pengaruh masa kerja dan pendidikan guru terhadap kinerja guru

advertisement
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
ISSN (Print) : 1858-4985
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI
PENGARUH MASA KERJA DAN PENDIDIKAN GURU
TERHADAP KINERJA GURU SDN SUKABUMI 10 KOTA
PROBOLINGGO
Rohmat Hasan
SDN Sukabumi 10 Probolinggo
Abstract:
This research aims to know the influence of years of service and educational background on teachers’
working performance at SDN Sukabumi 10 Probolinggo. Forty (40) students were invoked in this
research as respondents. As a result, it showed that there was significant influence of years of service,
educational background, and years of service and educational background simultaneously on teachers’
working performance at SDN Sukabumi 10 Probolinggo.
Keywords: years of service, educational background, working performance
musyawarah dan kegiatan-kegiatan lain
PENDAHULUAN
Sebagai pengajar dan pendidik,
guru merupakan salah satu faktor penentu
yang
setiap
profesi
Secara teori bahwa semakin tinggi
inovasi
tingkat pendidikan seseorang semakin
pendidikan, khususnya kurikulum dan
tinggi pula kemampuan yang dimilikinya.
peningkatan sumber daya manusia yang
Purwanto menyimpulkan bahwa kualitas
dihasilkan dari upaya pendidikan selalu
pendidikan dan pengajaran yang diberikan
bermuara pada faktor guru, sehingga hal
oleh
ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya
pendidikannya,
peran guru dalam dunia pendidikan.
semakin tinggi tingkat pendidikan guru,
Untuk
dipengaruhi
yang
oleh
tingkat
berarti
bahwa
semakin baik pula mutu pendidikan dan
pendidikan guru yang memadai serta masa
pengajaran yang diberikan (Purwanto,
kerja yang baik merupakan hal yang
2001).
dimiliki
latar
guru
belakang
penting
itu
adanya
dengan
keguruan.
keberhasilan upaya pendidikan. Itulah
sebabnya,
berhubungan
guru
agar
dapat
Demikian pula menurut Matrisoni
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
(dikutip
dalam
artikel
pendidikan
baik. Upaya peningkatan kinerja selain
www.gatra.com),
pendidikan formal dapat ditunjang dengan
pembelajaran
pendidikan non formal seperti penataran-
pendidikan meningkat, maka diperlukan
penataran, lokakarya, seminar, workshop,
guru yang memahami dan menghayati
agar
berhasil
proses
dan
mutu
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
profesinya, dan tentunya
memiliki
wawasan
guru
yang
pengetahuan
dalam
menentukan
tinggi
rendahnya
dan
kualitas hasil pendidikan. Seorang guru
keterampilan sehingga membuat proses
tidak hanya dituntut memiliki kemampuan
pembelajaran
aktif,
mampu
dan prestasi dalam mengajar. Pengalaman
menciptakan
suasana
pembelajaran
kerja merupakan salah satu faktor dalam
guru
inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
mendukung pelaksanaan kegiatan belajar
Disamping kompetensi profesional
mengajar. Pengalaman kerja yang dimiliki
guru dalam bidang akademik yang dapat
oleh
mempengaruhi kinerja guru, masa kerja
pencapaian hasil belajar yang akan diraih
guru turut berperan dalam meningkatkan
oleh peserta didik sehingga tujuan yang
prestasi belajar siswa. Hal ini mengingat
akan diraih oleh sekolah dapat tercapai.
pengetahuan
dan
guru
menjadi
penentu
dapat
Masa kerja atau pengalaman Kerja
terhadap
pada hakikatnya merupakan rangkuman
penguasaan ketrampilan mengelola kelas,
pemahaman dari seseorang terhadap hal-
karena dengan pendidikan yang cukup
hal
memadai serta ditunjang oleh masa kerja
sehingga hal-hal yang dialami tersebut
yang panjang memungkinkan guru lebih
telah
banyak
memahami
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai
berbagai aspek pelaksanaan tugas guru
yang menyatu pada dirinya. Apabila
yang
dalam mengajar guru menemukan hal-hal
memberikan
pengalaman
seorang
sumbangan
mengetahui
berkaitan
dan
langsung
dengan
peningkatan prestasi belajar siswa.
Ali (1985) menyatakan bahwa :
yang
dialami
dalam
dikuasainya,
baik
mengajar,
mengenai
yang baru, dan hal-hal baru dipahaminya,
maka
guru
tersebut
akan
banyak
“pengalaman adalah guru yang paling
mendapatkan tambahan pengetahuan dan
berharga.”
ketrampilan tentang bidang kerjanya.
Dia
juga
menambahkan,
meskipun pengalaman dapat membantu
Masa mengajar dihitung sejak
dalam hal menambah pengetahuan tetapi
yang bersangkutan pertama kali diangkat
tidak semua pengalaman memiliki sifat
dan bertugas menjadi guru pada suatu
yang demikian.
satuan pendidikan. Dalam Permendiknas
Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru
KAJIAN PUSTAKA
dalam jabatan dapat diikuti oleh guru
Masa Kerja
dalam
Peranan guru yang begitu besar
dalam pendidikan menjadi faktor penting
jabatan
yang
telah
memiliki
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau (DIV).
Guru
Non-PNS
yang
dapat
1220
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
disertifikasi adalah guru Non-PNS yang
nasional merupakan alat sekaligus tujuan
berstatus sebagai guru tetap pada satuan
yang teramat penting dalam perjuangan
pendidikan tempat yang bersangkutan
mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
bertugas.
Dasar
hukum
pelaksanaan
Berdasarkan upaya pengembangan
sertifikasi guru ini, sebetulnya amat kuat
sumber
karena sesuai amanat undang-undang.
pendidikan
Dasar
alternatif yang tepat. Dengan melalui
utama
pelaksanaan
sertifikasi
daya
manusia,
merupakan
kegiatan
salah
satu
adalah Undang-undang Nomor 14 Tahun
pendidikan, diharapkan seseorang dapat :
2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal yang
1). Menambah cakrawala berpikir,
terkait langsung yaitu pasal 8 yang
2). Menambah rasa ingin tahu,
berbunyi
3). Penguasaan terhadap disiplin ilmu
“
kualifikasi
guru
wajib
akademik,
memiliki
kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal lainnya adalah pasal 11, ayat 1
lebih dalam,
4). Memiliki
kemampuan
berpikir
teratur, logis dan sistematis,
5). Memiliki
daya
analisis
tinggi
(Siagian, 1991).
menyebutkan bahwa sertifikat pendidik
Pernyataan ini memberi petunjuk
sebagaimana dalam pasal 8 diberikan
bahwa melalui pendidikan seseorang akan
kepada
dapat memiliki kemampuan yang sesuai
guru
yang
telah
memenuhi
persyaratan.
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini sudah merupakan
program
Tingkat Pendidikan
Pendidikan
dalam
upaya
merupakan
meningkatkan mutu pendidikan. Dengan
porsi negara atau fungsi negara, sebab
adanya guru yang memiliki pengalaman
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
pendidikan yang lebih lama atau dengan
negara mempunyai kekuasaan resmi dan
latar belakang pendidikan yang lebih
sarana
tinggi,
yang
mengarahkan
(Kartono,
formal
pemerintah
diperlukan
pelaksanaan
1991).
Oleh
untuk
pendidikan
karena
itu,
diharapkan
kemampuan
akan
yang lebih
memiliki
tinggi
pula.
Dengan demikian secara rasional dapat
pendidikan dapat dijadikan sebagai alat
dikatakan
untuk merealisasikan tujuan negara dan
pendidikan guru merupakan gambaran
menghidupkan negara yang bersangkutan.
tentang kemampuan dan pengetahuan
Dengan
yang dimilikinya.
demikian
sistem
pendidikan
bahwa
latar
belakang
1221
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
Dari
dilakukan
hasil
oleh
penelitian
Purwanto
yang
(2001)
merupakan
manusia
komponen
yang
sumber
daya
dibina
dan
harus
mengatakan bahwa kualitas pendidikan
dikembangkan
dan pengajaran di sekolah dipengaruhi
seiring
oleh latar belakang pendidikan kepala
pengetahuan. Apabila merujuk pada salah
sekolah, yang berarti semakin tinggi
satu teori kinerja yaitu teori harapan
tingkat
pendidikan
(expectancy theory) dari Victor Vroom,
sekolah,
maka
seorang
semakin
kepala
dengan
terus
menerus
perkembangan
ilmu
dan
dikatakan bahwa kinerja ditentukan olah
semakin baik pula mutu pendidikan dan
hasil perkalian antara motivasi dengan
pengajaran yang diterima si belajar dan
kemampuan.
Kemampuan
semakin
karakteristik
individual
tinggi
tinggi
secara
pula
derajat
masyarakatnya.
Dengan
melalui
merupakan
menyangkut
intelegensi, keterampilan dan lain-lain,
demikian,
pendidikan
diharapkan
seseorang
dapat
menambah penguasaan terhadap disiplin
yang
merupakan
seseorang
untuk
kekuatan
potensi
melakukan
sesuatu
(Mulyasa, 2003).
ilmu yang lebih mendalam, memiliki
Penilaian kinerja bertujuan untuk
kemampuan berpikir teratur, logis dan
meningkatkan kualitas pendidikan siswa
sistematis, menambah cakrawala berpikir,
dengan membantu para guru menyadari
memiliki daya analisa yang tinggi, dan
potensi mereka dan dapat melaksanakan
menambah rasa ingin tahu.
tugas
seefektif
mungkin.
Menurut
Depdiknas (2000) tujuan penilaian juga
dapat
Kinerja Guru
Kinerja guru didefinisikan sebagai
membantu
guru
pengambilan
kebijakan
tugasnya
persekolahan,
c)
2000).
Guru
:
a)
pengembangan profesi dan karier guru, b)
kemampuan guru dalam melaksanakan
(Depdiknas,
dalam
cara
manajemen
meningkatkan
memiliki banyak tugas, baik yang terkait
kinerja guru, d) penugasan yang lebih
oleh dinas maupun di luar dinas dalam
sesuai
dengan
karier
bentuk pengabdian. Secara umum tugas
mengidentifikasi
potensi
guru dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
program
tugas profesional, tugas kemanusiaan dan
bimbingan dan penyuluhan terhadap guru
tugas kemasyarakatan (Sahertian, 2000).
yang mempunyai masalah kinerja, g)
Dalam
rangka
meningkatkan
kualitas pembelajaran maka kinerja guru
in-service
guru,
guru
training,
e)
untuk
f)
jasa
penyempurnaan manajemen sekolah, dan
h)
penyediaan
informasi
untuk
1222
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
pertimbangan kenaikan tingkat (promosi),
populasi tersebut dijadikan sebagai sampel
penegakkan
penelitian.
disiplin
sekolah,
serta
penugasan-penugasan.
Pengumpulan
penelitian
ini
data
dalam
menggunakan
metode
angket/kuesioner. Metode ini merupakan
METODE PENELITIAN
Penilaian kinerja bertujuan untuk
cara
yang
paling
efektif
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan siswa
mengumpulkan data yang akan digunakan
dengan membantu para guru menyadari
dalam penelitan ini. Kuesioner adalah
potensi mereka dan dapat melaksanakan
sejumlah
tugas
Menurut
digunakan untuk memperoleh informasi
Depdiknas (2000) tujuan penilaian juga
dari responden dalam arti laporan tentang
dapat
a)
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
pengembangan profesi dan karier guru, b)
Kuesioner dalam penelitian ini dipakai
pengambilan
kebijakan
untuk
persekolahan,
c)
seefektif
mungkin.
membantu
guru
dalam
:
manajemen
cara
pertanyaan
mendapatkan
tertulis
data
yang
mengenai
meningkatkan
variabel masa kerja dan pendidikan guru
kinerja guru, d) penugasan yang lebih
yang berhubungan dengan variabel kinerja
sesuai
guru.
dengan
karier
mengidentifikasi
potensi
guru,
untuk
Data empirik yang telah diperoleh,
jasa
yaitu data tentang tingkat pendidikan,
bimbingan dan penyuluhan terhadap guru
masa kerja dan prestasi belajar siswa
yang mempunyai masalah kinerja, g)
dianalisis dengan mempergunakan analisis
penyempurnaan manajemen sekolah, dan
regresi berganda.
program
h)
in-service
guru
e)
training,
penyediaan
f)
informasi
untuk
pertimbangan kenaikan tingkat (promosi),
HASIL DAN PEMBAHASAN
penegakkan
Hipotesis pertama: “Terdapat pengaruh
disiplin
sekolah,
serta
penugasan-penugasan.
yang signifikan masa kerja terhadap
ini
kinerja guru”
adalah guru SDN Sukabumi 10 Kota
Untuk
Populasi
dalam
penelitian
menentukan
apakah
Probolinggo sebesar 40 orang. Dalam
terdapat hubungan yang signifikan atau
penelitian ini tidak dilakukan penarikan
tidak, dilakukan dengan melihat nilai
sampel, sehingga seluruh jumlah populasi
probalibilitas thitung hasil perhitungan SPSS
dijadikan
Sehingga
14. Dari perhitungan regresi berganda
sebagai
diperoleh nilai probalibilitas thitung sebesar
dengan
sebagai
demikian
sampel.
40
orang
1223
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
0,027 dengan syarat atau signifikansi yang
Hipotesis ketiga: “Terdapat pengaruh
ditentukan adalah 5% atau 0,05. Karena
yang
probabilitas thitung lebih kecil dari 0,05 (p <
pendidikan guru terhadap kinerja guru.”
signifikan
masa
kerja
dan
0,05) maka keputusan yang dapat diambil
Hasil perhitungan regresi berganda
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi
dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
terdapat pengaruh yang signifikan masa
Fhitung adalah sebesar 0,028 yang lebih
kerja terhadap kinerja guru. Sedangkan
kecil dari α = 0,05. Hal ini berarti
besarnya pengaruh variabel X1 terhadap
hipotesis nihil ditolak dan hipotesis
variabel Y dapat dilihat dari nilai r partial
alternatif diterima (p = 0,028 < α = 0,05).
yang diketahui sebesar 0,354.
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan masa kerja dan pendidikan guru
Hipotesis kedua: “Terdapat pengaruh yang
terhadap
signifikan
besarnya pengaruh keeretan hubungan (R)
pendidikan
guru
terhadap
kinerja guru”
Untuk
kinerja
guru.
Sedangkan
antara masa kerja dan pendidikan guru
menentukan
apakah
terhadap kinerja guru adalah sebesar 0,355.
terdapat pengaruh yang signifikan atau
tidak, dilakukan dengan melihat nilai
Pengaruh
probalibilitas thitung hasil perhitungan. Dari
Kinerja Guru
perhitungan regresi berganda diperoleh
Masa
Dari
hasil
Kerja
terhadap
pengujian
hipotesis
nilai probabilitas thitung sebesar 0,015
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
dengan syarat atau signifikansi yang
signifikan masa kerja terhadap kinerja
ditentukan adalah 5% atau 0,05. Karena
guru SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo,
probabilitas thitung lebih kecil dari 0,05 (p <
dimana
0,05)
memberikan kontribusi sebesar 35,4%
maka
kesimpulan
yang
dapat
variabel
masa
kerja
guru
diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. terhadap variabel kinerja guru.
Jadi terdapat pengaruh yang signifikan
Pengaruh
tersebut
cukup
erat
pendidikan guru dengan kinerja guru.
karena untuk menjadi guru profesional
Sedangkan besarnya pengaruh variabel X2
diperlukan pendidikan dan pelatihan serta
terhadap variabel Y dapat dilihat dari nilai
pendidikan
r partial yang diketahui sebesar 0,212.
pengalaman tidak terlepas dari lamanya
khusus.
Banyaknya
masa kerja yang dimiliki oleh seorang
guru. Karena dengan melalui masa kerja
yang cukup panjang, maka akan dapat
1224
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
memperkaya
pengetahuan
dan
Dapat disimpulkan bahwa semakin
pengalaman yang dimiliki oleh seorang
lama masa kerja seorang guru akan
guru. Sehingga hal inilah yang juga dapat
semakin banyak pengalaman mengajar
menentukan kualitas seorang guru.
yang diperoleh, sehingga dengan semakin
Pengalaman seorang guru selama
banyaknya pengalaman mengajar, guru
menjalankan pekerjaannya dapat dilihat
dapat
dari dua aspek, yaitu ekternal melalui
menyelesaikan masalah yang dihadapi
kegiatan seperti Kelompok Kerja Guru
terutama masalah pengajaran dimana hal
(KKG) dan Musyawarah Guru Mata
ini
Pelajaran (MGMP), pelatihan, penataran,
semakin baik.
seminar,
dan
lokakarya,
dengan
mudah
menunjukkan
dan
kinerja
cepat
guru
yang
sedangkan
internalnya melalui lamanya guru tersebut
Pengaruh Pendidikan Guru terhadap
dalam mengajar. Dengan lamanya guru
Kinerja
mengajar
yang
selanjutnya
dalam
Dari
hasil
pengujian
hipotesis
penelitian ini dimaksudkan sebagai masa
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
kerja,
signifikan
sedikit
wawasan
banyak
akan
memberikan
pendidikan
guru
terhadap
pengembangan
kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota
kemampuan dan keterampilan guru dalam
Probolinggo, dimana variabel pendidikan
mengajar sehingga dapat meningkatkan
guru memberikan kontribusi sebesar 21,2%
kinerja guru.
terhadap variabel kinerja guru.
Hal ini sebagaimana dikemukakan
Olivia
(1984),
dimana
di
Pendidikan merupakan masalah
lembaga–
yang sangat penting dalam kehidupan,
lembaga pendidikan banyak ditemukan
maju mundurnya suatu bangsa sebagian
guru untuk sementara waktu belum dapat
besar ditentukan oleh maju mundurnya
melaksanakan tugasnya secara baik. Hal
pendidikan di negara tersebut, sebab
ini dikatakan secara psikologis, mereka
pembangunan ekonomi, sosial budaya,
masih belum matang dan berpengalaman
politik dan pertahanan keamanan pada
dalam menghadapi tugas–tugas baru yang
suatu
diberikan kepadanya. Untuk itu guru
memerlukan
sebagai tenaga pendidik perlu memiliki
pendidikan
pengetahuan dan masa kerja yang cukup
menyertai dalam setiap fase dan proses
dalam bidangnya.
pembangunan.
bangsa
atau
negara,
keikutsertaan
untuk
menstimulir
mutlak
upaya
dan
1225
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
Latar belakang pendidikan guru
yang memadai merupakan hal yang
penting
dimiliki
guru
agar
berpikir, memiliki daya analisa yang
tinggi, dan menambah rasa ingin tahu.
dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
Pengaruh Masa Kerja dan Pendidikan
baik. Upaya peningkatan kinerja selain
Guru secara bersama-sama Terhadap
pendidikan formal dapat ditunjang dengan
Kinerja Guru
pendidikan non formal seperti penataran-
Berdasarkan
penelitian
musyawarah dan kegiatan-kegiatan lain
terdapat pengaruh yang signifikan masa
yang
kerja
dengan
profesi
keguruan.
dan
atas,
hasil
penataran, lokakarya, seminar, workshop,
berhubungan
di
interpretasi
diketahui
pendidikan
bahwa
guru
secara
bersama-sama terhadap kinerja guru SDN
Secara teori bahwa semakin tinggi
Sukabumi 10 Kota Probolinggo, yang
tingkat pendidikan seseorang semakin
ditunjukkan dengan probabilitas Fhitung
tinggi pula kemampuan yang dimilikinya.
sebesar 0,028 yang lebih kecil dari α =
Purwanto menyimpulkan bahwa kualitas
0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil ditolak
pendidikan dan pengajaran yang diberikan
dan hipotesis alternatif diterima (p = 0,028
oleh
guru
dipengaruhi
pendidikannya,
yang
oleh
tingkat
< α = 0,05). Sehingga keputusan statistik
berarti
bahwa
yang
dapat
diambil
adalah
terdapat
semakin tinggi tingkat pendidikan guru,
pengaruh yang signifikan masa kerja dan
semakin baik pula mutu pendidikan dan
pendidikan guru terhadap kinerja guru
pengajaran yang diberikan (Purwanto,
SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo.
2001 : 170).
Seperti yang telah dijelaskan di
Dapat disimpulkan bahwa semakin
atas, bahwa guru yang memiliki tingkat
tinggi pendidikan seorang guru, maka
pendidikan yang tinggi dan masa kerja
semakin tinggi dan semakin baik pula
yang
mutu pendidikan dan pengajaran yang
memiliki kemampuan melihat ke depan
diterima si belajar dan semakin tinggi pula
dalam peningkatan perkembangan anak
derajat masyarakatnya. Dengan demikian,
didik yang dibimbingnya yang seperti di
diharapkan melalui pendidikan seseorang
kemukakan oleh Nawawi (1985). Di
dapat menambah penguasaan terhadap
samping itu masa kerja dan tingkat
disiplin ilmu yang lebih mendalam,
pendidikan yang memadai bagi seorang
memiliki kemampuan berpikir teratur,
tenaga pendidik
cukup
dalam
bidangnya
akan
sedikit banyak akan
logis dan sistematis, menambah cakrawala
1226
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
berpengaruh
terhadap
kinerja
yang
dimiliki.
pula dengan tingkat pendidikan, semakin
tinggi tingkat pendidikan semakin luas
Lebih
lanjut
(1990)
dan dalam program kurikulum yang
menegaskan bahwa tenaga pendidik yang
disediakan dan semakin lama pula masa
memiliki kematangan kerja (kecakapan)
pencapaianya
tinggi dalam bidangnya memiliki juga
mempengaruhi
pengetahuan, kepandaian dan pengalaman
tujuan yang menempuh program tersebut.
untuk melakukan tugas tanpa tergantung
Jika seorang guru memiliki kemampuan
dari pengarahan orang lain. Dengan
dan pengetahuan yang tinggi diharapkan
demikian
bahwa
ia mampu mentransfer kemampuan dan
pengalaman adalah pelajaran yang akan
pengetahuannya itu untuk meningkatkan
menghasilkan
mutu
maka
Sarojo
jelaslah,
perubahan
ke
arah
sehingga
terhadap
pendidikan
di
akan
kemampuan
sekolah
pada
kematangan tingkah laku, pertambahan
umumnya dan meningkatkan prestasi
pengertian serta pengayaan informasi.
belajar siswa pada khususnya.
Oleh sebab itu menurut Nawawi (1985)
Sedangkan gambaran mengenai
menyatakan bahwa pengalaman masa lalu
kinerja guru SDN Sukabumi 10 Kota
akan sangat berguna dalam mendukung
Probolinggo menunjukkan kinerja guru
pengetahuan yang dimiliki seorang guru
dalam kategori sebanyak nihil (0%),
dalam menghadapi masalah–masalah baru. kinerja guru dalam kategori sedang
Melalui masa kerja yang cukup panjang sebanyak 36 orang (90%), dan kinerja
bagi guru diharapkan dapat menjadi guru dalam kategori rendah sebanyak 4
tenaga pendidikan yang sukses dalam
orang (10%). Sehingga dapat disimpulkan
mengelola
dibimbingnya.
bahwa mayoritas responden yaitu guru di
Belajar dari berbagai pengalaman dalam
SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo
jabatan, sangat membantu guru dalam
mempunyai kinerja dalam kategori cukup
meningkatkan
baik.
kelas
yang
kemampuan
profesional
dalam membimbing anak didiknya. Masa
kerja guru di dalam mengajar ataupun
pengalaman
mengajar
Karena semakin banyak masa mengajar
maka
semakin
tinggi
Dari hasil analisis data yang telah
turut
mempengaruhi kemampuan mengajarnya.
guru,
KESIMPULAN
tingkat
penyelesaian materi pembelajaran. Begitu
dilakukan,
dapat
ditarik
beberapa
simpulan, yaitu :
1.
Terdapat pengaruh yang signifikan
masa kerja guru terhadap kinerja guru
SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo,
1227
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
dimana variabel tingkat pendidikan
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama Proyek Perluasan dan
Peningkatan Mutu SLTP. Buku
Utama. Jakarta.
guru memberikan kontribusi sebesar
35,4% terhadap variabel kinerja guru.
2.
Terdapat pengaruh yang signifikan
pendidikan guru terhadap kinerja guru
SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo,
Dessler, G (1996) Manajemen Personalia.
Alih Bahasa Agus Dharma.
Erlangga. Jakarta.
dimana variabel pendidikan guru
memberikan kontribusi sebesar 21,2%
terhadap variabel kinerja guru.
3.
Terdapat pengaruh yang signifikan
Fuller, B. (1987). “What School Factors,
Raise Achievement In The Third
Work”. Review of Educational
Research No. 3 Vol. 57.
masa kerja guru dan pendidikan guru
secara bersama-sama terhadap kinerja
guru
SDN
Sukabumi
10
Kota
Probolinggo, dimana kedua variabel
bebas memberikan kontribusi atau
pengaruh sebesar 37,9% terhadap
Gurajati, D (1995) Teori Ekonometrika
Dasar. Bima Ilmu. Jakarta.
Hasibuan, M (1991) Manajemen Sumber
Daya Manusia, Dasar dan Kunci
Keberhasilan.
PT.
Gunung
Agung. Jakarta.
variabel terikat yaitu kinerja guru.
Ismanto.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M (1987) Penelitian Kependidikan
Prosedur
dan
Strategi.
Angkasa.Bandung.
Arikunto, S (1998) Metodologi Penelitian.
Rineka Cipta. Jakarta.
Campbell, R.F., Briggs, L.J and Nystrand,
R.O. (1977). Introduction to
Educational Administration. 5th.
ed. Boston : Allyn & Bocan Inc.
Depdikbud (1995) Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Balai
Pustaka.
Jakarta.
Depdiknas (2000) Bekerja dengan Guru.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah. Direktorat
(2007). Pengaruh Tingkat
Pendidikan dan Masa Kerja
terhadap Kompetensi Pedagogik
Guru Madrasah Aliyah (MA) di
Kudus.
Tesis
Tidak
Dipublikasikan. Program Studi
Manajemen
Pendidikan,
Program
Pascasarjana,
Universitas Negeri Semarang.
Ichsan (2009) Artikel tanggal 12 Juni
2009. tunas63.wordpress.com
Kartono (1991) Quo Vadis Tujuan
Pendidikan. Mandar Maju.
Bandung.
Kunandar. (2011). Guru Profesional
implementasi KTSP dan Sukses
dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajawali.
1228
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
Landy, F.J. & J.L. Faar (1963) The
Measurement
of
Work
Performance:Method,
Theory
and Application. Academic
Press, Inc. California.
Madhelan (1999) Hubungan Antara Latar
Belakang
Pendidikan,
Pengalaman Mengajar dan
Unjuk Kerja Guru Matematika
dengan Prestasi Belajar Siswa
SMU
Negeri
se-Kabupaten
Lamongan.
Tesis
Tidak
Dipublikasikan. STIE Widya
Jayakarta. Jakarta.
Maholtra,
N.K
(1996)
Marketing
Research:
An
Applied
Orientation.
Prentice
Hall
International
Inc.,
second
edition. New Jersey.
Mardapi, D (1996) Penilaian Unjuk Kerja
sebagai
Usaha
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Sumber Daya Manusia. Pidato
Dies disampaikan pada Upacara
Dies Natalis XXXII IKIP
Yogyakarta. IKIP Yogyakarta 21
Mei.
Margono (1997) Metodologi Penelitian
Pendidikan.
Rineka
Cipta.
Jakarta.
Muslich, Mansur. (2007).
Sertifikasi
Guru Menuju Profesionalisme
Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2003) Menjadi Kepala
Sekolah Profesional. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
____________.
(2011).
Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nadler,
L & Wiggs, G.D (1984)
Managing Human Resources
Development. Jossey Bass Pub.
San Fransisco.
Nawawi.
H.
(1985).
Administrasi
Pendidikan. Jakarta, Penerbit
Gunung Agung.
Oliva, Peter F. (1984). Supervision for
Today’s Schools. New York and
London, Longman.
Purwanto, N (2001) Administrasi Dan
Supervisi
Pendidikan.
PT.
Remaja Rosdakarya. Jakarta.
Robbins, S.P (1996) Perilaku Organisasi :
Konsep,
Kontroversi,
dan
Aplikasi. Jilid I. Prenhall-Indo.
Jakarta.
Sarojo, Riydi . (1990). Kepemimpinan
Organisasi (Pandangan Batar)
Pidato Ilmiah Diucapkan pada
peringatan Dies Natalis VIII dan
Wisuda Sarjana Universitas
Katolik Widya Karya Malang.
Universitas
Widya
Karya
Malang, Malang. Tanggal 9 Mei
1990.
Siagian,
S.P (1991) Pengembangan
Sumberdaya Insani. Gunung
Agung. Jakarta.
Soeprihanto, J (2000) Penilaian Kinerja
dan Pengembangan Karyawan.
BPFE-UGM. Yogyakarta.
1229
JPPI Volume 9 No 2 (2015) 1219-1230
Stoner, J.A.F. and R.E. Freeman (1992).
Manajemen.
alih
bahasa
Wilhelmus W. Bakowaton.
Intermedia.
Sugiyono (2000)
Penelitian.
Bandung.
Statistika Untuk
CV.
Algabeta.
Wexley, N. Kenneth & Yukl, A.G. 1992.
Perilaku
Organisasi
dan
Psikologi Personalia. PT. Bina
Aksara. Jakarta.
Zen, Muhammad . (2010). Kiat sukses
Mengikuti
Sertifikasi
Guru.
Malang : Cakrawala Media
Publisher.
Keputusan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor : 84/1993
tentang jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
1230
Download