MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antarbudaya Fakultas Program Studi Fikom Marcomm Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh 85001 Reddy Anggara Abstract Kompetensi Pokok bahasan komunikasi antar budaya membahas mengenai pengertian komunikasi antar budaya, faktor yang menyebabkan komunikasi penting dalam antar budaya dan faktor yang menyebabkan individu sulit memahami Komunikasi antarbudaya Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan mengenai komunikasi antar budaya, faktor pentingnya komunikasi dan mengapa individu sulit memahami Komunikasi antarbudaya. Pembahasan Komunikasi sebagai ilmu terapan bersinergi dengan ilmu-ilmu yang lain seperti komunikasi politik, komunikasi organisasi dan komunikasi antar budaya ini. Dalam hubungan antar pribadi yang sudah saling kenal saja seringkali mengalami hambatan karena perbedaan dalam memaknai sebuah pesan, apalagi antar pribadi yang berlatar belakang budaya yang berbeda. Kebudayaan Sebelum memahami apa makna komunikasi antar budaya, akan dipahami terlebih dahulu pengertian kebudayaan dari akar kata budaya. Istilah kebudayaan sendiri berasal dari kata Sansekerta buddayah sebagai bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Bahasa Inggrisnya adalah culture yang berasal dari kata Latin colere artinya “mengolah, mengerjakan “atau” sebagi segala daya dan usaha manusia untuk mengubah alam”. Dari pengertian ini dapat ditarik suatu definisi umum yang luas, bahwa kebudayaan adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat, tidak hanya mengenai cara hidup yang dainggap lebih tinggi atau diinginkan. Melihat batasan seperti ini, kebudayaan bearti mencakup semua cara berfikir dan berperilaku manusia, mulai dari cara menggunakan sendok makan hingga meluncurkan satelit, dari membuat kancing baju sampai merancang pesawat ulang-alik. Secara umum, kebudayaan adalah kehidupan manusia itu sendiri, yang meliputi pikiran, karya dan hasil karyanya. Sedangkan daalm arti sempit, kebudayaan sering diartikan dengan sesuatu yang indah atau seni, seperti nyanyian, tarian, lukisan, musik dan sebagainya. Fungsi Kebudayaan Mengarahkan Tingkah Laku Manusia Salah satu wujud kebudayaan ideal yang berfungsi mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan tingkah laku masyarakatnya. Jadi fungsi kebudayaan adalah memberikan tuntutan dan tuntunan kepada masyarakatnya. Budaya menuntun masyarakat untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat, dan menuntunnya jika menyimpang dari normanorma sosial yang berlaku. Jika tingkah laku seseorang itu sesuai dengan harapan budaya masyarakatnya, maka orang akan mendapat penghargaan, misalnya dalam bentuk pujian. 2012 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jika tindakan seseorang itu menyimpang, maka masyarakatnya akan memberi sanksi, umpamanya dalam bentuk peringatan. Dalam studi kebudayaan memang dikenal adanya istilah “harapan budaya” (culture expectation), yakni harapan masyarakat dari suatu kebudayaan kepada para anggotanya untuk bertingkah laku sesuai adat istiadat yang berlaku. Sebagai orang yang dibesarkan di dalam kebudayaan Jawa, Joko Lelono diharapkan oleh masyarakat untuk beryingkh laku sesuai dengan adat istiadat Jawa. Begitupula Bernard Simanjuntak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam kebudayaan Batak, diharapkan oleh masyarakatnya untuk bertingkah laku sesuai adat istiadat budaya Batak. Bila suatu ketika kedua orang itu beringkah laku diluar kebiasaan masyarakat atau memakai ukuran budaya lain, maka kedua orang itu akan dianggap aneh oleh masyarakatnya masing-masing. Oleh karean itu tidak heran jika diniali lucu apabila ada orang Timur bertingkah laku seperti orang Barat. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kebudayaan Keberhasilan komunikasi banyak ditentukan oleh kemampuan komunikasi memberi makna terhadap pesan yang diterimanya. Semakin besar kemampuan komunikasi memberi makna pada pesan yang diterimanya, semakin besar pula kemungkinan komunikasi memahami pesan tersebut. Sebaliknya boleh jadi seorang komunikan menerima banyak pesan, tetapi tidak memahami makna yang dikandungnya karena kurangnya kemampuan dalam menafsirkan pesan. Komunikasi pada prinsipnya memang merupakan proses penafsiran atau pemberian makna terhadap pesn-pesan. Sebelum mengirimkan pesan tersebut, komunikan mengolah pesan dan menafsirkannya apakah makna yang dikandung pesan tersebut telah memenuhi tujuan komunikator dalam menyampaikan maksudnya. Demikian pula, komunikan akan menafsirkan pesan yang diterimanya, apakah makna yang dikandungnya? Jika makna yang dimaksud komunikator melalui pesan itu sama persis dengan maksud komunikan, maka komunikasi dapat dikatakan berhasil, yakni tercapainya persamaan makna. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi, dibutuhkan sejumlah persyaratan. Pakar komunikasi biasanya mengelompokkan syarat-syarat itu ke dalam dua kelompok besar, yaitu kerangka acuan (term of reference) dan laatr belakang pengalaman (field of experience). Kerangka acuan adalah objek-objek yang dirujuk sewaktu orang berkomunikasi. Misalnya , ketika mengatakan “pesawat” kepada si B, yang dimaksudkan 2012 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tentu saja adalah “mesin terbang”. Apabila si B juga memberi makna pada kata pesawat itu sama persis dengan yang dimaksudkan di A, tercapailah tujuan komunikasi. Tetapi seandainya si B mengartikan pesawat dengan “alat yang memudahkan bekerja”, apa jadinya komunikasi antara si A dan si B? Kerangka acuan tersebut berkaitan erat dengan latar belakang pengalaman. Hal yang disebut terakhir ini justru menyebabkan timbulnya makna suatu objek (pesan) yang dijadikan acuan. Pengalaman seseorang mengenai pesawat terbang menyebabkan orang itu menyebut pesawat kepada setiap benda yang bisa terbang dengan mesin. Atau sebaliknya, setiap kali, orang itu melihat benda yang terbang dengan mesin, ia kan menyebutnya pesawat. Latar belakang pengalaman ini dapat berbeda dari satu orang ke orang lain. Pengalaman yang dimaksudkan bisa jadi sebagai pengalaman pribadi saja. Bagi Ita kata cinta itu indah karena ia mempunyai pengalaman yang selalu menyenangkan; tapi bagi Ati kata itu justru jelek karena ia selalu kecewa dalam membina hubungan cinta. Seperti halnya pemakaian kerangka acuan, maka latar belakang pengalaman juga dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Latar belakang penglaman yang sama cenderung membuat komunikasi berhasil. Sebab, jika pengalaman telah sama, maka kerangka rujukannya pun cenderung sama. Bila petani membahas soal ganasnya serangan hama wereng dengan petani pula, maka cenderung menumbuhkan hasilo, dibandingkan jika mereka berkomunikasi dengan montir atau kuli bangunan. Mengapa kemudian komunikasi menjadi penting dalam pertemuan antar budaya yang berbeda. Hal ini disebabkan karena keberhasilan komunikasi banyak ditentukan oleh tercapainya persamaan makna antara komunikator dan komunikasi. Bisa dibayangkan jika dua individu dengan budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda saling berkomunikasi. Karena persamaan makna terjadi jjika Term Of Reference dan Field Of Eksperience antara partisipan komunikasi dan pengirim pesan. Persamaan kedua faktor tersebut dapat tercapai jika ada persamaan latar belakang budaya pihak yang berkomunikasi. Nilai-nilai, norma dan keyakinan yang merupakan unsur-unsur kebudayaan mempengaruhi persepsi dan sikap. Unsur-unsur kebudayaan mempengaruhi persepsi dan sikap. Unsur-unsur kebudayaan mempengaruhi positif, negatif atau netralnya makna. Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk meneruskan warisan budaya berupa nilainilai, norma dan keyakinan yang dianut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari suatu generasi ke generasi berikutnya. 2012 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Seperti halnya pada pemakaian kerangka acuan, maka latar belakang pengalaman juga dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Latar belakang pengalaman yang sama cenderung membuat komunikasi berhasil. Sebab, jika pengalaman telah sama, maka kerangka rujukannya pun cenderung sama . Bila petani membahas soal ganasnya serangan hama wereng dengan petani pula, maka cenderung menumbuhkan hasil, dibandingkan jika mereka berkomunikasi dengan montir atau kuli bangunan. A. Pengaruh Budaya terhadap Penafsiran Disamping pengaruh pengalaman pribadi, kehadiran nilai-nilai, norma, adat istiadat, kebiasaan, atau kepercayaan yang terdapat dalam setiap kebudayaan juga dapat mempengaruhi perbedaan pengalaman seseorang (field of experience) mengenai suatu objek simbol. Seperti telah dikemukakan, unsur-unsur kebudayaan ideal tersebut berfungsi mengatur, mengendalikan dan mengarahkan masyarakat dalam bertingkah laku, termasuk tingkah laku komunikasi. Terhadap isi dan bentuk komunikasi hal ini tampak pada waktu kita melakukan persepsi dan pembentukan sikap. Secara sederhana persepsi dapat diartikan sebagai penafsiran (pemberian makna) terhadap suatu objek. Nilai-nilai budaya itulah yang mempengaruhi persepsi (penafsiran) suatu objek. Oleh karena nilai-nilai budaya berbeda dari satu kebudayaan ke budayaan lain maka persepsi mengenai suatu objek pun belum tentu sama dari satu masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Bila jadi dalam sebuah masyarakat persepsi terhadap suatu objek itu positif, tetapi bagi masayarakat lain juga negatif atau netral. Misalnya, tingkah laku memakai peci atau kopiah hitam. Bagi bangsa Indonesia, peci atau kopiah hitam merupakan simbol nasionalisme (positif). Sedangkan untuk orang epang, boleh jadi hanya diartikan sebagai penutup kepala yang berfungsi menahan panas (netral). Tingkah laku adu argumentasi dengan orang tua akan dipersepsikan oleh Budaya Timur sebagai perbuatan buruk (negatif), yang di dalam kebudayaan Barat merupakan hal biasa (persepsi netral bahkan positif). Wujud kebudayaan ideal juga akan mempengaruhi sikap para anggota kebudayaan bersangkutan mengenai suatu objek. Nilai dan norma sosial dapat mempengaruhi kecendrungan (sikap) seseorang terhdap suatu waktu. Orang yang datang tepat waktu sangat dihormati di sana (sikap positif), sedangkan yang terlambat akan dilecehkan (sikap negatif). Adapun persoalan waktu di Indonesia merupakan hal yang belum menjadi pusat perhatian. Seringkali datang lebih awal sama saja maknanya dengan terlambat (siakp netral). Singkatnya, latar belakang kebudayaan dapat mempengaruhi proses dan hasil komunikasi, makna dan cara berkomunikasi. 2012 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Kebudayaan Mengajarkan Tata Cara Komunikasi Hasil persepsi dan pembentukan sikap itulah kemudian yang menjadi patokan dalam berkomunikasi. Jika suatu kebudayaan mempersepsi positif terhadap suatu objek, maka objek itu akan ditransimikan secara positif. Demikian pula apabila suatu kebudayaan bersikap negatif kepada suatu objek, maka objek itu akan dikomunikasikan secara negatif pula. Dengan kata lain, kebudayaan ideal berfungsi juga mengajarkan tata cara berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Dari segi ini komunikasi tampak sebagai hal yang diajarkan (diwariskan) oleh budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Generasi penerus pemangku kebudayaan India, akan menganggukkan keapal (komunikasi non-verbal) untuk menyatakan ketidak setujuannya pada suatu hal, karena tata cara demikian merupakan pelajaran yang mereka peroleh dari generasi mereka sebelumnya. Masing-masing kebudayaan mengajarkan tata cara komunikasi yang berbeda satu sama lain. Kebalikan dari contoh komunikasi non-verbal dalam menyatakan ketidaksetujuan pada orang India ditas, dalam kebudayaan kita menganggukkan kepala justru sebagai tanda setuju. Dalam masyarakat kita tanda tidak setuju diungkapkan dengan cara menggelengkan kepala. Contoh lain, dalam masyarakat Batak berbicara sekeras-keras (komunikasi verbal) merupakan hal yang biasa, tetapi menurut kebudayaan Jawa berbicara selayaknya dilakukan dengan lemah lembut. C. Fungsi Komunikasi Mentrasmisikan Nilai Budaya Selain menjadi tingkah laku yang diajarkan, komunikasi berfungsi sebagai alat untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya kepada masyarakatnya. Melalui komunikasilah, baik secara lisan, tertulis, maupun pesan non verba;, masyarakatnya mentransmisikan warisan sosial (nilai-nilai budaya, norma-norma sosial, adat kebiasaan, kepercayaan) satu generasi ke generasi selanjutnya, dari satu kelompok-ke kelompok lainnya, dari satu anggota lama ke anggota baru. Secara lisan, misalnya, masyarakat menyusun buku, menerbitkan koran dan majalah, untuk mewariskan nilai-nilai budaya. Sedangkan perilakuperilaku tertentu dalam suatu kebudayaan mengajarkan apa yang boleh atau tidak boleh, yang baik atau jelek, yang pantas atau yang tidak pantas menurut kebudayaan bersangkutan paada masyarakatnya. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 2012 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dari pemahaman kebudayaan dan mengenai pentingnya komunikasi dalam antar budaya maka dapat didefinisikan komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan budaya tersebut terdapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, negara, hingga dunia. PENTINGNYA MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Disadari atau tidak, sebagian besar kegiatan hidup kita ini diisi oleh aktivitas komunikasi. Dengan semakin mudahnya transportasi dan ditemukannya teknologi komunikasi yang kian canggih menyebabkan aktivitas komunikasi tersebut semakin besar saja ruang lingkupnya. Orang kini tidak hanya berkomunikasi dengan sesama temannya sekampung atau senegara, tetapi sudah berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya dari bangsa-bangsa lain di dunia. Interaksi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya tersebut kita lakukan secara langsung (tatap muka) maupun melalui media massa. Dan pada saat berinteraksi tersebut, tak jarang kita menemukan konflik akibat salah pengertian karena berbeda dalam menafsirkan objek yang menjadi pusat perhatian bersama. Konflik tersebut bahkan sampai dapat berbentuk adu kekuatan fisik. Karena itu orang makin menyadari pentingnya pemahaman komunikasi antarbudaya, yang biasanya dikelompokkan ke dalam kesadaran pribadi, kesadaran konflik, kesadaran domestik dan kesadaran internasional. 1. Kesadaran Pribadi Seperti telah dinyatakan, setaip individu pada dasarnya mempunyai kepribadian, kecendrungan, dan kebiasaan (tingkah lakun berpola0 masing-masing. Dalam satu keluarga sekalipun, perbedaan kebudayaan pribadi itu dapat ditemukan. Ada anak yang tampak pendiam dan tertutup, ada yang mau menang sendiri, dan ada yang suka humor dan cepat mau kompromi. Sikap terhadap suatu objekpun dapat berbeda-beda, ada yang menyenangi seni, ada yang suka pada olahraga, dan ada yang gemar pada ilmu pengetahuan. Akibatnya, jika perbedaan-perbedaan tersebut tidak dikenali, kemungkinan terjadinya konflik pun besar sekali. Sebaliknya, dengan saling memahami adanya perbedaan kemungkinan meletusnya konflik tersebut dapat dikendalikan. Lebih jauh dari itu, dengan semakin tingginya mobilitas fisik orang-orang sekarang untuk berpindah dari satu tempat ke temapt lain dan bertemu serta berkomunikasi dengan manusia lainnya yang berbeda latar belakang kebudayaannya, maka kesadaran pribadi akan pentingnya komunikasi antarbudaya ini semakin terasa. Pemahaman akan adanya 2012 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perbedaan budaya ini, kini telah menjadi perhatian kaum bisnis dalam melakukan negosiasi politikus untuk merebut dukungan, dan pengiklan guna memasarkan produk. 2. Kesadaran Domestik Dengan makin besarnya peluang setiap orang untuk berinteraksi dengan orangorang lain yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda, maka kesadaran akan terjadinya konflik di dalam negeri makin besar pula. Bagi bangsa Indonesia yang memilki ratusan etnis (suku bangsa) pemahaman komunikasi antarbudaya ini sangat penting, guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Di negara-negara lain juga tampaknya demikian. Terutama di negara-negara yang pernah dilanda perang saudara. Memang beberapa peperangan yang terjadi di dalam negeri suatu negara seringkali disebabkan oleh masalah etnis ini. Disamping itu , kini di hampir setaip negra berjangkit perubahan-perubahan kebudayaan, yaitu dengan munculnya kelompok-kelompok sub-budaya yang menyimpang dari kebudayaan dominan. Sekarang telah menjadi pemandangan yang lumrah bila muncul kelompok-kelompok pecinta alam, organisasi radio amatir, penggemar mobil kuno, organisasi mobil kuno, organisasi kaum wanita, kaum homo dan lesbi, gang anak muda dan sebagainya. Masing-masing sub-kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai dan kebiasaankebiasaan yang berbeda-beda. Jika kehadiran sub-kelompok ini tidak dipahami dan diramalkan, besar kemungkinan konflik setiap hari terjadi. 3.Kesadaran Internasional Akibat ditemikannya teknologi transportasi dan komunikasi, menyebabkan dunia ini terasa senakin sempit. Seorang ahli meramalkan, pada saatnya nanti dunia ini akan menjadi global village. Dunia tak ubahnya dengan desa. Betapa tidak, kini interaksi antarbangsa di dunia terus berlangsung hampir setiap waktu, tidak mengenal siang maupun malam. Orangorang dari berbagai bangsa dan latar belakang nilai-nilai, adat istiaadt, ideologi, keyakinan yang berbeda-beda, bertemu dan berkomunikasi dengan satu sama lain, baik untuk hubungan ekonomi, sosial, politik ataupun keamanan. Oleh sebab itu, mau tak mau setiap bangsa harus memahami budaya bangsa lain, guna menciptakan hubungan antarnegara secara saling menguntungkan. Apabila dunia 2012 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id makin sadar, bahwa antarnegara kini makin saling bergantung satu sama lain. Maka pemahaman komunikasi antarbudaya tingkat internasional kini makin besar. Buktinya antara lain, setiap negara yang membuka kedutaan besarnya dinegara lain selalu mempunyai bidang khusus yang menangani bidang kebudayaan yang disebut Atase Kebudayaan. Bahkan negara-negara tertentu membuka pusat-pusat kebudayaan tersendiri, seperti pusat kebudayaan Amerika (USIS), pusat kebudayaan Prancis (CCF), pusat kebudayaan Jerman (Gocthc Institut), pusat kebudayaan Jepang, dan puast kebudayaan Rusia. Beberapa Faktor Pentingnya Komunikasi Antar Budaya Pertanyaan berikutnya adalah apa saja faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi antar budaya yang berbeda tidak bisa dihindari. Dibawah ini beberapa factor tersebut:: 1. Mobilitas Perjalanan dari satu negara ke negara lain tidak dapat dihindari sehingga hubungan antar pribadi menjadi hubungan antar budaya. 2. Saling Ketergantungan Ekonomi Dalam era globalisasi kehidupan ekonomi suatu bangsa bergantung pada kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif dengan negara lainya yang mempunyai kultur yang berbeda. 3. Teknologi Komunikasi Meningkat pesatnya teknologi komunikasi telah membawa kultur luar yang ada kalanya asing masuk ke rumah kita. Teknologi telah membuat komunikasi antarbudaya mudah, parktisi dan tak terhidarkan. 4. Pola Imigrasi Di hampir setiap kota besar di dunia kita menjumpai orang-orang dari bangsa lain. Pengalaman sehari-hari menjadi semakin antar budaya. 2012 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Kesejahteraan Politik Kesejahteraan politik kita bergantung pada kesejahteraan politik kultur atau negara lain. Kesukaran Memahami Komunikasi antar budaya Dalam interaksi antara budaya yang berbeda diakui seringkali menemui hambatanhambatan dalam pemahaman dan pemaknaan pesan yang mengalir baik secara verbal maupun non verbal. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh: 1. Etnosentris Kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku dalam kultur sendiri sebagai lebih baik, lebih logis. Lebih wajar dari pada kultur lain. 2. Kesadaran (Mindfulness) dan Ketidaksadaran (Mindlesness) Memperhatikan perbedaan antara keadaan penuh kesadaran (mindful) dan ketidaksadaran (mindless). Bila berada dalam keadaan tidak sadar, individu cenderung bertindak dengan asumsi yang biasanya tidak layak secara intelektual. Bila kesadaran kita dibangunkan, kita menyadari bahwa orang lain dan sistem kultur lain memang berbeda, tetapi tidak lebih buruk atau lebih baik dari pada sistem kita. Bentuk-Bentuk Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar budaya umumnya dipahami sebagai interaksi antar individu dari dua bangsa yang berbeda. Komunikasi antar budaya sebetulnya dapat diidentifikasi dari bentuk-bentuknya sebagai berikut 2012 10 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Komunikasi antar budaya Komunikasi yang terjadi antara misalnya antara orang Cina dan Portugis, antara orang Perancis dan orang Norwegia. 2. Komunikasi antar ras yang berbeda atau komunikasi antar etnis. Komunikasi yang terjadi antar ras juga dapat digolongkan sebagai komunikasi antar budaya misalnya antara orang Amerika keturunan Italia dengan Orang Amerika keturunan Jerman 3. Komunikasi antar kelompok agama yang berbeda. Indonesia yang mempunyai penduduk dengan lima agama yang berbeda, tidak bisa menghindari interaksi antar individu yang memiliki agama yang berbeda. 4. Komunikasi antara bangsa yang berbeda (komunkasi internasional). Kota-kota Metropolitan yang terdapat pada suatu Negara adalah tempat bertemunya antar bangsa yangb berbeda misalnya antara Amerika Serikat dan Meksiko atau antara Perancis dan Italia. 5. Komunikasi antar subkultur yang berbeda. Sub kultur adalah kelompok-kelompok kecil yang tinggal dan berinteraksi dalam kultur yang lebih besar atau dominan misalnya interaksi antara individu dengan dua profesi yang berbeda seperti antara Dokter dan Pengacara. 6. Komunikasi antara subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum tua dan kaum manula. 7. Komunikasi antar jenis kelamin Komunikasi antara individu yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan juga digolongkan sebagai salah satu bentuk komunikasi antar budaya. 2012 11 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Rosda karya, 2007 Sasa Djuarsa Sendjaja,Ph.D., dkk, Pengantar Komunikasi, Pusat penerbitan Universitas terbuka Larry A. Samovar,Richard E. Porter, Communication Between Cultures, Wadsworth, 2004 2012 12 Nama Mata Kuliah dari Modul Reddy Anggara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id