanah Kanaan. Ellen G. White mencatat di dalam Patriarchs and Prophets, 127: “ The call from heaven first came to Abraham while he dwelt in "Ur of the Chaldees" and in obedience to it he removed to Haran. Thus far his father's family accompanied him, for with their idolatry they united the worship of the true God. Here Abraham remained till the death of Terah. But from his father's grave the divine voice bade him go forward. His brother Nahor with his household clung to their home and their idols. Besides Sarah, the wife of Abraham, only Lot, the son of Haran long since dead, chose to share the patriarch's, pilgrim life. Yet it was a large company that set out from Mesopotamia. Abraham already possessed extensive flocks and herds, the riches of the East, and he was surrounded by a numerous body of servants and retainers. He was departing from the land of his fathers, never to return …” Abraham kemudian tercatat sebagai salah satu pahlawan iman di dalam Ibrani 11 walaupun ia sempat “beristirahat sebentar” di Haran. Kalau saja di masa lalu, dalam mengemban misi yang telah diberikan Allah kepada kita, seperti Abraham kita telah sempat “beristirahat sebentar,” namun sekarang kita masih memiliki waktu untuk meneruskan misi itu hingga tiba di tempat yang Allah rencanakan bagi kita masing-masing. Kita pun boleh menjadi pahlawan iman seperti Abraham asal saja kita maju terus dengan Tuhan hingga tiba di Kanaan surgawi. “Maju Terus Pantang Mundur” bersama Dia. Happy Sabbath……… Sayang sekali, Terah yang bermaksud hanya untuk beristirahat sebentar, tidak sempat melanjutkan perjalanannya ke Tanah Perjanjian karena ia telah meninggal di Haran pada umur 205 tahun (Kejadian 11:32). Apa yang ia telah mulaikan tak diselesaikannya dengan baik karena ia berhenti sebelum tiba di tujuan yang dimaksudkan Allah bagi dia dan keluarganya. Dalam perjalanan kehidupan kerohanian kita, sering juga kita mengalami hal yang sama. Kita sering merasa capek bekerja untuk Tuhan, dan satu saat kita ambil keputusan untuk istirahat sebentar. Setan acapkali menggunakan waktu istirahat sebentar itu menjadi suatu ”comfort zone” duniawi. Berbagai alasan dapat kita berikan untuk membenarkan tindakan kita itu. Kita boleh saja mengatakan “berikan kesempatan untuk orang yang lain lagi”, “cobalah yang lebih muda dari saya”, “saya istirahat sebentar saja” dan lain-lain yang kedengarannya masuk di akal. Namun kita harus berhati-hati, karena istirahat “sebentar” itu bisa menjadi bertahun-tahun lamanya. Allah telah memberikan kepada kita masing-masing misi untuk diemban. Ada tujuan yang harus kita capai selama kita hidup di atas dunia ini, bahkan Ia telah memanggil kita semua untuk mengadakan perjalanan rohani hingga tiba di Kanaan Surgawi. Ia Warta Advent On-line (WAO) -STANCE TRIWANDONO MAMBU Sebagai Sponsor PA GMAHK Jemaat Tumou Tou, DKI Konferens. Gambar keluarga Triwandono – Mambu, dari sebelah kiri, anak wanita bernama Arika, kemudian suami, Ary, lalu Stance dan anak lelaki, Rio. 11 Mei 2007 5 E D I T O R I A L “ MEMILIH DAMAI atau CARI MENANG ” Jika orang hanya berpikir sepintas, akan cenderung beranggapan bahwa kedua kata di atas yakni damai dan menang identik satu sama lain. Padahal jika diteliti apalagi melihat proses mencapainya malah akan jauh berbeda bahkan seperti bertentangan. Sebut saja misalnya di tengah hubungan sosial antar umat manusia, apakah itu antar individu maupun kelompok, antar atasan dan bawahan, antar pemimpin dengan orang yang dipimpin. Jika tujuan kedua belah pihak untuk cari menang harus berani adu argumentasi, adu kekuatan bahkan tidak jarang menjurus ke adu jotos. Itulah juga yang mewarnai era demokrasi modern sekarang ini dengan maraknya arus demokrasi bahkan sering berbuntut anarkis. Sudah barang tentu masing-masing mempertahankan kebenaran, “kebenaran dalam arti bukan berdasarkan Alkitab” melainkan berdasarkan titik pandang tersendiri terhadap peraturan-peraturan yang diciptakan manusia itu. Kita harus akui dalam hal seperti ini bisa saja kedua pihak yang bertikai sama-sama benar tergantung pada konsep apa yang digunakan menjadi standart. Atau paling tidak, satu pihak benar dan pihak yang lain pun betul. Itulah sebabnya mereka sama-sama bersikukuh, bersitegang leher, meningkat menjadi bentrok dan lain sebagainya. Mari kita ambil satu contoh kejadian. Di satu kawasan misalnya yang lazim disebut tanah garapan bermukim sekelompok warga yang sudah ada di tempat itu dalam kurun waktu yang lama. Bahkan sudah ada bangunan milik rakyat yang ditata secara memadai. Tibatiba datanglah seruan penggusuran dari pihak berwenang yang mengatakan dan mengedepankan peraturan pemerintah. Sementara dari pihak penghuni pun juga mengutarakan bahwa rakyat jelata berhak memperoleh tempat tinggal, karena itu pun ada aturannya dari sudut pandang manusiawi. Pendek cerita tibalah hari ‘H’ di mana sekelompok petugas lengkap Warta Advent On-line (WAO) dengan peralatannya berusaha merubuhkan bangunan-bangunan yang kemudian disambut secara reaktif oleh para penghuni dengan perlawanan, maka terjadilah peristiwa berdarah menelan korban jiwa dan materi yang cukup besar. Dalam hal seperti ini, masing-masing harus mendapatkan keputusan nasib di meja pengadilan dengan masing-masing pengacara. Dengan kesediaan pihak pengacara mendampingi kedua belah pihak sebagai klien juga merupakan bukti bahwa ada kebenaran masing-masing yang dapat diperjuangkan. Walaupun pada gilirannya palu diangkat untuk menentukan siapa yang menang, dengan demikian kita dapat membayangkan betapa tragisnya peristiwa-peristiwa yang menyayat hati jika tujuan utama adalah untuk menang. Para pakar sosiologi pun sependapat mengatakan bahwa perang yang terjadi sepanjang sejarah dunia ini karena dipicu oleh masing-masing pihak berusaha mempertahankan kebenarannya dengan tujuan beroleh kemenangan. Itulah proses dari sebuah kemenangan. Tidaklah demikian dengan proses pencapaian damai. Dalam hal ini memang harus ada yang dikorbankan oleh sepihak walaupun melakukannya gampanggampang sulit karena yang dikorbankan bukanlah materi melainkan ego, prestise, harga diri, gengsi maupun arogansi. Survey membuktikan bahwa sekaranglah jamannya di mana umat manusia lebih mudah mengorbankan materi asalkan faktor-faktor yang kita sebutkan itu tidak diganggu. Anehnya tembok-tembok gereja pun tidak mampu membendung agar 11 Mei 2007 6 sikap-sikap tersebut tidak merasuki jemaat dalam arti para pemimpin sampai kepada anggota-anggota. Itulah sebabnya perkara sepele sering menjadi berlarut-larut bahkan menjadi berita nasional karena disikapi dengan tujuan beroleh kemenangan bukan untuk tujuan damai. Sesungguhnya, dalam menghadapi perkara ini ada hal yang tidak boleh dilupakan melalui catatan sejarah di antara sederetan orangorang terkemuka dunia, yang paling banyak dikenang orang adalah Mahatma Gandhi, seorang pejuang kemerdekaan sekaligus negarawan tersohor di India. Salah satu penyebab kemasyurannya adalah kiat perjuangannya untuk memperoleh kemenangan dengan mengalah. Istilah inilah yang dikenal dengan Ahimsa, yaitu mengalah untuk menang. Ini sangat terbukti membawa negeri itu ketaraf kemajuan yang sangat berarti hingga sekarang. Namun konsep itu sebenarnya telah lebih dahulu ditinggalkan oleh Yesus Kristus untuk diteladani jauh sebelum Mahatma Gandhi dilahirkan. Sekiranya keteladanan Juruselamat itu menjadi kenyataan dalam pengalaman umat Kristiani masa kini maka suasana damai akan terjadi di mana-mana gereja. Space rubrik ini tentu tidak cukup memuat jika apa yang diperintakan Yesus berkaitan dengan itu harus dituliskan satu persatu. Untuk itulah kita petik sebagian di antaranya. “Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar- pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.” Markus 10:42-44 Selanjutnya di sisi lain firman Tuhan mengatakan: Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. Amsal 18:12. Inilah formula damai. Jaminan keberhasilannya sangat pasti karena Tuhanlah yang menyatakannya. Siapapun kita baik secara individu maupun kelompok, bilamana mencari damai renungkanlah akan konsep ini. Akhirnya semua pihak biarlah memikir-mikirkan selalu, apakah tujuan masingmasing dalam hidup ini mencari menang atau memilih damai. -TIM Redaksi Warta Advent On-line (WAO) Jadwal Terbit/Terbenamnya Matahari Sumber http://www.wartaadvent.org JUMAT 11-May LOKASI SABAT 12-May-2007 Day Length 2007 TERBENAM Sabang 18:46 Medan 18:29 Pematangsiantar 18:27 Pekanbaru 18:14 Padang 18:17 Jambi 18:03 Palembang 17:57 Bndr. Lampung 17:51 Anyer-Carita 17:48 Jakarta 17:44 Puncak 17:43 U N A I 17:40 Bandung 17:40 Cirebon 17:37 Cilacap 17:33 Semarang 17:29 Solo 17:26 Surabaya 17:19 Jember 17:14 Denpasar 18:07 Mataram 18:04 Ende 17:41 Kupang 17:32 Pontianak 17:42 Pangkalan Bun 17:29 Palangkaraya 17:21 Banjarmasin 18:17 Balikpapan 18:10 Tarakan 18:13 Makassar 17:55 Kendari 17:44 Palu 17:59 Gorontalo 17:48 Manado 17:42 UNKLAB 17:41 Ternate 18:31 Ambon 18:22 Sorong 18:13 Tembagapura 17:46 Biak 17:54 Jayapura 17:33 Merauke 17:27 Kuala Lumpur 19:17 Singapore 19:06 Manila 18:15 A I I A S 18:14 Andrews Univ.* 19:54 GC* 19:10 Loma Linda* 18:40 Seattle* 19:34 Delft* 20:23 Edison, NJ* 19:03 MATAHARI BEREM TERTERBIT -BANG BENAM 6:23 12:35 18:46 6:13 12:21 18:29 6:12 12:20 18:27 6:06 12:10 18:14 6:12 12:14 18:17 6:00 12:01 18:03 5:57 11:57 17:56 5:58 11:55 17:51 5:57 11:52 17:48 5:53 11:49 17:44 5:53 11:48 17:42 5:51 11:46 17:40 5:51 11:45 17:40 5:47 11:42 17:36 5:46 11:40 17:33 5:40 11:34 17:29 5:39 11:33 17:26 5:31 11:25 17:19 5:28 11:21 17:14 6:23 12:15 18:07 6:19 12:11 18:04 5:57 11:49 17:41 5:51 11:42 17:32 5:35 11:39 17:42 5:29 11:29 17:29 5:20 11:20 17:21 6:18 12:18 18:17 6:07 12:09 18:10 5:58 12:05 18:13 6:01 11:58 17:55 5:47 11:46 17:44 5:54 11:56 17:59 5:39 11:44 17:48 5:31 11:37 17:42 5:31 11:36 17:41 6:22 12:26 18:31 6:25 12:23 18:22 6:08 12:11 18:13 5:50 11:48 17:46 5:50 11:52 17:54 5:33 11:33 17:33 5:42 11:34 17:27 7:01 13:09 19:17 6:55 13:01 19:06 5:29 11:52 18:15 5:30 11:52 18:15 5:28 12:41 19:55 4:58 12:04 19:10 4:49 11:45 18:41 4:35 12:05 19:35 4:54 12:38 20:24 4:44 11:53 19:04 12:22 12:16 12:14 12:08 12:04 12:02 11:59 11:52 11:50 11:50 11:49 11:49 11:48 11:49 11:46 11:48 11:47 11:48 11:45 11:44 11:44 11:43 11:40 12:06 12:00 12:01 11:58 12:03 12:15 11:53 11:56 12:04 12:08 12:10 12:10 12:09 11:57 12:04 11:55 12:04 12:00 11:44 12:15 12:10 12:46 12:44 14:27 14:12 13:51 14:59 15:30 14:19 PENTING: Daftar waktu terbit, berembang, dan terbenamnya matahari ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*), diingatkan untuk merubah waktu terbit, berembang, dan terbenamnya matahari sesuai dengan perubahan yang dilakukan 11 Mei 2007 7 ARTIKEL ROHANI Guide's Greatest Miracle stories by Helen Lee, editor, Review and Herald Publishing Association, copy right 2001 “Doa-doa yang Membeku” Oleh Ron Graybill – 13 Februari 1963 Kordinator Tim Penterjemah DR. Eddy Lukas “Aku ingin berkendaraan denganmu ke Mantica besok,” begitu Nyonya Martin berkata pada Jeff sehari sebelumnya. Waktu itu sejenak Jeff menunduk memandangi papan-papan alas beranda, kemudian mendongak dengan kerutan samar di dahinya. “Aku tak bisa menunggu anda. Kelihatannya udara akan sangat dingin di sini. Mesin truk ku bisa membeku bila aku menunggu.” s esuatu yang aneh sedang terjadi di bawah kap truk tuanya di jumat pagi itu. Nyonya Martin menjadi tegang ketika ia perhatikan ada uap putih mengepul tipis. Tangannya menggenggam kencang, dan sejenak ia terlupa udara dingin yang menusuk saat ia terduduk dengan mata masih terus menatap pada kap itu. Ia berharap Jeff tidak melihat hal itu. Sambil lebih membenamkan tangan-tangannya yang mulai membeku, ia bertanya-tanya sendiri dari manakah asal uap putih tadi? Apakah lagi-lagi airnya mulai mendidih? Apakah truk mereka akan mogok lagi? Perlahan ia menenangkan diri dan udara dingin kembali merayapi tubuhnya. Udara bahkan lebih dingin dari malam sebelumnya, lebih dingin dari yang diperkirakan olehnya dan Jeff. Warta Advent On-line (WAO) Jeff adalah seorang penjaja sayur mayur dan mengirim barang-barang kebutuhan ke perkemahanperkemahan penambang dan peternakan-peternakan yang terisolasi di daerah kaya emas di California. Jadi mereka yang hidup terasing di perbukitan itu tergantung padanya seorang sebagai satu-satunya penghubung ke peradaban. Dan sebuah radiator, yang retak dan beku, bisa berarti bencana. Menyadari hal ini, Nyonya Martin menjawab, “Kamu bisa saja mengaso di jalan sebentar sambil menunggu, di sana di dekat sungai. Akan dingin sekalikah di sana?” Jeff terdiam sejenak. “Ya, aku rasa aku bisa, dan dengan demikian aku tak harus mengeringkan air radiatorku pula. Biasanya aku mengaso dengan menginap di Sheep Ranch, di tempat yang lebih terlindung, namun ada keperluan apa anda ke Mantica?” “Yahh,” Nyonya Martin menjawab, “Aku ingin menghadiri kebaktian-kebaktian di acara Minggu Doa. Tak ada gereja di sekitar sini yang cukup dekat bagiku, jadi aku ingin berkumpul bersama jemaat yang lain di bawah sana dan menghadiri kebaktian yang mereka adakan.” 11 Mei 2007 8 “Aku tak tahu banyak tentang kebaktian doa, namun rasanya aku bisa membawa anda turun besok pagi.” “Terima kasih. Sarapan sudah akan siap ketika kau datang besok.” Dingin bukanlah kata yang tepat waktu itu. Anakanak kecil memecahkan es dari genangan-genangan air yang membeku di sepanjang jalan ke sekolah mereka pagi berikutnya. Dan selain genangan-genangan yang membeku, suhu yang begitu dingin telah membekukan air di dalam radiator truk tua milik Jeff. Pembekuannya bahkan telah merembet keluar dan meretakkan radiator itu. Ini artinya bila Jeff mulai menyalakan truk itu di pagi hari, maka mesin akan memanas dan melelehkan es itu. Ketika es itu mencair, air akan mengalir keluar dari retakannya. Sedikit air yang tersisa di dalamnya akan menjadi cukup panas untuk mendidih dan habis menguap seluruhnya hanya dalam beberapa menit saja. Lebih banyak air lagi harus sesegera mungkin ditambahkan. Bila tidak, maka tak mungkin bisa menjaga suhu mesin tetap dingin. Mesin akan menjadi semakin panas dan semakin panas sampai akhirnya mesin itu akan meleleh. Begitu hal itu terjadi, mesin akan mati dan tak seorang pun akan bisa menghidupkannya lagi. Truk tua milik Jeff telah mendidih seperti lokomotif tua ketika ia selesai menempuh jarak yang pendek dari tempat ia memarkir truknya ketika menginap semalam hingga ke rumah Nyonya Martin. Ia membawanya hingga tiba-tiba terhenti oleh sebuah sentakan kuat di tengah pekarangan. Ia membuka pintu mobil dengan kasar, ia kemudian melompat keluar, membuka kap mesinnya, memutar cepat tutup radiatornya, dan membuat sebuah semburan uap berwarna putih terlepas ke udara yang dingin. “Cepatlah dan bawakan aku seember air! Radiator truk ku rusak karena udara beku tadi malam.” Nyonya Martin datang dengan ember, dan berdiri diam di sampingnya. Jeff mulai menuangkan air dengan sebuah kucuran yang kecil tapi tenang. Namun begitu dilihatnya sebagian air yang sudah dituang ke dalam mesin kini berceceran keluar di atas tanah yang beku, Nyonya Martin merasa semua harapannya untuk menghadiri kebaktian itupun sirna. Jeff terdiam saat ia melangkah mengikuti Nyonya Martin berjalan ke rumahnya, di mana Nyonya Martin telah menyiapkan sarapan baginya. Setelah makan dalam keheningan, Jeff mengulang kembali proses pengisian air ke radiatornya. Ia menuang semua air dalam embernya hingga kosong dan kemudian membanting kap mesinnya. Kemudian dengan kasar ia berkata kepada Nyonya Martin, “Masuk!” sambil dalam hati berpikir, Nyonya itu boleh saja ikut mobilnya. Ia yang membuat semua masalah ini terjadi, jadi ia harus merasakan kekhawatiran yang sama juga dengannya sepanjang perjalanan nanti – itupun bila bisa sampai. Rasa sebalnya seketika berubah menjadi sebuah keputus-asaan yang hening begitu ia menutup pintu Warta Advent On-line (WAO) mobilnya dan memundurkannya ke jalan raya. Bagaimanapun juga ia harus bisa menjangkau San Andreas, di mana ia bisa mendapatkan bengkel untuk truknya. Bagaimanapun juga ia harus berhasil membawa truknya melewati belokan tajam yang sempit yang akan mengawali perjalanannya menempuh tiga bentangan jalan menyeberangi gunung yang terletak di antara titik ini dan kota kecil pertama, yaitu Sheep Ranch. Sepanjang jalan hanya ada dua perkemahan penambang dan sedikit sekali rumah-rumah pemukim sebelum sampai ke Sheep Ranch. Perkampungan bahkan jauh lebih sedikit lagi – itupun bila anda mau menyebut sekumpulan beberapa bangunan sebagai kampung. Ia harus mengirim barang-barang ke perkemahan-perkemahan penambang dan peternakan-peternakan sebab orang-orang itu membutuhkan barang-barang tersebut – dan mereka menunggunya. Akhirnya tinggal menyeberangi satu anak sungai lagi, kemudian bermil-mil pedalaman pegunungan yang tak berpenghuni. Setelah menanjaki satu lagi lereng terjal, Jeff mengemudikan truknya menuruni jalanan ke arah sebuah jembatan kayu reyot yang membentang di atas aliran air terakhir yang tersedia. Begitu menyeberangi jembatan itu ia pun berhenti dan dengan cepat menuruni tepi sungai itu. Ia memenuhi embernya dengan air yang membeku, dan kembali mendaki ke jalan tempat ia menghentikan truknya untuk mengisi radiator untuk terakhir kalinya. Tak akan ada air lagi hingga pinggiran kota Sheep Ranch. Ketika Jeff masuk kembali ke dalam truknya, Nyonya Martin melihat serpih-serpih salju di lengan bajunya, juga sedikit di topinya yang butut. Tak lama kemudian, lebih banyak lagi salju turun memenuhi udara pagi yang dingin itu. Nyonya Martin memperhatikan kipas pembersih kaca depan yang bersusah payah bekerja karena salju yang menempel di kaca depan. Ia pun mulai berdoa. “Tuhan terkasih, ini merupakan salahku, dan kini tak ada air lagi tersedia. Tolonglah perbaiki mesinnya.” Bibirnya yang kedinginan terus mengucapkan kata-kata dengan perlahan. “Tolonglah Jeff agar ia bisa menjual semua dagangannya hingga ia merasa perjalanannya ini layak. Tuhan, aku begitu ingin menghadiri kebaktiankebaktian itu dan bertemu dengan saudara-saudara jemaat di sana yang seiman. Tolonglah kami, Amien.” Tumpukan lumpur merah di sisi jalan sekejap saja berubah warna menjadi putih ketika salju terus saja berjatuhan sepanjang pagi kelabu itu ke atas pohon-pohon pinus, cemara, dan manzanitus. Truk itu terus meluncur, satu-satunya suara yang menyela dengungan mesinnya adalah derak dan derit engselengsel beku kendaraan tua itu ketika menggilas bagian-bagian jalan yang tak rata. Di penambangan Shaw Mine, Jeff berhenti cukup lama untuk menjual beberapa barangnya, kemudian bergerak lagi ke arah Sheep Ranch. Kelihatannya ia lupa bahwa tadinya ia bermaksud meminta sedikit air di penambangan itu, walaupun ia memang ada sedikit bergumam tadi tentang keadaan aneh mengapa mesinnya tak rewel karena kepanasan lagi. Di Sheep Ranch, Jeff lagi-lagi meninggalkan Nyonya Martin menggigil sendirian di dalam truknya sementara ia pergi mengurus bisnisnya di sana. 11 Mei 2007 9 menyinggung tentang doa yang tadi ia panjatkan. Ia sungguh mengharapkan Jeff akan mengerti sendiri. Mereka terus meluncur sepanjang pagi itu. Salju datang dan pergi, namun dingin terasa masih menusuk di dalam truk. Ketika mereka memasuki sepuluh mil terakhir sebelum mencapai San Andreas, mereka sedikit lebih melaju karena permukaan jalan yang lebih baik dari sebelumnya. “Di San Andreas ada sebuah bengkel. Kita bisa memeriksa airnya di sana.” Suara Jeff memecah keheningan. Kemudian terjadilah halhal yang mengagetkan Nyonya Martin itu – kepulan uap tipis itu! Lagi-lagi Jeff tak menyadarinya. Ketegangan segera melingkupi Nyonya Martin, tapi Jeff dengan santai terus mengemudikan truknya menembus salju yang berjatuhan. Akhirnya mereka mencapai tikungan yang menuju masuk ke jalan utama yang sempit dari kota San Andreas. Masuk ke sebuah bengkel, Jeff berkata kepada montir di sana “Tolong periksa air radiator saya.” Montir itu segera mengerjakan hal-hal teknis untuk memeriksanya – mengangkat kap mesin, membuka tutup radiator, mengintip ke dalam dan meneliti dengan seksama, menutup kembali tutup radiator dan kap mesinnya, lalu melangkah ke arah si pengemudi, Jeff. Beberapa mil berikutnya adalah jalanan yang ditutupi oleh lumpur licin bukannya bebatuan, dan truk itu kini bergerak melambat seolah merayap saja. Ketika melangkah ke truknya setelah sebuah penjualan di sebuah rumah peternakan, lagi Jeff berkomentar tentang kenyataan bahwa kini truknya tak membutuhkan air lagi. Ia terus mengulang-ulang, “Aneh, mesinnya tak panas sama sekali.” “Radiatornya tak membutuhkan lebih banyak air lagi, Pak” demikian katanya. Retakan pada mesin truk tua itu telah lenyap. Setelah keluar dari jalan utama untuk mendatangi sebuah rumah yang terpencil, ia mendapati suatu keanehan lainnya. “Barang daganganku laku semua. Aku bahkan tak punya sisa roti atau mentega lagi.” Nyonya Martin tak Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 -DR. Eddy Lukas Dewan Redaksi WAO, Jakarta 10 PENDALAMAN ALKI TAB PERKATAAN ROH NUBUAT MELALUI RASUL YOHANES DALAM WAHYU 6:12-7:17; 14 KELOMPOK 144.000—UMAT TEBUSAN MANUSIA PERKUMPULAN KHUSUS UMAT ALLAH YANG MENANG Oleh Pdt. Hotma S. P. Silitonga, M.A., M.Th., Ph.D. Spesialis Pendalaman—Pemahaman Alkitab Lektor Kepala bidang Filsafat Teologi DikNas RI TINDAKAN DISIPLIN ALLAH YANG MAHAKASIH MELALUI TUJUH MALAPETAKA ALKITABIAH DIILUSTRASIKAN DALAM WAHYU 16-18 Pendahuluan T ujuh malapetaka dalam Wahyu 16-18 ditulis oleh Rasul Yohanes pada waktu dia “dikuasai Roh” di Pulau Patmos sebagai berita “Firman Allah yaitu kesaksian yang diberikan oleh Yesus” yang secara khusus bermanfaat bagi umat Allah zaman akhir (Wahyu 1:1-3, 9). Ketujuh malapetaka ini berfungsi sebagai tindakan disiplin Allah yang Mahakasih terhadap umat manusia zaman akhir karena menolak seruan “suara nyaring” Injil Kerajaan Allah yang kekal yaitu Pekabaran Tiga Malaikat Wahyu 14:6-11 yang diberitakan oleh umat Allah yang setia melalui bimbingan Roh Allah. Umat Allah inilah yang dilihat Yohanes dalam penglihatan sebagai “malaikat yang terbang di tengah-tengah langit” (14:6). Secara khusus, ketujuh malapetaka ini adalah penerapan nyata tentang seruan “suara nyaring” pekabaran malaikat yang ketiga di Wahyu 14:9-11, yang susunan beritanya dapat dilihat dalam bentuk paralel terbalik A-B-B-A sebagai berikut: A B belerang [yaitu gambaran penderitaan batin umat manusia karena ketujuh malapetaka] di depan mata malaikatmalaikat kudus dan di depan mata Anak domba. Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya [dalam arti bahwa batin mereka] sepanjang [hari, yaitu] siang dan malam [akan merasa] tersiksa tidak henti-hentinya, A Yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu [Wahyu 13], dan barangsiapa yang menerima tanda namanya [13:18]. Rangkuman berita ini dapat disadur dan disimak dalam beberapa kalimat majemuk dan kompleks, sebagai berikut: Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya berdasarkan pernyataan yang ditulis di Wahyu 13 serta menerima tanda namanya yaitu sifat pemberontakan Babilon yang disimpulkan di ayat 18, yang pada dasarnya adalah sifat dan tabiat Setan Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu [Wahyu 13] artinya menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya [13:18], Maka ia akan minum dari anggur murka Allah [yaitu disiplin Allah yang Mahakasih melalui tujuh malapetaka] yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; Warta Advent On-line (WAO) B Dan ia akan disiksa dengan api dan 11 Mei 2007 11 berdasarkan Wahyu 12, baik secara ideologi di pikirannya atau secara aktip berpartisipasi, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yaitu tindakan disiplin Allah yang Mahakasih melalui tujuh malapetaka yang dinyatakan di Wahyu 16. Sementara ia mengalami penderitaan tujuh malapetaka tersebut, batinnya akan terasa tersiksa terus menerus siang dan malam, yang digambarkan bagaikan siksaan api dan belerang di mana asapnya naik ke atas terus menerus. Suasana siksaan batin karena malapetaka ini dirasakannya berkesinambungan dalam hidupnya sehari-hari, di mana sepanjang hari ia sangat memperhatikan pola dan gaya hidup para pemberita Injil yang kekal yaitu umat Allah yang setia serta juga malaikat-malaikat kudus dan khususnya Yesus Kristus yang sudah mati sebagai Anak Domba yang tersembelih di bukit Golgota karena dosa umat manusia. Peristiwa ini akan terjadi sebelum kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Ini terbukti bahwa Pekabaran Tiga Malaikat belangsung sebelum terjadinya penuaian di Wahyu 14:14-28. Yesus Kristus menyatakan bahwa “Waktu menuai ialah akhir zaman” (Matius 13:39). Dengan demikian, pernyataan tentang “Ayunkankanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak” di Wahyu 14:15 adalah gambaran peristiwa akhir zaman pada waktu kedatangan Yesus yang ke dua kali. Berdasarkan pernyataan di Wahyu 15, umat Allah zaman akhir menyimak bahwa dengan dituangkannya keputusan disiplin Allah yang Mahakasih melalui tujuh malapetaka di Wahyu 16, maka berakhirlah tugas dan misi umat-Nya dalam memberitakan Pekabaran Tiga Malaikat dan pada saat yang sama itu juga berakhirlah misi pelayanan Yesus Kristus sebagai Imam Besar di kaabah Surgawi untuk kepentingan umat manusia yang berdosa. Konsep ini dapat disimak melalui pernyataan Firman Allah di Wahyu 15:1,8 sebagai berikut: Dan aku [Yohanes] melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib; tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah [dispilin Allah yang Mahakasih]. . . . Dan Bait Suci itu [tempat pelayanan Yesus Kristus sebagai Imam Besar di Surga] dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu. PENJELASAN ALKITABIAH Tindakan Disiplin Allah Yang Mahakasih Melalui Tujuh Malapetaka Wahyu 16-18 Allah memiliki sifat dan tabiat “penyayang dan pengasih, panjang sabar, serta berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, Yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang” (Keluaran 34:6,7; 1 Yohanes 4:8). Di saat yang sama, Allah yang Mahakasih ini akan dirasakan bagaikan “api yang yang menghanguskan” bagi orang yang menolak kasih-Nya (Ulangan 4:24). “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah, oleh sebab itu janganlah pernah Warta Advent On-line (WAO) menolak didikan Yang Mahakuasa itu” (Ayub 5:17). Dengan demikian, “Barangsiapa yang [Allah] kasihi, ia Ku-tegor dan Ku-disiplin” (Wahyu 3:19). Tegoran Allah telah terus menerus diserukan dengan “suara nyaring” melalui Pekabaran Tiga Malaikat sejak sekitar tahun 1844 Masehi. Ajakan Allah untuk bertobat dengan kerelaan hati berdasarkan Wahyu 3:19 sudah disampaikan dengan penuh kesabaran (2 Peterus 3:9). Masingmasing sudah dihadapkan kepada pilihan berganda: “Allah memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap umat manusia zaman akhir. Allah menghadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut padaNya” (Ulangan 30:19,20). Akhirnya, masing-masing sudah memilih sesuai dengan keyakinannya. “Mereka yang tidak percaya [tersebut] adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus” (Yudas ayat 4). Dengan demikian, pada saat itu pintu pengasihan Allah sudah mereka tutup, karena “Roh Kudus tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia” (Kejadian 6:3), dengan demikian, “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya” (Wahyu 22:11). Allah yang Mahakasih “tidak pernah berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya,” karena yang Allah rindukan adalah “Bertobatlah, supaya kamu hidup!” (Yehezkiel 18:32; 2 Peterus 3:9). Namun, oleh karena himbauan Allah tidak dipedulikan bahkan ditolak, sehingga mereka “tidak mau berbalik kepada Allah,” maka tindakan disiplin Allah yang Mahakasih mau tidak mau patut dijalankan (Amos 4:11,12). Allah yang Mahakasih itu adalah Allah yang penuh disiplin, dengan demikian: “Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan, . . . Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya” (Yesaya 46:10,11). Melalui nabi Amos, Allah menegaskan: “Karena tiga perbuatan jahat [manusia] bahkan empat [artinya kejahatannya sudah sampai kepada puncaknya], Aku tidak akan menarik keputusan-Ku; Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapanketetapan-Nya” (Amos 2:4; 1:3,6,9,13; 2:1,6). Keadaan inilah yang sudah terjadi pada zaman Nuh, yaitu “kejahatan manusia besar di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,” maka Allah yang Mahakasih menjalankan tindakan disiplin kepada mereka (Kejadian 6:5-7). Berdasarkan prinsip yang sama, hal seperti ini jugalah yang akan terjadi menjelang kedatangan Yesus Kristus ke dua kali (lihat Matius 24:37). Memperhatikan keadaan di zaman Perjanjian Lama, ada dua peristiwa besar oleh mana Allah menyelamatkan umat-Nya, yaitu bangsa Israel kuno. Pertama, keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir (Keluaran 6-15) dan kedua, kebebasan bangsa Israel dari penawanan Babilon (Yesaya 44-45; Yeremia 25:11-12; Daniel 5). Sebelum bangsa Israel diselamatkan oleh Allah dari kekuasaan Mesir dan juga Babilon, Allah terlebih dahulu melakukan tindakan disiplin kepada kedua bangsa ini. Sepuluh tulah terhadap Mesir (Keluaran 7:14-12:51) dan terhadap Babilon, dikeringkannya sungai Efrat yang merupakan 11 Mei 2007 12 benteng pertahanan Babilon (Yesaya 44:27; Daniel 5). Model seperti ini jugalah yang Allah akan lakukan sebelum menyelamatkan umat-Nya zaman akhir yaitu Israel rohani di saat kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kali. Allah yang Mahakasih akan melakukan tindakan disiplin terhadap bangsa-bangsa di bumi yang memiliki sifat dan tabiat Mesir dan Babilon rohani. C. Atas dasar kenyataan tersebut, model penyelamatan Allah bagi umat Allah berdasarkan Alkitab dapat digaris-besarkan sebagai berikut: nabi Yeremia di pasal 50 dan 51. Allah melakukan tindakan disiplin terhadap bangsabangsa di zaman akhir yang memiliki sifat Mesir dan Babilon dengan dicurahkannya tujuh malapetaka, lalu umat Allah yaitu bangsa Israel rohani memperoleh kelepasan dan keselamatan oleh Yesus Kristus di saat kedatangan-Nya yang ke dua kali. Umat Allah yang menang itu “menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba” (Wahyu 15:3) serta juga nyanyian kemenangan di Wahyu 18-19:8. b e r s a m b u n g ---------------------- A. B. Allah melakukan tindakan disiplin terhadap Mesir melalui sepuluh tulah, lalu umat Allah yaitu bangsa Israel memperoleh kelepasan dan mereka itu menyanyikan nyanyian Musa di Keluaran 15, yaitu nyanyian kelepasan dan kemenangan. Allah melakukan tindakan disiplin terhadap Babilon dengan dikeringkannya sungai Efrat sebagai pertahanan kuat kota Babilon, lalu umat Allah yaitu bangsa Israel memperoleh kelepasan atas jasa raja Koresy dan secara prinsip mereka memuji Allah dan menyanyikan nyanyian kelepasan dan kemenangan berdasarkan pernyataan Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 -Pdt. Hotma S. P. Silitonga, M.A., M.Th., Ph.D. Kontributor Khusus WAO 13 ARTIKEL ROHANI-PENGEMBANGAN DIRI Sebuah Tinjauan Konsep Manajemen Melalui Pendekatan Alkitabiah OLEH DR. NICO J.J. KOROH, MBA BAB 10 - Bagian 3 Manajemen Yang Melayani Dalam Abad XXI Tantangan Manajemen yang Melayani dalam Milenium Ketiga Nilai-nilai kehidupan manusia yang berubah cepat, memberikan tantangan baru bagi manajemen yang melayani dalam milenium ketiga ini. Dalam pasal sebelum ini, sudah dikemukakan bahwa setiap manusia sudah diberi talenta oleh Allah, dan talenta itu dimaksudkan untuk melayani orang lain. Tantangan yang akan dihadapi adalah apakah prinsip-prinsip pelayanan pun akan turut berubah? Rasul Paulus mengatakan bahwa, “Demikianlah hendaknya orang memandang kami yaitu sebagai hambahamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah bahwa mereka ternyata dapat dipercayai”. Jadi, pertanyaan besar selanjutnya adalah, “Dapatkah umat Kristiani sebagai pelayan-pelayan Allah memegang teguh kepercayaan itu?” Barangkali inilah tantangan yang berat bagi manajemen yang melayani dalam milenium ketiga ini. Kristus sudah menggantikan diri kita di kayu palang. Sebenarnya manusialah yang seharusnya menanggung dosa itu, tetapi sebaliknya, Kristus yang sudah menggantikan diri kita dengan darah-Nya sendiri demi penebusan manusia. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah berapa yang harus manusia bayarkan kembali kepada Tuhan yang telah menjadi penebus itu? Tentu sulit untuk membayangkannya, bahkan sulit untuk menggambarkannya seperti apa yang dikemukakan sebuah syair dalam lagu yang mengatakan, “Kasih Allah tak terbilang, tak dapat lidah uraikan, lebih tinggi dari bintang, lebih dalam dari lautan. Yang berdosa di- selamatkan, oleh kurban Yesus, yang telah sesat didamaikan, bersihlah dosanya. Jikapun laut penuh tinta, dan langit menjadi kertas, Warta Advent On-line (WAO) rumput-rumput jadi pena, dan orang sekalian pun menjadi penulis, menuliskan kasih Tuhan, akan keringlah lautan, langit tak dapat memuatkan segenap kasih Tuhan. Oh kasih Allah yang limpah. Tak dapat diduga! Kasih yang kekal selamanya, jadi nyanyian surga”. Kasih memang merupakan kata yang memiliki arti yang sangat mendalam. Allah itu memang kasih adanya. Tema tentang kasih merupakan suatu untaian benang emas yang terjalin dalam suatu pola yang mengagumkan di dalam Alkitab. Namun, untaian benang emas yang indah tersebut, tidak memiliki makna apa-apa bilamana tidak diwujudkan dan diekspresikan dalam tindakan hidup sehari hari, bahkan justru melalui tindakan kasih itu manusia dapat memperteguh dan mengembangkan cinta kasih yang telah diberikan Allah kepada manusia (Gregory 1959: 152-153). Memanfaatkan talenta yang ada pada kita secara optimal melalui pelayanan kepada sesama umat manusia merupakan salah satu ekspresi kasih dalam tindakan hidup insan Kristiani sehari-hari. Dalam hal ini, Rasul Paulus memberikan contoh bahkan memperkenalkan beberapa standar falsafah pelayanan. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebelumnya Rasul Paulus adalah penganiaya umat Kristen, kemudian ia bertobat (Kis. 9:3-6). Akan tetapi sesudah itu, di samping ia sebagai seorang pengusaha kemah, ia adalah pelayan pekabaran Injil yang tangguh seperti apa yang dikemukakan di dalam 2 Korintus 6 ayat 1-10, dan rincian penjelasannya adalah sebagai berikut: Kerja sama (ayat 1) . Falsafah yang pertama dikemukakan beliau adalah “Kerjasama”. Sebab prinsip kerjasama adalah prinsip yang terutama di dalam pelayanan. Dan prinsip ini merupakan pula prinsip dasar dari Yesus sendiri sebagaimana Dia kemukakan dalam Yohanes 5:19, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Kerja sama antara Kristus dan murid-murid-Nya atau kerja sama antara Kristus dan para dutaNya, haruslah merupakan suatu jalinan yang erat. Oleh karena itu, melalui prinsip ini, maka apa pun talenta yang diperankan oleh seseorang pemimpin yang melayani, haruslah berlandaskan falsafah kerja sama ini. Dan hal ini dapat diaplikasikan dalam berbagai keadaan, apakah seseorang menjadi direktur suatu bidang, departemen, atau sebuah perusahaan, atau apakah seseorang menjadi manajer sebuah departemen, ataupun seorang supervisor, 11 Mei 2007 14 seorang operator, ataupun ia seorang profesional, bilamana ia ingin menjadi efektif, efesien dan berhasil. Untuk itu, maka prinsip kerja sama tersebut tidak dapat ia lupakan sebab penolakan untuk bekerja sama berarti, menolak kasih karunia Tuhan atau anugerah Tuhan kepada kita. Jangan melukai perasaan orang lain (ayat 3) Falsafah yang kedua adalah jangan melukai perasaan orang lain, atau dengan ungkapan yang berbeda adalah jangan membuat diri kita menjadi batu sandungan untuk orang lain. Tindakan seseorang sebagai manajemen yang melayani, baik sebagai pimpinan, eksekutif, ataupun sebagai operator, atau hanya sekedar menjalankan tugas, maka suatu tindakan senantiasa akan memberikan dampak pada lingkungan kerja, atau orang sekeliling. Apalagi tindakan sebagai pimpinan atau eksekutif di dalam lingkungan negara Asia yang masih bersifat sangat paternalistik, maka seorang pemimpin akan menjadi panutan bagi bawahan, dan bahkan orang sekelilingnya, sehingga tindakannya senantiasa akan memberikan dampak yang signifikan, baik secara positif maupun negatif. Dan dalam ayat 3 ini jelas Rasul Paulus memberikan suatu arahan yang positif agar “dalam hal apa pun kami tidak memberi orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela”. Dengan demikian maka, pelayanan seorang Kristen bukanlah manifestasi dari suatu ketidakpedulian, ketidakjujuran, dan kesombongan, melainkan suatu manifestasi dari kehendak dan motivasi untuk melayani orang lain. Sabar dan menahan diri (ayat 4 - 6). Falsafah yang ketiga adalah sabar dan menahan diri. Rasul Paulus mengemukakan bahwa “...di dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran....”. Interaksi dengan manusia lain senantiasa akan membawa berbagai dampak baik positif maupun negatif, apalagi di dalam menyatukan persepsi yang berbeda, yang tidak mungkin dihindarkan dalam suatu proses manajemen. Tentu hal ini bukan berarti membatasi argumentasi di dalam menemukan suatu solusi. Makna dari menahan diri di sini berarti senantiasa berorientasi pada manusia Kristiani sebagai pelayan Allah. Sehubungan dengan ini, barangkali sulit untuk membayangkan, Rasul Paulus yang tadinya bernama Saulus sebagai penganiaya orang Kristen seorang Farisi (ahli Taurat yang berpegang pada tradisi orang Yahudi) yang fanatik, anti orang Kristen, kemudian dapat berubah menjadi seseorang yang dapat “menahan diri”. Hal ini hanya dapat terjadi bagi seseorang yang telah dilahirkan kembali, dan hanya itu yang dapat memungkinkan seseorang, untuk benar-benar menjadi pelayan Allah sehingga sanggup untuk menahan diri. Sabar merupakan sifat seseorang, sedangkan kemampuan menahan diri merupakan suatu perilaku. Perilaku menahan diri hanya dapat terwujud bilamana seseorang Warta Advent On-line (WAO) memiliki sifat yang sabar, dan sabar merupakan salah satu sifat kasih (1 Korintus 13 : 4, Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; kasih itu tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.) Dan sifat Kasih adalah sifat Allah (1 Yohanes 4:8 “ Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”.) Dan sifat seperti ini menurut Rasul Paulus hanya dapat dimiliki oleh manusia bilamana ia mengandalkan Roh Kudus, bila tidak, kasih itu hanyalah menjadi kasih yang munafik. Adil dan dapat dipercaya (ayat 7-10) Falsafah yang keempat adalah adil dan dapat dipercaya. Faktor ini tentu merupakan hal yang universal sebab barangkali tidak ada manusia di dunia ini yang tidak menghendaki keadilan. Meskipun demikian, kenyataan di dalam bidang manajemen, justru masalah adil dan kepercayaan, merupakan hal yang semakin langka untuk ditemukan dewasa ini. Banyak contoh yang dapat dikemukakan, bagaimana suatu organisasi, baik itu organisasi yang berorientasi profit, ataupun yang bersifat nonprofit, yang mengalami masalah, bahkan sering berakhir dengan bubarnya organisasi tersebut, karena masalah ketidakadilan dan hilangnya kepercayaan di dalam organisasi. Rasul Paulus mengemukakan bahwa keadilan dan kepercayaan merupakan senjata-senjata yang digunakan di dalam pemberitaan, dan kebenaran kuasa Allah. Dengan demikian, ini juga yang harus menjadi senjata-senjata rohani dari seorang yang terlibat dalam manajemen yang melayani. Dari sisi ilmu manajemen sendiri barangkali tidak perlu dibahas dengan alasan yang sama sebagaimana yang sudah dikemukakan di atas tadi. Namun, perihal kepercayaan kiranya perlu direnungkan lebih mendalam. Prinsip-prinsip yang dikemukakan Paulus di atas tadi adalah falsafah yang merupakan nilai-nilai hakiki, relevan dengan kebutuhan dalam kepercayaan akan suatu sistem manajemen. Sebab, secanggih apa pun suatu piranti keras (hardware), keberhasilan aplikasinya hanya akan bergantung pada penggunaan piranti lunak (software), dan piranti lunak yang sangat menentukan itu adalah manusia sendiri. Dan di sinilah letaknya makna besar kecilnya suatu nilai kepercayaan pada suatu sistem manajemen. -bersambung 11 Mei 2007 DR. NICO J.J. KOROH, MBA Dosen Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII, Jakarta 15 A R T I K E L R O H A N I Berhala Modern Oleh Pdt. E. Gultom Bab 4 - Bagian IV jumbai dan benang ungu yang kebiru-biruan. Bilangan 15:37 ”Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuhi benang ungu kebiru-biruan”. ”Di sinilah Allah menyatakan suatu peraturan sederhana dalam berpakaian untuk orang Israel yang dapat membedakan mereka dari bangsa yang menyembah berhala di sekitar mereka itu.” 51) 4. BERHALA “MENGHIAS DIRI” ------------------------------------ (Mortal Frame) Diri dan cara menghiasinya juga dapat merupakan berhala. Diri dan penampilan dengan pakaian dan hiasan serta segala corak yang digunakan merupakan berhala bagi beberapa orang. Yesus memanggil para pengikut-Nya untuk hidup penuh dengan penyangkalan diri, kerendahan hati dan kesederhanaan hidup. Roma 13:14 “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Menghiasi diri seperti orang duniawi merupakan satu bentuk berhala modern. ”Kita bisa menerima terang surga hanya kalau kita suka dikosongkan dari diri kita. Kepada semua orang yang melakukan ini, Roh Suci dikaruniakan dengan tidak terhingga. ” 50) Umat Tuhan akhir zaman harus berani tampil berbeda dengan dunia dalam segala hal. Terutama dalam hal berpakaian dan menghiasi dirinya. Kepada orang Israel dulu diperintahkan memakai pakaian yang diberi tanda yang membedakan mereka dengan orang kafir yaitu dengan menaruh jumbaiWarta Advent On-line (WAO) Kita yang dipanggil menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, milik dan kepunyaan Allah harus berbeda dalam menghiasi diri serta berpakaian dengan orang dunia. Karena cara atau mode pakaian yang kita pakai itu akan mengabarkan kebenaran dari injil itu juga. 52) Dalam Ulangan 22:5, 11 ditegaskan bahwa laki tidak boleh berpakaian perempuan atau seperti perempuan dan sebaliknya perempuan seperti lelaki, karena hal itu merupakan kekejian. Sehingga dapat jelas sifat kelaki-lakian dari pakaiannya atau perempuan dengan pakaiannya juga. Demikian juga tentang rambut, dalam 1 Korintus 11:15, 16 dijelaskan bahwa mode rambut panjang itu cocok untuk wanita bukan untuk laki. Memang ini dapat menggambarkan satu tradisi atau budaya hidup pada satu zaman tertentu. Akan tetapi kita umat Tuhan harus mengambil mode atau pakaian atau menghiasi diri selalu dalam posisi di tengah-tengah artinya tidak terlalu di depan dan juga tidak terbelakang. 53) Kalau seumpama sudah mayoritas mode laki berambut panjang dalam satu tradisi maka kita dapat mengambil mode mayoritas yang kebanyakan orang sudah anut. Demikian dalam hal mode. Kalau tidak maka apa yang kita lakukan atau anut itu akan mendapat reaksi tantangan dari khalayak ramai dan itu membuat batu sandungan bagi orang lain. Janganlah karena makanan, minuman, pakaian atau rambut atau apa saja yang kita buat itu menjadikan orang lain lemah imannya. Dalam hal perbuatan kita dan membuat orang lain lemah sesungguhnya kita berdosa di hadapan Tuhan. (1 Korintus 8:9, 12) 11 Mei 2007 16 5. PAKAIAN SUDAH MENJADI BERHALA Pakaian Perbaktian Kita harus berhati-hati terhadap mode karena mode itu selalu berubah-ubah dan perubahan itu menjurus kepada yang kurang baik. Roh Nubuat berkata: “Mode membuat orang menjadi jauh daripada Tuhan...karena Setan sendirilah pencipta/penemu mode-mode pakaian tersebut.” 54) Sebagaimana dalam tontonan, bacaan yang picis dan lagu musik rock bahwa Setan ada di belakangnya itu semua. Hal yang sama juga terjadi kepada mode pakaian. Maka dengan demikian itu: Pakaian sudah menjadi berhala bagi banyak orang.” 55) Tunduk kepada mode pakaian telah mengalahkan gerejagereja kita pada akhir zaman ini dan telah menceraikan umat Tuhan dari Allah lebih hebat dari kuasa apa saja. Adalah satu dosa yang sangat keji bagi kita sebagai umat Tuhan mengizinkan anggota gereja kita berpakaian sedemikian rupa yang bertentangan dengan iman kita. Kita harus segera bangkit dan menutup pintu bagi segala bujukan dan godaan dari mode pakaian tersebut. Kalau tidak, gereja kita akan terus semakin merosot. Allah menghendaki satu umat yang terpisah dan berbeda dari dunia ini. Dan segera setelah seseorang meniru cara/mode dunia ini, walaupun mereka tidak segera tunduk sepenuhnya, maka demikian juga Allah segera berhenti menganggap mereka sebagai anak-anak-Nya dan mereka menjadi anak dunia ini, anak-anak kegelapan. Mode dan Usia Tuhan memberi petunjuk dalam hal berpakaian kepada kita sekarang ini dengan jelas dan tegas. Karena disebutkan: ”Kita harus berpakaian yang rapi dan sopan dan mengandung keindahan yang alami sedemikian rupa.” 56) ”Kita harus berusaha agar kita tampak sebaik-baiknya tetapi bukanlah berlebih-lebihan atau corak yang kurang baik (serasi).” 57) ”Berusahalah selalu berpakaian neces dan rapi baik dalam Bilamana Israel hendak bertemu dengan Tuhan di atas gunung itu maka mereka harus berpakaian yang bersih dan suci (Keluaran 19:14). Demikian jugalah kita yang akan bertemu dengan Tuhan pada hari kebaktian suci di rumah-Nya. ”Buat dan asingkanlah pakaian khusus pada hari kebaktian Sabat.” 59) Tidaklah patut kita berpakaian seperti pakaian kantor ke sekolah, atau bekerja sehari-hari sama dengan pakaian ke gereja untuk bertemu dengan raja segala raja yaitu Tuhan Allah pencipta kita itu. Dalam memantulkan kehidupan yang sederhana dan rendah hati meneladani Yesus Kristus, maka bangsa Israel tidak perlu memakai perhiasan emas dan mutiara serta yang mahal-mahal (Keluaran 33:5, 6). Adalah sangat tidak beralasan orang Israel yang diajak keluar dari perhambaan Mesir masih terus memakai perhiasan emas, termasuk cincin atau cincin perkawinan sekalipun.” 60) Demikian juga kita Israel rohani sekarang ini mengikuti pola hidup sederhana tanpa memakai perhiasan emas, perak dan pakaian yang mahal (1Timotius 2:9). Nabi Yesaya melukiskan cara wanita kerajaan Babilon berpakaian dan menghias diri dalam Yesaya 3:16-25, yaitu dengan giring-giring pada kaki, gelang di kaki, jamangjamang dan perhiasan telinga, kerudung perhiasan kepala, gelang-gelang, rantai kaki, tali pinggang, tempat wewangian, jimat-jimat, cincin meterai, anting-anting hidung, dsb. Nabi Yeremia melukiskan wanita Babiylon itu dalam Yeremia 4:30 ”...memakai pakaian kirmizi, perhiasan emas dan memalit matanya dengan celak.” Jadi celak-mencelak itu bukanlah ditemukan pada abad keduapuluh tetapi sudah menjadi kebiasaan wanita memakainya pada zaman Babilon bahkan di Mesir. Kita bertanya, bagaimana standar dalam semuanya itu? Merupakan hal yang sulit dalam menghakimi orang berpakaian dan juga dalam lagu pujian dalam perbaktian. Namun kita dapat renungkan pernyataan roh nubuat ini: ”Bersihkanlah dulu mata-air itu maka alirannya pun jadi bersih. “Bila hati sudah benar maka perkataan, pakaian dan perbuatan semuanya jadi benar.” 61) Kita diajak kepada: “yang alamiah bukan kepada yang artificial dan kepalsuan, akan tetapi sebaliknya kita telah belajar menghias tubuh supaya kelihatan seperti orang dunia.” 62) Bilamana hati kita sudah berpaut erat dengan Kristus maka hati kita ingin memakai pakaian kebenaran Kristus. Maka kita tidak lagi memakai pakaian yang bertujuan menarik perhatian orang yang menimbulkan percecokan dan perselisihan atau menjadi batu sandungan bagi orang lain. b e r s a m b u n g corak yang sepadan dengan usia dan kehidupanmu.” 58) Janganlah orang tua berpakaian seperti orang muda atau sebaliknya orang muda seperti orang tua. Melainkan yang pantas dan sesuai dengan umurnya. Umat Tuhan sekarang ini telah terpengaruh dengan cara berpakaian dunia dan juga dengan segala gaya penarikan mode dan warna serta assesories lainnya. Umur dan mode pakaian maupun coraknya haruslah sepadan. Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 -Pdt. E. Gultom Chief Editor Indonesia Publishing House (IPH) 17 BERITA ADVENT SEJAGAT ACARA SYUKURAN dan DEDIKASI DISDAC [Dover, New Hampshire] – Satu lagi jemaat Indonesia lahir di New Hampshire dengan nama Dover Indonesian SDA Church (DISDAC). DISDAC merupakan jemaat Indonesia kedua setelah Rochester Indonesian SDA Church (RISDAC) yang sudah ada. Baik DISDAC, Dover, New Hampshire dengan Gembala Pdt. Jootje Bojoh, maupun RISDAC, Rochester, New Hampshire dengan Gembala Pdt. Evert Kamuh keduanya bernaung di bawah Northern New England Conference (NNEC). Acara syukuran dan dedikasi DISDAC berlangsung meriah pada Sabat (5/5) yang dihadiri oleh officer NNEC dan undangan lainnya yang datang dari California, Maine, Michigan, New Jersey, New Hampshire, dan Pennsylvania. Acara dipandu oleh Ira Manaroinsong & Leslie Bojoh serta dibantu oleh Julia Sulu & Sita Dewi selaku pianist. Bagian pertama, Church at Study berisi diskusi panel Sekolah Sabat dengan judul “Ketika Batu Berbicara” dipimpin oleh Michael Rotinsulu dengan para panelist Pdt. Joppy Wauran, Jufrie Wantah dan Youke Sigar. Kemudian dilanjutkan dengan acara Pelayanan Perorangan dibawakan oleh Pdt. Joppy Wauran. Lagu-lagu pujian berupa Warta Advent On-line (WAO) persembahan Musik Kolintang pimpinan Harold Tombeng, Scranton VG pimpinan Pdt. Joppy Wauran, The Satisfied Quartet serta Solo dari Roy maupun Sisca. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu “Dalam Naung-Nya” (LS # 156) dan ditutup dengan lagu “Brilah Padaku Alkitab Yang Suci” (LS # 146). Ayat tema dan doa buka oleh Elder John Londa dan doa tutup oleh Youke Mambu. Bagian kedua, Church at Worship dibuka dengan lagu “Sedap Harap Pada Yesus (LS # 129) dan ditutup dengan lagu “Kalau Serta Tuhan” (LS # 145). Cerita untuk anak-anak oleh FISDAC Puppet Ministry asuhan Julia Sulu, sementara himbauan persembahan dan perpuluhan oleh Pdt. Robert Sundin, Treasurer of NNEC. Bacaan naskah perayaan oleh Elder John Londa dan sambutan mewakili GerejaGereja Kristen di New Hampshire oleh Pdt. J. Ontiley. Penyematan kembang kepada sembilan orang mewakili jemaat Advent dan non-Advent dipimpin oleh Ira Manaroinsong & Leslie Bojoh. Khotbah dan doa dedikasi oleh Pdt. Mike Ortel, President of NNEC yang diterjemahkan oleh Pdt. Evert Kamuh. Dalam khotbahnya yang berjudul “In Christ We Are Family” antara lain Pdt. Mike Ortel mengungkapkan bahwa perbedaan pendapat bisa menyebabkan perpisahan dalam jemaat. Hal serupa pernah terjadi pada zaman rasul-rasul antara Paulus dan Barnabas sehingga keduanya berpisah. Paulus kemudian menggandeng Silas sedang Barnabas menggandeng Yohanes Markus, namun masing-masing kubu tetap giat menjalankan pekerjaan Tuhan. Jadi, 11 Mei 2007 walaupun kita mungkin berbeda pendapat, tapi kita adalah satu keluarga dalam Kristus. Lagu-lagu pilihan telah mengangkat hadirin lebih dekat pada Tuhan antara lain dipersembahkan oleh FISDAC Choir, DISDAC & RISDAC Double Quartet (Youke Mambu & Harold Tombeng, Hendrick Andries & Ellon Takalamingan, Jootje Bojoh & Berny Matulessy, John Londa & Youke Sigar), The Satisfied Quartet (John Londa, Hendrick Andries, Jootje Bojoh, Harold Tombeng), The Hope Duet (Seisy Paomei & Julia Sulu), Musik Kolintang (Harold Tombeng, Hendrick Andries, Ferry Kaway, Shirly Rotinsulu, Syanne Londa) serta Renald Lintong & Harold Tombeng masing-masing melantunkan Solo. Puncak acara berupa jamuan makan bersama yang didahului dengan doa berkat oleh Pdt. Evert Kamuh serta ucapan terima kasih mewakili DISDAC oleh Hendrick Andries. Sejarah lahirnya DISDAC dimulai pada November 2006 dan melalui surat tertanggal 25 Februari 2007 secara resmi DISDAC diterima oleh NNEC dengan Pdt. Jootje Bojoh selaku Gembala mereka. Seusai jamuan kasih Pdt. & Mrs. Joppy Wauran, Pdt. & Mrs. Robert Sundin, Pdt. Mike Ortel serta Pdt. & Mrs. Jootje Bojoh berfoto bersama. Sebelum berpisah sebuah lagu spontanitas didengungkan oleh DISDAC & RISDAC Double Quartet Plus (+ Joppy Wauran, Michael Rotinsulu, Stenly Gonie & Renald Lintong) dengan judul “Meet You In The Morning“ mengakhiri seluruh rangkaian acara di mana lagu tersebut mengingatkan akan pertemuan kita nanti dengan Yesus di pagi yang cerah pada waktu kedatangan-Nya. -Frederik J. Wantah Dewan Redaksi WAO, New Jersey 18 BERITA ADVENT SEJAGAT Kunjungan Rektor dan Purek II Unklab, Manado di Gereja Kemang Pratama Dilaporkan oleh Dr. Ronny Kountur Ketua Jemaat Kemang Pratama & Kontributor Khusus WAO Pada malam rabu kemarin, 9 Mei 2007 gereja Kemang Pratama Bekasi mendapat kunjungan rektor Universitas Klabat (Unklab), Airmadidi - Manado, Dr. A. B. Sepang. Beliau memberikan khotbah rabu malam yang dihadiri oleh hampir semua anggota jemaat. Khotbah yang berjudul ”Lepaskanlah Kasutmu”, diawali dengan menunjukkan sebuah wajan yang bagian bawah/’pantatnya’ berwarna hitam, dengan mengatakan, ”Apakah wajan ini boleh di gantung di depan mimbar sini?” Jawabannya sudah tentu tidak boleh. Aplikasinya, kita hanya bisa datang kepada Yesus dengan apa adanya tanpa dosa dan bersih dihadapanNya. Kedatangan rektor Unklab berbakti dan memberikan berkat rohani melalui khotbah ditemani oleh Dr. Stanny Nangoi, Pembantu Rektor II Unklab. Anggota jemaat Kemang Pratama dikuatkan iman melalui khotbah tersebut. (Dari kiri ke kanan: Dr. Stanny Nangoy, Dr. A..B. Sepang, Pdt. R. Y. Hutauruk, Bpk. Willy Wuisan, dan Dr. Ronny Kountur) Dr. A. B. Sepang dan Dr. Stanny Nangoi hari Kamis, 10 Mei 2007 mengunjungi Universitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung. Mereka berencana kembali ke Manado pada hari Jumat, 11 Mei 2007. Anggota jemaat Kemang Pratama mengucapkan terima kasih atas kunjungan tersebut, semoga Tuhan selalu memberikan berkat kepada pimpinan institusi pendidikan kita di Indonesia Kawasan Timur dalam menjalankan pekerjaan-Nya. Tuhan Memberkati. (Dr. A.B. Sepang sedang membawakan khotbah kumpulan doa rabu malam dengan judul ”Lepaskanlah Kasutmu”) Kedatangan pimpinan Universitas Klabat ke Jakarta adalah dalam rangka pertemuan dengan Direktorat Pendidikan Tinggi R.I dan beberapa pertemuan dengan pimpinan gereja Advent di Uni Indonesia Kawasan Barat. Warta Advent On-line (WAO) 11 Mei 2007 19