MODUL PERKULIAHAN Riset Media Latar Belakang Penelitian Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Studi Broadcasting Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh A81417BB Christina Arsi Lestari, M.Ikom Abstract Kompetensi Riset media merupakan sebuah tolok ukur di mana mahasiswa dapat mulai memfokuskan diri kepada tujuan akhirnya dibangku perkuliahan. Sehingga dengan materi ini dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa untuk menyusun latarbelakang riset di bidang broadcasting untuk dijadikan sebuah karya ilmiah yang akan membawa mahasiswa ketujuan akhirnya di bangku perkuliahan. Melalui modul pertama ini, diharapkan mahasiswa mulai dapat menuangkan gagasan dan argumentasinya ke dalam bentuk latar belakang permasalahan yang akan menjadi bahan penelitiannya. Kiat Menyusun Alur Latar Belakang Masalah Penelitian Latar belakang masalah penelitian (research background) adalah bagian pertama dan sangat penting dalam menyusun tulisan ilmiah, baik dalam bentuk paper atau skripsi. Latar belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topik (subject area) penelitian, masalah penelitian yang dipilih dan mengapa melakukan penelitian pada topic dan masalah tersebut (Berndtsson et al., 2008). Sayangnya, tidak banyak mahasiswa yang berhasil membuat latar belakang masalah penelitian dengan baik, sebagian karena masalah penelitiannya memang tidak jelas dan mengada-ada, sebagian lagi karena copy-paste sana sini sehingga alur paragrafnya menjadi kacau, dan sebagian lagi karena gagal melandasi alasan melakukan penelitian itu (malas membaca literatur). Latar belakang masalah penelitian merupakan penggambaran akan mengapa masalah riset muncul dari sisi masalah komunikasi yang muncul, disertai data, fakta atau kejadian yang muncul akan memperkuat latar belakang dan perumusan permasalahan dalam sebuah riset. Disamping juga dalam perumusan masalah dalam latar belakang penelitian periset juga harus memaparkan teori, perinsip atau kaidah teoritik lain yang dapat dijadikan sandaran berpikir dan merumuskan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan latar belakang penelitian adalah: 1. Ancangan Pembahasan Ancangan yang dimaksud adalah darimanakah periset mengawali pembicaraan dalam kaitan dengan masalah riset yang dilakukan. Pengambilan ancangan yang tepat akan memberikan penggambaran yang tepat pula atas masalah yang diangkat oleh periset. Sangat direkomendasikan pembicaraan dalam latar belakang lebih fokus dan mendalam, tidak meluas tapi dangkal. 2. Alur Logika Pemikiran yang Digunakan Alur logika pemikiran merupakan urutan berpikir penulis dalam menuangkan gagasan yang ingin disampaikan yang tercermin dalam susunan kalimat-kalimat dan susunan paragraph-paragraf dalam latar belakang. Alur logika pemikiran yang digunakan khususnya dalam penulisan latar belakang menjadi penting diperhatikan. Hal ini agar arah pemikiran yang dikembangkan dalam latar belakang lebih mengarah, fokus, jelas dan mudah dipahami. Latar belakang yang tidak memiliki alur logika yang jelas akan sulit bagi 2013 2 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pembaca mengenali masalah sebenarnya, memahami pesan yang ingin disampaikan dan bahkan akan mengaburkan masalah itu sendiri. 3. Penggunaan Sumber Teori Sebagai Dasar Pemikiran Fungsinya selain akan menjadi sandaran berpikir namun juga hal tersebut akan menjadi indicator objektifitas tulisan. Sumber teori merupakan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang disampaikan oleh seseorang yang biasanya dihasilkan dari riset. Semakin banyak teori yang digunakan maka, dalam batas tertentu, akan semakin meningkatkan objektifitas riset, dan semakin kuat argumentasi yang dipaparkan oleh periset. Penggunaan sumber teori secara eksplisit tercermin pada penggunaan kalimat yang diakhir kalimatnya dicantumkan nama penulis dan tahun penulisan, sebagai cerminan kalimat tersebut diambil dari penulis yang namanya disebutkan tersebut. 4. Penggunaan Fakta dan Data Lingkungan Penggunaan fakta dan data dalam perumusan latar belakang adalah penting untuk mengetahui indicator-indikator dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh periset. Dari fakta dan data tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah permasalahan riil yang ada. Absennya data dan fakta dalam perumusan masalah utamanya dalam latar belakang akan mengakibatkan permasalahan menjadi sangat umum, mengambang, tidak jelas dan tidak fokus. 5. Panjang dan Kecukupan Panjang atau pendeknya penggambaran memang sangat tergantung pada jenis permasalahan yang dihadapi, untuk kepentingan apa riset dilakukan dan tentunya ketersediaan halaman atau tempat dalam menuangkan gagasan. Namun demikian prinsip yang lazim digunakan adalah bahwa penggambaran identifikasi dan perumusan masalah sebagaimana dalam latar belakang dan permasalahan riset harus secara cukup dan tuntas mengarahkan pembaca akan masalah riil apa yang dihadapi oleh periset dan mengapa muncul dan perlu diatasi atau diteliti. Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan.Jhon Dewey menyebutkan bahwa langkah pertama dalam metode ilmiah adalah pengakuan akan adanya kesulitan, hambatan, atau masalah yang membingungkan peneliti. Rumusan dari masalahmasalah itu yang kemudian diungkapkan dalam rangkaian deskripsi yang biasa disebut latar belakang. Pemilihan dan perumusan masalah adalah salah satu aspek yang paling penting 2013 3 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam pelaksanaan penelitian dalam bidang apa saja. Para peneliti pemula kadangkala terkejut melihat bahwa permulaan ini kerapkali memakan sebagian besar waktu yang mereka pergunakan untuk proyek penelitian mereka. Padahal penelitian tidak dapat dilakukan sebelum suatu masalah dapat diidentifikasi, dipikirkan secara tuntas, dan dirumuskan dengan baik. Namun terkadang pula, peneliti pemula sudah mampu mengidentifikasi, dan merumuskan masalah mereka, tapi hanya dalam nalar dan konsep mereka dan tidak mampu menuangkan dalam rangkaian tulisan. Pertanyaan yang sering muncul dari seorang peneliti pemula adalah “bagaimana saya dapat menemukan satu persoalan penelitian?”, meskipun tidak ada kaidah yang pasti terhadap rumusan persoalan penelitian, yang jelas, masalah adalah sesuatu yang bukan atau tidak menjadi harapan kita. Namun ada beberapa hal yang terbukti menjadi sumber masalah penelitian, yaitu pengalaman, deduksi dari teori, dan literatur yang ada kaitannya. Dari ketiga hal tersebutlah rumusan masalah dari suatu penelitian dideskripsikan. Kita diharapkan tidak melebih-lebihkan pentingnya penjabaran persoalan, yang penting adalah jelas dan padat. Para peneliti pemula sering sudah mempunyai pengertian umum tentang persoalannya, tetapi menemukan kesulitan untuk merumuskannya sebagai suatu persoalan penelitian yang dapat digarap. Mereka menemukan kenyataan bahwa pengertian umum mereka yang semula, meskipun cukup memadai untuk komunikasi dan pemahaman masih belum cukup spesifik untuk memungkinkan pemecahan persoalan secara empiris. Mereka tidak dapat melangkah maju sebelum dapat menyatakan suatu persoalan konkret yang dapat diteliti. Untuk menyelesaikan masalah perumusan masalah, yang pertama harus diketahui bahwa bentuk deskripsi permasalahan atau latar belakang masalah yang tertuang adalah berbentuk piramida terbalik. Seorang peneliti mula-mula harus menentukan pokok persoalan penyelidikan yang bersifat umum, pilihan seperti itu bersifat sangat pribadi dan tergantung dari kemauan dan peguasaan peneliti dalam menguraikan masalahnya, tetapi hendaknya masalah umum tersbut benar-benar dikuasai dan merupakan bidang yang menarik dan berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kalau tidak, akan sulit mengarahkan deskripsi permasalahan yang mengkrucut kepada masalah yang akan diteliti. Pengetahuan, pengalaman dan lingkungan peneliti, biasanya menjadi alternatif pilihan untuk hal ini. Setelah dipilih pokok persoalan yang bersifat umum tadi, kemudian dipersempit kepada hal yang sifatnya pertengahan, dalam artian seorang peneliti mendeskripsikan 2013 4 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sesuatu sebagai penyambung atau penengah antara persoalan umum tadi dengan hal yang sempit. Hal yang bersifat umum tadi dipersempit sampai menjadi persoalan yang mengkhusus dan menjurus dan menetukan pertanyaan yang harus dijawab. Peneliti juga harus menyatakan dengan tepat kemungkinan apa yang akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan itu. Salah satu sumber yang paling berguna bagi para peneliti pemula adalah pengalaman mereka sendiri. Banyak keputusan yang harus diambil setiap hari tentang kemungkinan pengaruh praktek-praktek terhadap tingkah-laku yang akan dijadikan masalah penelitian. Pendekatan ilmiah terhadap praktek menetapkan bahwa keputusan tentang bagaimana melakukan sesuatu di bidang pendidikan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti empiris, bukan pada firasat, kesan, perasaan, atau dogma. Sumber permasalahan lain yang berharga seperti yang telah disebutkan di atas, ialah literatur dalam bidang yang menarik perhatian peneliti. Pada waktu membaca laporanlaporan penelitian yang sudah dilakukan, kita dihadapkan pada contoh-contoh permasalah penelitian serta cara bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Juga, para penulis sering menutup studi mereka dengan saran-saran tentang penelitian selanjutnya yang diperlukan guna meneruskan pekerjaan yang telah dilaporkan itu. Ada gunanya kita melihat kalau-kalau prosedur yang dipakai dalam penelitian terdahulu itu dapat disesuaikan guna memecahkan persoalan-persoalan lain. Atau, apakah studi yang serupa juga dapat dilakukan di lapangan, bidang persoalan, atau dengan kelompok subyek yang berbeda, Salah satu ciri penting penelitian ilmiah ialah, bahwa penelitian tersebut harus dapat ditiru atau diulang (replicable), sehingga hasil-hasilnya dapat dibuktikan. Replikasi suatu studi, dengan atau tanpa variasi, mungkin dapat menjadi kegiatan yang berfaedah dan berharga bagi peneliti pemula. Pengulangan suatu studi dapat meningkatkan luasnya jangkauan generalisasi hasil penelitian sebelumnya serta memberikan bukti tambahan tentang validitas hasil tersebut. Dalam banyak eksperimen penelitian, kita tidak dapat memilih subyek secara acak, melainkan harus menggunakan kelompok-kelompok sebagaimana adanya. Sudah barang tentu hal ini akan membatasi jangkauan generalisasi hasil-hasil penelitian tersebut. Akan tetapi, dengan diulanginya eksperimen-eksperimen pada waktu dan tempat yang berlainan, dengan hasil yang menguatkan hubunganhubungan yang diharapkan itu pada setiap penyelidikan, maka kepercayaan terhadap validitas ilmiah hasil-hasil tersebut pun akan meningkat. Sesudah masalah dipilih dan signifikan atau pentingnya masalah itu ditetapkan, maka tugas berikutnya ialah merumuskan atau mengemukakan persoalan tersebut dalam 2013 5 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bentuk yang dapat diteliti. Penjabaran persoalan yang baik harus menerangkan dengan jelas apa yang akan diterangkan atau dipecahkan, dan membatasi ruang-lingkup suatu persoalan. Sistematika Penulisan Latar Belakang Penelitian Latar belakang masalah harus mampu mendeskripsikan urgensi masalah yang akan diteliti. Penulisan latar belakang masalah haruslah memperhatikan beberapa ketentuan dibawah ini. 1. Penulis harus mampu memperlihatkan adanya peristiwa atau fakta sebagai suatu masalah yang layak untuk diteliti. Penulis bisa memperkuat fakta tersebut dengan cara menampilkan data-data yang diperoleh dari sumber data primer (wawancara kepada pihak yang terkait) maupun sumber data sekunder (dokumen atau media massa). 2. Penulis harus mampu memberikan alasan yang kuat bahwa masalah yang muncul pada suatu tempat tertentu merupakan suatu masalah yang menarik atau layak untuk diteliti. Penulis dapat menjelaskannya dengan cara menunjukkan adanya kesenjangan yang muncul antara apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. 3. Apabila penelitian yang akan diselenggarakan adalah basic research (penelitian yang berorientasi pada pengembangan keilmuan) maka peneliti harus mampu memberikan alasan yang kuat mengenai pentingnya untuk melakukan penelitian atas suatu teori atau model yang dipilih oleh peneliti. Peneliti dapat memperkuat alasannya dengan cara menggambarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya atas teori atau model yang akan diteliti. Selanjuntya peneliti dapat meyakinkan bahwa latar sosial dari penelitian yang akan digunakan dalam penelitiannya memiliki kesamaan dengan latar sosial dari penelitian sebelumnya sehingga relevan digunakan untuk menguji teori atau model yang akan diteliti. Dalam bidang komunikasi sendiri usulan sebuah penelitian berisikan latarbelakang penelitian yang akan dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti pada topik tertentu dalam bidang komunikasi, khususnya yang menyangkut Broadcasting. Pada latar belakang penelitian komunikasi diuraikan hal-hal sebagai berikut: 1. Penelitian ilmiah selalu dimulai dari suatu masalah dan oleh karenanya penentuan masalah merupakan tahap paling penting. Pernyataan tentang gejala/fenomena yang 2013 6 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id akan diteliti, boleh diangkat dari masalah teoritis atau diangkat dari masalah praktis. Berdasarkan itu peneliti menegaskan permasalahan yang akan diteliti. 2. Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian (menunjukan permasalahan sebagai perbedaan antara das sein (kenyataan) dan das sollen (konsep atau teori yang ada) 3. Situasi yang melatarbelakangi masalah (yang dipermasalahkan) 4. Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah. Dalam ranah penelitian kualitatif, latar belakang penelitian diawali dengan upaya peneliti untuk menggambarkan konteks atau situasi yang mendasari munculnya permasalahan atau fenomena. Penggambaran atau konteks permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan menunjukan fenomena-fenomena, fakta-fakta empiris, atau kejadiankejadian actual. Peneliti sebaiknya memberikan argumentasi tentang alasan yang mendasari pemilihan tema/topik penelitian tersebut. Pada ranah penelitian aplikatif, latar belakang berisikan penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa mahasiswa tertarik dengan judul/topik yang dipilih. Merumuskan Permasalahan Riset Permasalahan adalah kesenjangan (Gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein (apa yang ada). Sumber permasalahan dapat diperoleh dari berbagai hal antara lain: Bacaan: Jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, buku teks, internet, dll Seminar, lokakarya, diskusi, dll Pernyataan pemegang otoritas Pengamatan Pengalaman Tema atau topik untuk penulisan riset seharusnya dipengaruhi oleh minat dari masing-masing mahasiswa. Minat atau ketertarikan itu tentu saja berkaitan dengan latar belakang pekerjaan maupun latar belakang pendidikan yang sedang ditempuh, maupun dari pengalaman dan pengamatan di media massa. Dalam riset media, mahasiswa haruslah melihat bahwa konteks topik tidak boleh keluar dari kerangka ilmu komunikasi dan peminatan broadcasting. 2013 7 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Untuk memudahkan dalam memilih topik, mahasiswa diminta kembali melihat kepada komponen komunikasi yang sudah dipelajari di mata kuliah dasar pada semestersemester sebelumnya, di mana komponen komunikasi meliputi: a. Level komunikator, analisis sumber b. Level pesan/isi pesan, meliputi isi pesan yang disampaikan oleh komunikator (pesanpesan media) baik yang dilakukan secara kuantitatif (analisis isi), maupun kualitatif (analisis framing, analisis wacana, analisis semiotika, analisis gender, dsb). c. Level media, meliputi strategi redaksi/program/produksi, manajemen media. d. Level komunikasi, meliputi analisa khalayak yang meliputi sikap, pandangan, opini, dsb. e. Level dampak, meliputi efek atau dampak dari isi pesan media ataupun strategi pemberitaan/ tayangan/ program yang berupa tingkat pemahaman, persepsi ataupun perubahan perilaku, diterima dan munculnya opini positif terhadap isi pesan dan media. Pada intinya proses pertama dalam perancangan penelitian atau riset, perlu dicermati beberapa hal yang meliputi: a. Bahwa topik riset harus penting (significance of topic) b. Bahwa topik riset harus menarik perhatian peneliti (interesting topic) c. Bahwa topik riset harus didukung oleh data atau dengan kata lain untuk topik tersebut tersedia datanya (obtainable data) d. Bahwa topik riset harus dapat dilaksanakan dalam arti sebatas kemampuan penelitian (manageable topic) 2013 8 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh Judul-judul (Broadcasting) Penelitian Komunikasi PENELITIAN KUANTITATIF • SIKAP PEREMPUAN TERHADAP TAYANGAN SINETRON….. DI TELEVISI…. (Studi Etnografis Di Kelurahan……..) • PENGARUH KOMUNIKASI INTENSITAS DALAM MENGAKSES SITUS COMMUNITY-GROUP PORNO TERHADAP DAN TINGKAT AGRESIVITAS INDIVIDU • PERILAKU PENGGUNAAN (SMS TELEPON SELULAR, BBM, YM, DLL) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA KOMUNIKASI UNIVERSITAS…….. • PRASANGKA MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN KORUPSI (Analisis Isi pada Program Metro Hari Ini dan Apa Kabar Indonesia) • JURNALISME KRIMINAL DI PROGAM BERITA TELEVISI (Analisis Isi Berita Kriminal Pada Program Berita…… • WAJAH PENELITIAN DALAM PENDIDIKAN TINGGI ILMU KOMUNIKASI DI INDONESIA (Analisis Isi Kurikulum dan Skripsi Sarjana Ilmu Komunikasi di UMB) • HUBUNGAN ANTARA INTENSI MENONTON FILM DRAMA ROMANTIS DI TELEVISI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA. • PENGARUH MENONTON FILM YANG BERTEMA KEPAHLAWANAN TERHADAP SIFAT KE PIMPINAN PADA MAHASISWA (Survey Kepada Mahasiswa di……..) 2013 9 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENELITIAN KUALITATIF • RELASI DUA TUBUH DALAM PROGRAM TELEVISI (Analisis Semiotika tentang Relasi Laki-laki dan Perempuan dalam Tayangan……) • ANALISIS MODEL PRODUKSI BERITA TELEVISI LOKAL (Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Model Produksi Berita Daerah di TVRI SP Kalimantan Selatan dan Banjar TV) • HEGEMONI PATRIARKI DALAM LAGU POP INDONESIA KONTEMPORER (Analisis Wacana Kritis Terhadap Lagu…….) • PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM KEBIJAKAN PRODUKSI SIARAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Di Stasiun Televisi…….) • MITOLOGI PEREMPUAN DALAM INDUSTRI MEDIA FILM INDONESIA (Analisis Semiotika Barthes Terhadap Film Feminis “Sang Penari” dan “Perempuan Punya Cerita”) • TALK SHOW INSPIRATIF DI TELEVISI (Studi Dramaturgi Program Kick Andy di Metro TV) • PERAN MEDIA KOMUNIKASI MELALUI SISTEM PESAN SINGKAT TERHADAP PULAU KOMODO (Studi Kasus Pulau Komodo Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia) • RELIGITAINTMENT DALAM PROGRAM DAHWAH ISLAM DI TELEVISI NASIONAL (Kajian Penerimaan pemirsa terhadap aspek religitaintment dalam Program Dakwah Islam di Trans TV dan Indosiar) • KOMODIFIKASI PROGRAMACARA TELEVISI LOKAL (Analisis Wacana Pada Program “Solusi Sehat” di CTV Banten) • REPRODUKSI NILAI FEMINISME BARAT MELALUI MEDIA BARU OLEH FASHION BLOGGER PEREMPUAN INDONESIA • 2013 Konvergensi Simbol pada Tayangan Infotainment……. 10 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENELITIAN APLIKATIF • Peran Akademisi Komunikasi dalam Mengadvokasi Pengelola Industri Media Massa di Indonesia • Dokumenter: Makna Pengabdian dan Peran Diri Pemandu Wisata di Cagar Budaya Taman Air Gua Sunyaragi dan Keraton Kasepuhan, Cirebon • New Media, Citizen Journalism, dan Ancaman Terhadap Media Tradisonal di Masyarakat……. 2013 11 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Amirin, Tatang M. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. 3. Griffin, Em. 1991. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill 4. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Univ. Terbuka 5. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. 6. Ary, Donald et,. all. Diterjemahkan oleh Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar, 2004. 7. Dewey, Jhon How We Think. Heath, Boston, 1933. 8. EA Nelson, Sources of Variance in Behavioral Measure of Honesty in Temptation Situations; Methodological Analysis. Devlopment Psycologi, 1969. 2013 12 Riset Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id