MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Ilmu Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh Christina Arsi Lestari, M.Ikom Abstract Kompetensi Mata kuliah ini memperkenalkan pemahaman dan kompetensi tentang filsafat keilmuan khususnya dalam bidang komunikasi yang kali ini akan menjelaskan komunikasi sebagai ilmu pengetahuan. Dengan memperoleh materi ini, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami tentang komunikasi sebagai sebuah ilmu, manfaat dan kaitannya dalam kehidupan seharihari. Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmuilmu pengetahuan social. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat periode, pertama, periode “tradisi ilmu retorika” yang dimulai sejak zaman yunani kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai perang dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah perang dunia ke II sampai tahun 1960-an. Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, periode keempat adalah periode teknologi yang dimulai dari tahun 1960-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan karakteristik sendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode. A. Periode tradisi retorika Perkembangan lahirnya komunikasidapat ditelusuri sejak peradaban yunani kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan komunikasi dalam konteks arti yang berlaku saat ini memang belum berlaku saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah “retorika”. Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebarnya sudah ada sebelum zaman yunani (golden, 1978;foss, 1985;forsdale, 1981). Disebutkan pada zaman mesir kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti kagemi dan petah-hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai pengkajian yang sistematis dan terorganisasi baru berlaku di zaman yunani kunodengan printisnya aristoteles (golden, 1978). Pengertian retorika menurut aristoteles menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut aristoteles menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur: - “ethos” (kredibilitas sumber) - “pathos” (hal yang menyangkut emosi/perasaan), dan - “logos” (hal yang menyangkut fakta) Dengan demikian upaya persuasi, aristoteles menuntut tiga factor yaitu kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan 2016 2 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang jadi sasaran serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika). Pokok-pokok pikiran aristoteles ini yang keudian dikembangan lagi oleh cicero dan quintilian. Mereka menyusun peraturan retorika yang meliputi 5 unsur: - “invention” (urutan argumentasi) - Disposition” (pengaturan ide) - “eloqotio” (gaya bahasa) - “memoria” (ingatan) - “pronounciatio” (cara penyampaian pesan) Kelima unsur ini menurut quintilian dan cicero merupakan factor-faktor penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh – tokoh retorika yang lain yang dikenal pada zaman itu adalah corax,Socrates,dan plato. Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin mapan, khususnya dinegara-negara inggris,prancis dan jerman. Tokoh-tokohnya yang terkemuka pada masa itu adalah antara lain Thomas Wilson,francis balson,rene decartes, john locke, glambattista vico, dan david hume. Dalam akhir abad ke 18 prinsi-prinsip retorika yang dikemukakan oleh aristoteles, cicero dan quintilian ini, kemudian menjadi dasar dalam bidang kajian “speech communication” (komunikasi ujaran) dan “rhetoric”. Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika sekarang ini menunjuk pada “ kemampuan manusia menggunakan lambang-lambang untuk berkomuniasi satu sama lainnya” (fosset.al.,1985:15). Tokoh-tokoh yang terkenal pada saat ini antara lain: I.A. Richards, Richard M. weaver,, Stephen tolmin,Kenneth burke,marshall mcluhan,Michel foucoult, Ernesto grassl, dan chaim Perelman. B. Periode Pertumbuhan :1990 – Perang Dunia II Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu social barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke 19. Sedikitnya ada 3 perkembangan penting yang terjadi pada masa ini. Pertama, adalah penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, telegraph, radio, TV dan lain lain. Kedua, Proses industrialisasi dan modernisasi yang terjadi di Negara – Negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, Pecahnya Perang dunia I dan II. 2016 3 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi di masa ini. Secara umum bidang bidang studi komunikasi yang terjadi di masa ini. Secara umum bidang bidang komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dan penelitian, propaganda, dan penelitian komunikasi komersial.Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian – penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencangkup. Penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta “reading and listening”. Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri perikanan dan penyiaran (broadcasting). Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi pada saat ini, langsung atau tidak langsung juga dipengaruhi oleh gagasan gagasan para ahli ilmu sosial eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas – universitas di eropa, terutama jerman dan perancis merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari mark weber, august comte,emile Durkheim, dan sir Herbert spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmuwan eropa lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel tarde dan George simmel. C. Periode konsolidasi : PD II -1960-an Periode setelah PD II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periode konsolidasi (delia, dalam erger dan chaffee, 1987). Karena pada masa ini konsolidasi pendekatan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh tiga hal : pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian 2016 4 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa ilmu komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks. Sedikitnya ada beberapa tokoh yang ikut andil pada periode ini : claude e shanon, nortert wiener, kurt lewin, carl I.hovland, Paul F. pokok pokok mpikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi. Wilbur schramm sendiri dinilai sebagai “intitutionalizer”, yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi teralisasi. “institute of communication research” yang didirikan schramm di illonis pada tahun 1947, merupakan lembaga pentididikan ilmu komunikasi yang pertama di amerika serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya yaitu claude E. Shannon dan norbrt wiener disebut sebagai insinyur insinyur komunikasi”. Istilah “mass communication” (komunikasi massa), dan “ communication research” (komunikasi penelitian) mulai banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi menjadi empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi dan komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh Negara termasuk Negara-negara berkembang studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inofasi, mulai banyak dilakukan. D. Periode teknologi komuikasi : 1960-an – sekarang sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin telah memasuki periode “lake off” (tinggal landas) sejak tahun 1950. Secara institutional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indicator sebagai berikut : 1, jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak teratas di Negara-negara maju seperti AS, tapi jugan Negara-negara berkembang diasia,amerika latin dan afrika, 2,asosiasi-asosiasi professional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak saja dalam jumlahnya tetati juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional, dan 3, semakin banyak pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi. Dalam 2016 5 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan 1. Semakin banyaknya literature komunikasi seperti buku-buku,jurnal-jurnal,hasil-hasil penelitian ilmiah ataupun terapan,mograts dan bentuk bentuk penerbitan lainnya 2. Semakin beragamnnya bidang-bidang studi specialisasi komunikasi 3.serta semakin banyaknya teori-teori komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang komunikasi (dance,1982;litlejonh, 1989;mcquail & windahl 1981;porsdale, 1981). periode masa sekarang juga disebut periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa factor sebagai berikut : (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti Komputer, VCR, TV Cable, Parabola, video home computer, satelit komunikasi,teleprinter, video text, laser vision, dan alat komunikasi jarak jauh lainya. (2) tumbuhnya industry media yang jangkauannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global. (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global / internasional khususnya dalam konteks “center periphery” (pusat dan sekelilingnya/ pinggirannya), (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh Negara, serta. (5) semakin meluasnya proses demokratisasi (liberalisasi) ekonomi dan poliik. Sebagai akiatnya, studi-studi komunikasi yang banyak di lakukan (khususnya di negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi, arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya “transborder data flow”), aspek-aspek politik dan ekonomi informasi, kompetisi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangku manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, kerena disadari bahwa informasi di masa sekrang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah. Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong 2016 6 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komuikasi baru dikenal pada sekitar tahu 1970-an. Sementara sebelumnya populer dengan jurusan Publisitik atau jurnalisik. Menurut lapa “perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia” yang dibuat oleh Tun ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada akademi ilmu politik di yokyakarta pada tahun 1949. 1950, akademi tersebut kemudia menjadi bagian sosial politik dari fakultas hukumUniversitas Gajah Mada, dimana peerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya. Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah perguruan tinggi Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi. Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat taun kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komunikasi Massa (1972), dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI pada tahun 1983. Di Bandung, Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai pada tahun 1960 dengan didirikannya Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik, dan tanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisistik Universitas Padjajaran. Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan-perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya. Menurut data yang ada hingga kini terdapat sekitar 45 perguruan tinggi/sekolah tinggi/akademi (negeri dan swasta) yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi. Pada awalnya kurikulum program pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia hanya dititikberatkan pada bidang studi jurnalistik dan penerangan. Tujuan kurikulum umumnya diarahkan pada upaya pemberian pengetauan dan keahlian bagi kalangan 2016 7 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang berkecimpung atau berminat untuk bekerja dalam bidang pers khususnya surat kabar, majalah dan radio, serta bidang penerangan. Pada masa sekarang ini, pendidikan tinggi komunikasi pada universitasuniversitas/sekolah tinggi di Indonesia tidak lagi terbatas pada bidang kewartawanan/ jurnalistik dan penerangan. Bidang-bidang spesialisasi studilainnya seperti komunikasi pembangunan, kehumasan, periklanan, “broadcasting” (siaran radio dan TV), perfilman, informatika dan teknologi komunikasi telah pula diselenggarakan. Menurut peraturan pendidikan yang baru, jurusan perpustakaan yang sebelumnya umumnya masuk dalam fakultas sastra, sekarang ini dimasukkan sebagai salah satu bidang studi komunikasi. Jenjang pendidikan yang dielenggarakan pun semakin meningkat. Beberapa universitas negeri seperti UI, Gama dan Unpad telah mampu menyelenggarakan pendidikan tinggi komunikasi sampai jenjang S-2 (program magister). Di UI program pendidikan tinggi komunikasi bahkan sudah dielenggarakan sampai jenjang tertinggi yakni S-3 (program doktoral). Sementara di perguruan-perguruan tinggi swasta umumnya hanya diselenggarakan pada tingkatan akademi/program diploma atau sampai S1. Lama sudah para ahli yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan mempermasalahkan apakah komunikasi itu ilmu atau sekadar pengetahuan. Apabila komunikasi itu memang ilmu, termasuk ilmu apa; apakah termasuk kelompok ilmu sosial (social science), ilmu alam (natural science), atau kelompok lain?. Mengenai pengelompokan ilmu, para ahli yang satu dengan yang lainnya mempunyai pendapat yang berbeda. Meskipun demikian, semua ahli sama-sama mencantumkan ilmu sosial sebagai salah satu kelompok ilmu. Marilah kita lihat pendapat para ahli mengenai hal itu. Dalam Undang-Undang Pokok tentang Perguruan Tinggi Nomor 22 Tahun 1961 dicantumkan penggolongan ilmu pengetahuan yang terdiri atas empat kelompok, yaitu : 1. Ilmu agama/kerohanian. 2. Ilmu kebudayaan. 3. Ilmu sosial. 4. Ilmu eksakta dan teknik 2016 8 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengelompokan ilmu menurut undang-undang tersebut ternyata berbeda dengan pendapat para ahli. Dr. Mohammad Hatta dalam bukunya, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, membagi ilmu menjadi tiga kelompok, yakni : 1. Ilmu alam (yang terbagi atas teoritika dan praktika) 2. Ilmu sosial (yang terbagi atas teoritika dan praktika) 3. Ilmu kultur H. Endang Saifuddin Anshari, MA. dalam bukunya, Ilmu, Filsafat dan Agama, menggolongkan ilmu menjadi tiga kelompok, sama dengan penggolongan Stuart Chase dalam bukunya, The Proper Study of Mankin, yakni : 1. Ilmu alam (natural science) 2. Ilmu kemasyarakatan(social science) 3. Humaniora (studi humanitas; humanities studies). Dalam buku tersebut “publisistik dan jurnalistik” termasuk ke dalam ilmu kemasyarakatan (social science). Berikut ini adalah pembagian ilmu selengkapnya. 2016 1. Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science) a. Biologi b. Antropologi fisik c. Ilmu kedokteran d. Ilmu farmasi e. Ilmu pertanian f. Ilmu pasti g. Ilmu alam h. Ilmu teknik i. Geologi j. Dan sebagainya. 2. Ilmu Kemasyarakatan (Social Science) a. Ilmu hukum b. Ilmu ekonomi c. Ilmu jiwa sosial d. Ilmu bumi sosial e. Sosiologi 9 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id f. Antropologi budaya dan sosial g. Ilmu sejarah h. Ilmu politik i. Ilmu pendidikan j. Publisistik dan jurnalistik k. Dan sebagainya. 3. Humaniora (Studi Humanitas; Humanities Studies) a. Ilmu agama b. Ilmu filsafat c. Ilmu bahasa d. Ilmu seni e. Ilmu jiwa f. Dan sebagainya. Dalam pada itu, Prof. Harsojo menyatakan bahwa apabila suatu ilmu dipelajari dan dikembangkan dengan tujuan untuk memajukan ilmu itu sendiri; memperkaya diri dengan cara memperoleh pengertian yang lebih mendalam dan lebih sistematis mengenai ruang lingkup atau bidang perhatiannya, maka ilmu seperti itu digolongkan ke dalam ilmu-ilmu murni. Jika sosiologi, misalnya, merpakan ilmu sosial murni, maka yang kita maksud dengan pernyataan itu adalah : tujuan langsung sosiologi adalah untuk memperoleh pengetahuan yang sistematis mengenai masyarakat manusia pada umumnya. Adapun ilmu-ilmu terapan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang praktis, yang dapat dirasakan guna dan manfaatnya secara langsung dan bersifat sosial. Ilmu-ilmu terapan berubungan dengan pengubahan atau pengawasan dari situasi-situasi yang praktis, ditinjau dari sudut kebutuhan manusia. Ilmu-ilmu murnimengembangkan ilmu itu sendiri tanpa menanyakan apakah ilmu itu secara langsung berguna bagi masyarakat. Perkembangan Ilmu Komunikasi 2016 10 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dari contoh pengelompokan ilmu tadi, publisistik dan jurnalistik – istilah lain untuk komunikasi – dianggap pengelompokan pada ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan (applied science). Memang para ahli komunikasi sendiri menganggap demikian. Dan karena termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, maka ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner atau multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainya, terutama yang termasuk ke dalam ilmu sosial/ilmu kemasyarakatan. Bierstedt, dalam menyusun urutan ilmu, menganggap jurnalistik sebagai ilmu, dalam hal ini ilmu terapan. Hal ini tidak mengherankan karena pada tahun ia menulis bukunya itu, yakni tahun 1457, journalism di Amerika Serikat sudah berkembang menjadi ilmu (science), bukan sekadar pengetahuan (knowledge). Ini disebabkan oleh jasa Joeph Pulitzer, seorang tokoh pers kenamaan di Amerika Serikat yang pada tahun 1903 mendambakan didirikannya “School of Journalism” sebagai lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan. Gagasan Pulitzer ini mendapat tanggapan positif dari Charles Eliot dan Nicholas Murray Butler – masing-masing Rektor Harvard University dan Columbia University – karena ternyata journalism tidak hanya mempelajari dan meneliti hal-hal yang bersangkutan dengan persuratkabaran semata-mata, tetapi juga media massa lainnya, antara lain radio dan televisi. Selain menyiarkan pemberitaan, radio dan televisi juga menyiarkan produk-produk siaran lainnya. Maka journalism berkembang menjadi mass communication. Dalam perkembangan selanjutnya, mass communication dianggap tidak tepat lagi karena tidak merupakan proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton, Wilbur Schramm, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan lainnya menunjukkan bahwa segala sosial yang diakibatkan oleh media massa tidak hanya berlangsung satu tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan two-step flow communication dan multistep flow communication. Pengambilan keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication). 2016 11 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Oleh sebab itulah di Amerika Serikat muncul communication science atau kadang-kadang dinamakan juga communicology – ilmu yang mempelajari gejalagejala sosial sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi antarpersona. Kebutuhan orang-orang Amerika akan science of communication tampak sudah sejak tahun 1940-an, pada waktu seorang sarjana bernama Carl I. Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi. Hovland mendefinisikan science of communication sebagai : “a systematic attempt to formutate in regorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”. Sedangkan prosesnya sendiri dari komunikasi itu oleh Hovland didefinisikan sebagai : “The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behaviour of other individuals (communicatees)”. Pada tahun 1967 terbit buku The Communicative Arts and Science of Speech dengan pengarang Keith Brooks yang mengetengahkan pembahasan mengenai communicology secara luas. Mengenai communicology ini Keith Brooks antara lain mengatakan : “Many communication scholars in many academic disciplines have contributed to our understanding of the basic processes and the special tpes and forms of communications activity in recent years. A communicology is concerned with the integration of communication principles from this scholars. A communicology also stands for a realistic philosophy of communication, a systematic research program which tests its theories, fills in gaps in knowledge, interprets, and cross validates the findings in specialized discipline and research programs. It provides a broad program wich includes but not does limit itself to the interests or techniques of any one academic discipline”. Dari pendapat Brooks itu jelas bahwa communicoloty atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendekiawan berbagai disiplin akademik. Komunikasi berarti juga suatu filsafat komunikasi yang realistis; suatu program penelitian sistematis yang mengkaji teoriteorinya, menjembatanikesenjangan dalam pengetahuan, memberikanpenafsiran, dan saling mengabsahkan penemuan-penemuan yang dihasilkan disiplin-disiplin 2016 12 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id khusus dan program-program penelitian. Komunikasi merupakan program yang luas yang mencakup – tanpa membatasi dirinya sendiri – kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik setiap disiplin akademik. Dalam pada itu Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicoloty: An Introduction to the Study of Communication, mendefinsikan communicology sebagai berikut : “Communicology is the study of the science of communication, particularly that subsection concerned with communication by and among humans. Communicologist refers to the communication student-researcher teorist or, more succienctly, the communication scientist… The term communication has been used as a catch all to refer to three different areas of study: the process or act of communicating, the actual message or messages communicated, and the study of the process of communicating”. Devito menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan diantara manusia. Seorang komunikolog adalah seorang ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda: proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi. Betapa luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devito sebagai : “the act, by one or more persons, of sending and receiving messages distorted by noise, within a context, with some effect and with some opportunity for feedback. The communication act, then, would include the following components: context, source (s), receiver (s), messages, channels, noice, sending or encoding processes receiving, decoding processes, feedback and effect. These elements seem the most essential in any consideration of the communication act. They are what we might call the universals of comunication:… the elements that are present in every communication act, regardless of whether it intrapersonal, interpersonal, small grop, public speaking, mass communication or intercultural communication”. (Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik. Oleh karena itu, 2016 13 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, penerimaan atau proses dekoding, arus balik dan efek. Unsur-unsur tersebut agaknya paling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi. Ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi; …unsur-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-persona, antarpersona, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antarbudaya). Demikian pendapat Joseph A. Devito mengenai communicology atau science of communication beserta penjelasannya mengenai arti komunikasi. Dalam pada itu Department of Communication University of Hawaii dalam penerbitan yang dikeluarkan secara khusus menyatakan communication as a social science. Dan ditegaskan di situ bahwa bidang studi ilmu sosial mencakup tiga kriteria : 1. Bidang studi didasarkan atas teori (the field of study is theory based) 2. Bidang studi dilandasi analisis kuantitatif atau empiris (the field of study is grounded in quantitative or empirical analysis) 3. Bidang studi mempunyai tradisi yang diakui (the field of study has a recognized tradition). Dalam penerbitan Department of Communication University of Hawaii itu diberikan contoh-contoh untuk membuktikan communication as a social science. Atas dasar itu, kepada mahasiswa diberikan mata kuliah-mata kuliah mengenai asas-asas, teori-teori, struktur-struktur dan perkembangan strategi komunikasi untuk tujuan-tujuan sosial selanjutnya. Demikianlah beberapa hal yang menunjukkan bahwa komunikasi adalah ilmu, dan ilmu komunikasi ini termask ke dalam ilmu sosial yang meliputi intrapersonal communication, interpersonal communication, group communication, mass communication, intercultural communication, dan sebagainya. Jelas pla bahwa mass communication merupakan salah satu bidang saja dari sekian banyak bidang yang dpelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi. Ditegaskan dalam Encyclopedia Internasional bahwa mass communication is a process by which a message is transmitted through one more of the mass media (newspapers, 2016 14 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id radio, television, movies, magazines, and books) to an audience that is relatively large and anonimous. Jadi, komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran pesan melalui media massa, yakni surat kabar, radio, televisi, film, majalah, dan buku; tidak mencakup proses komunikasi tatap muka (face-to-face communication) yang juga tidak kurang pentingnya, terutama dalam kehidupan organisasi. Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke –empat tindakan ini akan terusmenerus terjadi secara berulang-ulang. Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya. 1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley Hovland, Janis dan Kelley seperti yang di kemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli Sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata kata lain komunikasi asalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk 2016 15 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id verbal untuk merubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini, mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal. 2. Definisi Forsdale Menurut Louis Forsdale(1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signal that operate acording to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat dipelihara, didirikan dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga di pandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan non verbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Selanjutnya Forsdale mengatakan, bahwa pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau dengan disadari dan dapat juga terjadi tanpa disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama, definisi forsdale ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertamayang mengatakan komunikasi hanya hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada forsdale dapat dalam kondisi sadar maupun tidak sadar. Begitu puladalam ruang lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya diantara manusia, tetapibpada definisi kedua komunikasi baik diantara manusia maupun komunikasi dalam sistem kehidupan binatang. 3. Definisi Brent D. Ruben Brent D. Ruben(1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi ini pun, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi memili hubungan atau berhubunga satu sama lain. Misal, jika kita mau pidato di depan umum sebelum melakukan itu semua, kita telah melakukan serentetan sub aktivitas seperti perencanaan, menentukan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri, baru kemudian tampil di depan umum. Bila diperhatikan lebih lanjut dari definisi ruben ini, kelihatan bahwa ruben memakai istilah yang berbeda 2016 16 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan dua definisi sebelumnya yang memakai istilah stimulus dan signal. Ruben memakai istilah sebagai kumpulan data, pesan, susunan isyarat dalam cara tertentu yang mempunyai arti atau berguna bagi sistem tertentu 4. Definisi William J. Seller. Seller(1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal di kirimkan, diterima dan diberi arti. Jadi dari keempat definisi diatas jelas, bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah merupakan suatu proses tetapi proses mengenai apa belumlah ada kesepakatan.ada yang mengatakan proses pengiriman stimulus, ada yang mengatakan pemberian signal,dan ada pula yang mengatakan pengiriman informasidan simbol. Kemudian kita lihat dalam dataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami arti atau pengertian lain dari komunikasi yaitu sesuatu (fakta, opini, gagasan), dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Sementara itu jika kita lihat komunikasi dari dua perspektif, yaitu: 5. Perspektif kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian. Informasi disampaikan diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi. Komunikasi Sebagai Ilmu A. Hakekat Ilmu Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi ilmu daripada sekarang. definisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Saat ini ilmu memperoleh posisi yang lebih bebas sampai akhirnya mandiri. Definisi ilmu itu tidak lagi dirumuskan berdasarkan sifat ilmu dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan apa yang dilaksanakan oleh ilmu dengan melihat metodologinya. Peranan ilmu-ilmu makin lama makin besar sehingga semakin menentukan dalam kehidupan sehari-hari individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, definisi mengenai apakah ilmu itu sebenarnya makin sulit. 2016 17 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Renungan mengenai apakah ilmu itu, setua ilmu itu sendiri. Orang sering menganggap ilmu itu sebagai suatu kesatuan di luar dan di atas waktu yang terdiri dari himpunan-himpunan, petunjuk-petunjuk dan pernyataan-pernyataan. Ilmu itu tidak abadi melainkan berubah dalam arti yang lebih trivial yaitu tidak ada ilmu yang selesai. Para ilmuwan dapat mengembangkan ilmunya lebih lanjut. Ilmu bukan ibarat sebuah bangunan gedung dengan dasar yang abadi yang sepanjang sejarahnya hanya dilengkapi dengan tingkat-tingkat baru. Struktur ilmu bahkan apa yang disebut pokok ilmu mengalami perubahan. Pendapat ini dapat dilihat dari dua sudut pandang dalam penyelidikannya. Pertama, penyelidikan mengenai segi historis ilmu-ilmu itu yang membawa kepada pengertian bahwa bagi ilmu yang sama, arti istilah yang digunakan berbeda-beda pada waktu yang berlainan. Sebagai contoh gramatika (ilmu bahasa abad lalu dan ilmu bahasa abad ini), saya pernah berdiskusi mengenai Bahasa Pali danSanskrit dengan kolega-kolega saya dari Thailand, Laos dan India. Pada prinsipnya unsur-unsur dasar dari kedua bahasa itu masih hidup di negaranegara tersebut, termasuk dalam Bahasa Jawa modern. Artinya bahwa kedua bahasa itu mengalami perubahan yang besar, namun masih mempertahankan kesinambungan. Kedua, ilmu baru itu merupakan titik pertemuan antara beberapa ilmu-ilmu yang disebut sebagai “kulturologi”. Kelahiran ilmu komunikasi merupakan titik pertemuan antara sosiologi, psikologi, politik, bahasa, matematika dan teknik. Ciri ilmu mempergunakan metode. “Metode” berarti bahwa penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Metode ilmiah mengadakan penataan data yang sebelum ditata merupakan tumpukan yang kacau balau. Selain itu ilmu adalah penyepadanan prosedur-prosedur yang dapat membimbing penelitian menurut arah tertentu. Suatu metode disusun menurut bahasa atau lebih luas memakai suatu sistem lambang. Oleh karena itu metode ilmiah timbul dengan membatasi secara tegas bahasa yang dipakai oleh ilmu tertentu. Ibaratnya bahwa bahasa yang dalam percakapan sehari-hari masih menggenangi sawah yang oleh ilmu-ilmu disalurkan lewat parit. B. Apakah Ilmu Komunikasi Itu? Sejak awal perkembangannya banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu memberikan sumbangan besar terhadap keberadaan ilmu komunikasi. Harold D. Lasswell seorang ahli ilmu politik, Sosiolog seperti Max Weber, Daniel Lerner, dan Everett M. Rogers, dari ilmuwan psikologi tercatat nama Carl I. Hoveland dan Paul 2016 18 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lazarsfeld, Wilbur Schramm (bahasa), dan Shannon dan Weaver seorang ilmuwan bidang matematika dan teknik. Menurut Fisher (1986:17) bahwa ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif. Sifat eklektif ini digambarkan oleh Wilbur Schramm (1963:2) bahwa ilmu komunikasi merupakan jalan simpang yang ramai dengan segala disiplin ilmu yang melintasi. Schramm membandingkan ilmu komunikasi dengan kota purba Babelh-Dehre, dimana para pengembara lewat, singgah dan meneruskan perjalanan. Bekas persinggahan para pengembara ini tampak mengibaratkan keluasan ilmu komunikasi. Timbul pertanyaan dalam pikiran kita sebagai berikut : Apakah yang dimaksud dengan ilmu komunikasi itu? Berger dan Chaffe (1983:17) menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah : “Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated with production, processing and effect”. Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai prodksi, pemrosesan dan efek dari simbol dan sistem signal dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya. Tampak bahwa definisi yang dikemukakan oleh Berger dan Chaffe tersebut cukup memadai untuk menerangkan berbagai konteks komunikasi, termasuk prodksi, pemrosesan dan efek atau sistem signal di dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi, komunikasi massa, komunikasi kelompo, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi pembangunan, komunikasi penyuluhan dan lainlain. Perkembangan ilmu komunikasi dimulai tahun 1950-an di Amerika Serikat yang merupakan peleburan Department of Speech Communication dan Department of Mass Communication menjadi Communication Science. Di Amerika Serikat pada tahun 1924 didirikan Speech Association of Amerika (SAA) yang mengembangkan pengkajian, penelahan, kritik, pengajaran dan implementasi prinsip-prinsip komunikasi yang artistik, humanistik dan ilmiah. Pada tahun 1949 berdiri the Nationa Society for the Study of Communication (NSSC) 2016 19 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id organisasi ini berafiliasi kepada Speech Association of America (SAA). Organisasi ini pada tahun 1968 memisakan diri dari Speech Association of America (SAA) dan tahun 1969 mengubah namanya menjadi International Communication Association (ICA). Organisasi ini memelihara ilmu komunikasi sebagai dsiplin ilmu maupun profesi. Divisi yang ada di International Communication Association (ICA) mencerminkan spesialisasi ilmu komunikasi dewasa ini antara lain sebagai berikut : 1. Information system (sistem informasi), yang mempelajari pengolahan, pemrosesan, penyampaian informasi secara mekanistis dan matematis; 2. Interpersonal communication (komunikasi antarpribadi), yang mempelajari hubungan antarpribadi, komunikasi non-verbal dan komunikasi kelompok; 3. Mass communication (komunikasi massa), yang mengkaji mengenai media massa, pesan dan efek yang ditimbulkan. 4. Political communication (komunikasi politik), menelaah proses penyampaian pesan yang mempunyai konsekeusni terhadap sistem politik. 5. Organizational communication (komunikasi organisasi), yang mempelajari gejala komunikasi dalam organisasi dan manajemen. 6. Intercultural communication (komunikasi lintas budaya), yang mendalami proses pertemuan antarbudaya dari segi komunikasi. 7. Instructional communication (komunikasi pembelajaran), yang mendalami komunikasi dalam proses pendidikan dan penerapan teknologi komunikasi dan informasi. 8. Health communication (komunikasi kesehatan) yang menelaah komunikasi dalam penyuluhan kesehatan masyarakat. Kita dapat melihat bagaimana luasnya kajian bidang komunikasi, Severin dan Tankard (1992) mengatakan bahwa komunikasi sebagai kombinasi dari skill, science and art. Di Indonesia pada tahun 1950-an di Unversitas Gajah Mada, Yogyakarta dibuka Jurusan Publisistik pada Fakultas Sosial dan Politik dan pada Fakultas hukum dan Ilmu Pengetauan Kemasyarakatan Universitas Indonesia (1959), pada tahun 1960 berdiri Fakultas Publisistik pada Universitas Pajajaran, Bandung. Kita juga mencaat nama-nama seperti Marbangun Hardowirogo, Sundoro, Adinegoro, Prof. Sujono Hadinoto dan Prof. Moestopo sebagai tokoh-tokoh yang telah berjasa meletakkan dasar ilmu komunikasi dipelajari di universitas. 2016 20 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. Definisi Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication itu berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti pengetahuan, pertukaran. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Para ahli mendefinisikan komunikasi sesuai sudut pandang masingmasing, mengingat ilmu komunikasi dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Hoveland (1948:371) mendefinisikan komunikasi adalah; “The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individu”. Komunikasi adalah proes dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain. Gode (1969:5) memberikan pengertian mengenai komunikasi adalah sebagai berikut : “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some”. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang”. Cherrey sebagaimana dikutip oleh Anwar Arifin (1995:24) mengatakan bahwa : “Communication is essentially the relationship set p day the transmission of stimuli and the evocation of response”. Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Menurut Harold D. Lasswell sebagaimana dikutip oleh Sendjaja (1999:7) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : Who Says What In Wich Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana? 2016 21 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mendefinisikan komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi (Deddy Mulyana, 2001:62). Definisi-definisi yang dikemukakan di atas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat para ahli. Paling tidak kita telah memperoleh gambaran apa yang dimaksud komunikasi, sebagaimana diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni dan teknologi. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak) [Hovland, Janis & Kelley, 1953). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. [Berelson dan Steiner, 1964] Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat atau hasil apa” (Who says what? In which channel? To whom? With what effect?) [Lasswell, 1960] Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. [Gode, 1959] Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. [Barnlund, 1964] Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. [Ruesch, 1957] 2016 22 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. [Weaver, 1949] Definisi dari Hovland, Janis dan kelley menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terjadi antara satu orang dengan orang-orang lainnya. Definisi ini juga memberikan penekanan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan tersebut mempunyai tujuan yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi. Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian. Hal yang disampaikan adalah informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain, sedangkan cara penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berbentuk kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainlain. Definisi komunikasi dari Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunimkasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Definisi komunikasi dari Gode memberi penekanan pada proses “penularan” pemilikan. Yakni dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki satu orang kemudian (setelah komunikasi) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Kata penularan lebih tepat dipergunakan dalam konteks definisi ini dibandingkan dengandistribusi atau pembagian. Karena, apa yang dimiliki seseorang (sebelum komunikasi) tidak akan menjadi berkurang baik kualitas ataupun kuantitasnya setelah dikomunikasikan kepada orang-orang lainnya. Bagi Barnlund, komunikasi adalah upaya atau tindakan yang mempunyai tiga tujuan; untuk mengurangi ketidakpastian, sebagai dasar bertindak secara efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego. Menurut Ruesch, komunikasi adalah proses menjalin hubungan. Yakni menghubungkan antara satu bagian 2016 23 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Sementara itu, definisi komunikasi dari Weaver memberikan penekanan pada upaya atau kegiatan seseorang dalam mempengaruhi pikiran orang lainnya. Ketujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanan arti dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Untuk keperluan modul ini, yang dimaksud dengan komunikasi adalah : “Suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan/atau antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu”. Definisi di atas memberikan beberapa pengertian pokok sebagai berikut ; Pertama, komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan : membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Daftar Pustaka 1.effendy ,onong uchjana.(2005). ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA 2.Mulyana,deddy. (2014).ilmu komunikasi.suatu pengantar. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA 3.Mufid,Muhamad.(2009).etika PRENADA MEDIA GROUP dan filsafat komunikasi.Jakarta : KENCANA 4.Cangara,hafied.(2011).pengantar ilmu komunikasi.Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA WEBSITE 1.https://www.academia.edu/7723512/Definisi_Komunikasi_and_Organisasi_Menuru t_Para_Ahli 2016 24 Etika dan Filsafat Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id