hubungan antara coping stres dengan kecemasan pada orang

advertisement
 Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
HUBUNGAN ANTARA COPING STRES DENGAN
KECEMASAN PADA ORANG-ORANG PENGIDAP HIV/AIDS
YANG MENJALANI TES DARAH DAN VCT (VOLUNTARY
COUNSELING TESTING)
Erna Agustina Yudiati dan Esthi Rahayu
Abstract
Permasalahan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Virus) berkembang
dengan cepat dan menjadi sebuah ancaman kesehatan dunia yang utama.
Salah satu layanan terhadap pemberian informasi seputar HIV/AIDS adalah
melalui VCT (Voluntary Counseling Testing). Adanya diskriminasi
terhadap HIV/AIDS ini membuat keikutsertaan seseorang mengikuti VCT
(Voluntary Counseling Testing) atau tes konseling sukarela bagi seseorang
yang ingin mengetahui status HIV nya mungkin rendah akibat takut
mendapat diskriminasi. Bagi seseorang yang akan menjalankan tes, muncul
berbagai reaksi emosi seperti cemas dan takut, terutama ketika mengetahui
hasil yang diperoleh positif.. Kemampuan seorang individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan stressor yang dialaminya itulah yang disebut
dengan coping stress. Hipotesis penelitian adalah ada hubungan yang
negatif antara coping stres dengan kecemasan. Artinya semakin baik coping
stres maka semakin rendah kecemasan dan sebaliknya. Teknik analisa data
yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif non parametrik:
Spearman’s rho. Hasilnya adalah ada hubungan yang negatif antara coping
stres dengan kecemasan.
___________________
1
) Staf pengajar Fakultas Psikologi UNIKA Seogijapranata, Semarang
LATAR BELAKANG
informasi
MASALAH
VCT
VCT
(Voluntary
seputar
HIV/AIDS.
(Voluntary
Counseling
Testing)
yaitu
proses
yang
Counseling Testing) adalah salah
melibatkan
satu layanan terhadap pemberian
menjalani konseling rahasia untuk
337 individu
dalam
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
mengetahui status HIV seseorang
melakukan
dengan
ketidaksiapan
prinsip
dilakukan
bahwa
secara
VCT
tes
darah,
dan
adanya
penolakan
sukarela.
terhadap hasil tes darah yang akan
Konseling VCT ini terdiri dari
diperoleh, terutama jika hasilnya
pre-test dan pos test counseling.
positif.
Selama pre test counseling, para
individu/pasangan
informasi
Adanya
mendapat
yang
akurat
lengkap
tentang
Setelah
konseling,
tersebut
dapat
terhadap
dan
diskriminasi
HIV/AIDS
membuat
keikutsertaan seseorang mengikuti
HIV/AIDS.
VCT
individu
(Voluntary
atau
Testing)
Counseling
tes
konseling
memutuskan
sukarela bagi seseorang yang
apakah memilih untuk melakukan
ingin mengetahui status HIV nya
tes HIV atau tidak (National AIDS
mungkin
Control Organization, 2004).
mendapat diskriminasi. Ketakutan
Menurut
yang
Finger
melakukan
terhadap
para
sebelum
tes
penting
bagi
(2002)
akan
penelitian
kaum
HIV
rendah
akibat
diskriminasi
juga
muda,
yang
akan
kembali
mengambil hasil tesnya. Finger
konselor
(2002) mengatakan beberapa studi
para
para kaum muda tersebut terhadap
ketakutan melakukan tes.
kemampuan mengatasi hasil tes
Konseling
untuk
menyalahkan,
hubungan
untuk
dilakukan,
para
Penting
dapat
menurunkan jumlah orang-orang
menyiapkan tingkat kematangan
HIV.
takut
tidak
merupakan
menciptakan
baik
kaum
Beberapa
dan
melakukan
muda
mengalami
HIV
sebuah
orang
ini
tantangan.
yang
tes
akan
mengalami
membangkitkan para kaum muda
kecemasan apabila hasil yang
terutama
didapat
positif.
seseorang
pada
Tidak
untuk
saat
hasilnya
mudah
bagi
Lainnya
berpendapat bahwa hasil tes tidak
memutuskan
akan
338 positif.
dirahasiakan,
sehingga
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
merasa akan kehilangan pasangan
suatu
keseimbangan
dan pelayanan yang akan dikenai
psikobiososial untuk memenuhi
biaya atau disediakan tempat yang
kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
tidak nyaman (menyenangkan).
Oleh karena itu, peneliti
Banyak orang mengatakan takut
ingin mengetahui apakah ada
untuk mencari pelayanan HIV
hubungan antara coping stres
karena rasa takut terhadap stigma
dengan kecemasan pada orang-
dan diskriminasi dari sanak famili
orang
dan masyarakat (Finger, 2002).
HIV/AIDS yang menjalani tes
Kemampuan
individu
seorang
untuk
beresiko
darah
dapat
dan
VCT
VOLUNTARY
yang
TESTING
itulah
(Voluntary
Counseling Testing)”
menyesuaikan diri dengan stressor
dialaminya
mengidap
yang
disebut dengan coping stress.
Menurut
COUNSELING
NationaL
AIDS
Reaksi manusia terhadap stres
Control
bersifat menyerang, menarik diri
konseling HIV adalah percakapan
atau
rahasia antara seseorang dengan
kesepakatan
berdamai.
Masing-masing reaksi itu dapat
konselor
terjadi
memungkinkan
secara
terbuka
tersamar.
Individu
menurunkan
taraf
(hasrat
atau
menghadapi
meningkatkan
atau
dapat
(2004),
Organization
yang
bertujuan
seseorang
mengatasi stres dan membuat
aspirasinya
keputusan
pribadi
yang
cita-cita)
saat
berhubungan dengan HIV/AIDS
kegagalan,
atau
termasuk informasi, pendidikan,
upayanya
untuk
dukungan
psikologis
yang
mencapai tujuan. Segala reaksi
memudahkan
tersebut
mengatasi dan mencegah perilaku
adalah
mengimbangi
upaya
untuk
problem
Konseling
seseorang
VCT
terdiri
sedemikian rupa sehingga dapat
dari
mencapai atau mempertahankan
counseling. Pre-test counseling
339 pre-test
dan
post-tes
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
menghadirkan konselor dengan
bahaya atau untuk memperkecil
ketepatan
dampak
informasi,
resiko
dan
menilai
menanggapi
bahaya
Kecemasan sampai pada taraf
kebutuhan-kebutuhan
klien.
tertentu
Banyak
takut
meningkatnya
orang
merasa
tersebut.
dapat
mendorong
performa.
mencari tes HIV karena takut
Kecemasan semacam ini disebut
akan stigma dan diskriminasi dari
facilitating
sanak keluarga dan masyarakat.
apabila kecemasan sangat besar,
Pelayanan VCT seharusnya selalu
justru akan sangat mengganggu
melindungi
yang disebut debilitating anxiety.
kebutuhan
AIDS
kerahasiaan
individu
Control
(National
namun
anxiety,
Takeichi,
dkk
(2001),
ketika seseorang mengalami stress
Organization,
2004).
psikologis
KECEMASAN dan COPING
akan
STRES
subyektif terhadap stress yang
Menurut Kaplan, Saddock
eksternal,
individu
memberikan
makna
dialami
dan
kecemasanpun
dan Grebb (Fausiah dan Widuri,
terjadi. Kecemasan terjadi ketika
2005) kecemasan adalah respons
adanya
terhadap situasi tertentu yang
ketidakstabilan elemen kehidupan
mengancam dan merupakan hal
dalam masyarakat dewasa ini.
yang normal terjadi menyertai
perkembangan,
ketidakpastian
Carson
perubahan,
mengungkapkan
dan
(2000)
bahwa
istilah
pengalaman baru atau yang belum
stress biasanya mengacu pada dua
pernah dilakukan serta dalam
hal, yaitu tuntutan penyesuaian
menemukan identitas diri dan arti
yang
hidup. Pada kadar yang rendah,
organisme dan respon internal
kecemasan membantu individu
organisme secara biologis dan
untuk
psikologis
bersiaga
langkah-langkah
mengambil
mencegah
terhadap
pada
diri
berbagai
tuntutan. Tingkah laku seseorang
340 ditempatkan
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
dalam
menghadapi
masalah,
p ISSN : 1411 - 6073
kemampuan atau sumber-sumber
tekanan dan tantangan
disebut
daya
coping
dikutip
memenuhi tuntutan tersebut.
stres
(Salomo
Setyowati, 2006).mengelola jarak
antara
tuntutan-tuntutan
yang
dimiliki
untuk
Dalam merepon terhadap
dalam
masalah,
seseorang
dapat
hidup, baik tuntutan yang berasal
melakukan
dari dalam atau pun dari luar diri
focused coping maupun emotion
individu dengan kemampuan atau
focused coping (Folkman, dkk,
sumber-sumber
1986).
daya
yang
dengan
Cara
problem
seseorang
dalam
dimiliki untuk memenuhi tuntutan
mengatasi
tersebut.
mempengaruhi kecemasan yang
masalah,
dapat
HUBUNGAN
ANTARA
dialami olehnya. Meichati (1983)
COPING
DENGAN
menyatakan bahwa ada empat
STRES
sifat
KECEMASAN
Coping
stres
dasar
yang
dapat
adalah
menyebabkan kecemasan, yaitu
tingkah laku seseorang dalam
kebingungan terhadap apa yang
menghadapi masalah, tekanan dan
dihadapi,
tantangan
mengenai
(Salomo
dikutip
ketidaktentuan
suatu
hal,
Setyowati, 2006). Oleh karena itu,
ketidaktegasan,
coping stres merupakan respon
mampu, tidak berdaya dan rasa
dan
dendam atau sentimen.
strategi
yang
dilakukan
keadaan
tidak
individu terhadap stres untuk
HIPOTESIS
mentolerir dan mengurangi efek
Ada hubungan yang negatif antara
negative
yang
coping stres dengan kecemasan.
dihadapi, dengan cara mengelola
Artinya semakin baik coping stres
jarak
maka semakin rendah kecemasan
dari
antara
situasi
tuntutan-tuntutan
dalam hidup, baik tuntutan yang
dan sebaliknya.
berasal dari dalam atau pun dari
IDENTIFIKASI VARIABEL
luar
diri
individu
dengan
341 Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
Dalam
penelitian
p ISSN : 1411 - 6073
ini
Skala kecemasan disusun oleh
menggunakan dua variabel utama,
peneliti dengan berdasar pada
yaitu
gejala-gejala kecemasan, yaitu:
Variabel tergantung : Kecemasan
gejala fisik dan gejala psikis.
Variabel bebas
Jumlah item ada 31.
:
Coping Stres
b. Skala coping stres.
SUBJEK PENELITIAN
Skala
Populasi
penelitian
coping
stres
yang
digunakan di dalam penelitian ini
ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
merupakan terjemahan dari The
a. Para pelaku yang memiliki
Ways Of Coping (set 1) milik
perilaku resiko tinggi
b. Melakukan konseling dan tes
Lazarus
dan
direvisi
pada
Folkman
yang
tahun
1985
darah (HIV) secara sukarela
(Folkman, dkk, 1986).
(tanpa paksaan)
bentuk coping:
c. Pernah mendapat pengarahan
tentang HIV/AIDS
Lokasi penelitian: di beberapa
di
Semarang.
pengambilan
insidental
sampe
purposive
1) Problem
focused
coping,
meliputi:
planful
problem
solving, confrontative coping
d. Pendidikan minimal SLTP
tempat
2) Emotion
Focused
coping,
Tehnik
meliputi:
distancing,
adalah
control,
seeking
sampling.
support,
Jumlah subyek yang terlibat di
responsibility,
dalam penelitian ini ada 11 orang.
avoidance,
4. METODE PENGUMPULAN
reappraisal
self
social
accepting
escape
positive
TEKNIK ANALISIS DATA
DATA
Dalam
Bentuk-
penelitian
Teknik analisa data yang
ini
menggunakan dua macam skala,
dipakai
yaitu:
adalah analisa kuantitatif non
a. Skala kecemasan
parametrik: Spearman’s rho.
342 dalam
penelitian
ini
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
HASIL PENELITIAN
mengungkap
Validitas dan Reliabilitas
coping. Untuk bentuk coping,
a. Jumlah
item
alat
ukur
escape
avoidance
(reaksi
dan
usaha
Kecemeasan ada 31 item.
berkhayal
Jumlah item yang valid ada
menghindar atau melarikan
16 item, dimana rangenya
diri
antara 0,453-0,854. Meliputi:
semua
12 item yang mengungkap
Reliabilitas = 0,971 (Alpha
kecemasan dari segi fisik dan
Cronbach). dari
permasalahan)
itemnya
,
gugur.
4 item yang mengungkap
Uji Asumsi
kecemasan dri segi psikis.
a. Uji normalitas Coping Stess:
Reliabilitas = 0,936 (Alpha
Kolmogorov Sminov Z =
Cronbach).
0,839 dengan p>0,05, dimana
p = 0,482. Artinya: datanya
b. Jumlah item alat ukur Coping
berdistribusi normal.
ada 50 item. Jumlah item
yang
valid
ada19
b. Uji
item,
normalitas
Emotion
antara
Focused Coping: Kolmogorov
0,547-0,968. Meliputi: 2 item
Sminov Z = 0,751 dengan
yang mengungkap distancing,
p>0,05, dimana p = 0,626.
2 item yang mengungkap self
Artinya: datanya berdistribusi
dimana
control,
rangenya
3
item
normal.
yang
c. Uji
mengungkap seeking social
normalitas
Problem
support, 1 item item yang
Focused Coping: Kolmogorov
mengungkap
accepting
Sminov Z = 0,419 dengan
responbility, 5 item yang
p>0,05, dimana p = 0,995.
mengungkap
Artinya: datanya berdistribusi
reappraisal,
positive
4
item
normal.
yang
d. Uji normalitas Kecemasan:
mengungkap planful problem
solving,
2
item
Kolmogorov Sminov Z =
yang
343 confrontative
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
0,571 dengan p>0,05, dimana
p ISSN : 1411 - 6073
a. Ada hubungan negatif antara
p = 0,900. Artinya: datanya
coping
berdistribusi normal.
kecemasan. Koefisien korelasi
stress
dengan
e. Uji linieritas Kecemasan dan
= - 0,854, dengan p<0,01
Coping Stress: F linier =
dimana p = 0,0. Artinya: ada
15,358
p<0,01,
hubungan negatif yang sangat
dimana p = 0,004. Artinya:
signifikan antara coping stress
hubungan
dengan kecemasan . Semakin
f.
dengan
kedua
variabel
tersebut linier.
mampu
Uji linieritas Kecemasan dan
stres, maka kecemasan akan
Emotion Focused Coping : F
semakin
linier
sebaliknya.
=
17,682
dengan
p<0,01, dimana p = 0,002.
Artinya:
hubungan
melakukan
coping
menurun
dan
b. Ada hubungan negatif antara
kedua
emotion
variabel tersebut linier.
focused
coping
dengan kecemasan. Koefisien
g. Uji linieritas Kecemasan dan
korelasi = - 0,911, dengan
Problem Focused Coping : F
p<0,01 dimana p = 0,0.
linier = 8,754 dengan p<0,01,
Artinya: ada hubungan negatif
dimana p = 0,016. Artinya:
yang sangat signifikan antara
hubungan
emotion
kedua
variabel
focused
coping
dengan kecemasan . Semakin
tersebut linier. Uji Hipotesis
mampu melakukan emotion
Berdasarkan uji analisa data yang
focused
sudah
dilakukan
kecemasan
dengan
terhadap 11 subjek penelitian,
hasil
akan
semakin
menurun dan sebaliknya.
Spearman’s rho
didapatkan
maka
coping,
c. Ada hubungan negatif antara
sebagai
problem
berikut :
focused
coping
dengan kecemasan. Koefisien
korelasi = - 0,748, dengan
344 Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
p<0,01 dimana p = 0,0.
(2001, h.1) secara umum, ketika
Artinya: ada hubungan negatif
seseorang
yang sangat signifikan antara
psikologis
problem
akan
focused
coping
mengalami
stres
eksternal,
individu
memberikan
makna
dengan kecemasan. Semakin
subyektif terhadap stress yang
mampu melakukan problem
dialami
maka
terjadi.
focused
coping,
kecemasan
akan
semakin
dan
Ketika orang mengalami
menurun dan sebaliknya. kecemasan maka akan memicu
munculnya
PEMBAHASAN
Berdasarkan
kecemasanpun
usaha-usaha
yang
hasil
akan dilakukan guna mengatasi
dapat
kecemasan yang dialami tersebut.
dijelaskan bahwa coping stress
Usaha-usaha atau teknik-teknik
merupakan respon dan strategi
yang digunakan untuk mentolerir
yang
dan
penelitian
tersebut
dilakukan
seseorang
mengurangi
stres
dan
terhadap stres untuk mentolerir
kecemasan itulah yang disebut
dan mengurangi efek negative
dengan coping stress. Coping
dari situasi yang dihadapi. Ketika
stress
seseorang menghadapi masalah
strategi yang dilakukan individu
yang
terhadap stres untuk mentolerir
konflik,
kemudian
dan
menimbulkan
membuat
orang
merupakan
respon
dan
dan mengurangi efek negative
tersebut mengalami kondisi yang
dari
tidak
orang
termasuk didalamnya ketika orang
tersebut mengalami stres. Dalam
mengalami kecemasan. Coping
kondisi
akan
stress dapat dibagi menjadi dua,
muncul reaksi-reaksi pada diri
yaitu yang coping stress yang
seseorang, salah satunya adalah
berorientasi pada peredaan emosi,
kecemasan.
dan
nyaman,
stres
maka
tersebut,
Seperti
yang
diungkapkan oleh Takeichi, dkk
345 situasi
coping
yang
stress
dihadapi,
yang
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
berorientasi
pada
pemecahan
p ISSN : 1411 - 6073
Usaha-usaha tersebut dinamakan
masalah.
coping
Kondisi tersebut di atas
stress.
Ada
yang
melakukan usaha yang diarahkan
juga dapat dikenakan pada subjek
untuk
penelitian.
subjek
emosi (Emotion Focused Coping),
penelitian adalah pelaku yang
ada juga yang melakukan usaha
memiliki perilaku beresiko tinggi
yang
untuk terinveksi HIV/AIDS, dan
memecahkan
ketika pelaku tersebut menjalani
melakukan
tes darah dan VCT, maka pelaku
mengatasi masalah yang dialami
pun mengalami kondisi yang tidak
(Problem
enak atau tidak nyaman, yang
dalam hal ini terkait dengan
dinamakan stres, serta reaksi dari
terinveksinya HIV/AIDS.
Ketika
stres tersebut bermacam-macam,
meredakan/menetralisir
diarahkan
untuk
masalah,
artinya
usaha-usaha
untuk
Focused
Coping),
Hubungan antara Emotion
salah satunya adalah kecemasan.
Focused
Coping
Kecemasan yang dialami pelaku
kecemasan
menunjukkan
bermacam-macam, dapat berupa
koefisien korelasi yang negarif,
sindrom
mulai
dan sangat signifikan. Hal itu
episode singkat dari mood yang
mengandung arti bahwa ketika
cemas,
gangguan
subjek melakukan coping stress
penyesuaian diri, samapi pada
yang mengarah pada peredaan
gangguan cemas yang lebih berat,
emosi
seperti
kecemasan
kecemasan,
disertai
gangguan
panik
atau
,
dengan
hasil
dapat
menurunkan
yang
dialaminya.
gangguan stres akut (Hidayanti,
Ketika
2013, h. 97). Saat para pelaku
masalah kemudian muncul situasi
mengalami
atau kondisi yang tidak nyaman,
kecemasan,
maka
seseorang
memiliki
akan melakukan usaha-usaha yang
kemudian
dapat mentolerir atau mengurangi
kecemasan, maka pada awalnya
kecemasan
reaksi emosi yang muncul akan
yang
dialaminya.
346 muncul
reaksi
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
coba diatasi dengan coping stress
dialami.
yang diarahkan untuk menetralisir
wawancaradengan subyek, untuk
emosi. Dalam subjek penelitian
mengurangi kecemasan mereka
ditemukan
kondisi
sehubungan dengan HIV/AIDS
bahwa ada beberapa subjek yang
yang ia alami, hal yang dilakukan
sedih, ada yang menyesal, ada
oleh mereka adalah:
yang pasrah, ada yang menerima
1. Menceriterakan
kondisi
beberapa
yang
terinveksi
HIV/AIDS. Kondisi ini
Berdasarkan
hasil
kondisinya
kepada keluarga atau teman.
tidak
Melalui keterbukaan kepada
bertahan lama, mereka segera
keluarga dan teman,
mencari jalan pemecahan masalah
subyek
yang dialaminya. Setelah emotion
karena mereka memberikan
focused
melakukan
mereka
coping,
problem
menjadi berkurang
semangat hidup.
2. Tetap
focused
bekerja
konstruksi
coping.
Menurut
analisa
beban
data
di
proyek
karena
subyek
merasa masih mampu bekerja
didapatkan hasil penelitian : ada
seperti orang pada umumnya.
hubungan negatif yang signifikan
3. Aktif
di
dalam
kegiatan
antara Problem Focused Coping
kelompok yang diadakan oleh
dengan kecemasan. Itu berarti
lembaga
yang
menaungi
ketika
ODHA.
Melalui
kegiatan
melakukan
subjek
penelitian
usaha-usaha
diarahkan
untuk
masalah,
seperti
yang
tersebut sesama anggota dapat
memecahkan
saling sharing.
melakukan
4. Menjadi
pendamping
bagi
konseling lanjutan, mencari dan
teman yang juga mengalami
melakukan
pengobatan
HIV/AIDS. Melalui program
tetap
tersebut, ODHA diajak untuk
bekerja/berkarya meskipun sakit,
terbuka dalam menceritakan
akan mengurangi kecemasan yang
pengalaman
HIV/AIDS,
atau
347 dan
perasaan
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
mereka serta melihat bahwa
samauntuk
bukan hanya dia yang telah
mengungkap escape avoidance
terinfeksi
karena sekarang mereka tidak
HIV/AIDS,
item-item
yang
sehingga ia tidak lagi merasa
sedang
sendirian, kesepian, ataupun
permasalahan.
terkucilkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Uraian tersebut di atas semakin
melarikan
Kesimpulan
menguatkan hasil analisa data.
diri
dari
dari
hasil
penelitian ini adalah:
Jadi baik emotion focuse coping
Ada
hubungan
yang
maupun problem focused coping,
negatif antara coping stres dengan
mampu menurunkan kecemasan.
kecemasan.
Ketika seseorang kurang mampu
a. Ada hubungan yang negatif
melakukan
coping,
kecemasan
akan
maka
antara
semakin
problem
focused
coping dengan kecemasan.
tinggi/meningkat.
b. Ada hubungan yang negatif
Dalam penelitian ini salah
antara emotion focused coping
satu bentuk coping dari emotion
yaitu
dengan kecemasan.
escape
Saran untuk orang yang
avoidance (reaksi berkhayal dan
yang terinfeksi HIV/AIDS dan
usaha menghindar atau melarikan
peneliti selanjutnya:
diri dari permasalahan), tidak
a. Untuk
focused
coping,
mengurangi
mempunyai item yang valid. Hal
kecemasan, sebaiknya orang
ini disebakan subyek penelitian
yang
yang terlibat di dalam penelitian
HIV/AIDS
ini adalah mereka yang sudah
problem
berada di dalam lembaga yang
(melakukan usaha-usaha yang
peduli pada ODHA. Sehubungan
diarahkan untuk memecahkan
dengan hal tersebut maka subyek
masalah), seperti melakukan
akan
konseling lanjutan, mencari
memberi
jawaban
yang
348 yang
terinfeksi
melakukan
focused
coping
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
Folkman, S., Lazarus, R. S.,
dan melakukan pengobatan
HIV/AIDS,
atau
akan
kecemasan
Dunkel-Schetter,
tetap
DeLongis, A., & Gruen, R.
mengurangi
1986. The dynamics of a
yang
stressful
dialami.
encounter:
Emotion focused coping juga
Cognitive appraisal, coping
dapat mereka lakukan karena
and encounter outcomes.
juga
Journal of Personality and
mampu
kecemasan.
mengurangi
Misal:
tidak
Social
50,
Psychology,
992-1003.
begitu memikirkan masalah
yang sedang dihadapi oleh
Fauziah, F dan Widuri, J. 2005.
subyek, berpikir bahwa ada
Psikologi Abnormal Klinis
hikmah dari semua masalah
Dewasa. Jakarta: UI Press
yang ada sekarang.
Fayed, Husain, 2009, Kiat
Menghadapi Rasa Was-was
b. Untuk peneliti yang ingin
hasil
atau cemas, Solo: ABYAN.
sebaiknya
Meichati, S. 1983. Kesehatan
mengembangkan
penelitian
ini,
Yogyakarta:
melakukan penelitian secara
Mental.
kualitatif.
Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
DAFTAR PUSTAKA
Carson, V. B. 2000. Mental
Health
Nursing.
nurse-patient
Philadephia:
National
The
journey.
W.
AIDS
Control
Organization.
2004.
Voluntary
B.
Testing.
Saunders Company.
Counseling
Goverment
India:
Finger, W. 2002. Youthlens on
of
Operational
Guidelines.
Setyowati, D.Y. 2006. Coping
Reproductive Health and
HIV/AIDS. USA
Stress
Fakultas
349 C.,
meskipun
bekerja/berkarya
sakit,
p ISSN : 1411 - 6073
pada
Mahasiswa
Psikologi
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 337-350 )
Psikodimensia
Universitas
Soegijapranata
yang
Katolik
Eastern
Semarang
Menempuh
and
Mata
Characteristic and Anxiety-
Kuliah Bimbingan Menulis
Affinitive
Skripsi Ditinjau dari Tipe
American
Kepribadian Ekstravert dan
Chinese Medicine.
diterbitkan).
Fakultas
Semarang:
Psikologi
Universitas
Katolik
Soegijapranata.
Takeichi, M., Sato, T., Takefu,
M.,
Shigematsu,
M.,
Shimohira, H., Katsuki, T.
2001.
Studies
On
Western
Medicine 5. Psychosomatic
Introvert. Skripsi. (tidak
The
Psychosomatic Functioning
Of III-Health Acording to
350 p ISSN : 1411 - 6073
Constitution.
Journal
of
Download