Document

advertisement
I.
Pendahuluan
I.1 Tujuan Percobaan
Mengetahui metode pengukuran laju pertumbuhan dan efisiensi pakan pada tikus
putih ( Rattus norvegicus ).
I.2 Latar belakang
Setiap mahluk hidup memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi
bagi kelangsungan hidupnya. Di dalam tubuh makanan dicerna melalui saluran
pencernaan secara mekanik maupun enzimatis. Pada kenyataannya jumlah berat
makanan yang dikonsumsi ternyata lebih besar dibandingkan dengan banyaknya
feses yang dikeluarkan. Berat selisih tersebut diproses dalam tubuh sebagai energi
yang dipakai untuk metabolisme. Kebutuhan konsumsi makanan disesuaikan
dengan energi metabolisme yang diperlukan mahluk hidup untuk tumbuh dan
berkembang.
I.3 Teori Dasar
Tikus merupakan mamalia dengan gigi pengerat yang dapat memakan
beranekaragam jenis makanan walaupun pada dasarnya adalah hewan herbivora.
Jalur pencernaan tikus :
Mulut  posterior farink  esofagus  lambung  duodenum  usus besar 
kolon  anus.
Di mulut makanan dicerna secara mekanik dan enzimatis dengan saliva. Pada
mamalia terdapat tiga kelenjar saliva yaitu : parotid, submandibular, sublingual.
Lidah pada tikus (mamalia) dapat bergerak dengan dinamis untuk proses
pencernaan mekanik dan berperan dalam menelan makanan. Dalam proses
pelaluan makanan dari esofagus ke lambung terjadi proses yang bergantian antara
pencernaan dan respirasi. Pada saat proses respirasi berlangsung, makanan ditahan
oleh lapisan muskular halus untuk mencegah masuk kedalam saluran nasal. Proses
respirasi akan terhenti sebentar saat makanan dilakukan ke lambung. Saluran
glotis ditutup oleh epiglotis. Didalam lambung makanan dicerna kembali secara
enzimatis. Di duodenum sari-sari makanan diserap melalui dinding-dinding usus
oleh darah yang kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh. Pada persimpangan
antara ileum dan kolon berkembang bagian kaekum yang berperan untuk
mencerna bakteri. Setelah masuk kolon,maka sisa makanan akan dikeluarkan
keluar tubuh melalui anus.
Adaptasi dari hewan herbivora untuk tikus makanan akan dilalui saluran
alimentari dua kali dengan disertai proses re-ingestion.
(R, Diana , 1983)
Berat akhir hewan uji-berat awal hewan uji
Laju pertumbuhan (%) = ------------------------------------------------------ X 100 %
Berat awal hewan uji
Berat akhir heran uji-berat awal hewan uji
Efisiensi Pakan (%) = --------------------------------------------------- X 100 %
Feed intake
Feed intake-berat kering feses
Efisiensi absorbsi (%) = --------------------------------------- X 100 %
Feed intake
II.
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
III.
Tikus putih ( Rattus norvegicus )
Kandang metabolisme
Timbangan Ohaus
Timbangan elektronik
Oven
Air
Cawan petri
Kuas
Kertas dan label
Cara Kerja
Pada percobaan ini digunakan tikus putih ( Rattus norvegicus ) yang sedang dalam
masa pertumbuhan yaitu dengan berat sekitar 70-80 gram.
Pada awal perlakuan tikus yang akan digunakan pada percobaan diukur beratnya
kemudian dimasukkan dalam kandang metabolisme. Tikus tersebut diberi
makanan dan minuman setiap tiga hari sekali dalam sebanyak 60 gram secara Ad
libitum (pakan = 20 gram/hari). Setiap pemberian makanan dan minuman ( 3 hari
sekali ) tikus diukur berat badannya. Feses dan sisa pakan diambil dan dioven
pada suhu 60 oC, kemudian setelah diperoleh berat kering konstan maka dapat
ditimbang.
Percobaan berlangsung selama 2 minggu.
Selain itu dilakukan pula penimbangan aliquat. Yaitu pakan tikus sebanyak 60
gram di oven pada suhu 60 oC selama tiga hari/sampai diperoleh berat kering
konstan kemudian ditimbang beratnya.
IV.
Hasil Pengamatan
A. Berat tikus :
hari ke0
3
6
tikus
A
100
121
140
B
94,5
111
128,5
C
97,5 103,4 124,4
D
100,6 115,85 140,2
E
92,6 111,2
135
F
93,6 110,5 132,5
B. Berat kering sisa pakan
hari ke0
3
6
9
tikus
A
- 26,6 6,2 23,8
B
- 31,3 9,4
24
C
- 37,1 17,7 37,7
D
- 33,8 6,7 34,2
E
- 28,7 12,1 40,5
F
- 26,9 8,4 37,1
C. Berat kering feses
hari ke0 3
6
tikus
A
- 6,1 7,3
B
- 5,3 7,7
C
- 5,0 6,0
D
- 4,7 8,1
E
- 6,3 8,3
F
- 6,4 7,9
9
5,9
7,9
3,0
3,4
6,7
7,8
9
12
147,5 150
137,5 141,5
127 134,1
142,1 149
135,5 138
134
139
12
23,1
24,4
27,8
22,2
25,5
18,8
12
8,5
5,7
5,0
5,3
4,5
4,4
D. Berat aliquot pakan
Kelompok
Berat aliquot
I
56,8 g
II
58,9 g
III
54,6 g
Berat rata-rata
56,77 g
E. Suhu dan Kelembapan
0 3 6 9
12
Suhu
22 22 22 21 19
Kelembapan 84 68 79 89 94,5
V.
A.
Perhitungan
Feed intake
TIKUS
A
B
C
3
30,17
25,47
19,67
6
50,57
47,37
39,07
9
32,97
32,77
19,47
12
33,67
32,37
28,97
D
E
F
B.
22,97
28,07
29,87
50,07
44,67
48,37
22,47
16,27
19,67
34,57
31,27
37,97
9
47,5
45,5
30,26
41,25
46,33
43,16
12
50
49,74
37,54
48,11
49,03
48,5
9
22,74
27,46
13,35
8,45
3,07
7,62
12
7,42
12,35
24,5
19,95
7,99
13,16
9
82,1
75,89
84,59
84,86
58,81
60,34
12
74,75
82,39
79,97
84,66
85,6
88,41
Laju Pertumbuhan
Tikus
A
B
C
D
E
F
C.
3
21
17,46
6,65
15,16
20,09
18,06
6
40
35,98
27,59
39,36
45,79
41,56
Efisiensi Pakan
tikus
A
B
C
D
E
F
D.
3
69,6
64,78
29,99
66,39
66,26
56,57
6
37,57
36,94
53,74
48,63
53,27
45,48
Efisiensi absorpsi
tikus
A
B
C
D
E
F
3
79,78
79,19
74,58
79,53
77,55
78,57
6
85,56
83,74
92,32
83,82
81,41
83,66
C. Pertambahan berat rata-rata
Berat badan hari terakhir-berat badan hari ke-0
--------------------------------------------------------jumlah hari (12 hari)
Tikus
A
B
C
D
E
F
12
4,16
3,916
3,05
4,033
3,783
3,783
DI.
Pembahasan
DII.
Kesimpulan
DIII.
Daftar Pustaka
1. R, Diana. Animal Diversity, 1983, University Tutorial Press, London
Download