BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam garis- garis besar terwujudnya haluan berdaya Negara oleh hukum 1999-2004) saing, maju dan Indonesia yang sehat, demokratis, lingkungan, teknologi, memiliki menguasai etos didukung mandiri, beriman, ilmu kerja dalam yang berakhlak mulia, cinta tanah air, dan adalah sejahtera, Kesatuan Republik Indonesia manusia bertakwa, (GBHN, masyarakat Indonesia yang damai, berkeadilan, wadah negara berkesadaran pengetahuan yang tinggi dan serta berdisiplin. Perwujudan tanggungjawab peserta pendidikan, didik menampilkan masyarakat berkualitas menjadi keunggulan terutama subjek dirinya dalam yang yang tersebut menjadi mempersiapkan makin berperan tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. Prioritas utama peningkatan mutu pendidikan peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang adalah pendidikan, yang pada dasarnya dititikberatkan pada tiga faktor utama, yaitu: 1 1. mutu dan jumlah sumber belajar mengajar; 2. mutu proses belajar-mengajar dalam konteks pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran; dan 3. mutu keluaran (knowledge), pendidikan sikap dalam arti (affective), pengetahuan dan ketrampilan' (psychomotor). Akhir-akhir ini mutu pendidikan makin sering dipersoalkan. Banyak pendapat yang mengemukakan bahwa mutu pendidikan kita harapan, dewasa ini menurun sehingga diperlukan dan belum berbagai memenuhi upaya untuk meningkatkannya. Dalam GBHN dikemukakan bahwa masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pengembangan dan watak peserta didik, yang berakibat pribadi hilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki kehidupan. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui berbagai cara, antara lain pengembangan kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman belajar, pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan dan pembinaan sumber belajar. perpustakaan sekolah sebagai Namun apapun yang telah pusat dilakukan meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan hasil memuaskan tanpa kualitas guru. dibarengi dengan Sebagaimana peningkatan diakui oleh telah guru, dan untuk yang terhadap para ahli pendidikan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin ada tanpa peningkatan mutu guru. Dalam seluruh sistem pendidikan, terutama pada sekolah, guru strategis terutama melalui memegang dalam upaya pengembangan diinginkan. membentuk dan dan dan sangat watak bangsa nilai-nilai Soedijarto sumber daya yang (1991:119) bahwa: "Secara makro tugas guru pengembangan akhirnya penting kepribadian Semiawan mengemukakan dengan peranan jalur berhubungan manusia yang akan paling menentukan kelestarian dan pada kejayaan kehidupan bangsa". Dalam sulit konteks pembelajaran di kelas, peranan digantikan oleh yang lain. Di pandang dari pembelajaran peranan guru dalam dimensi masyarakat tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat guru Indonesia dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena bukan sekedar itu. Pembelajaran between the perubahan perilaku lebih proses dipandang pembelajaran upaya tersebut aspek diharapkan, yang akan mewarnai (Tyler, diharapkan kepribadian terjadi para peserta gurulah interaksi ini, peran guru tidak dapat diganti oleh yang edukatif antara peserta didik dengan guru dan lingkungannya. hal dari interaction condition yang positif pada diri hal ini, lebih the sebagai learner and the external Melalui Dalam hakekatnya menyampaikan bahan, melainkan 1986:63). didik. pada Dalam teknologi (Supriadi,1998). mengatakan pendidikan bahwa dan ditiadakan dalam Sejalan dengan itu, pengajaran atau guru tetap diganti dengan kaitannya merupakan keberadaan dengan manajer Sukmadinata (1997) di proses dalam penting, yang lainnya. manajemen kelas dan manajer tidak dapat Apalagi pendidikan, guru pembelajaran, yang dituntut hadir di tengah-tengah peserta didik dalam rangka pengejawantahan pengalaman belajar, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Guru sumber daya manusia yang sangat program pendidikan.la sangat dekat terutama merupakan hubungannya dengan dalam tatap muka menentukan unsur aspek merupakan keberhasilan manusiawi anak didik yang di sekolah terjadi pada proses kegiatan yang diatur yang belajar-mengajar. Proses sedemikian pembelajaran rupa menurut adalah langkah-langkah tertentu pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan, ini dituangkan memperkirakan dalam bentuk perencanaan agar pengaturan mengajar, yang atau memproyeksikan mengenai apa yang akan dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran. Dalam pandangan tradisional, mengajar ini tidak lebih dari pada sekedar memasukan isi atau bahan pelajaran kepada murid sedemikian rupa sehingga ia bisa mengeluarkan kembali Proses segala isi dan bahan pelajaran yang pengajaran dalam persfektif ini diterimanya. hanya meliputi guru, atau instruktur, murid dan buku guru hanya membaca isi buku pelajaran; pelajaran tugas kemudian menyampaikannya kepada murid sehingga pada akhir pelajaran mereka bisa mengetahui segala isi buku pelajaran. Pandangan pengajaran 1985), dalam baru itu tentang mengajar merupakan suatu sistem (Dick sistem merupakan seperangkat unsur suatu susunan teratur yang saling bergantung 1987; Andrew & Moin, Proses sehingga and yang Carey, tersusun berhubungan belajar-mengajar antara peserta terjadi pada didik hakekatnya dengan adalah lingkungannya, perubahan perilaku ke arah dalam baik yang lebih faktor internal yang yang Dalam proses belajar-mengajar, paling utama adalah mengkondisikan menunjang didik. berbagai terjadinya Untuk perubahan kepentingan tersebut kemampuan, seperti guru membuat dari datang tugas guru lingkungan perilaku yang datang diri individu, maupun faktor eksternal yang dari lingkungan. (How 1979). Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor mempengaruhinya, dan menuju tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya and Miskel, interaksi bahwa dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas tercapainya baik. adalah agar bagi peserta perlu memiliki persiapan berupa satuan pelajaran. Menurut Dick and Carey (1985), senua komponen pengajaran saling berinteraksi tanpa adanya penekanan yang berlebihan pada salah satu komponennya dalam minat belajar berupa perubahan perilaku tidak ada penekanan yang berlebihan terhadap komponen pengajaran menimbulkan murid. sebagaimana Die and salah Carey, menganggap bahwa sebenarnya guru merupakan satu pengajaran yang pada perlu mendapatkan perhatian komponen lainnya, sebab guru merupakan Walaupun satu penulis komponen lebih dari sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Dalam presfektif baru tugas guru sangat kompleks, dan berhubungan suatu dengan sejumlah komponen sistem. meminta guru Pembinaan untuk gurupun membaca pengajaran tidak buku-buku hanya mengembangkan sebuah model tugas sekedar pelajaran menyampaikannya sebanyak-banyaknya kepada murid. (1986) sebagai dan Anderson pengajaran yang interpendensi, dalam lima perangkat sebagai berikut: 1. menyeleksi kurikulum; 2. mendiagnosis kesiapan, gaya, dan minat murid; 3. merancang program; 4. merencanakan pengelolaan kelas; dan 5. melaksanakan pengajaran di kelas. Lebih keempat lanjut dikemukakan bahwa tugas pertama merupakan perencanaan, tugas sedangkan guru tugas dalam kelima kaitannya merupakan sampai dengan tugas mengajar secara nyata di kelas. Oleh karena itu sebenarnya tugas-tugas guru dalam presfektif baru dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu merencanakan pengajaran dan mengajar di kelas. Di sisi lain, Gagne dan Berlinger (1979) mengemukakan empat fase pengajaran yang meliputi: 1. fase sebelum pengajaran; 2. fase sebelum dan sesaat pengajaran; 3. fase pengajaran; 4. fase sesudah pengajaran. Dalam setiap dan pase terdapat kegiatan-kegiatan yang menjadi tugas guru. Ini berarti ada tugas-tugas yang harus dikerjakan sebelum pengajaran, selama pengajaran, dan sesudah pengajaran. Tugas-tugas guru sebelum mengajar adalah bagaimana merencanakan suatu sistem pengajaran yang baik. Tugas guru selama mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu pengajaran yang Sedangkan tugas menentukan Ketiga sesuai dengan yang telah guru setelah mengajar keberhasilan pengajaran yang sistem direncanakan. adalah bagaimana dilaksanakannya. tugas tersebut saling berhubungan dalam mencapai efektifitas dan efisiensi pengajaran. Merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama sebagai pengajar. merencanakan tugas yang kemampuan suatu Merencanakan bukanlah karena menuntut berpikir yang tinggi untuk memecahkan masalah- bagi seorang kompleks, berarti dan mudah sistem yang pengajaran guru guru, masalah pengajaran. Dalam pada itu, dituntut kemampuan yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur pengajaran dan menghubung-hubungkannya satu sama lain. Berdasarkan uraian di atas dan memperhatikan bahwa perencanaan pengajaran merupakan tugas penting bagi setiap guru, peneliti terdorong untuk melakukan pengkajian secara mendalam program mengenai satuan efektifitas pelajaran manajemen dalam pelaksanaan meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. B. Fokus Penelitian Karena penelitian sangat erat kaitannya, ini menyangkut berbagai aspek yang maka untuk memperjelas masalah yang akan dijadikan topik penelitian ini perlu ditetapkan fokus penelitian secara diorientasikan tegas. Penelitian pada masalah perencanaan ini lebih pengajaran yang berkaitan dengan efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran belajar-mengajar. kinerja program guru yang satuan dalam meningkatkan kualitas Adapun fokus penelitian ini dalam menyusun satuan meningkatkan dalam pelajaran kualitas proses program satuan sebagai menyangkut pelajaran, pedoman belajar-mengajar, dilakukan guru untuk mengetahui efektifitas pelajaran, dan peran kepemimpinan membina dan mendorong para guru kepala untuk proses untuk evaluasi program sekolah menyusun »??i' •-.' a program satuan pelajaran. dikembangkan dari disampaikan. Program Satuan pelajaran pada setiap pokok satuan bahasan pelajaran yang akan disini difokuskan pada perumusan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dasarnya lebih penyusunan perkiraan penjatahan waktu, dan perencanaan evaluasi belajar-mengajar. C. Masalah Penelitian Penelitian pelaksanaan ini berkisar tentang efektifitas manajemen program satuan pelajaran kualitas proses belajar-mengajar. dalam meningkatkan Penelitian ini berupaya mengungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan manajemen persiapan mengajar, pelaksanaan program khususnya satpel dalam proses belajar-mengajar. efektifitas manajemen meningkatkan kualitas Penelitian ini akan mengungkapkan pula hal-hal yang berkaitan dengan peranan kepala dalam sebagai manajemen pelaksanaan program satuan salah satu manajemen kurikulum. ini tidak hanya akan mengungkap pertanyaan tentang "bagaimanakah" demikian dan efektifitas program satuan pelajaran, pelajaran Dengan penelitian pelaksanaan sekolah tetapi menjawab manajemen harus pula dapat mengungkap dan menjawab pertanyaan "bagaimana" peran kepala sekolah serta faktor-faktor lain dengan efektivitas manajemen pelaksanaan pelajaran, dalam kaitannya program serta "mengapa" hal tersebut dilakukan. satuan 10 Sehubungan dirumuskan manajemen dengan sebagai kualitas Negeri Bangodua I Adapun penelitian "Bagaimanakah program proses satuan ini efektivitas pelajaran belajar-mengajar dalam di SMU Kabupaten Indramayu?". konsep penelitian masalah berikut: pelaksanaan meningkatkan itu, ini pokok yang dirumuskan menjadi dalam bahan bentuk kajian pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kinerja belajar-mengajar guru dalam sebagai menyusun perencana proses program satuan pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimanakah implementasi program satuan pelajaran dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu? 3. Bagaimanakah mengetahui satuan evaluasi yang dilakukan efektifitas manajemen pelajaran di SMU Negeri guru pelaksanaan Bangodua untuk program Kabupaten Indramayu? 4. Bagaimanakah mengembangkan kendala-kendala yang dihadapi guru program satuan pelajaran di SMU dalam Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu? 5. Bagaimanakah peran kepemimpinan kepala sekolah membina dan mendorong para guru untuk menyusun satuan pelajaran Indramayu? di SMU Negeri Bangodua I dalam program Kabupaten 11 D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesimpuangsiuran dalam istilah-istilah yang digunakan dalam menafsirkan penelitian ini, dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut. 1. Efektivitas. ini belum tersebut yang Pengertian tentang efektivitas sampai saat ada rumusan yang dan disebabkan karena setiap orang berbeda, kepentingannya sesuai dengan masing-masing. different people. " sudut pasti. Hal memberi arti pandang dan Diakui oleh Chung dan "Efektivenes means different Maginson (1981:506) bahwa: to jelas besar Bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, atau mujarab, dituju. yang pengaruhnya, daya guna. melaksanakan Dalam kamus dapat membawa hasil. adalah keefektifan, orang Dalam pada itu, kesannya), Jadi manjur efektivitas Adanya kesesuaian antara tugas dengan Achmad sasaran Sanusi yang (1989:9) mengemukakan: Efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan dan rapi, sesuai dengan mengandung unsur kreatif serta benar-benar bermanfaat dan Bermakna dalam arti sesuai dengan baik, teratur, bersih ketentuan yang berlaku; dan seni, bermakna. kebutuhan dan kaidah etis. Sedangkan Steer (1985) mengungkapkan bahwa adalah sejauh mana organisasi efektivitas melaksanakan tugas pokoknya atau mencapai sasarannya. seluruh 12 Berdasarkan dikemukakan beberapa bahwa terlaksananya pengertian efektivitas di atas dapat berkaitan semua tugas pokok, dengan tercapainya tujuan, tepat waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Efektivitas adalah yang efektivitas dimaksud dalam program menyangkut motivasi guru, kepemimpinan kepala satuan penelitian pelajaran, yang kegunaan, evaluasi, dan peran sekolah, berdasarkan ketepatan penyusunan, ketercapaian tujuan pembelajaran, waktu serta ketepatan pendayagunaan sarana, dan ini ketepatan prasarana, sumber belajar dalam meningkatkan kualitas proses belaj ar-mengaj ar. 2. Program. Dalam dijelaskan asas-asas Ramus Besar bahwa serta perekonomian program dengan dan Bahasa adalah usaha sebagainya Indonesia rancangan dalam yang mengenai ketatanegaraan, akan dijalankan. Program itu lebih berrsifat detail, dalam arti yang bentuk akan (1990) dilaksanakan atau dijalankan, hal-hal tidak pekerjaan yang akan dilakukan semata hanya melainkan meliputi berbagai penunjang untuk terlaksananya rencana dan tugas atau dipertanggungjawabkan. dalam sudah kewajiban Yang penelitian ini adalah masak dilaksanakan atau dalam matang kegiatan yang dimaksud rencana yang harus dengan program pengajaran sedang yang dan akan belajar-mengajar atau 13 interaksi belajar-mengajar. 3. Program satuan merupakan erat pelajaran. salah hubungannya dengan tujuan pelajaran suatu yang pendek yang masing-masing sedang instruksional, sudah pokok dan atau masak atau bahasan yang akan adalah pengajaran matang untuk oleh guru, dibuat dilaksanakan satuan ini kerangka yang proses Program dimaksud dalam penelitian rancangan pelajaran pengajaran waktu dan evaluasi. rencana, jangka satuan satu bentuk program belajar-mengajar, yang Program dalam kegiatan belajar-mengajar atau interaksi belajar-mengajar, untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. 4. Kualitas. Kualitas "Quality," yang berarti mutu dan sifat. dimaksud proses dalam dalam berasal melaksanakannya, prosesnya, diberikannya, bahasa baik Inggris Kualitas penelitian ini adalah mutu belajar-mengajar dalam dari dan dilihat dari kemudahan keterlibatan peserta serta hasil berupa atau yang sifat guru didik pengaruh pengetahuan, yang keterampilan maupun sikap. 5. Proses belajar-mengajar. proses belajar-mengajar pembelajaran learner proses and sebagai the Tyler (1986) identik the dengan interaction external condition. belajar-mengajar diartikan mengartikan proses between Dalam sebagai hal the ini interaksi 14 antara peserta didik belajar-mengajar dengan menunjuk lingkungannya. pada dua Proses kegiatan, yakni proses belajar yang dilakukan peserta didik dan mengajar yang dilakukan oleh guru. mengajar yang dimaksud dalam penelitian interaksi antara peserta didik Proses proses belajar- ini dengan adalah guru yang direncanakan secara sistematis (dalam satuan pelajaran) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. E. Tujuan Penelitian Secara umum menganalisis dan penelitian menemukan ini secara bertujuan empiris untuk tentang efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMU Negeri Bangodua masukan untuk I Kabupaten meningkatkan Indramayu, kualitas, relevansi pengelolaan pendidikan, pengalaman sebagai bahan efisiensi, dalam rangka yang lebih bermakna bagi peserta dan memberikan didik, baik sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan diri di masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. Secara khusus penelitian ini bertujuan mengetahui: 1. Kinerja guru sebagai perencana proses dalam belajar-mengajar menyusun program satuan pelajaran di SMU Bangodua I Kabupaten Indramayu. Negeri 15 2. Implementasi meningkatkan program satuan pelajaran dalam kualitas proses belajar-mengajar di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu. 3. Evaluasi yang efektifitas dilakukan manajemen guru untuk pelaksanaan mengetahui program satuan pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu. 4. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam program satuan pelajaran di SMU mengembangkan Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu. 5. Peran kepemimpinan mendorong para kepala sekolah dalam guru untuk menyusun membina program dan satuan pelajaran di SMU Negeri I Kabupaten Indramayu. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan program satuan proses pelajaran belajar-mengajar, dalam baik meningkatkan secara dengan kualitas teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritik Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh masukan berupa sumbangan terhadap pengembangan teori berkaitan dengan administrasi menemukan dalil-dalil atau kurikulum, prinslp-prinsip yakni yang upaya pengelolaan e 16 satuan pelajaran belajar-mengajar umumnya. Hasil penelitian sebagai mendalami teori dari ini meningkatkan kualitas khususnya dan kualitas dijadikan khususnya dalam ini juga salah satu bahan administrasi administrasi pendidikan diharapkan kajian sebagai suatu kurikulum yang memahami dapat memberi motivasi dan kinerja guru bagian penelitian terhadap dalam upaya sistem, merupakan sumbangan pada dapat dalam administrasi pendidikan. Lebih dari itu, diharapkan proses upaya mengembangkan program satuan pelajaran serta memahami peran kepemimpinan kepala sekolah dalam membina dan mendorong para guru untuk menyusun program satuan pelajaran dalam kualitas proses belajar-mengajar khususnya meningkatkan dan kualitas pendidikan pada umumnya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan efektifitas satuan pendidikan, pelajaran. khsusnya dalam Secara terinci, masalah hasil program penelitian terutama bermanfaat: a. Bagi Para guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan empirik untuk meningkatkan pengelolaan program satuan pelajaran sebagai bagian dari pengelolaan 17 kurikulum hasil secara efisien dan efektif. Di samping penelitian masukan dalam mengembangkan ini dapat usaha dijadikan meningkatkan perencanaan sebagai itu, bahan motivasi dalam belajar-mengajar melalui program satuan pelajaran. b. Bagi Para kepala sekolah dan para pengelola pendidikan, hasil penelitian supervisi proses ini dapat dijadikan belajar-mengajar, sebagai khususnya dalam implementasi program satuan pelajaran. Di samping hasil penelitian masukan untuk semangat ini dapat lebih dijadikan meningkatkan guru dalam melakukan sebagai dan bahan itu, bahan menggairahkan perencanaan pengajaran melalui program satuan pelajaran. c. Bagi Depdiknas, hasil penelitian ini balikan dalam atas implementasi meningkatkan khususnya umumnya. dijadikan dan Di kualitas peningkatan samping itu, sebagai program bahan dapat dijadikan satuan pelajaran proses kualitas belajar-mengajar pendidikan hasil penelitian pertimbangan ini dalam alternatif-alternatif pemecahan masalah yang pada dapat mencari berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kualitas perencanaan mengajar. guru dalam mengembangkan 18 d. Bagi Program masukan studi Administrasi untuk penelitian membuka lebih Pendidikan, wawasan lanjut, bagi khususnya sebagai penelitian- dalam masalah pengelolaan program satuan pelajaran. Memahami atas, maka berbagai manfaat sebagaimana diharapkan penulis berpendapat bahwa penelitian di ini penting untuk dilakukan. G. Kerangka Pemikiran Peningkatan ditentukan oleh melaksanakan Sehubungan dengan kualitas proses belajar-mengajar kemampuan dan dengan guru menilai itu, dalam proses tema pokok sangat merencanakan, belajar-mengajar. studi efektifitas manajemen pelaksanaan ini berkaitan program satpel dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Program satuan pembelajaran utama, harus atau sedikitnya berkaitan dengan yaitu mengajar pelajaran tujuan, materi, (KBM) dan evaluasi. dikaji secara jelas dan lima komponen kegiatan belajar- Komponen-komponen tersebut metode, mendalam dituangkan dalam satuan pelajaran (satpel). inilah suatu perencanaan untuk Dalam kerangka administrasi pendidikan memposisikan diri keseluruhan komponen pembelajaran, untuk terhadap mencapai sebagai berbagai tujuan secara dasarnya program satuan pelajaran atau rencana efektif dan Pada proses perencanaan kemudian efisien. pembelajaran merupakan hasil interpretasi komponen-komponen di atas, yang guru disesuaikan terhadap dengan 19 berbagai kondisi kegiatan yang pembelajaran ada agar dapat yang memungkinkan menghasilkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Ketika guru mengembangkan program satuan pelajaran di dalam dirinya pengambilan terjadi serta proses keputusan mengenai apa dan bagaimana proses belajar-mengajar dalam proses akan berlangsung. bentuk satuan pelajaran. yang diambil faktor, dalam lain berhubungan kemampuan guru dalam efektifitas program satuan kendala yang satuan Tepat tidaknya dengan guru dalam mengimplementasikan pelajaran, terhadap Isi keputusan oleh guru sangat ditentukan antara kemampuan berpikir dihadapi guru dalam pelajaran, membina dan keputusan oleh berbagai kinerja guru, program satuan melakukan evaluasi pelajaran, kendala- mengembangkan dan peran kepemimpinan mendorong para disusun guru kepala untuk program sekolah menyusun program satuan pelajaran. Kerangka pemikiran di atas, dapat dilukiskan sebagai berikut. Pelaksanaan Penilaian Tujuan Interaksi Kesesuaian Materi Metode KBM Evaluasi antara peser antara peren canaan dengan pelaksanaan Perencanaan ta didik de ngan kondisi lingkungan .1 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Umpan balik (kualitas PBM)