Faktor-Faktor Komunikasi yang Berhubungan

advertisement
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang
paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan
gencar misalnya aksi-aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah provinsi di
Indonesia yang dapat dilihat pada pemberitaan media televisi nasional (TVRI)
maupun swasta (SCTV, RCTI) serta pada media cetak surat kabar mengemas hal
tersebut. Aksi-aksi demonstrasi ini dimulai sejak digulirkannya reformasi pada
tahun 1998 sampai dengan sekarang yang dilakukan oleh masyarakat kepada
pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah
sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat, disamping adanya
pengaruh globalisasi. Pola-pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai
lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu
merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah
dengan
melakukan
perubahan-perubahan yang terarah dan terwujudnya
penyelenggaraan pemerintah yang baik.
Upaya mewujudkan pemerintahan yang baik memerlukan dukungan
kualitas sumber daya manusia yang baik. Masalah sumber daya manusia dalam
suatu organisasi merupakan masalah kepegawaian. Walaupun kita telah berada
dalam abad teknologi infromasi, dimana kegiatan-kegiatan manusia sudah
dipermudah oleh mesin-mesin berteknologi tinggi tetapi faktor manusia tetap
merupakan faktor yang sangat penting dan yang paling menentukan dalam setiap
organisasi.
Peranan Pegawai Negeri sangat penting dan menentukan, karena Pegawai
Negeri adalah Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat sebagai
pelaksana kebijakan pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan di masa kini dan masa yang akan datang (Nainggolan, 1987).
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan sudah barang tentu akan ditemui
berbagai hambatan-hambatan yang merupakan masalah dalam proses kerjasama,
terutama dalam hal untuk mewujudkan hasil kerja yang efisien, sehingga dapat
mengganggu kelancaran tugas pokok. Menyadari akan peranan Pegawai Negeri
2
yang sangat penting maka Pegawai Negeri dituntut untuk bekerja dengan sebaikbaiknya. Demikian pula halnya Pegawai Negeri yang menjalankan tugas di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika.
Aktivitas organisasi yang efektif memerlukan hubungan kerjasama secara
manusiawi diantara pegawai dalam suatu organisasi, kerjasama dapat diwujudkan
apabila antara anggota saling mengadakan hubungan dengan kata lain dibutuhkan
komunikasi. Komunikasi diantara pegawai dalam suatu organisasi merupakan
aktivitas yang selalu harus ada, karena komunikasi adalah sarana yang digunakan
bagi pimpinan, baik secara formal maupun informal, untuk berdiskusi, bertukar
pikiran, memberikan arahan kepada bawahan dan sebagainya. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Hicks dan Gullet (1987), bahwa organisasi disusun untuk
mengerjakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang mana
didalamnya para manajer, para bawahan, rekan-rekan yang setaraf, serta
lingkungan eksternal perlu dijalin hubungan dan komunikasi yang efektif. Karena
komunikasi merupakan faktor yang utama dalam menjalin hubungan dalam
organisasi.
Komunikasi yang terjadi antara pegawai khususnya antara pimpinan dan
bawahan menciptakan hubungan yang harmonis dalam suatu organisasi.
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam lingkungan
kerja untuk memperoleh kepuasan kedua belah pihak untuk menimbulkan
semangat kerja, menjalin kerjasama, meningkatkan disiplin dan meningkatkan
produktivitas.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam organisasi karena
merupakan persepsi keseluruhan pegawai atas sifat-sifat komunikasi dalam suatu
organisasi. Komunikasi merupakan refleksi kolektif suasana perasaan pegawai,
maka kondisi ini pada akhirnya dapat mempengaruhi perilaku kerja.
Setiap pegawai dalam memberikan respon terhadap lingkungan kerjanya
akan berbeda-beda antara satu dengan lain. Respon ini memberikan dorongan atau
motivasi yang berbeda-beda pula dalam bekerja. Hal ini sangat berpengaruh, baik
terhadap peningkatan kemampuan kerja masing-masing individu maupun terhadap
efisiensi kerja dilingkungan instansi secara keseluruhan. Pace dan Faules (2005)
menyebutkan bahwa iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi
3
cara hidup pegawai, kepada siapa pegawai bicara, siapa yang disukainya,
bagaimana perasaanya, bagaimana perkembangannya, apa yang ingin dicapai dan
bagaimana caranya menyesuaikan diri dengan organisasi.
Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dengan penuh rasa persaudaraan (Muhammad,
2004).
Dengan demikian dalam iklim komunikasi organisasi yang baik akan
mendorong pegawai berpartisipasi, terbuka memiliki perasaan bebas dalam tukar
menukar informasi dan berkomunikasi, sehingga diharapkan dapat menimbulkan
dan memacu motivasi kerja para pegawai. Iklim yang sehat juga mencerminkan
kemampuan organisasi dalam mengantisipasi terjadinya konflik.
Sedangkan organisasi dengan iklim yang defensif akan menyebabkan
informasi cenderung bersikap tertutup dalam menyampaikan informasi, tidak
merasa bebas berkomunikasi, berhati-hati atau takut-takut dalam mengeluarkan
pendapat atau pernyataan, sehingga mempengaruhi moral kerja pegawai. Oleh
karena itu, perhatian dalam suatu organisasi, maka diduga akan membawa
dampak yang tidak baik bagi masing-masing individu dalam organisasi maupun
pada tempat organisasi tempat individu bekerja. Dengan kata lain apabila iklim
komunikasi organisasi tidak mendapat perhatian yang serius diduga akan
menyebabkan motivasi kinerja organisasi menjadi rendah yang berujung pada
sulitnya pencapaian efektifitas organisasi.
Keberhasilan pembangunan dibidang komunikasi dan informatika sangat
tergantung kepada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menguasai dan
mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
komunikasi dan informatika. Pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia dibidang komunikasi dan informatika antara lain dilaksanakan oleh
Pusat Diklat Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika yang berlokasi di
Jl. Kelapa Dua Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika yang sudah
ada sejak tahun 2004 adalah unit organisasi setingkat eselon II yang berada
4
langsung dibawah Menteri Komunikasi dan Informatika, dengan pembinaan
teknis dan administratif oleh Sekretaris Jenderal Departemen Komunikasi dan
Informatika. Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika
mempunyai fungsi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para
pegawai dilingkungan Departemen Komunikasi dan Informatika. Melihat dari
fungsinya, maka tugas dari Pusdiklat pegawai ini erat hubungannya dengan
pemberian pelayanan pada pegawai dilingkungan Departemen Komunikasi dan
Informatika. Dengan demikian kepuasan para peserta pendidikan dan pelatihan
sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan. Motivasi untuk
mewujudkan kualitas pelayanan yang baik perlu ditumbuhkan pada diri pegawai.
Pegawai yang termotivasi dalam bekerja diharapkan akan berupaya semaksimal
mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
pekerjaanya pada produktivitas hasil kerja yang baik. Salah satu kondisi yang
dapat diciptakan dalam rangka mewujudkan motivasi kerja pegawai yang tinggi
adalah dengan melaksanakan hubungan manusiawi (Human relations) diantara
pegawai.
Kondisi nyata yang dihadapi oleh Pusdiklat Pegawai Departemen
Komunikasi dan Informatika dari hasil laporan evaluasi kinerja tahun 2005 yang
dilaporkan oleh Tim evaluasi kinerja dari Biro kepegawaian dan Organisasi
Departemen Komunikasi dan Informatika bahwa Pusdiklat Pegawai dalam
memberikan pelayanan sebagai aparatur pegawai negeri sipil belum optimal.
Masih ditemukan beberapa indikasi dari para pegawai sebagai berikut: adanya
rasa malas, kurang bersemangat dalam menghadapi tugas sehari-hari, adanya
tugas yang tidak diselesaikan tepat waktunya, kurangnya disiplin terhadap jam
kerja yang telah ditentukan, kurang rasa tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.
Data laporan dari tim evaluasi kinerja menunjukan masih ada beberapa hambatan
pada kinerja pegawai dengan angka rata-rata 75% (sumber Biro Kepegawaian dan
Organisasi Departemen Komunikasi dan Informatika, 2005).
Hambatan-hambatan pada kinerja pegawai itulah yang perlu dicarikan jalan
pemecahannya, agar pegawai yang kurang bersemangat dan sering melanggar
disiplin terhadap jam kerja dalam menjalankan tugas serta kurang rasa tanggung
jawab pada suatu pekerjaan di Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan
5
Informatika dapat termotivasi dan ditingkatkan kinerjanya sehingga mereka
benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Untuk memotivasi pegawai adalah tugas atasan, terutama didalam mengarahkan
para pegawai menuju tujuan organisasi yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan
apa yang dinyatakan oleh Widjaya (1996) “ Para pemimpin mempunyai tugas
utama untuk mengetahui pengaruh-pengaruh yang dapat mendorong orang yang
dipimpinnya agar bersedia bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada orang-orang yang dipimpinnya. Sebab salah satu tugas pokok seorang
pemimpin adalah menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya dan memberikan
bimbingan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Uraian diatas mengungkapkan pentingnya faktor-faktor komunikasi yang
berhubungan dengan meningkatkan kinerja organisasi, oleh karena itu perlu untuk
dikaji bagaimana faktor-faktor komunikasi yang terbentuk di Pusdiklat Pegawai
Departemen Komunikasi dan Informatika Jakarta, dan sejauh mana faktor-faktor
komunikasi yang berhubungan dengan motivasi kerja organisasi.
Perumusan Masalah
Suksesnya pelaksanaan fungsi-fungsi dan tercapainya tujuan organisasi
bukan hanya disebabkan karena fasilitas, sarana, barang modal, dan alat bantu
lainnya. Tetapi juga terutama hubungan kerjasama yang baik antara atasan dengan
bawahan, antara bawahan dengan atasan serta atasan dengan atasan dan bawahan
dengan bawahan dalam suatu organisasi. Tidaklah mudah untuk terwujudnya
kerjasama yang baik akan terciptanya tujuan organisasi.
Salah satu faktor yang menentukan efektifitas organisasi adalah faktorfaktor komunikasi dalam organisasi. Komunikasi vertikal, komunikasi horizontal
dan komunikasi diagonal yang memungkinkan terciptanya iklim komunikasi yang
dapat mendorong tumbuhnya motivasi kerja yang tinggi pada diri pegawai perlu
ditumbuh kembangkan. Hal tersebut tidaklah mudah, karena ketika para pegawai
memasuki suatu organisasi mereka membawa karakteristik personalnya seperti
latar belakang, budaya, pengalaman, dan harapan-harapan yang berbeda-beda
kedalam satuan organisasi. Hal ini akan mempengaruhi persepsi dan interpretasi
pegawai terhadap lingkungan yang sedang dihadapi ketika berhubungan dan
6
berkomunikasi. Para pegawai akan mempresepsikan lingkungan tersebut secara
berbeda-beda pula. Sebagaimana yang dikatakan Rakhmat (2001), bahwa yang
menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memberikan respons pada stimuli itu.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka masalah umum dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik individu serta faktor-faktor
komunikasi yang berhubungan dengan meningkatkan motivasi kinerja organisasi
dilingkungan suatu organisasi.
Selanjutnya dirumuskan rincian masalah dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi karakteristik individu, hubungan antar manusia,
komunikasi organisasi dan motivasi kinerja organisasi (Kasus di Pusdiklat
Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika) ?
2. Sejauh mana hubungan karakteristik individu dengan motivasi kinerja
organisasi (Kasus di Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan
Informatika) ?
3. Sejauh mana hubungan antara ”hubungan antar manusia” dengan motivasi
kerja pegawai (Kasus di Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan
Informatika)?
4. Bagaimana hubungan komunikasi organisasi dengan motivasi kerja pegawai
(Kasus di Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika) ?
7
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis deskripsi karakteristik individu, hubungan antar manusia,
komunikasi organisasi dan motivasi kerja organisasi.
2. Menganalisis sejauh mana hubungan karakteristik individu dengan motivasi
kerja pegawai.
3. Menganalisis sejauh mana hubungan antara ”hubungan antar manusia” dengan
motivasi kerja pegawai.
4. Menganalisis hubungan komunikasi organisasi dengan motivasi kerja
pegawai.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai sumber informasi tambahan bagi ilmu komunikasi dibidang
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
2. Sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan
dengan komunikasi dan motivasi kinerja organisasi.
3. Sebagai masukan bagi Departemen Komunikasi dan Informatika pada
umumnya dan bagi pimpinan Pusdiklat Pegawai khususnya agar dapat
menciptakan dan mengoptimalkan hubungan antar pegawai dan komunikasi
yang kondusif dalam rangka meningkatkan motivasi kinerja pegawai.
Download