MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Oleh : Nugraha Eko Setyawan (10601040040) PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya Dalam rangka Pengambilan nilai Tugas Penulis telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Media Pembelajaran Matematika”. Saya mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Shinta W selaku Dosen Pengajar Pengembangan Media Pembelajaran Matematika di Universitas Borneo Tarakan, dan yang telah memberikan pengarahan dan memberikan kami pengetahuan di mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Penulis sangat menyadari dalam Makalah ini yang dipersembahkan kepada para pembaca dalam bentuk yang serba kekurangan dan kelemahan.Untuk itu saran dan masukan dari pembaca dan rekan-rekan,sangat Penulis harapkan. Semoga apa yang tertulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan orang banyak dalam menambah Wawasan pengetahuan.Semoga dapat memberikan nilai tambah bagi kita semua. Tarakan, Maret 2014 Penulis Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) berdampak pada semua lini kehidupan. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan iptek tersebut secara proporsional. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang sistematis, logis dan kritis yang dapat dikembangkan melalui peningkatan mutu pendidikan. Hal yang paling menentukan untuk tercapainya pendidikan yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang sistematis, logis dan kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media pembelajaran. Harus kita akui bahwa media memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Semakin sadar kita akan pentingnya media serta segala sesuatu yang dapat membantu proses pembelajaran, semakin hari dapat kita rasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. B. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apakah yang dimaksud Media Pembelajaran? 2. Bagaimana perkembangan Media Pembelajaran? 3. Mengapa didalam pembelajaran diperlukan Media Pembelajaran? C. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi media pembelajaran. 2. Mengetahui perkembangan media pembelajaran. 3. Mengetahui pentingnya media pembelajaran didalam pembelajaran. D. Manfaat Dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat mengetahui definisi media pembelajaran, perkembangan media pembelajaran dari zaman dahulu hingga sekarang, dan mengetahui seberapa penting media pembelajaran didalam pembelajaran. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti “perantara” atau “penyalur”. Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya “perantara” atau “pengantar” pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Pengertian dalam arti luas : kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memeperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association) memberi batasan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Jadi Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. B. Perkembangan Media Pembelajaran Jika dilihat dari kacamata sejarah, komunikasi sesungguhnya sudah mulai dikenal manusia sejak beratus ratus berabad-abad lalu. sejak manusia diciptakan di muka bumi ini, manusia sudah mulai mencoba berkomunikasi dengan symbol-simbol dan isyarat. hal ini merupakan titik awal perkembangan Komunikasi. Manusia pada jaman dulu hanya mampu berkomunikasi dengan suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi serta hanya mampu mendokumentasikan informasi dalam bentuk tulisan dan ukiran baik dalam bentuk simbol maupun gambar pada dinding-dinding gua, misalnya tentang berburu dan binatang buruannya dengan menggunakan batu, tulang, dan kulit binatang. Kemudian waktu-waktu pun berlalu,ketika manusia sudah mengenal tulisan dan lain sebagainya mereka menggunakan media batu sebagai alat belajarnya. Pada pertengahan hingga menjelang kuartal terakhir abad ke-20 itu, Sebuah batu berwarna gelap kepekatan menjadi satu-satunya media belajar. Catatan atau tulisan dibuat di atas permukaan batu tersebut dengan cara memahat atau menggoreskan batu lainnya, sejenis batu kapur. Karena meski tak ada kesempatan untuk membuka lembaran berikutnya, murid-murid pada masa itu masih bisa menghapus tulisan mereka dan menumpuknya dengan yang baru. Melompat ke abad 20, Usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama ”Kerucut Penglaman” (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran, belum mendapat perhatian khusus. Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram). C. Pentingnya Media Pembelajaran Pembelajaran dalam Proses Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. media pembelajaran dapat menjadikan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif menjadi lebih menarik dan berkesan, sehingga pengalaman belajar dirasakan siswa lebih konkret. Adapun peranan atau manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut : Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sendiri sesuai denagn kemampuan dan minatnya. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasn indera, ruang, dan waktu. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru dan masyarakat serta lingkungannya, seperti melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau pemebelajaran dengan efektif dan efisien. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar, juga media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru dan masyarakat serta lingkungannya, seperti melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.