Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 HUBUNGAN ANTARA COPING STRES DENGAN KECEMASAN PADA ORANG-ORANG PENGIDAP HIV/AIDS YANG MENJALANI TES DARAH DAN VCT (VOLUNTARY COUNSELING TESTING) Erna Agustina Yudiati dan Esthi Rahayu Abstract Permasalahan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Virus) berkembang dengan cepat dan menjadi sebuah ancaman kesehatan dunia yang utama. Salah satu layanan terhadap pemberian informasi seputar HIV/AIDS adalah melalui VCT (Voluntary Counseling Testing). Adanya diskriminasi terhadap HIV/AIDS ini membuat keikutsertaan seseorang mengikuti VCT (Voluntary Counseling Testing) atau tes konseling sukarela bagi seseorang yang ingin mengetahui status HIV nya mungkin rendah akibat takut mendapat diskriminasi. Bagi seseorang yang akan menjalankan tes, muncul berbagai reaksi emosi seperti cemas dan takut, terutama ketika mengetahui hasil yang diperoleh positif.. Kemampuan seorang individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan stressor yang dialaminya itulah yang disebut dengan coping stress. Hipotesis penelitian adalah ada hubungan yang negatif antara coping stres dengan kecemasan. Artinya semakin baik coping stres maka semakin rendah kecemasan dan sebaliknya. Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif non parametrik: Spearman’s rho. Hasilnya adalah ada hubungan yang negatif antara coping stres dengan kecemasan. ___________________ 1 ) Staf pengajar Fakultas Psikologi UNIKA Seogijapranata, Semarang LATAR BELAKANG informasi MASALAH VCT VCT (Voluntary seputar HIV/AIDS. (Voluntary Counseling Testing) yaitu proses yang Counseling Testing) adalah salah melibatkan satu layanan terhadap pemberian menjalani konseling rahasia untuk 337 individu dalam Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 mengetahui status HIV seseorang melakukan dengan ketidaksiapan prinsip dilakukan bahwa secara VCT tes darah, dan adanya penolakan sukarela. terhadap hasil tes darah yang akan Konseling VCT ini terdiri dari diperoleh, terutama jika hasilnya pre-test dan pos test counseling. positif. Selama pre test counseling, para individu/pasangan informasi Adanya mendapat yang akurat lengkap tentang Setelah konseling, tersebut dapat terhadap dan diskriminasi HIV/AIDS membuat keikutsertaan seseorang mengikuti HIV/AIDS. VCT individu (Voluntary atau Testing) Counseling tes konseling memutuskan sukarela bagi seseorang yang apakah memilih untuk melakukan ingin mengetahui status HIV nya tes HIV atau tidak (National AIDS mungkin Control Organization, 2004). mendapat diskriminasi. Ketakutan Menurut yang Finger melakukan terhadap para sebelum tes penting bagi (2002) akan penelitian kaum HIV rendah akibat diskriminasi juga muda, yang akan kembali mengambil hasil tesnya. Finger konselor (2002) mengatakan beberapa studi para para kaum muda tersebut terhadap ketakutan melakukan tes. kemampuan mengatasi hasil tes Konseling untuk menyalahkan, hubungan untuk dilakukan, para Penting dapat menurunkan jumlah orang-orang menyiapkan tingkat kematangan HIV. takut tidak merupakan menciptakan baik kaum Beberapa dan melakukan muda mengalami HIV sebuah orang ini tantangan. yang tes akan mengalami membangkitkan para kaum muda kecemasan apabila hasil yang terutama didapat positif. seseorang pada Tidak untuk saat hasilnya mudah bagi Lainnya berpendapat bahwa hasil tes tidak memutuskan akan 338 positif. dirahasiakan, sehingga Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 merasa akan kehilangan pasangan suatu keseimbangan dan pelayanan yang akan dikenai psikobiososial untuk memenuhi biaya atau disediakan tempat yang kebutuhan-kebutuhan dasarnya. tidak nyaman (menyenangkan). Oleh karena itu, peneliti Banyak orang mengatakan takut ingin mengetahui apakah ada untuk mencari pelayanan HIV hubungan antara coping stres karena rasa takut terhadap stigma dengan kecemasan pada orang- dan diskriminasi dari sanak famili orang dan masyarakat (Finger, 2002). HIV/AIDS yang menjalani tes Kemampuan individu seorang untuk beresiko darah dapat dan VCT VOLUNTARY yang TESTING itulah (Voluntary Counseling Testing)” menyesuaikan diri dengan stressor dialaminya mengidap yang disebut dengan coping stress. Menurut COUNSELING NationaL AIDS Reaksi manusia terhadap stres Control bersifat menyerang, menarik diri konseling HIV adalah percakapan atau rahasia antara seseorang dengan kesepakatan berdamai. Masing-masing reaksi itu dapat konselor terjadi memungkinkan secara terbuka tersamar. Individu menurunkan taraf (hasrat atau menghadapi meningkatkan atau dapat (2004), Organization yang bertujuan seseorang mengatasi stres dan membuat aspirasinya keputusan pribadi yang cita-cita) saat berhubungan dengan HIV/AIDS kegagalan, atau termasuk informasi, pendidikan, upayanya untuk dukungan psikologis yang mencapai tujuan. Segala reaksi memudahkan tersebut mengatasi dan mencegah perilaku adalah mengimbangi upaya untuk problem Konseling seseorang VCT terdiri sedemikian rupa sehingga dapat dari mencapai atau mempertahankan counseling. Pre-test counseling 339 pre-test dan post-tes Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 menghadirkan konselor dengan bahaya atau untuk memperkecil ketepatan dampak informasi, resiko dan menilai menanggapi bahaya Kecemasan sampai pada taraf kebutuhan-kebutuhan klien. tertentu Banyak takut meningkatnya orang merasa tersebut. dapat mendorong performa. mencari tes HIV karena takut Kecemasan semacam ini disebut akan stigma dan diskriminasi dari facilitating sanak keluarga dan masyarakat. apabila kecemasan sangat besar, Pelayanan VCT seharusnya selalu justru akan sangat mengganggu melindungi yang disebut debilitating anxiety. kebutuhan AIDS kerahasiaan individu Control (National namun anxiety, Takeichi, dkk (2001), ketika seseorang mengalami stress Organization, 2004). psikologis KECEMASAN dan COPING akan STRES subyektif terhadap stress yang Menurut Kaplan, Saddock eksternal, individu memberikan makna dialami dan kecemasanpun dan Grebb (Fausiah dan Widuri, terjadi. Kecemasan terjadi ketika 2005) kecemasan adalah respons adanya terhadap situasi tertentu yang ketidakstabilan elemen kehidupan mengancam dan merupakan hal dalam masyarakat dewasa ini. yang normal terjadi menyertai perkembangan, ketidakpastian Carson perubahan, mengungkapkan dan (2000) bahwa istilah pengalaman baru atau yang belum stress biasanya mengacu pada dua pernah dilakukan serta dalam hal, yaitu tuntutan penyesuaian menemukan identitas diri dan arti yang hidup. Pada kadar yang rendah, organisme dan respon internal kecemasan membantu individu organisme secara biologis dan untuk psikologis bersiaga langkah-langkah mengambil mencegah terhadap pada diri berbagai tuntutan. Tingkah laku seseorang 340 ditempatkan Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia dalam menghadapi masalah, p ISSN : 1411 - 6073 kemampuan atau sumber-sumber tekanan dan tantangan disebut daya coping dikutip memenuhi tuntutan tersebut. stres (Salomo Setyowati, 2006).mengelola jarak antara tuntutan-tuntutan yang dimiliki untuk Dalam merepon terhadap dalam masalah, seseorang dapat hidup, baik tuntutan yang berasal melakukan dari dalam atau pun dari luar diri focused coping maupun emotion individu dengan kemampuan atau focused coping (Folkman, dkk, sumber-sumber 1986). daya yang dengan Cara problem seseorang dalam dimiliki untuk memenuhi tuntutan mengatasi tersebut. mempengaruhi kecemasan yang masalah, dapat HUBUNGAN ANTARA dialami olehnya. Meichati (1983) COPING DENGAN menyatakan bahwa ada empat STRES sifat KECEMASAN Coping stres dasar yang dapat adalah menyebabkan kecemasan, yaitu tingkah laku seseorang dalam kebingungan terhadap apa yang menghadapi masalah, tekanan dan dihadapi, tantangan mengenai (Salomo dikutip ketidaktentuan suatu hal, Setyowati, 2006). Oleh karena itu, ketidaktegasan, coping stres merupakan respon mampu, tidak berdaya dan rasa dan dendam atau sentimen. strategi yang dilakukan keadaan tidak individu terhadap stres untuk HIPOTESIS mentolerir dan mengurangi efek Ada hubungan yang negatif antara negative yang coping stres dengan kecemasan. dihadapi, dengan cara mengelola Artinya semakin baik coping stres jarak maka semakin rendah kecemasan dari antara situasi tuntutan-tuntutan dalam hidup, baik tuntutan yang dan sebaliknya. berasal dari dalam atau pun dari IDENTIFIKASI VARIABEL luar diri individu dengan 341 Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia Dalam penelitian p ISSN : 1411 - 6073 ini Skala kecemasan disusun oleh menggunakan dua variabel utama, peneliti dengan berdasar pada yaitu gejala-gejala kecemasan, yaitu: Variabel tergantung : Kecemasan gejala fisik dan gejala psikis. Variabel bebas Jumlah item ada 31. : Coping Stres b. Skala coping stres. SUBJEK PENELITIAN Skala Populasi penelitian coping stres yang digunakan di dalam penelitian ini ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: merupakan terjemahan dari The a. Para pelaku yang memiliki Ways Of Coping (set 1) milik perilaku resiko tinggi b. Melakukan konseling dan tes Lazarus dan direvisi pada Folkman yang tahun 1985 darah (HIV) secara sukarela (Folkman, dkk, 1986). (tanpa paksaan) bentuk coping: c. Pernah mendapat pengarahan tentang HIV/AIDS Lokasi penelitian: di beberapa di Semarang. pengambilan insidental sampe purposive 1) Problem focused coping, meliputi: planful problem solving, confrontative coping d. Pendidikan minimal SLTP tempat 2) Emotion Focused coping, Tehnik meliputi: distancing, adalah control, seeking sampling. support, Jumlah subyek yang terlibat di responsibility, dalam penelitian ini ada 11 orang. avoidance, 4. METODE PENGUMPULAN reappraisal self social accepting escape positive TEKNIK ANALISIS DATA DATA Dalam Bentuk- penelitian Teknik analisa data yang ini menggunakan dua macam skala, dipakai yaitu: adalah analisa kuantitatif non a. Skala kecemasan parametrik: Spearman’s rho. 342 dalam penelitian ini Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 HASIL PENELITIAN mengungkap Validitas dan Reliabilitas coping. Untuk bentuk coping, a. Jumlah item alat ukur escape avoidance (reaksi dan usaha Kecemeasan ada 31 item. berkhayal Jumlah item yang valid ada menghindar atau melarikan 16 item, dimana rangenya diri antara 0,453-0,854. Meliputi: semua 12 item yang mengungkap Reliabilitas = 0,971 (Alpha kecemasan dari segi fisik dan Cronbach). dari permasalahan) itemnya , gugur. 4 item yang mengungkap Uji Asumsi kecemasan dri segi psikis. a. Uji normalitas Coping Stess: Reliabilitas = 0,936 (Alpha Kolmogorov Sminov Z = Cronbach). 0,839 dengan p>0,05, dimana p = 0,482. Artinya: datanya b. Jumlah item alat ukur Coping berdistribusi normal. ada 50 item. Jumlah item yang valid ada19 b. Uji item, normalitas Emotion antara Focused Coping: Kolmogorov 0,547-0,968. Meliputi: 2 item Sminov Z = 0,751 dengan yang mengungkap distancing, p>0,05, dimana p = 0,626. 2 item yang mengungkap self Artinya: datanya berdistribusi dimana control, rangenya 3 item normal. yang c. Uji mengungkap seeking social normalitas Problem support, 1 item item yang Focused Coping: Kolmogorov mengungkap accepting Sminov Z = 0,419 dengan responbility, 5 item yang p>0,05, dimana p = 0,995. mengungkap Artinya: datanya berdistribusi reappraisal, positive 4 item normal. yang d. Uji normalitas Kecemasan: mengungkap planful problem solving, 2 item Kolmogorov Sminov Z = yang 343 confrontative Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia 0,571 dengan p>0,05, dimana p ISSN : 1411 - 6073 a. Ada hubungan negatif antara p = 0,900. Artinya: datanya coping berdistribusi normal. kecemasan. Koefisien korelasi stress dengan e. Uji linieritas Kecemasan dan = - 0,854, dengan p<0,01 Coping Stress: F linier = dimana p = 0,0. Artinya: ada 15,358 p<0,01, hubungan negatif yang sangat dimana p = 0,004. Artinya: signifikan antara coping stress hubungan dengan kecemasan . Semakin f. dengan kedua variabel tersebut linier. mampu Uji linieritas Kecemasan dan stres, maka kecemasan akan Emotion Focused Coping : F semakin linier sebaliknya. = 17,682 dengan p<0,01, dimana p = 0,002. Artinya: hubungan melakukan coping menurun dan b. Ada hubungan negatif antara kedua emotion variabel tersebut linier. focused coping dengan kecemasan. Koefisien g. Uji linieritas Kecemasan dan korelasi = - 0,911, dengan Problem Focused Coping : F p<0,01 dimana p = 0,0. linier = 8,754 dengan p<0,01, Artinya: ada hubungan negatif dimana p = 0,016. Artinya: yang sangat signifikan antara hubungan emotion kedua variabel focused coping dengan kecemasan . Semakin tersebut linier. Uji Hipotesis mampu melakukan emotion Berdasarkan uji analisa data yang focused sudah dilakukan kecemasan dengan terhadap 11 subjek penelitian, hasil akan semakin menurun dan sebaliknya. Spearman’s rho didapatkan maka coping, c. Ada hubungan negatif antara sebagai problem berikut : focused coping dengan kecemasan. Koefisien korelasi = - 0,748, dengan 344 Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 p<0,01 dimana p = 0,0. (2001, h.1) secara umum, ketika Artinya: ada hubungan negatif seseorang yang sangat signifikan antara psikologis problem akan focused coping mengalami stres eksternal, individu memberikan makna dengan kecemasan. Semakin subyektif terhadap stress yang mampu melakukan problem dialami maka terjadi. focused coping, kecemasan akan semakin dan Ketika orang mengalami menurun dan sebaliknya. kecemasan maka akan memicu munculnya PEMBAHASAN Berdasarkan kecemasanpun usaha-usaha yang hasil akan dilakukan guna mengatasi dapat kecemasan yang dialami tersebut. dijelaskan bahwa coping stress Usaha-usaha atau teknik-teknik merupakan respon dan strategi yang digunakan untuk mentolerir yang dan penelitian tersebut dilakukan seseorang mengurangi stres dan terhadap stres untuk mentolerir kecemasan itulah yang disebut dan mengurangi efek negative dengan coping stress. Coping dari situasi yang dihadapi. Ketika stress seseorang menghadapi masalah strategi yang dilakukan individu yang terhadap stres untuk mentolerir konflik, kemudian dan menimbulkan membuat orang merupakan respon dan dan mengurangi efek negative tersebut mengalami kondisi yang dari tidak orang termasuk didalamnya ketika orang tersebut mengalami stres. Dalam mengalami kecemasan. Coping kondisi akan stress dapat dibagi menjadi dua, muncul reaksi-reaksi pada diri yaitu yang coping stress yang seseorang, salah satunya adalah berorientasi pada peredaan emosi, kecemasan. dan nyaman, stres maka tersebut, Seperti yang diungkapkan oleh Takeichi, dkk 345 situasi coping yang stress dihadapi, yang Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia berorientasi pada pemecahan p ISSN : 1411 - 6073 Usaha-usaha tersebut dinamakan masalah. coping Kondisi tersebut di atas stress. Ada yang melakukan usaha yang diarahkan juga dapat dikenakan pada subjek untuk penelitian. subjek emosi (Emotion Focused Coping), penelitian adalah pelaku yang ada juga yang melakukan usaha memiliki perilaku beresiko tinggi yang untuk terinveksi HIV/AIDS, dan memecahkan ketika pelaku tersebut menjalani melakukan tes darah dan VCT, maka pelaku mengatasi masalah yang dialami pun mengalami kondisi yang tidak (Problem enak atau tidak nyaman, yang dalam hal ini terkait dengan dinamakan stres, serta reaksi dari terinveksinya HIV/AIDS. Ketika stres tersebut bermacam-macam, meredakan/menetralisir diarahkan untuk masalah, artinya usaha-usaha untuk Focused Coping), Hubungan antara Emotion salah satunya adalah kecemasan. Focused Coping Kecemasan yang dialami pelaku kecemasan menunjukkan bermacam-macam, dapat berupa koefisien korelasi yang negarif, sindrom mulai dan sangat signifikan. Hal itu episode singkat dari mood yang mengandung arti bahwa ketika cemas, gangguan subjek melakukan coping stress penyesuaian diri, samapi pada yang mengarah pada peredaan gangguan cemas yang lebih berat, emosi seperti kecemasan kecemasan, disertai gangguan panik atau , dengan hasil dapat menurunkan yang dialaminya. gangguan stres akut (Hidayanti, Ketika 2013, h. 97). Saat para pelaku masalah kemudian muncul situasi mengalami atau kondisi yang tidak nyaman, kecemasan, maka seseorang memiliki akan melakukan usaha-usaha yang kemudian dapat mentolerir atau mengurangi kecemasan, maka pada awalnya kecemasan reaksi emosi yang muncul akan yang dialaminya. 346 muncul reaksi Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 coba diatasi dengan coping stress dialami. yang diarahkan untuk menetralisir wawancaradengan subyek, untuk emosi. Dalam subjek penelitian mengurangi kecemasan mereka ditemukan kondisi sehubungan dengan HIV/AIDS bahwa ada beberapa subjek yang yang ia alami, hal yang dilakukan sedih, ada yang menyesal, ada oleh mereka adalah: yang pasrah, ada yang menerima 1. Menceriterakan kondisi beberapa yang terinveksi HIV/AIDS. Kondisi ini Berdasarkan hasil kondisinya kepada keluarga atau teman. tidak Melalui keterbukaan kepada bertahan lama, mereka segera keluarga dan teman, mencari jalan pemecahan masalah subyek yang dialaminya. Setelah emotion karena mereka memberikan focused melakukan mereka coping, problem menjadi berkurang semangat hidup. 2. Tetap focused bekerja konstruksi coping. Menurut analisa beban data di proyek karena subyek merasa masih mampu bekerja didapatkan hasil penelitian : ada seperti orang pada umumnya. hubungan negatif yang signifikan 3. Aktif di dalam kegiatan antara Problem Focused Coping kelompok yang diadakan oleh dengan kecemasan. Itu berarti lembaga yang menaungi ketika ODHA. Melalui kegiatan melakukan subjek penelitian usaha-usaha diarahkan untuk masalah, seperti yang tersebut sesama anggota dapat memecahkan saling sharing. melakukan 4. Menjadi pendamping bagi konseling lanjutan, mencari dan teman yang juga mengalami melakukan pengobatan HIV/AIDS. Melalui program tetap tersebut, ODHA diajak untuk bekerja/berkarya meskipun sakit, terbuka dalam menceritakan akan mengurangi kecemasan yang pengalaman HIV/AIDS, atau 347 dan perasaan Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia p ISSN : 1411 - 6073 mereka serta melihat bahwa samauntuk bukan hanya dia yang telah mengungkap escape avoidance terinfeksi karena sekarang mereka tidak HIV/AIDS, item-item yang sehingga ia tidak lagi merasa sedang sendirian, kesepian, ataupun permasalahan. terkucilkan. KESIMPULAN DAN SARAN Uraian tersebut di atas semakin melarikan Kesimpulan menguatkan hasil analisa data. diri dari dari hasil penelitian ini adalah: Jadi baik emotion focuse coping Ada hubungan yang maupun problem focused coping, negatif antara coping stres dengan mampu menurunkan kecemasan. kecemasan. Ketika seseorang kurang mampu a. Ada hubungan yang negatif melakukan coping, kecemasan akan maka antara semakin problem focused coping dengan kecemasan. tinggi/meningkat. b. Ada hubungan yang negatif Dalam penelitian ini salah antara emotion focused coping satu bentuk coping dari emotion yaitu dengan kecemasan. escape Saran untuk orang yang avoidance (reaksi berkhayal dan yang terinfeksi HIV/AIDS dan usaha menghindar atau melarikan peneliti selanjutnya: diri dari permasalahan), tidak a. Untuk focused coping, mengurangi mempunyai item yang valid. Hal kecemasan, sebaiknya orang ini disebakan subyek penelitian yang yang terlibat di dalam penelitian HIV/AIDS ini adalah mereka yang sudah problem berada di dalam lembaga yang (melakukan usaha-usaha yang peduli pada ODHA. Sehubungan diarahkan untuk memecahkan dengan hal tersebut maka subyek masalah), seperti melakukan akan konseling lanjutan, mencari memberi jawaban yang 348 yang terinfeksi melakukan focused coping Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia Folkman, S., Lazarus, R. S., dan melakukan pengobatan HIV/AIDS, atau akan kecemasan Dunkel-Schetter, tetap DeLongis, A., & Gruen, R. mengurangi 1986. The dynamics of a yang stressful dialami. encounter: Emotion focused coping juga Cognitive appraisal, coping dapat mereka lakukan karena and encounter outcomes. juga Journal of Personality and mampu kecemasan. mengurangi Misal: tidak Social 50, Psychology, 992-1003. begitu memikirkan masalah yang sedang dihadapi oleh Fauziah, F dan Widuri, J. 2005. subyek, berpikir bahwa ada Psikologi Abnormal Klinis hikmah dari semua masalah Dewasa. Jakarta: UI Press yang ada sekarang. Fayed, Husain, 2009, Kiat Menghadapi Rasa Was-was b. Untuk peneliti yang ingin hasil atau cemas, Solo: ABYAN. sebaiknya Meichati, S. 1983. Kesehatan mengembangkan penelitian ini, Yogyakarta: melakukan penelitian secara Mental. kualitatif. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. DAFTAR PUSTAKA Carson, V. B. 2000. Mental Health Nursing. nurse-patient Philadephia: National The journey. W. AIDS Control Organization. 2004. Voluntary B. Testing. Saunders Company. Counseling Goverment India: Finger, W. 2002. Youthlens on of Operational Guidelines. Setyowati, D.Y. 2006. Coping Reproductive Health and HIV/AIDS. USA Stress Fakultas 349 C., meskipun bekerja/berkarya sakit, p ISSN : 1411 - 6073 pada Mahasiswa Psikologi Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 ) Psikodimensia Universitas Soegijapranata yang Katolik Eastern Semarang Menempuh and Mata Characteristic and Anxiety- Kuliah Bimbingan Menulis Affinitive Skripsi Ditinjau dari Tipe American Kepribadian Ekstravert dan Chinese Medicine. diterbitkan). Fakultas Semarang: Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Takeichi, M., Sato, T., Takefu, M., Shigematsu, M., Shimohira, H., Katsuki, T. 2001. Studies On Western Medicine 5. Psychosomatic Introvert. Skripsi. (tidak The Psychosomatic Functioning Of III-Health Acording to 350 p ISSN : 1411 - 6073 Constitution. Journal of