Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 2 (2016) 245-260 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL SISWA DAN KONDISI EKONOMI ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 9 KOTA PROBOLINGGO Indira Sandrawati F Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana, Universitas Kanjuruhan Malang Abstract This study aims to know the influence of students’ social environment and parents’ economic level toward learning achievement at SMP Negeri 9 Probolinggo. Sixty eight (68) students were randomly involved as participants in this research. The results showed that social environment, economic level and all both together influenced students’ learning achievement significantly. Keywords: social environment, economic level, learning achievement PENDAHULUAN Salah yang antar satu faktor eksternal mempengaruhi prestasi belajar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan kedua yaitu lingkungan siswa adalah faktor lingkungan sosial. sekolah adalah lingkungan pendidikan Dalam lingkungan sosial itu sendiri formal yang mempunyai peran penting dibagi ke dalam tiga lingkungan yang dalam mencerdaskan dan membimbing terdiri moral dari lingkungan lingkungan sekolah, masyarakat keluarga, dan (Slameto, lingkungan 2003: 60). sekolah perilaku anak. digolongkan pendidikan kedua Lingkungan sebagai setelah pusat keluarga, Lingkungan pertama yaitu lingkungan sehingga mempunyai fungsi keluarga, melanjutkan pendidikan keluarga adalah dialami anak dengan anggota interaksi secara lingkungan dalam yang berinteraksi keluarga, langsung baik maupun dengan guru sebagai ganti orang tua yang sekolah harus ditaati. meliputi Lingkungan hubungan guru tidak langsung. Suasana keluarga akan dengan siswa, hubungan siswa dengan berpengaruh siswa, bagi perkembangan serta sarana dan prasarana kepribadian anak. Siswa yang belajar pendidikan yang ada di sekolah. Demi akan menerima pengaruh dari keluarga melangsungkan kondisi belajar yang berupa cara orang tua mendidik, relasi lancar, perlu maka didukung pula JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 dengan kondisi sekolah yang aman, sosial nyaman dan ketiga yaitu siswa yang kurang baik tenang. Lingkungan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat prestasi merupakan tempat lingkungan keluarga ketiga dan setelah belajar dikarenakan siswa. Hal lingkungan ini sosial lingkungan disekitar siswa memiliki peranan yang sekolah, sehingga bagi seorang anak cukup besar di dalam pembentukan yang ingin mendapatkan pendidikan, kepribadian anak, dimana tingkah laku baik dan pergaulan serta harmonisasi atau pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun moral kondusivitas sehingga sekitar anak akan dapat membawa akan menjadikan anak lingkungan sosial tersebut cerdas, terampil dan berbudi pengaruh pekerti luhur. buruknya bagi perkembangan mental Lingkungan masyarakat lain di sekitar baik dan dan pendidikan anak. menurut Purwanto (2000: 61) adalah “manusia-manusia psykologis di Dampak negatif dari lingkungan sosial yang buruk akan individu, yang mempengaruhi individu membawa anak kepada pergaulan yang yang Masyarakat bebas, anak akan mencari pelampiasan merupakan lembaga pendidikan yang diluar diluar dengan kawan-kawannya ketiga setelah keluarga dan sekolah yang yang mempunyai sifat dan fungsi yang membentuk kelompok yang memiliki berbeda sifat-sifat bersangkutan”. karena keanekaragaman senasib yang agresif akhirnya dan dapat masyarakat, timbul budaya, bentuk kehidupan sosial serta mengganggu adanya perkelahian antar pelajar serta sering norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. membolos sekolah. Untuk itu suasana lingkungan sosial yang faktor lingkungan akan sosial siswa, faktor lain yang juga turut mempengaruhi aktivitas belajar siswa andil mempengaruhi prestasi belajar dan siswa berdampak kondusif Disamping positif prestasi belajar siswa. sebaliknya terhadap Begitu pula kecenderungan lingkungan adalah kondisi ekonomi orangtua siswa. Slameto (2003: 6364), mengatakan “Jika anak hidup 246 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 dalam keluarga kubutuhan yang anak miskin, kurang terpenuhi, dengan kecenderungan kurang otoritas, tidak tahu atau bimbang akibatnya kesehatan anak tergangu, mengambil sehingga anak terorganisasi”. Orang tua jarang hadir, belajar terganggu”. akan Bahwa perekonomian dengan dan biasanya dan tidak tidak mampu cukup merespon tantangan keluarga. Menurut dihadapi Gerungan (1991: 181) mengemukakan anak di dalam keluarga akan lebih peranan status sosial ekonomi keluarga luas, akan mendapat kesempatan untuk terhadap mengembangkan Status kepemilikan yang apatis keputusan dalam materi yang bermacam-macam perkembangan anak, yaitu: sosial ekonomi keluarga kecakapan yang lebih luas. Hal ini tentulah mempunyai peranan terhadap dikarenakan perkembangan anak-anak, dengan perekonomian jawab keluarga bertanggung menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. adanya bahwa yang cukup, lingkungan yang dihadapi anak tinggi lebih luas, akan mendapat kesempatan mengalami yang lebih luas untuk mengembangkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan berbagai macam kecakapan yang tidak sekolah anak, berbeda dengan orang dapat berkembang apabila tidak ada tua yang keadaan sosial ekonominya alat-alatnya. Anak akan dengan mudah rendah. Contohnya: anak dalam belajar mengikuti proses belajar pada saat di akan sekolah, Keluarga keadaan tidak sosial akan sangat penunjang kadang (orang tua) ekonominya banyak memerlukan sarana belajarnya, yang kadangharganya mahal. Bila prasarana material yang didalam keluarganya karena semua sarana dan pendukung pembelajaran dapat dari proses terpenuhi oleh kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini orang tuanya. Sebaliknya, ketika status akan menjadi penghambat bagi anak sosial ekonomi keluarga rendah maka dalam pembelajaran. anak akan mengalami kesulitan dalam Lebih lanjut Fitriani (2010: 5) mengemukakan “keluarga yang status sosial ekonominya rendah mengikuti proses pembelajaran di sekolah, karena sarana dan prasarana ditandai 247 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 pendukung dari proses pembelajaran tidak terpenuhi oleh orang tuanya. Berkaitan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, Berdasarkan hasil pengamatan mengetahui lebih peneliti ingin jauh sementara yang dilakukan di SMP yang Negeri belajar siswa dengan mengambil judul 9 Kota Probolinggo berpengaruh faktor-faktor terhadap menunjukkan masih banyaknya siswa penelitian yang memiliki prestasi belajar rendah, Lingkungan Sosial Siswa dan Kondisi dengan indikasi beberapa siswa masih Ekonomi Orangtua Terhadap Prestasi memiliki nilai ulangan dibawah nilai Belajar Siswa di SMP Negeri 9 Kota KKM yang ditetapkan sekolah. Hal ini Probolinggo”. menunjukkan bahwa anak pemahaman materi rendah, kurang termotivasi memiliki Siswa-siswa membentuk “Pengaruh di suatu sekolah lingkungan belajar. pergaulan, yang Selain itu siswa di kelas selalu ribut, lingkungan sosial jarang memperhatikan guru pada saat lingkungan sosial tersebut ditemukan pembelajaran adanya kedudukan mengerjakan PR di kelas bahkan tidak tertentu. Sebagai jarang siswa tidak mengerjakan PR siswa dapat menjabat sebagai pengurus dengan alasan tidak memiliki LKS kelas, sebagai ketua kelas, sebagai (lembar kerja siswa). Hasil wawancara ketua OSIS di sekolahnya, sebagai dengan bahwa pengurus OSIS, di sekolah-sekolah di mayoritas siswa-siswi yang ditampung kotanya, tingkat provinsi atau tingkat di SMP Negeri 9 Kota Probolinggo nasional. salah dalam anak mengenai prestasi berlangsung, satu memiliki berbagai belakang lingkungan Guru, macam Tiap siswa sebagai siswa. Dalam dan peranan ilustrasi, seorang berada dalam dan lingkungan sosial siswa di sekolah. Ia tua yang berbeda. memiliki kedudukan dan peranan yang Keragaman latar belakang orang tua diakui oleh sesama. Jika seorang siswa tersebut dapat berpengaruh pula pada terterima, keberhasilan pendidikan anak. menyesuaikan diri dan segera dapat ekonomi orang sosial latar dikenal maka ia dengan mudah 248 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, dalam maka ia akan merasa tertekan. (Dimyati, 2006: 252). Pengaruh lingkungan mengelola sosial proses belajar Dalam penyesuaian diri dengan tersebut berupa hal-hal berikut: (a) lingkungan pengaruh secara serempak proses pengubahan kejiwaan yang bersifat mungkin menerima atau menolak siswa, yang diri akan Penyesuaian berakibat memperkuat atua dan juga pengubahan diri terjadi lingkungan. otoplastis-aloplastis memperlemah konsentrasi belajar, (b) ini terjadi dalam kegiatan kompetisi, lingkungan dalam kooperasi, dan berbagai bentuk usaha suasana akrab, gembira, rukun, dan pemecahan masalah bersama. Dalam damai, dalam suatu situasi kompetisi masing-masing suasana perselisihan, bersaing, salah- individu atau kelompok yang terlibat menyalahkan dan cerai berai. Suasana berusaha kejiwaan tersebut berpengaruh pada meningkatkan semangat dan proses belajar. Suasana pada seseorang mendorong orang lain kejiwaan untuk sosial sebaliknya siswa dalam dapat belajar, dan mewujud mewujud lingkungan menghambat (c) lingkungan sosial untuk memperbaiki dirinya. atau Peningkatan berusaha melebihinya proses (Sukmadinata, 2007: 59). sosial Masyarakat merupakan siswa di sekolah atau juga di kelas keseluruhan lingkungan peserta didik. dapat semangat Peserta didik berasal dari lingkungan belajar kelas. Dan setiap guru akan masyarakat dan dididik untuk hidup di disikapi oleh dalam masyarakat. Karena itu, sudah lingkungan sosial siswa. Sikap positif sewajarnya semua kondisi masyarakat atau untuk mana anak dipersiapkan harus berpengaruh secara negatif pada tertentu terhadap guru akan berpengaruh pada kewibawaan guru. dipertimbangkan Akibatnya, menegakkan seperti: akan tuntutan, kewibawaan bila maka guru ia dapat sedemikian masalah-masalah, rupa tuntutan- kebutuhankebutuhan, dan mengelola proses belajar dengan baik. lain-lain. Pengajaran yang berdasarkan Sebaliknya, bila guru tak berwibawa, lingkungan maka memberikan ia akan mengalami kesulitan atau sumber banyak pengajaran manfaat atau 249 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 nilai-nilai pendidikan perkembangan dan bagi dapat bertindak seperti seorang guru pertumbuhan disekolah, memberikan pendidikan dan pribadi peserta didik (Tabrani, 2000: pelajaran 152). dan pengajaran yang diberikan kepada Orang dalam tua lingkungan anaknya. Bila pendidikan sebagai pendidik anak itu baik, merupakan suatu modal keluarga yang besar bagi perkembangan anak. sangat dibutuhkan contoh perkembangan dan Keadaan sosial ekonomi setiap pertumbuhan seorang anak. Hal ini orang itu berbeda-beda dan bertingkat, jelas ada yang keadaan sosial ekonominya karena keluarga lingkungan anak memperoleh seorang pendidikan. utama dalam Sebagai dan pertama tinggi, sedang, rendah. Sosial pendidik yang ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah orang adalah kedudukan atau posisi sesorang tuanya sendiri. Dengan kata yang lain dalam ibu dan bapaknya, sebagai pendidik ditentukan harus ekonomi, memperhatikan dan perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. kelompok oleh manusia yang jenis aktivitas pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan Bila pendidikan yang diterima jabatan dalam organisasi. Sedangkan anak dalam lingkungan keluarga tidak menurut baik, maka tidak akan memberikan sosial ekonomi adalah posisi seseorang kesempatan dalam masyarakat berkaitan dengan kepada anaknya untuk Soerjono Soekanto (2002) mengembangkan segala potensi yang orang ada pergaulan, dalam dirinya, maka kelak lain dalam arti prestasinya, lingkungan dan hak-hak pendidikan anak itu akan membekas serta kewajibannya dalam hubunganya pada kehidupan dan tingkah lakunya. dengan sumber daya. Sebaliknya diterima bila anak pendidikan dalam yang lingkungan Dalam dapat kesempatan golongan anaknya untuk ini pendapatan yang diterima penduduk keluarga baik maka akan memberikan pada penelitian digolongkan yaitu: berdasarkan (1) 4 Golongan mengembangkan segalah potensi yang penduduk berpendapatan rendah, yaitu ada dalam dirinya. Orang tua harus penduduk yang berpendapatan 250 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 <Rp.500.000 perbulan, (2) Golongan tes prestasi belajar. Menurut Anwar penduduk berpendapat (2005: 8-9) mengemukakan tentang tes yaitu penduduk rata-rata yang berpendapatan antara Rp.750.000 penduduk cukup tinggi, Rp. 500.000- perbulan, (3) Golongan berpendapat tinggi, yaitu prestasi belajar tujuannya bila dilihat yaitu dari mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali dapat digunakan penduduk yang berpendapatan rata- informasi rata antara Rp.750.000-<Rp.1.000.000 sebagai dasar pengambilan keputusan. perbulan, dan (4) Golongan penduduk Tes prestasi belajar berupa tes yang berpendapatan disusun sangat tinggi yaitu yang secara terrencana penduduk dengan pendapatan rata-rata mengungkap >Rp.1.000.000. subyek dalam menguasai bahan-bahan Menurut (1976:768), Poerwodarminto prestasi belajar atau performasi untuk materi yang prestasi belajar dicapai, ulangan harian, menambah belajar dan sejumlah mengumpulkan pengetahuan, demikian prestasi disimpulkan bahwa adalah dengan belajar diajarkan. dapat tes berbentuk formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujianujian masuk perguruan tinggi. dapat prestasi belajar telah Dalam kegiatan pendidikan formal tes adalah ”Prestasi adalah yang telah sedangkan maksimal Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa adalah prestasi yang telah dicapai oleh prestasi belajar merupakan hasil yang siswa dalam belajarnya”. dicapai seorang siswa dalam belajar Prestasi belajar adalah prestasi yang dinyatakan dalam bentuk skor kegiatan dalam kegiatan dalam belajar nilai. siswa METODE PENELITIAN dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar (guru). Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan Penelitian hubungan dengan memahami cara ini ingin mengkaji antara variabel bebas variabel terikat, untuk fenomena dengan suatu menentukan tingkat hubungan 251 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 antara variabel-variabel yang ada. Sehingga jenis penelitian ini termasuk penelitian assosiatif, untuk mengetahui dua variabel menggunakan yang lebih pendekatan 8 Kota Probolinggo yang diambil dari nilai ulangan atau test. bertujuan hubungan atau SMPN Untuk menentukan teknik antara analisis data yang digunakan dalam dan menganalisis data, maka data harus kuantitatif memenuhi persyaratan statistik, dengan desain non eksperimen yang dengan berarti parametric. Setelah uji asumsi klasik penelitian menggunakan ini tidak akan perlakuan terhadap penelitian melainkan variabel-variabel menjadi fakta-fakta yang telah terjadi. Dalam penelitian ini yang menggunakan uji perangkat tes ditentukan, kemudian data dianalisis dengan mempergunakan analisis regresi teknik berganda. Teknik analisis ini digunakan untuk melihat menjadi populasi adalah siswa kelas besarnya VII SMP Negeri 9 Kota Probolinggo variabel bebas terhadap suatu variabel yang berjumlah 212. Masing-masing tergantung. sampel siswa tiap kelas diambil secara HASIL DAN PEMBAHASAN acak Hipotesis Pertama sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 68 siswa kelas VII SMP Negeri 9 Kota Probolinggo. Adapun dalam pengumpulan penelitian ini pengaruh Hipotesis adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan sosial siswa terhadap prestasi belajar menggunakan siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 penelitian ini kuesioner dipakai untuk Untuk data dalam data dokumentasi. mendapatkan pertama lebih ini Probolinggo”. dan atau penelitian Dalam kuesioner dua menentukan apakah mengenai terdapat pengaruh yang signifikan atau lingkungan sosial siswa dan kondisi tidak, dilakukan dengan melihat nilai ekonomi probalibilitas orangtua Dokumentasi (X1 dalam dan X2). penelitian SPSS thitung hasil perhitungan 14. Dari perhitungan regresi digunakan untuk mengumpulkan data berganda (tabel 14) diperoleh nilai tentang prestasi belajar siswa kelas VII probalibilitas thitung sebesar 0,015 252 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 dengan syarat atau signifikansi yang thitung lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) ditentukan 0,05. maka kesimpulan yang dapat diambil Karena probabilitas thitung lebih kecil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. dari 0,05 (p < 0,05) maka keputusan Sehingga yang dapat diambil adalah Ho ditolak pengaruh yang positif dan signifikan dan kondisi adalah Ha 5% atau diterima. Sehingga kesimpulannya terdapat ekonomi orangtua terhadap kesimpulannya terdapat pengaruh yang prestasi belajar siswa Kelas VII di positif SMP dan signifikan lingkungan Negeri 9 Probolinggo. sosial siswa terhadap prestasi belajar Sedangkan besarnya pengaruh variabel siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 X2 terhadap variabel Y dapat dilihat Probolinggo. dari nilai r partial yang diketahui Sedangkan besarnya pengaruh variabel X1 terhadap variabel sebesar 0,243. Y dapat dilihat dari nilai r partial yang Hipotesis Ketiga diketahui sebesar 0,223. Hipotesis Hipotesis Kedua Hipotesis penelitian ini pengaruh yang kedua adalah dalam “Terdapat ketiga dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan sosial siswa dan signifikan kondisi orangtua ekonomi orangtua terhadap prestasi siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 Probolinggo”. Untuk terhadap kondisi ekonomi belajar Probolinggo.” Hasil menentukan prestasi perhitungan regresi apakah berganda seperti yang tercantum dalam terdapat pengaruh yang signifikan atau tabel 14 dapat diketahui bahwa nilai tidak, dilakukan dengan melihat nilai probabilitas probalibilitas thitung hasil perhitungan. 0,009 yang lebih kecil dari α = 0,05. Dari berganda Hal ini berarti hipotesis nihil ditolak (tabel 14) diperoleh nilai probabilitas dan hipotesis alternatif diterima (p = thitung sebesar 0,025 dengan syarat atau 0,009 < α = 0,05). Hal ini berarti signifikansi terdapat perhitungan yang regresi ditentukan adalah 5% atau 0,05. Karena probabilitas Fhitung hubungan adalah positif sebesar yang signifikan lingkungan sosial siswa dan 253 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 kondisi ekonomi orangtua prestasi belajar siswa. terhadap Sedangkan Variabel siswa lingkungan dalam penelitian sosial ini terbukti besarnya pengaruh keeretan hubungan mampu memberikan kontribusi yang (R) antara lingkungan sosial siswa dan positif kondisi mempengaruhi prestasi belajar siswa. ekonomi orangtua terhadap dan Hal 0,343. sosial Pengaruh Lingkungan sosial siswa sangat mendukung anak untuk belajar Terhadap dengan Kelas Belajar Siswa di Negeri VII SMP 9 Probolinggo positif terutama bahwa lingkungan lingkungan giat. keluarga Hal tersebut dimungkinkan dikarenakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi Dari hasil pengujian hipotesis diketahui berarti dalam prestasi belajar siswa adalah sebesar Prestasi ini signifikan bahwa yang terdapat signifikan pengaruh lingkungan prestasi belajar siswa adalah faktor sosial. Faktor sosial yang dimaksud adalah faktor sosial lingkungan sosial siswa terhadap prestasi belajar keluarga. Pada dasarnya ada beberapa siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 faktor Probolinggo. Sesuai dengan hipotesis lingkungan yang sebagaimana pertama, memang hubungan yang signifikan antara yang terdapat positif yang berpengaruh keluarga. di dalam Hal ini ungkapkan oleh dan Slameto (2003: 60) yang menyatakan sosial bahwa anak akan menerima pengaruh siswa dan prestasi belajar. Hubungan dari keluarga berupa: Cara orang tua yang positif artinya semakin bagus mendidik anak, relasi antara anggota lingkungan keluarga, suasana rumah tangga dan lingkungan sosial siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar yang keadaan diperoleh, dimana dalam penelitian ini fasilitas belajar. Faktor-faktor tersebut variabel apabila lingkungan memberikan sebesar sosial kontribusi 22,3% terhadap prestasi belajar siswa. siswa pengaruh variabel ekonomi dapat keluarga menjalankan serta sesuai dengan fungsi dan peranannya masingmasing dengan baik, kemungkinan dapat menciptakan situasi dan kondisi 254 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 yang dapat mendorong anak untuk psikologi, lebih giat belajar. lingkungan yang banyak memberikan Lingkungan sosial siswa baik dimana sumbangan dan besar pengaruhnya itu interaksi antara siswa dengan orang terhadap tuanya, dan perkembangan anak adalah lingkungan lingkungan rumah yang bagus atau keluarga. Karena lingkungan keluarga baik merupakan dukungan akan orang mampu tua meningkatkan proses dinyatakan lingkungan prestasi belajar. Sebaliknya siswa yang kuat mempunyai dibandingkan lingkungan sosial yang belajar pengaruhnya maupun primer kepada dengan yang individu lingkungan tidak baik akan cenderung memiliki sekunder yang ikatannya agak longgar. prestasi belajar yang rendah. Hal ini Selain itu keluarga juga merupakan dikarenakan lingkungan sangat dalam kegiatan dipengaruhi oleh belajar lingkungan pendidikan kali sifat-sifat perkembangannya. keluarga (letak tua demografi rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dampak terhadap Hubungan dalam Hasil pertumbuhan dan penelitian juga memberi menunjukkan bahwa responden dalam aktivitas belajar hal ini siswa kelas VII SMP Negeri 9 antara anggota Probolinggo menilai lingkungan sosial keluarga, orang tua, anak, kakak, atau siswa dalam kategori tinggi atau baik adik yang harmonis akan membantu sebanyak siswa melakukan aktivitas belajar yang (10,3%), dalam kategori sedang atau baik. dikatakan cukup baik sejumlah 52 orang atau lingkungan sosial keluarga siswa atau sebesar (76,5%) dan dalam kategori latar siswa rendah atau kurang baik sejumlah 9 mempengaruhi aktivitas belajar siswa orang atau sebesar (13,2%), sehingga yang berdampak pada prestasi belajar dapat siswa. responden siswa. Sehingga belakang Hasil mendukung dapat pra sekolah yang dikenal anak pertama sosial keluarga. Ketegangan keluarga, orang pertama dapat sosial temuan pendapat tersebut para 7 orang atau sebesar disimpulkan bahwa mayoritas menilai lingkungan sosial siswa di SMP Negeri 9 Probolinggo ahli 255 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 dalam kategori sedang atau cukup semakin baik. berprestasi. Pengaruh Kondisi Ekonomi besar Hal ini harapan untuk mengingat dalam Orangtua Terhadap Prestasi Belajar pelaksanaan Siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 pendidikan, memerlukan sarana dan Probolinggo prasarana yang Dari hasil pengujian hipotesis diketahui positif bahwa yang penyelenggaraan pengadaannya hal membutuhkan dana biaya pengaruh signifikan kondisi demikian prestasi dalam memenuhi sarana dan prasarana belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri belajar 9 dorongan Probolinggo, dimana variabel kondisi ekonomi orangtua memberikan kontribusi pengaruh sebesar 24,3% terhadap prestasi belajar variabel siswa. yang ini terdapat ekonomi orangtua terhadap dan dalam faktor dan cukup. Dengan ekonomi orangtua akan memberikan terhadap keberhasilan prestasi belajar anak di sekolah. Temuan dengan penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan Jumain (2013) dimana hasil penelitian Hasil temuan ini sejalan dengan teoritik yang diungkapkan oleh menunjukkan bahwa secara ada pengaruh parsial yang Prihandoko (2009) yang menyatakan positif kondisi sosialterhadap Prestasi bahwa faktor status sosial ekonomi belajar siswa. orang penelitian tua yang mewujudkan pada Begitu yang pula dilakukan dengan oleh kemampuan finansialnya. Kemampuan Maftukhah (2007) dimana dari hasil finansial penelitiannya yang berbeda-beda akan diketahui bahwa 54% berpengaruh terhadap prestasi belajar responden memiliki siswa. Hal ini berarti sosial ekonomi ekonomi orang tua yang tergolong orang penting tinggi (baik) dan adanya pengaruh prestasi positif antara kondisi sosial ekonomi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat orang tua terhadap prestasi belajar sosial ekonomi orang tua siswa, maka siswa SMPN 1 Randudongkal. terhadap tua memiliki tinggi peran rendahnya kondisi sosial 256 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 Oleh karena itu usaha untuk mencapai keberhasilan siswa dalam pengaruh sosial yang siswa signifikan dan lingkungan kondisi ekonomi meningkatkan prestasi belajar secara orangtua efektif, siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 diperlukan berbagai usaha terhadap untuk dapat dilakukan oleh orangtua, Probolinggo. diantaranya menunjukkan dengan fasilitas belajar, menyediakan prestasi Hasil belajar penelitian ini semakin baik mengawasi kegiatan lingkungan sosial siswa dan kondisi dan penggunaan waktu belajar anak, ekonomi orangtua akan semakin baik mengenal kesulitan-kesulitan anak dan prestasi belajar yang dapat dicapai menolong anak didik. anak mengatasi kesulitannya dalam belajar. Banyak faktor yang Pengaruh Lingkungan sosial siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa, dan salah Kondisi Terhadap Kelas Ekonomi Orangtua Prestasi Belajar Siswa di Negeri VII SMP 9 Probolinggo satu adalah faktor Lingkungan interpretasi hasil keberhasilan penelitian di atas, diketahui bahwa dikarenakan pengaruh yang lingkungan sosial turut sosial. menentukan belajar siswa. lingkungan Hal ini sosial signifikan disekitar siswa memiliki peranan yang lingkungan sosial siswa dan kondisi cukup besar di dalam pembentukan ekonomi bersama- kepribadian anak, dimana tingkah laku sama terhadap prestasi belajar siswa dan pergaulan serta harmonisasi atau Kelas kondusivitas orangtua VII di yang eksternal mempengaruhi prestasi belajar siswa Berdasarkan terdapat faktor secara SMP Negeri 9 lingkungan sosial di Probolinggo, yang ditunjukkan dengan sekitar anak akan dapat membawa probabilitas Fhitung sebesar 0,009 yang pengaruh psykologis terhadap baik dan lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini berarti buruknya perkembangan mental dan hipotesis nihil ditolak dan hipotesis pendidikan anak yang pada akhirnya alternatif diterima (p = 0,009 < α = berdampak pada prestasi belajar siswa. 0,05). Sehingga keputusan statistik yang dapat diambil adalah terdapat Begitu pula dengan kondisi sosial ekonomi orangtua siswa turut 257 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 berperan belajar terhadap prestasi belajar siswa Kelas Keluarga dengan pendapatan VII di SMP Negeri 9 Probolinggo, cukup atau tinggi pada umumnya akan yang ditunjukkan dengan probabilitas lebih thitung, siswa. terhadap mudah prestasi memenuhi segala sebesar 0,015. Karena kebutuhan sekolah dan keperluan lain. probabilitas thitung lebih kecil dari 0,05 Berbeda (p dengan keluarga yang < 0,05), maka hipotesis nihil mempunyai penghasilan relatif rendah, ditolak, sedangkan hipotesis alternatif pada diterima. umumnya dalam mengalami kesulitan pembiayaan sekolah, begitu statistik Sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah juga dengan keperluan lainnya. Hal ini terdapat sebagaimana disebutkan oleh Hamalik signifikan (1983) siswa dengan prestasi belajar siswa. yang menyatakan bahwa keadaan sosial ekonomi yang baik dapat menghambat ataupun mendorong dalam belajar. lingkungan untuk menciptakan sosial didalam keluarga antara kondisi Terdapat signifikan positif yang lingkungan pengaruh yang kondisi ekonomi orangtua terhadap prestasi belajar siswa Kelas Untuk itu diharapkan dukungan orangtua pengaruh yang yang ditunjukkan probabilitas dengan thitung sebesar nilai 0,025. memberikan Karena probabilitas thitung lebih kecil dukungan terhadap pemenuhan sarana dari 0,05 (p < 0,05), maka hipotesis dan nihil prasarana kegiatan pencapaian serta harmonis VII di SMP Negeri 9 Probolinggo, yang belajar menunjang anak, prestasi sehingga belajar dapat ditolak, alternatif sedangkan diterima. kesimpulan statistik Sehingga yang diambil KESIMPULAN positif yang signifikan antara kondisi yang telah hasil dilakukan, penelitian maka dapat ekonomi signifikan pengaruh lingkungan sosial yang siswa pengaruh dengan prestasi pengaruh yang belajar siswa. diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat orangtua terdapat dapat tercapai dengan optimal. Berdasarkan adalah hipotesis Terdapat signifikan lingkungan sosial siswa dan kondisi ekonomi orangtua terhadap 258 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 prestasi belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 Probolinggo yang ditunjukkan dengan probabilitas Fhitung sebesar 0,031 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima (p = 0,031 < α = 0,05). Sehingga kesimpulan statistik adalah variabel lingkungan sosial siswa dan kondisi ekonomi sama orangtua secara bersama- berpengaruh secara signifikan terhadap variabel prestasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara. Ari Prabawa, K. (2014). Pengaruh Sosial Ekonomi dan Perhatian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X4. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja. Ahmadi, A. (1991). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipt. Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta. Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendiikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu. Gujarati. (1997). Teori Ekonometrika. Jakarta: Bina Ilmu. Hasan, Z.M. (1991). Jenis dan Rancangan Penelitian Kuantitatif. Pusat Penelitian IKIP. Malang. Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jumain. (2013). Pengaruh Kondisi Sosial Ekon omi Orang Tua dan Intensitas Bimbingan Belajar Terhadap P restasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Malang. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembanguna n, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Margono. (1997). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Maholtra, N. K. (1996). Marketing Research: An Applied Orientation. New Jersey: Prentice Hall International Inc. Nawawi, H. (1991). Administrasi Pendidikan. Cet-7. Jakarta: PT Gunung Agung. Parjiyono. (2009). Korelasi Faktor Keluarga dan Lingkungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Kelas IX di SMP Negeri 4 Kudus. Tesis Tidak Dipublikasikan. Program Studi Teknologi Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Purwanto, M. Ngalim, MP. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya Supranto, J. (1991). Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor Yang 259 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 245-260 Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (1992). Statistika Untuk Penelitian. CV. Algabeta. Bandung. Soerjono, S. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press Supardi, I. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: PTAlumni. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Belajar Mengajar, CV. Remadja Rosda Bandung. FaktorYang Jakarta: (2000). Proses Penerbit Karya, 260