BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Usman (2008), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat linier antara dua variabel atau lebih yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antarvariabel. Hubungan antara dua variabel didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab-akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya (Hasan, 2002). 3.2 Desain Penelitian Penelitian korelasional dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek. Hubungan antarvariabel ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang bergerak dari -1 sampai dengan +1. Korelasi -1 berarti korelasi negatif sempurna, sedangkan korelasi +1 berarti positif sempurna. Variabel dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel diikuti sejajar oleh variabel yang lain. Bila variasi suatu variabel 35 diikuti terbalik oleh variasi variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut berkorelasi negatif. 3.3 Identifikasi variabel penelitian a. Variabel Bebas b. Variabel Terikat : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi : Kemampuan pasien harga diri rendah dalam berinteraksi sosial 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional atas variabel adalah penegasan arti dari konstrak atau variabel yang digunakan dalam cara tertentu untuk mengukurnya. 1. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah suatu terapi modalitas keperawatan dalam upaya untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi dengan tujuan pasien dapat bersosialisasi, berinteraksi dan berperan serta dalam suatu kelompok, bentuk terapi ini terdiri dari sekelompok orang yang setiap kali mengadakan pertemuan dengan seorang terapis dilakukan pada pasien yang memiliki masalah yang sama. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dilakukan sebanyak 7 sesi, tiap sesi masing– masing 45 menit. Terapi aktivitas kelompok 36 sosialisasi dinilai dengan semakin banyak atau sering terapi ini diberikan. Semakin sering dilakukan berarti terapi yang diterima pasien semakin tinggi/baik. 2. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok (Rahman, 2000). Sedangkan interaksi sosial menurut Gunarsa (2008) adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu, di mana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu lainnya atau sebaliknya. Dengan demikian interaksi sosial yang dimaksud adalah merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antar individu, antar individu dengan kelompok, maupun antar kelompok yang satu dengan kelompok lain yang saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu lainnya atau sebaliknya di dalam masyarakat yang mengakibatkan terjadinya perubahan masyarakat ataupun proses sosial. 37 dalam 3.5 Desain sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek atau objek yang akan diteliti. Menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya, atau sering juga didefinisikan sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien harga diri rendah. Untuk jumlah total pasien harga diri rendah di bangsal pria sebanyak 80 pasien. 2. Sampel Menurut Slameto (2003) sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Arikunto,2006) Penelitian ini menggunakan 35 orang sebagai sampel. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti membutuhkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk responden. Menurut Setiadi (2007) kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu target populasi menjangkau yang akan diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang 38 memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi responden dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. a. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini: 1. Pasien harga diri rendah yang pernah diberi terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebanyak minimal 2 kali. 2. Pasien harga diri rendah yang bersedia menjadi responden b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini: 1. Pasien harga diri rendah yang tidak pernah diberi terapi aktivitas kelompok sosialisasi. 2. Pasien harga diri rendah yang tidak bersedia menjadi responden. 3.6 Partisipan Penelitian Beberapa karateristik partisipan sebagai berikut : a. Pasien yang menderita harga diri rendah dengan gangguan dalam interaksi sosial. b. Pasien yang tenang dan kooperatif (tidak dalam fase amuk, mampu mengikuti perintah dari perawat, tidak berperilaku agitasi, mampu diajak berkomunikasi, penampilan rapi, ekspresi wajah tenang, tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang). 39 c. Kondisi fisik dalam keadaan baik (tanda–tanda vital normal). Tanda–tanda vital harus dilihat tersendiri dan secara kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda vital memperlihatkan perubahan pada tubuh yang mungkin tidak dapat di observasi. Empat jenis tanda vital adalah suhu tubuh, nadi, pernapasan dan tekanan darah. Rentang normal suhu tubuh 36,70C s/d 370C, Nadi normal 80-100x/menit, pernapasan normal 16-24x/menit, tekanan darah normal 120/70mmHg. (Oleh Audrey Berman, Shirlee J. Snyder, Barbara Kozier & Glenora Erb, 2009 : 78). d. Pasien tidak mengalami disfungsi panca indera (mata, hidung, telinga, mulut, kulit) agar memberi respon yang adekuat (Keliat dan Akemat, 2012). Keadaan pasien dapat dilihat dari status pengkajian asuhan keperawatan pasien atau dalam catatan medis pasien. 3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. 1. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi. Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, 40 mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas tertentu atau situasi tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Observasi dilakukan dengan menggunakan teknik observasi partisipasi sebagian, dimana peneliti mengadakan observasi dengan cara mengikuti sebagian dari kehidupan responden sesuai dengan data yang diinginkan (Budiarto & Anggraeni, 2003). 2. Alat pengumpulan data a. Check list Check list adalah suatu daftar men”cek” yang terisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari sasaran pengamatan. b. Skala Penilaian Skala Penilaian merupakan daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku, yang dicatat secara bertingkat. pengumpul Selain data itu merupakan untuk suatu alat mengelompokan, menggolongkan, dan menilai seseorang atau suatu gejala (Notoatmodjo, 2010). Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur 41 sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2011). Jenis data yang akan diambil ialah data primer dan sekunder. Menurut Syarifudin (2010), data primer adalah catatan mengenai ciri atau karakteristik dari objek amatan, yang akan digunakan sebagai sumber informasi utama dalam menjawab sekunder tujuan penelitian. adalah catatan Sedangkan mengenai ciri data atau karakteristik dari objek amatan atau catatan yang relevan atau yang berkaitan dengan objek amatan, yang akan digunakan untuk melengkapi atau memperkaya sumber informasi utama (data primer). Sedangkan kuesioner disetiap yang butir akan pertanyaan diberikan dalam mengandung pernyataan positif (favorable). 3.8 Validitas dan reliabilitas alat ukur 3.8.1 Uji validitas Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen 42 dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang harusnya diukur (Nursalam, 2008). Pengujian validitas butir instrumen (soal tes) dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total instrumen (skor total tes). Jika skor butir instrumen atau soal diberi symbol xi dan skor total instrumen diberi simbol xt maka rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen adalah sebagai berikut (Riduan, 2011). Rumus : rit = (∑ )–(∑ )(∑ ) (∑ )–(∑ ) }{ (∑ ) (∑ ) } Keterangan : rit ∑it ∑i ∑t N = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total = jumlah perkalian skor tiap item = jumlah skor tiap item = jumlah skor total item = jumlah subjek 3.8.2 Uji reliabilitas Reliabel digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten (Sugiyono, 2010). Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan 43 hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2008). Pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval atau essay (Sugiyono, 2010). Rumus Alfa Cronbach itu sebagai berikut (Riduan, 2011). Rumus : α=[ ] [1− ∑ ] Keterangan : α n Si St = Koefisien Alpha Cronbach = Jumlah item = Varian dari seluruh skor (skor total) = Varian dalam setiap item 3.9 Teknik Analisa Data a. Pengolahan Data Data diolah sesuai dengan tujuan penelitian, kerangka teori dan kerangka konsep yang akan diarahkan untuk menjawab dan menjelaskan hipotesis penelitian. Adapun tahapan – tahapan pengolahan data sebagai berikut : a. Editing Editing adalah kegiatan untuk pengecekan atau perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut apakah 44 sudah lengkap terisi, jelas, relevan dengan pertanyaan dan konsisten terhadap pertanyaan-pertanyaan lainnya. b. Coding “Coding” atau “kodean” adalah mengubah data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini berguna dalam memasukkan data (data entry). c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing Data yaitu jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan dalam program atau “software” komputer. Salah satu yang program yang sering digunakan adalah SPSS for Windows. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja. d. Pembersihan Data (Cleaning) Data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya. Data tersebut kemudian dilakukan pembetulan atau 45 koreksi. Proses ini disebut dengan pembersihan data (data cleaning) (Notoatmodjo, 2010). b. Analisa Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik Korelasi Pearson Product Moment. Teknik analisis Korelasi PPM termasuk teknik statistik para metrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random); data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu persyaratan tidak terpenuhi analisis korelasi tidak dapat dilakukan (Riduwan, 2011). Rumus : rxy = n∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) {n∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 } Keterangan : : Jumlah : korelasi : banyaknya sampel : variabel bebas : variabel terikat : hasil perkalian antara variabel bebas dengan skor variabel terikat 2 ΣY : hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel terikat ΣX2 : hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel bebas Σ r n X Y ΣXY 46 c. Etika Penulisan Ilmiah Menurut Hidayat (2007) dalam penulisan ilmiah membutuhkan etika dalam penulisan. Hal tersebut sangat penting, mengingat sumber data diambil dari seseorang atau sekelompok orang yang memiliki hak dan privacy. Berikut beberapa bentuk etika dalam karangan ilmiah. 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tesebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah sebagai subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar pesetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam Informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial 47 masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang sudah dihubungi, dan lain-lain. 2. Anomity (Tanpa Nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian. 48