DICARI: KARYAWAN BERTALENTA!

advertisement
Human Capital
Talking Points
DUNAMIS NEWSLETTER
DICARI: KARYAWAN BERTALENTA!
Suatu hal yang biasa, jika perusahaan mengalami pergantian (turn over) karyawan. Namun,
bagaimana jika karyawan yang keluar dari perusahaan merupakan karyawan yang selalu memiliki
performance yang baik, bahkan luar biasa; atau Anda kehilangan karyawan yang berbakat dan
memiliki perilaku yang baik; yang bahkan sudah diharapkan akan menjadi calon pemimpin
perusahaan di masa mendatang?
Seluruh perusahaan di Indonesia harus siap menghadapi situasi tersebut, karena setiap perusahaan
tentu saja ingin memiliki karyawan bertalenta, yang diharapkan akan memberikan kontribusi besar
bagi pencapaian perusahaan. Permasalahan yang dihadapi adalah ketersediaan Talent yang tidak
sebanding dengan kebutuhan seluruh perusahaan yang ada. Jadi dapat Anda bayangkan, berbagai
perusahaan akan saling “beradu” untuk mendapatkan para Talent terbaik.
Tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini, bagaimana memperoleh karyawan bertalenta, dan apa
yang harus dilakukan perusahaan untuk mengelola karyawan bertalenta, agar dapat tetap loyal,
bahkan engage dengan perusahaan.
TALENTA DI INDONESIA
Dunamis Human Capital, pada bulan Februari lalu mencoba menelaah tentang Talent Management
System, tantangan dan bagaimana implementasinya pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Penelitian ini memang tidak fokus kepada generasi Y, akan tetapi bagaimana kesiapan perusahaanperusahaan menangani talenta-talenta di dalam organisasi mereka. Mungkin temuan penelitian
yang menyebutkan sebagian besar responden menganggap talent tidak digaji sepantasnya tidak
akan mengejutkan Anda. Ini bukan rahasia lagi.
©Dunamis Human Capital. All rights reserved. www.dunamis.co.id DICARI: KARYAWAN BERTALENTA!
57
% Dari responden menyatakan meminta kompensasi dan remunerasi lebih
baik namun perusahaan sulit untuk memenuhi
Namun, perusahaan-perusahaan itu juga tidak menutup mata. Sebagian besar responden
percaya bahwa talent itu aset.
% 80
Dari responden menyatakan setuju bahwa reward & recognition merupakan
salah satu kunci untuk mempertahankan talenta-talenta di organisasinya
Wanted: Great Bosses!
Bagaimana dengan fakta bahwa bahwa salah satu titik lemah dalam penanganan talent ada
pada leadership? Kepemimpinan yang bisa memberdayakan talent yang bersangkutan. Temuan
ini seiring sejalan dengan penelitian Suzanne Lucas di 2013 silam bahwa talent pergi dari
perusahaan karena atasannya. Atasan menjadi kunci pokok yang membuat perusahaan
dianggap gagal dalam menangani karyawan berbakat.
“Salah satu penyebab orang keluar itu bukan karena persoalan tidak memberikan kompensasi
dan benefit, tapi ketidakmampuan dari atasannya untuk memanfaatkan dan menghargai
kompentensi mereka dan ruang untuk bergerak lebih,” ungkap Tengku Hedi Safinah, President
Director Dunamis Human Capital.
Responden diambil dari
68
perusahaan yang bergerak di berbagai
bidang industri, di antaranya adalah keuangan dan asuransi, industri kimia,
properti dan real estate, pertambangan, perdagangan, pertanian, consumer
goods, serta infrastruktur dan transportasi.
Needed: Talent Parameter
Tapi, sebelum berbicara lebih jauh lagi, pantas untuk disimak temuan yang lain lagi.
23
16
% % Dari responden mengaku belum memiliki kriteria untuk menentukan talent
Dari responden mengaku kesulitan dalam mencari talent
©Dunamis Human Capital. All rights reserved. www.dunamis.co.id DICARI: KARYAWAN BERTALENTA!
Dengan ketidakjelasan kriteria, sudah jelas mereka akan kesulitan dalam mencari talent. Itu sama
saja dengan membeli kucing persia dari dalam karung. Soal nantinya dapat berbeda itu soal lain, tapi
kriteria amatlah penting menjadi panduan. Bahkan, kucing persia pun sekarang ada sertifikatnya,
bukan?
Dari mana mereka mencari talent? Apakah headhunter selalu menjadi tumpuan harapan?
Hanya
2% yang mengaku bersandarkan pada insan-insan berbakat dari luar. Sebanyak 41%
masih percaya bisa menemukan talent dari dalam organisasi. Salah satu alasannya, adalah
permasalahan biaya. Sisanya,
57%, mengawinkan dua metode tadi: internal dan eksternal.
Mencari dan mengelola talenta di organisasi memang perlu mendapat perhatian lebih.
Perusahaan-perusahaan berharap banyak dari training yang mereka lakukan. Setidaknya itulah
45% perusahaan yang mengikuti riset ini. Padahal, ditemukan data bahwa
training hanya menyumbangkan 10% bagi kinerja perusahaan.
jawaban dari
Jadi, pelatihan-pelatihan saja belumlah cukup. Kurang nendang. Para pemangku di divisi sumber
daya harus menciptakan creative talent program. Misalnya saja dengan job enrichment and
enlargement, coaching & mentoring, special assignments, serta reward & recognition. Selain itu, yang
perlu mendapat perhatian penting adalah leader harus mampu menjalankan fungsinya untuk
melakukan coaching dan mentoring.
52
% Dari responden menyatakan bahwa tantangan mengembangkan talent
adalah kekurangmampuan dari leader itu sendiri
“Pokoknya, baik leader maupun perusahaan, harus mampu menyentuh kebutuhan manusia secara
menyeluruh: mind, body, heart, and spirit. Karena itu yang akan membuat karyawan berbakat
engaged dan mau memberikan kontribusinya ke perusahaan”, ungkap Hedi.
©Dunamis Human Capital. All rights reserved. www.dunamis.co.id DICARI: KARYAWAN BERTALENTA!
KISAH DI BEBERAPA PERUSAHAAN
Dalam diskusi pada Dunamis Human Capital Community tersiratkan beberapa perusahaan telah
mencoba menerapkan Talent Management System.
Lie Si An, Business Support dari PT Tower Bersama Infrastruktur, memiliki kiat unik. Pencarian
talenta-talenta itu tidak hanya melalui jalur formal. Ada kalanya perusahaan mengadakan acara-acara
informal, misalnya lomba futsal. Dari acara karyawan inilah akan terlihat kinerja mereka dan
bagaimana kepemimpinan mereka.
Sementara itu di Federal International Finance menerapkan cara berbeda. Setia Budi Tarigan,
sebagai pemegang kuasa di Human & Resources, menerapkan riset tahunan untuk melihat
kebutuhan karyawan. Hal ini untuk memetakan apa yang dibutuhkan oleh karyawan dan sekaligus
menata strategi yang tepat untuk memenuhinya.
Dalam diskusi yang terlaksana pada Maret lalu itu menjadi unik dengan kehadiran Taufik Hidayat,
Direktur SDM dan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Seperti kita
ketahui bersama, lembaga ini dulunya adalah Asuransi Kesehatan, BUMN yang berurusan dengan
kesehatan dalam lingkup terbatas. Seperti perusahaan lainnya, tujuannya adalah keuntungan. Siapa
mengira apabila kemudian berubah bentuk menjadi lembaga negara yang langsung di bawah
presiden. Tentu saja, talenta yang ada di lembaga itu menjadi berbeda. Oleh karena itu, Taufik
Hidayat mengaku, ini tantangan yang tidak sederhana namun sedang dalam proses untuk
dituntaskan.
Perubahan yang mendadak seperti itu kadang bisa berbuah berkah melimpah. Salah satu contohnya
adalah PT Angkasa Pura I. Dulu, perusahaan BUMN ini banyak mendapat pemasukan dari
pelayanan navigasi. Tiba-tiba, terjadi perubahan manajemen untuk mengikuti standar internasional
dan layanan andalan itu dialihkan ke perusahaan lain. Purwanto, Human Capital Group Head dari PT
Angkasa Pura I, mengaku bahwa kenaikan pendapatan justru meningkat pesat. Bakat-bakat baru
yang lama terpendam bermunculan. Ia mencoba memberdayakan sumber daya yang ada dengan
inovasi-inovasi bisnis baru. Peta talent yang sudah ada menjadi bekal dalam pengembangan bisnis
baru itu.
Pada dasarnya, para peserta diskusi tidak ada yang menyanggah hasil temuan penelitian yang
dilakukan Dunamis Human Capital. Mereka mengakui, training masih menjadi andalan. Penelitian ini
menjadi pengingat bagi perusahaan-perusahaan untuk terus menemukan formula yang tepat dalam
Talent Management System. Bagaimanapun, surat resign dari karyawan bertalenta bisa
diminimalisasikan. Atau, lenyap sama sekali dari peredaran.
©Dunamis Human Capital. All rights reserved. www.dunamis.co.id 
Download