pembangunan masyarakat dalam teori dan

advertisement
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DALAM
TEORI DAN PRAKTEK/APLIKASI
Oleh :
Prof., Dr., H. Enceng Mulyana., M.Pd
BAHAN KULIAH PROGRAM STUDI S2
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONEISA
A. PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI DASAR
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
1. Pengertian Dasar
Perubahan Sosial adalah perubahan yang terjadi dalam aspek
struktur dan fungsi dari suatu unit sistem sosial tertentu yang
dikenai rangsangan, innovasi.
2. Paham atau Pandangan
1. Paham Demografis/Biologis
terjadinya perubahan sosial.
sebagai
faktor
determinatif
2. Paham Teknologis sebagai faktor determinatif terjadinya
perubahan sosial.
3. Paham Kultural sebagai faktor determinatif terjadinya perubahan
sosial.
3. Sifat
1. Perubahan secara cepat dan lambat.
2. Perubahan sengaja dan tidak sengaja.
3. Perubahan itu progres dan regres.
4. Perubahan pengaruhnya besar dan kecil.
4. Type Of Social Change (Zaltman)
Time
dimension
Level of Sociaty
Micro (individual)
Intermediate/Messo
(Group)
Short Term
Type 1
1) Attitude change
2) Behavior change
Type 3
1) Normative change
2) Administrative
change
Type 5
1) Invention Innovation
2) Revolution
Long Term
Type 2
Life-cycle change
Type 4
Organization change
Type 6
Socio-cultural change
Macro (Society)
5. Change Management System (Zaltman)
Organizational
Subsystem
Issue/Cause
Change Agency
Decision Process
Communication
Subsystem
Change goals
Decision
Objectives
Resources
Change/
Philosophy
1. Problem
definition
2. Discussion/
Research
Program
Objectives
Target System
Design
Change
Program
Communication
Process
Tangible
Stimuli
1. Extended
massage
-
Nonpersonal
-
Interpersonal
Tangible
Stimuli
2. Implementation
-
Administrative
Machinery
-
Social
Resistance
-
Situational
variables
Political
Social
Economic
Technological
Environment
(Exogeneous Input)
Change Target
Subsystem
Feed Back
Simbolic
Stimuli
Group/Individual
Evaluation Process
1. Individual/
Group state
Psychosocial
characteristic
2. Influence
state
Structural
change
Attitude
change
Behavior
change
Individual Evaluation Process
Individual Change Process
Tangible
Stimull
Individual
State
Segment
Member Profile
Simbolic
Stimully
Personality
contructs
Demografic
characteristic
Behavior
patterns
Sosial
Stimull
Cognitive
structure
Influence
State
Adoption
Stages
Internalization
Identification
Compliance
Ri
Resolution
Ambivalence
Indifference
Antagonism
Rejection
Stages
Individual Change Process (Zaltman)
Adoption Stages
Awareness
Interest
Behavior
5
Exposure
to Stimuli
Intention
Seeking of
Information
R4
Sensitivity
to Stimuli
Comprehension
of Information
Adoption
Resolution
2,3,4
Attitude
R2
R1
R3
Behavior
1
Nonsalience
Rejection
Unawareness
Rejection Stages
6. Strategi Perubahan
Tekanan dari luar
paling lemah
Pendidikan
(Educative)
Tekanan dari luar
paling kuat
Bujukan
(persuasive)
Fasilitative
Paksaan
(Power)
1) STRATEGI FASILITATIF
Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat jika
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Strategi fasilitatif ini akan digunkaan dengan tepat jika : sasaran
perubahan (klien) :
-
Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari
target perubahan (tujuan)
Merasa perlu danya perubahan atau perbaikan
Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya
Memiliki kemam[uan untuk berpartisipasi dalam merubah atau
memperbaiki dirinya
b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program
menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga
bantuan yang diperlukan.
c. Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang
rendah terhadap usaha perubahan sosial.
d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha
perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk
memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran
yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di
masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber satau fasilitas yang
diperlukan.
f. Usaha perubahan sosial dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih
lancar pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelasanaan
perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien)
g. Strategi fasilitas dengan menyedianakn dana serta tenaga akan sangat
diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial karena
kekurangan sumber dana dan tenaga.
h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas
yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertenru pada waktu tertentu.
i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika :
- Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kuat untuk
menentang adanya perubahan.
- Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak ada sikap
terbuka dari klien untuk menerima perubahan.
2) STRATEGI PENDIDIKAN
Agar penggunaan strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif,
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
(1) Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam
kondisi dan situasi sebagai barikut :
a. Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam
waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah).
b. Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.
c. Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan.
d. Apabila dikehendaki perubahan yang difatnya mendasar dari pola
tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru.
e. Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui
dan dimengerti, serta diperlukan adanya kontrol dari klien.
(2) Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan
sosial akan efektif, jika :
a. Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk
digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan
perubahan sosial yang dicapai.
b. Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya,
sumbangan dana donatur serta berbagai penunjang yang lain.
c. Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolah perubahan atau
kembali ke keadaan sebelumnya.
d. Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara
gejala dan masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya
perubahan.
(3) Strategi pendidikan akan kurang efektif jika :
a. Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan
pendidikan.
b. Digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.
STRATEGI BUJUKAN (Persuasive Strategies)
Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Strategi Bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan :
a. Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial.
b. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial.
c. Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang prubahan dari suatu
kegitan atau program ke kegiatan atau program yang lain.
2. Strategi Bujukan tepat digunakan jika :
a. Masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah
kurang efektif.
b. Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap klien.
c. Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi klein menganggap
mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
d. Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat
dinikmati kemanfaatannya secara langsung.
e. Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat
awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan
3. STRATEGI PAKSAAN (Power Strategies)
Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Strategi paksaaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses
perubahan sosial rendah dan tidak amu meningkatkan partisipasinya.
b. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk
berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
c. Strategi paksaan tidak efektif mengusahakan perubahan dan pelaksana
perubahan juga tidak mampu mengadakannya.
d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera
tercapai.
e. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan
terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial
sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
f. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima
prubahan sosial artinya sukar dipengaruhi.
g. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamananan
percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan.
7. RANGKUMAN
 Pada hakekatnya setiap makhluk hidup mengalami proses
perubahan. Oleh karena itu perlu diketahui apa dan bagaimana
proses
perubahan
kehidupan
terjadi
dan
bagaimana
mengarahkannya ke arah kesejahteraan hidup manusia.
 Perubahan sosial adalah perubahan tingkah laku dan sikap yang
terjadi pada individu sebagai akibat terjadinya interaksi antar
individu, antara individu dengan kelompok, antar kelompok, antara
kelompok dengan organisasi, atau antar organisasi.
 Menurut Zaltman dan Duncan, perubahan sosial adalah
pembelajaran kembali individu atau kelompok sebagai reaksi
terhadap adanya tuntutan aktivitas dalam situasi yang baru, yang
menghasilkan perubahan baik dalam struktur dan/atau fungsi
sistem sosial.
 Tipe-tipe perubahan sosial
Tipe-tipe Perubahan Sosial
Aspek yang diutamakan
Tipe perubahan sosial
1. Motivasi timbulnya perubahan
sosial
a. Asli timbul dari dalam sistem sosial
b. Ada dorongan dari luar sistem
sosial
2. Proses terjadinya
a. Tanpa direncakanan
b. Direncanakan
3. Jangka waktu terjadinya perubahan a. Jangka Pendek
b. Jangka Panjang
4. Tingkat atau lingkup terjadinya
perubahan
a. Mikro (individual)
b. Intermmediate (kelompok)
c. Makro (Masyarakat)
5. Pemindahan Kebudayaan
a. Formal
b. Informal
c. Teknik
B. TEORI PERUBAHAN SIKAP DALAM KONTEKS
MEMBANGUN MASYARAKAT
1.
TEORI
KECENDERUNGAN
KOMUNIKASI PERSUASIF
KEPRIBADIAN
DAN
Istilah dalam Teori Kepribadian




Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan
kegiatan mental (integrated activity organism) atau
intelektual (intelectual power). (Oxford Dictionary)
Personality, adalah totalitas karacteristic kepribadian (the
totality of personality’s characteristic)
Individuality, sifat khas seseorang yang menyebabkan
seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain.
Identity, sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifatsifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu
Karakteristik
Komunikator
Kepribadian
,
status
Keahlian
&
kecakapan
Kepercayaan,
Ketulusan
& kredibilitas
1.
Sumber/Materi
2. Keahlian
Pembicara
3. Kejujuran
komunikator
4. Isu /Topik
Rasa bangga,
takut
& kepercayaaan
Perubahan
sikap
Dalam waktu
Relatif lama
Penelitian:
1. Hovland dan Weiss (1951). Dengan topik yg berbeda, dan
diberi tes sebelum dan sesudah presentasi. Setengah dari
presentasi, mhsw diarahkan utk menilai:
a). Tingkat kepercayaan dari sumber informasi
b). Kejujuran dan kecakapan.
c). Informasi yang diserap
Hasil:
Tingkat kredibilitas komunikator sangat berpengaruh
terhadap sikap dlm menerima paparan selama presentasi
2. Kelman dan Hovland (1953)
Siswa tingkat menengah untuk mendengarkan program tentang
kenakalan remaja.
Untuk melihat perubahan sikap thdp kredibilitas sumber,
dengan variasi kesan positif, negatif dan netral dgn pembicara:
a). Seorang ahli yg mampu dlm mengatasi masalah
kenakalan remaja, jujur, terlatih dan tahu seni berbicara di
depan publik
b). Sumber
informasi
adalah
orang
yg
pernah
melakukan kenakalan di masa remaja
c). Pembicara sebagai anggota studio yang sering
membahas kenakalan remaja
Hasil:
-
Sumber dengan citra + dianggap lebih kredibel dan dapat
dipercaya
Sumber dengan citra netral memiliki hampir sama dengan
sumber citra +
Sumber citra − menunjukkan sikap yg kurang bagus
terhadap informasi yg diberikan
3. Hovland dan Mandell (1952). Kejujuran komunikator sbg
aspek penentu
perubahan sikap pada klpk tertentu
Responden diminta utk memberikan kesimpulan
dari
pernyataan yg didengar dari pembicara yg berbeda
- Pembicara yang memihak pada kelompok tertentu dianggap kurang
jujur dan sebaliknya.
- Pembicara yang tidak memihak kelompok manapun memiliki tidak
kejujuran yang lebih tinggi
4. Hasil penelitian Walster dan Festinger (1962)
- Audien yang mengetahui tujuan komunikasi untuk mempengaruhi
kurang mampu merubah sikap berbeda dengan komunikasi
menggunakan cara yg populer dan isu yang trend
5. Festinger dan Maccoby (1964) menunjukkan bhw:
komunikasi persuasif yang dibarengi dengan contoh2 yang
ril dapat dengan lebih mudah merubah sikap audiens
Pengaruh kejujuran, kredibilitas dan ketidakpihakan komunikator
pada kelompok tertentu dipengaruhi faktor lain baik langsung
maupun tidak berpengaruh thdp penilaian ke-tiga aspek tsb.
6. Hovland dan Weiss (1951), Kelman dan Hovland (!953)
Menunjukkan hasil yang sama berkaitan dengan pengaruh tingkat
kejujuran dan kredibilitas sumber terhadap perubahan sikap.
Penelitian ini tidak didukung oleh Hovland dan Mandeel (1952) dan
Weiss (1961) menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan.
7.
8.
9.
Kesimpulan penelitian Kelman dan Hovland:
sumber dengan
citra positif dan netral dapat
lebih mudah merubah sikap dan
citra negatif berlaku sebaliknya
Weiss & Fine (1956) menemukan bahwa
kejujuran berperan
penting dalam merubah
sikap audience dan komunikasi
dengan tujuan
propaganda dianggap kurang jujur dan kurang
kredibel
Weiss (1957) meneliti pengaruh pandangan
komunikator yang
sama dengan audience
terhadap topik atau issue yang sama,
ada
pengaruh yang positif terhadap perubahan sikap karena
komunikator ada sepaham
Eksperimen yang dilakukan oleh Aronson dan Golden (1962)
menambahkan aspek baru perlu diperhatikan oleh seorang
komunikator. Tidak hanya aspek kredibilitas, kejujuran, ketulusan
dan tanggung jawab yang mempengaruhi sikap audiens tapi sisi
positif dan negatif seorang pembicara pun menjadi bagian yang tak
kalah penting peranannya (karakteristik fisik; seperti bentuk tubuh,
kerapihan, baik, dsb.) dalam perubahan sikap
Hovland (1959) komunikator yang kurang kredibel semakin besar
usahanya untuk merubah sikap audiens, maka semakin tinggi
tingkat resistensi audiens
Komunikator yang dipercaya dan kredibel semakin besar usaha
untuk merubah sikap audiens, kemungkinan semakin berhasil.
Pernyataan ini didukung oleh Goldberg (1954) dan Zimbardo (1960).
Untuk menggeneralisasi nilai, membutuhkan sebuah eksperimen
yang melibatkan sumber yang positif maupun negatif
Penelitian Aronson, Turner dan Carl Smith. Sumber kredibilitas tinggi
, perubahan sikap cukup signifikan. Sumber kurang kredibel semakin
rendah tingkat perubahan sikap.
Penelitian Bergin : semakin tingkat kredibilitas komunikator,
semakin mudah merubah sikap audiens
Menurut Hovland, Jennis dan kelly (1953)
Faktor yg mempengaruhi audiens melupakan materi yg telah
didapatkan dari sbr yg kredibel krn adanya ketidaksesuaian dan
keterpisahan antara sbr dan isi yg telah disampaikan
2. Setuju dan tidak setuju (Approved and Disapproved)
• Diterimanya suatu komunikasi tergantung pengetahuan yg dimiliki
audiens
• Diterimanya suatu komukasi dipengaruhi oleh proses komunikasi
sebelumnya
Penelitian Pengaruh dari setuju dan tidak setuju
 Menurut Singer baik/benar adalah sikap yg mutlak dgn meminta
persetujuan subjek merasa dilibatkan & merupakan sikap
demokratis
Penelitian Hildum dan Brwoun: responden yg berpini positif
cendrung mempertahankan sikapnya pd pertanyaan yg sama pd
saat yg berbeda, mereka dgn jawaban yg kurang meyakinkan
cendrung labil.
Penelitian Scott (1957): utk melihat perubahan sikap siswa, setelah
berdebat, yg dinyatakan sbg pemenang memiliki sikap yg positif
terhadap apa yang mereka lakukan.
Selanjutnya Scott minta siswa mengungkapkan pendapat ttg topik ttt
secara bebas dgn kemampuan masing2 dan dinilai oleh 3 juri,
mereka yg beropini bagus diberi pujian.
 Para siswa menunjukkan perubahan sikap yg lebih positif
 Kesimpulan:
Bagi yg mendapatkan pujian, memiliki sikap yg tetap pada situasi yg
sama pd hari-hari berikutnya
Keanggotaan kelompok dan perubahan sikap :
• Perubahan sikap dipengaruhi kelompok/ masyarakat, dimana org
itu tinggal & dibesarkan.
• Penelitian menunjukkan bhw siswa yang secara kelompok
cendrung lebih siap menerima
• Perubahan dibandingkan dgn siswa yang menanggapi secara
pribadi
• Kelly & Woodruffs menyimpulkan : perubahan sikap pada klpk ttt
dpt difasilitasi dengan memberikan informasi ttg klpk lain yang
menerima pembaharuan tsb secara kolektif
 Penelitian Kelly dan Volkhart (1952) : menunjukkan bahwa
seseorang yang patuh thdp norma yng ada dlm klpknya cendrung
dengan tegas menolak sesuatu yang bertentangan dengan norma
yang dianutnya
3. Teroi Hubungan Antar Personal dan Perubahan
Sikap (Personality and Persuasibility)
Beberapa pertanyaan
 Apa yang menetukan seseorang menerima atau menolak
pandangan orang lain?
 Apakah orang lebih rentan melakukan komunikasi persuasif?
 Apa yang menyebabkan kerentanan tersebut?
Komunikasi dan Kemampuan Mempengaruhi
• Orang cenderung dapat dipengaruhi
komunikasi yang berbeda?
atau tidak
oleh
topik
• Persuasibility and Personality, memberikan gambaran hubungan
antara kecenderungan kepribadian dan sifat individu, serta
kemampuan untuk mempengaruhi.
Bukti dalam penelitian :

Penelitian Janis dan Field :
Sebuah Mata pelajaran diberikan dengan cara yang berbeda

Penelitian King:
Seseorang dipengaruhi oleh kecenderungan Mayoritas

Penelitian Abelsen dan Lesser:
– Menunjukan 2 gambar berbeda
– Menceritakan kisah tidak lengkap
– Mendengarkan Rekaman Pertanyaan yang tidak biasa
Sumber Kemampuan Mempengaruhi :
Rasa Percaya Diri
 Persuasibility terkait dengan Perasaan
Rendah Diri Seseorang
 Rendah Diri : Perasaan Tidak Mampu,
Hambatan Sosial, Kecemasan dll
 Rendah
diri
terjadi
karena
ketimpangan antara Cita-cita yang
diharapkan dengan Prestasi yang
dicapai.
Cohen (1959)
 Orang yang rendah diri cenderung
mudah dipengaruhi orang lain yang
lebih tinggi rasa percaya dirinya.
 Dia Juga kurang aktif memberikan
pengaruh.
 Komunikasi Persuasif berasal dari
rasa percaya diri
Konsep Ego Pertahanan (Cohen)
Jenis Pertahanan
 Pertahanan Menghindar
 Pertahanan Ekspresif
Rendah diri:
Pertahan
Ekspresif,
Labil
lingkungan, mudah dipengaruhi
terhadap
Percaya Diri:
- Pertahanan menghindar, menyangkal
pengaruh dari luar karena memiliki
percaya diri tinggi.
- Ancaman cenderung ditolak oleh orang
yang memilii PD tinggi
Penelitian Leventhal dan Perloe (1962)
 Menguatkan pendapat Kohn
 Penelitian dilakukan dengan memberikan materi Kondisi Tentara
kepada para Sarjana baru. Isi Materi:
50% optimis, 50% pesimis
Efeknya:
PD: optimis, berupaya meningkatkan kualitas diri
KPD: pesimis
Faktor-faktor Kepribadian yang mempengaruhi
Persuasibility (Hovlan dan Janis, 1959)






Persepsi ketergantungan
Otoriter
Sistem nilai lain
Isolasi Sosial
Kekaguman Fantasi tingkat tinggi
Perbedaan Jenis Kelamin
(kondisi objek penelitian yang berbeda, metode yang berbeda
mengakibatkan hasil penelitian tidak bisa di genaqralisir, butuh
penelitian lanjutan)
Kebutuhan Kognitif, Gaya Kognitif dan
Ambiguitas Komunikasi
 Peran Kognitif dalam perubahan sikap, dengan melihat bagaimana
individu memandang lingkungannya
 Bagaimana individu menanggapi informasi tentang diri dan
lingkungannya
Tipe Orang:
 Cukup Puas dengan pengetetahuan yang dimiliki
 Memiliki gairah tinggi untuk terus menambah pengetahuan
Gaya Kognitif (Kelman dan Cohler)
 Sharperners
– Kekuatan Kognitif tinggi
– Menginginkan hal-hal yang jelas dan rinci
 Lavelers
– Kekuatan Kognitif yang terbatas
– Menyederhanakan Lingkungan
– Menanti hal=hal baru
Perbedaan diantara keduanya, Upaya kuat mereka untuk mendapat
kejelasan dari hal yang ambigu
Hasil
 Levelers
Perubahan sikapnya lebih rendah
Mengikuti meski mereka tidak memahami
 Sharpners
Membuka diri terhadap isi substansi pemberi informasi
mengingkan informsi yang jelas
Percobaan Baron (1963)
Ciri Kebutuhan
Tingkat Kepedualian seseorang tentang pengetahuan
Metode
Memberikan informasi/iklan yang ambigu ke hadapan responden
Hasil
Orang tipe Clarifiers banyak berubah terpengaruh
Teori Psikoanalitik dan Sikap Sosial
Weiss dan Fine (1955-1956)
Bagaimana sikap seseorang terhadap penyimpangan sosial?
– Melindungi
– Menghukum
“Seseorang mempunyai agresifitas yang kuat untuk menghukum
orang yang melakukan penyimpangan sosial dibanding
memberikan perlindungan kepada mereka”
Sarnof (1960)
Motif, Konflik dan Ego Pertahanan
 Motivasi akan menghasilkan ketegangan, dimana orang berupaya
mengurangi ketegangan
 Ketika terjadi ketegangan, akan memunculkan konflik
 Saat Konflik muncul, akan timbul reaksi menerima atau menolak
sebagai sebuah ego pertahanan diri
Penelitian
Objek Penelitian tentang Informasi
orang Negro di Amerika
Informasi yang diberikan dilakukan
perubahan
Hasilnya:
Orang yang memiliki ego pertahanan
lebih kuat, tidak terpengaruh dengan
perubahan informasi
Kesimpulan Sarnof
 Ego pertahanan sangat tepat untuk memahami dinamika sosial
 Terlalu membuka diri mempunyai konsekwensi untuk di
eksploitasi
 Sikap sinis pada dasarnya akan melahirkan kasih sayang.
4. TEORI PENGARUH PERILAKU
TERHADAP
KECENDERUNGAN
SIKAP
MENYIMPANG
PERUBAHAN
REWARD
KEBEBASAN
JUSTIFIKASI
PAKSAAN
RASA PD
INDIVIDU
TINGKAT
PENYIMPANGAN
Contoh : SIKAP PRIBADI
(Attitudes)
1. Model Sisiran Rambut
2. Warna Favorit
3. dll
Contoh : Perilaku
Berbeda/Inkonsisten
(Discrepant Behaviour)
1. Perilaku di dunia kerja vs dunia
kampus/kuliah
2. Bekerja rajin pada saat ada atasan
3. Merokok meski tahu bahayanya
4. Mencuri demi jiwa seseorang
5. dll
Sumber-Sumber Inkonsistensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Reward / Insentif
Justifikasi
Pemaksaan
Pilihan dalam kepatuhan
Rasa Percaya Diri
Individu yang bisa memaksa
Tingkat Penyimpangan Perilaku
1. Pengaruh Reward / Insentif
 Reward dapat menjadi salah satu pemicu yang
dapat memaksa orang melakukan perilaku
berbeda/inkonsisten
 Makin BESAR reward, semakin Kecil
perubahan sikap menyimpangnya
 Makin Kecil reward, semakin BESAR
perubahan sikapmenyimpangnya
2. Pengaruh
Justifikasi/Pembenaran
 Justifikasi juga menjadi salah satu pemicu
yang dapat memaksa orang melakukan
perilaku berbeda/inkonsisten
 Makin SEDIKIT ALASAN PEMBENARAN,
semakin POSITIF perubahan sikap
menyimpangnya
 Makin BANYAK ALASAN PEMBENARAN,
semakin NEGATIF perubahan sikap
menyimpangnya
3. Pengaruh PEMAKSAAN
 Hal lain yang dapat memaksa orang
melakukan perilaku berbeda/inkonsisten juga
adalah faktor PAKSAAN
 Makin LEMAH PAKSAAN, semakin KUAT
perubahan sikap menyimpangnya
 Makin KUAT PAKSAAN, semakin LEMAH
perubahan sikap menyimpangnya
4. Faktor PILIHAN DALAM
KEPATUHAN
 Makin TERBUKA KEBEBASAN MEMILIH,
semakin BESAR perubahan sikap
menyimpangnya
 Makin TERTUTUP KEBEBASAN MEMILIH,
semakin KECIL perubahan sikap
menyimpangnya
5. Faktor RASA PERCAYA DIRI
 Semakin TINGGI RASA PD, semakin KUAT
perubahan sikap menyimpangnya
 Makin RENDAH RASA PD, semakin LEMAH
perubahan sikap menyimpangnya
6. Faktor INDIVIDU “PEMAKSA”
 Semakin TIDAK MENYENANGKAN INDIVIDU
PEMAKSA, semakin KUAT perubahan sikap
menyimpangnya
 Makin MENYENANGKAN INDIVIDU
PEMAKSA, semakin LEMAH perubahan sikap
menyimpangnya
 Contoh : ABRI vs Komandan dingin dan santai
7. Faktor TINGKAT
PENYIMPANGAN PERILAKU
 Semakin MENYAKITKAN PENYIMPANGAN
PERILAKUNYA, semakin KUAT perubahan
sikap menyimpangnya
 Makin ENAK PENYIMPANGANGNYA, semakin
LEMAH perubahan sikap menyimpangnya
 Contoh : Pencuri dimasukkan lemari Mayat
Perubahan
Perilaku
Berbeda (Discrepant
Behaviour) MENJADI
Perubahan Sikap
DARI
(Change Attitudes)
KESIMPULAN :
 Berdasarkan Teori Disonansi Kognitif, Perubahan
sikap akan sangat ditentukan oleh rasio
penentangan dan persetujuan (disonansi vs
konsonansi)
 Perubahan sikap akan terjadi dalam kondisi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Reward yang kecil
Alasan Pembenaran sedikit
Tidak banyak paksaan
Kebebasan Memilih
Rasa PD tinggi
Individu “Pemaksa” yang tidak menyenangkan
Perilaku yang sangat menyimpang dari keyakinan pribadi
C. KONSEP DASAR PEMBANGUNAN MASYARAKAT
(COMMUNITY DEVELOPMENT) DALAM PRAKTEK
Four Ways to Be a Change Agent
Understanding the Client as a System
Steps in Choosing the Solution
Download