menuju integritas, akuntabilitas dan profesionalisme dalam

advertisement
MENUJU INTEGRITAS,
AKUNTABILITAS DAN
PROFESIONALISME DALAM
PERADILAN
Gilles Blanchi
(Chief Technical Advisor / Project Manager SUSTAIN)
Public Discussion, 19 December 2016
Manajemen sumber daya manusia yang transparan: Instrumen
Kunci
 Isu penting dalam peradilan:
 Kurangnya transparansi dalamj enjang karir para hakim
 Adanya kesan bahwa promosi, demosi dan transfer
tergantung keputusan pimpinan (arbitrary)
 “Sistem Satu Atap” -> Manajemen SDM
merupakan hak prerogatif Mahkamah Agung (MA)
 Untuk menghindari pengambilan keputusan yang
sewenang-wenang, MA perlu memiliki kebijakan
yang kebijakan yang jelas
Kebijakan Sumber Daya Manusia di dalam dunia peradilan
 Perencanaan SDM dan Analisa Beban Kerja
 Menganalisa dan mengevaluasi beban kerja setiap satuan kerja oleh Biro Kepegawaian: pada 2008
didukung oleh USAID, pada 2016 bersama SUSTAIN (27 pengadilan 17 propinsi)
 Temuan:
 Indikasi kurangnya hakim pada level Pengadilan Negeri
 Beberapa pengadilan punya beban perkara lebih ringan, contohnya Pengadilan Tinggi Agama di
beberapa propinsi
 Situasi defisit hakim di Pengadilan Negeri dan Tata Usaha Negara sangat penting, dibandingkan
Pengadilan Agama atau Pengadilan Militer
 Adanya kebutuhan untuk menerapkan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi
dengan pengertian yang tepat dan praktis
 SUSTAIN mendukung FGD untuk sosialisasi tentang CBHRM, sosialisasi tentang Analisa Kerja, Kamus
Kompetensi dan Kriteria Evaluasi Kinerja
HAKIM
BERKUALITAS
Pelatihan bagi staf pengadilan
 Saat ini PUSDIKLAT MA menangani:
1.
2.
Pelatihan teknis hakim, panitera, dan kelengkapan lainnya (juru
sita, staf IT)
Pelatihan kepemimpinan and manajemen
 Pendidikan dasar hakim telah mengalami peningkatan
(dengan dukungan dari proyek oleh dukungan Uni
Eropa dan Belanda)
 MA memiliki inisiatif untuk Bimbingan Teknis yang
disetujui oleh LAN untuk memberikan spesialisasi bagi
hakim (perkara anak, kejahatan perikanan, komersial,
perburuhan, korupsi)
 Kendala: upaya pemberian spesialisasi hakim tidak
sejalan dengan kebutuhan pengadilan; Biro
Kepegawaian tidak memiliki akses terhadap data
hakim tersertifikasi; MA belum memiliki data yang
komprehensif tentang pelatihan yang diterima hakim
Perlunya informasi yang komprehensif tentang hakim dan staf
 MA membutuhkan database komprehensif tentang
yang diperbarui secara reguler dan dapat diakses
oleh biro-biro yang membutuhkan
 SUSTAIN mempertimbangkan bahwa integrasi data
penting untuk meningkatkan integrasi Sistem
Peradilan Pidana (seperti tujuan Ketua MA)
 Upaya mengintegrasikan SIPP perlu dikaitkan
dengan komputerisasi data administrasi peradilan,
data pelatihan oleh Pusdiklat, dan data manajemen
personalia (SIKEP)
 Seluruh hal di atas akan menjamin bahwa
pelayanan kepada masyarakat dapat menjadi lebih
baik
PERADILAN YANG
INDEPENDEN DAN
AKUNTABEL
Pengawasan peradilan
 Sistem pengawasan telah berkembang: internal dan eksternal. Tujuan dari sistem ini
agar hakim dapat menjadi independen dalam putusannya
 Pengawasan MA dan Komisi Yudisial/KY tidak luput dari kontroversi namun
hubungan keduanya terus berlangsung dan membaik, contohnya: keputusan
bersama memberi sanksi kepada Ketua Pengadilan yang melakukan tindakan
tercela
 SUSTAIN bekerja untuk mendukung peningkatan pengawasan internal dan eksternal.
 Badan Pengawasan MA memiliki tugas besar dengan jumlah 42 hakim dan 13 yustisial utk
mengawasi 7000 hakim di kurang lebih 900 pengadilan
 SUSTAIN mendukung Bawas melakukan pelatihan untuk hakim Bawas dan pelatihanbersama KPK di
sembilan lokasi utk pelaporan harta kekayaan – hasilnya adalah peningkatan kepatuhan
 Sosialisasi Zona Integritas
 Peluncuran Aplikasi SIWAS yang terbuka untuk semua pencari keadilan dan staf pengadilan apabila
ingin membuat pengaduan
Integritas & akuntabilitas: paradigma baru sistem peradilan
Indonesia
 Integritas sistem peradilan -> Bukan hanya
mengenai tingkah laku, perilaku dan perkataan;
tetapi pola pikir
 Ada kalanya isu etika dan integritas misalnya
konflik kepentingan dianggap bertentangan
dengan budaya setempat -> jika kita ingin
mendukung cetak biru peradilan, alasan ini tidak
dapat ditolerir.
 Jika tradisi memberikan hadiah bertentangan
dengan kode etik, maka hindarilah
menerima/memberi hadiah.Kode etik harus
ditegakkan.
 SUSTAIN akan terus mendukung MA untuk
mencapai peradilan yang transparan dan
akuntabel.
Download