(GBHN, 1999-2004) adalah

advertisement
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Visi reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan
dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam garis-
garis
besar
terwujudnya
haluan
berdaya
Negara
oleh
hukum
1999-2004)
saing, maju
dan
Indonesia
yang
sehat,
demokratis,
lingkungan,
teknologi,
memiliki
menguasai
etos
didukung
mandiri,
beriman,
ilmu
kerja
dalam
yang
berakhlak mulia, cinta tanah air,
dan
adalah
sejahtera,
Kesatuan Republik Indonesia
manusia
bertakwa,
(GBHN,
masyarakat Indonesia yang damai,
berkeadilan,
wadah
negara
berkesadaran
pengetahuan
yang
tinggi
dan
serta
berdisiplin.
Perwujudan
tanggungjawab
peserta
pendidikan,
didik
menampilkan
masyarakat berkualitas
menjadi
keunggulan
terutama
subjek
dirinya
dalam
yang
yang
tersebut
menjadi
mempersiapkan
makin
berperan
tangguh,
kreatif,
mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Prioritas
utama peningkatan mutu
pendidikan
peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang
adalah
pendidikan,
yang pada dasarnya dititikberatkan pada tiga faktor utama,
yaitu:
1
1. mutu dan jumlah sumber belajar mengajar;
2. mutu proses belajar-mengajar dalam konteks
pelaksanaan
kurikulum dan pembelajaran; dan
3. mutu
keluaran
(knowledge),
pendidikan
sikap
dalam
arti
(affective),
pengetahuan
dan
ketrampilan'
(psychomotor).
Akhir-akhir
ini
mutu
pendidikan
makin
sering
dipersoalkan. Banyak pendapat yang mengemukakan bahwa mutu
pendidikan
kita
harapan,
dewasa ini menurun
sehingga
diperlukan
dan
belum
berbagai
memenuhi
upaya
untuk
meningkatkannya. Dalam GBHN dikemukakan bahwa masalah yang
dihadapi
dalam
bidang pendidikan
adalah
berlangsungnya
pendidikan yang kurang bermakna bagi pengembangan
dan
watak
peserta
didik,
yang
berakibat
pribadi
hilangnya
kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki kehidupan.
Berbagai
upaya
peningkatan
mutu
pendidikan
dilakukan melalui berbagai cara, antara lain
pengembangan
kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman
belajar,
pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan
dan
pembinaan
sumber
belajar.
perpustakaan
sekolah
sebagai
Namun apapun yang telah
pusat
dilakukan
meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan hasil
memuaskan
tanpa
kualitas
guru.
dibarengi
dengan
Sebagaimana
peningkatan
diakui
oleh
telah
guru,
dan
untuk
yang
terhadap
para
ahli
pendidikan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin
ada tanpa peningkatan mutu guru.
Dalam seluruh sistem pendidikan, terutama pada
sekolah,
guru
strategis
terutama
melalui
memegang
dalam upaya
pengembangan
diinginkan.
membentuk
dan
dan
dan
sangat
watak
bangsa
nilai-nilai
Soedijarto
sumber
daya
yang
(1991:119)
bahwa: "Secara makro tugas guru
pengembangan
akhirnya
penting
kepribadian
Semiawan
mengemukakan
dengan
peranan
jalur
berhubungan
manusia
yang
akan paling menentukan kelestarian dan
pada
kejayaan
kehidupan bangsa".
Dalam
sulit
konteks
pembelajaran di kelas,
peranan
digantikan oleh yang lain. Di pandang dari
pembelajaran
peranan
guru
dalam
dimensi
masyarakat
tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
guru
Indonesia
dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan
karena
bukan
sekedar
itu.
Pembelajaran
between
the
perubahan
perilaku
lebih
proses
dipandang
pembelajaran
upaya
tersebut
aspek
diharapkan, yang akan mewarnai
(Tyler,
diharapkan
kepribadian
terjadi
para
peserta
gurulah
interaksi
ini, peran guru
tidak dapat diganti
oleh
yang
edukatif
antara peserta didik dengan guru dan lingkungannya.
hal
dari
interaction
condition
yang positif pada diri
hal ini,
lebih
the
sebagai
learner and the external
Melalui
Dalam
hakekatnya
menyampaikan bahan, melainkan
1986:63).
didik.
pada
Dalam
teknologi
(Supriadi,1998).
mengatakan
pendidikan
bahwa
dan
ditiadakan
dalam
Sejalan dengan itu,
pengajaran
atau
guru
tetap
diganti dengan
kaitannya
merupakan
keberadaan
dengan
manajer
Sukmadinata
(1997)
di
proses
dalam
penting,
yang
lainnya.
manajemen
kelas dan manajer
tidak
dapat
Apalagi
pendidikan,
guru
pembelajaran,
yang
dituntut hadir di tengah-tengah peserta didik dalam rangka
pengejawantahan
pengalaman belajar, yang
meliputi
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Guru
sumber
daya manusia yang sangat
program
pendidikan.la
sangat
dekat
terutama
merupakan
hubungannya dengan
dalam
tatap
muka
menentukan
unsur
aspek
merupakan
keberhasilan
manusiawi
anak didik
yang
di
sekolah
terjadi
pada
proses
kegiatan
yang
diatur
yang
belajar-mengajar.
Proses
sedemikian
pembelajaran
rupa
menurut
adalah
langkah-langkah
tertentu
pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan,
ini
dituangkan
memperkirakan
dalam bentuk perencanaan
agar
pengaturan
mengajar,
yang
atau memproyeksikan mengenai apa yang
akan
dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran.
Dalam pandangan tradisional, mengajar ini tidak lebih
dari
pada
sekedar
memasukan isi
atau
bahan
pelajaran
kepada murid sedemikian rupa sehingga ia bisa mengeluarkan
kembali
Proses
segala isi dan bahan pelajaran yang
pengajaran
dalam persfektif
ini
diterimanya.
hanya
meliputi
guru,
atau
instruktur, murid dan buku
guru
hanya
membaca
isi
buku
pelajaran;
pelajaran
tugas
kemudian
menyampaikannya kepada murid sehingga pada akhir pelajaran
mereka bisa mengetahui segala isi buku pelajaran.
Pandangan
pengajaran
1985),
dalam
baru
itu
tentang
mengajar
merupakan suatu sistem (Dick
sistem merupakan seperangkat unsur
suatu susunan teratur yang saling
bergantung
1987; Andrew & Moin,
Proses
sehingga
and
yang
Carey,
tersusun
berhubungan
belajar-mengajar
antara
peserta
terjadi
pada
didik
hakekatnya
dengan
adalah
lingkungannya,
perubahan perilaku ke arah
dalam
baik
yang
lebih
faktor internal yang
yang
Dalam proses belajar-mengajar,
paling utama adalah mengkondisikan
menunjang
didik.
berbagai
terjadinya
Untuk
perubahan
kepentingan tersebut
kemampuan,
seperti
guru
membuat
dari
datang
tugas guru
lingkungan
perilaku
yang
datang
diri individu, maupun faktor eksternal yang
dari lingkungan.
(How
1979).
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor
mempengaruhinya,
dan
menuju
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
and Miskel,
interaksi
bahwa
dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas
tercapainya
baik.
adalah
agar
bagi
peserta
perlu
memiliki
persiapan
berupa
satuan pelajaran.
Menurut
Dick
and
Carey
(1985),
senua
komponen
pengajaran saling berinteraksi tanpa adanya penekanan yang
berlebihan
pada salah satu komponennya dalam
minat
belajar berupa perubahan perilaku
tidak
ada penekanan yang berlebihan terhadap
komponen
pengajaran
menimbulkan
murid.
sebagaimana Die and
salah
Carey,
menganggap
bahwa sebenarnya guru merupakan satu
pengajaran
yang
pada
perlu mendapatkan perhatian
komponen lainnya, sebab guru merupakan
Walaupun
satu
penulis
komponen
lebih
dari
sumber
daya
manusia yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Dalam presfektif baru tugas guru sangat kompleks, dan
berhubungan
suatu
dengan sejumlah komponen
sistem.
meminta
guru
Pembinaan
untuk
gurupun
membaca
pengajaran
tidak
buku-buku
hanya
mengembangkan sebuah model tugas
sekedar
pelajaran
menyampaikannya sebanyak-banyaknya kepada murid.
(1986)
sebagai
dan
Anderson
pengajaran
yang
interpendensi, dalam lima perangkat sebagai berikut:
1. menyeleksi kurikulum;
2. mendiagnosis kesiapan, gaya, dan minat murid;
3. merancang program;
4. merencanakan pengelolaan kelas; dan
5. melaksanakan pengajaran di kelas.
Lebih
keempat
lanjut dikemukakan bahwa tugas pertama
merupakan
perencanaan,
tugas
sedangkan
guru
tugas
dalam
kelima
kaitannya
merupakan
sampai
dengan
tugas
mengajar secara nyata di kelas. Oleh karena itu sebenarnya
tugas-tugas guru dalam presfektif baru dapat dikelompokkan
ke dalam dua kelompok besar, yaitu merencanakan pengajaran
dan mengajar di kelas.
Di
sisi
lain,
Gagne
dan
Berlinger
(1979)
mengemukakan empat fase pengajaran yang meliputi:
1. fase sebelum pengajaran;
2. fase sebelum dan sesaat pengajaran;
3.
fase pengajaran;
4.
fase sesudah pengajaran.
Dalam
setiap
dan
pase terdapat
kegiatan-kegiatan
yang
menjadi tugas guru. Ini berarti ada tugas-tugas yang harus
dikerjakan
sebelum
pengajaran,
selama
pengajaran,
dan
sesudah pengajaran.
Tugas-tugas
guru sebelum mengajar adalah
bagaimana
merencanakan suatu sistem pengajaran yang baik. Tugas guru
selama mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu
pengajaran
yang
Sedangkan
tugas
menentukan
Ketiga
sesuai dengan yang
telah
guru setelah mengajar
keberhasilan pengajaran yang
sistem
direncanakan.
adalah
bagaimana
dilaksanakannya.
tugas tersebut saling berhubungan
dalam
mencapai
efektifitas dan efisiensi pengajaran.
Merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama
sebagai
pengajar.
merencanakan
tugas
yang
kemampuan
suatu
Merencanakan
bukanlah
karena
menuntut
berpikir yang tinggi untuk memecahkan
masalah-
bagi
seorang
kompleks,
berarti
dan
mudah
sistem yang
pengajaran
guru
guru,
masalah
pengajaran.
Dalam pada itu,
dituntut
kemampuan
yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur
pengajaran
dan menghubung-hubungkannya satu sama lain.
Berdasarkan
uraian di atas dan
memperhatikan
bahwa
perencanaan pengajaran merupakan tugas penting bagi setiap
guru,
peneliti terdorong untuk melakukan pengkajian secara
mendalam
program
mengenai
satuan
efektifitas
pelajaran
manajemen
dalam
pelaksanaan
meningkatkan
kualitas
proses belajar-mengajar.
B.
Fokus Penelitian
Karena penelitian
sangat erat kaitannya,
ini menyangkut berbagai aspek
yang
maka untuk memperjelas masalah yang
akan dijadikan topik penelitian ini perlu ditetapkan fokus
penelitian
secara
diorientasikan
tegas.
Penelitian
pada masalah perencanaan
ini
lebih
pengajaran
yang
berkaitan dengan efektifitas manajemen pelaksanaan program
satuan
pelajaran
belajar-mengajar.
kinerja
program
guru
yang
satuan
dalam
meningkatkan
kualitas
Adapun fokus penelitian ini
dalam menyusun
satuan
meningkatkan
dalam
pelajaran
kualitas proses
program
satuan
sebagai
menyangkut
pelajaran,
pedoman
belajar-mengajar,
dilakukan guru untuk mengetahui efektifitas
pelajaran, dan peran kepemimpinan
membina
dan
mendorong para
guru
kepala
untuk
proses
untuk
evaluasi
program
sekolah
menyusun
»??i' •-.'
a
program
satuan pelajaran.
dikembangkan
dari
disampaikan.
Program
Satuan pelajaran pada
setiap
pokok
satuan
bahasan
pelajaran
yang
akan
disini
difokuskan pada perumusan tujuan pembelajaran,
kegiatan belajar-mengajar,
dasarnya
lebih
penyusunan
perkiraan penjatahan waktu,
dan
perencanaan evaluasi belajar-mengajar.
C.
Masalah Penelitian
Penelitian
pelaksanaan
ini berkisar tentang efektifitas manajemen
program satuan pelajaran
kualitas proses belajar-mengajar.
dalam
meningkatkan
Penelitian ini
berupaya
mengungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan manajemen
persiapan
mengajar,
pelaksanaan
program
khususnya
satpel dalam
proses belajar-mengajar.
efektifitas
manajemen
meningkatkan
kualitas
Penelitian ini akan mengungkapkan
pula hal-hal yang berkaitan dengan peranan kepala
dalam
sebagai
manajemen
pelaksanaan
program
satuan
salah satu manajemen kurikulum.
ini tidak hanya akan mengungkap
pertanyaan
tentang "bagaimanakah"
demikian
dan
efektifitas
program satuan pelajaran,
pelajaran
Dengan
penelitian
pelaksanaan
sekolah
tetapi
menjawab
manajemen
harus
pula
dapat mengungkap dan menjawab pertanyaan "bagaimana" peran
kepala
sekolah serta faktor-faktor lain
dengan
efektivitas manajemen pelaksanaan
pelajaran,
dalam
kaitannya
program
serta "mengapa" hal tersebut dilakukan.
satuan
10
Sehubungan
dirumuskan
manajemen
dengan
sebagai
kualitas
Negeri Bangodua I
Adapun
penelitian
"Bagaimanakah
program
proses
satuan
ini
efektivitas
pelajaran
belajar-mengajar
dalam
di
SMU
Kabupaten Indramayu?".
konsep
penelitian
masalah
berikut:
pelaksanaan
meningkatkan
itu,
ini
pokok
yang
dirumuskan
menjadi
dalam
bahan
bentuk
kajian
pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
kinerja
belajar-mengajar
guru
dalam
sebagai
menyusun
perencana
proses
program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu?
2. Bagaimanakah
implementasi
program
satuan
pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar
di
SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu?
3. Bagaimanakah
mengetahui
satuan
evaluasi
yang
dilakukan
efektifitas manajemen
pelajaran
di
SMU
Negeri
guru
pelaksanaan
Bangodua
untuk
program
Kabupaten
Indramayu?
4.
Bagaimanakah
mengembangkan
kendala-kendala yang dihadapi guru
program satuan pelajaran di
SMU
dalam
Negeri
Bangodua I Kabupaten Indramayu?
5.
Bagaimanakah
peran kepemimpinan kepala
sekolah
membina dan mendorong para guru untuk menyusun
satuan
pelajaran
Indramayu?
di SMU Negeri Bangodua
I
dalam
program
Kabupaten
11
D.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesimpuangsiuran dalam
istilah-istilah
yang
digunakan
dalam
menafsirkan
penelitian
ini,
dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut.
1.
Efektivitas.
ini
belum
tersebut
yang
Pengertian tentang efektivitas sampai saat
ada
rumusan
yang
dan
disebabkan karena setiap orang
berbeda,
kepentingannya
sesuai
dengan
masing-masing.
different
people. "
sudut
pasti.
Hal
memberi
arti
pandang
dan
Diakui oleh
Chung
dan
"Efektivenes means different
Maginson (1981:506) bahwa:
to
jelas
besar
Bahasa
Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif
berarti
ada efeknya (akibatnya,
atau
mujarab,
dituju.
yang
pengaruhnya,
daya guna.
melaksanakan
Dalam
kamus
dapat membawa hasil.
adalah keefektifan,
orang
Dalam
pada
itu,
kesannya),
Jadi
manjur
efektivitas
Adanya kesesuaian antara
tugas
dengan
Achmad
sasaran
Sanusi
yang
(1989:9)
mengemukakan:
Efektivitas
adalah terlaksananya
kegiatan
dengan
dan
rapi,
sesuai
dengan
mengandung
unsur
kreatif
serta
benar-benar
bermanfaat
dan
Bermakna
dalam
arti
sesuai
dengan
baik,
teratur,
bersih
ketentuan
yang berlaku;
dan
seni,
bermakna.
kebutuhan dan
kaidah etis.
Sedangkan Steer (1985) mengungkapkan bahwa
adalah
sejauh
mana
organisasi
efektivitas
melaksanakan
tugas pokoknya atau mencapai sasarannya.
seluruh
12
Berdasarkan
dikemukakan
beberapa
bahwa
terlaksananya
pengertian
efektivitas
di
atas
dapat
berkaitan
semua tugas pokok,
dengan
tercapainya
tujuan,
tepat waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Efektivitas
adalah
yang
efektivitas
dimaksud dalam
program
menyangkut motivasi guru,
kepemimpinan
kepala
satuan
penelitian
pelajaran,
yang
kegunaan, evaluasi, dan peran
sekolah,
berdasarkan
ketepatan
penyusunan, ketercapaian tujuan pembelajaran,
waktu serta ketepatan pendayagunaan sarana,
dan
ini
ketepatan
prasarana,
sumber belajar dalam meningkatkan kualitas
proses
belaj ar-mengaj ar.
2. Program.
Dalam
dijelaskan
asas-asas
Ramus Besar
bahwa
serta
perekonomian
program
dengan
dan
Bahasa
adalah
usaha
sebagainya
Indonesia
rancangan
dalam
yang
mengenai
ketatanegaraan,
akan
dijalankan.
Program itu lebih berrsifat detail, dalam arti
yang
bentuk
akan
(1990)
dilaksanakan atau dijalankan,
hal-hal
tidak
pekerjaan yang akan dilakukan semata
hanya
melainkan
meliputi berbagai penunjang untuk terlaksananya rencana
dan
tugas
atau
dipertanggungjawabkan.
dalam
sudah
kewajiban
Yang
penelitian ini adalah
masak
dilaksanakan
atau
dalam
matang
kegiatan
yang
dimaksud
rencana
yang
harus
dengan
program
pengajaran
sedang
yang
dan
akan
belajar-mengajar
atau
13
interaksi belajar-mengajar.
3. Program
satuan
merupakan
erat
pelajaran.
salah
hubungannya dengan tujuan
pelajaran
suatu
yang
pendek
yang
masing-masing
sedang
instruksional,
sudah
pokok
dan
atau
masak
atau
bahasan yang
akan
adalah
pengajaran
matang
untuk
oleh
guru,
dibuat
dilaksanakan
satuan
ini
kerangka
yang
proses
Program
dimaksud dalam penelitian
rancangan
pelajaran
pengajaran
waktu dan evaluasi.
rencana,
jangka
satuan
satu bentuk program
belajar-mengajar,
yang
Program
dalam
kegiatan
belajar-mengajar atau interaksi belajar-mengajar, untuk
memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
4.
Kualitas.
Kualitas
"Quality,"
yang berarti mutu dan sifat.
dimaksud
proses
dalam
dalam
berasal
melaksanakannya,
prosesnya,
diberikannya,
bahasa
baik
Inggris
Kualitas
penelitian ini adalah mutu
belajar-mengajar
dalam
dari
dan
dilihat dari
kemudahan
keterlibatan
peserta
serta
hasil
berupa
atau
yang
sifat
guru
didik
pengaruh
pengetahuan,
yang
keterampilan
maupun sikap.
5. Proses
belajar-mengajar.
proses
belajar-mengajar
pembelajaran
learner
proses
and
sebagai
the
Tyler
(1986)
identik
the
dengan
interaction
external condition.
belajar-mengajar
diartikan
mengartikan
proses
between
Dalam
sebagai
hal
the
ini
interaksi
14
antara
peserta
didik
belajar-mengajar
dengan
menunjuk
lingkungannya.
pada
dua
Proses
kegiatan,
yakni
proses belajar yang dilakukan peserta didik dan
mengajar
yang
dilakukan oleh
guru.
mengajar
yang
dimaksud dalam
penelitian
interaksi
antara
peserta
didik
Proses
proses
belajar-
ini
dengan
adalah
guru
yang
direncanakan secara sistematis (dalam satuan pelajaran)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
E. Tujuan Penelitian
Secara
umum
menganalisis
dan
penelitian
menemukan
ini
secara
bertujuan
empiris
untuk
tentang
efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMU
Negeri
Bangodua
masukan
untuk
I Kabupaten
meningkatkan
Indramayu,
kualitas,
relevansi pengelolaan pendidikan,
pengalaman
sebagai
bahan
efisiensi,
dalam rangka
yang lebih bermakna bagi peserta
dan
memberikan
didik,
baik
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang
yang
lebih
tinggi
maupun untuk
mengembangkan
diri
di
masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.
Secara khusus penelitian ini bertujuan mengetahui:
1. Kinerja guru sebagai perencana proses
dalam
belajar-mengajar
menyusun program satuan pelajaran di SMU
Bangodua I Kabupaten Indramayu.
Negeri
15
2.
Implementasi
meningkatkan
program
satuan
pelajaran
dalam
kualitas proses belajar-mengajar
di
SMU
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
3. Evaluasi
yang
efektifitas
dilakukan
manajemen
guru
untuk
pelaksanaan
mengetahui
program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
4.
Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
program
satuan
pelajaran
di SMU
mengembangkan
Negeri
Bangodua
I
Kabupaten Indramayu.
5. Peran
kepemimpinan
mendorong
para
kepala sekolah dalam
guru
untuk
menyusun
membina
program
dan
satuan
pelajaran di SMU Negeri I Kabupaten Indramayu.
F.
Manfaat Hasil Penelitian
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
kepada berbagai pihak yang berkepentingan
program
satuan
proses
pelajaran
belajar-mengajar,
dalam
baik
meningkatkan
secara
dengan
kualitas
teoritis
maupun
secara praktis.
1.
Manfaat Teoritik
Melalui
penelitian
ini diharapkan
dapat
diperoleh
masukan berupa sumbangan terhadap pengembangan teori
berkaitan
dengan
administrasi
menemukan
dalil-dalil
atau
kurikulum,
prinslp-prinsip
yakni
yang
upaya
pengelolaan
e
16
satuan
pelajaran
belajar-mengajar
umumnya.
Hasil
penelitian
sebagai
mendalami
teori
dari
ini
meningkatkan
kualitas
khususnya dan kualitas
dijadikan
khususnya
dalam
ini
juga
salah satu bahan
administrasi
administrasi
pendidikan
diharapkan
kajian
sebagai
suatu
kurikulum yang
memahami
dapat memberi
motivasi
dan kinerja guru
bagian
penelitian
terhadap
dalam
upaya
sistem,
merupakan
sumbangan
pada
dapat
dalam
administrasi pendidikan. Lebih dari itu,
diharapkan
proses
upaya
mengembangkan
program satuan pelajaran serta memahami peran kepemimpinan
kepala sekolah dalam membina dan mendorong para guru untuk
menyusun
program
satuan
pelajaran
dalam
kualitas
proses belajar-mengajar khususnya
meningkatkan
dan
kualitas
pendidikan pada umumnya.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan
dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan
efektifitas
satuan
pendidikan,
pelajaran.
khsusnya dalam
Secara
terinci,
masalah
hasil
program
penelitian
terutama bermanfaat:
a. Bagi
Para guru,
hasil penelitian ini
dapat
dijadikan
landasan empirik untuk meningkatkan pengelolaan program
satuan
pelajaran
sebagai
bagian
dari
pengelolaan
17
kurikulum
hasil
secara efisien dan efektif. Di samping
penelitian
masukan
dalam
mengembangkan
ini dapat
usaha
dijadikan
meningkatkan
perencanaan
sebagai
itu,
bahan
motivasi
dalam
belajar-mengajar
melalui
program satuan pelajaran.
b. Bagi Para kepala sekolah dan para pengelola pendidikan,
hasil
penelitian
supervisi
proses
ini dapat
dijadikan
belajar-mengajar,
sebagai
khususnya
dalam
implementasi program satuan pelajaran. Di samping
hasil
penelitian
masukan
untuk
semangat
ini dapat
lebih
dijadikan
meningkatkan
guru dalam melakukan
sebagai
dan
bahan
itu,
bahan
menggairahkan
perencanaan
pengajaran
melalui program satuan pelajaran.
c. Bagi
Depdiknas, hasil penelitian ini
balikan
dalam
atas
implementasi
meningkatkan
khususnya
umumnya.
dijadikan
dan
Di
kualitas
peningkatan
samping itu,
sebagai
program
bahan
dapat
dijadikan
satuan
pelajaran
proses
kualitas
belajar-mengajar
pendidikan
hasil penelitian
pertimbangan
ini
dalam
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang
pada
dapat
mencari
berkaitan
dengan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam
meningkatkan
kualitas
perencanaan mengajar.
guru
dalam
mengembangkan
18
d.
Bagi
Program
masukan
studi Administrasi
untuk
penelitian
membuka
lebih
Pendidikan,
wawasan
lanjut,
bagi
khususnya
sebagai
penelitian-
dalam
masalah
pengelolaan program satuan pelajaran.
Memahami
atas,
maka
berbagai manfaat sebagaimana diharapkan
penulis
berpendapat
bahwa
penelitian
di
ini
penting untuk dilakukan.
G.
Kerangka Pemikiran
Peningkatan
ditentukan
oleh
melaksanakan
Sehubungan
dengan
kualitas proses belajar-mengajar
kemampuan
dan
dengan
guru
menilai
itu,
dalam
proses
tema pokok
sangat
merencanakan,
belajar-mengajar.
studi
efektifitas manajemen pelaksanaan
ini
berkaitan
program
satpel
dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Program
satuan
pembelajaran
utama,
harus
atau
sedikitnya berkaitan dengan
yaitu
mengajar
pelajaran
tujuan,
materi,
(KBM) dan evaluasi.
dikaji
secara jelas dan
lima
komponen
kegiatan
belajar-
Komponen-komponen
tersebut
metode,
mendalam
dituangkan dalam satuan pelajaran (satpel).
inilah
suatu
perencanaan
untuk
Dalam kerangka
administrasi pendidikan memposisikan diri
keseluruhan
komponen
pembelajaran,
untuk
terhadap
mencapai
sebagai
berbagai
tujuan
secara
dasarnya program satuan pelajaran atau
rencana
efektif dan
Pada
proses perencanaan
kemudian
efisien.
pembelajaran
merupakan hasil interpretasi
komponen-komponen
di
atas,
yang
guru
disesuaikan
terhadap
dengan
19
berbagai
kondisi
kegiatan
yang
pembelajaran
ada
agar
dapat
yang memungkinkan
menghasilkan
proses
belajar
siswa berlangsung optimal.
Ketika guru mengembangkan program satuan pelajaran di
dalam
dirinya
pengambilan
terjadi
serta
proses
keputusan mengenai apa dan bagaimana
proses
belajar-mengajar
dalam
proses
akan berlangsung.
bentuk satuan pelajaran.
yang
diambil
faktor,
dalam
lain
berhubungan
kemampuan
guru
dalam
efektifitas program satuan
kendala
yang
satuan
Tepat
tidaknya
dengan
guru dalam mengimplementasikan
pelajaran,
terhadap
Isi keputusan
oleh guru sangat ditentukan
antara
kemampuan
berpikir
dihadapi guru dalam
pelajaran,
membina
dan
keputusan
oleh
berbagai
kinerja
guru,
program
satuan
melakukan
evaluasi
pelajaran,
kendala-
mengembangkan
dan peran kepemimpinan
mendorong para
disusun
guru
kepala
untuk
program
sekolah
menyusun
program satuan pelajaran.
Kerangka pemikiran di atas,
dapat dilukiskan
sebagai
berikut.
Pelaksanaan
Penilaian
Tujuan
Interaksi
Kesesuaian
Materi
Metode
KBM
Evaluasi
antara peser
antara peren
canaan dengan
pelaksanaan
Perencanaan
ta didik de
ngan kondisi
lingkungan
.1
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Umpan balik
(kualitas PBM)
Download