SKK KESEHATAN IBU SKK KESEHATAN IBU TUJUAN SKK KESEHATAN IBU PRAMUKA SIAGA (7 – 10 TAHUN) Seorang Pramuka Siaga harus : • Dapat menyebutkan tugas ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga PRAMUKA PENGGALANG (11 – 15 TAHUN) Seorang Pramuka Penggalang harus: • Dapat menjelaskan peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga • Dapat menjelaskan bagaimana perawatan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, dan ibu menyusui • Dapat menjelaskan tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas PRAMUKA PENEGAK (16 – 20 TAHUN) Seorang Pramuka Penegak harus: • Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang • Dapat memberikan penyuluhan tentang peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga • Dapat memberikan penyuluhan tentang perawatan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, dan ibu menyusui • Dapat memberikan penyuluhan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas • Membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK kesehatan ibu PRAMUKA PANDEGA (21 - 25 tahun) Seorang Pandega harus: • Menguasai materi SKK golongan Penggalang dan Penegak • Dapat memberikan penyuluhan tentang peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga • Dapat memberikan penyuluhan tentang perawatan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, dan ibu menyusui • Dapat memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas • Dapat membimbing seorang Penggalang untuk mendapatkan TKK kesehatan ibu MATERI SKK KESEHATAN IBU I. PERANAN IBU SEBAGAI PEMELIHARA KESEHATAN KELUARGA Suatu keluarga umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Ketiganya terikat dalam kehidupan bersama yang dilandasi kasih sayang. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran tertentu. Ayah berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk kehidupan keluarga itu. Ibu berperan sebagai pendamping ayah dan umumnya menjadi pengatur urusan rumah tangga atau urusan dalam keluarga itu. Anak berperan sebagai anggota muda dalam keluarga yang dengan lingkungan kasih kedua orang tuanya, harus menyiapkan diri menjadi orang yang berguna sebagai penerus dan pewaris kehidupan bangsa. Salah satu hal penting dalam kehidupan keluarga adalah kesehatan keluarga. Kesehatan menjamin kesanggupan manusia untuk bekerja. Karena itu kesehatan harus dipelihara sebaik baiknya. Pengaturan kehidupan rumah tangga, khususnya yang menyangkut kebersihan tempat tinggal, makanan keluarga serta ketertiban dan ketentraman hidup sangat mempengaruhi kesehatan keluarga. Dengan demikian, ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga memmpunyai peranan yang penting sebagai pemeliharaan kesehatan keluarga itu. Sebagai pemelihara kesehatan keluarga melalui pengaturan urusan rumah tangga seorang ibu harus lebih dulu memelihara kesehatan dirinya supaya sanggup bekerja mengatur kebersihan, makanan dan keteraturan hidup keluarga tersebut. Ibu harus mampu membagi waktu sedemikian rupa sehingga pekerjaan rumah tngga yang diaturnya tidak terlampau melelahkan dirinya dan mengancam kesehatannya. Andai kata ibu sakit, rumah tangga menjadi tidak terurus dan penyediaan makanan terganggu, sehingga setiap anggota keluarga wajib membantu memelihara kesehatan bersama dan membantu menjaga kesehatan diri dan kesehatan seluruh keluarga. Salah jenis bantuan yang dapat dilakukan adalah membantu ibu memelihara kebersihan rumah tangga menyiapkan makanan dan memelihara suasana kasih sayang dalam keluarga. II. PENTINGNYA KESEHATAN IBU Kesehatan Ibu biasanya harus lebih diperhatikan pada waktu ia hamil, melahirkan dan menyusui. Pada masa hamil dalam diri Ibu hidup sedikitnya 2 jiwa, yaitu ibu dan anak yang dikandungnya. Kalau anak yang di dikandungya kembar, sudah terdapat lebih dari 2 jiwa yang perlu mendapat perhatian kesehatan khusus. Ibu yang sehat akan melahirkan anak sehat dan menjadi pangkal bagi kebahagiaan keluarga. Adapun cara menjaga kesehatan ibu hamil antara lain: istirahat yang cukup, mandi pagi dan sore, menghindari rokok, alkohol dan narkoba. Jadi penting sekali pemeliharaan kesehatan ibu semasa hamil, melahirkan dan menyusui tersebut. Untuk ini, perlu dipahami tanda kehamilan dan gangguan kesehatan yang biasanya mengancam masa kehamilan, persalinan dan nifas. III. KAPAN SEBAIKNYA IBU HAMIL Kehamilan yang baik antara usia 20 – 35 tahun, karena ibu lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan dengan jarak kehamilan 3-5 tahun. Tidak dianjurkan hamil di bawah usia 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu mungkin mengalami persalinan lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua. Hamil di atas 35 tahun, kesehatan ibu sudah menurun. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak persalinan lama dan pendarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu. IV. TANDA KEHAMILAN Seorang ibu akan hamil selama 9 bulan. Tanda-tanda kehamilan muda, yakni usia kehamilan sampai 3 bulan adalah tidak haid, payudara membesar, perut mulai membesar, pusing-pusing dan mual, kadang-kadang muntah. Tanda kehamilan tua, yakni pada usia kehamilan 6 bulan atau lebih, perut tambah jelas membesar, gerakan janin yang mulai terasa pada usia kehamilan 4-5 bulan akan semakin bertambah, teraba bagian janin di perut ibu, dan ketika melahirkan timbul mulas-mulas yang semakin bertambah dan diikuti dengan keluarnya air ketuban. V. TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda/gejala yang menunjukan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya dan harus segera mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan. Tanda bahaya itu meliputi: 1) ibu tidak mau makan dan minum dan muntah terus-menerus, 2) berat badan ibu hamil tidak naik, 3) bengkak pada tangan/kaki, pusing dan dapat diikuti kejang, 4) perdarahan/keluar darah dari jalan lahir, 5) gerakan janin berkurang atau tidak ada pada usia kehamilan tua, 6) demam tinggi, 7) kelainan letak janin di dalam rahim, 8) ketuban pecah sebelum waktunya, 9) penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan. Kurang darah membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Untuk mencegah kurang darah, ibu hamil perlu memakan banyak sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan, serta meminum satu tablet penambah darah setiap hari, minimal selama 90 hari. Sakit kepala hebat serta bengkaknya tungkai bawah seringkali merupakan gejala keracunan kehamilan, yang pada tingkat lanjut disertai kejang-kejang yang dapat membahayakan jiwa ibu dan kandungannya VI. MAKANAN IBU HAMIL Selama hamil, seorang ibu sehari-hari harus makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi karena ia makan paling sedikit untuk 2 orang, yaitu diri ibu sendiri dan diri anak dalam kandungannya. Ibu perlu merawat payudara setiap hari, mengatur kegiatan sehari-hari dengan cukup istirahat, menghindari bekerja keras atau kelelahan dan memeriksakan kehamilan secara teratur sejak kehamilan muda. Makanan harus mengandung gizi, buah dan sayuran berwarna. VII. PEMERIKSAAN KEHAMILAN Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mengetahui keadaan kehamilan ini, sehingga kelainan kehamilan yang ditemukan dapat segera diobati. Disamping itu, setiap kali diperiksa hamil, ibu akan mendapat tablet tambah darah untuk mencegah kurang darah, memperoleh suntikan imunisasi anti tetanus (TT atau Tetanus Texoid). Mendapat nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana, seperti tentang makanan sehat, kebersihan, kelainan kehamilan, kelainan persalinan dan sebagainya. Selama hamil ibu harus menghindari minum obat sembarangan, karena dapat berbahaya bagi kandungannya. Kehamilan ibu hendaknya diperiksa sedikitnya 1 kali waktu usia kehamilan kurang dari 3 bulan, 1 kali waktu usia kehamilan 3-6 bulan dan 2 kali waktu usia kehamilan 6-9 bulan. VII. PERAWATAN PAYUDARA Untuk merawat payudara, setiap hari sebelum mandi, tangan diminyaki lalu dilakukan pengurutan dari pangkal payudara ke arah puting susu, kemudian puting susu ditarik-tarik keluar dan diputar-putar, dan diakhiri dengan gerakan memijat air susu keluar. Dengan perawatan ini, setelah melahirkan, air susu ibu akan banyak keluar, putingnya mudah dihisap dan tidak lecet, ibu dapat menyusui dengan aman. VIII. PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN STIKER. Merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan KB pasca persalinan, dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Program pemasangan stiker menjadi media utama dalam P4K, melalui stiker, pendataan dan pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara intensif oleh bidan bersama dengan suami, keluarga, kader masyarakat, forum peduli KIA serta pendeteksian dini kejadian komplikasi sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan selamat serta bayi yang dilahirkan sehat. Beberapa hal yang diperoleh dari P4K dengan stiker: Mengetahui perkiraan tanggal persalinan sesuai dengan stiker yang ditempelkan di rumah ibu hamil Diskusi suami istri menentukan tempat dan penolong persalinan Merencanakan biaya persalinan (Tabungan bersalin/Tabulin, Dana sosial ibu bersalin/Dasolin) Menyiapkan kendaraan/transportasi Menyiapkan calon donor darah Menyiapkan peralatan persalinan Pramuka dapat mengajak/memberi penyuluhan kepada ibu hamil untuk datang ke Pelayanan kesehatan terdekat seperti: Polindes, Poskesdes, Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit. IX. IBU HAMIL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS (FAKTOR RESIKO) Diantara ibu yang hamil, ada ibu tertentu yang karena keadaanya harus bersalin di puskesmas atau rumah sakit. Mereka adalah ibu hamil dengan: Tinggi badan kurang dari 145 cm. Menderita penyakit menahun seperti Tuberkulosis paru, penyakit jantung Memiliki riwayat kehamilan/persalinan yang jelek Memiliki anak lebih dari 4 orang Sering mengalami gangguan kesehatan selama hamil Kepada mereka ini dianjurkan memeriksakan kehamilan secara teratur dan menyiapkan diri untuk persalinan di puskesmas atau di rumah sakit. X. XI. TENAGA PENOLONG PERSALINAN Pertolongan persalinan umumnya dapat diminta kepada tenaga kesehatan terampil sesuai standar yaitu: 1. Dokter 2. Bidan 3. Perawat Kesehatan (bila tidak ada dokter atau bidan) TEMPAT PERSALINAN Tempat persalinan adalah di fasilitas kesehatan antara lain: 1. Rumah bersalin atau rumah sakit 2. Puskesmas 3. Praktek bidang perorangan 4. Pondok bersalin di desa (Polindes)/Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) XII. PERSALINAN NORMAL Tanda dan urutan persalinan normal (tanpa kelainan) adalah sebagai berikut: Mula – mula ke luar lendir berwarna semu merah dari jalan lahir Mulas – mulas disebut his yang mengakibatkan pembukaan jalan lahir . His dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut yang menjalar ke pinggang dan berulang secara teratur, makin lama makin kuat dan lama, sampai akhirnya kepala bayi tampak di dasar panggul. Bayi siap keluar. Pada saat bayi siap keluar, timbul rasa ingin mengejan seperti ingin buang air besar yang tidak dapat di tahan. Bayi lahir kemudian dilakukan pemotongan dan perawatan tali pusat. XIII. CARA MERAWAT TALI PUSAT ADALAH SEBAGAI BERIKUT: Segera bayi lahir Penolong persalinan akan memotong dan mengikat ujungnya untuk mencegah pendarahan dan merawat tali pusat. Selanjutnya ibu dapat mengganti kasa (pembalut) yang dibubuhi alkohol setiap hari. Jangan dibubuhkan apapun pada tali pusat kecuali alkohol. Bila tali pusat kotor, berbau dan bayi merasa kesakitan bila disentuh, cepatlah bawa ke puskesmas. XIV. BAHAYA PERSALINAN Ada bahaya persalinan yang harus segera mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan atau puskesmas, yaitu: Persalinan lama, yaitu lebih dari 8 jam, tidak ada kemajuan. Persalinan kering, akibat air ketuban telah keluar lama (36 jam). Uri tertahan, tidak keluar lebih dari 30 menit Bayi tidak keluar dalam 12 jam sejak terasa mulas Pendarahan lewat jalan lahir Air ketuban keruh dan bau Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat XV. TANDA BAYI SEHAT Bayi telah lahir sehat menunjukkan tanda sebagai berikut: Segera menangis kuat saat dilahirkan Banyak bergerak Pernafasan teratur Warna kulit merah muda Berat badanya 2,5 kg atau lebih Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir: Beri ASI, jangan beri makan lain Menjaga kehangatan bayi Cegah infeksi tali pusat pada bayi baru lahir Periksa kesehatan bayi baru lahir ke bidan sedikitnya 2 kali Adapun tanda-tanda bayi sakit berat antara lain: Tidak mau menyusu Kejang Kaki dan tangan teraba dingin atau demam Badan bayi kuning Tali pusat basah dan bau Gerakan kedua lengan dan kaki lemah XVI. PERAWATAN IBU SEHABIS PERSALINAN Sehabis bersalin selesai di tolong, ibu beristirahat sebentar, bayi ditidurkan di samping ibunya. Beberapa waktu kemudian, ibu sudah boleh bergerak dan menyusui bayinya sejak ½ jam semenjak lahir. Selanjutnya ibu harus makan 1 – 2 piring setelah lebih banyak dari pada biasa dan jangan pantang makan. Susu kuning yang keluar pertama kali sehabis melahirkan mengandung banyak zat kekebalan. Susu kuning ini langsung diberikan pada bayi karena sangat baik untuk kesehatan. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu nifas antara lain: Segera dekap dan biarkan bayi menyusu dalam 1 jam pertama (IMD/Inisiasi Menyusu Dini) Menyusui bayi sesering mungkin dan setiap kali bayi menginginkan Tanyakan ke bidan/dokter cara meneteki secara eksklusif dan merawat bayi baru lahir Beberapa cara menjaga kesehatan ibu nifas antara lain: Makan makanan bergizi Istirahat yang cukup Minum 1 tablet tambah darah setiap hari Minum 2 kapsul Vitamin A dosis tinggi, pertama setelah melahirkan, kedua 24 jam setelah minum yang pertama Adapun tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas antara lain: Pendarahan lewat jalan lahir Demam lebih dari 2 hari Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit Bengkak di muka, tangan atau kaki, mungkin dengan sakit kepala dan kejangkejang. XVII. MANFAAT MENYUSUI Adapun manfaat menyusui antara lain: Mempercepat pengecilan kandungan, sehinnga ibu cepat pulih. Banyak kesempatan untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak. Dapat mencegah timbulnya kanker payudara. Ekonomis, tidak usah beli susu. Praktis, tidak sulit menyiapkannya. Bersih. Dapat mencegah kehamilan. XVIII. CARA MENYUSUI Cara menyusui yang sebaiknya adalah sebagai berikut : Ibu menyusui makan untuk dirinya dan menghabiskan ASI. Ibu perlu banyak minum agar ASI- nya cukup. Ibu perlu banyak makan sayuran hijau tua, misalnya daun katuk, daun mengkudu untuk memperlancar ASI. XIX. KELAINAN MASA NIFAS/MASA MENYUSUI Kejang atau kaki bengkak. Keluarnya darah atau cairan berbau dari jalan lahir Demam Payudara sakit dan nyeri. Dapat ditolong untuk sementara dengan dikompres air hangat. Kelainan tersebut memerlukan pertolongan tenaga kesehatan dengan segera. Walaupun tidak ada kelainan, seorang ibu menyusui perlu memeriksakan diri ke puskesmas, sedikitnya 4 kali setahun. XX. PENGATURAN SETELAH KEHAMILAN Setelah menyelesaikan satu kehamilan, bila ingin melengkapi keluarga dengan tambahan anak lagi, ibu sebaiknya hamil lagi bila berada dalam keadaan sehat, anak terdahulu sudah cukup besar (umur 3-5 tahun) dan keadaan keluarga cukup mampu. Dalam merencanakan saat yang tepat untuk hamil lagi, ibu dan ayah dapat ber KB pasca persalinan yaitu pemakaian alat/obat kontasepsi oleh ibu atau suami segera setelah sampai 42 hari setelahnya dengan metode apapun artinya memilih cara KB yang cocok dan diyakini pasangan suami istri. Adapun macam alat/obat kontrasepsi antara lain: kondom, pil suntik, AKDR/spiral, Implan/AKBK, Kontap Wanita dan Kontap Pria Pada masa menyusui/nifas tidak dianjurkan menggunakan KB Pil, karena dapat mengurangi produksi ASI. SKK KESEHATAN ANAK SKK KESEHATAN ANAK TUJUAN SKK KESEHATAN ANAK Pramuka Penggalang harus : 1. Mengetahui masalah utama kesehatan anak di masyarakat 2. Mengetahui bagaimana memelihara kesehatan anak 3. Mengetahui tanda-tanda anak sehat 4. Mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir Pramuka Penegak harus: 1. Mengetahui dan mampu menjelaskan masalah utama kesehatan anak di masyarakat 2. Mengetahui dan mampu menjelaskan bagaimana memelihara kesehatan anak 3. Mengetahui dan mampu menjelaskan tanda-tanda anak sehat dan tidak sehat 4. Mengetahui dan mampu menjelaskan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir 5. Mengetahui bagaimana menangani anak sakit di rumah. Pramuka Pandega harus: 1. Mengetahui,mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan mengenai masalah utama kesehatan anak di masyarakat 2. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan bagaimana memelihara kesehatan anak. 3. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan mengenai tandatanda anak sehat dan tidak sehat 4. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan mengenai tandatanda bahaya bayi baru lahir 5. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan bagaimana menangani anak sakit di rumah. MATERI SYARAT KECAKAPAN KHUSUS KESEHATAN ANAK I. Apa masalah utama kesehatan anak di masyarakat? A. Banyaknya bayi dan anak balita yang meninggal (Materi bagi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega) 1 2 3 4 5 6 Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada periode kelahiran Kematian Bayi Baru Lahir 45% kematian balita (SDKI 2007 & SKRT 2001) Kematian lebih besar pada masyarakat pedesaan, sosial ekonomi rendah & pendidikan rendah (SDKI 2007 & SKRT 2001) Sekitar 80-90% kematian dapat dicegah dengan teknologi sederhana yang tersedia tingkat puskesmas dan jaringannya. Sekitar 10-20% kasus rujukan memerlukan biaya mahal & teknologi tinggi. Diantara 100 bayi lahir hidup di Indonesia, ada 5-6 anak yang meninggal sebelum merayakan ulang tahunnya yang kelima. Penyebab kematian yang paling sering adalah penyakit, biasanya penyakit infeksi, gizi kurang/buruk dan kecelakaan/cidera. (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega) Risiko persalinan pada ibu < 20 tahun: 1. Angka Kematian Perinatal 56/1.000 KH (tertinggi) 2 Limapuluh enam dari 1000 anak yang dilahirkan ibu berumur 15-19 tahun tidak mencapai usia 1 tahun 3 Angka Kematian Bayi 50/1.000 KH 4 Persentase Berat Bayi Lahir < 2.5 kg 6,4% (tertinggi) Angka Kematian Bayi & Balita 1. Kematian Bayi Baru Lahir (0-28 hari) 19/1000 KH 86.000 per tahun 236 per hari 10 per jam (SKRT, 2001 & SDKI 2007) 2. Kematian Bayi (0-12 bulan) 34/1000 KH 146.000 per tahun 401 per hari 17 per jam (SKRT, 2001 & SDKI 2007) 3. Kematian Balita (0-60 bulan) 44/1000 KH 193.000 per tahun 531 per hari 22 per jam (SKRT, 2001 & SDKI 2007) 4. Proporsi lahir mati 34,6% dari seluruh kematian perinatal (Riskesdas 2007) 5. Kematian Bayi Baru Lahir dini (0-6 hari) 78,5% dari seluruh jumlah kematian Bayi Baru Lahir (Riskesdas 2007) 6 Dari 100 bayi lahir hidup, 11,5 diantaranya lahir dengan berat kurang dari 2500 gram, disebut sebagai bayi berat lahir rendah (BBLR) 7 Sekitar 40% kematian bayi terjadi terjadi pada umur di bawah 1 bulan. Kematian ini umumnya karena kesehatan ibu selama hamil, proses persalinan serta perawatan bayi baru lahir yang kurang memadai. B. Banyaknya bayi dan anak balita yang sakit (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega). Penyebab utama kematian pada bayi dan anak balita 1 2 Penyebab Kematian Neonatal (0 – 28 hari): o Asfiksia o Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) o Infeksi o Kelainan kongenital Penyebab Kematian Bayi (1- 11 bulan) dan Balita (0 - 59 bulan): o Masalah neonatal (Asfiksia, BBLR, Infeksi) o Diare o Pneumonia o Kelainan kongenital o Meningitis o Tetanus (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega). Tanda bahaya bayi baru lahir : 1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tandanya terkena infeksi berat. 2. Bayi kejang. Jika melihat gejala/gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dieluselus, kemungkinan bayi kejang. 3. Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. Ini tanda bayi sakit berat 4. Sesak napas (= 60 kali/menit) 5. Bayi merintih. Ini tanda bayi sakit berat 6. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Ini tanda bayi sakit berat 7. Demam (suhu > 37,5°C) atau tubuh teraba dingin ( suhu < 36,5°C) 8. Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta. 9. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian. 10. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada : Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir Umur lebih dari 14 ha Kuning sampai ke telapak tangan atau kaki 11. Buang air besar/tinja bayi berwarna pucat. Jika menemukan satu atau lebih tanda bahaya pada bayi, maka segera periksakan bayi ke dokter/bidan/perawat. Upayakan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan dengan cara: Membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain yang kering, hangat dan tebal Jangan meletakkan bayi di tepi jendela atau pintu kendaraan Kalau memungkinkan dapat dilakukan Perawatan Bayi Melekat (Kangaroo Mother Care). Bayi terus disusui selama dalam perjalanan. Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care) : Kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode kanguru dapat mempertahankan suhu bayi dengan mencegah bayi kedinginan. Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir melalui kepala Keuntungan untuk bayi : • Bayi menjadi hangat • Bayi lebih sering menyusu • Bayi banyak tidur • Bayi tidak rewel • Kenaikan berat badan bayi lebih cepat Keuntungan untuk ibu : • Hubungan kasih sayang lebih erat • Ibu bisa bekerja sambil menggendong bayinya. Rata-rata BALITA sakit 4 kali dalam setahun, 3 diantaranya disebabkan salah satu atau kombinasi dari penyakit pneumonia, diare, malaria, campak dan kurang gizi Dari 100 ibu – ibu yang membawa balitanya berobat ke fasilitas kesehatan, 75 diantaranya datang dengan keluhan anaknya menderita batuk, diare, panas dan sakit telinga. Sedangkan besar keluhan tersebut merupakan gejala penyakit yang menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan anak balita. C. Tingginya masalah tumbuh kembang bayi dan anak balita (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pendega) Dari 100 bayi lahir hidup, 11,5 diantaranya lahir dengan berat kurang dari 2500 gram, disebut sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Dari 100 balita di Indonesia 1 Ada 26 anak yang menderita kurang gizi dan lebih dari sepertiganya menderita gizi buruk 2 Ada 5-18 anak yang berisiko mempunyai gangguan perkembangan dari yang ringan sampai berat, diantaranya terlambat/kesulitan jalan, bicara, komunikasi, anak hiperaktif dan sebagainya. (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pendega) BBLR dan kurang gizi, apabila tidak ditangani secara baik sedini mungkin, akan mengganggu pertumbuhan dan kecerdasan anak. Anak tumbuh pendek (kuntet), kurang cerdas dan gampang sekali sakit. Keadaan ini jelas akan mempengaruhi kualitas hidup anak dikemudian hari. Anak dengan gizi buruk kondisinya sangat jelak, daya tahan tubuh sangat lemah sehingga mudah sekali meninggal. Kematian pada bayi baru lahir paling sering terjadi pada BBLR. Anak yang mempunyai gangguan perkembangan akan mengalami kesulitan belajar, kesulitan bicara, kesulitan dalam mengutarakan pendapatnya, kesulitan dalam bergaul dan kehidupan bermasyarakat, serta tidak percaya diri dan kemungkinan sangat tergantung pada orang lain. Keadaan ini mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia dimasa mendatang. II. Bagaimana memelihara anak agar sehat? Tanda bayi baru lahir sehat : 1 2 3 4 5 Bayi lahir segera menangis Bayi bergerak aktif Warna kulit seluruh tubuh kemerahan Bayi bisa menghisap Air Susu Ibu dengan kuat Berat lahir 2,5 – 4 kg A. Pemeriksaan Kesehatan Bayi Baru Lahir: 1 Periksakan bayi baru lahir 2 kali, pada minggu pertama hari ke 1 dan ke 3 setelah lahir. 2 Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan pada bayi, atau bayi sakit. Resiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya. 3 Setelah bayi baru lahir, perlu diberikan : 4 ASI Salep mata Antibiotik Suntikan vitamin K1 untuk mencegah pendarahan Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penularan penyakit Hepatitis B Periksakan segera bayi ke dokter/bidan/perawat, jika bayi malas menyusui, demam, kejang, bayi kuning, tali pusat kemerahan atau muncul tanda sakit lainnya. Perawatan tali pusat : 1. Jangan membubuhi apapun pad pangkal tali pusat 2 Rawat tali pusat terbuka dan kering 3 Bila tali pusat kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun mandi dan keringkan dengan air bersih 4 Bila tali pusat kemerahan, segera periksakan ke dokter/bidan/perawat. Memandikan bayi baru lahir : 1 Pada saat lahir, bayi tidak boleh segera dimandikan. 2 Bayi dimandikan paling cepat 6 jam setelah lahir 3 Mandikan dengan air hangat, di ruangan yang hangat 4 Mandikan dengan cepat: bersihkan muka, leher dan ketiak dengan air dan sabun. Keringkan seluruh tubuh dengan cepat. 5 Pakaikan baju, topi dan dibungkus dengan selimut. 6 Bayi tidak boleh dibedong terlalu ketat. 7 Jangan memandikan bayi jika demam atau pilek. Menidurkan bayi : 1 Pasang kelambu pada saat bayi tidur, siang atau malam 2 Tidurkan bayi secara terlentang atau miring 3 Bayi perlu banyak tidur dan hanya bangun kalau lapar 4 Jika bayi telah tidur selama 2-3 jam, bangunkan bayi untuk disusui Hal-hal yang perlu dihindari : 1 Hindarkan bayi dari asap dapur dan asap rokok 2 Hindarkan bayi dari orang sakit 3 Jangan membubuhi ramuan atau apapun pada tali pusat 4 Jangan mengasuh bayi sebelum mencuci tangan dengan sabun 5 Jangan mengobati sendiri jika bayi sakit. B. Melaksanakan perawatan dasar bayi dan anak balita. (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang Penegak dan Pandega) 1 Pemenuhan kebutuhan dasar anak yang merupakan HAK SETIAP ANAK yang meliputi: Mendapat perhatian, cinta dan kasih saying Pemenuhan kebutuhan IMTAQ. Makanan bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak. Pelayanan kesehatan termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit Pendidikan usia dini di rumah termasuk sopan santun, persiapan anak masuk Taman kanak-kanak, dan sebagainya. Memberikan kesempatan anak bermain bersama teman-temannya dengan tetap di bawah pengawasan orang tua, mengikutsertakan anak dalam kegiatan keluarga. Memberikan perlindungan dan membangun rasa aman pada anak termasuk pencegahan kecelakaan dan cedera di rumah. Lingkungan anak yang mendukung termasuk tempat tinggal yang layak dan lingkungan yang sehat. Menjaga kehangatan bayi: (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega) 1 2 Suhu normal tubuh bayi baru lahir ; 36,5 – 37,5°C , (bayi hangat). Mengapa perlu menjaga kehangatan tubuh bayi ? Bayi lebih mudah mengalami perubahan suhu tubuh Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan. 3 Panas tubuh bayi bisa hilang karena : Bayi Memancar Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal ; bayi baru lahir diletakkan di ruangan yang dingin. Menguap Cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban Merambat Dari kulit bayi langsung merambat ke permukaan yang lebih dingin, missal : popok/celana bayi basah tidak langsung diganti. Mengalir Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : bayi diletakkan dekat pintu/jendela. 4. Cara mencegah kehilangan tubuh bayi : a) Jangan memandikan bayi baru lahir sebelum 6 jam b) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, jauhkan dari jendela atau pintu c) Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, mengenakan topi, memakai pakaian kering dan lembut d) Ganti popok dan pakaian setiap kali basah e) Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin f) Keringkan bayi dengan segera setelah memandikan g) Menyusui bayi segera setelah lahir. 5. Tanda – tanda penurunan suhu tubuh bayi : a) Tanda awal : kedua kaki teraba dingin b) Tanda lanjut : Seluruh tubuh teraba dingin Bayi tidak bergerak aktif/bayi lemas Bayi tidak mau menyusu Bayi menangis lemah. Memberikan makanan bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak. (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega) Bayi umur 0-6 bulan: Berikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Petunjuk pemberian ASI eksklusif : 1 2 3 4 Jangan memberikan makanan atau minuman apapun kepada bayi Menyusui sesuai kebutuhan bayi, minimal 8 kali dalam 24 jam. Jika bayi telah tidur selama 2 – 3 jam, bangunkan bayi untuk disusui. Jika ibu bekerja atau tidak berada di rumah, ibu memerah ASI dan minta orang lain untuk memberikan ASI perah dengan sendok atau cangkir. Cara menyusui yang benar : 1. Posisi ibu yang nyaman, duduk atau berbaring 2. Posisi menyusui : Seluruh badan bayi tersangga dengan baik Badan bayi menghadap dan dekat ke dada ibunya 3. Perlekatan menyusui : Dagu bayi menempel pada payudara ibu Mulut bayi terbuka lebar Bibir bawah bayi membuka keluar 4. Bayi menghisap secara efektif : Bayi menghisap dalam dan teratur diselingi istirahat Hanya terdengar suara menelan. Air Susu Ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan Keuntungan menyusui : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. ASI mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi ASI melindungi bayi dari penyakit Menyusui membantu membentuk jalinan kasih sayang ibu dan bayi Menyusui membantu menunda kehamilan Menyusui mempercepat pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan Menyusui menghemat biaya rumah tangga Menyusui praktis karena dapat diberikan kapan saja. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) : bayi yang baru dilahirkan, tidak perlu dimandikan, segera dilekatkan di dada ibu untuk menyusu secara mandiri. Keuntungan IMD ; 1. 2. 3. 4. 5. Mencegah bayi kedinginan Menstabilkan irama nafas, detak jantung bayi Mempercepat keluarnya kolostrum Memberikan kekebalan terhadap penyakit Mengurangi risiko perdarahan ibu melahirkan. Kolostrum adalah ASI yang keluar selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, yang berwarna kekuningan dan kental. Mengandung zat kekebalan, vitamin A, factor-faktor pertumbuhan dan lain-lain. Kolostrum berguna melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi, mencegah bayi kuning, mencegah sakit mata. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi tanpa tambahan makanan dan minuman lain. Contoh: susu formula/kaleng, pisang madu, teh dan lain-lain. Bayi umur 6-12 bulan: 1. ASI tetap diberikan setiap kali bayi menginginkan. 2. Namun bayi umur 6 bulan ke atas, ASI saja sudah tidak mencukupi kebutuhan utnuk pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi perlu diberi makanan tambahan yang nantinya menjadi makanan pokok menggantikan ASI. 3. Berikan makanan lembik, mula-mula 3 kali sepiring sedang dan secara bvertahap ditingkatkan menjadi 4-5 kali sehari. 4. Menjelang umur 12 bulan, dpat mulai diberi nasi lembik. 5. Latih agar bayi mengunyah makanan yang diberikan. (Materi SKK bagi Pramuka penegak dan Pandega). Anak umur 12-24 bulan: - ASI tetap diteruskan sampai anak umur 2 tahun. - Beri anak makanan seperti makanan orang dewasa, dengan takaran sepenuhnya orang dewasa, minimal 3 kali sehari, tetapi tidak pedas. - Sediakan dahulu makanan di piring terpisah khusus untuk anak, baru kemudian untuk yang lainnya. Biasanya anak makan bersama orang muda dan anggota keluarga lainnya. (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega). Pelayanan kesehatan termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Membantu pertumbuhan anak melalui penimbangan secara teratur setiap bulan di posyandu. Pertumbuhan baik bila tambah umu tambah berat. Instrumen yang dipakai adalah KS Balita termasuk juga KSM yang tercantum dalam Buku KIA (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega). Pemberian kapsul lunak Vitamin A setiap 6 bulan di posyandu. Vitamin A gunanya untuk mencegah kebutaan pada balita akibat kekurangan vitamin A. Pemberian imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis pada bayi di bawah umur 12bulan di posyandu, sesuai jadwal imunisasi. Balita akan dideteksi secara dini aspek tumbuh kembangnya meliputi kemampuan perkembangananak,lingkar kepala anak (LIKA), perilaku anak, tes pendengaran dan penglihatan anak. Kegiatan dilaksanakan di Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, sesuai frekuensi pemeriksaan: Umur Anak 0 – 1 bulan 1 - 3 bulan Frekuensi pemeriksaan 2 kali 1 kali 3 - 6 bulan 1 kali 6 - 9 bulan 1 kali 9 – 12 bulan 2 kali 12 - 24 bulan 1 kali 24 - 36 bulan 1 kali 36 - 48 bulan 1 kali 48 - 60 bulan 1 kali - Balita perlu stimulasi dini tumbuh kembang. Di Posyandu, orang tua akan dibimbing oleh tenaga kesehatan dan kader terlatih, kemudian dilanjutkan stimulasi di rumah oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.Instrumen yang dipakai adalah Buku KIA berwarna merah muda. III. - Orang tua membawa setiap balita sakit (dngan keluhan salah satu atau kombinasi dari penyakit batuk atau sukar bernafas, diare, demam,sakit telinga) ke fasilitas kesehatan akan ditangani pleh tenaga kesehatan menggunakan pendekatan Manajemen terpadu Balita Sakit. - Pemberian konseling bagi ibu tentang perawatan anak di rumah: cara menyusui yang benar, perawatan bayi baru lahir, perawatan balita sakit, pemberian makanan pada balita. Petugas kesehatan dibekali keterampilan melakukan konseling, buku pedoman dan lembar balik. Perkembangan bayi dan anak balita 1. Memberikan reaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya, misalnya dari lampu senter yang digerakkan ke kiri dan kanan (gerak halus) 2. Mengecoh dan memberikan reaksi terhadap suara kecerdasan). (bicara, bahasa dan 3. Membalas senyuman (bergaul dan mandiri). Umur 3-6 bulan Mengangkat kepala dengan posisi tegak pada posisi telungkup (gerak kasar) Meraih benda yang menarik/mainan yang terjangkau olehnya Menengok ke arah sumber suara, misalnya sendok dipukulkan ke gelas atau piring.keringcingan). Sumber suara itu dibuat tersembunyi tidak terlihat oleh anak (bicara, bahasa, kecerdasan). Umur 6-9 bulan Ketika didudukkan, bisa mempertahankan posisi duduk dengan kepala tegak (gerak kasar). Memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain (gerak halus) Tertawa/berteriak bila bahasa,kecerdasan) Makan biskuit tanpa dibantu (bergaul dan mandiri). melihat benda yang menarik (bicara, Umur 9-12 bulan Berjalan dengan berpegangan (gerak kasar) Mengambil benda kecil sebesar biji jagung meraup/menggunakan kelima jari tangannya (gerak halus) Mengatakan dua suku kata yang sama, misalnya pa-pa,ma-ma,da-da dengan dan lain-lain (bicara, bahasa dan kecerdasan) Dapat bermain ciluk-ba (bergaul dan mandiri). Perkembangan anak balita 1 2 3 4 5 Umur 12 – 18 bulan Berjalan sendiri tanpa jatuh (gerak kasar) Mengambil benda kecil sebesar biji jagung denganibu jari dan telunjuknya/mengimpit (gerak halus). Mengungkapkan keinginan secara sederhana kecerdasan) Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah (bergaul dan mandiri). (bicara bahasa dan Umur 18-24 bulan Berjalan mundur sedikitnya 5 langkah (gerak kasar) Mencorat-coret dengan alat tulis (gerak halus). Menyebutkan nama dan menunjuk satu bagian tubuh dengan benar (bicara, bahasa dan kecerdasan) Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga kecerdasan) (bergaul, bahasa dan Umur 2 – 3 tahun Berdiri dengan satukaki dengan berpegangan Meniru membuat garis lurus Mengatakan keinginan paling sedikit dengan dua kata Mengatakan buang air besar dan buang air kecil Umur 3 - 4 tahun Berjalan jinjit (gerak kasar) Meniru membuat gambar lingkaran (gerak halus) Mengenal dan menyebutkan paling sedikit satu warna (bicara, bahasa dan kecerdasan) Mematuhi peraturan sederhana dalam permainan (bergaul dan mandiri). Umur 4 – 5 tahun Melompat dengan satu kaki (gerak kasar) Mengancingkan kancing baju melalui lubang kancing (gerak halus) 6 Bercerita seperti rata-rata anak yang sebayanya kecenderungan) (bicara, bahasa dan 7 Mencuci dan mengeringkan tanah tanpa dibantu (bergaul dan mandiri). BAWALAH SEGERA KE PUSKESMAS, BILA ANAK SAKIT ATAU BILA PERKEMBANGANNYA KURANG BAIK IV. Penyakit Berbahaya bagi Anak Penyakit anak yang berbahaya adalah diare, tetanus, infeksi akut saluran pernafasan, diptheria, pertusis, TB, polio, campak dan lain-lain. A. TB (Tuberkulosis) Sebab: TB yang dulu dikenal dengan TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB ( Mycobacterium tuberculosis ) Cara penularan: Penderita TB pada waktu batuk/bersin menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak, kemudian kuman terhirup oleh orang lain melalui saluran pernafasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika daya tahan tubuh kuat, anak tersebut tetap sehat, tapi jika daya tahan tubuh lemah, anak tersebut menjadi sakit TB. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya (tulang, kelenjar, kulit dll) Tanda : Batuk selama 2 minggu atau lebih dan nyeri dada Berat badan anak tidak naik atau malah turun walaupun gizi sudah diperbaiki Tidak ada nafsu makan. Demam tanpa sebab jelas selama 2 minggu atau lebih Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha Adanya kontak erat dengan penderita TB dewasa Pencegahan: Imunisasi BCG Makanan bergizi Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan Perilaku Bersih dan Hidup Sehat Mengobati penderita TB sampai sembuh. TB BUKAN PENYAKIT KETURUNAN, BUKAN DISEBABKAN OLEH KUTUKAN DAN BUKAN PULA KARENA GUNA-GUNA. B. Dipteri Sebab: kuman dipteri melalui udara Tanda: Mula – mula panas badannya tinggi dengan batuk ringan, kemudian leher membengkak, susah bernafas, nafasnya berbunyi. Pencegahan: Imunisasi DPT Makanan bergizi Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan Perilaku Bersih dan Hidup Sehat Mengirim penderita dipteri ke Rumah Sakit dengan segera, untuk mendapatkan pertolongan dan mencegah penularan. AWAS : DIPTERI SANGAT MENULAR C Pertusis (batuk rejan, batuk 100 hari, kinkhoest) Sebab : • Ketularan kuman pertusis melalui udara Tanda : • Tubuh panas dan lemah • Batuk hebat terus menerus sampai muntah, mata merah Pencegahan : • Imunisasi DPT • Makanan bergizi • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan Perilaku Bersih dan Hidup Sehat • Mengobati penderita pertusis sampai sembuh INGAT: ANAK YANG KURUS KARENA KURANG GIZI, BILA MENDERITA BATUK REJAN DAPAT MEMBAHAYAKAN JIWANYA. PERIKSAKAN SEGERA KE PUSKESMAS D. Tetanus Sebab : - Ketularan kuman tetanus melalui luka atau tali pusat yang kotor Tanda : - Tubuh panas, gelisah, anak tidak suka menyusui, kemudian mulut sukar dibuka, kuduk kaku dan kejang-kejang. Pencegahan : - Imunisasi TT 2 kali pada waktu Ibu hamil dan Imunisasi DPT 3 kali pada waktu bayi. - Menjaga kebersihan luka - Jangan bubuhi apapun di tali pusat, selain alkohol pada pembalutnya. E. Polio Sebab : - Ketularan virus polio Tanda : - Tubuh panas, anak rewel, kemudian lumpuh Pencegahan : - Imunisasi polio 3 kali pada waktu bayi - Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat - Makanan bergizi - Bila terkena, segera minta pertolongan dokter atau Puskesmas terdekat. F. Campak Sebab : - Ketularan virus campak melalui udara Tanda : - Demam tinggi, batuk, pilek, mata merah - Diare - Ruam/bercak merah seluruh tubuh Pencegahan : - Imunisasi polio 3 kali pada waktu bayi - Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat - Makanan bergizi - Bila terkena, segera minta pertolongan dokter atau Puskesmas terdekat. G. Penyakit kulit Penyakit kulit yang sering ditemukan pada anak sekolah Taman kanak-kanak adalah sebagai berikut : 1. Scabies (gudik atau kudis) Penyebab : - Parasit (semacam kutu kecil) Penularan : - Melalui kulit (kontak langsung, melalui pakaian atau handuk, alas tempat tidur, dan lain-lain) Gejala : - Gatal pada malam hari - timbul gelembung yang kadang-kadang bernanah - kulit yang terkena biasanya di daerah lipatan jari tangan, siku, paha, pantat dan telapak tangan. Pencegahan : - Menghindari kontak langsung dengan penderita - Menghindari barang-barang yang telah dipakai oleh penderita Tindakan : - Setelah mandi dengan sabun, badan dikeringkan dan kemudian dioleskan salep 2-4 pada bagian yang gatal - Pakaian penderita dan alas tidurnya direbus, dicuci dan dijemur - Alat tidur penderita dibersihkan dan dijemur setiap hari. 2. Borok Penyebab : - Bakteri Penularan : - Kontak langsung Gejala : - Luka tampak kotor, bernanah, berbau dan mengeluarkan darah dan cairan kekuning-kuningan - Daerah sekitar luka membengkak, nyeri dan gatal kadang-kadang Pencegahan : - Makan makanan bergizi - Luka yang baru timbul segera diobati Tindakan : - Borok dicuci dengan air bersih, hangat dan matang - Borok dibersihkan dengan kapas atau kain lunak yang sudah dibasahi dengan larutan Rivanol dan dibalut - Penderita dianjurkan agar : • Tidak menggaruk borok • Menjaga agar luka tidak dihinggapi lalat • Mencegah agar cairan borok tidak tercecer • Berobat ke Puskesmas 3. Kadas Penyebab : - jamur Penularan : - Kontak langsung - Melalui bahan yang mengandung jamur, misalnya: pakaian, handuk, dan lain-lain Gejala : - Bekas putih bersisik dan biasanya berbatas jelas - Gatal Pencegahan : - Menjaga kebersihan umum - Mencegah kontak langsung dengan penderita - Menghindari bahan pakaian yang dipakai penderita Tindakan : - Salisil spiritus 3% atau yodium tincture 1% dioleskan pada kadas. Pemberian secara teratur sampai kadasnya hilang - Bila dalam waktu 1 bulan kadas belum hilang, anak dibawa ke Puskesmas 4. Panu Penyebab : - Jamur Penularan : - Kontak langsung - Melalui pakaian, handuk, dan lain-lain yang mengandung jamur Gejala : - Bercak putih, bersisik tidak berbatas jelas, kadang-kadang tersebar di seluruh tubuh - Sisiknya lebih halus daripada kadas Pencegahan : - Menjaga kebersihan umum - Mencegah persentuhan dengan penderita - Menghindari pemakaian bahan pakaian penderita Tindakan : - Daerah panu diolesi salisil spiritus 3% atau yodium tinctur 1% secara teratur sampai panunya hilang. Bila daerah yang terkena cukup luas, pengolesan dilakukan sedikit demi sedikit. Bila dalam waktu 1 bulan tidak ada perbaikan, anak dibawa berobat ke Puskesmas 5. Biang Keringat Penyebab : - Udara panas dan lembab yang mengakibatkan penguapan keringat tidak sempurna Gejala : - Bintik-bintik merah dan gatal, kadang-kadang pedih Tindakan : - Daerah yang terkena dibubuhi bedak salisil H. Penyakit Saluran Pernafasan Penyakit saluran pernafasan yang sering ditemukan pada anak sekolah Taman kanak-kanak adalah sebagai berikut : 1. Influenza Penyebab : - Virus Penularan : - Melalui udara Gejala : - Sakit kepala, rasa ngilu pada otot dan sendi - demam - bersin-bersin, batuk dan pilek Pencegahan : - Anak yang sakit dihindarkan dari anak yang sehat - Anak yang sakit bila batuk dan bersin dianjurkan menutup hidung dan mulutnya dan bila membuang ingus tidak disembarang tempat Tindakan : - Anak dianjurkan untuk istirahat di rumah, minum banyak, dan makan makanan bergizi baik - Anak dibawa ke Puskesmas 2. Radang Cabang Tenggorokan (Bronchitis) Penyebab : - Bakteri Penularan : - Melalui dahak Gejala : - Sering batuk biasanya berdahak - Sesak nafas - Demam Pencegahan : - Menghindari diri berdekatan dengan penderita Tindakan : - Anak dibawa berobat ke Puskesmas - Anak diistirahatkan sampai sembuh 3. Batuk rejan Penyebab : - Bakteri Penularan : - Melalui dahak atau air liur Gejala : - batuk, pilek, demam, nafsu makan berkurang - Serangan batuk panjang, dapat disertai muntah Pencegahan : - Menghindari kontak dengan penderita Tindakan : - Anak dibawa berobat ke Puskesmas 4. Radang Tenggorokan (Faringitis) Penyebab : - Bakteri atau virus Penularan : - Melalui udara Gejala : - Tenggorokan kering dan nyeri padA waktu menelan Pencegahan : - Menghindari kontak dengan penderita Tindakan : - Anak dibawa berobat ke Puskesmas 5. Tonsilitis Penyebab : - Bakteri Penularan : - Melalui udara Gejala : - Tenggorokan gatal dan nyeri pada waktu menelan - Tonsil (amandel) membesar dan merah, kadang-kadang berbintik putih, nafas berbau - Demam Pencegahan : - Menghindari diri berdekatan dengan penderita Tindakan : - Anak dibawa berobat ke Puskesmas I. Penyakit Saluran Pencernaan Penyakit saluran pencernaan yang sering ditemukan pada anak sekolah Taman kanak-kanak adalah sebagai berikut : 1. Diare Penyebab : - Bakteri/kuman, virus atau keracunan makanan Gejala : - BAB (Buang Air Besar), lembek atau cair, tanpa darah lebih dari 3 kali sehari - Perut nyeri, mual dan mulas - Tubuh lemas Tindakan : - Berikan oralit atau Larutan Gula Garam (LGG) - Pada keracunan makanan anak segera dibawa berobat ke Puskesmas Pencegahan : - Pendidikan kebersihan perorangan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS) untuk mencegah penularan penyakit. 2. Disentri Basiler dan Amuba Penyebab : - Bakteri/kuman dan Amuba Penularan : - Melalui makanan dan minuman yang tercemar Gejala : - BAB mencret disertai lender, nanah, darah dan bau amis, dapat terjadi lebih dari 10 kali perhari - nyeri perut, kadang-kadang muntah - demam Tindakan : - Anak dibawa berobat ke Puskesmas Pencegahan : - Memperhatikan kebersihan lingkungan, makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat J. Penyakit Mata Penyakit mata yang sering ditemukan pada anak sekolah Taman kanakkanak adalah sebagai berikut : 1. Penyakit Mata karena Infeksi Penyakit ini disebabkan oleh adanya kuman penyakit yang merusak mata. Jenis yang sering mengenai anak-anak TKK adalah : a. Infeksi Selaput Putih Mata (Conjunctivitis) b. Trachoma c. Infeksi Selaput Bening Mata Tindakan : - Anak segera dibawa berobat ke Puskesmas 2. Penyakit Mata akibat kekurangan Vitamin A ( Xeropthalmia ) Penyakit ini merupakan penyebab utama kebutaan pada anak di Indonesia, yang mengenai 20 dari 10.000 anak Balita. 3. Penyakit Mata karena Alergi 4. Kecelakaan pada Mata Pada anak-anak sering terjadi kecelakaan pada mata yang dapat disebabkan oleh debu, benda tajam, dan lain-lain. Penanggulangan : - Benda asing pada kelopak mata sebelah dalam, seperti debu atau sayap serangga dapat dilihat dengan membuka kelopak mata. Kemudian dengan bantuan kapas bersih, benda tersebut dikeluarkan. - Benda asing yang mengenai selaput putih atau selaput bola mata dapat dilihat dengan membuka mata anak tersebut dan menyinarinya dengan senter. Benda asing tersebut dapat dikeluarkan dengan hatihati dengan bantuan kapas - Benda tajam yang mengenai mata biasanya menyebabkan mata tersebut luka robek atau menembus bola mata. Pada kelainan ini, anak harus segera dibawa berobat ke Puskesmas. - Mata yang terkena asam atau basa, seperti air accu, ammonia atau cuka, perlu segera dicuci dengan air bersih sampai tidak ada zat yang tersisa. Keadaan ini merupakan keadaan darurat, karena itu anak harus segera dibawa berobat ke Rumah Sakit. - Kecelakaan karena benda tumpul, misalnya terpukul atau terkena bola dapat mengakibatkan kelopak mata bengkat dan luka memar. Dalam bola mata dapat terjadi perdarahan, keadaan ini merupakan keadaan darurat dan anak perlu segera dibawa ke Rumah Sakit. K. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Penyakit yang sering ditemukan pada anak sekolah Taman kanak-kanak adalah sebagai berikut : 1. Radang Telinga Tengah (Congek) 2. Radang Telinga Luar 3. Pilek ( Influenza ) 4. Radang Tenggorokan ( Faringitis ) Tindakan : - Anak dibawa berobat ke Puskesmas L. Penyakit Kecacingan ( Lihat Krida Penanggulangan Penyakit ) Penyakit Kecacingan yang sering ditemukan pada anak-anak adalah : 1. Penyakit Cacing Gelang Tindakan : 2. Anak dibawa berobat ke Puskesmas Penyakit Cacing Keremi Tindakan : - V. Anak dibawa berobat ke Puskesmas Pertolongan Terhadap Anak Diare/ BAB mencret Diare/ BAB mencret disebabkan : - makanan tercemar kuman penyakit - makanan basi - salah makan - dan sebab lain BAB mencret menyebabkan tubuh kurang cairan dan dapat menyebabkan KEMATIAN. Berikanlah segera larutan gula garam (1 gelas air masak ditambah 1sendok teh gula dan sedikit garam) sehingga rasanya seperti air mata atau larutan oralit. Larutan oralit: Campurkanlah: -1/4 sendok the garam, dapur - 1 sendok the gula pasir - dan larutkan ke dalam segelas air matang Pencegahan mencret: - Makanan harus bersih - minuman dimasak dulu - Jangan memberikan susu botol - Jaga kebersihan diri - Buang air besar di jamban - Lingkungan bersih Bila anak tersebut : mencret terus menerus, mencret lebih dari 2 hari, panas, mata dan ubun-ubun cekung, lemah, mencret bercampur darah, setengah hari tidak kencing, muntah terus PERIKSALAH SEGERA KE PUSKESMAS ATAU POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) VI. Pertolongan terhadap anak Demam: - kompres dengan air hangat - beri minum banyak-banyak - beri makan seperti biasa, sedikit lembik lebih baik - mintalah obat pada pos obat atau kader kesehatan - bila disertai kejang anak sangat gelisah, sehari semalam sakitnya tak sembuh VII. Imunisasi adalah suatu cara memberikan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila terpapar dengan penyakit tidak akan sakit/sakit ringan Imunisasi dasar bagi bayi : BCG DPT Polio Hepatitis B Campak Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) : NO 1 2 3 4 5 6 7 PENYAKIT Hepatitis B TBC Difteri Pertusis Tetanus Polio Campak Manfaat Imunisasi : IMUNISASI Hepatitis B BCG Polio DPT/HB Campak PENYAKIT YG BISA DICEGAH Mencegah hepatits B (kerusakan organ hati) Mencegah TBC Mencegah Polio (Lumpuh Layuh pada tungkai kaki & lengan) Mencegah Diferi (penyumbatan jalan nafas), Batuk Rejan (batuk seratus hari), Tetanus dan Hepatitis B Mencegah Campak Jenis Kegiatan Program Imunisasi : 1. Imunisasi Rutin : Imunisasi yang harus diberikan secara rutin dan terus menerus dan pelaksanaannya pada periode waktu yang telah ditetapkan Imunisasi rutin diberikan berdasarkan kelompok usia sasaran yang dibagi menjadi : a. Imunisasi pada bayi (0-11 bl) b. Imunisasi pada anak SD c. Imunisasi pada WUS (15-39 th) 2. Imunisasi Tambahan : Imunisasi yang dilaksanakan atas dasar penemuan masalah hasil pemantauan atau evaluasi dan pelaksanaannya pada periode tertentu yang memerlukan dana khusus. Contoh : a. Backlog Fighting : upaya aktif melengkapi Imunisasi Dasar pada anak berumur di bawah 3 tahun. b. Crash Program : kegiatan yang ditujukan pada satu wilayah yang memerlukan intervensi cepat untuk mencegah terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) Dimana Diperoleh Imunisasi : 1. Di Posyandu, Puskesmas Pembantu, BKIA, Puskesmas, RS Bersalin dan Rumah Sakit Pemerintah. 2. Di praktek dokter, bidan atau Rumah Sakit swasta. INGAT : MENCEGAH PENYAKIT LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATINYA Jadwal Program Imunisasi adalah : a. Imunisasi Rutin pada Bayi (0-11 bl) : UMUR BAYI 0-7 Hari 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan JENIS IMUNISASI HBO BCG, Polio 1 DPT/HB 1, Polio 1 DPT/HB 2, Polio 2 DPT/HB 3, Polio 3 Campak b. Imunisasi Rutin pada Usia Anak Sekolah Dasar : IMUNISASI ANAK SD PEMBERIAN IMUNISASI Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 DT & Campak TT TT c. Imunisasi Rutin pada WUS (15-39 th) : IMUNISASI PEMBERIAN IMUNISASI SELANG WAKTU PEMBERIAN (MINIMAL) TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 4 minggu setelah TT1 6 Bulan setelah TT2 1 Tahun setelah TT3 1 Tahun setelah TT4 TT WUS INGAT : MINTAKAN IMUNISASI UNTUK BAYI ANDA TEPAT PADA WAKTUNYA AGAR KESEHATAN BAYI TETAP TERJAMIN Yang perlu dilakukan agar bayi tetap sehat : - Berilah ASI saja samapai bayi umur 6 bulan - Makanan tambahan bergizi sesudah bayi umur 4 tahun - Mintakan Imunisasi dasar yang lengkap - Periksakan kesehatan bayi dan lingkungannya Manfaat ASI bagi bayi : - ASI selalu tersedia setiap saat ketika bayi memerlukannya - ASI disukai bayi dan mudah dicerna - ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi - ASI mengandung zat kekebalan terhadap penyakit - Saat disusui, bayi merasa aman dalam pelukan kasih sayang INGAT : IBU SEBAIKNYA MENYUSUI BAYI PALING TIDAK SELAMA 2 TAHUN SKK KESEHATAN REMAJA SKK KESEHATAN REMAJA TUJUAN SKK KESEHATAN REMAJA PRAMUKA PENGGALANG (11-15 Tahun) • Dapat mengetahui dan memahami proses tumbuh kembang pada remaja. • Dapat mengetahui dan memahami kesehatan reproduksi remaja • Dapat mengetahui dan memahami gangguan fisik pada remaja dan penyebabnya • Dapat mengetahui dan memahami tentang 10 aspek psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) PRAMUKA PENEGAK (16 – 20 TAHUN) • Dapat menjelaskan proses tumbuh kembang pada remaja. • Dapat menjelaskan kesehatan reproduksi remaja • Dapat menjelaskan gangguan fisik pada remaja dan penyebabnya • Dapat menjelaskan tentang 10 aspek psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) PRAMUKA PANDEGA (21 – 25 TAHUN) • Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang proses tumbuh kembang remaja. • Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja • Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang gangguan fisik pada remaja dan penyebabnya. • Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang 10 aspek psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) MATERI SKK UNTUK PRAMUKA PENGGALANG, PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA 1. Definisi Remaja UU Perlindungan Anak No 23 tahun 2002, menyebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun sedangkan menurut WHO yaitu berusia 10 – 19 tahun. 2. Masa Remaja Masa remaja merupakan masa sangat penting dalam kehidupan manusia karena dimulainya proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas, merupakan masa peralihan dari masa anak– anak menuju masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan jiwa (psikososial, emosi dan kecerdasan) yang pesat, sehingga terjadi perubahan perilaku di bandingkan dengan perilaku masa sebelumnya. Masa pubertas ditandai dengan menarche (haid pertama) pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja putra, selain perubahan fisik dan perkembangan jiwa yang khas pada remaja. 3. Tumbuh kembang Remaja a. Masa Pubertas, terjadi perubahan fisik • Remaja perempuan Pertumbuhan pesat umumnya pada usia 10 – 11 tahun, pada umumnya perkembangan payudara merupakan tanda awal dari pubertas, kemudian tumbuhnya rambut kemaluan. Menarche tejadi pada usia 11 – 14 tahun. Pematangan seksual penuh remaja perempuan terjadi pada usia 16 tahun,. • Remaja Laki-laki Pertumbuhan pesat umumnya terjadi pada usia 12 – 13 tahun, dimulainya produksi spermatozoa & rambut pubis mulai tumbuh maka secara prinsip sistem reproduksi telah matang dan mulai berfungsi. Hal ini ditandai dengan mimpi basah biasanya dimulai pada usia 10-13 tahun yang merupakan tanda awal pubertas. Suara parau timbul saat usia 14 – 15 tahun. Setahun sebelum suara pecah, jakun mulai tumbuh. Pematangan seksual penuh terjadi pada usia 17 – 18 tahun PERUBAHAN FISIK REMAJA Laki-laki Perempuan Otot dada, bahu dan lengan melebar Pinggul melebar Kening menonjol, rahang dan dagu melebar Perubahan suara Pertumbuhan penis Pertumbuhan rahim dan vagina Pertumbuhan kumis dan jambang Ejakulasi awal (mimpi basah) Menstruasi awal Pertumbuhan rambut kelamin, ketiak, Pertumbuhan rambut kelamin dan dada dll ketiak Payudara membesar Pertumbuhan lemak dan keringat Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat) (jerawat) Pertambahan berat badan dan tinggi Pertambahan berat badan dan tinggi badan badan b) Karakteristik Remaja Manifestasi perubahan pada masa ini membagi masa remaja dalam 3 (tiga) kelompok,yaitu: 1) Remaja Awal (10 -13 tahun), antara lain ditandai dengan: • Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada meningkatnya kesadaran diri (self consciousness) • Perubahan hormonalnya berdampak sebagai individu yang mudah berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung atau menjadi agresif 2) Remaja Pertengahan (14 – 16 tahun), antara lain ditandai dengan: • Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun berisiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA • Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman • Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran tetapi tidak menjurus serius 3) Remaja Akhir (17 – 19 tahun), antara lain ditandai dengan: • Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga berdampak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga. • Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu. • Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai nampak ingin meninggalkan rumah untuk hidup sendiri. 4. Kesehatan Reproduksi Remaja Pengertian Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat baik secara fisik, jiwa maupun sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Reproduksi sendiri merupakan proses alami untuk melanjutkan keturunan. Reproduksi sehat berkaitan dengan sikap dan perilaku sehat dan bertanggung jawab seseorang berkaitan dengan alat reproduksi dan fungsi-fungsinya serta pencegahan terhadap gangguan-gangguan yang mungkin timbul. Maka pemeliharaan kesehatan reproduksi mutlak diperlukan dalam rangka mengembangkan keturunan yang sehat dan berkualitas di masa dewasanya. Manusia diciptakan sebagai makhluk hidup pada umumnya terdiri dari dua jenis kelamin yaitu Laki-laki dan Perempuan. Ada perbedaan yang unik dari anatomi organ reproduksi berdasarkan jenis kelamin a). Perempuan Anatomi Organ Reproduksi Perempuan 3 2 5 1 8a 4 7 uretra 8b 6 1. Ovarium (Indung Telur) Organ yang terletak di kiri dan kanan rahim di ujung saluran telur (fimbrae/ umbaiumbai) dan terletak di rongga pinggul, indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh sperma sehingga terjadi konsepsi Bila tidak dibuahi, sel telur akan ikut keluar bersama darah saat menstrusi. 2. Tuba Fallopii (saluran telur) Saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi untuk dilalui oleh sel telur dari indung telur menuju rahim. 3. Fimbrae (Umbai-umbai). Dapat di analogikan dengan jari-jari tangan, umbai-umbai ini berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur. 4. Uterus (rahim) Merupakan tempat janin berkembang, bentuknya seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 – 50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung, dindingnya tediri dari: - Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut. Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi) Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah. 5. Serviks (leher rahim) Bagian uterus yang berbatasan dengan vagina. Pada saat persalinan tiba, leher rahin membuka sehingga bayi dapat keluar. 6. Vagina (liang kemaluan) Merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan berlipat lipat. Fungsinya sebagai tempat penis berada saat bersanggama, tempat keluarnya menstruasi dan bayi. 7. Klitoris (kelentit) Merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan dibanding dengan bagianbagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. 8. Labia (bibir kemaluan) Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir tebal (labia major) dan bibir tipis (labia minor). Hormon Estrogen dan Hormon Progesteron pada Perempuan Tubuh mengalami perubahan fisik disebabkan berfungsinya hormon yang terjadi karena hipotalamus (pusat pengendali utama otak) bekerja sama dengan hipofisa (kelenjar bawah otak) yang dimulai saat remaja. Hormon-hormon yang berfungsi pada perempuan, antara lain hormon estrogen dan progresteron. Hormon estrogen membuat seorang anak perempuan memiliki sifat keperempuanan setelah remaja. Perubahan yang disebabkan estrogen adalah sebagai berikut; a. Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina. b. Membuat dinding rahim makin tebal dan produksi cairan vagina bertambah banyak. c. Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah panggul perempuan. d. Memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak (itulah sebabnya mengapa perempuan dewasa tidak setinggi anak laki-laki sebayanya). Hormon progesteron berefek untuk melemaskan otot-otot halus, meningkatkan produksi zat lemak di kulit, dan meningkatkan suhu badan, pada rahim progesteron merangsang sekresi kelenjar-kelenjar. Perubahan fisik lainnya: • Kulit dan rambut mulai berminyak (wajah menjadi berjerawat), keringat bertambah banyak. • Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar. • Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar (sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi). • Pantat berkembang lebih besar, Vagina mulai mengeluarkan cairan. • Folikel di dalam indung telur mulai membesar, ditandai dengan menstruasi (haid). Mekanisme fungsi organ reproduksi perempuan yang terakhir ditunjuk kan dengan adanya peristiwa menstruasi. Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam/ endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusui dan berhenti menetap saat menopause, ketika seorang perempuan berumur sekitar 40 sampai 50an. Di Indonesia menopause terjadi rata-rata di atas 50 tahun. b) Laki-laki Anatomi Organ Reproduksi Laki-laki Organ reproduksi laki-laki yang penting dalam proses reproduksi adalah : 1. Testis (buah pelir) Berjumlah dua buah untuk mereproduksi sperma setiap hari dengan bantuan testosteron. Testis berada dalam scrotum, diluar rongga panggul karena pembentukan sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu badan (36,7 o C). Sperma merupakan sel yang berbentuk seperti berudu (kecebong) berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang akan terjadi pembuahan. 2. Skrotum Kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. Scrotum adalah tempat bergantungnya testis. Scrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap. 3. Vas deferens (saluran sperma) Saluran yang menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju ke uretra/ saluran kencing pars prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ±2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididymis yaitu saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. 4. Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya. Kelenjar2 yang menghasilkan cairan mani (semen). yang berguna untuk memberikan makanan pada sperma. 5. Penis Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk pengeluaran sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, ukuran penis kecil. Ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompa ke penis sehingga berubah menjadi tegang dan besar disebut sebagai ereksi. Bagian Glans merupakan bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium). Pada laki-laki sunat dilakukan dengan cara membuang kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi dan radang. Dan menurut ajaran agama islam, sirkumsisi bahkan sebagai bagian dari ibadah dengan alasan kebersihan. Hormon Testosteron Pada Laki-laki Tubuh mengalami perubahan fisik disebabkan berfungsinya hormon yang terjadi karena hypothalamus (pusat pengendali utama otak) bekerja sama dengan hipofisa (kelenjar bawah otak). Hormon-hormon yang berfungsi pada laki-laki, antara lain hormon testosteron. Hormon testosteron dihasilkan oleh sel Leydig dalam testis dan kelenjar anak ginjal (suprarenal). Hormon ini ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh serta menyebabkan terjadinya beberapa pertumbuhan seks primer dan sekunder. Masa puber hormon-hormon seksual berkembang dengan pesat, Remaja sangat mudah terangsang secara seksual. Pada laki-laki, reaksi dorongan seks adalah mengerasnya penis (ereksi). Karena belum stabilnya hormon di dalam tubuh, ereksi bisa muncul tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi yang sering kali muncul secara tak terduga ini bisa membuat remaja laki-laki salah tingkah (kebingungan, menyembunyikan tonjolan di celana gara-gara ereksi). Perubahan fisik antara lain; • • • • Tubuh bertambah berat dan tinggi, pundak dan dada bertambah besar dan bidang. Keringat bertambah banyak, kulit dan rambut mulai berminyak (berjerawat), tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan, wajah (janggut dan kumis). Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar (sehingga tidak seperti anak kecil lagi). o Tumbuh jakun, suara berubah menjadi berat. o Penis dan buah zakar membesar, diikuti dengan mimpi basah. Kebersihan dan Kesehatan Diri Tips kebersihan diri : 1. Sebaiknya, pakaian dalam diganti minimal 2 kali se hari. 2. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau. 3. Perangkat sholat (mukena, sarung, sajadah, peci, baju sholat, kerudung) harus secara rutin dicuci dan dijemur supaya tidak berjamur dan berbau. 4. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tissue. 5. Tidak boleh mencuci vagina dengan cairan pembilas perempuan. 6. Jangan memakai panty liner dalam waktu lama. 7. Pergunakan pembalut ketika menstruasi, dan diganti paling lama setiap 4 jam atau setelah buang air. 8. Bagi laki-laki dianjurkan disunat 5. Pengaruh perubahan fisik pada remaja Perubahan fisik menyebabkan remaja sangat memperhatikan penampilan tubuhnya. Terjadinya perubahan fisik inilah yang membawa akibat remaja menilai citra dirinya secara berlebihan, yang dirisaukan remaja adalah ketidak sempurnaan penampilan fisik ini sehingga melakukan upaya-upaya mengatasinya antara lain dengan cara berdandan, memakai obat jerawat, mengurangi makanan atau mengatur makannya(diet) dan sebagainya. 6. Ganguan (kelainan) fisik yang bisa terjadi pada remaja Pada umumnya remaja jarang sakit, akan tetapi pada mereka dapat terjadi gangguan atau kelainan fisik dengan akibat yang serius. Secara singkat, terjadinya gangguan fisk pada remaja umummnya di dorong oleh perubahan pada masa pubertas yang menyebabkan perubahan fisik dan kejiwaan sehingga membuat remaja cenderung untuk melakukan coba-coba tanpa perhitungan yang matang yang akan menyebabkan permasalahan sepertikecelakaan lalu lintas, kelainan gizi atuu kehamilan pada usia remaja. Faktor-Faktor pendorongnya adalah ketegangan jiwa(“stress”), merasa tidak puas dengan penampilan dan citra dirinya, sudah mulai mengenal rangsangan seks dan belum mampu mengedalikan diri. a. Cedera akibat kecelakaan Yang terbanyak terjadi adalah cedera karena kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia, khususnya di kota besar, 40% dari semua korban kecelakaan lalu lintas adalah remaja. Menurut para ahli,remaja mudah mengalami kecelakaan lalu lintas karena faktor kejiwaan yang mereka alami. Ketegangan jiwa adalah konsekuensi logis dari proses tumbuh kembang yang dialami remaja dan adanya rasa “aku ingin cobacoba” yang menyebabkan remaja berperilaku membahayakan diri dan lingkungan. Adanya ketegangan jiwa(“stress”) merupakan penyebab menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi, menguranggi ketepatan koordinasi anggota tubuh, serta menurunnya ketajaman menilai.Tiga faktortersebut yang mempebesar kemungkinan terjadinya kecelakaan. b. Gangguan fisik karena masalah gizi Pertumbuhan fisik yang pesat memerlukan gizi yang baik dan berimbang. Bila ini tidak di penuhi akan timbul gangguan fisik. Dari hasil penelitian diketahui banyak remaja menderita anemi (kurang darah/lesu darah), yang disebabkan kurang zat gizi yang sangat di perlukan untuk pertumbuhan. Akibatnya adalah kesegaran jasmani menurun, menyebabkan cepatcapai, lesu,mengantuk dan konsentrasi belajar yamg berkurang. Karena sangat memperhatikan penampilan tubuhnya agar tampak langsing ,remaja mengurangi/membatasi makannya, bahkan merubah pola makannya sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan gizi berimbang. Dengan sendirinya ini menyebabkan ketidak seimbangan gizi pada remaja, yang justru berpengaruh buruk pada penampilannya seperti kulit yang pucat, kusam, kasar dan tidak kencang; rambut kusam, bercabang ujungnya dan mudah rontok, kuku yang tipis, rapuh, berombak dan kadang-kadang ada bintik-bintik putihnya; bibir yang kering,mudah pecah dan berdarah. Sebaliknya ada remaja justru makan berlebihan, sehingga menjadi gemuk(obesitas). Kegemukan dipengaruhi oleh faktor biologik (hormonal), keturunan dan kejiwaan. c. Kehamilan pada usia remaja Pada masa pubertas dimana sudah terjadi pematangan organ reproduksi dan hormonal maka remaja sudah bisa memperoleh keturunan. Namun, baik secara fisik maupun kejiwaan belum mantap untuk dapat memikul tanggung jawab selaku orangtua. Kehamilan pada usia remaja membahayakan baik untuk remaja putri yang hamil maupun bayi dalam kandungannya. Pada kehamilan bawah 20 tahun berisiko terjadi gangguan pada ibu maupun janin karena perkembangan fisik belum sempurna dengan berbagai risiko kehamilan (keracunan kehamilan, eklampsi) yang berakibat kematian. Sedangkan bayinya sendiri belum tentu sehat. Komplikasi yang sering ditimbulkan pada ibu yang melahirkan dibawah 20 tahun pada jain antara lain kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan kemungkinan hidup sampai berumur 1 tahun lebih kecil dibandingkan ibu yang melahirkan pada umur yang lebih dewasa. Selain itu, dari hasil penelitian melakukan hubungan seks dini lebih sering menimbulkan kanker leher rahim. d. Penyakit menular Antara lain Infeksi Menular Seksual (IMS), yaitu infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan pasangan penderita IMS. Akibat proses pematangan organ reproduksi dan hormonal pada masa pubertas timbul dorongan seksual, bila remaja tidak mendapat informasi kesehatan yang tepat dapat menyebabkan perilaku seksual berisiko tersebut. Penyakit yang tergolong Infeksi Menular Seksual (IMS) antara lain sipilis, kencing nanah (GO), herpes kelamin, jengger ayam, bahkan terinfeksi HIV/ AIDS. Akibat IMS dapat menyebabkan kemandulan, keguguran bahkan cacat bagi janin yang dikandungnya. 7. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) adalah kompetensi psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. Yang dimaksud kompetensi psikososial dalam bidang kesehatan itu sendiri adalah suatu kemampuan yang berorientasi pada aspek kejiwaan seseorang terhadap dirinya dan interaksi dengan orang serta lingkungan luar dalam konteks kesehatan. A. Kecerdasan Majemuk (KM)/ Multiple Intelligence (MI) Kegiatan peningkatan 10 kompetensi pada remaja dilakukan untuk pengembangan Kecerdasan Majemuk sensomotorik kasar remaja dan dalam halus, mengembangkan membentuk keterampilan konsep-konsep sosial, sederhana, menggunakan bahasa untuk menjelaskan kenyataan fisik, emosi dan fakta sosial untuk terus mengembangan rasa ingin tahu. Maka, pengembangan 10 kompetensi remaja diarahkan pada Kecerdasan Majemuk (KM)/ Multiple Intelligence (MI, yaitu: • Linguistic intelligence kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik • Logical mathematical intelligence kemampuan melakukan kecermatan serta berpikir sistimatis dan lain-lain. • Visual spatial Intelligence kemampuan membayangkan suatu hasil akhir, berpikir sistimatis dan lain-lain • Bodily_kinesthetic Intelligence kemampuan menggunakan kelenturan tubuh untuk mengatasi masalah, menghasilkan suatu produk baru. • Musical Intelligence kemampuan menciptakan lagu, mengerti & memahami musik, menyanyi, dan menampilkan keindahan melalui suara. • Interpersonal (social) intelligence kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara efektif, kemampuan berempati & memahami orang lain. • Intrapersonal Intelligence kemampuan menganalisis diri menggunakan perasaannya, untuk membuat perencanaan & tujuannya. • Natural Intelligence kemampuan mengenali flora & fauna dan melihat perbedaan & persamaan yang ada pada alam ini • Spiritual Intelligence kemampuan meyakini adanya Sang Pencipta dan kemampuan untuk melakukan hubungan yang dekat dengan Nya melalui ibadah –ibadah. • Moral Intelligence kemampuan memiliki nilai-nilai & norma yang ada di masyarakat dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari ketelitian, sendiri, Contoh-contoh upaya penugasan untuk mengembangkan Kecerdasan Majemuk (KM)/ Multiple Intelligence (MI), antara lain: • • • • INTERPERSONAL : mengerjakan suatu tugas bersama teman-temannya INTRAPERSONAL : memberanikan remaja untuk tampil bicara atau presentasi di depan orang lain NATURAL : menanam dan merawat tanaman MORAL : memainkan permainan yang memiliki aturan, seperti mencari jejak. Untuk merangsang perkembangan Kecerdasan Majemuk (KM) pada remaja, antara lain dibutuhkan kreativitas, kesesuaian dengan minat & kebutuhan remaja, serta mengenali modalitas otak dan potensi otak remaja, juga diperlukan test inteligensia dengan tujuan melihat kemampuan apa yang menonjol sehingga remaja dapat menerima informasi/pelajaran dengan lebih mudah. Strategi pembelajaran: • • • Lakukan secara bertahap & konsisten, tunggu hingga remaja mulai menguasai. Lebih baik sedikit namun teratur, daripada sekaligus banyak latihan. Bilamana perlu, lakukan secara sistematis dan bertahap, dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok diskusi. Beri motivasi remaja agar terus belajar & berkarya. Pemberian hadiah ketika saat remaja sudah menunjukkan tingkah laku yang diharapkan, dapat dianjurkan. Namun demikian, untuk menghindari kebosanan, maka pemberian secara sistematik dapat dilakukan. Perlu diingat kembali bahwa tidak ada satu aspek kecerdasan yang berdiri sendiri. Pada dasarnya seluruh aspek berperan, namun ada satu aspek atau lebih yang dominan Jangan ragu untuk mengulang atau melakukan pekerjaan yang bervariatif meskipun tujuan kegiatan sama, B. Kompetensi Psikososial meliputi 10 aspek : 1. Empati : kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri, bahkan untuk situasi yang tidak terbiasa bagi sekalipun. Empati dapat menolong kita untuk bisa menerima satu terhadap lainnya, menolong, memberi dorongan/semangat, dan hidup toleransi dengan sesama. 2. Kesadaran diri : kemampuan untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya, keinginan dan ketidakinginan. Hal ini dikembangkan untuk membantu kita mengetahui bahwa kita berada dalam keadaan stress atau merasa ada tekanan. Seringkali hal ini dipergunakan sebagai prasyarat komunikasi yang efektif dan hubungan interpersonal, serta berempati dengan orang lain. 3. Pemecahan masalah : kemampuan yang memungkinkan kita dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif didalam kehidupan. Persoalan besar yang tidak terselesaikan akan menyebabkan stress dan menimbulkan gangguan fisik. 4. Pengambilan keputusan : suatu kemampuan yang dapat membantu kita untuk mengambil keputusan secara konstruktif, dengan membandingkan pilihan alternatif dan efek samping. 5. Berfikir kreatif : kemampuan untuk menggali alternatif yang ada dan berbagai konsekwensinya dari apa yang kita lakukan atau tidak, dalam membuat keputusan atau penyelesaian masalah. 6. Berfikir kritis : kemampuan untuk menganalisis informasi dan pengalaman-pengalaman secara objektif. Dengan berfikir kritis, dapat menolong kita untuk mengenal dan memperkirakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku, antara lain : tata nilai/norma, tekanan teman sebaya, dan media. 7. Komunikasi efektif : kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun nonverbal yang mengikuti budaya dan situasi. Dalam hali ini berarti, kemampuan untuk mengeluarkan pendapat, keinginan, kebutuhan, ketakutan, dan juga untuk meminta nasihat dan bantuan yang diperlukan. 8. Hubungan interpersonal : kemampuan yang dapat menolong kita berinteraksi dengan sesama secara positif. Hal ini menyangkut menjaga persahabatan yang harmonis, dan sangat penting untuk memelihara kesehatan mental dan sosial bagi kita, dan juga berarti mampu mengakhiri persahabatan dengan baik. 9. Mengatasi emosi : kemampuan keterlibatan pengenalan emosi dalam diri sendiri dan orang lain, sehingga menjadi sadar bagaimana emosi mempengaruhi tingkah laku, dan dapat menjawab tantangan emosi secara tepat. Emosi yang timbul seperti kemarahan, kesedihan dapat menimbulkan efek negatif jika tidak diatasi secata tepat. 10. Mengatasi stress : kemampuan pengenalan sumber-sumber yang menyebabkan stress dalam kehidupan, bagaimana efeknya, dan cara mengontrol diri terhadap derajat/tingkat stress. Ini berarti kita mengambil tindakan untuk mengurangi sumber-sumber stress, seperti mengubah lingkungan fisik atau gaya hidup. Dengan kata lain belajar bagaimana seharusnya santai, agar tekanan stress hilang dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan. C. Metode Penyampaian Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS Penyampaian Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS) dimulai dengan melakukan penilaian diri (self assessment) yaitu penilaian potensi modalitas untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berdasarkan hasil modalitas belajar, antara lain : dominasi otak, tipe belajar, gaya berpikir, kecenderungan kecerdasan dan perkembangan pembelajaran. Penilaian potensi modalitas ini menggunakan instrumen berupa kuesioner (lampiran 1). Tahapan penerapan PKHS melalui 3 metode : 1. Placement test, melalui self assessment untuk mengetahui input profile 2. Pelatihan, yang terdiri dari pembekalan (be confident dan spiritual) dan penyampaian. 3. Untuk kelangsungan penerapan PKHS, melalui FGD secara periodik Dalam menyampaikan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dapat digunakan kombinasi metode dari beberapa metode di bawah ini : a. Metode Ceramah Tanya Jawab (CTJ) Metode CTJ adalah penyampaian materi yang diiringi dengan tanya jawab. b. Metode Diskusi Metode Diskusi adalah penyampaian materi bersifat dua arah dari sumber kepada penerima, dimana penerima dapat menyampaikan respons terhadap materi tersebut. c. Metode Pemecahan Masalah Metode Pemecahan Masalah adalah penyampaian materi dengan memberikan contoh permasalahan kepada penerima dan diharapkan penerima dapat memahami permasaalahan tersebut hingga akhirnya menghasilkan contoh pemecahan masalah. d. Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah penyampaian materi dengan mendemontrasikan materi tersebut, dengan menggunakan alat bantu. e. Metode Bermain Peran (role play) Metode Bermain Peran adalah penyampaian materi melalui permainan dimana peserta diajak bermain peran sehingga peserta memahami materi tersebut. f. Metode Meta Plan (Country Fair) Metode Meta plan adalah penyampaian materi dimana penerima diminta menuliskan ide/jawaban dari pertanyaan yang berkaitan dengan materi pada kertas meta plan dan akhinya mampu menyimpulkan materi yang diterima. Semua metode diatas dapat disampaikan dalam bentuk permainan (lampiran 2) Lampiran 1 Placement test Lampiran 2: Permainan 1 A. NAMA PEMBAHASAN MENCARI IDENTITAS/JATI DIRI SENDIRI B. TUJUAN KEGIATAN Remaja akan saling berbagi diantara mereka mengenai identitas dirinya. C. INFORMASI UNTUK Seseorang yang merasa yakin dan merasa baik dengan dirinya FASILITATOR akan mempunyai citra diri yang sehat, mengetahui bahwa ia pantas untuk disayangi, yakin bahwa dia pintar dan berbakat. Ia memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui apa yang baik dan memiliki harapan terhadap masa depan. Ia akan menjadi orang yang memiliki integritas, sikap yang positif, dan tujuan hidup yang jelas. Ia akan memiliki tingkat energi yang tinggi, antusias, cerdas, kompeten, teguh dan kreatif, mempunyai kesadaran diri yang baik, seimbang, tidak kaku, tepat waktu dan cermat. Ia akan menjadi orang yang memiliki keyakinan yang kuat, orang dengan daya juang yang tinggi, bijaksana, memiliki visi dan menggunakan bakatnya secara efektif. Orang seperti ini akan merasa damai, tenang dan gembira, patuh, setia, bertanggung jawab, percaya dan optimis, teratur, konsisten, penuh perhatian, dan dapat diandalkan. Ia tahu apa yang baik bagi dirinya dan akan melaksanakannya. • SASARAN Remaja, dengan jumlah peserta sebanyak 15-20 orang. • METODE Diskusi interaktif • WAKTU • TEMPAT D. PERLENGKAPAN 15 Menit Dalam ruangan Alat bantu 1. Slide proyektor/transparansi 2. Kertas plano, kertas metaplan 2 warna yang berbeda dan spidol Selotip kertas E. PROSES KEGIATAN Briefing (5 menit) 1. Fasilitator mengajak peserta berdiri dalam lingkaran untuk sedikit berelaksasi dengan menggerakkan otot tubuh diringi nyanyian pendek. 2. Fasilitator menjelaskan tentang judul dan tujuan belajar yang ingin dicapai Proses (10 menit) F. PENILAIAN • Mulailah kegiatan ini dengan menulis di papan tulis sebagai berikut : “Saya akan mencari tahu tentang diri saya dan kemudian saya akan menemukan identitas saya”. • Mintalah peserta latih untuk menulis jawaban pertanyaan berikut di kertas: Bagaimana perasaanmu sebagai anak perempuan atau lakilaki? Bagaimana perasaanmu terhadap umur kamu? Bagaimana perasaanmu mengenai agama yang kamu anut dan status sosialmu? Bagaimana perasaanmu kalau kamu cacat atau bila kamu tidak cacat? Bagaimana perasaanmu bersekolah disini? Bagaimana perasaanmu menjadi bagian dalam keluarga? Bagaimana perasaanmu menjadi bagian dari masyarakat? • Sekarang mintalah mereka satu persatu untuk maju ke depan dan membacakan semua yang telah ditulis mengenai dirinya. • Mintalah setiap peserta latih satu persatu untuk saling berbagi di depan kelas mengenai reaksi terhadap pertanyaan yang diberikan dan sejauh mana kesan pelatihan ini bagi mereka. • Bagikan lembar kegiatan “Apakah kamu menyukai dirimu?” dan minta mereka bekerja sendiri-sendiri dan menilai dirinya serta seberapa jauh mereka menyenangi dirinya. • Katakan kepada peserta latih untuk memilih jawaban yang sesuai yang ada di lembar kegiatan dan minta mereka untuk memberikan nilai yang tepat untuk setiap jawaban. Ukuran Ada proses pemahaman identitas/ jati diri masing-masing dan menerima keadaan ini denganpenuh kepercayaan Cara Fasilitator dapat mengamati cara peserta memberikan respon/pendapatnya mengenai paparan lingkungan yang dapat mempengaruhi mereka dan cara mengatasinya G. KEMUNGKINAN REAKSI Reaksi terhadap diri mereka • • • • Saya bangga menjadi anak perempuan. Saya anak tertua berusia 13 tahun. Saya merasa nyaman. Saya bangga terhadap agama saya; mengajarkan saya mengenai persaudaraan. Tubuh saya sempurna, saya bersyukur kepada Tuhan. Bagaimana kesan mereka terhadap kegiatan ini? • • • Saya merasa nyaman setelah kegiatan ini. Saya merasa senang terhadap diri saya sendiri. Saya merasa bangga terhadap diri saya sendiri. H. PENEGASAN Katakan kepada peserta latih bahwa mereka telah berbagi rasa mengenai perasaan mereka masing-masing menjadi seorang anak laki-laki atau anak perempuan, atau lahir di tengah keluarganya, agama, tingkat sosialnya. Beritahukan kepada para peserta latih bahwa mereka telah berbagi beberapa hal yang membuat mereka bangga diantara mereka sendiri. Permainan 2 A. NAMA PEMBAHASAN MENUMBUHKAN RASA SENANG TERHADAP DIRI SENDIRI B. TUJUAN KEGIATAN Peserta latih akan mampu mengenali potensi-potensi yang ada dalam diri dan menggunakan potensi tersebut untuk mencapai rasa percaya diri. Peserta latih akan menelusuri potensi yang mereka punyai yang dapat menolong mereka untuk meningkatkan rasa percaya diri. C. INFORMASI UNTUK FASILITATOR Harga diri dapat didefinisikan sebagai suatu kesadaran, persepsi kognitif, dan evaluasi yang dilakukan oleh individu mengenai dirinya sendiri. Keadaan ini merupakan suatu pikiran dan pendapat mengenai dirinya sendiri. Dengan cara seperti ini ditunjukkan bahwa individu tersebut dapat menerima dirinya secara konsisten. Selain itu, juga mengembangkan kesadaran mengenai apa dan siapa dirinya. Harga diri menggambarkan apa yang dilihat oleh seseorang terhadap dirinya sendiri dalam konteks karakteristik fisik, keterampilan pribadi, ciriciri, peran-peran, kemampuan kognitif dan status sosialnya. Rasa percaya diri dipengaruhi oleh kemampuan yang nyata, pencapaian dan penghargaan dari orang lain, yang dapat digolongkan pada 2 kategori: • • Keinginan untuk mencapai kekuatan, keberhasilan, kepercayaan diri dalam menghadapi lingkungan dan keinginan untuk berdiri sendiri Keinginan untuk mencapai prestise, penghargaan dan kepercayaan dari orang lain. 5. SASARAN Remaja, dengan jumlah peserta sebanyak 15-20 orang. 6. METODE Diskusi interaktif 7. WAKTU 15 Menit 8. TEMPAT Dalam ruangan 9. PERLENGKAPAN Alat bantu • LCD/ Slide/transparansi • Kertas plano, kertas metaplan 2 warna yang berbeda dan spidol warna emas/ kunig • D. PROSES KEGIATAN Selotip kertas Briefing (5 menit) 1. Fasilitator mengajak peserta berdiri dalam lingkaran untuk sedikit berelaksasi dengan menggerakkan otot tubuh diringi nyanyian pendek. 2. Fasilitator menjelaskan tentang judul dan tujuan belajar yang ingin dicapai Proses (10 menit) 1. Minta peserta latih berpikir mengenai beberapa hal yang positif dalam dirinya, yang membuat mereka merasa bangga. Sebagai contoh: bentuk fisik, perilaku, sikap atau bakat. 2. Minta mereka untuk mengambil selembar kertas dan menggambar dua bintang, warna emas/kuning untuk 2 hal yang luar biasa yang sangat mereka banggakan tersebut dan tuliskan hal yang dibanggakan tersebut beserta alasannya (pertanyaan 1) 3. Minta peserta latih berpikir tentang 2 hal yang mereka banggakan terhadap prestasi diri dan peran orang tua dan gambarkan dengan 2 bintang berwarna biru serta tuliskan hal tersebut (pertanyaan 2) 4. Sekarang para peserta latih dibagi berpasangan dan saling berbagi diantara mereka tentang jawaban pertanyaan 1 dan pertanyaan 2. 5. Sekarang setiap peserta latih diminta membacakan hasil jawaban pertanyaan 1 dan pertanyaan 2 dari pasangannya, dan memberikan alasan mengapa pasangannya memberikan bintang emas/kuning dan bintang biru. 6. Minta setiap peserta latih untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang kelebihan yang mereka punyai. Dorong peserta latih untuk maju ke depan dan mendemonstrasikan kelebihannya. 7. Upayakan semua peserta latih bertepuk tangan untuk setiap 3. PENILAIAN penampilan peserta latih. Ukuran Ada proses pemahaman potesi masing-masing yang harus disadai peserta dan menjadi bekal untuk menghadapi perjalanan menuju masa depan. Cara Fasilitator dapat mengamati cara mereka bediskusi terutama bagaimana mereka menerima dan mengembangkan potensi diri yang positif 4. KEMUNGKINAN REAKSI Pertanyaan 1: • • Saya sangat bangga akan mata saya. Saya memiliki suara yang indah. Pertanyaan 2: • • Saya merasa bangga memiliki orang tua yang mendukung dan memperhatikan saya. Saya merasa bangga menjadi orang yang pandai di dalam kelas. Pertanyaan 1 dan 2 (alasan): • • • • • 5. PENEGASAN Saya memberikan bintang emas untuk mata saya karena setiap orang sangat mengaguminya, sehingga saya merasa sangat bangga karenanya. Saya menaruh bintang biru atas kebiasaan saya yang baik yaitu menyayangi kakek dan nenek saya. Saya menaruh bintang biru atas kebaikan saya di dalam kelas. Setiap orang di kelas menyukai saya. Teman saya Neneng merasa bangga memiliki mata yang indah karena setiap orang mengatakan bahwa dia memiliki mata yang indah. Teman saya Agus mendapatkan bintang emas atas kebiasaannya menyediakan waktu untuk kakek dan neneknya, sebagaimana nenek dan kakeknya bangga terhadap dirinya dan dia juga bangga terhadap mereka. Beritahukan kepada para peserta latih bahwa mereka telah berbagi beberapa hal yang membuat mereka bangga. Permainan 3 I. NAMA PEMBAHASAN J. TUJUAN UMUM PENTINGNYA PKHS DALAM MENGHADAPI KEHIDUPAN Untuk mempermudah remaja dalam memahami Kompetensi Psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat. K. TUJUAN KHUSUS 1. Meningkatkan pengetahuan peserta latih tentang berbagai paparan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan remaja saat ini dan di masa depan. 2. Meningkatkan lingkungan keterampilan dan membantu untuk teman mengatasi sebaya pengaruh melalui 10 kompetensi psikososial. L. SASARAN Remaja, dengan jumlah peserta sebanyak 15-20 orang. M. METODE Diskusi interaktif N. WAKTU 16 Menit O. TEMPAT Dalam ruangan P. PERLENGKAPAN Alat bantu 3. Slide proyektor/transparansi 4. Kertas plano, kertas metaplan 2 warna yang berbeda dan spidol 5. Selotip kertas. Q. PROSES KEGIATAN Briefing (5 menit) 3. Fasilitator mengajak peserta berdiri dalam lingkaran untuk sedikit berelaksasi dengan menggerakkan otot tubuh diringi nyanyian pendek. 4. Fasilitator menjelaskan tentang judul dan tujuan belajar yang ingin dicapai Proses (10 menit) 1. Sesi dimulai dari uraian singkat fasilitator: Galilah pendapat peserta terhadap gambar dibawah ini B A Tampung dan berikan penjelasan terhadap gambar sebagai berikut: Tiap orang tentu punya tujuan hidup. Kamu sekarang ada di A. Tujuan hidupmu kelak supaya dapat mencapai B. Coba sekarang kita sebutkan tujuan atau harapanmu, B itu apa ? ada yang menjawab: jadi orang kaya, pintar, bahagia, membina rumah tangga yang baik…dst. Fasilitator menjelaskan: Jalan panjang berliku sepanjang A sampai B. Kadang menyempit, kadang ada halangan berupa batu, berlobang, becek, banjir, macet berebut jalan, dsb. Dalam menjalani jalan sepanjang hidupmu mencapai tujuan B itu tidak berjalan sendiri. Banyak orang lain; orangtuamu, tetangga, teman sekolah, teman sekampung, guru, dan lingkunganmu (berupa peraturan, fasilitas: kesempatan, pembelajaran, hiburan, olahraga, media, dll) Semua itu mempengaruhi jalanmu atau baik keterampilan mendukung dalam menyempurnakan keseharian menjegal. Kamu sepanjang perlu hidupmu, hubungan dengan teman , keluarga dan orang lain dan menanggulangi hambatan yang ada. agar dapat meraih kesempatan dan mengurangi faktor risiko dan meningkatkan faktor pelindung sehingga dapat mencapai B dengan lebih maksimal, tujuan hidupmu, mempertahankan atau meningkatkannya. Keterampilan itu berupa keterampilan psikososial (bukan keterampilan kerja dan sejenisnya). Yang disebut keterampilan hidup (Life Skills) dan dalam kaitannya dengan kesehatan (fisik, psikososial) disebut Keterampilan Hidup Sehat. 2. Fasilitator meminta peserta untuk membayangkan jalan yang akan mereka lalui itu dan menuliskannya secara singkat keterampilan yang dibutuhkan, satu keterampilan dalam satu kartu, semua menulis pada kartu yang disediakan , kadang ada peserta yang meminta lebih dari satu, lalu fasilitator meminta peserta untuk menempelkannya di dinding. kemudian menyebutkan satu demi Fasilitator satu dan menggolongkannya , mengajak peserta memikirkan nama untuk penggolongannya dan menambahkan yang belum tersebut untuk mendapatkan 10 keterampilan psikososial dalam Life Skills Education yaitu: Pengambilan keputusan , pemecahan masalah, berpikir kritis dan berpikir kreatif, keterampilan komunikasi efektif, Hubungan interpersonal , kesadaran diri, empati, mengendalikan emosi dan mengatasi stres 3. Selanjutnya peserta latih dalam kelas dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok paparan lingkungan positif dan paparan lingkungan negatif. Yang positif ditulis pada kertas meta plan biru dan yang negatif di kerta metaplan merah muda. 4. Kemudian peserta latih dipersilahkan menempel kertas meta plan yang telah terisi tulisan ke dua kertas plano (merah muda dan biru) yang terpampang pada dinding kelas. 5. Fasilitator membahas semua interaksi antar positif dan negatif yang ditulis peserta latih. Selanjutnya meyakinkan peserta latih untuk dapat meminimalkan yang negatif dan memaksimalkan yang positif. Debriefing • Fasilitator menanyakan apa yang dirasakan dan dialami peserta selama mengikuti diskusi. • Fasilitator menanyakan manfaat yang didapat dari diskusi tersebut • Fasilitator menyimpulkan bahwa peserta harus mampu menerapkan 10 kompetensi psikososial dalam menghadapi kehidupan. • R. PENILAIAN Kegiatan diakhiri dengan berdoa Ukuran Ada proses pemahaman kompetensi psikososial, yang meliputi 10 aspek kompetensi psikososial. Cara Fasilitator dapat mengamati cara peserta memberikan respon/pendapatnya mengenai paparan lingkungan yang dapat mempengaruhi mereka dan cara mengatasinya. Permainan 4 A. B. TUJUAN UMUM PENGARUH IKLAN Untuk mempermudah remaja dalam memahami Kompetensi Psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat. C. TUJUAN KHUSUS Untuk meningkatkan kepekaan, kemampuan dan keterampilan 10 komptensi psikososial dalam mengatasi pengaruh negatif/faktor risiko. D. SASARAN E. METODE Diskusi interaktif F. WAKTU 16 Menit G. TEMPAT Dalam ruangan H. PERLENGKAPAN I. Remaja, dengan jumlah peserta sebanyak 15-20 orang. PROSES KEGIATAN Alat bantu • LCD/ Slide/transparansi • Selembar iklan yang sedang aktual Briefing (5 menit) • Fasilitator membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri, serta berdoa sebelum kegiatan dimulai. • Fasilitator menjelaskan bahwa ”Setiap kehidupan selalu mengandung risiko. Demikian pula terjadi pada individu yang sedang menjalani kehidupan. Risiko yang terjadi mulai dari yang ringan hingga kepada yang berat, dan dapat berasal dari iklan-iklan dalam tayangan media TV atan majalah/koran”. Proses (10 menit) 1. Fasilitator memperlihatkan contoh-contoh iklan yang berisiko terhadap perilaku remaja. 2. Fasilitator membagi peserta menjadi 3-4 kelompok dan menugaskan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan satu contoh iklan. 3. Fasilitator memperlihatkan contoh-contoh iklan yang berisiko terhadap perilaku remaja 4. Fasilitator membagi peserta menjadi 3-4 kelompok dan menugaskan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan satu contoh iklan. Iklan 1 Iklan 2 Iklan 3 Iklan 4 5. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya tentang iklan dan mengajak peserta dari kelompok lain memberikan pendapat tentang iklan tersebut. Debriefing • Fasilitator menanyakan apa yang dirasakan dan dialami peserta selama mengikuti diskusi. • Fasilitator menanyakan manfaat yang didapat dari diskusi tersebut • Fasilitator menyimpulkan bahwa peserta harus mampu menerapkan 10 kompetensi psikososial dalam menghadapi pengaruh iklan. • J. PENILAIAN Kegiatan diakhiri dengan berdoa. Ukuran Ada proses pemahaman kompetensi psikososial, yang meliputi 10 aspek kompetensi psikososial. Cara Fasilitator dapat mengamati cara mereka memberikan respon/pendapatnya mengenai tayangan iklan-iklan dan cara mereka mengatasi pengaruh iklan tersebut. Permainan 5 A. NAMA SKENARIO SAY NO TO……….. (SEX) B. TUJUAN UMUM Untuk mempermudah remaja dalam memahami Kompetensi Psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat. C. TUJUAN KHUSUS Meningkatkan kemampuan peserta latih untuk menolak tekanan atau ajakan yang merugikan (Say no to… Sex). D. SASARAN Remaja, dengan jumlah peserta sebanyak 15-20 orang. E. METODE Role Play F. WAKTU 30 Menit G. TEMPAT Dalam ruangan atau luar ruangan H. PERLENGKAPAN Alat bantu I. PROSES KEGIATAN • Slide/transparansi • Skenario bermain peran Briefing (5 menit) • Fasilitator membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri, serta berdoa sebelum kegiatan dimulai. • Fasilitator menjelaskan tentang judul dan tujuan belajar yang ingin dicapai Proses (15 menit) 1. Fasilitator meminta 3 peserta untuk menjadi sukarelawan yang berperan sebagai : a. Remaja perempuan yang dipaksa b. Remaja laki-laki yang memaksa c. Pengamat. 2. Kemudian fasilitator memberikan skenario yang akan dimainkan, misalnya kasus di bawah ini : a. ”Ayu seorang remaja baru saja mendapatkan pacar baru, si Prasetya namanya. Prasetya adalah pemain basket yang tampan, populer dan menjadi idola remaja. Suatu hari Prasetya yang sedang berpacaran dengan Ayu, meminta atau mengajak Ayu untuk melakukan hubungan intim. Ayu merasa bingung, dan sangat khwatir karena bila ia menolak permintaan pacarnya itu, mungkin Prasetya akan meninggalkan dirinya. Kemudian perankan bagaimana Ayu menolak ajakan pacarnya dan menjelaskan bahwa mencintai tidak dengan melakukan hubungan intim”. 3. Kemudian fasilitator meminta pengamat untuk menjelaskan hasil pengamatannya dan peserta lain memberikan komentar. Debriefing (10 menit) • Fasilitator meminta peserta untuk bergabung menjadi satu kelompok besar. • Fasilitator menanyakan memerankan peran apa yang masing-masing. dirasakan dalam Peserta bebas menyampaikan perasaannya. • Fasilitator kemudian menyimpulkan bahwa dibutuhkan keterampilan 10 kompetensi psikososial untuk menghadapi tekanan lingkungan. J. PENILAIAN Ukuran Ada proses pemahaman kompetensi psikososial, yang meliputi 10 aspek kompetensi psikososial. Cara Fasilitator dapat mengamati cara mereka bermain peran terutama bagaimana mereka menolak ajakan temannya yang negatif. Permainan 6 A. NAMA SKENARIO SAY NO TO………(NAPZA) B. TUJUAN UMUM Untuk mempermudah remaja dalam memahami Kompetensi Psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat. C. TUJUAN KHUSUS Meningkatkan kemampuan peserta latih untuk menolak tekananatau ajakan yang merugikan (Say no to….(NAPZA) D. SASARAN Remaja, dengan jumlah peserta sebanyak 15-20 orang. E. METODE Role Play F. WAKTU 30 Menit G. TEMPAT Dalam ruangan atau luar ruangan H. PERLENGKAPAN Alat bantu I. PROSES KEGIATAN • Slide/transparansi • Skenario bermain peran. Briefing (5 menit) • Fasilitator membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri, serta berdoa sebelum kegiatan dimulai. • Fasilitator menjelaskan tentang judul dan tujuan belajar yang ingin dicapai Proses (15 menit) 1. Fasilitator meminta peserta untuk menjadi : a. Berperan sebagai orang yang dibujuk (1 orang) b. Sisa peserta dibagi menjadi 2 kelompok : - 1 kelompok sebagaai pembujuk - 1 kelompok sebagai pengamat 2. Kemudian fasilitator memberikan skenario yang akan dimainkan, misalnya di bawah ini : ”Iwan adalah seorang remaja yang sedang dirundung masalah yang berkaitan dengan prestasi belajar. Pada suatu hari Siswan berjalan –jalan bertemu dengan sekelompok temanteman remaja yang menggerombol yang sedang merokok dan minum-minum minuman keras. Kemudian sekelompok temantemannya tersebut mengajak dan membujuk Iwan untuk bergabung. Kemudian perankan bagaimana Iwan menolak ajakan teman-temannya”. 3. Kemudian fasilitator meminta pengamat untuk menjelaskan hasil pengamatannya dan peserta lain memberikan komentar. 4. Fasilitator kemudian merangkum dan menyimpulkan keterampilan yang dibutuhkan dalam peristiwa tersebut. 5. Peran ini lalu ditukar hingga semua mendapat giliran memerankan yang berbeda Debriefing (10 menit) • Fasilitator meminta peserta untuk bergabung menjadi satu kelompok besar. • Fasilitator menanyakan memerankan peran apa yang masing-masing. dirasakan dalam Peserta bebas menyampaikan perasaannya. • mengingatkan kembali keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani keseharian kehidupannya J. PENILAIAN Ukuran Ada proses pemahaman kompetensi psikososial, yang meliputi 10 aspek kompetensi psikososial. Cara Fasilitator dapat mengamati cara mereka bermain peran terutama bagaimana mereka menolak ajakan temannya yang negatif. MATERI TAMBAHAN UNTUK PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA 1. Cara bantu teman sebaya Gangguan fisik seperti yang di uraikan pada butir 6 tidak perlu terjadi dan dapat dicegah. Upaya yang harus dilakukan adalah dengan menjadi ‘sahabat’ bagi remaja dan mendampingi remaja agar dapat memasuki masa remaja dengan sehat sehingga menciptakan calon penerus generasi yang berkualitas. Upaya yang harus dilakukan, adalah: Strategi yang harus dilakukan adalah: Menjadi perpanjangan tangan tenaga kesehatan menjadi “konselor sebaya” sebagai agen pengubah di dalam kelompok sebayanya sehingga sebagai sumber informasi kesehatan, menemukan kasus secara dini, membantu memberikan alternatif penyelesaian dan merujuk masalah yang tidak dapat diatasi ke petugas kesehatan. Kegiatan “konselor sebaya” sebagai berikut: a. Memberi informasi dan membangkitkan pengertian remaja tentang cara – cara mencegah gangguan fisk, terutama yang di jelaskan pada butir 6. Dalam hal ini peranan penegak/pandega adalah menghubungi pimpinan puskesmas atau orang lain yang berkompoten untuk memberi ceramah atau mengadakan tukar pendapat dengan kelompok remaja tentang ganguan fisik pada remaja dan langkah-langkah pencegahnnya. b. Mengajak para remaja mengumpulkan informasi mengenai berbagai masalah kesehatan di lingkungannya, agar mereka menjadi peka tehadap permasalahan kesehatan dilingkungan nya, kegiatan yang bisa jijalankan antara lain suatu penilaian sederhana; informasi yang dikumpulkan bisa menjadi bahan dasar/masukan untuk ceramah, diskusi atau tukar pendapat tersebut pada butir a. c. Mengisi waktu luang dengan kegiatan agar dapat dibangkitkan rasa tanggung jawab dalam membina kesehatan. Kegiatan yang dapat dijalankan misalnya dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), membina lingkungan desa bersih, mengatur tata tertib lalu lintas di desa, dan sebagainya. Kegiatan demikian ini fungsinya juga sebagai media untuk mempercepat terbentuknya kembali citra diri remaja Hal-hal lain yang perlu diingat 1) Perubahan psikologis remaja Perubahan psikologis ditandai dengan perkembangan pada cara berfikir dan cara bertindak. Pada masa kanak-kanak setiap informasi diterimanya begitu saja, sekarang ia menjadi lebih kritis, sehingga orang tua mengeluh bahwa anak remajanya mulai pandai membantah. Pada remaja terdapat perasaan yang tidak menentu: di satu pihak ia ingin berdiri sendiri dengan identitasnya sendiri, tetapi di lain pihak ia ingin sekali dilindungi dan bergantung pada orang dewasa. Ini seringkali menimbulkan konflik dalam dirinya. Ia merasa diombang-ambingkan, karena ia tidak pantas lagi untuk berkelakuan seperti anak-anak. Tetapi remaja belum diberi hak dan kesempatan seperti orang dewasa. Pada dirinya sering timbul pertanyaan “siapa aku”apa aku ini”apa jadinya aku nanti”; semuanya ini merupakan cerminan dari problema identitas diri. Remaja sangat sensitif dan sangat sadar terhadap segala kegagalan, yang mungkin ia lakukan, sehingga ia menjadi mudah tersinggung, mudah marah dan cenderung meledak-ledak. Remaja menjadi ingin tahu lebih banyak dan kalau memungkinkan iapun ingin mencoba melakukan eksperimen. Oleh karena itu kesempatan untuk keluar dari lingkungan rumah memungkinkan ia menemukan hal baru yang sebelumnya sama sekali tertutup baginya. Exsperimentasi selalu disertai dengan bahaya dn tanggungjawab. Ia tertarik pada hal-hal ekstrim yang oposisionalnya (bertentangan) terutama yang dicela atau ditentang oleh orang tua, menjadi inti dari eksperimen mengenai dirinya. Ia seolah-olah ingin membuktikan dirinya dan melihat anggapan orang mengenai dirinya. 2) Remaja sebagai penerus generasi bangsa. Remaja harus dapat menempatkan dirinya sebagai calon penerus generasi bangsa. Untuk itu ia harus mampu “ merencanakan masa depannya “, misalnya: • Ingin jadi apa aku nanti • Kapan akau akan berumah tangga/menikah • Beberapa anak yang aku inginkan • Bagaimana tipe pasanganku nanti Maka remaja perlu mengetahui tentang: a. Masalah kependudukan Masalah kependudukan adalah masalah yang sangat penting bagi semua Negara, karena seluruh program pembangunan Negara didasarkan atas kenyataan kependudukan dari suatu bangsa. Aspek kependudukan yang sangat penting adalah : 1). Jumlah besarnya penduduk 2). Jumlah penduduk pertumbuhan penduduk, 3). Jumlah kematian penduduk 4). Jumlah kelahiran penduduk 5). Jumlah perpindahan penduduk Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi akan membawa beban yang berat bagi sarana kehidupan seperti pangan, perumahan, pendidikan, lapangan kerja, kesehatan dan kebutuhan pokok lainnya. b. Masalah kependudukan dan hubungannya dengan remaja 1). Masalah tingkat penambahan penduduk. Indonesia adalah negara dengan tingkat pertambahan penduduk yang cukup tinggi. Angka pertambahan yang tinggi disebabkan oleh dua hal: a). Angka kelahiran yang tinggi b). Angka kematian yang cenderung menurun Dilihat dari pengelompokan penduduk menurut umur, kelompok terbesar adalah penduduk usia remaja yaitu sekitar 20% dari jumlah populasi penduduk. Kelompok remaja kelak akan berkeluarga dan akan tergolong kelompok produktif. Karenanya adalah sangat penting bahwa remaja sadar akan peranannya dalam membatasi pertambahan penduduk. 2) Masalah Urbanisasi Urbanisasi (berasal dari kata “Urban” yang artiya kota) adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota. Akibat negatif untuk kota: a). meningkatnya jumlah pengangguran b). Demoralisasi c). Meningkatnya ketegangan social d). Timbulnya daerah pemukman yang tidak sehat. Akibat negatif desa: a). Pengolahan lahan yang terbengkelai b). Desa tidak berkembang c). Berkembangnya modal desa d). Tenaga Kerja yang kurang. Dalam mengatasi masalah Urbanisasi ini perlu diadakan upaya komunikasi, informasi dan motivasi (KIM), khususnya pada remaja di pedesaan agar mereka dapat memanfaatkan keterampilan dan sumber alam di desanya untuk meningkatkan taraf hidupnya. 3) Gangguan mental (sosialisasi) pada remaja Istilah lain untuk gangguan mental (sosialisasi) adalah gangguan kepribadian. Kepribadian adalah gabungan dari segala sifat dan perilaku seseorang yang memberi ciri khas, menentukan sikap dan daya penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya. a. Gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan suatu keadaan yang lebih mudah dirasakan daripada dilukiskan dengan kata-kata atau didefinisasikan pada orang-orang yang kita jumpai di sekitar kita. Pada dasarnya seorang dengan gangguan kepribadian menunjukkan sifat dan sikap yang dimulai sejak kecil dan relatif menetap, antara lain : 1) Orang yang seolah-olah tidak dapat belajar dari pengalaman hidupnya. 2) Orang yang tidak merasa berdosa walaupun berbuat sesuatu yang menurut ukuran orang lain di masyarakatnya suatu perbuatan yang sangat tercela. 3) Orang yang melakukan tindakan kekerasan tanpa merasa menyesal atau iba kepada orang yang menderita. 4) Orang yang tidak mampu mengendalikan diri sehingga sering terjadi ledakan amarah yang tidak terkendali pada saat kejadian itu. 5). Orang yang bertingkah laku demikian rupa sehingga selalu menarik perhatian orang lain. Bila ada seorang remaja sejak kecil menunjukkan sifat yang bandel, sering melakukan tindakan yangmelanggar peraturan dan perintah orang tuanya walaupun telah diperingatkan berulangt-ulang dan dihukum, ai mungkin menunjukkan kondisi permulaan dari suatu gangguan kepribadian. b. Perubahan psikososial pada remaja Hubungan psikososial adalah hubungan seorang dengan orang lain dalam lingkungannya. 1) Hubungan dengan orang tua. • Pada tahap awal remaja masih tergantung pada orang tua tetapi ia mulai melihat orang tua sebagai manusia biasa (ingat selama masih masa anak, orang tua merupakan tokoh ideal). • Pada tahap kedua, remaja berjuang untuk bebas merdeka, ingin membuktikan kepada orang tua bahwa ia dapat mandiri. • Pada tahap ketiga, perjuangan untuk mandiri dapat diselesaikan dengan si remaja mencapai citra diri orang dewasa dan orang tua menjadi teman. Pada tahap ini, perjuangan untuk mandiri dapat diselesaikan dengan si remaja mencapai citra dan orang tua menjadi teman. 2) 3) 4) Adanya konflik antara orang tua dan remaja terutama adalah karena orang tua cenderung membandingkan masalah generasi muda pada saat ini dengan masalah generasi muda pada masa di mana orang tua itu sendiri menjadi remaja. Hubungan dengan teman sebaya Peranan orang tua sebagai sumber perlindungan dan sumber nilai utama diganti oleh kelompok teman sebaya. Hubungan teman lawan jenis Dengan matangnya kelenjar-kelenjar seks, sesuatu kekuatan faali (fisiologis) baru menggerakan pendekatan antara remaja putra dan remaja putri. Secara umum, hubungan teman lawan jenis akan mempengaruhi citra diri remaja. “Berpacaran” meminta penyesuaian diri remaja pada norma-norma sosial baru.Remaja putra diharapkan lebih memainkan peran maskulinnya dengan si pengambil inisiatif dan memegang tanggung jawab besar, sedangkan remaja putri harus juga memainkan peran feminimnya dengan lebih tegas. 2. Mengenali remaja dengan kelainan (gangguan) mental atau kepribadian Pengendalian dapat dilakukan pada dua tahap yang penting 1) Pengendalian diri pada masa kanak-kanak (masa praremaja) dengan tandatanda : • Anak tidak dapat mengadakan hubungan emosional yang hangat. • Anak tidak dapat bergaul secara akrab dengan teman sebaya. • Sejak kecil anak itu kejam terhadap hewan peliharaan. • Anak menyediri. • Anak tidak saying terhadap saudara, bahkan sering memukulnya. • Anak mengadat hebat (temper tantrums) untuk mendapat sesuatu yang diinginkannya. • Perkembangan kemampuan bahasa yang kurang baik. • Prestasi sekolah yang kurang baik. 2) Pengenalan pada remaja Agak sukar mengenali gangguan kepribadian pada masa remaja karena biasanya remaja sudah bisa menutupnya. Beberapa pegangan untuk mengenalnya adalah : • Remaja yang terganggu kepribadiannya tidak selalu mempunyai tampang kriminal, sering mereka berwajah tampan. • Waspadalah pada remaja yang pandai berbicara atau omong kosong. • Remaja yang mudah meledak amarahnya tanpa sebab yang wajar. • Remaja yang tidak dapat hidup dengan tertib. • Remaja yang peminum atau pemabuk. 3. Perilaku berisiko remaja Kondisi remaja ini tidak selalu merupakan gangguan Kepribadian. Perilaku berisiko remaja dapat merupakan satu tahap dalam perkembangan kepribadian remaja. Setelah umur tertentu remaja sudah dapat melewatkan masa transisinya dan akan menjadi remaja atau orang dewasa yang brtanggungjawabl. Tetapi perilaku berisiko yang cenderung pada suatu tindakan kriminalitas dapat juga merupakan permulaan dari suatu rangkaian yang panjang dari gangguan kepribadian pada seseorang yang sepanjang hidupnya memang bersifat nakal dan jahat. 4. Mengenali remaja dengan gangguan (masalah) kesehatan repdoduksi Akibat proses pematangan fisik dan hormonalnya, maka pada remaja timbul dorongan (gairah) seksual yang normal. Apabila dorongan gairah ini tidak disalurkan pada kegiatan yang positif seperti olah raga, kesenian atau lainnya, maka akan disalurkan pada hal yang berisiko pada kesehatannya, seperti: • Kehamilan yang tidak diinginkan, beserta risiko-risiko seperti kehamilan usia muda yang berakibat komplikasi kehamilan/persalinan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi, putus sekolah bahkan dapat terjadi pengguguran kandungan (abortus kriminalis). • Penyakit menular akibat hubungan seksual, misalnya GO, sipilis, herpers dan AIDS. Penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan, keguguran bahkan kecacatan janin yang dikandung. 5. Mengenali remaja yang penyalahguna obat atau zat (termasuk narkotika) Caranya adalah dengan mengawasi remaja dan mengenai perubahan yang terjadi antara lain: • Wajah dan penampilan • Kebiasaan remaja • Kelakuan pergaulannya • Prestasi sekolah Perubahan yang dapat terjadi antara lain : • BIASANYA bahagia, suka bergaul, suka bercakap-cakap MENJADI amat pendiam dan emosi berubah-ubah. • BIASANYA aktif, sehat dan giat/gesit MENJADI lamban seperti sakitsakitan, loyo, kumal. • BIASANYA percaya diri, tenang, penyabar MENJADI seperti tertekan, ragu-ragu, kecewa. • BIASANYA suka menolong, penuh perhatian dan percaya diri. MENJADI memikirkan diri sendiri, sembrono, tidak bisa diandalkan. • BIASANYA suka memperhatikan, bersemangat tinggi, MENJADI tidak mempunyai minat apapun, tertekan dan acuh tak acuh. • BIASANYA terbuka dan percaya MENJADI tertutup dan penuh curiga. • BIASANYA berjiwa cerah, bercita-cita, yakin akan hari depannya MENJADI berjiwa khawatir, takut akan hari depan, tidak bercita-cita. Mencegah terjadinya penyalahguna obat atau zat (termasuk narkotika). Ada beberapa macam: 1) Pengenalan diri yaitu mengenal remaja yang tergolong resiko 2) Memberi penyuluhan. 3) Memperhatikan penampilan dan perilaku teman sebaya lalu menghindari pergaulan erat dengan teman yang menunjukan perubahan atau teman yang suka mabuk atau teler. Apakah yang disebut remaja resiko tinggi? Remaja resiko tinggi adalah remaja yang belum mencoba, apalagi menyalahgunakan obat atau zat, tetapi yang mempunyai kemungkinan (resiko) besar untuk menjadi seorang penyalahguna obat/zat. 1). Mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif untuk mengatasi kekecewaannya. 2). Tidak bisa menunggu atau bersabar. Menunggu baginya merupakan suatu siksaan/ penderitaan. 3). Suka mengambil resiko yang tidak tepat (menyerempet bahaya untuk membuktikan dirinya itu sehat hebat dan perlu dihargai). 4). Mudah menjadi bosan, merasa tertekan, murung dan merasa dirinya tidak berguna. 6. Pertolongan sederhana bagi remaja dengan gangguan kepribadian (mental) dan atau penyalahguna obat/zat. 1). Remaja dengan gangguan kepribadian (mental) • Adakan pengamatan terlebih dahulu agar yakin bahwa remaja tersebut memang mengalami gangguan kepribadian (mental) • Mintalah bantuan dokter atau perawat Puskesmas untuk mendekati keluarga remaja yang bersangkutan. • Berikan keyakinan agar membawa remaja tersebut berobat ke dokter dan janganlah mengucilkannya dari pergaulan 2). Remaja penyalahgunaan obat/zat • Perlu pengamatan terlebih dahulu agar yakin remaja tersebut adalah penyalahguna obat/zat. • Segeralah beri pengertian pada keluarga agar membawa remaja tersebut untuk di rehabilitasi • Remaja korban penyalahgunaan obat/zat jangan dimusuhi, usahakan agar dapat kembali dengan baik ke masyarakat. beri kegiatan sehat di Pramuka, Karang Taruna, Kader Pembangunan Desa, Koperasi Desa serta usaha lain yang produktif. BAHAN ACUAN 1. Materi PKHS, Pelatihan PKPR,Kementerian Kesehatan tahun 2010 2. Modul Pelatihan PKPR, Ditjen Bina Kesehatan Anak, Kementerian Kesehatan tahun 2007 3. Bahan Pengajaran Kependudukan dan Keluarga Berencana, Pedoman Penyelenggaraan Latihan Kependudukan dan Keuarga Berencana, Departemen Kesehatan RI, 1981. 4. Bahan ceramah dan Penetaran Penanggulangan Penyalahgunaan Obat/Narkotika, Departemen Kesehatan RI, 1985 5. Pengenalan diri Terhadap Gangguan Kesehatan Jiwa Remaja, Departemen Kesehatan RI, 1981. 6. Yang perlu dikeyahui Generasi MUda tentang Penyalahgunaan Obat, Departemen Kesehatan RI, 1981. 7. Remaja masa kini Penerus Siapa?, Prisma No. 9, 1985 8. The Child and Adolescent in Society WHO, Euro Report and Studies, 1979. SKK KESEHATAN USIA LANJUT SKK KESEHATAN USIA LANJUT PENGANTAR • Manusia tumbuh dan berkembang mulai dari janin hingga dewasa dan kemudian menjadi tua. • Lanjut Usia adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun atau lebih. • Masalah kesehatan lanjut usia bersifat khas dan memerlukan deteksi dini serta penanganan yang tepat. • Pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dapat dilaksanakan baik di masyarakat melalui kegiatan posyandu lansia maupun melalui sarana kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah sakit. TUJUAN SKK KESEHATAN USIA LANJUT PRAMUKA PENGGALANG (11-15 TAHUN) Seorang Pramuka Penggalang harus : • Dapat menjelaskan pengertian dan tanda-tanda penuaan • Dapat menjelaskan gangguan yang timbul akibat proses menua dan beberapa penyakit yang terjadi pada lanjut usia • Dapat menjelaskan pentingnya aktifitas fisik bagi lanjut usia • Dapat menjelaskan fasilitas dan pelayanan kesehatan lanjut usia PRAMUKA PENEGAK (16-20 TAHUN ) • Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penggalang • Dapat memberikan penyuluhan tentang pengertian lanjut usia dan tanda-tanda penuaan • Dapat memberikan penyuluhan tentang gangguan yang timbul akibat proses menua dan beberapa penyakit yang terjadi pada lanjut usia • Dapat memberikan penyuluhan tentang masalah gizi dan masalah kesehatan jiwa pada lansia • Dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya aktifitas fisik bagi lanjut usia. • Dapat membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK lanjut usia. PRAMUKA PANDEGA (21-25 TAHUN ) • Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak • Mampu membina dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat luas • Mampu berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan kelompok Lansia di lingkungannya. • Dapat mendorong pembetukan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (Kelompok Lansia/Posyandu Lansia) • Dapat membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK lanjut usia. MATERI SKK KESEHATAN USIA LANJUT : Pramuka Penggalang (11-15 Tahun) 1. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun atau lebih. Ciriciri usia lanjut adalah: • Kulit keriput dan kering karena kelenjar keringat dan kelenjar lemak sudah berkurang fungsinya. • Gangguan penglihatan karena terjadinya proses kemudian dari indera penglihatan. • Gangguan pendengaran karena terjadinya proses kemunduran dari indera pendengaran • Perubahan komposisi tubuh karena berkurangnya lemak dan cairan dalam tubuh. • Gangguan saluran cerna karena gigi berangsur-angsur tanggal, produksi cairan ludah berkurang sehingga mulut terasa kering, gangguan pada indera pengecap. • Menurutnya daya ingat sehingga seringkali terjadi usia lanjut lupa meletakkan barang, nama tempat atau nama orang. • Menurunnya fungsi hati sehingga harus hati-hati pemberian obat. • Menurunnya fungsi ginjal mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. • Perubahan pada system aliran darah, terjadi kekakuan pada pembuluh darah sehingga akan mengganggu aliran darah dan dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. • Perubahan pada system pernafasan yang menyebabkan usia lanjut rentan terhadap infeksi saluran napas. • Menurunnya system hormonal yang akan berakibat terjadinya perubahan fisik yaitu kerapuhan tulang. • Gangguan pada jaringan otot dan rangka, menyebabkan terjadinya penyakit rematik, penyakit otot yang akan mempengaruhi aktifitas usia lanjut. 2. Sebagai orang timur kita menghormati orang tua dan orang yang lebih tua usianya. Usia lanjut sudah mempunyai pengalaman hidup sebagai sumber kita untuk menimba ilmu dan pengalaman. Berilah kemudahan pada usia lanjut, misalnya membantu menyeberangkan jalan, membantu naik dan turun dari kendaraan, member tempat duduk di kendaraan umum, dan. 3. Fasilitas pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dapat dilaksanakan di masyarakatmisalnya kelompok usia lanjut, panti, maupun istitusi misalnya puskesmas, rumah sakit. Beberapa rumah sakit telah menyediakan loket khusus bagi usia lanjut dan bansal khusus bagi usia lanjut, misalnya di RSUPN cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Dr. Karyadi Semarang dan RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. PRAMUKA PENEGAK (16-20 TAHUN) 1. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun atau lebih. Ciri-ciri usia lanjut adalah: • Kulit keriput dan kering karena kelenjar keringat dan kelenjar lemak sudah berkurang fungsinya. • Gangguan penglihatan karena terjadinya proses kemunduran dari indera penglihatan. • Gangguan pendengaran karena terjadinya proses kemunduran. dari indera pendengaran. • Perubahan komposisi tubuh karena gigi berangsur-angsur berkurang. produksi cairan ludah berkurang sehingga mulut terasa kering, gangguan pada indera pengecap. • Menurunnya daya ingat sehingga seringkali terjadi usia lanjut lupa meletakkan barang atau nama tempat atau nama orang. • Menurunnya fungsi hati sehingga harus hati-hati untuk pemberian obat. • Menurunnya fungsi ginjal mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. • Perubahan pada system aliran darah, terjadi kekakuan pada pembuluh darah sehingga akan mengganggu aliran darah dan dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. • Perubahan pada system pernafasan yang menyebabkan usia lanjut rentan terhadap infeksi saluran napas. • Menurunnya system hormonal yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan fisik yaitu kerapuhan tulang. • Gangguan pada jaringan otot dan rangka, menyebabkan terjadinya penyakit rematik, penyakit otot yang akan mempengaruhi aktifitas usia lanjut. 2. Sebagai orang timur kita menghormati orang yang lebih tua usianya daripada usia kita. Usia lanjut yang sudah mempunyai pengalaman hidup sebagai sumber kita untuk menimba ilmu dan pengalaman. Berilah kemudahan pada usia lanjut, misalnya membantu menyeberangkan jalan, membantu naik dan turun dari kendaraan, member tempat duduk di kendaraan umum. 3. Fasilitas pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dapat dilaksanakan di masyarakat misalnya kelompok usia lanjut, dip anti, maupun di institusi misalnya puksesmas, rumah sakit. Beberapa rumah sakit telah menyediakan loket khusus bagi usia lanjut dan bangsal yang khusus bagi usia lanjut, misalnya di RSUPN Cipto mangunkusumo Jakarta, RSUP Dr. Karyadi Semarang dan RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. 4. Usia lanjut dibagi menjadi usia lanjut potensial dan usia lanjut non potensial. Usia lanjut potensial dibagi menjadi usia lanjut potensial terlantar dan usia lanjut potensial tidak terlantar. a. Usia lanjut potensial terlantar, yaitu: 1) Sehat fisik dan mental b. c. d. 2) Masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan produktif. 3) Berada dalam kondisi miskin Usia lanjut potensial tidak tertular, yaitu : 1) Sehat fisik dan mental 2) Masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan. produktif 3) Tidak berada dalam keadaan miskin Usia lanjut non potensial terlantar, yaitu : 1) Menderita sakit kronis 2) Tidak dapat meninggalkan tempat tidur terus menerus. 3) Tidak dapat mengurus dirinya sendiri 4) Berada dalam kondisi miskin dan tidak mempunyai sanak keluarga merawatnya. Usia lanjut non potensial tidak terlantar, yaitu : 1) menderita sakit kronis 2) Tidak dapat meninggalkan tempat tidur sendiri 3) Tidak berada dalam kondisi miskin dan masih ada sanak keluarga merawatnya. yang yang yang yang Pada usia lanjut potensial yang tidak terlantar pembinaan kesehatannya dilaksanakan di masyarakat (kelompok usia lanjut) yang diutamakan untuk tindakan peningkatan dan pencegahan. Untuk pelayanan kesehatan yang bersifat pengobatan dapat dilayani di puskesmas ataupun di rumah sakit. Pada usia lanjut potensial yang terlantar perlu mendapatkan bantuan dana maupun fasilitas baik dari masyarakat maupun dari pemerintah sehingga mereka dapat mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. Pada usia lanjut non potensial tidak terlantar, sanak keluarganya perlu mendapatkan informasi yang jelas tentang apa dan di mana dapat memperoleh pelayanan kesehatan, sehingga mereka dapat mengupayakan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut ini di puskesmas maupun di rumah sakit. Pada usia lanjut non potensial terlantar memerlukan bantuan dana maupun fasilitas masyarakat dan pemerintah agar mereka dapat mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas maupun di rumah sakit. 5. Menyumbangkan tenaga dan pikirannya pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh usia lanjut, misalnya: kegiatan di kelompok usia lanjut, peringatan atau hari-hari penting yang berkenan dengan usia lanjut. Kegiatan di kelompok usia lanjut dapat sebagai tenaga administrasi, membantu petugas kesehatan untuk penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, membantu memberikan penyuluhan kesehatan usia lanjut yang sederhana. PRAMUKA PANDEGA (21-25 TAHUN) 1. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun atau lebih. Ciriciri usia lanjut adalah: • Kulit keriput dan kering karena kelenjar keringat dan kelenjar lemak sudah berkurang fungsinya. • Gangguan penglihatan karena terjadinya proses kemunduran dari indera penglihatan. • Gangguan pendengaran karena terjadinya proses kemunduran dari indera pendengaran. • Perubahan komposisi tubuh karena berkurangnya lemak dan cairan dalam tubuh. • Gangguan saluran cernak karena jumlah gigi berangsur - angsur berkurang. Iproduksi cairan ludah berkurang sehingga mulut terasa kering, gangguan pada indera pengecap. • menurunnya daya ingat sehingga seringkali terjadi usia lanjut lupa meletakkan barang atau nama tempat atau nama orang. • Menurunnya fungsi hati sehingga harus hati-hati untuk pemberian obat. • menurunnya fungsi ginjal mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. • Perubahan pada system aliran darah, terjadi kekakuan pada pembuluh darah sehingga akan mengganggu aliran darah dan dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. • Perubahan pada system pernafasan yang menyebabkan usia lanjut rentan terhadap infeksi saluran nafas. • Menurunnya system hormonal yang akan mengekibatkan terjadinya perubahan fisik yaitu kerapuhan tulang. • Gangguan pada jaringan otot dan rangka, menyebabkan terjadinya penyakit rematik, penyakit otot yang akan mempengaruhi aktivitas usia lanjut. 2. Sebagai orang timur kita menghormati orang yang lebih tua usianya daripada usia kita. Usia lanjut yang sudah mempunyai pengalaman hidup sebagai sumber kita untuk menimba ilmu dn pengalaman. berilah kemudahan pada usia lanjut, misalnya membantu menyeberangkan jalan, membantu naik dan turun dari kendaraan, member tempat duduk di kendaraan umum. 3. Fasilitas pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dapat dilaksanakan dimasyarakat misalnya kelompok usia lanjut, dipanti, maupun di institusi misalnya puskesmas, rumah sakit. Beberapa rumah sakit telah menyediakan loket khusus bagi usia lanjut dan bangsal yang khusus bagi usia lanjut. Misalnya di RSUPN Cipto Mngunkusumo Jakarta, RSUP Dokter. Karyadi Semarang dan RSUP Dokter. Sardjito Yogyakarta. 4. Usia lanjut dibagi menjadi usia lanjut potensial dan usia lanjut non potensial. Usia lanjut potensial dibagi menjadi usia lanjut potensial terlantar dan usia lanjut potensial tidak terlantar. a) Usia lanjut potensial terlantar, yaitu: 1) Sehat fisik dan mental 2) Masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan yang produktip. 3) Berada dalam kondisi miskin. b) Usia lanjut potensial tidak terlantar, yaitu : 1) Sehat fisik dan mental 2) Masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan produktif. 3) Berada dalam keadaan miskin c) Usia lanjut non potensial terlantar, yaitu: 1) Menderita sakit kronis 2) Tidak dapat meninggalkan tempat tinggal terus menerus. 3) Tidak dapat mengurus dirinya sendiri. 4) Berada dalam kondisi miskin dan tidak mempunyai sanak keluarga yang merawatnya. d) Usia lanjut non potensial tidak terlantar, yaitu: 1) Menderita sakit kronis 2) Tidak dapat pmeninggalkan tempat tidur sendiri 3) Tidak berada dalam kondisi miskin dan masih ada sanak keluarga yang merawatnya. Pada usia lanjut potensial yang tidak terlantar pembinaan kesehatnnya dilaksanakan di masyarkaat (kelompok usia lanjut) yang diutamakan untuk tindakan peningkatan dan pencegahan. Untuk pelayanan kesehatan yang bersifat pengobatan dapat lilayani di puskesmas ataupun di rumah sakit Pada usia lanjut potensial yang terlantar perlu mendapatkan bantuan dana maupun fasilitas baik dari masyarakat maupun dari pemerintah sehingga mereka dapat mendapatkan pelananan kesehatan di Puskesmas maupun di rumah sakit. Pada usia lanjut non potensial tidak terlantar, sanak keluarganya perlu mendapatkan informasi yang lejas tentang apa dan dimana dapat memperoleh pelayanan keseatan, sehingga mereka dapat mengupayakan pelayanan kesehatan bagi usia la njut ini di puskesmas maupun di rumah sakit. Pada usia lanjut non potensial terlantar memerlukan bantuan dana maupun fasilitas masyarakat dan pemerintah agar mereka dapat mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas ataupun di rumah sakit. 5. Menyumbangkan tenaga dan pikirannya pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya oleh usia lanjut, misalnya K kegiatan di kelompok usia lanjut, peringatan atau hari-hari penting yang berkenan dengan usia la njut. Kegiatan di kelompok usia lanjut dapat sebagai tenaga administrasi, membantu petugas kesehatan untuk penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, membantu memberikan penyuluhan kesehatan usia lanjut yang sederhana. 6. Penyuluhan kesehatan usia lanjut meliputi: Perubahan faali akibat proses menua: gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, perubahan komposisi tubuh, saluran cerna, hati, ginjal, system kardiovaskular, system pernafasan, system hormonal, system musculoskeletal, delirium , jatuh, gizi krang/buruk, osteoporosis, depresi dan dementia, inkontinentia urin, dekubitus. 7. Berperan sebagai fasilitator untuk pembentukan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat dengan tokoh masyarkat maupun tokoh agama, antara lain untuk pembentukan dan pelaksanaan kegitan kelompok usia lanjut. kelompok usia lanjut ini berbeda-beda namanya di setiap daerah, misalnya Pusaka di DKI Jakarta, Posbindu di Jawa Barat, dan lain-lain. MATERI TAMBAHAN SKK KESEHATAN PENGGALANG, PENEGAK DAN PANDEGA LANJUT USIA UNTUK PRAMUKA A.Tanda-tanda Penuaan Menjadi tua ditandai dengan : 1. Kemunduran biologis/fisik • Rambut mulai beruban • Penglihatan berkurang • Pendengaran berkurang • Gigi mulai ompong • Kulit mulai mengendur • Mudah lelah • Gerakan menjadi kurang lincah • Perubahan bentuk dan struktur tubuh • Menopause dan andropause 2. Kemunduran kemampuan berpikir dan mengingat • Mudah lupa • Ingatan kepada masa muda lebih baik (kemunduran ingatan pada sesuatu yang baru dialami • Tidak mudah menerima hal atau ide baru 3. Kemunduran adaptasi psikososial B.Gangguan yang dapat timbul akibat proses menua • • • • • • • • • • • • • • • Adanya keterbatasan gerak Mudah terjatuh Mengompol Gangguan fungsi intelektual dan kognitif seperti pikun Mudah terserang kuman penyakit Gangguan penglihatan seperti katarak Gangguan pendengaran seperti tuli akibat ketuaan Gangguan saluran cerna Suka menyendiri Kurang gizi dan adanya gangguan mengunyah Kemiskinan Masalah akibat tindakan medis dan pengobatan yang tidak tepat Gangguan tidur Daya tahan tubuh menurun Gangguan ereksi C.Beberapa penyakit pada Usia Lanjut • • • • • Radang paru Bengek Sesak dan nyeri Rematik Keropos tulang • • • • • • • Infeksi saluran kemih Kencing manis Darah tinggi Gangguan pembuluh darah otak Pikun gangguan gigi dan mulut Kanker (Pada pria dapat terjadi pembesaran prostat, pada wanita dapat kanker rahim, kanker payudara dan kanker paru) terjadi D.Masalah Gizi pada Lanjut Usia • • • Kurang gizi Kegemukan Anemia (Kurang darah) E.Masalah kesehatan jiwa • • • • • Murung, sedih, tertekan Pikun Bingung Susah tidur Cemas Upaya pencegahan dan mengurangi masalah Kesehatan Jiwa melalui : • • • • • • Kegiatan spiritual dan keagamaan Mengekspresikan emosi secara positif (misalnya hobi, berkebun) Mempertahankan kegiatan intelektual (membaca, menulis, diskusi) Mempertahankan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan Mempertahankan interaksi sosial (arisan, jejaring sosial) Tetap berperan di keluarga maupun masyarakat F.Aktivitas fisik dan olahraga Kesegaran jasmani lansia biasanya diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik bila dilakukan secara baik, benar dan terukur Jenis aktivitas fisik dan olahraga antara lain: • • • • • • • Melakukan pekerjaan rumah Berkebun dilingkungan rumah Berjalan kaki Senam Lari kecil (jogging) Berenang Bersepeda Manfaat Program aktivitas fisik dan olah raga: • • • • • Membantu tubuh agar tetap begerak Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh Memberi kontak psikologis dengan sesama, sehingga tidak merasa terasing Mencegah terjadinya kekakuan sendi dan cedera Memperlambat proses penuaan G. Perilaku yang dianjurkan bagi Lansia dan manfaatnya : • • • • • • • • • Mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar Lebih taqwa dan tenang Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan agar ceria dan mengisi waktu luang Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan sesama agar keberadaannya tetap diakui keluarga dan masyarakat Melakukan Olahraga ringan setiap hari agar Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara Makan sedikit tapi sering, dan pilih makanan yang sesuai serta banyak minum agar Terhindar dari kegemukan /kekurusan dan penyakit-penyakit yang berbahaya di masa tua Berhenti merokok dan minum minuman keras untuk mencegah penyakit jantung, paru-paru dan kanker Minumlah obat sesuai dengan anjuran dokter/petugas kesehatan untuk mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya Mengembangkan hobi sesuai dengan kemampuan untuk mengurangi stress dan kecemasan Memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur H. Posyandu Lansia : Posyandu Lansia merupakan suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah, non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dll dengan menitikberatkan pada upaya preventif dan promotif. Kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia dapat berupa pelayanan kesehatan sederhana dan kegiatan non-kesehatan. Pramuka diharapkan dapat menyumbangkan tenaga dan pikirannya pada kegiatankegiatan yang dilaksanakan di Posyandu Lansia. Kegiatan di Posyandu Lansia ini dapat sebagai tenaga administrasi, membantu petugas kesehatan untuk penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan serta membantu memberikan penyuluhan kesehatan usia lanjut yang sederhana. Jenis pelayanan kesehatan meliputi : • • • • • Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari Pemeriksaan status mental Pemeriksaan status gizi Pengukuran tekanan darah Pemeriksaan Hemoglobin • • • • • Pemeiksaan gula darah Pemeriksaan protein dalam urin Penyuluhan dan konseling Pemberian makanan tambahan (PMT) Kegiatan Olahraga Jenis kegiatan non kesehatan meliputi : • • • • • Kegiatan kerohanian Arisan Kegiatan ekonomi produktif Forum diskusi Penyaluran hobi DAFTAR TILIK PRAMUKA PENGGALANG (11-15 TAHUN). 1. Pengertian usia lanjut : a. Usia lanjjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 50 tahun. b. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun. c. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 50 tahun atau lebih. d. Bukan salah satu di atas. 2. Ciri-ciri usia lanjut: a. Kulit keriput dan kering b. Terjadi gangguan penglihatan c. Terjadi gangguan pendengaran d. terjadi perubahan komposisi tubuh. 3. Ciri-ciri lain usia lanjut adalah: a. Trejadi gangguan pada indera pengecap b. Saluran pencernakannya masih berfungsi baik. c. Produksi ludah tidak mengalami perubahan d. Bukan salah satu di atas. 4. Ciri-ciri usia lanjut adalah: a. Sering lupa b. Mudah menderita gangguan pada saluran pernafasan c. Dapat menderita penyakit tekanan darah tinggi d. Dapat terjadi kerapuhan tulang 5. Menghormati usia lanjut: a. Kita harus menghormati orang yang dusah berusia lanjut b. Bantulah para usia lanjut bila mendapatkan kesulitan di tempat-tempat umum. c. pengalaman yang baik dari para usia lanjut dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan. d. Benar semua. 6. Fasilitas pelayanan keshatan usia lanjut : a. Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut tidak dapat dilaksanakan di masyarakat dalam bentuk kelompok usia lanjut. b. Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut dapat dilaksanakan pula di puskesmas atau di rumah sakit. c. Pelayanan kesehatan usia lanjut harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan. d. Benar semua. PRAMUKA PENEGAK (16-20 TAHUN) 1. Pengertian usia lanjut: a. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 50 tahun b. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun c. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 50 tahun d. Bukan salah satu di atas. 2. Ciri-ciri usia lanjut: a. Kulit keriput dan kering b. Terjadi gangguan penglihatan 3. 4. 5. 6. 7. c. Terjadi gangguan pendengaran d. terjadi perubahan komposisi tubuh Ciri-ciri lain usia lanjut adalah: a. Terjadi gangguan pada indera pengecap b. Saluran pencernaannya masih berfungsi baik c. Produksi ludah tidak mengalami perubahan d. Bukan salah satu di atas. Ciri – cirri usia lanjut adalah : a. Sering lupa b. Mudah menderita gangguan pada saluran pernapasan c. Dapat menderita penyakit tekanan darah tinggi d. Dapat terjadi kerapuhan tulang. Menghormati usia lanjut: a. Kita harus menghormati orang yang sudah berusia lanjut b. Bantulah para usia lanjut bila mendapatkan kesulitan di tempat tempat umum. c. Pengalaman yang baik dari para usia lanjut dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan. d. Benar semua Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut: a. Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut tidak dapat dilaksanakan di masyarakat dalam bentuk kelompok usia lanjut. b. Faasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut dapat dilaksanakan pula di puskesmas atau di rumah sakit. c. Pelayanan kesehatan usia lanjut harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan. d. Benar semua. Usia lanjut potensial terlantar adalah : a. Sehat fisik dan mental b. Masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan produktif c. berada dalam kondisi miskin d. a + b + c 8. Usia lanjut potensial tidak terlantar adalah sebagai berikut, kecuali: a. Sehat fisik dan mental b. Tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan yang produktif c. Tidak berada dalam keadaan miskin d. Dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan yang produktif 9. Usia lanjut non potensial terlantar adalah sebagai berikut, kecuali: a. Tidak menderita sakit kronis b. Tidak dapat meninggalkan tempat tidur c. Tidak dapat mengurus dirinya sendiri d. Berada dalam kondisi miskin dan tidak mempunyai sanak keluarga yang merawatnya. 10. Usia lanjut non potensial tidak terlantar adalah: a. Menderita sakit kronis b. Tidak dapat meninggalkan tempat tidur sendiri c. Tidak berada dalam kondisi miskin dan masih ada sanak keluarga yang merawatnya. d. Benar semua 11. Peran SBH dalam pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat adalah, kecuali: a. Menimbang berat badan b. Melakukan pencatatan c. Memberi obat d. Memberikan penyuluhan PRAMUKA PENEGAK (16-20 TAHUN) 12. Pengertian usia lanjut: a. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 50 tahun b. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 60 tahun. c. Usia lanjut adalah seorang pria atau wanita yang berusia 50 tahun atau lebih. d. Bukan salah satu di atas 13. Ciri-ciri usia lanjut : a. Kulit keriput dan kering b. terjadi gangguan penglihatan c. terjadi gangguan pendengaran d. terjadi perubahan komposisi tubuh e. Semua benar 14. Ciri-ciri lain usia lanjut adalah: a. terjadi gangguan pada indera pengecap b. Saluran pencernakannya masih berfungsi baik c. Produksi ludah tidak mengalami perubahan d. Bukan salah satu di atas 15. Ciri-ciri usia lanjut adalah : a. Sering lupa b. Mudah menderita gangguan pada saluran pernafasan c. Dapat menderita penyakit tekanan darah tinggi d. Dapat terjadi kerapuhan tulang e. Semua benar 16. Menghormati usia lanjut: a. Kita harus menghormati orang yang sudah berusia lanjut. b. Bantulah para usia lanjut bila mendapatkan kesulitan di tempat-tempat umum. c. Pengalaman yang baik dari para usia lanjut dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan. d. Benar semua 17. Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut: a. Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut tidak dapat dilaksanakan di masyarkaat dalam bentuk kelompok usia lanjut. b. Fasilitas pelayanan kesehatan usia lanjut dapat dilaksanakan pula di puskesmas atau di rumah sakit c. Pelayanan kesehatan usia lanjut harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan d. Benar semua 18. Usia lanjut potensial terlantar adalah : a. Sehat fisik dn mental b. Masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan produktif c. Berada dalam kondisi miskin d. a + b + c 19. Usia lanjut potensial tidak terlantar adalah sebagai berikut, kecuali: a. Sehat fisik dan mental b. Tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan yang produktif. c. Tidak berada dalam keadaan miskin d. dapat melakukan pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan yang produktif. 20. Usia lanjut a. Tidak menederita sakit kronis b. Tidak dapat meninggalkan tempat tidur terus menerus c. Tidak dapat mengurus dirinya sendiri d. Berada dalam kondisi miskin dan tidak mempunyai sanak keluaraga yang merawatnya. 21. Usia lanjut non potensial tidak terlantar adalah: a. Menderita sakit kronis b. Tidak dapat meninggalkan tempat diri sendiri c. Tidak berada dalam kondisi miskin dan masih ada sanak keluarga yang merawatnya. d. Benar semua. 22. Peran SHB dalam pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarkat adalah, kecuali: a. Menimbnag berat badan b. Melakukan pencatatan c. Memberi obat d. Memberikan penyuluhan 23. Penyuluhan yang diberikan pada usia lanjut meliputi: a. Gangguan penglihatan b. Gangguan pendengaran c. Osteoporosis d. Benar semua 24. Peran SHB dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut di masyarakat adalah: a. Pendekatan kepada tokoh masyarakat b. Pendekatan kepada tokoh agama c. Pendekatan dan kerjasama dengan Puskesmas setempat d. Semua benar SKK KESEHATAN GIGI DAN MULUT (Diperbaiki Didasarkan Hasil Pertemuan Di Jakarta 17 Desember 2009) Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan R. I. SKK KESEHATAN GIGI DAN MULUT A. TUJUAN SKK KESEHATAN GIGI DAN MULUT I. PRAMUKA SIAGA (7 – 10 Tahun) - Mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut - Mampu melakukan sikat gigi yang benar II. PRAMUKA PENGGALANG ( 11 – 15 TAHUN). - Mampu melakukan kompetensi yang yang dimiliki Pramuka Siaga tentang kesehatan gigi dan mulut, antara lain: o Mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut o Mampu melakukan sikat gigi yang benar - Mampu menjelaskan kepada teman sebayanya mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi, sikat gigi yang benar serta kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan pencegahannya. - Mampu memahami kesehatan gigi dan mulut mengenai kelainan-kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan cara pencegahannya. III. PRAMUKA PENEGAK ( 16 – 20 TAHUN ) - Mampu melakukan kompetensi yang yang dimiliki Pramuka Penggalang tentang kesehatan gigi dan mulut, antara lain: o Mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut o Mampu melakukan sikat gigi yang benar o Mampu memahami kelainan-kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan cara pencegahannya. - Mampu menjelaskan dan mengajak keluarga, teman serta lingkungan mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi, sikat gigi yang benar serta kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan pencegahannya. - Mampu mengetahui kegunaan fluor bagi kesehatan gigi IV. PRAMUKA PANDEGA ( 21 – 25 TAHUN ). - Mampu melakukan kompetensi yang yang dimiliki Pramuka Penegak tentang kesehatan gigi dan mulut, antara lain: o Mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut o Mampu melakukan sikat gigi yang benar o Mampu memahami kelainan-kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan cara pencegahannya serta kegunaan fluor bagi kesehatan gigi. - Mampu membina dan memberikan penyuluhan kepada anggota pramuka dan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut. B. PERAN PRAMUKA DALAM BIDANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dikemukakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian masyarakat secara luas termasuk generasi muda bukan hanya menjadi obyek pembangunan kesehatan, melainkan juga menjadi subyek pembangunan kesehatan. Salah satu potensi generasi muda adalah Gerakan Pramuka, yang merupakan suatu organisasi pendidikan kepanduan yang memiliki anggota terbesar di dunia dan sebagai organisasi non-formal terbesar di Indonesia yang memiliki segmen peserta didik dari anak-anak, remaja dan orang dewasa. Tujuan Gerakan Pramuka ini mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Dengan demikian Gerakan Pramuka memiliki nilai strategis untuk mengadopsi dan menyebarluaskan nilai-nilai yang dimiliki serta tertanam didalam jiwa kepanduan. Oleh karenanya melalui pramuka diharapkan dapat menjadi suri tauladan bagi masyarakat dalam mendorong pembangunan bidang kesehatan serta berperan dalam peningkatan derajat kesehatan melalui kegaiatan Saka Bakti Husada. Peningkatan yang dilakukan termasuk bidang kesehatan gigi dan mulut yang merupakan bagian dari syarat kecakapan khusus bina keluarga sehat. Gerakan pramuka diharapkan dapat menjawab tantangan masyarakat. serta harus mampu bersaing dengan pesatnya perkembangan masyarakat tanpa harus meninggalkan jati diri kepramukaannya C. KONDISI KESEHATAN GIGI Pada umumnya penyakit gigi dan mulut yang banyak menyerang manusia adalah gigi berlubang (karies) dan penyakit gusi (penyakit periodontal. Tercatat di seluruh dunia 60 – 90 % anak sekolah mempunyai lubang gigi (WHO 2007). Ini diperkuat dengan adanya data survei Rumah Tangga 2001 bahwa perilaku menyikat gigi pada anak usia >5 tahun yang menyikat gigi sangat sesuai anjuran program hanya 9,3%. Data lain juga menyebutkan bahwa prevalensi karies aktif pada penduduk umur >10 tahun yang belum tertangani sebesar 52,3% dan penduduk yang pernah mengalami gigi berlubang/ karies sebanyak 71,20%. Hal yang memprihatinkan bahwa motivasi untuk menambal gigi pada anak umur 12 – 18 tahun masih sangat rendah (4 – 5)% sedangkan besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani dan memerlukan penambalan dan atau pencabutan mencapai 82,5% (SKRT, 2001). Hasil lain menunjukan bahwa 39 % penduduk umur > 15 tahun mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 29 yang menerima perawatan dari perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis sedangkan prevalensi yang kehilangan seluruh gigi sebesar 6,5% (SKRT, 2004). Dari hasil riset kesehatan menunjukan bahwa Indeks DMF-T sebagai indikator status kesehatan gigi, dimana banyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay/D (gigi karies atau gigi berlubang), Missing/M (gigi hilang/dicabut), dan Filling/F (gigi ditumpat) secara nasional sebesar 4,85. Ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada penduduk Indonesia 5 buah gigi per orang. Komponen terbesar adalah gigi dicabut/M-T sebesar 3,86, sehingga dapat dikatakan rata-rata penduduk Indonesia mempunyai 4 gigi yang sudah dicabut atau indikasi pencabutan (Riskesdas, 2007). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, juga menunjukkan bahwa prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi/ mulut dan yang menerima perawatan dari tenaga medis dalam 12 bulan terakhir sebanyak 23,4%, dan penduduk yang telah kehilangan gigi aslinya sebesar 1,6%. Dari penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut terdapat 29,6% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. Tercatat data pelayanan kesehatan gigi yang paling banyak diberikan dalam mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut, antara lain : pengobatan 85% informasi/ konseling 23%, pencabutan/ operasi gigi mulut dan tambal gigi 45% serta pembuatan gigi palsu 9%. (SKRT 2004) Melihat kondisi kesehatan gigi dan mulut yang dikemukakan diatas, maka perlu ditingkatkannya program dan kegiatan kesehatan gigi yang dilakukan dengan memberdayakan upaya kesehatan berbasis masyarakat/ komunitas melalui kegiatan kepanduan gerakan pramuka, agar dapat menggerakan serta menanamkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk pemeliharaan dan pencegahan kesehatan gigi dan mulut. MATERI SKK KESEHATAN GIGI DAN MULUT I. CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT 1. Menyikat gigi : a. Waktu Menyikat Gigi. Sikatlah gigi secara teratur, Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 X, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. b. Cara Menyikat Gigi 1. Siapkan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluor, banyaknya pasta gigi sebesar sebutir kacang tanah dan berkumur-kumur sebelum menyikat gigi. 2. Letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi 3. Gerakan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas (seperti mencungkil) atau sikatlah seluruh gigi dengan gerakan maju mundur pendekpendek atau memutar selama + 2 menit (sedikitnya 12 kali gerakan setiap 3 permukaan gigi) 4. Gerakan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah 5. Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam dan luar gigi dengan cara tersebut. 6. Sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan. Macam Gerakan Cara Menyikat Gigi: 1) Gerakan vertikal. Arah gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke pipi (bukal/labial), sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap lidah/langit-langit (lingual/palatal), gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan, yaitu bila menggosok gigi tidak benar dapat menimbulkan resesi gingival/ penurunan gusi sehingga akar gigi terlihat. 2) Gerakan horizontal Arah gerakan menggosok gigi ke depan ke belakang dari permukaan bukal dan lingual. Gerakan menggosok pada bidang kunyah dikenal sebagai scrub brush. Caranya mudah dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah. Kombinasi gerakan vertikal-horizontal, bila dilakukan harus sangat hati-hati karena dapat menyebabkan resesi gusi/abrasi lapisan gigi. 3) Gerakan roll teknik/ modifikasi Stillman. Cara ini, gerakannya sederhana, paling dianjurkan, efisien dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal/ bidang kunyah, ujung bulu sikat mengarah ke apex/ ujung akar, gerakan perlahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan. c. Sikat Gigi 1) Memilih Sikat Gigi • Tangkai sikat gigi lurus, sehingga mudah dipegang. • Kepala sikat gigi kecil (sama panjang dengan lebar empat gigi seri rahang bawah) atau sama dengan ukuran kepala sikat gigi anak-anak atau disesuaikan dengan kondisi rongga mulut. • Bulu sikat gigi sama panjangnya, sehingga membentuk permukaan yang rata. • Bulu sikat gigi terbuat dari nilon yang tidak kaku. 2) Cara Memelihara Sikat Gigi • • • • • • Ketuk-ketuk sikat gigi supaya sisa air dari sikat gigi yang kita bersihkan dapat menjadi kering. Keringkan sikat gigi secara perlahan-lahan dengan menggunakan handuk yang halus. Usahakan untuk menjemur sikat gigi di tempat yang terkena sinar matahari. Tidak menyimpan sikat gigi di kamar mandi karena udara kamar mandi sangat lembab sehingga sikat gigi mudah ditumbuhi kuman dan jamur. Usahakan setiap anggota keluarga mempunyai sikat gigi sendiri supaya tidak tertular, berikan tanda atau dengan warna yang berbeda atau diberi nama. Ganti sikat gigi tiap tiga bulan sekali, setelah terlihat bulu sikat gigi tidak lurus lagi. d. Pasta Gigi. Pada waktu menyikat gigi gunakan pasta gigi sebagai salah bahan untuk membantu membersihkan gigi, pilihan pasta gigi sebaiknya yang mengandung kadar fluor, karena fluor dapat menguatkan gigi serta dapat mencegah kerusakan gigi bila digunakan secara teratur dan benar. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 445/Menkes/Per/V/1998 disebutkan bahwa batas maksimum garam fluorida dan turunannya dalam sediaan higiene mulut adalah 0,15 % (setara dengan 1500 ppm), jumlah ini sesuai dengan aturan Asean Cosmetic Directive 76/768/EEC Annex III Bagian 1, aturan FDA Amerika Serikat, serta ISO 11609. Gambar sikat gigi beserta pasta gigi berfluoride Gb. pasta gigi terlalu penuh Gb. pasta gigi sebutir kac. tanah 2. Mengatur Pola Makan Pola makan dapat mempengaruhi kesehatan gigi, maka makanan yang di konsumsi juga harus diperhatikan, beberapa hal untuk dipertimbangkan: • Kurangilah makan yang manis yang melekat misalnya permen, dodol, manisan, coklat, dan sebagainya. • Perbanyaklah makan makanan yang menyehatkan gigi, antara lain: sayursayuran, buah-buahan yang berserat, ikan dan sebagainya. 3. Penggunaan Benang Gigi/ Dental Floss. Benang gigi/ dental floss dapat digunakan untuk membantu membersihkan gigi, dengan cara digunakan yang tepat dan benar. Untuk dapat menggunakan yang tepat dan benar ikuti langkah-langkah sebagai berikut: - Langkah 1: Ambil sekitar 45 cm dental floss, kemudian lilitkan pada jari tengah di masing-masing tangan dan sisakan sekitar 4 cm. - Langkah 2: Regangkan dengan kencang menggunakan jari telunjuk dan ibu jari atau dapat juga digunakan dental floss pick yang sudah tersedia bebas di apotik atau toko dental. - - - Langkah 3: Arahkan dental floss yang diregangkan di antara gigi. Saat dental floss mencapai batas gusi, lekuk menjadi seperti huruf C berlawanan dengan permukaan gigi. Gerakkan secara perlahan ke atas, bawah , depan, dan belakang untuk membersihkan permukaan gigi. Langkah 4: Selanjutnya pindahkan dental floss ke gigi yang berdekatan (gigi di sebelahnya) dan bersihkan dengan cara yang sama seperti langkah (3). Langkah 5: Dengan gerakan menyerupai gergaji, keluarkan dental floss setelah seluruh permukaan selesai dibersihkan. Lakukan langkah yang sama (1) sampai (5) pada gigi yang lain. Coba untuk bersihkan gigi bagian depan terlebih dahulu sebelum pindah ke gigi bagian belakang. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan dental flossing ini di depan kaca. Waktu terbaik untuk melakukan dental flossing, seperti juga dengan sikat gigi, adalah sebelum tidur. Apabila terjadi perdarahan saat dibersihkan dengan dental floss, artinya kondisi gusi tidak sehat seperti seharusnya. Ulangi pembersihan ini setiap hari dengan cara yang benar, maka perdarahan akan berhenti. Apabila perdarahan tidak berhenti, sebaiknya konsultasikan ke dokter gigi. 4. Pemeriksaan Pada Fasilitas Kesehatan Gigi - Pergilah berobat ke fasilitas kesehatan gigi bila terlihat di dalam mulut ada gejala kelainan-kelainan gigi dan mulut, seperti: • Di tingkat Kecamatan: Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan Gigi. • Di tingkat Provinsi/ Kabupaten/ Kota: - Rumah Sakit Gigi Mulut - Poliklinik Rumah Sakit Umum - Klinik gigi di Fakultas Kedokteran Gigi - Klinik gigi di Politeknik Kesehatan Jurusan Kesehatan Gigi - Praktik Dokter Gigi Perorangan Dan Berkelompok. - Klinik Gigi Di Kantor-Kantor/ Perusahaan Periksalah secara teratur kesehatan gigi dan mulut ke fasilitas kesehatan gigi setiap enam bulan sekali. II. KELAINAN – KELAINAN PADA GIGI DAN MULUT, PENYEBAB, AKIBAT DAN CARA PENCEGAHANNYA : a. Karies Gigi/Gigi Berlubang - adalah kerusakan pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan pelarutan lapisan luar gigi (email), akibat interaksi beberapa penyebab yaitu adanya gigi, kuman, makanan yang kariogenik dan waktu. Gambaran gigi lubang/karies Karies pada gigi seri Karies pada gigi geraham • Penyebab Gigi Berlubang Penyebab gigi berlubang merupakan akumulasi dengan adanya gigi, kuman, makanan yang kariogenik dan waktu, sedang beberapa peneliti-peneliti mengemukakan bahwa dalam hitungan tiga sampai empat menit bakteri streptococcus mutans atau lactobasilus akan memetabolismekan karbohidrat yang menempel di gigi dan menghasilkan asam. Asam inilah yang sifatnya merusak email gigi serta jaringan pendukungnya sehingga terjadi karies. • Proses Terjadinya Gigi Berlubang/ Karies Gigi/ Radang Gusi Keterangan : (1) Plak yang terdiri dari bahan perekat dan bakteri, dimana sisa makanan akan membentuk Asam, Asam + Gigi (email gigi) akan menyebabkan gigi rusak/ berlubang. (2) Proses terjadinya penyakit gusi (jaringan penyangga gigi), dimana plak + sisa makanan + ludah akan menjadi karang gigi. (3) Kuman yang berada pada karang gigi akan mengeluarkan toksin (racun) yang merangsang gusi, sehingga timbul radang pada gusi. Makin lama proses radang pada gusi akan menjalar sepanjang akar gigi dan merusak jaringan pengikat antara akar gigi dan tulang. • Akibat Yang Ditimbulkan Bila gigi dicabut karena karies maupun radang gusi yang parah, maka fungsi/ kegunaan mulut akan terganggu: – Fungsi bicara akan terganggu terutama bila kehilangan gigi seri misalnya bila berbicara akan mendesis. – Fungsi kunyah akan terganggu bila adalah gigi geraham. yang mengalami kelainan/ hilang – • b. Fungsi estetik/ kecantikan akan berkurang karena kehilangan gigi depan maupun gigi geraham yang mengakibatkan pipi jadi kempot/ peot. Cara Pencegahannya Pencegahan terjadinya penyakit gigi dan radang gusi adalah menghilangkan plak atau kalkulus yang ada didalam rongga mulut, untuk pencegahan yang harus dilakukan, antara lain: - Menyikat gigi secara benar dan teratur sesudah sarapan pagi dan malam sebelum tidur atau berkumur-kumur setiap sesudah makan atau menyikat gigi setiap sesudah makan. - Diupayakan lakukan kumur-kumur dengan antiseptik setelah selesai sikat gigi. - Meskipun masih ada sisa makanan yang tersisip pada sela-sela gigi, untuk membersihkannya sebaiknya pakailah benang gigi (dental floss) dan hindarilah pemakaian tusuk gigi. - Hindari makanan yang dapat merusak gigi dan makan makanan yang bermanfaat untuk kesehatan gigi. - Periksalah secara berkala dan teratur kesehatan gigi ke fasilitas kesehatan. Radang Gusi/ Penyakit Penyangga Gigi Adalah kerusakan jaringan penyangga gigi akibat kurangnya menjaga kebersihan gigi. Penyakit ini mula-mula terlihat perubahan warna lebih merah dan mengkilap dari gusi sehat. Tahap selanjutnya akan timbul perdarahan pada sentuhan terutama bila kena sikat gigi sampai timbul perdarahan spontan. Bila keadaan tersebut dibiarkan, penyakit ini menjalar terus selain ke gusi tetangganya juga ke dalam jaringan penyangga gigi. Akibatnya tulang jaringan penyangga gigi mengkerut, sehingga gigi kelihatan memanjang dan menjadi goyah. Gambaran radang gusi • Penyebab Radang Gusi/ Penyakit Penyangga Gigi Penyebab radang gusi/penyangga gigi dapat merupakan kelanjutan gigi berlubang yang tidak segera diobati sehingga berpengaruh terhadap kelaianan pada gusi, beberapa peneliti berpendapat karena adanya bakteri streptococcus mutans atau lactobasilus yang ada dalam mulut akan memetabolismekan karbohidrat yang menempel di gigi dan menghasilkan asam. Asam inilah yang sifatnya merusak jaringan pendukung gigi sehingga terjadi peradangan gusi. • Proses Terjadinya Radang Gusi asam + gigi-»keropos kuman dalam plak + sisa makanan racun + gusi->radang Radang gusi ini akan lebih parah bila terdapat karang gigi. Kelainan-kelainan lainnya yang terdapat pada gusi adalah luka tertembus akar gigi susu (pada anak-anak), pembengkakkan (benjolan berisi nanah) karena infeksi dari gigi keropos. • Akibat Yang Ditimbulkan Bila radang gusi tidak segera diobati, maka fungsi/kegunaan mulut akan terganggu: – Fungsi bicara akan terganggu terutama bila radang gusi berkelanjutan menjadi abses yang besar. – Fungsi kunyah akan terganggu bila yang karena pengaruh tekanan pada waktu pengunyahan menimbulkan rasa sakit dan nyeri. – • Estetik/kecantikan/penanpilan menjadi kurang baik bila terjadi pembengkakan yang besar pada wajah, akibat radang gusi berkelanjutan. Cara Pencegahannya Pencegahan pada radang gusi sama dengan pencegahan yang dilakukan pada karies gigi/gigi berlubang. c. Plak pada gigi Plak adalah endapan lunak sisa-sisa makanan yang melekat erat dan menutupi permukaan gigi yang terdiri dari atas bahan perekat seperti agar-agar dan bakteri. • Ciri-ciri Plak : - Tidak berwarna/transparan sehingga sulit dilihat. - Melekat erat pada permukaan gigi teristimewa di bagian leher gigi. - Meskipun telah dihilangkan dengan menyikat gigi, plak dalam beberapa jam akan terbentuk kembali. - Bila dibiarkan melekat pada permukaan gigi plak akan semakin tebal di mana bakteri akan berkembang biak. • Cara melihat Plak : Plak tidak berwarna, sehingga diperlukan zat pewarna untuk melihat plak. Zat pewarna ini diserap plak, sehingga permukaan gigi yang tertutup plak akan menampakan warna. Dengan demikian kita akan lebih mudah untuk menyikat gigi sehingga gigi betul-betul bersih. Sebagai zat pewarna plak dapat dipakai bubuk pewarna makanan dan minuman (sumba kue) warna merah. Cara melihat adalah: - Pertama-tama gunakan larutan pewarna berwarna merah. - Kedua teteskan pada ujung lidah, agar anak mengoleskan ujung lidah ke seluruh permukaan gigi, bila gigi kotor/ adanya plak, warna merah akan meresap pada gigi kotor tadi hingga gigi tampak merah. - Selanjutnya lihat pewarnaan yang ada pada permukaan gigi, maka akan tampak plak pada permukaan gigi yang berwarna merah. Gambaran plak pada permukaan gigi Plak Termineralisasi III. Plak Plak yang sudah diwarnai HUBUNGAN SAKIT GIGI DENGAN KESEHATAN UMUM. Bila seseorang menderita sakit gigi, maka akan menimbulkan gangguan antara lain: a. Fungsi gigi terganggu, oleh karena tidak dapat untuk mengunyah makanan, sehingga selera makan turun, akibatnya jumlah makanan yang dibutuhkan tubuh berkurang dan daya tahan seseorang menurun, menimbulkan sakit demam, influensa, dan lain-lain. b. Focal Infeksi karena gigi yang busuk yang menjadi sumber bakteri dan melalui aliran darah dapat menimbulkan penyakit di tempat tersebut seperti di jantung, saluran pernapasan, otak, ginjal, dan lain-lain IV. PERILAKU TIDAK SEHAT BAGI KESEHATAN GIGI DAN MULUT Perilaku merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi status kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu diketahui perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kesehatan gigi dan mulut, antara lain seperti: a. Merokok : Kebiasaan merokok di Indonesia telah merambah usia. Di masyarakat banyak di temui remaja belia yang menjadi pencandu rokok, dan sulit bagi mereka terlepas dari kebiasaan merokok. Hasil Susenas 2001 menyebutkan bahwa 27,7% penduduk berusia diatas 10 tahun menyatakan merokok dalam satu bulan terakhir. Laki – laki (54.5%) dan perempuan umur 14 tahun sebanyak 1,5%. Nikotin yang terdapat pada rokok akan menghasilkan endapan yang melekat erat di gigi (disebut Stain), berwarna coklat sampai hitam dan menimbulkan bau menyengat. Apabila stain tersebut tidak dibersihkan maka akan menjadi tempat mengendapannya makanan karena permukaan gigi yang terdapat stain menjadi kasar dan memberikan peluang timbunan makanan, dengan adanya kuman didalam mulut akan terbentuklah suasana asam yang menyebabkan kerusakan gigi yang disebut gigi berlubang atau peradangan pada jaringan penyangga/gusi. Gambaran gigi dengan stain b. NAPZA NAPZA merupakan singkatan dan Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Beberapa keadaan yang dapat dilihat pada gigi dan mulut akibat dari pengguna NAPZA tersebut antara lain: - Anorexia nervosa Adalah suatu keadaan yang sering terjadi pada remaja & wanita muda, di mana merupakan akibat dari diet yang berlebihan sehingga sering muntahmuntah yang dapat menyebabkan dehidrasi. Namun akibat muntah-muntah tersebut, maka mulut menjadi lebih asam sehingga dapat menyebabkan erosi pada daerah sekitar leher gigi. - Xerostomia/ mulut kering Adalah suatu keadaan di mana mulut dalam keadaan kering akibat penggunaan napza sehingga kadar asamnya meningkat yang selanjutnya dapat merusak gigi geligi dan mukosa mudah infeksi. Pada pengguna lebih dari 3 tahun maka akan timbul lesi pada gigi sehingga gigi menjadi rapuh dan mudah patah. c. Kebiasaan Yang Tidak Baik Kebiasaan yang tidak baik dan berakibat terhadap kesehatan gigi dan mulut, antara lain seperti: - Membuka botol dengan gigi - Menggigit-gigit pensil - Menghisap ibu jari - Mengkerot-kerot gigi geligi dengan tidak sadar (Bruxism) V. MANFAAT FLUOR BAGI KESEHATAN GIGI Penggunaan fluor dalam rongga mulut merupakan salah satu mekanisme perlindungan terhadap gigi melalui aplikasi fluor dengan cara topikal (pengolesan) atau sistemik (menyeluruh) yang berfungsi mencegah terjadinya lubang gigi (karies) oleh dokter gigi. Kebanyakan penggunaan fluor dengan cara pemolesan kepada gigi melalui gel, pernis, pasta gigi/tapal gigi, atau obat kumur. Cara aplikasi sistemik melalui penggunaan suplemen fluor melalui air, garam, tablet, atau obat tetes yang dikonsumsi. Manfaat Penggunaan Fluor • • • Fluor merangsang terjadinya remineralisasi (pembentukan kembali zat mineral penyusun email) dalam rongga mulut Fluor memperkokoh susunan email gigi dengan pembentukan fluor apatite, sehingga gigi lebih tahan terhadap invasi bakteri mulut Fluor dapat menghambat pembentukan asam bakteri pada gigi. Indikasi/Kegunaan pada Gigi Kegunaan fluor untuk gigi, antara lain: • • • • • • Bila pada permukaan gigi banyak munculnya bintik putih. Karies yang ganas dan luas atau rampant karies. Pada perawatan orthodontik (kawat gigi). Untuk perlindungan gigi anak-anak.. Untuk gigi sensitif. Melindungi permukaan akar. Sumber Fluor Fluor terdapat dimana-mana baik dari alam, makanan, obat-obatan, tumbuhan/ tanaman maupun pada binatang seperti ikan, adapun fluor menurut para ahli antara lain terdapat pada: • Air dari sumber mata air atau air hasil pengolahan yang dikelola oleh PDAM, seperti fluoridasi air di Amerika masyarakat yang telah mengkonsumsi air fluoridasi mencapi 2/3 dari jumlah populasi. • • Pasta gigi yang mengandung fluoride, penggunaan dengan pasta gigi merupakan salah cara yang paling efektif untuk mencegah karies gigi, sehingga cara ini yang paling banyak digunakan orang, karena hampir setiap orang menggosok gigi dengan pasta gigi berfluor setiap hari. Hasil penelitian WHO, mengemukakan bahwa dengan menyikat gigi sehari dua kali dengan pasta gigi berfluor dengan cara yang baik dan benar selama 3 tahun dapat menurunkan prevalensi karies sebesar 40%. Ikan laut seperti teri banyak mengandung fluor, Berdasarkan penelitian Harun A. Gunawan (2006), ikan teri jengki mengandung kalsium dan fluor dalam bentuk senyawa CaF2 dalam konsentrasi yang cukup besar. Karena ikan ini mudah rusak, perlu dilakukan suatu cara untuk mengawetkannya. Cara yang lazim dipakai adalah pengasinan. Ternyata, proses pengawetan maupun pemasakan ikan teri jengki ini tidak mempengaruhi CaF2 yang dikandungnya. Ikan Teri • • • Obat kumur, dimana obat kumur yang digunakan harus mengandung sodium fluoride. Tetapi untuk pasien dengan kasus karies parah, kumur-kumur manual tanpa pengawasan dokter gigi kurang efektif. Diet suplemen, seperi pil, tablet atau obat tetes. Digunakan khususnya untuk anak-anak yang tidak mendapat air yang mengandung fluor. Tumbuhan/tanaman seperti daun teh mengandung flour, fluoride yang ada dalam daun teh mengandung sebanyak 35 ppm - 339 ppm serta mampu berperan sebagai anti mikroba, menghambat translokasi gula sel, dan menghambat enzym fosfatase sel. Anak-anak Sekolah Dasar di Jepang yang mengkonsumsi Teh secara rutin dan kontiniu, tidak dtemukan kasus karies gigi. Tanaman Teh Minuman Teh Efek Samping : • • Konsumsi berlebihan sampai batas 45 mililiter larutan fluor 2 % dapat menyebabkan kematian Terjadinya dental fluorosis. Tetapi dengan menghindari pemaparan yang terlalu lama dan sigap dalam pembilasan akhir (kumur-kumur) dapat mencegah terjadinya dental fluorosis. VI. PENANGANAN KEDARURATAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT Penanganan kedaruratan pada penyakit gigi diperlukan apabila diperlukan segera dan jauh dari fasilitas kesehatan gigi dan ini hanya bersifat sementara, seperti pada kegiatan kepramukaan, berkemah dan lain sebagainya. Penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi untuk ditangani segera pada kedaruratan, antara lain seperti: • Sakit Gigi Berdenyut Gejalanya: - Kemungkinan rasa sakit. - Timbul tanpa ada sebabnya yang jelas. - Menghilang sebentar / mungkin juga terjadi terus-menerus. - Sakitnya menjalar ke kepala atau leher. - Menyebabkan tidur terganggu. Pada umumnya kalau gigi diketok pelan-pelan atau dipakai untuk menggigit timbul rasa sakit. Penyebab: - Karies gigi/gigi berlubang - Peradangan gusi/jaringan penyangga gigi Tindakan yang dilakukan: - Periksalah mulut penderita (lihat petunjuk membuat riwayat sakit). - Kalau lubang gigi di gigi itu besar, maka sebaiknya dibersihkan dan kemudian diolesi dengan antiseptik seperti chlorhexidine. - Kalau ada pos obat berikan obat untuk menghilangkan rasa sakit. - Anjuran kumur air garam hangat untuk mengurangi sakit sementara. - Dianjurkan penderita untuk pergi fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas atau klinik gigi untuk pengobatan selanjutnya. • Pipi bengkak Gejalanya: - Gigi terasa sakit dan berdenyut serta disertai dengan demam. - Didaerah pipi terasa menonjol/bengkak. Penyebab: - Radang gusi/jaringan penyangga - Gigi berlubang/karies gigi - Sesudah pencabutan gigi - Karang gigi yang masuk kedalam saku gusi Tindakan yang dilakukan: - Periksalah apakah penderita dapat membuka mulut, kalau tidak dapat membuka mulut, maka segera dikirim ke fasilitas kesehatan. - Kalau mulut bisa dibuka periksalah gigi mana yang menyebabkan bengkak tersebut. - Anjuran berkumur – kumur dengan air garam hangat, dan dibagian luarnya diberi kompres air dingin yang diberi cuka sedikit. - Kirimkan penderita ke fasilitas kesehatan. • Menghentikan perdarahan sesudah cabut gigi Gejalanya: - Sakit pada gusi - Gusi/ penyangga gigi terasa mengeluarkan darah Penyebab: - Sesudah pencabutan gigi Tindakannya : - Gigitkan kapas yang diberi larutan antiseptik seperti betadin/chlorhexidine kemudian taruh diatas bekas pencabutan gigi serta digigit selama kurang lebih satu jam. - Hindari minuman yang terlalu panas - Anjurkan jangan sering berkumur-kumur untuk sementara. - Bila tidak ada perubahan kirimkan ke fasilitas kesehatan terdekat. • Cara pembuatan larutan untuk pengobatan sementara Pembuatan larutan untuk pengobatan sementara dilakukan dalam keadaan kedaruratan gigi, ini dilakukan apabila dalam kegiatan yang jauh dari fasilitas kesehatan seperti kegiatan kepramukaan/ kemah atau dirumah. Larutan yang dibuat seperti: o Cara membuat rebusan air sirih - Siapkan panci dan air bersih - Ambil daun sirih sebanyak 6 – 7 helai daun yang sudah dicuci bersih - Masukan kedalam panci yang sudah diisi air bersih - - Rebuslah air sebanyak 2 gelas sampai mendidih. Kalau air sudah mendidih, daun sirihnya dimasukkan, tutuplah segera pancinya dari api selama kurang lebih lima menit. Angkatlah pancinya dari api tetapi tutupnya tidak boleh dibuka, biarkan air rebusan ini menjadi hangat-hangat kuku, baru dipakai untuk berkumurkumur. Kalau air rebusan ini mau dihangatkan lagi pancinya harus ditutup rapat. Daun Sirih o Tanaman Sirih Cara membuat air garam hangat - Ambilah segelas air masak yang masih hangat Tambahkan garam kasar (garam dapur) 1 sendok makan. Kalau garamnya halus cukup pakai setengah sendok makan. VII CARA MEMERIKSA GIGI ANTAR TEMAN/SEBAYA a. Tujuan Setiap anggota pramuka, agar dapat melakukan pemeriksaan gigi antar anggota pramuka, dengan harapan mengetahui kondisi kesehatan gigi dan mulut. b. Posisi waktu pemeriksaan : 1. Penderita duduk di kursi atau ditempatkan dekat dinding kepalanya ditengadahkan sedikit dan disandarkan ke dinding. 2.Usahakan adanya penerangan yang cukup, karena itu penderita harus duduk menghadap arah datangnya cahaya. 3. Alat pembantu sederhana adalah kaca mulut, untuk menarik pipi atau mendorong lidah. VIII MANAJEMEN PENYULUHAN Penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut yang akan dilakukan kepada orang lain baik secara perorangan atau kelompok, maka diperlukan kesiapan dari penyuluh tersebut, untuk ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: - Tahap persiapan, pada tahap ini penyuluh harus mempersiapkan materi yang akan sebarluaskan, metode dan cara serta alat peraga yang akan digunakan, bahasa yang digunakan serta sasaran penyuluhan kepada siapa dan waktu pelaksanaan. Contoh sederhana pembuatan rencana penyuluhan: Materi - Cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut - Kelainan pada gigi dan mulut. Metode Alat Peraga - Cerita/ceramah + - Poster, model demonstrasi / life model - Cerita/ceramah + - Poster demonstrasi Sasaran - Anggota pramuka, perorangan atau masyarakat - Anggota pramuka, perorangan atau masyarakat - -dll T ahap pelaksanaan, pada tahap ini disamping penyuluh harus mengusai materi yang akan disebarluaskan juga dapat memotivasi peserta untuk turut aktif dalam materi penyuluhan yang diberikan serta penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta, sehingga penyuluhan yang dilakukan sesuai dengan harapan yang akan dicapai. - Tahap evaluasi, pada tahap ini diharapkan sasaran untuk anggota pramuka dapat mengerti penyuhan yang diberikan sehingga mampu memenuhi syarat kecakapan khusus tentang kesehatan gigi dan mulut, sedangkan bagi masyarakat diharapkan dapat menerapkannya sehingga mandiri untuk hidup sehat terkait kesehatan gigi meningkat. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI, 1983 Fluor Dan Kesehatan Gigi Mulut, Ditjen Yan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1983 Pengetahuan Umum Untuk Promotor Kesehatan Desa (Prokesa), seri Buku Penuntun Promotif–Preventif Kesehatan Gigi dan Mulut, Dit Kes Gigi Ditjen Yan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1983 Penuntun Umum Untuk Guru Sekolah Dasar, Seri Buku Penuntun Promotif– Preventif Kesehatan Gigi dan Mulut, Dit Kes Gigi Ditjen Yan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1984 Menggosok Gigi, Mengapa Dan Bagaimana, Dit Kes Gigi Ditjen Yan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1984 Alat Peraga Untuk kader Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, Dit Kes Gigi Ditjen Yan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1985 Pengetahuan Umum Petugas Puskesmas, Seri Buku Penuntun Promotif – Preventif Kesehatan Gigi dan Mulut, Dit Kes Gigi Ditjen Yan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1994 Petunjuk Penggunaan Fluor Dalam Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut, Dit Kes Gigi Ditjen Yan Medik, Jakarta. Scully C, Cawson R.A, Alih Bahasa Yuwono L, 1992 Atlas Kedokteran Gigi : Penyakit Mulut, Cetakan II, Penerbit Hipokrates, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2004 Buku Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat, Cetakan Ketiga, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2004 Buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2007 Buku Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas, Jakarta, Iqbal Sandira, 2009 Terapi Fluor Untuk Pelindungan Mulut, www. iqbalsandira.blogspot.com Martha Mozartha, 2009 Mengupas Manfaat di www.klikdokter.com/article/detail, Balik Tubuh Mungil Ikan Teri oleh SKK KESEHATAN JIWA SKK KESEHATAN JIWA TUJUAN SKK KESEHATAN JIWA PRAMUKA SIAGA (7-10 TAHUN) Tidak diadakan PRAMUKA PENGGALANG (11-15 TAHUN) A. Dapat menyebutkan perkembangan jiwa remaja. B. Dapat menyebutkan masalah kesehatan jiwa remaja. C. Dapat menyebutkan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta cara mencegahnya. D. Dapat menyebutkan perubahan-perubahan mental pada remaja yang menggangu pasca suatu bencana. E. Dapat menyebutkan cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja. F. Dapat menyebutkan definisi Kesehatan Jiwa. PRAMUKA PENEGAK (16-20 TAHUN) Seorang Pramuka Penegak harus: a. Menguasai materi perkembangan jiwa remaja. b. Menguasai materi masalah kesehatan jiwa remaja. c. Menguasai pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta pencegahannya. d. Menguasai materi cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja. e. Menguasai defenisi kesehatan jiwa remaja. f. Membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK Kesehatan Jiwa. PRAMUKA PANDEGA (21-25 TAHUN) Seorang Pramuka Pandega harus: a. Menguasai materi SKK untuk golongan Penegak.. b. Dapat memberikan penyuluhan tentang perkembangan jiwa remaja c. Dapat memberikan penyuluhan tentang maslah kesehatan jiwa remaja. d. Dapat memberikan penyuluhan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta pencegahannya. e. Dapat memberikan penyuluhan materi cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja. f. Dapat memberikan penyuluhan defenisi kesehatan jiwa remaja. g. Membimbing seorang Pramuka Penggalang dan Penegak untuk mendapatkan TKK Kesehatan Jiwa. MATERI SKK KESEHATAN JIWA : Dalam SKK ini akan diuraikan secara singkat dan sederhana mengenai kesehatan jiwa keluarga secara umum, perkembangan jiwa dan masalah kesehatan jiwa remaja, masalah penyalahgunaan Napza dan bahaya penggunaan Napza. Materi yang diberikan pada Pramuka Penggalang adalah materi kesehatan jiwa remaja dan penyalahgunaan Napza. Sedangkan untuk Pramuka Penegak dan Pandega, diberikan materi tentang kesehatan jiwa dasar, Napza dan gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat. Selain itu disisipkan pula materi kondisi kesehatan jiwa pada daerah pasca bencana. Diharapkan uraian yang sederhana ini dapat lebih menyebarluaskan pengetahuan kesehatan jiwa pada masyarakat umunya dan Pramuka pada khususnya. PRAMUKA SIAGA (7-10 TAHUN) Tidak diadakan PRAMUKA PENGGALANG (11-15 TAHUN) A. Perkembangan psikososial remaja yang terdiri dari: 1. Kelompok remaja usia 10-14 tahun Cemas terhadap penampilan badan/fisik Perilaku memberontak dan melawan Setia kepada teman sebaya Sangat menuntut keadilan tapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota keluarga 2. Kelompok remaja usia 15 -16 tahun - Lebih mampu berkompromi - Mulai tertarik pada lawan jenis - Tidak lagi terfokus pada diri sendiri - Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu tentang banyak hal - membangun nilai / norma dan mengembangkan moralitas : o Tahu membedakan antara apa yang benar/baik dengan apa yang buruk/salah. o Dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku - Minatnya mulai berkembang (misal: di bidang olah raga, musik, bela diri) - Senang berpetualang, ingin bepergian secara mandiri ( ke luar daerah, naik gunung, berlayar) 3. Kelompok remaja usia 17-19 tahun - Ideal - Terlibat dalam kehidupan,pekerjaan di luar keluarga - Mampu membuat hubungan lebih stabil dengan lawan jenis - Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota keluarga lainnya - Belajar untuk mandiri secara emosional maupun finansial B. Mengerti masalah kesehatan jiwa remaja Masalah kesehatan jiwa remaja antara lain: 1. Kesulitan belajar Yaitu suatu keadaan dimana remaja tidak menunjukkan prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ada 3 faktor saling terkait yang mempengaruhi kesulitan belajar pada remaja yaitu: a) Biologik dan bawaan Adanya penyakit, kurang gizi, kelelahan, taraf kecerdasan kurang, gangguan pemusatan perhatian (sulit berkonsentrasi), gangguan perkembangan spesifik misalnya disleksia (gangguan membaca) dan lain-lain. b) Psikologik dan pendidikan Cara guru atau orang tua mendidik/mengajar yang tidak tepat, dapat menimbulkan gangguan dalam hubungan remaja dengan guru dan teman sebayanya, serta konflik intrapsikis (konflik kejiwaan dalam diri sendiri) c) Lingkungan sosial dan budaya Situasi keluarga yang tidak kondusif, tidak ada keharmonisan, perilaku orang tua atau saudara yang sering mempermalukan anak, atau anak dibandingkan dengan remaja lain, saudara atau temannya yang lebih pandai, beban pekerjaan rumah yang berlebihan, tersisihkan dari pergaulan teman sebaya dan lain-lain. 2. Kenakalan remaja Adalah tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang lain di lingkungannya, perbuatan yang melanggar hukum atau sampai melangar hak azasi manusia. Antara lain: melawan orang tua, naik bis tanpa bayar, membolos, mengompas, mencuri, tawuran, membunuh dan memperkosa. Penyebabnya: a) Faktor genetik/biologik/konstitusional (cedera kepala), misalnya: • Gangguan tingkah laku tak berkelompok yang sudah mulai terlihat pada masa kanak-kanak, semakin parah dengan bertambahnya usia yang antara lain terlihat pada sikap kejam terhadap binatang, suka main api dan lain-lain. • Kepribadian akibat kerusakan otak berupa perilaku impulsif (bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu), mudah marah. • Gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktifitas, yaitu gangguan yang diakibatkan kerusakan minimal pada otak b) Faktor pola asuh orang tua yang tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, misalnya: orang tua yang permisif, otoriter dan masa bodoh. c) Faktor Psikososial, misalnya: • Rasa rendah diri, rasa tidak aman, rasa takut yang dikompensasi dengan berperilaku resiko tinggi • Pembentukan identitas diri yang kurang mantap dan keinginan mencoba batas kemampuannya, menyebabkan remaja berani/nekat • Proses identifikasi remaja terhadap tindak kekerasan • Penanaman nilai yang salah, yaitu orang atau kelompok yang berbeda misalnya seragam sekolah, etnik, agama dianggap “musuh”. • Pengaruh media massa (majalah, film, televisi) dapat memberi contoh yang tidak baik bagi remaja. Penatalaksanaan dengan melalui program konselling baik kepada orang tua, remaja dan keluarga. 3. Masalah perilaku seksual Meningkatnya kadar hormon pada remaja, akan mempengaruhi dorongan seksual sehingga ia dapat melakukan aktivitas seksual. Bentuk tingkahlaku seksual dapat mulai dari perasaan tertarik, berkencan, bercumbu sampai bersenggama. Masalah perilaku seksual antara lain: - Hubungan seksual pra nikah - kehamilan di luar nikah - Pengguguran kandungan (aborsi) C. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja 1. Lingkungan Keluarga a) Pola Asuh Keluarga Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga. • Sikap orang tua yang otoriter (mau menang sendiri, selalu mengatur, semua perintah harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak) akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian remaja. Ia akan berkembang menjadi penakut, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga, sehingga proses sosialisasi menjadi terganggu. • Sikap orang tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu menuruti kehendak anak, selalu memanjakan) akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di luar keluarga. • Sikap orang tua yang selalu membandingkan anak-anaknya, akan menumbuhkan persaingan tidak sehat dan saling curiga antar saudara. • Sikap orang tua yang berambisi dan terlalu menuntut anaknya,akan berakibat anak cenderung mengalami frustasi, takut gagal dan merasa tidak berharga. • Orang tua yang demokratis akan mengakui keberadaan anak sebagai individu dan makhluk sosial serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Kondisi ini akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial, sehingga anak akan memperoleh suatu kondisi mental yang sehat. b) Kondisi Keluarga Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya, orangtua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. c) Pendidikan moral dalam keluarga Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai-nilai akhlak atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti mengandung nilai-nilai: • Keagamaan, pendidikan agama diharapkan dapat menumbuhkan sikap anak yang mampu menjauhi hal-hal yang dilarang dan melaksanakan perintah • • agama. Remaja yang taat norma agama akan terhindar atau mampu bertahan terhadap pengaruh buruk lingkungannya. Kesusilaan, nlai-nilai yang berkaitan dengan sopan santun, kerjasama dan saling menghormati. Kepribadian, misalnya keberanian, kejujuran, kemandirian dsb. 2. Lingkungan Sekolah Umumnya orang-tua menaruh harapan yang besar pada pendidikan di sekolah. a) Suasana Sekolah Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, sarana pendidikan dan disiplin sekolah. Dalam upaya mengoptimalkan perkembangan jiwa remaja di sekolah, guru diharapkan: • Memperhatikan pendekatan perorangan (individual), karena setiap siswa memiliki sifat, bakat, minat dan kemampuan yang berbeda. • Bersedia mendengarkan dan memperhatikan keluhan siswa. • Memiliki kepekaan dalam membaca kondisi batin (mood) siswa. • Perilaku guru dapat menciptkan rasa aman bagi seluruh siswa di sekolah. • Menghindari sikap mengancam • Mmberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri • Bersikap sabar 3. Lingkungan Teman Sebaya Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebaya, sehingga sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Di dalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. 4. D. Lingkungan Masyarakat • Lingkungan Sosial Budaya Dalam era globalisasi, dunia menjadi sempit. Budaya lokal dan budaya nasional akan tertembus oleh buday universal. Dengan demikian akan terjadi pergeseran nilai kehidupan. • Media Massa Melalui radio, televisi, internet manusia saling berhubungan. Hubungan antara manusia yang manusiawi menjadi pudar. Remaja sibuk “berkomunikasi” dengan televisi, radio, vcd atau internet. Media elektronik yang saat ini melanda setiap rumah adalah televisi. Televisi telah merengut waktu luang yang berharga di rumah. Hubungan antara anggota keluarga menjadi sangat minim. Masalah kesehatan jiwa pada remaja di daerah pasca bencana Perubahan mental pasca bencana a) Perubahan mental pada remaja 10 – 19 tahun • Rasa takut, gelisah sering kurasakan, takut kalau-kalau bencana itu datang lagi sehingga anak terus saja merasakan kegelisahan • • • • • • Menjadi anak yang cengeng dan sering termenung membayangkan orang-orang atau teman-teman yang dicintainya yang telah meninggal dunia akibat bencana Anak mudah marah tanpa sebab kepada siapa saja, terutama kepada teman sebaya Mengalami ngompol dan ada yang menghisap jari kembali Sulit tidur dan mimpi buruk Sulit belajar (konsentrasi) dan tidak mau ke sekolah lagi Kadang-kadang timbul rasa pusing, mual dan sesak nafas secara tibatiba Beberapa cara dapat diterapkan dalam membantu anak yang mengalami perubahan mental pasca bencana : • Ketika remaja merasa takut, gelisah, sebaiknya anak dipeluk, dibelai dan dihibur, sehingga mereka merasa aman besama-sama anggota Pramuka • Mendorong mereka bermain sambil menceritakan pengalamanpengalamannya yang tidak mengenakkan • Mendorong mereka untuk kembali beraktivitas seperti ke sekolah • Tidak menyalahkan atau memarahi, jika mereka ngompol atau menghisap jari b) Perubahan mental pasca bencana pada Remaja 15-18 tahun • Merasa cemas (gugup, gagap) • Sulit konsentrasi (sulit belajar) • Sedih berkepanjangan, sehingga membuat kehilangan minat/hobi dan kadang menarik diri dari pergaulan dengan teman sebaya • Ada yang suka merusak diri sendiri seperti menggunakan narkoba, ngebut dan senang berkelahi sebagai pelarian • Mereka juga berontak pada orangtua dan guru • Sering pula melakukan tindak kekerasan seperti menjarah, mencuri. • Selain itu sering merasakan keluhan fisik tanpa sebab seperti tiba-tiba pusing, mual dan sesak nafas Beberapa cara dapat dilakukan untuk membantu remaja yang mengalami perubahan mental pasca bencana • • • • • Mendorong/mengajak untuk berdoa, beribadah dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa Saling berbagai rasa dengan teman-teman sebaya Bersama-sama terlibat dengan kegiatan di sekitarnya seperti membuat tenda, membersihkan lingkungan, membantu dapur umum atau membagikan makanan kepada orang orang sekitar Merawat diri dengan istirahat cukup, makan makanan bergizi, menolak untuk minum alkohol, merokok dan narkoba Kembali kekegiatan semula seperti bersekolah, berolahraga, berkesenian PENGERTIAN REMAJA Masa remaja merupakan suatau fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa. berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Terdiri dari masa remaja abak (10-14 tahun), masa remaja pertengahan (14-17 tahun) dan masa remaja akhir (17-19 tahun). Pada masa remaja, terjadi perubahan baik biologis, psikologis maupun social, tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat daripada proses pematangan kejiwaan (psikososial). E. Mengerti cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja. Cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja antara lain melalui upaya sebagai berikut: a) Bisa menyatakan perasaan dengan cara sopan dan baik. b) Bisa membina hubungan yang harmonis dengan orang tua, keluarga, guru dan teman sebaya. c) Bisa melakukan kegiatan yang positif, olah raga kesenian. d) Bisa menghadapi masalah dan menyelesaikannya. e) Mengerti saat minta tolong pada orang lain bila menghadapi suatu masalah yang tidak dapat disesuaikan sendiri. F. Pengertian Kesehatan Jiwa Kesehatan Jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain Kesehatan jiwa bukan sekedar terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang Jadi kesehatan jiwa meliputi : - Bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya - Bagaimana perasaan seseorang terhadap orang lain - Bagaimana caranya ia mengatasi stress yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Ciri orang yang sehat jiwa : 1. Merasa nyaman terhadap dirinya : - Mampu menghadapi berbagai perasaan seperti : rasa marah, takut, cemas, cinta, iri, rasa bersalah, rasa senang dll. - Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup - Mempunyai harga diri yang wajar - Menilai dirinya secara nyata, tidak merendahkan dan tidak pula berlebihan - Merasa puas dengan kehidupan sehari-hari 2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain - Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain - Mempunyai hubungan pribadi yang tetap - Mampu mempercayai orang lain - Dapat menghargai pendapat orang lain - Merasa menjadi bagian dari kelompok - Tidak mengakali orang lain dan tidak membiarkan dirinya diakali orang lain 3. Mampu memenuhi kebutuhan hidup - Menetapkan tujuan hidup - Mampu mengambil keputusan - Menerima tanggung jawab - Merancang masa depan - Menerima ide dan pengalaman hidup - Merasa puas dengan pekerjaannya Ciri-ciri orang yang Sehat Jiwa : • • Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya • Mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar Mampu bekerja secara produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya • Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup • Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya • Merasa nyaman bersama orang lain PRAMUKA PENEGAK (16-20 TAHUN) Pramuka ini telah memenuhi SKK Kesehatan Jiwa Pramuka Penggalang, sehingga ia diharapkan dapat: A. Menjelaskan Ciri Perkembangan Jiwa remaja B. Menjelaskan Masalah Kesehatan Jiwa Remaja C. Menjelaskan Ciri remaja yang menyalahgunakan Napza D. Menjelaskan Bahaya Penggunaan Napza E. Menjelaskan Cara Meningkatkan Taraf Kesehatan Jiwa remaja F. Menjelaskan pengertian ketergantungan zat, intoksikasi dan gejala putus zat H.Dapat menjelaskan dan beberapa solusi terhadap perubahan mental pada remaja yang menganggu pasca bencana I. Menjelaskan beberapa gangguan jiwa yang banyak ditemukan di masyarakat J. Menjelaskan tentang pengertian kesehatan jiwa K. Menjelaskan cara melapor/merujuk jika menemukan penderita gangguan jiwa berat yang dipasung, dikurung atau diterlantarkan. ( Jalur rujukan adalah kader kesehatan jiwa, puskesmas, bila tidak dapat ditangani dapat dirujuk ke RS Jiwa Pemerintah/Swasta ) PRAMUKA PANDEGA (21-25 TAHUN) Pramuka ini telah memenuhi SKK Kesehatan Jiwa Pramuka Penegak sehingga memenuhi SKK Kesehatan Jiwa (memperoleh TKK Kesehatan Jiwa), sehingga ia diharapkan dapat: A. Memberikan penyuluhan tentang ciri perkembangan jiwa remaja B. Memberikan penyuluhan tentang masalah kesehatan jiwa remaja C. Memberikan penyuluhan tentang Gangguan Jiwa yang sering ditemukan di masyarakat D. Memberikan penyuluhan tentang Bina Keluarga Sehat Jiwa. E. Memberi penyuluhan tentang beberapa gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat. F. Memberikan pelatihan kepada Penggalang dan Penegak untuk mendapatkan SKK Kesehatan Jiwa Keluarga Materi Bagi Pramuka Penegak dan Pandega A) Membina keluarga Sehat jiwa Keluarga merupakan kelompok terkecil di masyarakat. Keluarga inti terdiri ayah, ibu, dan anak. Keluarga besar terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, paman, bibi, keponakan. Ada keluarga dengan ayah/ibu/anak tiri, anak angkat atau tanpa anak Ada keluraga dengan orangtua tunggal (single parent) karena pasangan ayah dan ibu sudah berpisah, mungkin karena perceraian atau kematian. Keluarga yang tinggal dalam satu rumah saling mempengaruhi. Kalau semua anggota keluarga memiliki jiwa sehat maka pengaruhnya terhadap perkembangan kesehatan jiwanya akan baik. Kalau ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan jiwa tentu saja akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya. Saling menjaga dan membantu agar semua anggota keluarga sehat jiwanya. a) Agar keluarga sehat jiwa : - - Anggota keluarga saling memperhatikan, menghargai dan saling peduli. Ada waktu bersama, baik untuk makan atau duduk-duduk sambil bercakapcakap, menonton televisi, mendengarkan radio dan musik Ayah, ibu, anak dapat saling mengemukakan pendapat, menunjukkan perasaannya, menyatakan kegembiraan atau kesedihan hatinya. Mereka mau menyediakan waktu untuk mendengarkan dan membantu memikirkan jalan keluarnya Setiap orang punya kepentingan pribadi. Keluarga dapat memberi kesempatan kepada setiap keluarganya untuk memiliki kehidupan pribadi Keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya. Mereka saling menjaga satu sama lain. Ciptakan suasana kehidupan beragama dalam keluarga b) Menjaga Kesehatan Jiwa dalam keluarga - Menerima keadaan seperti adanya. Tidak membandingkan dengan orang atau keluarga lain, karena memang berbeda. Setiap orang atau keluarga mempunyai kehidupan sendiri-sendiri. - Saling mengemukakan pendapat dan menyampaikan perasaan secara jujur dengan cara yang baik, agar tidak menyinggung perasaan atau menyakiti hati. - Saling memuji dengan tulus dan mengingatkan sesuai keadaan dan keperluannya. Jangan hanya bisa mencela dan mencemooh. Berikan pujian kalau memang layak dipuji. Dorong semangat agar selalu bangkit kembali dari kegagalan atau kekecewaan - Bersikap tanggap, bisa memahami, dan mau membantu kalau ada anggota keluarga yang memerlukannya. Jangan bersikap tidak peduli - Janganlah mencaci maki, apalagi memukul, kalau ada perbuatan yang kurang berkenan atau sukar diterima. Bicarakan baik-baik dan pusatkan perhatian agar dapat menyelesaikan masalahnya atau mencari jalan keluar - Miliki harapan yang sesuai dengan kenyataan. Jangan berangan-angan terlalu muluk. Harapan yang sukar dicapai, apalagi tak mungkin terwujud dalam kenyataan, akan sangat mengecewakan. - Bersikap saling setia dan saling percaya. Jangan mudah percaya dengan hal yang belum jelas. Bersikaplah adil dalam menilai. Jangan cepat-cepat berpihak. Beri kesempatan dan dengarkan semua pihak supaya bisa menimbang dengan adil, baru memutuskan. - Saling membantu adalah sikap yang sangat dianjurkan bagi para anggota keluarga. - Menangis, tertawa, sedih, kecewa, gembira adalah perasaan normal. Berikan kesempatan bagi anggota keluarga untuk mengemukakannya. Jangan dimarahi kalau menangis. Jangan ditahan kalau ada yang ingin ditertawakan. Perasaan yang sering tertahan bisa menyebabkan gangguan. Latih anak agar bisa mengungkapkan perasaannya dengan bebas tapi tetap memperhatikan aturan dan tidak berlebihan. Beberapa cara untuk menjaga kesehatan Jiwa : 1. Berbagi cerita 2. Beraktivitas 3. Makan gizi seimbang 4. Tidak minum alkohol 5. Menjalin persahabatan 6. Peduli dengan teman 7. Berani minta tolong 8. Istirahat cukup 9. Menerima diri sendiri 10. Melakukan yang terbaik B) Kondisi kesehatan jiwa Keluarga yang mengalami bencana Pada saat terjadi bencana yang selalu menimbulkan kerugian dan kehilangan harta benda dan orang yang dicintai di dalam keluarga Pada saat itu beberapa anggota keluarga mengalami masalah kejiwaan karena kehilangan orang dicintainya seperti: meninggalnya suami/istri, ayah/ibu, anak dan kakek/nenek dan anak saudara lainnya yang pernah tinggal dalam satu rumah sebelum terjadinya bencana Hal ini dapat menimbulkan perubahan pada diri seseorang, seperti: • • • • Rasa takut, tegang, cemas dan panik sering menghantui, takut kalau bencana itu terulang kembali Mudah tersinggung dan mudah marah Sering merasa bersalah, putus asa, sedih dan terkadang ingin mati saja Perasaan terasing dan menyendiri kadang –kadang muncul • • • Bahakan kadang-kadng merasa solah-olah kembali mengalami bencana Tak jarang mengalami sakit kepala, pusing, mual, sesak nafas yang muncul tibatiba tanpa sebab Keadaan seperti diatas dialami juga oleh anggota keluarga lain di tempat pengungsian, bahkan ada yang anggota keluarganya menjadi linglung dan sering bicara dan tertawa sendiri serta banyak merokok Beberapa hal yang perlu diinformasikan kepada anggota keluarga di tempat pengungsian agar menyadari kondisinya dengan melakukan : • Beribadah, berdoa dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa • Berbagai rasa dengan orang lain yang dapat dipercaya • Merawat diri, seperti istirahat cukup, makanan yang bergizi • Berbagai informasi tentang pertolongan yang bisa dilakukan • Terlibat dalam kegiatan di sekitarnya, seperti membantu dapur umum, mendata orang-orang, membantu membagikan sembako dll • Kembali melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mengurus anak-anak dan memperhatikan makanan dan pendidikannya untuk masa depan. C) Mengenali Gangguan Jiwa yang banyak ditemukan di Masyarakat 1. Apa yang disebut dengan Gangguan Jiwa. Seperti halnya gangguan fisik, maka gangguan jiwa juga terdiri dari berbagai macam penyebab, gejala dan cara pengobatan yang berbeda pula. Gangguan Jiwa adalah gangguan pikiran, gangguan perasaan dan gangguan tingkah laku, sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi seharihari (fungsi pekerjaan dan fungsi sosial) dari orang tersebut. Gangguan Pikiran dapat berupa : Pikiran yang berulang-ulang Pikiran tentang sakit dan penyakit yang berlebihan Pikiran tentang ketakutan yang tidak masuk akal (irasional) Keyakina yang tidak sesuai dengan kenyataan/realitas (curiga, merasa dikejar-kejar, mersa mau dibunhuh dsb.) Mengalami halusinasi seperti : mendengar suara bisikan atau melihat bayang-bayang yang tidak ada obyeknya Gangguan Perasaan dapat berupa : Cemas yang berlebihan dan tidak masuk akal Sedih yang berlarut-larut Gembira yang berlebihan Marah atau kesal yang tidak beralasan Gangguan Tingkah Laku : Gaduh gelisah, mengamuk Perilaku yang terus diulang Perilaku yang kacau Pada anak-anak dapat berupa (kesulitan belajar, gangguan berbahasa, hiperaktif dan tidak dpat konsentrasi, tidak dapat bergaul dll) Menimbulkan penderitaan: Sulit tidur atau terlalu banyak tidur Tidak nafsu makan atau makan berlebihan Sulit berkonsentrasi Pusing, tegang, sakit kepala, berdebar-debar, kerinngat dingin, sakit perut, diare, mual, muntah dll Menurunnya semangat dan kemampuan kerja Berkurangnya gairah seksual Menimbulkan gangguan fungsi sehari-hari Sering melakukan kesalahan pada pekerjaan Sering bolos sekolah, prestasi sangat turun Pekerjaan tidak bisa diselesaikan, perasaan ingin sempurna Sering ditegur atasan dan bentrok dengan teman kerja Tidak ingin bertemu orang lain, menarik diri dari pergaulan 8. Penyebab gangguan Jiwa A. Faktor keturunan B. Faktor lingkungan dan situasi kehidupan sosial C. Penyakit Fisik Penyebab gangguan jiwa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor tersebut. Misalnya orang yang dilahirkan dengan kecenderungan gangguan jiwa (orangtua/saudara), tidak selalu mengalami gangguan jiwa apabila dia hidup dalam kondisi sosial, keadaan atau lingkungan psikologis yang baik a) Faktor Keturunan (genetik) : beberapa jenis gangguan jiwa cenderung berhubungan dengan keturunan b) Lingkungan dan situasi kehidupan sosial : Pengalaman dengan anggota keluarga, tetangga, sekolah, tempat kerja dll, menciptakan situasi yang menegangkan atau menyenangkan. Melalui pergaulan seseorang akan belajar bagaimana cara berbagi dan mengerti perasaan serta sikap orang lain. c) Penyakit Fisik : umumnya penyakit fisik yang secara langsung maupun tidak langsung mengenai otak, seperti : Trauma kepala/otak Penyakit infeksi pada otak Stroke Tumor otak Gizi buruk Pengaruh zat psikoaktif seperti narkotika, ganja, ekstasi, shabu, kokain, obat penenang/obat tidur, alkohol dll Gangguan fisik yang tidak langsung berupa penyakit yang membuat gangguan metabolisme di otak misalnya sakit tifus, HIV AIDS, malaria, penyakit hati dan penyakit kronis lain yang dapat menimbulkan masalah psikologis atau penyesuaian diri seperti Kanker, Penyakit jantung dan Hipertensi, TBC, Asma bronkhialis, radang sendi, sakit gula (Diabetes Melitus) dan beberapa penyakit kulit. 3. Gangguan Jiwa yang sering ditemukan di masyarakat a) Gangguan Cemas Ketegangan mental : cemas, bingung, rasa tegang atau gugup, sulit memusatkan perhatian. Ketegangan fisik : gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai Gejala fisik : pusing, berkeringat, denyut jantung cepat, mulut kering dan nyeri perut Gejala dapat berlangsung berbulan-bulan, sering muncul kembali dan sering dicetuskan oleh peristiwa yang mengangkan b) Depresi Gangguan depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap, sehingga membuat yang bersangkutan tak dapat melaksanakan fungsi pekerjaan dan sosialnya. Ia merasa putus asa dan tak ada lagi kenikmatan untuk melakukan apa yang sebelumnya sangat senang dilakukannya Harus dibedakan dengan perasaan sedih karena kehilangan orang dicintainya atau berkabung yang mendalam dalam waktu tertentu dan orang tersebut masih mampu melakukan fungsi sehari-harinya. Gejala dan tanda depresi : Suasana perasaan : sedih, murung, kehilangan minat dan rasa senang terhadap pekerjaan yang biasa dia lakukan. KADANG TIMBUL RASA CEMAS DAN PANIK BAHWA SESUATU YANG BURUK AKAN TERJADI. Pikiran : Isi pikiran biasanya bertema kegagalan dan rasa bersalah atas keadaan yang terjadi. Sulit berkonsentrasi dan daya ingat terganggu. Kadang timbul pikiran putus asa dan ingin mati. Keluhan fisik : rasa lelah berkepanjangan, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, tidak mau makan atau banyak makan, kehilangan minat seksual, rasa sakit di leher, punggung, sakit kepala, nyeri di dada dan keluhan di perut. Beberapa orang yang mengalami depresi , hanya mengeluh gangguan fisik dan menolak adanya masalah emosional. Orang ini disebut sebagai depresi terselubung. Aktivitas : Biasanya kegiatannya menurun, banyak berbaring di tempat tidur sepanjang hari, menarik diri dari pergaulan. Kadang-kadang ada usaha untuk bunuh diri. Depresi dan gangguan cemas adalah penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Depresi bukan merupakan kelemahan atau kemalasan. Sebenarnya mereka telah berusaha untuk mengatasi, tapi tak berdaya c) Gangguan Psikotik Orang yang mengalaminya menunjukkan suatu perubahan yang nyata dan berlangsung lama. Orang tersebut mungkin menunjukkan gejala sebagai berikut : Menarik diri dari lingkungan dan hidup dalam dunianya sendiri Merasa tidak mempunyai masalah dengan dirinya Kesulitan untuk berpikir dan memusatkan perhatian Gelisah dan bertingkah laku atau bicara yang kacau Sulit tidur Mudah tersinggung dan mudah marah, sering mengamuk dan merusak barang bahkan mengganggu lingkungan sekitar Mendengar atau melihat sesuatu yang tifdak nyata (berhalusinasi) Berkeyakinan yang keliru seakan–akan ada yang mengawasinya, atau ingin membunuhnya. Bermasalah dalam melakukan tugas sehari-hari Keluhan fisik yang aneh, misalnya ada hewan atau benda yang tak lazim dalam tubuhnya Tidak merawat diri, kadang penampilan yang kotor Jika ada seseorang yang memperlihatkan dua atau lebih dari gejala diatas, jangan ragu-ragu membawanya ke dokter atau puskesmas, atau RSU atau RSJ Jika seseorang mengalami beberapa gejala gangguan psikotik yang berlangsung selama sebulan lebih tanpa adanya perbaikan, bahkan semakin parah, maka orang tersebut dapat dikatakan menderita skizofrenia Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat, bukan karena disebabkan oleh hal-hal yang bersifat klenik atau berhubungan dengan tahayul dan hal-hal gaib Gangguan ini dapat disembuhkan dengan berobat yang teratur walaupun dalam jangka waktu yang lama Penderita skizofrenia kadang mengalami gaduh gelisah, dengan merusak barang dan mengganggu orang lain, hal ini merupakan bagian dari gejalanya, sehingga orang tersebut tidak perlu dipasung, dirantai atau dikurung dalam kamar, tapi segera dibawah ke sarana kesehatan terdekat kemudian di rujuk ke RSJ B) Kesehatan Jiwa bagi Usia Lanjut Usia lanjut sehat jiwa mempunyai ciri antara lain: 1. Mampu mengambil keputusan dan mengatur kehidupannya sendiri 2. Memiliki tingkat kepuasaan hidup yang relatif tinggi karena merasa hidupnya bermakna 3. Mampu menerima kegagalan yang dialami sebagai bagian dari hidupnya 4. Memiliki kepribadian yang baik, berupa konsep diri yang mantap 5. Mampu mempertahankan dukungan sosial yang bermakna 6. Merasa dirinya masih diperlukan dan dicintai 7. Dapat memperjuangkan dirinya sendiri, tidak bergantung pada orang lain 8. Dapat menyesuakan diri terhadap perubahan peran, mungkin tidak lagi menjadi kepala keluarga Penyakit Kepikunan (Demensia) Sering terjadi pada usia lanjut. Gambaran utama penyakitnya : • • • • • • • • Penurunan daya ingat mengenai hal baru, misalnya lupa apakah sudah makan atau mandi, tapi ingat peristiwa masa lalu Sering berjalan sendiri tanpa tujuan dan tidak dapat menemukan jalan pulang Penurunan daya pikir, misalnya tidak mampu lagi berhitung Penurunan daya nilai, sulit membedakan yang baik dan buruk Penurunan kemampuan berbahasa, sulit mencari kata-kata untuk menyatakan pendapat Penurunan fungsi sehari-hari, misalnya tidak mampu berpakaian, mandi, memasak,menggunakan remot TV Kehilangan kendali emosi seperti mudah bingung, menangis atau mudah tersinggung Kehilangan daya ingat dapat menyebabkan masalah tingkah laku, misalnya menjadi gaduh gelisah, pencuriga dan emosi yang meledak-ledak Rujukan 1. 2. 3. Pedoman Kesehatan jiwa bagi kader kesehatan, Ditkeswa, Ditjen Yanmed 2004 Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja Ditkeswa 2002 Pedoman Kesehatan Jiwa Usila, Ditkeswa 2002