Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI PENGARUH MASA KERJA DAN PENDIDIKAN GURU TERHADAP KINERJA GURU SDN SUKABUMI 10 KOTA PROBOLINGGO Rohmat Hasan SDN Sukabumi 10 Probolinggo Abstract: This research aims to know the influence of years of service and educational background on teachers’ working performance at SDN Sukabumi 10 Probolinggo. Forty (40) students were invoked in this research as respondents. As a result, it showed that there was significant influence of years of service, educational background, and years of service and educational background simultaneously on teachers’ working performance at SDN Sukabumi 10 Probolinggo. Keywords: years of service, educational background, working performance musyawarah dan kegiatan-kegiatan lain PENDAHULUAN Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu yang setiap profesi Secara teori bahwa semakin tinggi inovasi tingkat pendidikan seseorang semakin pendidikan, khususnya kurikulum dan tinggi pula kemampuan yang dimilikinya. peningkatan sumber daya manusia yang Purwanto menyimpulkan bahwa kualitas dihasilkan dari upaya pendidikan selalu pendidikan dan pengajaran yang diberikan bermuara pada faktor guru, sehingga hal oleh ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya pendidikannya, peran guru dalam dunia pendidikan. semakin tinggi tingkat pendidikan guru, Untuk dipengaruhi yang oleh tingkat berarti bahwa semakin baik pula mutu pendidikan dan pendidikan guru yang memadai serta masa pengajaran yang diberikan (Purwanto, kerja yang baik merupakan hal yang 2001). dimiliki latar guru belakang penting itu adanya dengan keguruan. keberhasilan upaya pendidikan. Itulah sebabnya, berhubungan guru agar dapat Demikian pula menurut Matrisoni melaksanakan tugas dan fungsinya dengan (dikutip dalam artikel pendidikan baik. Upaya peningkatan kinerja selain www.gatra.com), pendidikan formal dapat ditunjang dengan pembelajaran pendidikan non formal seperti penataran- pendidikan meningkat, maka diperlukan penataran, lokakarya, seminar, workshop, guru yang memahami dan menghayati agar berhasil proses dan mutu JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 profesinya, dan tentunya memiliki wawasan guru yang pengetahuan dalam menentukan tinggi rendahnya dan kualitas hasil pendidikan. Seorang guru keterampilan sehingga membuat proses tidak hanya dituntut memiliki kemampuan pembelajaran aktif, mampu dan prestasi dalam mengajar. Pengalaman menciptakan suasana pembelajaran kerja merupakan salah satu faktor dalam guru inovatif, kreatif, dan menyenangkan. mendukung pelaksanaan kegiatan belajar Disamping kompetensi profesional mengajar. Pengalaman kerja yang dimiliki guru dalam bidang akademik yang dapat oleh mempengaruhi kinerja guru, masa kerja pencapaian hasil belajar yang akan diraih guru turut berperan dalam meningkatkan oleh peserta didik sehingga tujuan yang prestasi belajar siswa. Hal ini mengingat akan diraih oleh sekolah dapat tercapai. pengetahuan dan guru menjadi penentu dapat Masa kerja atau pengalaman Kerja terhadap pada hakikatnya merupakan rangkuman penguasaan ketrampilan mengelola kelas, pemahaman dari seseorang terhadap hal- karena dengan pendidikan yang cukup hal memadai serta ditunjang oleh masa kerja sehingga hal-hal yang dialami tersebut yang panjang memungkinkan guru lebih telah banyak memahami pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai berbagai aspek pelaksanaan tugas guru yang menyatu pada dirinya. Apabila yang dalam mengajar guru menemukan hal-hal memberikan pengalaman seorang sumbangan mengetahui berkaitan dan langsung dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Ali (1985) menyatakan bahwa : yang dialami dalam dikuasainya, baik mengajar, mengenai yang baru, dan hal-hal baru dipahaminya, maka guru tersebut akan banyak “pengalaman adalah guru yang paling mendapatkan tambahan pengetahuan dan berharga.” ketrampilan tentang bidang kerjanya. Dia juga menambahkan, meskipun pengalaman dapat membantu Masa mengajar dihitung sejak dalam hal menambah pengetahuan tetapi yang bersangkutan pertama kali diangkat tidak semua pengalaman memiliki sifat dan bertugas menjadi guru pada suatu yang demikian. satuan pendidikan. Dalam Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru KAJIAN PUSTAKA dalam jabatan dapat diikuti oleh guru Masa Kerja dalam Peranan guru yang begitu besar dalam pendidikan menjadi faktor penting jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau (DIV). Guru Non-PNS yang dapat 1220 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 disertifikasi adalah guru Non-PNS yang nasional merupakan alat sekaligus tujuan berstatus sebagai guru tetap pada satuan yang teramat penting dalam perjuangan pendidikan tempat yang bersangkutan mencapai cita-cita dan tujuan nasional. bertugas. Dasar hukum pelaksanaan Berdasarkan upaya pengembangan sertifikasi guru ini, sebetulnya amat kuat sumber karena sesuai amanat undang-undang. pendidikan Dasar alternatif yang tepat. Dengan melalui utama pelaksanaan sertifikasi daya manusia, merupakan kegiatan salah satu adalah Undang-undang Nomor 14 Tahun pendidikan, diharapkan seseorang dapat : 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal yang 1). Menambah cakrawala berpikir, terkait langsung yaitu pasal 8 yang 2). Menambah rasa ingin tahu, berbunyi 3). Penguasaan terhadap disiplin ilmu “ kualifikasi guru wajib akademik, memiliki kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah pasal 11, ayat 1 lebih dalam, 4). Memiliki kemampuan berpikir teratur, logis dan sistematis, 5). Memiliki daya analisis tinggi (Siagian, 1991). menyebutkan bahwa sertifikat pendidik Pernyataan ini memberi petunjuk sebagaimana dalam pasal 8 diberikan bahwa melalui pendidikan seseorang akan kepada dapat memiliki kemampuan yang sesuai guru yang telah memenuhi persyaratan. dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sudah merupakan program Tingkat Pendidikan Pendidikan dalam upaya merupakan meningkatkan mutu pendidikan. Dengan porsi negara atau fungsi negara, sebab adanya guru yang memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan sistem pendidikan pendidikan yang lebih lama atau dengan negara mempunyai kekuasaan resmi dan latar belakang pendidikan yang lebih sarana tinggi, yang mengarahkan (Kartono, formal pemerintah diperlukan pelaksanaan 1991). Oleh untuk pendidikan karena itu, diharapkan kemampuan akan yang lebih memiliki tinggi pula. Dengan demikian secara rasional dapat pendidikan dapat dijadikan sebagai alat dikatakan untuk merealisasikan tujuan negara dan pendidikan guru merupakan gambaran menghidupkan negara yang bersangkutan. tentang kemampuan dan pengetahuan Dengan yang dimilikinya. demikian sistem pendidikan bahwa latar belakang 1221 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 Dari dilakukan hasil oleh penelitian Purwanto yang (2001) merupakan manusia komponen yang sumber daya dibina dan harus mengatakan bahwa kualitas pendidikan dikembangkan dan pengajaran di sekolah dipengaruhi seiring oleh latar belakang pendidikan kepala pengetahuan. Apabila merujuk pada salah sekolah, yang berarti semakin tinggi satu teori kinerja yaitu teori harapan tingkat pendidikan (expectancy theory) dari Victor Vroom, sekolah, maka seorang semakin kepala dengan terus menerus perkembangan ilmu dan dikatakan bahwa kinerja ditentukan olah semakin baik pula mutu pendidikan dan hasil perkalian antara motivasi dengan pengajaran yang diterima si belajar dan kemampuan. Kemampuan semakin karakteristik individual tinggi tinggi secara pula derajat masyarakatnya. Dengan melalui merupakan menyangkut intelegensi, keterampilan dan lain-lain, demikian, pendidikan diharapkan seseorang dapat menambah penguasaan terhadap disiplin yang merupakan seseorang untuk kekuatan potensi melakukan sesuatu (Mulyasa, 2003). ilmu yang lebih mendalam, memiliki Penilaian kinerja bertujuan untuk kemampuan berpikir teratur, logis dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa sistematis, menambah cakrawala berpikir, dengan membantu para guru menyadari memiliki daya analisa yang tinggi, dan potensi mereka dan dapat melaksanakan menambah rasa ingin tahu. tugas seefektif mungkin. Menurut Depdiknas (2000) tujuan penilaian juga dapat Kinerja Guru Kinerja guru didefinisikan sebagai membantu guru pengambilan kebijakan tugasnya persekolahan, c) 2000). Guru : a) pengembangan profesi dan karier guru, b) kemampuan guru dalam melaksanakan (Depdiknas, dalam cara manajemen meningkatkan memiliki banyak tugas, baik yang terkait kinerja guru, d) penugasan yang lebih oleh dinas maupun di luar dinas dalam sesuai dengan karier bentuk pengabdian. Secara umum tugas mengidentifikasi potensi guru dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu program tugas profesional, tugas kemanusiaan dan bimbingan dan penyuluhan terhadap guru tugas kemasyarakatan (Sahertian, 2000). yang mempunyai masalah kinerja, g) Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran maka kinerja guru in-service guru, guru training, e) untuk f) jasa penyempurnaan manajemen sekolah, dan h) penyediaan informasi untuk 1222 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 pertimbangan kenaikan tingkat (promosi), populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penegakkan penelitian. disiplin sekolah, serta penugasan-penugasan. Pengumpulan penelitian ini data dalam menggunakan metode angket/kuesioner. Metode ini merupakan METODE PENELITIAN Penilaian kinerja bertujuan untuk cara yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa mengumpulkan data yang akan digunakan dengan membantu para guru menyadari dalam penelitan ini. Kuesioner adalah potensi mereka dan dapat melaksanakan sejumlah tugas Menurut digunakan untuk memperoleh informasi Depdiknas (2000) tujuan penilaian juga dari responden dalam arti laporan tentang dapat a) pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. pengembangan profesi dan karier guru, b) Kuesioner dalam penelitian ini dipakai pengambilan kebijakan untuk persekolahan, c) seefektif mungkin. membantu guru dalam : manajemen cara pertanyaan mendapatkan tertulis data yang mengenai meningkatkan variabel masa kerja dan pendidikan guru kinerja guru, d) penugasan yang lebih yang berhubungan dengan variabel kinerja sesuai guru. dengan karier mengidentifikasi potensi guru, untuk Data empirik yang telah diperoleh, jasa yaitu data tentang tingkat pendidikan, bimbingan dan penyuluhan terhadap guru masa kerja dan prestasi belajar siswa yang mempunyai masalah kinerja, g) dianalisis dengan mempergunakan analisis penyempurnaan manajemen sekolah, dan regresi berganda. program h) in-service guru e) training, penyediaan f) informasi untuk pertimbangan kenaikan tingkat (promosi), HASIL DAN PEMBAHASAN penegakkan Hipotesis pertama: “Terdapat pengaruh disiplin sekolah, serta penugasan-penugasan. yang signifikan masa kerja terhadap ini kinerja guru” adalah guru SDN Sukabumi 10 Kota Untuk Populasi dalam penelitian menentukan apakah Probolinggo sebesar 40 orang. Dalam terdapat hubungan yang signifikan atau penelitian ini tidak dilakukan penarikan tidak, dilakukan dengan melihat nilai sampel, sehingga seluruh jumlah populasi probalibilitas thitung hasil perhitungan SPSS dijadikan Sehingga 14. Dari perhitungan regresi berganda sebagai diperoleh nilai probalibilitas thitung sebesar dengan sebagai demikian sampel. 40 orang 1223 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 0,027 dengan syarat atau signifikansi yang Hipotesis ketiga: “Terdapat pengaruh ditentukan adalah 5% atau 0,05. Karena yang probabilitas thitung lebih kecil dari 0,05 (p < pendidikan guru terhadap kinerja guru.” signifikan masa kerja dan 0,05) maka keputusan yang dapat diambil Hasil perhitungan regresi berganda adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diketahui bahwa nilai probabilitas terdapat pengaruh yang signifikan masa Fhitung adalah sebesar 0,028 yang lebih kerja terhadap kinerja guru. Sedangkan kecil dari α = 0,05. Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel X1 terhadap hipotesis nihil ditolak dan hipotesis variabel Y dapat dilihat dari nilai r partial alternatif diterima (p = 0,028 < α = 0,05). yang diketahui sebesar 0,354. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan masa kerja dan pendidikan guru Hipotesis kedua: “Terdapat pengaruh yang terhadap signifikan besarnya pengaruh keeretan hubungan (R) pendidikan guru terhadap kinerja guru” Untuk kinerja guru. Sedangkan antara masa kerja dan pendidikan guru menentukan apakah terhadap kinerja guru adalah sebesar 0,355. terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak, dilakukan dengan melihat nilai Pengaruh probalibilitas thitung hasil perhitungan. Dari Kinerja Guru perhitungan regresi berganda diperoleh Masa Dari hasil Kerja terhadap pengujian hipotesis nilai probabilitas thitung sebesar 0,015 diketahui bahwa terdapat pengaruh yang dengan syarat atau signifikansi yang signifikan masa kerja terhadap kinerja ditentukan adalah 5% atau 0,05. Karena guru SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo, probabilitas thitung lebih kecil dari 0,05 (p < dimana 0,05) memberikan kontribusi sebesar 35,4% maka kesimpulan yang dapat variabel masa kerja guru diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. terhadap variabel kinerja guru. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan Pengaruh tersebut cukup erat pendidikan guru dengan kinerja guru. karena untuk menjadi guru profesional Sedangkan besarnya pengaruh variabel X2 diperlukan pendidikan dan pelatihan serta terhadap variabel Y dapat dilihat dari nilai pendidikan r partial yang diketahui sebesar 0,212. pengalaman tidak terlepas dari lamanya khusus. Banyaknya masa kerja yang dimiliki oleh seorang guru. Karena dengan melalui masa kerja yang cukup panjang, maka akan dapat 1224 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 memperkaya pengetahuan dan Dapat disimpulkan bahwa semakin pengalaman yang dimiliki oleh seorang lama masa kerja seorang guru akan guru. Sehingga hal inilah yang juga dapat semakin banyak pengalaman mengajar menentukan kualitas seorang guru. yang diperoleh, sehingga dengan semakin Pengalaman seorang guru selama banyaknya pengalaman mengajar, guru menjalankan pekerjaannya dapat dilihat dapat dari dua aspek, yaitu ekternal melalui menyelesaikan masalah yang dihadapi kegiatan seperti Kelompok Kerja Guru terutama masalah pengajaran dimana hal (KKG) dan Musyawarah Guru Mata ini Pelajaran (MGMP), pelatihan, penataran, semakin baik. seminar, dan lokakarya, dengan mudah menunjukkan dan kinerja cepat guru yang sedangkan internalnya melalui lamanya guru tersebut Pengaruh Pendidikan Guru terhadap dalam mengajar. Dengan lamanya guru Kinerja mengajar yang selanjutnya dalam Dari hasil pengujian hipotesis penelitian ini dimaksudkan sebagai masa diketahui bahwa terdapat pengaruh yang kerja, signifikan sedikit wawasan banyak akan memberikan pendidikan guru terhadap pengembangan kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota kemampuan dan keterampilan guru dalam Probolinggo, dimana variabel pendidikan mengajar sehingga dapat meningkatkan guru memberikan kontribusi sebesar 21,2% kinerja guru. terhadap variabel kinerja guru. Hal ini sebagaimana dikemukakan Olivia (1984), dimana di Pendidikan merupakan masalah lembaga– yang sangat penting dalam kehidupan, lembaga pendidikan banyak ditemukan maju mundurnya suatu bangsa sebagian guru untuk sementara waktu belum dapat besar ditentukan oleh maju mundurnya melaksanakan tugasnya secara baik. Hal pendidikan di negara tersebut, sebab ini dikatakan secara psikologis, mereka pembangunan ekonomi, sosial budaya, masih belum matang dan berpengalaman politik dan pertahanan keamanan pada dalam menghadapi tugas–tugas baru yang suatu diberikan kepadanya. Untuk itu guru memerlukan sebagai tenaga pendidik perlu memiliki pendidikan pengetahuan dan masa kerja yang cukup menyertai dalam setiap fase dan proses dalam bidangnya. pembangunan. bangsa atau negara, keikutsertaan untuk menstimulir mutlak upaya dan 1225 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 Latar belakang pendidikan guru yang memadai merupakan hal yang penting dimiliki guru agar berpikir, memiliki daya analisa yang tinggi, dan menambah rasa ingin tahu. dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan Pengaruh Masa Kerja dan Pendidikan baik. Upaya peningkatan kinerja selain Guru secara bersama-sama Terhadap pendidikan formal dapat ditunjang dengan Kinerja Guru pendidikan non formal seperti penataran- Berdasarkan penelitian musyawarah dan kegiatan-kegiatan lain terdapat pengaruh yang signifikan masa yang kerja dengan profesi keguruan. dan atas, hasil penataran, lokakarya, seminar, workshop, berhubungan di interpretasi diketahui pendidikan bahwa guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SDN Secara teori bahwa semakin tinggi Sukabumi 10 Kota Probolinggo, yang tingkat pendidikan seseorang semakin ditunjukkan dengan probabilitas Fhitung tinggi pula kemampuan yang dimilikinya. sebesar 0,028 yang lebih kecil dari α = Purwanto menyimpulkan bahwa kualitas 0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil ditolak pendidikan dan pengajaran yang diberikan dan hipotesis alternatif diterima (p = 0,028 oleh guru dipengaruhi pendidikannya, yang oleh tingkat < α = 0,05). Sehingga keputusan statistik berarti bahwa yang dapat diambil adalah terdapat semakin tinggi tingkat pendidikan guru, pengaruh yang signifikan masa kerja dan semakin baik pula mutu pendidikan dan pendidikan guru terhadap kinerja guru pengajaran yang diberikan (Purwanto, SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo. 2001 : 170). Seperti yang telah dijelaskan di Dapat disimpulkan bahwa semakin atas, bahwa guru yang memiliki tingkat tinggi pendidikan seorang guru, maka pendidikan yang tinggi dan masa kerja semakin tinggi dan semakin baik pula yang mutu pendidikan dan pengajaran yang memiliki kemampuan melihat ke depan diterima si belajar dan semakin tinggi pula dalam peningkatan perkembangan anak derajat masyarakatnya. Dengan demikian, didik yang dibimbingnya yang seperti di diharapkan melalui pendidikan seseorang kemukakan oleh Nawawi (1985). Di dapat menambah penguasaan terhadap samping itu masa kerja dan tingkat disiplin ilmu yang lebih mendalam, pendidikan yang memadai bagi seorang memiliki kemampuan berpikir teratur, tenaga pendidik cukup dalam bidangnya akan sedikit banyak akan logis dan sistematis, menambah cakrawala 1226 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 berpengaruh terhadap kinerja yang dimiliki. pula dengan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin luas Lebih lanjut (1990) dan dalam program kurikulum yang menegaskan bahwa tenaga pendidik yang disediakan dan semakin lama pula masa memiliki kematangan kerja (kecakapan) pencapaianya tinggi dalam bidangnya memiliki juga mempengaruhi pengetahuan, kepandaian dan pengalaman tujuan yang menempuh program tersebut. untuk melakukan tugas tanpa tergantung Jika seorang guru memiliki kemampuan dari pengarahan orang lain. Dengan dan pengetahuan yang tinggi diharapkan demikian bahwa ia mampu mentransfer kemampuan dan pengalaman adalah pelajaran yang akan pengetahuannya itu untuk meningkatkan menghasilkan mutu maka Sarojo jelaslah, perubahan ke arah sehingga terhadap pendidikan di akan kemampuan sekolah pada kematangan tingkah laku, pertambahan umumnya dan meningkatkan prestasi pengertian serta pengayaan informasi. belajar siswa pada khususnya. Oleh sebab itu menurut Nawawi (1985) Sedangkan gambaran mengenai menyatakan bahwa pengalaman masa lalu kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota akan sangat berguna dalam mendukung Probolinggo menunjukkan kinerja guru pengetahuan yang dimiliki seorang guru dalam kategori sebanyak nihil (0%), dalam menghadapi masalah–masalah baru. kinerja guru dalam kategori sedang Melalui masa kerja yang cukup panjang sebanyak 36 orang (90%), dan kinerja bagi guru diharapkan dapat menjadi guru dalam kategori rendah sebanyak 4 tenaga pendidikan yang sukses dalam orang (10%). Sehingga dapat disimpulkan mengelola dibimbingnya. bahwa mayoritas responden yaitu guru di Belajar dari berbagai pengalaman dalam SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo jabatan, sangat membantu guru dalam mempunyai kinerja dalam kategori cukup meningkatkan baik. kelas yang kemampuan profesional dalam membimbing anak didiknya. Masa kerja guru di dalam mengajar ataupun pengalaman mengajar Karena semakin banyak masa mengajar maka semakin tinggi Dari hasil analisis data yang telah turut mempengaruhi kemampuan mengajarnya. guru, KESIMPULAN tingkat penyelesaian materi pembelajaran. Begitu dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan masa kerja guru terhadap kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo, 1227 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 dimana variabel tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP. Buku Utama. Jakarta. guru memberikan kontribusi sebesar 35,4% terhadap variabel kinerja guru. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan guru terhadap kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo, Dessler, G (1996) Manajemen Personalia. Alih Bahasa Agus Dharma. Erlangga. Jakarta. dimana variabel pendidikan guru memberikan kontribusi sebesar 21,2% terhadap variabel kinerja guru. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan Fuller, B. (1987). “What School Factors, Raise Achievement In The Third Work”. Review of Educational Research No. 3 Vol. 57. masa kerja guru dan pendidikan guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo, dimana kedua variabel bebas memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 37,9% terhadap Gurajati, D (1995) Teori Ekonometrika Dasar. Bima Ilmu. Jakarta. Hasibuan, M (1991) Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan. PT. Gunung Agung. Jakarta. variabel terikat yaitu kinerja guru. Ismanto. DAFTAR PUSTAKA Ali, M (1987) Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa.Bandung. Arikunto, S (1998) Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Campbell, R.F., Briggs, L.J and Nystrand, R.O. (1977). Introduction to Educational Administration. 5th. ed. Boston : Allyn & Bocan Inc. Depdikbud (1995) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Depdiknas (2000) Bekerja dengan Guru. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat (2007). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Aliyah (MA) di Kudus. Tesis Tidak Dipublikasikan. Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Ichsan (2009) Artikel tanggal 12 Juni 2009. tunas63.wordpress.com Kartono (1991) Quo Vadis Tujuan Pendidikan. Mandar Maju. Bandung. Kunandar. (2011). Guru Profesional implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali. 1228 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 Landy, F.J. & J.L. Faar (1963) The Measurement of Work Performance:Method, Theory and Application. Academic Press, Inc. California. Madhelan (1999) Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan, Pengalaman Mengajar dan Unjuk Kerja Guru Matematika dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Negeri se-Kabupaten Lamongan. Tesis Tidak Dipublikasikan. STIE Widya Jayakarta. Jakarta. Maholtra, N.K (1996) Marketing Research: An Applied Orientation. Prentice Hall International Inc., second edition. New Jersey. Mardapi, D (1996) Penilaian Unjuk Kerja sebagai Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia. Pidato Dies disampaikan pada Upacara Dies Natalis XXXII IKIP Yogyakarta. IKIP Yogyakarta 21 Mei. Margono (1997) Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Muslich, Mansur. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E. (2003) Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. ____________. (2011). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja Rosdakarya. Nadler, L & Wiggs, G.D (1984) Managing Human Resources Development. Jossey Bass Pub. San Fransisco. Nawawi. H. (1985). Administrasi Pendidikan. Jakarta, Penerbit Gunung Agung. Oliva, Peter F. (1984). Supervision for Today’s Schools. New York and London, Longman. Purwanto, N (2001) Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta. Robbins, S.P (1996) Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi. Jilid I. Prenhall-Indo. Jakarta. Sarojo, Riydi . (1990). Kepemimpinan Organisasi (Pandangan Batar) Pidato Ilmiah Diucapkan pada peringatan Dies Natalis VIII dan Wisuda Sarjana Universitas Katolik Widya Karya Malang. Universitas Widya Karya Malang, Malang. Tanggal 9 Mei 1990. Siagian, S.P (1991) Pengembangan Sumberdaya Insani. Gunung Agung. Jakarta. Soeprihanto, J (2000) Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. BPFE-UGM. Yogyakarta. 1229 JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230 Stoner, J.A.F. and R.E. Freeman (1992). Manajemen. alih bahasa Wilhelmus W. Bakowaton. Intermedia. Sugiyono (2000) Penelitian. Bandung. Statistika Untuk CV. Algabeta. Wexley, N. Kenneth & Yukl, A.G. 1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. PT. Bina Aksara. Jakarta. Zen, Muhammad . (2010). Kiat sukses Mengikuti Sertifikasi Guru. Malang : Cakrawala Media Publisher. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 1230