BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Secara umum

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah
laku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar adalah sebuah
proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan
dan daya pikir.
Cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto
dalam (Djauhar 2003 : 2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sementara Witherington dalam (Syaodih 2009 : 155)
berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan
sebagai
pola-pola
respon
yang
baru
yang
berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Jadi pada hakekatnya
belajar merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar
bersifat kontinu relative menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan
progresif.
Mengenai perubahan dalam rumusan-rumusan diatas dapat menyangkut
hal yang sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadian individu. Perubahan
tersebut dapat berkenaan dengan penguasaan dan penambahan pengetahuan,
kecakapan , sikap, nilai, motivasi, kebiasaan, minat dan apresiasi. Demikian juga
dengan pengalaman, berkenaan dengan segala bentuk pengalaman atau hal-hal
yang pernah dialami. Pengalaman karena membaca, melihat, mendengar,
merasakan,
melakukan,
menghayati,
membayangkan,
merencanakan,
melaksanakan, menilai, mencoba, menganalisis dan memecahkan.
Menurut Winkel dalam (Djauhar 2005:59) belajar merupakan suatu
aktivitas mental/pikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman,
keterampilan dan sikap. Sedangkan Di Vesta and Thompson dalam (Syaodih 2009
: 156) menyatakan “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap
sebagai hasil dari pengalaman”. Dari pendapat yang ada Hilgard dalam (Syaodih
2009 : 156) menegaskan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan
perilaku yang relative permanen yang terjadi karena pengalaman.
Dari pengertian di atas jelas bahwa inti belajar adalah perubahan tingkah
laku individu. Perubahan tersebut diperoleh melalui latihan atau pengalaman.
Marpaung dalam (Semiawan 2002:10) mengemukakan bahwa “pengalaman dalam
proses belajar adalah terjadinya interaksi antara individu dengan lingkungannya”.
Dengan demikian penulis memperoleh satu kesimpulan bahwa belajar pada
dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
Perubahan tingkah laku dimaksut meliputi perubahan pemahaman, pengetahuan,
sikap, keterampilan dan kebiasaan.
2.2 Makna Belajar
Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Menurut Sardiman (2008:20)
ada beberapa defisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in
behavior as a of experience.
2. Harold Spears memberikan batasan : Learning is toobserve, to read, to
imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
3. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of
practice.
Dari ketiga definisi diatas, maka dapat dirangkaikan
bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik, apabila si subjek belajar
itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dengan
cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalam
arti luas ataupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan
sebagai kegiatan psiko-fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya.
Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini, ada pengertian bahwa belajar adalah
“penambahan pengetahuan”. Definisi atau konsep ini dalam praktiknya banyak
dianut disekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan/menerimanya. Dalam
kasus yang demikian, guru hanya berperan sebagai “pengajar”. Sebagai
konsekuansi dari pengertian yang terbatas ini, kemudian muncul banyak pendapat
yang mengatakan bahwa belajar itu menghafal. Hal ini terbukti, misalnya kalau
siswa (subjek belajar) itu akan ujian, mereka akan menghafal terlebih dahulu.
Sudah tentu pengertian seperti ini, secara esensial belum memadai.
Selanjutnya, Sardiman mendefinisikan : “belajar adalah berubah”. Dalam hal
ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan
membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian
diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi
seseorang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Beberapa_fungsi_hasil_belajar_dalam_http://karyakarya
aietoo.blogspot.com/2012/02/fungsi-belajar adalah :
1. Manusia selalu mendapatkan pengetahuan baru yang belum diketahuinya
2. Adanya peningkatan kualitas kehidupan manusia yang selalu mau belajar
3. Hasil belajar yang dimiliki seseorang, bisa digunakan untuk membantu
orang lain yang membutuhkan
4. Manusia bisa memecahkan masalah yang dihadapinya, jika mau untuk
terus belajar, terutama jika manusia mau belajar dari sesuatu yang pernah
dihadapinya dimasa lalu
5. Dengan belajar maka manusia akan bisa memanfaatkan semua potensi
yang ada dikelilingnya untuk menunjang kebutuhan manusia itu sendiri.
2.3 Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya system
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan
mengajar. Mengajar diartikan sebagai usaha penciptaan system lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. System belajar lingkungan ini sendiri
terjadi atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling
memengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan
serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana
prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
Komponen-komponen system lingkungan itu saling memengaruhi secara
bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan
kompleks. Masing-masing profil system lingkungan belajar, diperuntukkan
tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan
belajar tertentu harus diciptakan system lingkungan belajar yang tertentu pula.
Tujuan belajar untuk mengembangkan nilai afeksi memerlukan penciptaan system
lingkungan yang berbeda dengan system yang dibutuhkan untuk tujuan belajar
pengembangan gerak, dan begitu seterusnya.
Mengenai tujuan-tujuan itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan
intruksional, lazim dinamakan dengan instructional effects, yang biasa berbentuk
pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih merupakan
hasil sampingan yaitu : tercapai karena siswa menghadupi (to live in) suatu system
lingkungan belajar tertentu seperti, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap
terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Semua itu lazim diberi
istilah nurturant effects, jadi guru dalam mengajar harus sudah memiliki rencana
dan menetapkan strategi belajar-mengajar untuk mencapai instructional effects,
maupun kedua-duanya.
Dari uraian diatas, jika dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan
belajar itu ada tiga jenis menurut Sardiman (2008 : 26-28).
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkaya pengethuan. Tujuan inilah yang memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar. Dalam hal
ini peran guru sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,
diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalahmasalah “teknik” dan “pengulangan”. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit,
karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat
dilihat bagaimana ujung pangkalannya, tetapi lebih abstrak, menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreatifitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata
bukan soal “pengulangan”, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
lebih harus bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunaka pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
2.4 Prinsip-prinsip Belajar
Agar keinginan belajar mencapai hasil yang maksimal, ada hal penting
yang harus diperhatikan dan diupayakan. Hal penting ini merupakan pedoman
atau ketentuan yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
yang disebut sebagai prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar inilah tang
dapat menentukan proses dan hasil belajar.
Prinsip-prinsip belajar menurut M. Djauhar Siddiq (2009:7) adalah :
1. prinsip motivasi
Motivasi merupakan motor penggerak untuk melakukan kegiatan belajar.
Motivasi berkaitan erat dengan tujuan belajar, artinya apabila siswa menyadari
bahwa tujuan belajar yang akan dicapai merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya, dam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dilakukan, sehingga
siswa akan terdorong untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam
belajar.
2. Prinsip perhatian
Perhatian erat kaitannya dengan motivasi, bahkan tidak dapat dipisahkan.
Karena motivasi akan menentukan perhatian individu yang belajar dengan
berusaha memfokuskan/memusatkan perhatian pada objek yang dipelajari.
3. Prinsip aktivitas
Belajar adalah suatu aktivitas, tetapi tidak semua aktivitas adalah belajar.
Sudah diuraikan didepan bahwa aktivitas yang disebut belajar adalah aktivitas
mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku yang lebih
maju, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil menjadi terampil, dan
dari tidak sopan menjadi sopan.
4. Prinsip umpan balik
Setiap akhir pembelajaran siswa selalu ingin mengetahui hasil belajarnya,
karena dengan mengetahui hasil belajar tersebut siswa dapat menentukan sikap
dan aktivitas sebelumnya, apakah harus mengulang belajar atau dapat melanjutkan
belajar materi belajar berikutnya.
5. Prinsip perbedaan individual
Belajar merupakan pekerjaan individu yang tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain. Tanpa aktivitas belajar yang dilakukan sendiri, maka seseorang tidak
akan memperoleh kemampuan yang diharapka.
2.5 faktor-faktor yang Mempengaruhin Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau
kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain,
berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam
faktor.
Menurut Purwanto (2007:102) faktor-faktor itu dibedakan menjadi dua
golongan yaitu :
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual.
Yang
termasuk
faktor
individual
antara
lain
:
faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk
faktor sosial antara lain : faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
2.6 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan salah satu factor penting untuk mengukur
keberhasilan seseorang dalam belajar. Djamarah mengemukakan hasil belajar
siswa adalah hasil kegiatan individu atau kelompok yang telah dikerjakan dan
diciptakan. Prestasi tidak pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan
kegiatan_dan_pencapaian_hasil_belajar_yang_dimaksut._http://.sarjanaku.com/20
11/03/pengertian-definisi-hasil-belajar/diakses tanggal 24 Feburuari, pukul 11.00.
Merajuk pemikiran Gagne dalam (Thobroni 2009 : 5-6) hasil belajar berupa halhal berikut, (1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesipik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi symbol, pemecahan masalah, maupun pengetahuan. (2) keterampilan
intelektual,
yaitu
kemampuan
mempersentasikan
konsep
dan
lambang.
Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan
analisis-sintesis, fakta-konsep, keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktifitas lagritif bersifat khas. (3) strategi kognitif yaitu kecakapan
menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitif. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4) keterampilan
motorik yaitu keterampilan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan
dan koordinasi sehingga terwujud otomotisme gerak jasmani. (5) sikap adalah
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Menurut Sudjana (2004:22) bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Kingsley dalam (Sudjana 2004:22) mengemukakan bahwa terdapat tiga macam
hasil belajar siswa yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan
pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Macam-macam jenis hasil belajar siswa dapt
diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Sudjana membagi hasil belajar siswa dalam lima kategori sebagain
berikut:
1. Invormasi verbal
2. Keterampilan intelektual
3. Strategi kognitif
4. Sikap dan
5. Keterampilan motoris.
Setelah ia membagi hasil belajar menjadi lima kategori, Sudjana (2002:22)
berpandangan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar. Mengacu pada pendapat ini, maka hasil
belajar siswa dapat diartikan sebagai kemampuan siswa didalam belajar, sehingga
memiliki pengalaman dalam bentuk terhadap ilmu pengetahuan serta memiliki
perubahan sikap dan keterampilan sebagai hasil dari usaha yang dilakukannya.
Dari beberapa pendapat diatas mengenai hasil belajar, maka saya dapat
mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
setelah belajar yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk
nilai hasil dalam belajar IPS.
1.7 Bentuk Hasil Belajar
Howard Kingsley dalam (Sudjana 2009 : 45) membagi tiga macam hasil
belajar yakni :
1. keterampilan dan kebiasaan
2. pengetahuan dan pengertian
3. sikap dan cita-cita.
2.8 faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Helajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa_(Anonim_2001 http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/10/28 faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar) adalah :
a. Faktor dalam yang meliputi :
1. Kondisi fisiologi
Kondisi fisiologi pada umumnya berpengaruh terhadap belajar seseorang,
jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang segar akan berbeda
dengan seseorang yang belajar dalam keadaan sakit. Karena cara
belajarnya orang sehat tidak sama dengan cara belajarnya orang sakit,
sehingga hasil belajarnyapun akan beda, yaitu orang yang jasmaninya
segar atau sehat akan memperoleh nilai yang baik, sedangkan orang yang
jasmaninya tidak sehat akan memperoleh nilai yang tidak baik.
2. Kondisi psikologis
Beberapa faktor psikologis antara lain :
a). Kecerdasan
Kecerdasan seseorang besar pengaruhnya dalam keberhasilan siswa dalam
mempelajari sesuatu. Karena belajar berhubungan dengan daya ingat dan
daya tanggap terhadap materi pelajaran. Hal ini dikarenakan dalam proses
belajar mengajar diperlukan pemahaman
dan analisis terhadap materi
pelajaran, sehingga materi itu benar-benar melekat dalam ingatan siswa
tersebut.
b). Bakat
Selain kecerdasan, bakat juga besar pengaruhnya terhadap proses dalam
hasil belajar siswa.
c). Minat
Jika seseorang mempelajari sesuatu dengan minat yang besar, maka dapat
diharapkan hasilnya akan lebih baik. Tetapi jika seseorang belajar dengan
tidak berminat maka hasil yang diperoleh kurang baik. Tetapi jika
seseorang belajar dengan tidak berminat maka hasil yang diperoleh kurang
baik. sehingga minat termasuk pada faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
d). Motivasi
Motivasi adalah dorongan anak atau seseorang untuk melakukan sesuatu,
jadi motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk
belajar. Pada dasarnya hubungan motivasi dengan belajar adalah
bagaimana cara mengatur motivasi yang dapat ditingkatkan supaya hasil
belajar dapat optimal sesuai dengan kemampuan individu. Motivasi ini
tumbuh dari diri siswa itu sendiri, dan motivasi siswa juga bisa saja
tumbuh dari guru dan orang tua. Motivasi yang tumbuh dari diri siswa
seperti jika diperintah oleh orang tua mereka untuk belajar, mereka akan
menuruti perintah itu.
e). Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif atau kemampuan penalaran yang tinggi akan
membantu siswa dalam belajar lebih baik dari pada siswa yang memiliki
kemampuan kognitif sedang. Faktor kemampuan dalam belajar akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Faktor luar
Faktor luar yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Beberapa macam faktor luar antara lain :
1. Faktor lingkungan antara lain
a) Lingkungan alam, yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar
b) Lingkungan sosial, baik yang berwuhud manuia atau yang lain yang
langsung dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2. Faktor instrumen
Faktor instrument adalah faktor-faktor yang dalam penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini
meliputi :
a) Kurikulum
Kurikulum yang belum mantap dan sering adanya perubahan dapat
mengganggu proses belajar.
b) Program
Program
yang jelas
tujuannya, sasarannya, waktunya mudah
dilaksanakan akan dapat membantu proses pembalajaran.
c) Sarana dan fasilitas
Sarana dan prasarana juga salah satu faktor yang ada diluar diri
individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sepertikeadaan
gedung dan tempat belajar, penerangan, ventilasi, tempat duduk dapat
mempengaruhiproses dalam hasil belajar siswa. Sarana yang memadai
akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar. Selain itu masih ada
lagi sara da prasarana lainnya, seperti alat peraga yang digunakan
dalam mengajar, buku-buku pelajaran yang mendukung serta ruang
Laboratorium. Jika sarana dan prasarana atau fasilitas yang disediakan
oleh sekolah dapat mendukung proses belajar mengajar maka hasil
belajarnyapun bisa mencapai sesuai dengan apa yang diinginkan.
Tetapi sebaliknya, jika sarana dan prasarana atau fasilitas kurang
mendukung proses belajar mengajar maka hasil belajar yang dicapai
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
d) Gedung dan tenaga pengajar
Kelengkapan jumlah guru, cara mengajar, kemampuan, kedisiplinan
yang dimiliki oleh setiap guru dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa. Guru yang professional akan mengembangkan
kemampuannya melalui pendekatan. Pendekatan akan mampu
menciptakan suasana aktif sehingga tujuan yang direncanakan dapat
tercapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sudjana (2009 :
39-40) .
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada
faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sungguhpun demikian, hasil yang
dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor
yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil
belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling domain
mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran. Yang dimaksud
dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada
hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di
sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Sedangkan
Carol dalam (Sudjana 2009 : 40 ) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat pelajar, (b) waktu yang
tersedia untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan
pelajaran, kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan individu. Empat faktor yang
disebut diatas (a b c e) berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (d)
adalah faktor di luar individu (lingkungan).
Sedangkan menurut Thobrani (2009 : 7) faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu faktor yang ada pada diri organisme
yang disebut faktor
individual dan faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial.
1. Faktor individual meliputi :
a. Faktor kematangan atau pertumbuhan, faktor ini berkaitan dengan organorgan tubuh manusia
b. Faktor kecerdasan atau imtelektual, disamping faktor kematangan, berhasil
atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor
kecerdasan.
c. Faktor latihan dan ulangan, dengan rajin berlatih, sering melakukan hal
yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi
semakin dikuasai dan makin mendalam.
d. Faktor motivasi, motivasi merupakan pandangan bagi suatu organism
melakukan sesuatu.
e. Faktor pribadi, setiap manusia memiliki tingkat kepribadian masingmasing yang berbeda dengan manusia lainnya.
2. Faktor sosial antara lain :
a. Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga.
Lingkungan keluarga ini merupakan salah satu lingkungan yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dimana lingkungan keluarga ini
merupakan lingkungan yang pertama dikenal oleh anak peserta didik.
Untuk itu sebagai orang kita harus mampu memperhatikan anak, terutama
pada waktu belajar mereka.
b. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan
bagaimana dan sampai dimana belajar dialami anak-anak .
c. Faktor guru dan cara mengajarnya, saat anak berada di sekolah, faktor
guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting.
d. Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar, faktor guru dan
cara mengajarnya berkaitan erat dengan kepersediaan alat-alat pelajaran
yang tersedia di sekolah.
e. Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia, seorang anak yang
memiliki integensi yang baik, dari keluarga yang baik, bersekolah di
sekolah yang guru-gurunya dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat
belajar dengan baik.
f. Faktor motivasi sosial, motivasi sosial dapat bersasal dari orang tua yang
selalu mendorong anak unutuk ingin belajar, motivasi dari orang lain,
seperti dari tetangga, anak saudara, teman-teman sekolah dan teman
sepermainan.
Dari penjelasan beberapa para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :
1. Faktor internal meliputi faktor fisiologi yaitu kondisi jasmani yang sehat akan
lain pengaruhnya disbanding jasmani yang keadaannya kurang sehat.
2. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi diri
anak, yang antara lain berasal dari orang tua, lingkungan sekolah sekolah dan
teman sebaya atau teman sepermainan.
a. Orang tua
Keluarga merupakan sebuah kelompok sosial yang paling kecil,
dimana terdapat ayah dan ibu sebagai orang tua serta anak. Orang tua
memiliki kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut
menjadi generasi yang cemerlang. Orang tua mempunyai peran penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan mental, pendidikan, tingkah laku
dan spiritual anaknya. Hal ini disebabkan oleh orang tua khususnya, dalam
ruang lingkungan keluarga merupakan media awal pada serangkaian
media yang akan ditemui anak dalam mencapai hasil belajarnya.
Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga terhadap anak-anaknya,
dan orang tua juga adalah orang terdekat dari seorang anak karena orang
tua merupakan aspek penting dalam hasil belajar yang akan dicapai oleh
seorang anak di sekolah. Untuk itu faktor yang berasal dari orang tua ini
utamanya adalah cara mendidik orang tua terhadap anaknya.
b. Lingkungan sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah bisa saja berasal dari guru, metode
yang diterapkan guru dan mata pelajaran yang ditempuh. Guru bisa saja
menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu kemampuan mengajarnya.
Kemudian terhadap mata pelajaran, kebanyakan anak memusatkan
perhatiannya kepada yang diminatai saja, sehingga mengakibatkan nilai
yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu,
metode yang akan diterapkan guru harus disesuaikan dengan materi dan
keadaan siswa, karena metode itu juga dapat memotivasi belajar siswa
sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik seperti yang kita harapkan.
c. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat
juga salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa atau peserta didik, karena lingkungan
alam sekitar atau biasa disebut dengan lingkungan masyarakat sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak peserta didik, karena
dalam kehidupan sehari-hari anak peserta didik akan lebih banyak bergaul
dengan lingkungan dimana anak peserta didik itu berada. Misalnya anak
tersebut jika bergaul dengan teman sebayanya yang merupakan anak rajin
maka anak tersebut menjadi rajin pula. Tetapi sebaliknya, jika anak
tersebut bergaul dengan anak yang nakal maka anak tersebut menjadi
nakal juga. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal
disuatu lingkungan yang temannya rajin belajar maka kemungkinan besar
hal tersebut akan membawa pengaruh pada siswa tersebut, sehingga dia
akan belajar pula seperti temannya dan akan memperoleh hasil belajar
yang baik.
Download