PEMBANGUNAN MASYARAKAT DALAM TEORI DAN PRAKTEK/APLIKASI Oleh : Prof., Dr., H. Enceng Mulyana., M.Pd BAHAN KULIAH PROGRAM STUDI S2 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONEISA A. PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI DASAR PEMBANGUNAN MASYARAKAT 1. Pengertian Dasar Perubahan Sosial adalah perubahan yang terjadi dalam aspek struktur dan fungsi dari suatu unit sistem sosial tertentu yang dikenai rangsangan, innovasi. 2. Paham atau Pandangan 1. Paham Demografis/Biologis terjadinya perubahan sosial. sebagai faktor determinatif 2. Paham Teknologis sebagai faktor determinatif terjadinya perubahan sosial. 3. Paham Kultural sebagai faktor determinatif terjadinya perubahan sosial. 3. Sifat 1. Perubahan secara cepat dan lambat. 2. Perubahan sengaja dan tidak sengaja. 3. Perubahan itu progres dan regres. 4. Perubahan pengaruhnya besar dan kecil. 4. Type Of Social Change (Zaltman) Time dimension Level of Sociaty Micro (individual) Intermediate/Messo (Group) Short Term Type 1 1) Attitude change 2) Behavior change Type 3 1) Normative change 2) Administrative change Type 5 1) Invention Innovation 2) Revolution Long Term Type 2 Life-cycle change Type 4 Organization change Type 6 Socio-cultural change Macro (Society) 5. Change Management System (Zaltman) Organizational Subsystem Issue/Cause Change Agency Decision Process Communication Subsystem Change goals Decision Objectives Resources Change/ Philosophy 1. Problem definition 2. Discussion/ Research Program Objectives Target System Design Change Program Communication Process Tangible Stimuli 1. Extended massage - Nonpersonal - Interpersonal Tangible Stimuli 2. Implementation - Administrative Machinery - Social Resistance - Situational variables Political Social Economic Technological Environment (Exogeneous Input) Change Target Subsystem Feed Back Simbolic Stimuli Group/Individual Evaluation Process 1. Individual/ Group state Psychosocial characteristic 2. Influence state Structural change Attitude change Behavior change Individual Evaluation Process Individual Change Process Tangible Stimull Individual State Segment Member Profile Simbolic Stimully Personality contructs Demografic characteristic Behavior patterns Sosial Stimull Cognitive structure Influence State Adoption Stages Internalization Identification Compliance Ri Resolution Ambivalence Indifference Antagonism Rejection Stages Individual Change Process (Zaltman) Adoption Stages Awareness Interest Behavior 5 Exposure to Stimuli Intention Seeking of Information R4 Sensitivity to Stimuli Comprehension of Information Adoption Resolution 2,3,4 Attitude R2 R1 R3 Behavior 1 Nonsalience Rejection Unawareness Rejection Stages 6. Strategi Perubahan Tekanan dari luar paling lemah Pendidikan (Educative) Tekanan dari luar paling kuat Bujukan (persuasive) Fasilitative Paksaan (Power) 1) STRATEGI FASILITATIF Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat jika diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Strategi fasilitatif ini akan digunkaan dengan tepat jika : sasaran perubahan (klien) : - Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan (tujuan) Merasa perlu danya perubahan atau perbaikan Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya Memiliki kemam[uan untuk berpartisipasi dalam merubah atau memperbaiki dirinya b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan. c. Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan sosial. d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan. e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber satau fasilitas yang diperlukan. f. Usaha perubahan sosial dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelasanaan perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien) g. Strategi fasilitas dengan menyedianakn dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial karena kekurangan sumber dana dan tenaga. h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertenru pada waktu tertentu. i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika : - Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kuat untuk menentang adanya perubahan. - Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak ada sikap terbuka dari klien untuk menerima perubahan. 2) STRATEGI PENDIDIKAN Agar penggunaan strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai barikut : a. Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah). b. Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program perubahan sosial. c. Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap perubahan yang diharapkan. d. Apabila dikehendaki perubahan yang difatnya mendasar dari pola tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru. e. Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti, serta diperlukan adanya kontrol dari klien. (2) Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan sosial akan efektif, jika : a. Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang dicapai. b. Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya, sumbangan dana donatur serta berbagai penunjang yang lain. c. Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolah perubahan atau kembali ke keadaan sebelumnya. d. Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan. (3) Strategi pendidikan akan kurang efektif jika : a. Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan. b. Digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain. STRATEGI BUJUKAN (Persuasive Strategies) Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Strategi Bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan : a. Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial. b. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial. c. Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang prubahan dari suatu kegitan atau program ke kegiatan atau program yang lain. 2. Strategi Bujukan tepat digunakan jika : a. Masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif. b. Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap klien. c. Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi klein menganggap mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan. d. Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat dinikmati kemanfaatannya secara langsung. e. Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan 3. STRATEGI PAKSAAN (Power Strategies) Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Strategi paksaaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan sosial rendah dan tidak amu meningkatkan partisipasinya. b. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial. c. Strategi paksaan tidak efektif mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu mengadakannya. d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai. e. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak. f. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima prubahan sosial artinya sukar dipengaruhi. g. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamananan percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan. 7. RANGKUMAN Pada hakekatnya setiap makhluk hidup mengalami proses perubahan. Oleh karena itu perlu diketahui apa dan bagaimana proses perubahan kehidupan terjadi dan bagaimana mengarahkannya ke arah kesejahteraan hidup manusia. Perubahan sosial adalah perubahan tingkah laku dan sikap yang terjadi pada individu sebagai akibat terjadinya interaksi antar individu, antara individu dengan kelompok, antar kelompok, antara kelompok dengan organisasi, atau antar organisasi. Menurut Zaltman dan Duncan, perubahan sosial adalah pembelajaran kembali individu atau kelompok sebagai reaksi terhadap adanya tuntutan aktivitas dalam situasi yang baru, yang menghasilkan perubahan baik dalam struktur dan/atau fungsi sistem sosial. Tipe-tipe perubahan sosial Tipe-tipe Perubahan Sosial Aspek yang diutamakan Tipe perubahan sosial 1. Motivasi timbulnya perubahan sosial a. Asli timbul dari dalam sistem sosial b. Ada dorongan dari luar sistem sosial 2. Proses terjadinya a. Tanpa direncakanan b. Direncanakan 3. Jangka waktu terjadinya perubahan a. Jangka Pendek b. Jangka Panjang 4. Tingkat atau lingkup terjadinya perubahan a. Mikro (individual) b. Intermmediate (kelompok) c. Makro (Masyarakat) 5. Pemindahan Kebudayaan a. Formal b. Informal c. Teknik B. TEORI PERUBAHAN SIKAP DALAM KONTEKS MEMBANGUN MASYARAKAT 1. TEORI KECENDERUNGAN KOMUNIKASI PERSUASIF KEPRIBADIAN DAN Istilah dalam Teori Kepribadian Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental (integrated activity organism) atau intelektual (intelectual power). (Oxford Dictionary) Personality, adalah totalitas karacteristic kepribadian (the totality of personality’s characteristic) Individuality, sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain. Identity, sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifatsifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu Karakteristik Komunikator Kepribadian , status Keahlian & kecakapan Kepercayaan, Ketulusan & kredibilitas 1. Sumber/Materi 2. Keahlian Pembicara 3. Kejujuran komunikator 4. Isu /Topik Rasa bangga, takut & kepercayaaan Perubahan sikap Dalam waktu Relatif lama Penelitian: 1. Hovland dan Weiss (1951). Dengan topik yg berbeda, dan diberi tes sebelum dan sesudah presentasi. Setengah dari presentasi, mhsw diarahkan utk menilai: a). Tingkat kepercayaan dari sumber informasi b). Kejujuran dan kecakapan. c). Informasi yang diserap Hasil: Tingkat kredibilitas komunikator sangat berpengaruh terhadap sikap dlm menerima paparan selama presentasi 2. Kelman dan Hovland (1953) Siswa tingkat menengah untuk mendengarkan program tentang kenakalan remaja. Untuk melihat perubahan sikap thdp kredibilitas sumber, dengan variasi kesan positif, negatif dan netral dgn pembicara: a). Seorang ahli yg mampu dlm mengatasi masalah kenakalan remaja, jujur, terlatih dan tahu seni berbicara di depan publik b). Sumber informasi adalah orang yg pernah melakukan kenakalan di masa remaja c). Pembicara sebagai anggota studio yang sering membahas kenakalan remaja Hasil: - Sumber dengan citra + dianggap lebih kredibel dan dapat dipercaya Sumber dengan citra netral memiliki hampir sama dengan sumber citra + Sumber citra − menunjukkan sikap yg kurang bagus terhadap informasi yg diberikan 3. Hovland dan Mandell (1952). Kejujuran komunikator sbg aspek penentu perubahan sikap pada klpk tertentu Responden diminta utk memberikan kesimpulan dari pernyataan yg didengar dari pembicara yg berbeda - Pembicara yang memihak pada kelompok tertentu dianggap kurang jujur dan sebaliknya. - Pembicara yang tidak memihak kelompok manapun memiliki tidak kejujuran yang lebih tinggi 4. Hasil penelitian Walster dan Festinger (1962) - Audien yang mengetahui tujuan komunikasi untuk mempengaruhi kurang mampu merubah sikap berbeda dengan komunikasi menggunakan cara yg populer dan isu yang trend 5. Festinger dan Maccoby (1964) menunjukkan bhw: komunikasi persuasif yang dibarengi dengan contoh2 yang ril dapat dengan lebih mudah merubah sikap audiens Pengaruh kejujuran, kredibilitas dan ketidakpihakan komunikator pada kelompok tertentu dipengaruhi faktor lain baik langsung maupun tidak berpengaruh thdp penilaian ke-tiga aspek tsb. 6. Hovland dan Weiss (1951), Kelman dan Hovland (!953) Menunjukkan hasil yang sama berkaitan dengan pengaruh tingkat kejujuran dan kredibilitas sumber terhadap perubahan sikap. Penelitian ini tidak didukung oleh Hovland dan Mandeel (1952) dan Weiss (1961) menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. 7. 8. 9. Kesimpulan penelitian Kelman dan Hovland: sumber dengan citra positif dan netral dapat lebih mudah merubah sikap dan citra negatif berlaku sebaliknya Weiss & Fine (1956) menemukan bahwa kejujuran berperan penting dalam merubah sikap audience dan komunikasi dengan tujuan propaganda dianggap kurang jujur dan kurang kredibel Weiss (1957) meneliti pengaruh pandangan komunikator yang sama dengan audience terhadap topik atau issue yang sama, ada pengaruh yang positif terhadap perubahan sikap karena komunikator ada sepaham Eksperimen yang dilakukan oleh Aronson dan Golden (1962) menambahkan aspek baru perlu diperhatikan oleh seorang komunikator. Tidak hanya aspek kredibilitas, kejujuran, ketulusan dan tanggung jawab yang mempengaruhi sikap audiens tapi sisi positif dan negatif seorang pembicara pun menjadi bagian yang tak kalah penting peranannya (karakteristik fisik; seperti bentuk tubuh, kerapihan, baik, dsb.) dalam perubahan sikap Hovland (1959) komunikator yang kurang kredibel semakin besar usahanya untuk merubah sikap audiens, maka semakin tinggi tingkat resistensi audiens Komunikator yang dipercaya dan kredibel semakin besar usaha untuk merubah sikap audiens, kemungkinan semakin berhasil. Pernyataan ini didukung oleh Goldberg (1954) dan Zimbardo (1960). Untuk menggeneralisasi nilai, membutuhkan sebuah eksperimen yang melibatkan sumber yang positif maupun negatif Penelitian Aronson, Turner dan Carl Smith. Sumber kredibilitas tinggi , perubahan sikap cukup signifikan. Sumber kurang kredibel semakin rendah tingkat perubahan sikap. Penelitian Bergin : semakin tingkat kredibilitas komunikator, semakin mudah merubah sikap audiens Menurut Hovland, Jennis dan kelly (1953) Faktor yg mempengaruhi audiens melupakan materi yg telah didapatkan dari sbr yg kredibel krn adanya ketidaksesuaian dan keterpisahan antara sbr dan isi yg telah disampaikan 2. Setuju dan tidak setuju (Approved and Disapproved) • Diterimanya suatu komunikasi tergantung pengetahuan yg dimiliki audiens • Diterimanya suatu komukasi dipengaruhi oleh proses komunikasi sebelumnya Penelitian Pengaruh dari setuju dan tidak setuju Menurut Singer baik/benar adalah sikap yg mutlak dgn meminta persetujuan subjek merasa dilibatkan & merupakan sikap demokratis Penelitian Hildum dan Brwoun: responden yg berpini positif cendrung mempertahankan sikapnya pd pertanyaan yg sama pd saat yg berbeda, mereka dgn jawaban yg kurang meyakinkan cendrung labil. Penelitian Scott (1957): utk melihat perubahan sikap siswa, setelah berdebat, yg dinyatakan sbg pemenang memiliki sikap yg positif terhadap apa yang mereka lakukan. Selanjutnya Scott minta siswa mengungkapkan pendapat ttg topik ttt secara bebas dgn kemampuan masing2 dan dinilai oleh 3 juri, mereka yg beropini bagus diberi pujian. Para siswa menunjukkan perubahan sikap yg lebih positif Kesimpulan: Bagi yg mendapatkan pujian, memiliki sikap yg tetap pada situasi yg sama pd hari-hari berikutnya Keanggotaan kelompok dan perubahan sikap : • Perubahan sikap dipengaruhi kelompok/ masyarakat, dimana org itu tinggal & dibesarkan. • Penelitian menunjukkan bhw siswa yang secara kelompok cendrung lebih siap menerima • Perubahan dibandingkan dgn siswa yang menanggapi secara pribadi • Kelly & Woodruffs menyimpulkan : perubahan sikap pada klpk ttt dpt difasilitasi dengan memberikan informasi ttg klpk lain yang menerima pembaharuan tsb secara kolektif Penelitian Kelly dan Volkhart (1952) : menunjukkan bahwa seseorang yang patuh thdp norma yng ada dlm klpknya cendrung dengan tegas menolak sesuatu yang bertentangan dengan norma yang dianutnya 3. Teroi Hubungan Antar Personal dan Perubahan Sikap (Personality and Persuasibility) Beberapa pertanyaan Apa yang menetukan seseorang menerima atau menolak pandangan orang lain? Apakah orang lebih rentan melakukan komunikasi persuasif? Apa yang menyebabkan kerentanan tersebut? Komunikasi dan Kemampuan Mempengaruhi • Orang cenderung dapat dipengaruhi komunikasi yang berbeda? atau tidak oleh topik • Persuasibility and Personality, memberikan gambaran hubungan antara kecenderungan kepribadian dan sifat individu, serta kemampuan untuk mempengaruhi. Bukti dalam penelitian : Penelitian Janis dan Field : Sebuah Mata pelajaran diberikan dengan cara yang berbeda Penelitian King: Seseorang dipengaruhi oleh kecenderungan Mayoritas Penelitian Abelsen dan Lesser: – Menunjukan 2 gambar berbeda – Menceritakan kisah tidak lengkap – Mendengarkan Rekaman Pertanyaan yang tidak biasa Sumber Kemampuan Mempengaruhi : Rasa Percaya Diri Persuasibility terkait dengan Perasaan Rendah Diri Seseorang Rendah Diri : Perasaan Tidak Mampu, Hambatan Sosial, Kecemasan dll Rendah diri terjadi karena ketimpangan antara Cita-cita yang diharapkan dengan Prestasi yang dicapai. Cohen (1959) Orang yang rendah diri cenderung mudah dipengaruhi orang lain yang lebih tinggi rasa percaya dirinya. Dia Juga kurang aktif memberikan pengaruh. Komunikasi Persuasif berasal dari rasa percaya diri Konsep Ego Pertahanan (Cohen) Jenis Pertahanan Pertahanan Menghindar Pertahanan Ekspresif Rendah diri: Pertahan Ekspresif, Labil lingkungan, mudah dipengaruhi terhadap Percaya Diri: - Pertahanan menghindar, menyangkal pengaruh dari luar karena memiliki percaya diri tinggi. - Ancaman cenderung ditolak oleh orang yang memilii PD tinggi Penelitian Leventhal dan Perloe (1962) Menguatkan pendapat Kohn Penelitian dilakukan dengan memberikan materi Kondisi Tentara kepada para Sarjana baru. Isi Materi: 50% optimis, 50% pesimis Efeknya: PD: optimis, berupaya meningkatkan kualitas diri KPD: pesimis Faktor-faktor Kepribadian yang mempengaruhi Persuasibility (Hovlan dan Janis, 1959) Persepsi ketergantungan Otoriter Sistem nilai lain Isolasi Sosial Kekaguman Fantasi tingkat tinggi Perbedaan Jenis Kelamin (kondisi objek penelitian yang berbeda, metode yang berbeda mengakibatkan hasil penelitian tidak bisa di genaqralisir, butuh penelitian lanjutan) Kebutuhan Kognitif, Gaya Kognitif dan Ambiguitas Komunikasi Peran Kognitif dalam perubahan sikap, dengan melihat bagaimana individu memandang lingkungannya Bagaimana individu menanggapi informasi tentang diri dan lingkungannya Tipe Orang: Cukup Puas dengan pengetetahuan yang dimiliki Memiliki gairah tinggi untuk terus menambah pengetahuan Gaya Kognitif (Kelman dan Cohler) Sharperners – Kekuatan Kognitif tinggi – Menginginkan hal-hal yang jelas dan rinci Lavelers – Kekuatan Kognitif yang terbatas – Menyederhanakan Lingkungan – Menanti hal=hal baru Perbedaan diantara keduanya, Upaya kuat mereka untuk mendapat kejelasan dari hal yang ambigu Hasil Levelers Perubahan sikapnya lebih rendah Mengikuti meski mereka tidak memahami Sharpners Membuka diri terhadap isi substansi pemberi informasi mengingkan informsi yang jelas Percobaan Baron (1963) Ciri Kebutuhan Tingkat Kepedualian seseorang tentang pengetahuan Metode Memberikan informasi/iklan yang ambigu ke hadapan responden Hasil Orang tipe Clarifiers banyak berubah terpengaruh Teori Psikoanalitik dan Sikap Sosial Weiss dan Fine (1955-1956) Bagaimana sikap seseorang terhadap penyimpangan sosial? – Melindungi – Menghukum “Seseorang mempunyai agresifitas yang kuat untuk menghukum orang yang melakukan penyimpangan sosial dibanding memberikan perlindungan kepada mereka” Sarnof (1960) Motif, Konflik dan Ego Pertahanan Motivasi akan menghasilkan ketegangan, dimana orang berupaya mengurangi ketegangan Ketika terjadi ketegangan, akan memunculkan konflik Saat Konflik muncul, akan timbul reaksi menerima atau menolak sebagai sebuah ego pertahanan diri Penelitian Objek Penelitian tentang Informasi orang Negro di Amerika Informasi yang diberikan dilakukan perubahan Hasilnya: Orang yang memiliki ego pertahanan lebih kuat, tidak terpengaruh dengan perubahan informasi Kesimpulan Sarnof Ego pertahanan sangat tepat untuk memahami dinamika sosial Terlalu membuka diri mempunyai konsekwensi untuk di eksploitasi Sikap sinis pada dasarnya akan melahirkan kasih sayang. 4. TEORI PENGARUH PERILAKU TERHADAP KECENDERUNGAN SIKAP MENYIMPANG PERUBAHAN REWARD KEBEBASAN JUSTIFIKASI PAKSAAN RASA PD INDIVIDU TINGKAT PENYIMPANGAN Contoh : SIKAP PRIBADI (Attitudes) 1. Model Sisiran Rambut 2. Warna Favorit 3. dll Contoh : Perilaku Berbeda/Inkonsisten (Discrepant Behaviour) 1. Perilaku di dunia kerja vs dunia kampus/kuliah 2. Bekerja rajin pada saat ada atasan 3. Merokok meski tahu bahayanya 4. Mencuri demi jiwa seseorang 5. dll Sumber-Sumber Inkonsistensi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Reward / Insentif Justifikasi Pemaksaan Pilihan dalam kepatuhan Rasa Percaya Diri Individu yang bisa memaksa Tingkat Penyimpangan Perilaku 1. Pengaruh Reward / Insentif Reward dapat menjadi salah satu pemicu yang dapat memaksa orang melakukan perilaku berbeda/inkonsisten Makin BESAR reward, semakin Kecil perubahan sikap menyimpangnya Makin Kecil reward, semakin BESAR perubahan sikapmenyimpangnya 2. Pengaruh Justifikasi/Pembenaran Justifikasi juga menjadi salah satu pemicu yang dapat memaksa orang melakukan perilaku berbeda/inkonsisten Makin SEDIKIT ALASAN PEMBENARAN, semakin POSITIF perubahan sikap menyimpangnya Makin BANYAK ALASAN PEMBENARAN, semakin NEGATIF perubahan sikap menyimpangnya 3. Pengaruh PEMAKSAAN Hal lain yang dapat memaksa orang melakukan perilaku berbeda/inkonsisten juga adalah faktor PAKSAAN Makin LEMAH PAKSAAN, semakin KUAT perubahan sikap menyimpangnya Makin KUAT PAKSAAN, semakin LEMAH perubahan sikap menyimpangnya 4. Faktor PILIHAN DALAM KEPATUHAN Makin TERBUKA KEBEBASAN MEMILIH, semakin BESAR perubahan sikap menyimpangnya Makin TERTUTUP KEBEBASAN MEMILIH, semakin KECIL perubahan sikap menyimpangnya 5. Faktor RASA PERCAYA DIRI Semakin TINGGI RASA PD, semakin KUAT perubahan sikap menyimpangnya Makin RENDAH RASA PD, semakin LEMAH perubahan sikap menyimpangnya 6. Faktor INDIVIDU “PEMAKSA” Semakin TIDAK MENYENANGKAN INDIVIDU PEMAKSA, semakin KUAT perubahan sikap menyimpangnya Makin MENYENANGKAN INDIVIDU PEMAKSA, semakin LEMAH perubahan sikap menyimpangnya Contoh : ABRI vs Komandan dingin dan santai 7. Faktor TINGKAT PENYIMPANGAN PERILAKU Semakin MENYAKITKAN PENYIMPANGAN PERILAKUNYA, semakin KUAT perubahan sikap menyimpangnya Makin ENAK PENYIMPANGANGNYA, semakin LEMAH perubahan sikap menyimpangnya Contoh : Pencuri dimasukkan lemari Mayat Perubahan Perilaku Berbeda (Discrepant Behaviour) MENJADI Perubahan Sikap DARI (Change Attitudes) KESIMPULAN : Berdasarkan Teori Disonansi Kognitif, Perubahan sikap akan sangat ditentukan oleh rasio penentangan dan persetujuan (disonansi vs konsonansi) Perubahan sikap akan terjadi dalam kondisi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Reward yang kecil Alasan Pembenaran sedikit Tidak banyak paksaan Kebebasan Memilih Rasa PD tinggi Individu “Pemaksa” yang tidak menyenangkan Perilaku yang sangat menyimpang dari keyakinan pribadi C. KONSEP DASAR PEMBANGUNAN MASYARAKAT (COMMUNITY DEVELOPMENT) DALAM PRAKTEK Four Ways to Be a Change Agent Understanding the Client as a System Steps in Choosing the Solution