Hakikat revitalisasi aset gerakan Pramuka untuk pemerintahan baru

advertisement
OPINI: Revitalisasi Aset Gerakan Pramuka Dalam
Mengantisipasi Program Pemerintahan Baru
H Muhammad Syafrudin, ST, MM/Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB – Andalan
Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi & Informatika
DALAM Anggaran Dasar Gerakan Pramuka hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa Kwartir
Nasional Tahun 2012 disebutkan bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk
setiap pramuka agar: a). memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,
berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani; b) menjadi warga negara yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna yang dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara,
memiliki kepedulian terhadap sesama dan alam lingkungan.
Sedangkan prinsip dasar Gerakan Pramuka adalah Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa; Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; Peduli
terhadap dirinya pribadi; dan Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka (Tri Satya dan
Dasadarma Pramuka).
Berdasar pada tujuan dan prinsip dasar Gerakan Pramuka di atas, terpampang jelas
bagaimana organisasi kepanduan terbesar di dunia karena anggotanya paling banyak
seluruh dunia yang didirikan pada tanggal 14 Agustus 1961 ini merupakan salah satu aset
bangsa yang diharapkan mampu mengakomodir dan menjadi wadah dalam pembentukan
generasi bangsa ini kedepan.
Jika kita mengkaji berbagai kejadian yang menimpa generasi bangsa kita saat ini, paling
tidak kita semua akan tersadar bagaimana kontrol pramuka menjadi bagian penting dalam
menghadapi semuanya. Lihatlah bagaimana bangganya generasi kita saat ini melakukan
kerusakan; bagaimana gembiranya ketika mereka menggunakan napza dan obat-obat
terlarang, seks bebas dan aborsi, tawuran dan kekerasan serta kriminalitas remaja. Dan,
yang lebih memprihatinkan lagi adalah dalam masalah kebangsaan,yaitu rendahnya
solidaritas sosial, semangat kebangsaan, semangat bela negara, dan semangat persatuan
dan kesatuan.
Semua kejadian buruk yang menimpa generasi bangsa kita tersebut kemungkinan
disebabkan karena kurang perhatian pemerintah dalam mengedepankan nilai-nilai
kepramukaan dalam setiap lini kehidupan mereka. Oleh karenanya, Pada tanggal 26
Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat telahmengabsahkan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, Pramuka bukan lagi satu-
satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di sekolahsekolah ataupun lembaga formal lainnya, melainkan Organisasi profesi juga diperbolehkan
untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. Hal ini salah satunya bertujuan untuk
memantapkan generasi masa depan bangsa dalam memperkuat karakter bernegara
melalui empat konsensus bangsa kita, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Disamping Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka di atas, juga
telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Menengah. Hal tersebut dipertimbangkan karena pendidikan Kepramukaan
dinilai mampu bersinergi secara koheren dalam mengejewantahkan sikap dan keterampilan
yang menjadi muatan kurikulum 2013, serta pendidikan kepramukaan juga dilaksanakan
untuk menginternalisasikan nilai-nilai ketuhanan,
kebudayaan,
kepemimpinan,
kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian para generasi bangsa.
Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah pemberdayaan Gerakan Pramuka yang dilakukan
secara sistematis, berkelanjutan dan terencana untuk lebih meningkatkan peran, fungsi dan
tugas pokok Gerakan Pramuka serta memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan
Pramuka.
“Revitalisasi Aset Gerakan Pramuka dalam Mengantisipasi Program Pemerintahan Baru”
yang menjadi tema Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerakan Pramuka tanggal 7
sampai dengan 9 November 2014 beberapa hari kemarin yang diikuti seluruh ketua dan
sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka se-Indonesia diharapkan dan semoga menjadi
agenda penting sebagai langkah strategis dalam mengontrol pemerintahan baru bangsa
kita.
Hakikat revitalisasi aset gerakan Pramuka untuk pemerintahan baru tersebut adalah
bagaimana dan sejauh mana keaktifan pramuka agar dapat bersinergi bersama pemerintah
dalam membangun bangsa dan mengagendakan pramuka agar mampu berpacu bersama
pemerintah dalam membangun dan menciptakan kehidupan masyarakat yang dinamis;
mampu melakukan inovasi dengan mempertahankan tradisi yang baik (back to basic) dari
pendiri bangsa; serta berdaya guna bagi masyarakat dan dicintai kaum muda.
Oleh karenanya, kepemimpinan baru dalam tatanan pemerintahan kita diharapkan mampu
mengakomodir Gerakan Pramukaagar dapat diterima dan diminati oleh kaum muda
sebagai pilihan dalam proses belajar berorganisasi; Gerakan Pramuka dipercaya sebagai
wahana membentuk watak dan mengembangkan kepribadian kaum muda; Gerakan
Pramuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan secara cerdas
dan gemilang dapat membantu menangkal serta membantu menyelesaikan berbagai
masalah kaum muda; dan Gerakan Pramuka dapat diterima sebagai institusi yang
menyelenggarakan pendidikan bela Negara.
Karena bagaimanapun hebatnya terobosan dan inovasi yang dilakukan pemerintah, jika
tidak memerhatikan aspek-aspek di atas, maka dapat dipastikan jalannya pemerintahan
tidak akan mampu bersinergi dengan keadaan generasi bangsa. Untuk sama-sama kita
ketahui bahwa kondisi gerakan pramuka saat ini adalah beranggotakan kurang lebih
22.000.000 orang yang mayoritas anggota belum menghayati sistem nilai gerakan
pramuka; Pengurus dan organisasi Gerakan Pramuka tidak aktif dan jarang berkarya —
serta gugus depan Gerakan Pramuka tidak menyelenggarakan kegiatan kepramukaan
sebagaimana mestinya; Sistem Gerakan Pramuka belum dapat diterapkan dengan
seksama karena berbagai kendala yang dihadapi, diantaranya infrastruktur dan
manajemen; Gerakan Pramuka belum terbarukan sesuai dengan perubahan lingkungan
strategis, penerapan prinsip dasar kepramukaan belum dilakukan secara konsisten dan
terus menerus, pembinaan anggota dewasa belum dilakukan dengan baik, kerjasama
kemitraan belum dilakukan secara maksimal dan dasar hukum Gerakan Pramuka belum
cukup kuat.
Adapun pemikiran dari revitalisasi aset gerakan Pramuka ini adalah mendorong
pemerintahan agar memikirkan bagaimana langkah strategis menjadikan Gerakan Pramuka
sebagai wadah pembentukan kader bangsa. Mungkin dengan membentuk sebuah badan
khusus kepramukaan dalam sistem pemerintahan yang akan berperan penting dalam
mengaktualisasikan tujuan dan prinsip dasar Gerakan Pramuka. Dengan kehadiran badan
atau institusi tersebut juga diharapkan mampu melaksanakan kegiatan kepramukaan
sebagai dukungan terhadap realisasi revitalisasi gerakan Pramuka, diantaranya, Pelatihan
kepemimpinan dan manajemen organisasi Pramuka dapat terlaksana; Seleksi calon
pemimpin, latihan dan regenerasi kepemimpinan; Penyertaan kaum muda dalam
pengambilan keputusan; Penyelenggaraan temu giat secara berkala; Pertukaran peserta
didik di dalam dan luar negeri; Penyertaan peserta didik dalam acara kenegaraan;
Penumbuh-kembangan Gugus Depan Wilayah; Pengembangan permainan edukatif, kreatif,
menantang, menarik dan bermanfaat; Penyelenggaraaan pendidikan bela Negara;
Realisasi karya nyata; Penyelenggaraan program Pramuka Peduli; Pembentukan Tim
Penanggulangan Bencana; Penyelenggaraan kegiatan usaha; dan Pembangunan
kerjasama kemitraan.
Dengan demikian, indikator keberhasilan dari revitalisasi gerakan pramuka ini antara lain,
pembina semakin professional membimbing peserta didik dan kuantitasnya memadai;
Pelatih dan pembina kuantitas dan kualitasnya cukup; Peserta Didik semakin antusias dan
aktif mengikuti pendidikan kepramukaan; Pamong dan Instruktur Saka semakin aktif
membina dan melatih; Dana operasional kegiatan kepramukaan kwartir semakin memadai;
Sarana dan prasarana semakin lengkap; Kejasama kemitraan semakin banyak dilakukan;
Masyarakat antusias membentuk Gugus Depan Wilayah; Kwartir dan gugus depan semakin
efisien dan efektif dalam melaksanakan kegiatan; dan yang paling penting adalah bakti
kepada masyarakat semakin banyak dilakukan.
Akhirnya, semoga tulisan ini menjadi inspirasi bagi kita semua terutama kepada pemerintah
baik pusat maupun daerah, serta memberi manfaat terutama bagi seluruh anggota
Pramuka dalam membentuk generasi bangsa menjadi generasi yang mampu bersinergi
dengan Tuhan Sang Pencipta, sesama, dan alam sekitarnya. Amin! Salam Pramuka!. (*)
* Oleh : H Muhammad Syafrudin, ST, MM/Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB –
Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi & Informatika
Download