BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2010 hingga bulan Februari 2012 di Kandang Animal Facility Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. III.2. Bahan dan Alat Tepung daging teripang berasal dari teripang pasir (Holothuria scraba) yang disiapkan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bahan lain yang digunakan yaitu sekam sebagai alas kandang, pakan tikus berupa pelet, larutan fisiologis berupa NaCl 0.9%, methanol, larutan giemsa 10%, eter dan akuades. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kandang tikus yang terbuat dari plastik, jaring kawat penutup kandang, botol minum tikus, gelas objek, mikroskop, spoit 1cc dengan sonde lambung dari stainless steel, cotton bud, tisu, kapas, kertas label, dan timbangan digital. III.3. Hewan Coba dan Pemeliharaannya Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih betina (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley usia 3 bulan pada awal penelitian. Tikus percobaan dikandangkan secara individu dalam bak plastik yang berukuran (40x30x15) cm3 dengan menggunakan kawat untuk menutupi bagian atas kandang. Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan, kandang dialasi dengan menggunakan sekam yang diganti 3 hari sekali. Kandang juga dilengkapi dengan botol air minum dan tempat pakan. Pakan dan minum diberikan ad libitum. III.4. Pelaksanaan Penelitian III.4.1. Pengelompokan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 12 ekor tikus betina yang terdiri dari 10 ekor hewan yang sudah diangkat ovariumnya (hewan ovariektomi) dan dua 19 ekor hewan normal. Semua hewan dibagi ke dalam 6 kelompok yaitu: 1). Kelompok K, merupakan kelompok kontrol, yaitu tikus yang tidak diovariektomi dan tidak diberi perlakuan apapun, 2). Kelompok OK, merupakan kelompok kontrol perlakuan adalah hewan yang diovariektomi tetapi tidak diberi perlakuan apapun, 3). Kelompok EST, merupakan kelompok kontrol positif, adalah tikus yang telah diovariektomi dan diberi estrogen murni dengan dosis 0,02 µg/100 g BB 4). Kelompok TD 30, merupakan kelompok tikus yang telah diovariektomi dan diberi tepung daging teripang dengan dosis 30 µg/100 g BB, 5). Kelompok TD 40, merupakan kelompok tikus yang telah diovariektomi dan diberi tepung daging teripang dosis 40 µg/100 g BB, dan 6). Kelompok TD 50, merupakan kelompok tikus yang telah diovariektomi dan diberi tepung daging teripang dosis 50 µg/100 g BB. III.4.2. Perlakuan Tepung daging teripang dan estrogen diberikan dengan volume 2 ml dan dilakukan secara pencekokan (force feeding) yang dilaksanakan setiap hari selama 20 hari berturut-turut. Pengambilan data untuk menentukan panjang siklus estrus dengan cara melakukan ulas vagina. Ulas vagina dilakukan 3 (tiga) kali sehari, yaitu pada pagi hari (pukul 05.00 WIB), siang hari (pukul 13.00 WIB), dan malam hari (pukul 21.00 WIB) selama 15 hari berturut-turut dimulai dari H-5 pencekokan (Gambar 5). Pencekokan (20 hari) Adaptasi Tikus (7 hari) I I -7 (7 hari) Tikus masuk I I Ulas Vagina ( 15 hari) I I I I 1 I 5 I 20 (5 hari) Tikus mulai dicekok (15 hari) Tikus mulai diulas vagina Gambar 5 Diagram pelaksanaan penelitian. 20 III.4.3. Pengamatan Pengambilan ulas vagina dilakukan dengan menggunakan cotton bud yang telah direndam dalam NaCl fisiologis 0.9% sesaat sebelum digunakan, kemudian diulaskan pada dinding vagina dengan diputar 360º. Hasil ulasan dioleskan secara merata pada gelas objek, difiksasi dengan methanol selama 5 menit dan diwarnai dengan Giemsa 10% selama 30 menit, preparat tersebut selanjutnya dicuci dengan air mengalir perlahan dan dikering anginkan. Untuk menetapkan siklus estrus preparat diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x10 dan 40x10. Penentuan fase siklus estrus dari hasil ulas vagina dilakukan berdasarkan keberadaan sel-sel epitel vagina dan jumlah kuantitatif sel-sel epitel vagina. Perbandingan jenis sel pada preparat ulas vagina dan tahapan fase pada siklus estrus dituangkan pada Tabel 3 dan Gambar 6. Tabel 3 Perbandingan jenis sel pada preparat ulas vagina Fase siklus berahi Proestrus Estrus Metestrus Diestrus Ulasan vagina Sel epitel berinti ± 75% Sel kornifikasi (sel tanduk) ± 25% Sel kornifikasi ± 75% Sel pavement (menumpuk) ± 25% Sel pavement 100% Sel pavement dan leukosit Leukosit 100% Leukosit dan sel berinti mulai muncul Sumber : Baker et al. (1980) b a a Sel epitel berinti Sel kornifikasi Sel kornifikasi Sel pavement c d Leukosit Sel pavement Leukosit Gambar 6 Gambaran mikroskopis fase estrus ulas vagina pada tikus (Hill 2006) (Keterangan : Perbesaran 10x) 21 III.4.4. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA, dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut (Duncan Test) (Sudjana 2001).