BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Peran Guru Banyak peranan

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Peran Guru
Banyak peranan guru yang di perlukan, dari guru sebagai pendidik atau
siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang di
harapkan dari guru seperti di uraikan di bawah ini.(Syaiful Bahri,2010:43)
a. Korektor
Sebagai korektor Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
mana nilai yang buruk, sehingga guru dapat mengetahui latar belakang kehidupan
anak didik yang berbeda-beda. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan
semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik.
b. Inspirator
Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi
kemajuan belajar anak didik, persoalan belajar baik adalah masalah utama anak didik
guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik sehingga
dapat melepaskan masalah yang di hadapi oleh anak didik.
c. Informator
Sebagai
informatory
guru
harus
dapat
memberikan
informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi yang baik dan efektif
diperlukan dari guru sehingga untuk menjadi informatory yang baik dan efektif,
penguasaan bahasa sebagai kuncinya ditopang dengan penguasaan bahan yang akan
diberikan kepada anak didik. Informatory yang baik adalah guru yang mengerti apa
kebutuhan anak didik dan mengabdi untuk anak didik.
d. Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang di perlukan dari guru
dalam bidang ini, guru memiliki kegiatan Akademik, penyusunan tata tertib sekolah,
menyusun kalender akademik dan sebagainya, semua di organisasikan sehingga dapat
mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri anak didik.
e. Motivator
Sebagai motifator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motifasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan
menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator
karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas
belajar dan sebagainya, motivasi dapat efektif bila di lakukan dengan memperhatikan
kebutuhan anak didik.
f. Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus
ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran, proses interaksi, edukatif yang
ada skarang harus di perbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang pendidikan.
g. Fasilitator
Sebagai fasililatator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
Memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan,
fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar, oleh
karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas sehingga akan
tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
h. Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peranan yang telah di
sebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing peranan ini harus lebih di pentingkan
karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi
manusia dewasa, susila yang cakap, tanpa bimbingan anak didik akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
i. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak dididk
pahami, apalagi anak didik yang memiliki intelegensi yang sedang untuk bahan
pelajaran yang sukar di pahami anak didik, guru harus berusahadengan membantunya
dengan cara memperagakan apa yang di ajarkan secara didaktis sehingga apa yang
guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik tidak terjadi kesalahan antara
gur dan anak didik, tujuan pengajaranpun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
j. Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola kelas yang baik
karena kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka
menerima bahan pelajaran dari guru, sebaliknya kelas yang tidak di kelola dengan
baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Tujuan umum dari pengelolaan kelas
yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar-mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal.
k. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengatuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Guru juga
dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik.
l. Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,memperbaiki dan
menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik Supervisi harus Guru
kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar-mengajar
menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena
pengalamannya, Pendidikannya, kecakapannya atau keterampilan-keterampilan yang
dimilikinya atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari pada
orang-orang yang di supervisinya, dengan semua kelebihan yang dimilikinya, ia dapat
melhat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang di
supervisi.
M. Evaluator
Sebagai evaluator guru dituntut untuk menjadi seseorang evaluator yang
baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan
intrinsik.
1.1.1 peran guru
pekerjaan guru adalah pekerjaan professional menurut Fahri Yasin & Baso
Tola yakni:
1. Strategi
pembelajaran
merupakan
suatu
rencana
tentang
cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan efektivitas dan efisiensi (pembelajaran).
2. Metode pembelajaran yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dapat mendorong/memotivasi siswa belajar yang opimal.
3. Menurut Oemar Hamalik Media pembelajaran adalah wadah untuk
mengoperasionalkan suatu pesan-pesan pembelajaran untuk meningkatkan
proses pencapaian tujuan dengan cara memperjelas dan mempermudah bahan
pelajaran yang dipelajari siswa.
4. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dalam kerangka teoritis dapat dilihat dari
teori-teori social dan spikologi. Salah satu teori yang paling dominan dalam
mengkaji masalah pembelajaran adalah teori Behavirisme yaitu suatu
pendekatan pembelajaran yang berasumsi pada stimulus dan respon. Dalam
teori ini menekankan pada transfer knowledge. Pendekatan ini menganggap
bahwa para gurulah yang merancang bahan pembelajaran tanpa melibatkan
peserta didik dalam artian kurang melakukan analisis kebutuhan siswa.
5. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan
suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan
dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi
tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
6. Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam
kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melakukan aktivitas pembelajaran.
2.2 Pengertian Kompetensi
Terdapat beberapa definisi tentang pengertian kompetensi yaitu:
 Dalam kamus ilmiah populer dikemukakan bahwa kompetensi adalah
kecakapan, kewenangan, kekuasaan dan kemampuan.
 Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen. dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan
 Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. berpendapat bahwa kompetensi adalah
perpaduan dari penguasaan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
tugas/pekerjaannya.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas,
penuh tjanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu”.
Untuk mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah pengintegrasian
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan
satu cara efektif.
Menurut Mulyasa adalah kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak dalam proses pembelajaran sehingga siswa tersebut dapat berinteraksi
secara teratur dalam segi pembelajaran.
Menurut Muhaimin, kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh
tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus
ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung
jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu
pengetahuan, teknologi maupun etika.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan kompetensi adalah
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif
dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Dari definisi di atas kompetensi dapat
digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas,
kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap
dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan
keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
2.2.1 Delapan Kompetensi Guru
1. Kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran
2. Kemampuan guru dalam menuliskan tujuan pembelajaran
3. Kemampuan guru dalam menyajikan bahan pelajaran
4. Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan
5. Kemampuan guru dalam mengajarkan konsep
6. Kemampuan guru dalam nerinteraksi/berkomunikasi dengan anak didik
7. Kemampuan guru dalam mengamati kelas
8. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi belajar
2.2.2 Kompetensi Siswa
Untuk merespon bebagai kondisi sebagaimana yang telah diuraikan pada
pendahuluan di atas, maka salah satu kebutuhan yang sangat penting adalah
tersedianya system pendidikan dan pelatihan yang mampu menghasilkan SDM yang
berkualitas setara dengan standar internasional. Untuk melaksanakan system
pendidikan yang baik dibutuhkan suatu standar kompetensi yaitu kemampuan yang
harus dimiliki oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan sebagai patokan kinerja
yang diharapkan. Kompetensi juga meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
nilai, sikap dan minat.
Dalam konsep pelatihan yang berbasis kompetensi dijelaskan bahwa
kompetensi merupakan gabungan antara keterampilan , pengetahuan dan sikap.
Kompetensi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap standar, memberikan
indikasi yang jelas tentang keberhasilan dalam kegiatan pengembangan, membentuk
system pengembangan dan dapat digunakan untuk menyusun uraian tugas seseorang.
Standar kompetensi disusun sedemikian rupa mengacu kepada kesepakatan
internasional tanpa harus mengabaikan berbagai aspek dan budaya yang bersifat lokal
atau nasional. Standar konpetansi yang telah ada hendaknya dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak terutama dunia pendidikan dalam hal peningkatan kemampuan dasar
siswa serta penyusunan kurikulum.
2.3.2.1 Pengembangan Kompotensi Siswa dengan Teori Belajar Behaviorisme
Dunia pendidikan dewasa ini yang semakin banyak menghadapi tantangan,
salah satu diantaranya ialah bahwa pendidikan itu berlangsung dalam latar
lingkungan yang dibuat-buat, karena pendidikan itu harus membina tingkah laku
yang berguna bagi individu dimasa akan datang dan bukan waktu sekarang. Akibat
dari latar lingkungan yang dibuat adalah terjadinya suasana pembelajaran yang tidak
menyenangkan.
Masalah lain yang dihadapi dunia pendidikan adalah, sekolah masih
menggunakan cara yang bersifat eversif, dimana para siswa menyelesaikan tugastugas sekolahnya terutama untuk menghindari stimulus-stimulus aversif seperti
kecaman guru, ejekan dimuka kelas, menghadap kepala sekolah jika tidak membuat
tugas di rumah.
Untuk memecahkan masalah dalam perbaikan pendidikan itu pernah
diusulkan beberapa pemecahan masalah yang diantaranya :
1.
Mendapatkan guru yang berkualitas
2.
Mencari terobosan baru untuk menandingi sekolah unggul
3.
Menaikkan standar Pembelajaran
4.
Mereorganisasi kurikulum.
Akan tetapi pemecahan masalah yang pernah ditawarkan tersebut tidak
menyentuh esensi permasalahan dunia pendidikan itu sendiri.
Menurut Skinner satu hal yang perlu dilakukan untuk memecahkan
kebuntutan tersebut adalah, bagaimana guru bertanggung jawab mengembangkan
pada siswa tingkah laku verbal (kompetensi) atau kemampuan siswa yang merupakan
pernyataan keterampilan dan pengetahuan mata pelajaran. Kongkritnya Skinner
menjelaskan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa
atau kompetensi siswa adalah :
1 Membangun khazanah tingkah laku verbal dan non verbal
yang
menunjukkan hasil belajar.
2. Menghasilkan dengan kemungkinan yang besar, tingkah laku yang disebut
minat, antusiasme dan motivasi untuk belajar.
Sehingga dengan tugas seperti ini pembelajaran itu berfungsi memperlancar
perolehan pola-pola tingkah laku verbal dan non verbal yang perlu dimiliki setiap
siswa.
Menurut B. Weiner, dengan teori atribusinya, satu sumbangan penting untuk
pendidikan adalah berkenaan dengan analisa terjadinya interaksi di kelas.
Hal yang penting diperhatikan dalam interaksi di kelas dalam kontek proses
pembelajaran serta dalam rangka meningkatkan kemampuan atau kompetensi siswa
ialah ciri siswa, ciri-ciri siswa yang perlu dipertimbangkan ialah perbedaan
perseorangan, kesiapan untuk belajar dan motivasi :
1.
Perbedaan Perseorangan,
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah tingkat
perkembangan siswa dan tingkat rasa harga diri siswa. Untuk
mengimbangi
adanya
perbedaan
perseorangan
dalam
proses
pembelajaran dianataranya dapat dilakukan pengajaran dengan
kelompok kecil (Cooperative Learning), tutorial, dan belajar mandiri
serta belajar individual.
2.
Kesiapan untuk belajar
Kesiapan seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil pembelajaran yang bermanfaat baginya. Karena belajar
sifatnya kumulatif, kesiapan untuk belajar baru mengacu pada kapabilitas,
dimana kesiapan untuk belajar itu meliputi keterampilan-keterampilan yang
rendah kedudukannya dalam tata hirarki keterampilan intelektual.
3.Motivasi
ciri khas dari teori-teori belajar ialah memperlakukan motivasi sebagai
suatu konsep yang dihubungkan dengan asas-asas untuk menimbulkan
terjadinya belajar pada diri siswa. Konsep ini memusatkan perhatian pada
dilakukannya manipulasi lingkungan yang bisa mendorong siswa seperti
membangkitkan perhatian siswa, mempelajari peranan peransang atau
membuat agar bahan ajar menarik bagi siswa.
Ketiga hal diatas harus diperhatikan yang dibarengi dengan penciptaan suasan
kelas yang menyenangkan sehingga tingkah laku, respon yang dikeluarkan oleh siswa
menghasilkan suasan pembelajarn yang nyaman dan menyenangkan akibat dari
stimulus lingkungan yang dimanipulasi tersebut.
Disamping ketiga hal diatas yang perlu diperhatikan dalam kontek
peningkatan kompetensi siswa, maka kurikulum juga merupakan hal yang tidak
terpisahkan dengan kompetensi siswa dalam pembelajaran.
Untuk mengimbangi peningkatan kemampuan siswa dalam kontek tingkah
laku, maka kurikulum juga perlu menjadi perhatian sehingga siswa benar-benar
memiliki kompetensi yang sangat memadai.
Kurikulum saat ini, terutama kurikulum pendidikan nasional akan
dikembangkan apa yang dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau
Competency based Curriculum. Dalam konsep ini, kurikulum harus dikuasai oleh
siswa setelah ia menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan
pendidikan.
Materi kurikulum harus ditekankan pada mata pelajaran yang sanggup
menjawab tantangan global dan perkembangan iptek yang sangat cepat. Disamping
itu kurikulum yang dikembangkan harus berlandaskan pendidikan etika dan moral
yang dikembangkan dalam mata pelajaran agama dan mata pelajaran lain yang
relevan.
Selain itu kurikulum harus bersifat luwes, sederhana dan bisa menampung
berbagai kemungkinan perubahan dimasa yang akan datang sebagai dampak dari
perkembangan terknologi dan tuntutan masyarakat. Kurikulum hanya bersifat
pedoman pokok dalam kegiatan pembelajaran siswa dan dapat dikembangkan dengan
potensi siswa, keadaan sumber daya pendukung dan kondisi yang ada.
(http:p/andriez1980.blogspot.com/tujuan-pkn_10.htm)
Download