Perspektif tentang Motivasi

advertisement
PERSPEKTIF
tentang
MOTIVASI
Perspektif
Behavioral
Perspektif
Kognitif
Motivasi
Perspektif
Sosial
Perspektif
Humanistik
“ perspektif yg menekankan pada
imbalan dan hukuman eksternal
sebagai kunci dalam menentukan
motivasi “
 E.L. Thorndike 

Teori Conectionisme(pertautan):
belajar adalah suatu proses
“stamping in” (diingat), forming,
hubungan antara Stimulus dan
Respons (S-R)
Penelitiannya pada kucing yg
dikurung dengan makanan (hadiah)
di luar kurungan.
 Low
of Exercise (hukum latihan)
Keterikatan atau pertautan
(conectionisme) menurut Thorndike juga
sering digunakan dalam Matemetika
Mis. 4x4=16 , 7x7=49
4x4 & 7x7 (stimulus)
16 & 49 (Respon)
(diulang terus) shg penuhi target

Low of Effect (hukum pengaruh)
siswa ditingkatkan motivasinya dgn
diberi hadiah (nilai atau puijian)
 Classical
conditioning
(motivasi untuk
mendapatkan sesuatu
dapat dikondisikan)
 Conditioning
Respons akan
lebih kuat jika diberi
reinforcement (UCS)
 Guru
dapat memotivasi
siswa dengan
mengkondisikan suasana
belajar siswa yang
menyenangkan seperti
permainan, musik, poster,
barang yg unik (sesuai
materi)
 Conditioning
 Siswa
Reflect
akan mengalami
kecemasan dan tidak
termotivasi menghadapi hal
yang baru bahkan takut kalau
di masa lalu pernah terjadi
kejadian yang menyebabkan
taruma dan di generalisasi
pada hal yg lain...


“ Pendidikan adalah apa
yang bertahan ketika
apa yang telah
dipelajari telah
dilupakan ... ”

Reward & reinforcement
paling penting dalam
pembelajaran dan
menghindari hukuman
Teori Operant
Conditioning ini melihat
kemungkinan bahwa
respons yg sama akan
terjadi lagi.
Siswa yg benar
direinforcement
sedangkan yang salah
diberitahu baik atau
didiamkan
 Pemikiran
akan memandu motivasi siswa
 Belajar adalah hasil dari usaha manusia
dengan menggunakan semua alat
mentalnya untuk mengerti dunia
 Tekanan eksternal tidak terlalu
berlebihan sehingga siswa mampu
mengontrol hasil prestasi sendiri
 Ditekankan pada pemahaman, mengerti,
mengingat informasi dan mengapa hal
tersebut dipelajari
 Atribusi
: suatu usaha memahami
perilaku atau kinerja sendiri, termotivasi
menemukan sebab-sebab yang
mendasari
- konsep locus of control (percaya bahwa
sukses atau gagal adalah haknya atau
usahanya sendiri atau kemampuannya
sendiri
- dimensi locus of control terdiri dari
internal dan external, dapat dipadukan

Cognitive Dissonance : kondisi psikologis dimana
tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang
dengan tujuan menunjukkan bahwa dirinya baik
(positif)
- dalam hal ini anak akan bisa memilih tindakan
yang akan mampu menjaga citra diri mereka.
- contoh, anak ketika anak mendapatkan nilai
buruk, anak akan merumuskan tindakan untuk
menjaga citra dirinya (positif atau negatif)
 Mastery
motivation (motivasi untuk menguasai)
penunjukan sikap menikmati tantangan,
berpikir positif, cermat, dan menggunakan
strategi yg sukses di masa lalu.
- Lawan dari Mastery motivation adalah helpless
yaitu anak yg berfokus pada ketidak
mampuan mereka dan berpikir negatif
- Guru dapat menghindarkan helpless dg
memberi persiapan lebih matang pd anak
sebelum memberi tugas atau menghadapi
ujian
 Self-Efficacy:
keyakinan akan
kemampuan diri untuk menyelesaikan
tantangan yang ada dengan hasil yang
baik
- Self efficacy di dalam kelas tidak hanya
terpaku pada siswa saja tetapi guru pun
harus memiliki self efficacy yang tinggi
dalam mengajar sehingga kondisi kelas
tetap terjaga dan terkontrol sesuai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan
 Kecemasan: perasaan
takut dan
kegundahan yang tidak jelas serta tidak
menyenangkan
-
Bandura:
Kecemasan pada level moderat atau wajar
akan membuat anak lebih teliti dan cermat
dalam menghadapi tantangan tetapi akan
fatal akibatnya jika kecemasan siswa
berlebihan bahkan konsisten dari awal ujian
sampai akhir ujian
- Guru diharapkan melakukan intervensi
khusus dan relaksasi untuk menanggulangi
kecemasan

Konsep humanistis memandang bahwa pendidikan
yang baik harus lebih bersifat terbuka, adanya
tatap muka, dan belajar bekerja sama.

Pada umumnya pendekatan seperti ini mempunyai
pandangan yang ideal yang lebih manusiawi,
pribadi, dan berpusat pada siswa (student-centered)
yang berusaha menolak pendidikan tradisional yang
lebih berpusat pada guru (teacher-centered)
Artur
Combs
mengganggap bahwa perbedaan
tingkah laku seseorang disebabkan
adanya perasaan, persepsi, kepercayaan,
dan tujuan tingkah laku inner (dari
dalam) yang berbeda sehingga
membuat orang punya perbedaan dari
orang lain
 kebutuhan
seseorang
memiliki hierarkhi
yaitu kebutuhan
dasar tertentu harus
terpuaskan terlebih
dahulu sebelum
memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi
Aktualiasi
diri
Growth Need
Harga diri
Cinta dan rasa
memiliki
keamanan
fisiologis
Deficiency
Needs
 ahli
psikologi humanistik mencetuskan prinsipprinsip penting dalam belajar humanistik dalam
bentuk:
• keinginan untuk belajar (the desire to learn),
• belajar secara signifikan (significant learning),
• belajar tanpa ancaman (learning without threat),
• belajar atas inisiatif sendiri (self-initiated learning),
• belajar dan berubah (learning and change)
 Motivasi
Berprestasi:
kecenderungan seseorang berjuang untuk
mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan
yang berorientasi untuk tujuan sukses dan
menghindari kegagalan
 Punya
naluri untuk selalu mendapatkan
keberhasilan maksimal



Perspektif ini lebih memfokuskan pada motivasi
seseorang untuk selalu berada di sekitar banyak
orang dan menjalin hubungan yang hangat dan
akrab
kebutuhan afiliasi yaitu motivasi untuk
berhubungan dengan orang lain secara aman
Contoh: Kebutuhan afiliasi murid tercermin
dalam motivasi mereka untuk menghabiskan
waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan
mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk
menjalin hubungan positif dengan guru
25
Download