RINGKASAN MARWAN MAHMUDI. Positioning Iklan Televisi Melalui Reproduksi Sosial: Kasus Iklan Sampoerna A Mild. Dibimbing oleh AIDA VITAYALA S. HUBEIS dan MUSA HUBEIS. Iklan televisi memuat hasil reproduksi sosial dari simbol dan ide tertentu yang khas ada di masyarakat. Iklan televisi rokok Sampoerna A Mild menyajikan pesan dengan memposisikan produknya melalui pembentukkan dan penentuan reproduksi sosial yang khas dan berbeda dari produk sejenis. Tujuan penelitian adalah mengetahui lebih mendalam proses reproduksi sosial yang dilakukan pencipta iklan pada iklan Sampoerna A Mild dan proses pembentukkan dan penentuan positioning melalui reproduksi sosial dalam iklan televisi rokok Sampoerna A Mild. Desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui fenomena sosial tertentu, namun tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi terhadap data. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh dan tuntas. Penelitian dikonstruksi melalui makna yang tercermin dalam realitas. Penelitian dilakukan melalui klasifikasi mengenai gejala sosial yang dipermasalahkan. Penyusunan hasil penelitian tentang realitas sosial yang kompleks dalam bentuk tampilan kalimat bermakna dan mudah dimengerti. Penelitian dilakukan di Jakarta selama empatbelas (14) bulan, yaitu Juni 2008 – Juli 2009, dengan pengumpulan data ditekankan pada aspek kontekstual, yaitu proses pembentukan dan penentuan positioning iklan rokok Sampoerna A Mild. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan kunci, yaitu orang kompeten, terlibat dan mengetahui banyak informasi dalam membentuk dan menentukan positioning rokok Sampoerna A Mild melalui iklan televisi. Informan kunci penelitian adalah orang yang pernah terlibat langsung dalam tim perencanaan iklan televisi rokok Sampoerna A Mild. Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap informan untuk mengetahui proses decoding terhadap teks iklan. Data sekunder didapatkan dari kumpulan dokumen-dokumen dan artikel yang berkaitan dan mendukung penelitian. Analisis data dialogik atau dialektikal dilakukan untuk mengembangkan terjadinya dialog dan dialektika antara peneliti dan sumber data. Analisis dilakukan secara komprehensif, kontekstual dan multilevel dengan menempatkan peneliti sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial. Hasil penelitian pada tingkatan pengiklan dan pencipta iklan menunjukkan proses pembentukkan dan penentuan positioning iklan rokok Sampoerna A Mild melalui reproduksi sosial dalam iklan televisi dengan empat (4) tahap skema positioning. Pertama, skema tahap awal memposisikan gaya hidup masyarakat moderen yang sukses dan macho. Rokok Sampoerna A Mild dikomunikasikan sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat modern yang sukses dan macho. Tidak ada gambaran keunggulan produk, tetapi lebih kepada citra yang disandangnya. Cara ini dilakukan karena keterbatasanketerbatasan peraturan periklanan untuk jenis rokok, yang tidak boleh memperlihatkan orang sedang merokok. Pendekatan rokok Sampoerna A Mild yang demikian ternyata tidak menciptakan perbedaan karakternya dengan rokok-rokok lainnya. Kedua adalah skema transisi memposisikan citra korporat. Skema ini dilakukan berdasarkan evaluasi pada skema pertama, yaitu melakukan perubahan positioning pada rokok Sampoerna A Mild. Kampanye bergerak kepada citra korporat dengan menampilkan serangkaian aktivitas kelompok Sampoerna yang sangat populer di mata masyarakat, yaitu foto kegiatan drum band oleh karyawan buruh pabrik Sampoerna yang mencapai sukses di Festival of Roses di Pasadena, Amerika Serikat. Terobosan ini memperlihatkan upaya rokok Sampoerna A Mild untuk keluar dari pakem iklan-iklan pada umumnya, sehingga produksi dan penjualan rokok Sampoerna A Mild mulai bergerak naik. Ketiga, skema kehadiran baru memposisikan rokok Sampoerna A Mild sebagai produk rendah tar dan nikotin. Skema ini lahir karena adanya kesadaran baru dari manajemen pengelola bahwa konsumen dapat didekati dengan realitas keunikan dan keunggulan produk. Keunikan rokok Sampoerna A Mild adalah pada kadar tar dan nikotin yang sangat rendah. Keunikan inilah yang akhirnya membawa pada slogan komunikasi cukup panjang usianya, yaitu: "How Low Can You Go." Upaya komunikasi yang sakti ini, mulanya diragukan sebagian orang bahwa komunikasi semacam itu tidak akan nyambung. Pasar membuktikan bahwa dengan gebrakan serius dan menyeluruh, ternyata konsumen dapat terbius dan bahkan mencintai produk tersebut. Akhirnya terciptalah pasar baru yang tanpa terduga berkembang luar biasa. Kehadiran baru rokok Sampoerna A Mild bersamaan dengan gerakan hidup sehat, yaitu memilih rokok rendah kadar tar dan nikotinnya. Keempat, skema paripurna memposisikan kepercayaan yang diberikan produk. Posisi baru ini berkembang meyakinkan. Era kepercayaan terhadap nikotin dan tar yang rendah sudah tertancap di dalam benak khalayak. Rokok Sampoerna A Mild terus menyegarkan konsep komunikasinya yang tepat. Sejak awal tahun 1996 hadir konsep kampanye baru yang berusaha menyambung gaya hidup 'How Low Can You Go' lewat konsep "Bukan Basa Basi.” Dalam hal ini, rokok Sampoerna A Mild bermaksud menegaskan bahwa kepercayaan yang diberikan adalah bukan basa basi sebagai gambaran perilaku khalayak sasaran yang selalu berkomentar atau menyuarakan sejujurjujur hati nuraninya ketika melihat situasi yang ada di dunia ini, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya. Proses pembentukkan positioning rokok Sampoerna A Mild dilakukan melalui dua tahap, yaitu (a) tahap rational process hingga melahirkan konsep big idea. Tahap ini meliputi analisis data produk dan karakter target audiens seperti psikografis, demografis dan gaya hidup; (b) tahap magic process dilakukan sebagai pengejawantahan big idea menjadi ide bermacam-macam. Analisis pada tingkatan teks iklan menunjukkan, pertama pada iklan versi Man Waiting Stamp Seal mengandung makna birokrasi tidak produktif dan kontradiktif dengan era reformasi. Secara keseluruhan, tanda tersebut menghasilkan makna birokrasi warisan orde baru yang tidak produktif dan kontradiktif dengan era reformasi. Iklan tersebut memperlihatkan perhatian perusahaan terhadap kondisi sosial yang tengah terjadi. Pesan disampaikan melalui makna yang memang memiliki sistem tanda yang telah terbentuk. Sistem tanda yang dimaksud berkaitan dengan tipe pakaian. Dalam hubungan oposisi, mengenal pakaian yang sama warna, bahan, coraknya antara baju dan celana/rok yang biasa disebut seragam. Jenis pakaian yang berbeda warna, bahan, dan coraknya antara baju dan celana/rok, biasa disebut bukan seragam. Jadi secara oposisional, pakaian seragam memiliki makna ketika berhubungan dengan pakaian bukan seragam. Pakaian seragam biasa dikenakan oleh suatu kelompok, komunitas, atau lembaga. Iklan versi Flea on the Sofa mengandung makna kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang tua dan gemuk, tidak produktif, penuh janji dan korupsi. Secara keseluruhan, tanda tersebut menghasilkan makna anggota DPR yang sudah tua-tua dan gemuk tidak produktif, penuh janji-janji, dan penyalahgunaan wewenang seperti korupsi. Iklan tersebut memperlihatkan perhatian perusahaan terhadap kondisi sosial politik yang tengah terjadi, berkaitan dengan pemilihan umum anggota DPR. Pesan disampaikan melalui makna yang memang memiliki sistem tanda yang telah terbentuk, yaitu berkaitan dengan kursi, kutu busuk, bokong, tangan kanan beserta jari-jarinya. Dalam hubungan oposisi, mengenal kursi yang empuk bila diduduki, dengan sandaran kepala dan tangan yang juga empuk, serta berharga mahal, sehingga hanya pantas dimiliki orang-orang tertentu dan terhormat. Kursi jenis ini biasa disebut kursi sofa. Penelitian pada tingkatan individu menunjukkan interpretasi berbeda terhadap hubungan antara produk dengan teks iklan. Dari segi produk, rokok Sampoerna A Mild ditafsirkan bahwa rokok bukanlah barang baru. Rokok sudah ada sejak jaman dahulu kala. Dari segi teks iklan rokok Sampoerna A Mild di televisi ditafsir sebagai iklan yang bersifat lucu-lucuan. Iklan ataupun bentuk promosi yang menyertainya hanya bersifat pengingat saja bahwa ada rokok yang mengandung nikotin dan tar rendah. Namun positioning yang tertanam dalam benak adalah bahwa rokok Sampoerna A Mild adalah produk rokok mengandung nikotin dan tar rendah. Kata kunci : positioning, reproduksi sosial, iklan televisi, pengiklan, pencipta iklan.