Pengembangan Media Pembelajaran Matematika

advertisement
Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika
Disusun Oleh:
Nur Halimah
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2014
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa
latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang berarti perantara atau pengantar.
Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan
wasaala, yang artinya perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun secara terminologi (istilah),beberapa tokoh
mengemukakan pengertian media pembelajaran
sebagai berikut :
1. Martin dan Briggs (1986), mengatakan bahwa media
pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi dengan pelajar. Hal ini bisa
berupa perangkat keras atau perangkat lunak yang
digunakan pada perangkat keras.
2. Hamalik (1994), media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, fikiran, dan perasaan pelajar dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
3. Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika ( National
Education Association/NEA) seperti yang dikutif AECT
(1979) mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan
sebagai segala benda yang dapat dimanifulasikan, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
Berdasarkan uraian para ahli di tersebut di atas,
maka dapat kita simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran
dengan efektif dan efisien.
B. PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan
satu-satunya
sumber
untuk
memperoleh
pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya,
sumber belajar itu kemudian bertambah dengan
adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh
bernama Johan Amos Comenius yang tercatat
sebagai orang pertama yang menulis buku
bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat
bantu mengajar (teaching aids). Alat bantu yang
dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model,
objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap atau retensi belajar.
Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada
alat bantu visual kurang memperhatikan aspek
disain, pengembangan pembelajaran (instruction)
produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya
pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20,
alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini
dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal
dengan audio visual atau audio visual aids (AVA)
Berbagai peralatan digunakan oleh guru
untuk menyampaikan pesan kepada siswa melalui
penglihatan dan pendengaran dengan maksud
menghindari verbalisme yang masih mungkin
terjadi, kalau hanya digunakan alat bantu visual
semata. Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi
mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu
audio-visual, sehingga selain sebagai alat bantu,
media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau
informasi belajar. Sejak saat itu alat audio-visual
bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru
saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan
atau media.
Sekitar tahun 1960-1965 siswa mulai
diperhatikan sebagai komponen yang penting
dalam proses pembelajaran. Pada saat itu teori
tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F.
Skinner mulai mempengaruhi penggunaaan media
dalam kegiatan belajar-mengajar. Teori ini
mendorong untuk lebih memperhatikan siswa
dalam proses belajar-mengajar.
Pada sekitar tahun 1965-1970 pendekatan
sistem (system approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan
kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini
mendorong digunakannya media sebagai bagian
internal dalam program pembelajaran. Setiap
program pembelajaran perlu direncanakan secara
sitematis dengan memusatkan perhatian pada
siswa. Dalam perencanaan ini media yang akan
dipakai dan cara yang digunakan telah ditentukan
dengan pertimbangan saksama.
C. PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MATEMATIKA
Media sangat berperan penting dalam proses pembelajaran
khususnya dalam pembelajaran Matematika. Terdapat
beberapa alasan pentingnya media dalam pembelajaran
matematika, yaitu:
1.Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan
peragaan
Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika
yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih
konkret, ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari
materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami
Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan
materi matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan
siswa.
3. Hirarki matematika ketat dan kaku.
Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang
diperlukan untuk dapat menginjak ke materi selanjutnya.
Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam
pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan
konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang
membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat
berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat
menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang
tatanannya bersifat sistematis dan cenderung kaku.
4. Aplikasi matematika kurang nyata
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu
kurang nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa
matematika adalah kumpulan angka dan simbol-simbol.
Oleh karena itu diperlukan media agar matematika dapat
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
5. Belajar matematika perlu fokus
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta
hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa menjadi
kesulitan dalam mempelajari matematika. Maka dari itu
siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan materi
matematika, sedangkan kebanyakan guru menggunakan
metode ceramah dalam pembelajarannya.
6. Citra pembelajaran matematika kurang baik
Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang
kurang baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran
matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR.
7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret,
sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini
akan menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran
matematika.
Download