B. Apakah Ilmu Komunikasi Itu?

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
ETIKA DAN
FILSAFAT
KOMUNIKASI
Komunikasi Sebagai Ilmu
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini memperkenalkan
pemahaman
dan
kompetensi
tentang filsafat keilmuan khususnya
dalam bidang komunikasi yang kali
ini akan menjelaskan komunikasi
sebagai ilmu pengetahuan.
Dengan memperoleh materi ini,
mahasiswa diharapkan mengerti
dan memahami tentang komunikasi
sebagai sebuah ilmu, manfaat dan
kaitannya dalam kehidupan seharihari.
Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmuilmu pengetahuan social. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi
dapat dibagi dalam empat periode, pertama, periode “tradisi ilmu retorika” yang
dimulai sejak zaman yunani kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai perang
dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga,
periode setelah perang dunia ke II sampai tahun 1960-an. Periode ini umumnya
disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, periode keempat adalah periode teknologi
yang dimulai dari tahun 1960-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing
memberikan karakteristik sendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks
peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi
dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode.
A.
Periode tradisi retorika
Perkembangan lahirnya komunikasidapat ditelusuri sejak peradaban yunani
kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan komunikasi dalam konteks arti
yang berlaku saat ini memang belum berlaku saat itu. Istilah yang berlaku pada
zaman tersebut adalah “retorika”.
Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebarnya sudah ada sebelum
zaman yunani (golden, 1978;foss, 1985;forsdale, 1981). Disebutkan pada zaman
mesir kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti kagemi dan petah-hotep. Namun
demikian tradisi retorika sebagai pengkajian yang sistematis dan terorganisasi baru
berlaku di zaman yunani kunodengan printisnya aristoteles (golden, 1978).
Pengertian retorika menurut aristoteles menunjuk kepada segala upaya yang
bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut aristoteles menyatakan bahwa retorika
mencakup tiga unsur:
-
“ethos” (kredibilitas sumber)
-
“pathos” (hal yang menyangkut emosi/perasaan), dan
-
“logos” (hal yang menyangkut fakta)
Dengan demikian upaya persuasi, aristoteles menuntut tiga factor yaitu
kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan
2016
2
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang jadi sasaran serta kemampuan
untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika).
Pokok-pokok pikiran aristoteles ini yang keudian dikembangan lagi oleh cicero
dan quintilian. Mereka menyusun peraturan retorika yang meliputi 5 unsur:
-
“invention” (urutan argumentasi)
-
Disposition” (pengaturan ide)
-
“eloqotio” (gaya bahasa)
-
“memoria” (ingatan)
-
“pronounciatio” (cara penyampaian pesan)
Kelima unsur ini menurut quintilian dan cicero merupakan factor-faktor
penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh – tokoh
retorika yang lain yang dikenal pada zaman itu adalah corax,Socrates,dan plato.
Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin mapan,
khususnya dinegara-negara inggris,prancis dan jerman. Tokoh-tokohnya yang
terkemuka pada masa itu adalah antara lain Thomas Wilson,francis balson,rene
decartes, john locke, glambattista vico, dan david hume. Dalam akhir abad ke 18
prinsi-prinsip retorika yang dikemukakan oleh aristoteles, cicero dan quintilian ini,
kemudian menjadi dasar dalam bidang kajian “speech communication” (komunikasi
ujaran) dan “rhetoric”. Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya
persuasi. Pengertian retorika sekarang ini menunjuk pada “ kemampuan manusia
menggunakan
lambang-lambang
untuk
berkomuniasi
satu
sama
lainnya”
(fosset.al.,1985:15). Tokoh-tokoh yang terkenal pada saat ini antara lain: I.A.
Richards,
Richard
M.
weaver,,
Stephen
tolmin,Kenneth
burke,marshall
mcluhan,Michel foucoult, Ernesto grassl, dan chaim Perelman.
B.
Periode Pertumbuhan :1990 – Perang Dunia II
Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu social barangkali
dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke 19. Sedikitnya ada 3 perkembangan
penting yang terjadi pada masa ini. Pertama, adalah penemuan teknologi
komunikasi seperti telephone, telegraph, radio, TV dan lain lain. Kedua, Proses
industrialisasi dan modernisasi yang terjadi di Negara – Negara Eropa Barat dan
Amerika. Ketiga, Pecahnya Perang dunia I dan II.
2016
3
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu
komunikasi yang terjadi di masa ini. Secara umum bidang bidang studi komunikasi
yang terjadi di masa ini. Secara umum bidang bidang komunikasi yang berkembang
pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dan penelitian, propaganda, dan
penelitian komunikasi komersial.Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan
kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang
terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata
terhadap perubahan sosial. Penelitian – penelitian empiris dan kuantitatif mulai
banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang
pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti
mencangkup. Penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan
komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta “reading and listening”.
Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap
khalayak serta aspek-aspek lainya yang menyangkut industri media mulai
berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri perikanan dan penyiaran
(broadcasting).
Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi pada saat ini, langsung atau tidak
langsung juga dipengaruhi oleh gagasan gagasan para ahli ilmu sosial eropa. Pada
masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas – universitas di eropa, terutama
jerman dan perancis merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok
pikiran dari mark weber, august comte,emile Durkheim, dan sir Herbert spencer
dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang
terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmuwan eropa lainnya yang dianggap punya
andil besar adalah Gabriel tarde dan George simmel.
C.
Periode konsolidasi : PD II -1960-an
Periode setelah PD II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periode
konsolidasi (delia, dalam erger dan chaffee, 1987). Karena pada masa ini
konsolidasi pendekatan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang
bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu
komunikasi ditandai oleh tiga hal :
pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara
seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian
2016
4
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan
lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari
bahwa ilmu komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks.
Sedikitnya
ada beberapa tokoh yang ikut andil pada periode ini : claude e shanon, nortert
wiener, kurt lewin, carl I.hovland, Paul F. pokok pokok mpikiran mereka dipandang
sebagai landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi. Wilbur schramm
sendiri dinilai sebagai “intitutionalizer”, yakni yang merintis upaya pelembagaan
pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah
pengembangan bidang kajian komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu sosial yang
mapan dan melembaga menjadi teralisasi. “institute of communication research”
yang didirikan schramm di illonis pada tahun 1947, merupakan lembaga pentididikan
ilmu komunikasi yang pertama di amerika serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya
yaitu claude E. Shannon dan norbrt wiener disebut sebagai insinyur insinyur
komunikasi”.
Istilah
“mass
communication”
(komunikasi
massa),
dan
“
communication research” (komunikasi penelitian) mulai banyak dipergunakan.
Cakupan bidang studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi menjadi empat bidang
tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi dan
komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut sejalan dengan
kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh Negara termasuk Negara-negara
berkembang studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam
proses perubahan sosial, difusi inofasi, mulai banyak dilakukan.
D.
Periode teknologi komuikasi : 1960-an – sekarang
sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan
mengarah pada spesialisasi. Menurut rogers (1986) perkembangan studi komunikasi
sebagai suatu disiplin telah memasuki periode “lake off” (tinggal landas) sejak tahun
1950. Secara institutional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa
sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indicator sebagai berikut : 1,
jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi
semakin banyak dan tidak teratas di Negara-negara maju seperti AS, tapi jugan
Negara-negara berkembang diasia,amerika latin dan afrika, 2,asosiasi-asosiasi
professional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak saja dalam
jumlahnya tetati juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional, dan
3, semakin banyak pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi. Dalam
2016
5
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan 1. Semakin
banyaknya literature komunikasi seperti buku-buku,jurnal-jurnal,hasil-hasil penelitian
ilmiah ataupun terapan,mograts dan bentuk bentuk penerbitan lainnya 2. Semakin
beragamnnya
bidang-bidang
studi
specialisasi
komunikasi
3.serta
semakin
banyaknya teori-teori komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran,
hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang
komunikasi (dance,1982;litlejonh, 1989;mcquail & windahl 1981;porsdale, 1981).
periode masa sekarang juga disebut periode teknologi komunikasi dan informasi
yang ditandai oleh beberapa factor sebagai berikut :
(1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti Komputer, VCR, TV
Cable, Parabola, video home computer, satelit komunikasi,teleprinter, video text,
laser vision, dan alat komunikasi jarak jauh lainya.
(2) tumbuhnya industry media yang jangkauannya tidak hanya bersifat
nasional tetapi juga regional dan global.
(3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global / internasional
khususnya dalam konteks “center periphery” (pusat dan sekelilingnya/ pinggirannya),
(4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh Negara,
serta.
(5) semakin meluasnya proses demokratisasi (liberalisasi) ekonomi dan poliik.
Sebagai akiatnya, studi-studi komunikasi yang banyak di lakukan (khususnya di
negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial
penggunaan teknologi media komunikasi, arus penyebaran dan pemusatan
informasi regional dan global (misalnya “transborder data flow”), aspek-aspek politik
dan ekonomi informasi, kompetisi antar industri media, dampak sosial dari teknologi
interaktif seperti komputer, komunikasi manusia mesin, dampak telekomunikasi
terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangku manajemen
informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, kerena disadari bahwa
informasi di masa sekrang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.
Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan ilmu sosial dan
ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong
2016
6
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
“tertua”. Sebutan jurusan ilmu komuikasi baru dikenal pada sekitar tahu 1970-an.
Sementara sebelumnya populer dengan jurusan Publisitik atau jurnalisik.
Menurut lapa “perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia” yang dibuat oleh
Tun ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada akademi ilmu politik di
yokyakarta pada tahun 1949. 1950, akademi tersebut kemudia menjadi bagian sosial
politik dari fakultas hukumUniversitas Gajah Mada, dimana peerangan menjadi salah
satu
jurusan
yang
ada
di
dalamnya.
Perguruan
tinggi
berikutnya
yang
menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah perguruan tinggi Djurnalistik di
Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953. Kini perguruan tinggi ini
namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki
Fakultas Ilmu Komunikasi. Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah
dimulai sejak tahun 1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas
Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini
sekaligus merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas
Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat taun
kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI),
dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan
Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komunikasi Massa (1972), dan
kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI pada tahun 1983. Di Bandung,
Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai pada tahun 1960 dengan didirikannya
Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan
Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik,
dan tanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisistik
Universitas Padjajaran. Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu
Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan-perguruan
tinggi baik negeri ataupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi
semakin banyak jumlahnya. Menurut data yang ada hingga kini terdapat sekitar 45
perguruan
tinggi/sekolah
tinggi/akademi
(negeri
dan
swasta)
yang
menyelenggarakan pendidikan komunikasi.
Pada awalnya kurikulum program pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia
hanya dititikberatkan pada bidang studi jurnalistik dan penerangan. Tujuan kurikulum
umumnya diarahkan pada upaya pemberian pengetauan dan keahlian bagi kalangan
2016
7
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang berkecimpung atau berminat untuk bekerja dalam bidang pers khususnya surat
kabar, majalah dan radio, serta bidang penerangan.
Pada masa sekarang ini, pendidikan tinggi komunikasi pada universitasuniversitas/sekolah
tinggi
di
Indonesia
tidak
lagi
terbatas
pada
bidang
kewartawanan/ jurnalistik dan penerangan. Bidang-bidang spesialisasi studilainnya
seperti komunikasi pembangunan, kehumasan, periklanan, “broadcasting” (siaran
radio dan TV), perfilman, informatika dan teknologi komunikasi telah pula
diselenggarakan. Menurut peraturan pendidikan yang baru, jurusan perpustakaan
yang sebelumnya umumnya masuk dalam fakultas sastra, sekarang ini dimasukkan
sebagai
salah
satu
bidang
studi
komunikasi.
Jenjang
pendidikan
yang
dielenggarakan pun semakin meningkat. Beberapa universitas negeri seperti UI,
Gama dan Unpad telah mampu menyelenggarakan pendidikan tinggi komunikasi
sampai jenjang S-2 (program magister). Di UI program pendidikan tinggi komunikasi
bahkan sudah dielenggarakan sampai jenjang tertinggi yakni S-3 (program doktoral).
Sementara di perguruan-perguruan tinggi swasta umumnya hanya diselenggarakan
pada tingkatan akademi/program diploma atau sampai S1. Lama sudah para ahli
yang
berkecimpung
dalam
ilmu
pengetahuan
mempermasalahkan
apakah
komunikasi itu ilmu atau sekadar pengetahuan. Apabila komunikasi itu memang
ilmu, termasuk ilmu apa; apakah termasuk kelompok ilmu sosial (social science),
ilmu alam (natural science), atau kelompok lain?. Mengenai pengelompokan ilmu,
para ahli yang satu dengan yang lainnya mempunyai pendapat yang berbeda.
Meskipun demikian, semua ahli sama-sama mencantumkan ilmu sosial sebagai
salah satu kelompok ilmu. Marilah kita lihat pendapat para ahli mengenai hal itu.
Dalam Undang-Undang Pokok tentang Perguruan Tinggi Nomor 22 Tahun
1961 dicantumkan penggolongan ilmu pengetahuan yang terdiri atas empat
kelompok, yaitu :
1. Ilmu agama/kerohanian.
2. Ilmu kebudayaan.
3. Ilmu sosial.
4. Ilmu eksakta dan teknik
2016
8
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengelompokan ilmu menurut undang-undang tersebut ternyata berbeda
dengan pendapat para ahli. Dr. Mohammad Hatta dalam bukunya, Pengantar ke
Jalan Ilmu dan Pengetahuan, membagi ilmu menjadi tiga kelompok, yakni :
1.
Ilmu alam (yang terbagi atas teoritika dan praktika)
2.
Ilmu sosial (yang terbagi atas teoritika dan praktika)
3.
Ilmu kultur
H. Endang Saifuddin Anshari, MA. dalam bukunya, Ilmu, Filsafat dan Agama,
menggolongkan ilmu menjadi tiga kelompok, sama dengan penggolongan Stuart
Chase dalam bukunya, The Proper Study of Mankin, yakni :
1.
Ilmu alam (natural science)
2.
Ilmu kemasyarakatan(social science)
3.
Humaniora (studi humanitas; humanities studies).
Dalam buku tersebut “publisistik dan jurnalistik” termasuk ke dalam ilmu
kemasyarakatan (social science).
Berikut ini adalah pembagian ilmu selengkapnya.
2016
1.
Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science)
a.
Biologi
b.
Antropologi fisik
c.
Ilmu kedokteran
d.
Ilmu farmasi
e.
Ilmu pertanian
f.
Ilmu pasti
g.
Ilmu alam
h.
Ilmu teknik
i.
Geologi
j.
Dan sebagainya.
2.
Ilmu Kemasyarakatan (Social Science)
a.
Ilmu hukum
b.
Ilmu ekonomi
c.
Ilmu jiwa sosial
d.
Ilmu bumi sosial
e.
Sosiologi
9
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f.
Antropologi budaya dan sosial
g.
Ilmu sejarah
h.
Ilmu politik
i.
Ilmu pendidikan
j.
Publisistik dan jurnalistik
k.
Dan sebagainya.
3.
Humaniora (Studi Humanitas; Humanities Studies)
a.
Ilmu agama
b.
Ilmu filsafat
c.
Ilmu bahasa
d.
Ilmu seni
e.
Ilmu jiwa
f.
Dan sebagainya.
Dalam pada itu, Prof. Harsojo menyatakan bahwa apabila suatu ilmu
dipelajari dan dikembangkan dengan tujuan untuk memajukan ilmu itu sendiri;
memperkaya diri dengan cara memperoleh pengertian yang lebih mendalam dan
lebih sistematis mengenai ruang lingkup atau bidang perhatiannya, maka ilmu
seperti itu digolongkan ke dalam ilmu-ilmu murni. Jika sosiologi, misalnya, merpakan
ilmu sosial murni, maka yang kita maksud dengan pernyataan itu adalah : tujuan
langsung sosiologi adalah untuk memperoleh pengetahuan yang sistematis
mengenai masyarakat manusia pada umumnya. Adapun ilmu-ilmu terapan
mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang praktis, yang dapat
dirasakan guna dan manfaatnya secara langsung dan bersifat sosial. Ilmu-ilmu
terapan berubungan dengan pengubahan atau pengawasan dari situasi-situasi yang
praktis, ditinjau dari sudut kebutuhan manusia. Ilmu-ilmu murnimengembangkan ilmu
itu sendiri tanpa menanyakan apakah ilmu itu secara langsung berguna bagi
masyarakat.
Perkembangan Ilmu Komunikasi
2016
10
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari contoh pengelompokan ilmu tadi, publisistik dan jurnalistik – istilah lain
untuk komunikasi – dianggap pengelompokan pada ilmu sosial dan merupakan ilmu
terapan (applied science). Memang para ahli komunikasi sendiri menganggap
demikian. Dan karena termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, maka ilmu
komunikasi sifatnya interdisipliner atau multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek
materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainya, terutama yang termasuk ke dalam ilmu
sosial/ilmu kemasyarakatan.
Bierstedt, dalam menyusun urutan ilmu, menganggap jurnalistik sebagai ilmu,
dalam hal ini ilmu terapan. Hal ini tidak mengherankan karena pada tahun ia menulis
bukunya itu, yakni tahun 1457, journalism di Amerika Serikat sudah berkembang
menjadi ilmu (science), bukan sekadar pengetahuan (knowledge). Ini disebabkan
oleh jasa Joeph Pulitzer, seorang tokoh pers kenamaan di Amerika Serikat yang
pada tahun 1903 mendambakan didirikannya “School of Journalism” sebagai
lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan. Gagasan
Pulitzer ini mendapat tanggapan positif dari Charles Eliot dan Nicholas Murray Butler
– masing-masing Rektor Harvard University dan Columbia University – karena
ternyata journalism tidak hanya mempelajari dan meneliti hal-hal yang bersangkutan
dengan persuratkabaran semata-mata, tetapi juga media massa lainnya, antara lain
radio dan televisi. Selain menyiarkan pemberitaan, radio dan televisi juga
menyiarkan produk-produk siaran lainnya. Maka journalism berkembang menjadi
mass communication.
Dalam perkembangan selanjutnya, mass communication dianggap tidak tepat
lagi karena tidak merupakan proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang
dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert
Merton, Frank Stanton, Wilbur Schramm, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan
lainnya menunjukkan bahwa segala sosial yang diakibatkan oleh media massa tidak
hanya berlangsung satu tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan two-step flow
communication dan multistep flow communication. Pengambilan keputusan banyak
dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal communication)
dan
komunikasi kelompok (group
communication) sebagai kelanjutan dari
komunikasi massa (mass communication).
2016
11
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Oleh sebab itulah di Amerika Serikat muncul communication science atau
kadang-kadang dinamakan juga communicology – ilmu yang mempelajari gejalagejala sosial sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi kelompok,
dan komunikasi antarpersona. Kebutuhan orang-orang Amerika akan science of
communication tampak sudah sejak tahun 1940-an, pada waktu seorang sarjana
bernama Carl I. Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi.
Hovland mendefinisikan science of communication sebagai : “a systematic attempt
to formutate in regorous fashion the principles by which information is transmitted
and opinions and attitudes are formed”.
Sedangkan prosesnya sendiri dari komunikasi itu oleh Hovland didefinisikan
sebagai : “The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually
verbal
symbols)
to
modify
the
behaviour
of
other
individuals
(communicatees)”.
Pada tahun 1967 terbit buku The Communicative Arts and Science of Speech
dengan pengarang Keith Brooks yang mengetengahkan pembahasan mengenai
communicology secara luas. Mengenai communicology ini Keith Brooks antara lain
mengatakan :
“Many communication scholars in many academic disciplines have contributed to our
understanding of the basic processes and the special tpes and forms of
communications activity in recent years. A communicology is concerned with the
integration of communication principles from this scholars. A communicology also
stands for a realistic philosophy of communication, a systematic research program
which tests its theories, fills in gaps in knowledge, interprets, and cross validates the
findings in specialized discipline and research programs. It provides a broad program
wich includes but not does limit itself to the interests or techniques of any one
academic discipline”.
Dari pendapat Brooks itu jelas bahwa communicoloty atau ilmu komunikasi
merupakan
integrasi
prinsip-prinsip
komunikasi
yang
diketengahkan
para
cendekiawan berbagai disiplin akademik. Komunikasi berarti juga suatu filsafat
komunikasi yang realistis; suatu program penelitian sistematis yang mengkaji teoriteorinya, menjembatanikesenjangan dalam pengetahuan, memberikanpenafsiran,
dan saling mengabsahkan penemuan-penemuan yang dihasilkan disiplin-disiplin
2016
12
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
khusus dan program-program penelitian. Komunikasi merupakan program yang luas
yang mencakup – tanpa membatasi dirinya sendiri – kepentingan-kepentingan atau
teknik-teknik setiap disiplin akademik.
Dalam pada itu Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicoloty: An
Introduction to the Study of Communication, mendefinsikan communicology sebagai
berikut :
“Communicology is the study of the science of communication, particularly that
subsection concerned with communication by and among humans. Communicologist
refers to the communication student-researcher teorist or, more succienctly, the
communication scientist… The term communication has been used as a catch all to
refer to three different areas of study: the process or act of communicating, the
actual message or messages communicated, and the study of the process of
communicating”.
Devito menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu komunikasi, terutama
komunikasi oleh dan diantara manusia. Seorang komunikolog adalah seorang ahli
ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang
studi yang berbeda: proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi
mengenai proses komunikasi.
Betapa luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devito sebagai :
“the act, by one or more persons, of sending and receiving messages distorted by
noise, within a context, with some effect and with some opportunity for feedback.
The communication act, then, would include the following components: context,
source (s), receiver (s), messages, channels, noice, sending or encoding processes
receiving, decoding processes, feedback and effect. These elements seem the most
essential in any consideration of the communication act. They are what we might call
the universals of comunication:… the elements that are present in every
communication act, regardless of whether it intrapersonal, interpersonal, small grop,
public speaking, mass communication or intercultural communication”. (Kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan
menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu
konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik. Oleh karena itu,
2016
13
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks,
sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses
encoding, penerimaan atau proses dekoding, arus balik dan efek. Unsur-unsur
tersebut agaknya paling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan
komunikasi. Ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi; …unsur-unsur yang
terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-persona, antarpersona,
kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antarbudaya).
Demikian pendapat Joseph A. Devito mengenai communicology atau science
of communication beserta penjelasannya mengenai arti komunikasi.
Dalam pada itu Department of Communication University of Hawaii dalam
penerbitan yang dikeluarkan secara khusus menyatakan communication as a social
science. Dan ditegaskan di situ bahwa bidang studi ilmu sosial mencakup tiga
kriteria :
1. Bidang studi didasarkan atas teori (the field of study is theory based)
2. Bidang studi dilandasi analisis kuantitatif atau empiris (the field of study is grounded
in quantitative or empirical analysis)
3. Bidang studi mempunyai tradisi yang diakui (the field of study has a recognized
tradition).
Dalam penerbitan Department of Communication University of Hawaii itu
diberikan contoh-contoh untuk membuktikan communication as a social science.
Atas dasar itu, kepada mahasiswa diberikan mata kuliah-mata kuliah mengenai
asas-asas, teori-teori, struktur-struktur dan perkembangan strategi komunikasi untuk
tujuan-tujuan sosial selanjutnya.
Demikianlah beberapa hal yang menunjukkan bahwa komunikasi adalah ilmu,
dan ilmu komunikasi ini termask ke dalam ilmu sosial yang meliputi intrapersonal
communication,
interpersonal
communication,
group
communication,
mass
communication, intercultural communication, dan sebagainya.
Jelas pla bahwa mass communication merupakan salah satu bidang saja dari
sekian banyak bidang yang dpelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi. Ditegaskan
dalam Encyclopedia Internasional bahwa mass communication is a process by
which a message is transmitted through one more of the mass media (newspapers,
2016
14
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
radio, television, movies, magazines, and books) to an audience that is relatively
large and anonimous. Jadi, komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran
pesan melalui media massa, yakni surat kabar, radio, televisi, film, majalah, dan
buku; tidak mencakup proses komunikasi tatap muka (face-to-face communication)
yang juga tidak kurang pentingnya, terutama dalam kehidupan organisasi.
Definisi
komunikasi
secara
umum
adalah
suatu
proses
pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut
memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses
mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap
pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk,
menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan.
Ke-empat tindakan tersebut
lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu
ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja
sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang
lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pesan yang diterimanya ini
kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah
diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari
orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk
dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke –empat tindakan ini akan terusmenerus terjadi secara berulang-ulang. Pesan adalah produk utama komunikasi.
Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan,
praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar,
angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda
lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara
beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya
komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para
pelakunya.
1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley Hovland, Janis dan Kelley seperti yang di
kemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli Sosiologi Amerika, mengatakan bahwa,
“communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually
verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata kata lain
komunikasi asalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk
2016
15
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
verbal untuk merubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini, mereka menganggap
komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
2. Definisi Forsdale Menurut Louis Forsdale(1981), ahli komunikasi dan pendidikan,
“communication is the process by which a system is established, maintained, and
altered by means of shared signal that operate acording to rules”. Komunikasi
adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan
cara ini suatu sistem dapat dipelihara, didirikan dan diubah. Pada definisi ini
komunikasi juga di pandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah
signal yang berupa verbal dan non verbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan
adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui
aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya.
Selanjutnya
Forsdale
mengatakan,
bahwa
pemberian
signal
dalam
komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau dengan disadari dan
dapat juga terjadi tanpa disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama,
definisi forsdale ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertamayang mengatakan
komunikasi hanya hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada forsdale
dapat dalam kondisi sadar maupun tidak sadar. Begitu puladalam ruang lingkupnya,
kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya diantara manusia,
tetapibpada definisi kedua komunikasi baik diantara manusia maupun komunikasi
dalam sistem kehidupan binatang.
3. Definisi Brent D. Ruben Brent D. Ruben(1988) memberikan definisi mengenai
komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : komunikasi manusia
adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok,
dalam
organisasi
dan
dalam
masyarakat
menciptakan,
mengirimkan,
dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada
definisi ini pun, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas
yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi memili
hubungan atau berhubunga satu sama lain. Misal, jika kita mau pidato di depan
umum sebelum melakukan itu semua, kita telah melakukan serentetan sub
aktivitas seperti perencanaan, menentukan tema pidato, mengumpulkan
bahan, melatih diri, baru kemudian tampil di depan umum. Bila diperhatikan lebih
lanjut dari definisi ruben ini, kelihatan bahwa ruben memakai istilah yang berbeda
2016
16
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan dua definisi sebelumnya yang memakai istilah stimulus dan signal. Ruben
memakai istilah sebagai kumpulan data, pesan, susunan isyarat dalam cara tertentu
yang mempunyai arti atau berguna bagi sistem tertentu
4. Definisi William J. Seller. Seller(1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih
bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol
verbal dan nonverbal di kirimkan, diterima dan diberi arti. Jadi dari keempat definisi
diatas jelas, bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah merupakan suatu proses
tetapi proses mengenai apa belumlah ada kesepakatan.ada yang mengatakan
proses pengiriman stimulus, ada yang mengatakan pemberian signal,dan ada pula
yang mengatakan pengiriman informasidan simbol. Kemudian kita lihat dalam
dataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami arti atau pengertian lain
dari komunikasi yaitu sesuatu (fakta, opini, gagasan), dari satu partisipan kepada
partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Sementara itu
jika kita lihat komunikasi dari dua perspektif, yaitu: 5. Perspektif kognitif. Komunikasi
menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan
lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi
informasi tentang satu objek atau kejadian. Informasi disampaikan diterima secara
akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh
karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
Komunikasi Sebagai Ilmu
A. Hakekat Ilmu
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi ilmu daripada sekarang. definisi
ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Saat ini ilmu memperoleh posisi
yang lebih bebas sampai akhirnya mandiri. Definisi ilmu itu tidak lagi dirumuskan
berdasarkan sifat ilmu dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan apa yang
dilaksanakan oleh ilmu dengan melihat metodologinya.
Peranan ilmu-ilmu makin lama makin besar sehingga semakin menentukan
dalam kehidupan sehari-hari individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, definisi
mengenai apakah ilmu itu sebenarnya makin sulit.
2016
17
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Renungan mengenai apakah ilmu itu, setua ilmu itu sendiri. Orang sering
menganggap ilmu itu sebagai suatu kesatuan di luar dan di atas waktu yang terdiri
dari himpunan-himpunan, petunjuk-petunjuk dan pernyataan-pernyataan. Ilmu itu
tidak abadi melainkan berubah dalam arti yang lebih trivial yaitu tidak ada ilmu yang
selesai. Para ilmuwan dapat mengembangkan ilmunya lebih lanjut. Ilmu bukan ibarat
sebuah bangunan gedung dengan dasar yang abadi yang sepanjang sejarahnya
hanya dilengkapi dengan tingkat-tingkat baru. Struktur ilmu bahkan apa yang disebut
pokok ilmu mengalami perubahan. Pendapat ini dapat dilihat dari dua sudut pandang
dalam penyelidikannya. Pertama, penyelidikan mengenai segi historis ilmu-ilmu itu
yang membawa kepada pengertian bahwa bagi ilmu yang sama, arti istilah yang
digunakan berbeda-beda pada waktu yang berlainan. Sebagai contoh gramatika
(ilmu bahasa abad lalu dan ilmu bahasa abad ini), saya pernah berdiskusi mengenai
Bahasa Pali danSanskrit dengan kolega-kolega saya dari Thailand, Laos dan India.
Pada prinsipnya unsur-unsur dasar dari kedua bahasa itu masih hidup di negaranegara tersebut, termasuk dalam Bahasa Jawa modern. Artinya bahwa kedua
bahasa itu mengalami perubahan yang besar, namun masih mempertahankan
kesinambungan. Kedua, ilmu baru itu merupakan titik pertemuan antara beberapa
ilmu-ilmu yang disebut sebagai “kulturologi”. Kelahiran ilmu komunikasi merupakan
titik pertemuan antara sosiologi, psikologi, politik, bahasa, matematika dan teknik.
Ciri ilmu mempergunakan metode. “Metode” berarti bahwa penyelidikan
berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Metode ilmiah mengadakan penataan
data yang sebelum ditata merupakan tumpukan yang kacau balau. Selain itu ilmu
adalah penyepadanan prosedur-prosedur yang dapat membimbing penelitian
menurut arah tertentu. Suatu metode disusun menurut bahasa atau lebih luas
memakai suatu sistem lambang. Oleh karena itu metode ilmiah timbul dengan
membatasi secara tegas bahasa yang dipakai oleh ilmu tertentu. Ibaratnya bahwa
bahasa yang dalam percakapan sehari-hari masih menggenangi sawah yang oleh
ilmu-ilmu disalurkan lewat parit.
B. Apakah Ilmu Komunikasi Itu?
Sejak awal perkembangannya banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu
memberikan sumbangan besar terhadap keberadaan ilmu komunikasi. Harold D.
Lasswell seorang ahli ilmu politik, Sosiolog seperti Max Weber, Daniel Lerner, dan
Everett M. Rogers, dari ilmuwan psikologi tercatat nama Carl I. Hoveland dan Paul
2016
18
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lazarsfeld, Wilbur Schramm (bahasa), dan Shannon dan Weaver seorang ilmuwan
bidang matematika dan teknik. Menurut Fisher (1986:17) bahwa ilmu komunikasi
mencakup semua dan bersifat eklektif. Sifat eklektif ini digambarkan oleh Wilbur
Schramm (1963:2) bahwa ilmu komunikasi merupakan jalan simpang yang ramai
dengan segala disiplin ilmu yang melintasi. Schramm membandingkan ilmu
komunikasi dengan kota purba Babelh-Dehre, dimana para pengembara lewat,
singgah dan meneruskan perjalanan. Bekas persinggahan para pengembara ini
tampak mengibaratkan keluasan ilmu komunikasi.
Timbul pertanyaan dalam pikiran kita sebagai berikut : Apakah yang dimaksud
dengan ilmu komunikasi itu?
Berger dan Chaffe (1983:17) menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah :
“Communication science seeks to understand the production, processing and effect
of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful
generalization, that explain phenomena associated with production, processing and
effect”.
Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai prodksi,
pemrosesan dan efek dari simbol dan sistem signal dengan mengembangkan
pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang
berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya.
Tampak bahwa definisi yang dikemukakan oleh Berger dan Chaffe tersebut
cukup memadai untuk menerangkan berbagai konteks komunikasi, termasuk
prodksi, pemrosesan dan efek atau sistem signal di dalam komunikasi antarpribadi,
komunikasi organisasi, komunikasi massa, komunikasi kelompo, komunikasi politik,
komunikasi pendidikan, komunikasi pembangunan, komunikasi penyuluhan dan lainlain.
Perkembangan ilmu komunikasi dimulai tahun 1950-an di Amerika Serikat yang
merupakan peleburan Department of Speech Communication dan Department of
Mass Communication menjadi Communication Science.
Di Amerika Serikat pada tahun 1924 didirikan Speech Association of Amerika
(SAA) yang mengembangkan pengkajian, penelahan, kritik, pengajaran dan
implementasi prinsip-prinsip komunikasi yang artistik, humanistik dan ilmiah. Pada
tahun 1949 berdiri the Nationa Society for the Study of Communication (NSSC)
2016
19
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
organisasi ini berafiliasi kepada Speech Association of America (SAA). Organisasi ini
pada tahun 1968 memisakan diri dari Speech Association of America (SAA) dan
tahun 1969 mengubah namanya menjadi International Communication Association
(ICA). Organisasi ini memelihara ilmu komunikasi sebagai dsiplin ilmu maupun
profesi. Divisi yang ada di International Communication Association (ICA)
mencerminkan spesialisasi ilmu komunikasi dewasa ini antara lain sebagai berikut :
1. Information system (sistem informasi), yang mempelajari pengolahan,
pemrosesan, penyampaian informasi secara mekanistis dan matematis;
2. Interpersonal communication (komunikasi antarpribadi), yang mempelajari
hubungan antarpribadi, komunikasi non-verbal dan komunikasi kelompok;
3. Mass communication (komunikasi massa), yang mengkaji mengenai media
massa, pesan dan efek yang ditimbulkan.
4. Political communication (komunikasi politik), menelaah proses penyampaian
pesan yang mempunyai konsekeusni terhadap sistem politik.
5. Organizational communication (komunikasi organisasi), yang mempelajari
gejala komunikasi dalam organisasi dan manajemen.
6. Intercultural communication (komunikasi lintas budaya), yang mendalami
proses pertemuan antarbudaya dari segi komunikasi.
7. Instructional communication (komunikasi pembelajaran), yang mendalami
komunikasi dalam proses pendidikan dan penerapan teknologi komunikasi dan
informasi.
8. Health communication (komunikasi kesehatan) yang menelaah komunikasi
dalam penyuluhan kesehatan masyarakat.
Kita dapat melihat bagaimana luasnya kajian bidang komunikasi, Severin dan
Tankard (1992) mengatakan bahwa komunikasi sebagai kombinasi dari skill, science
and art.
Di Indonesia pada tahun 1950-an di Unversitas Gajah Mada, Yogyakarta dibuka
Jurusan Publisistik pada Fakultas Sosial dan Politik dan pada Fakultas hukum dan
Ilmu Pengetauan Kemasyarakatan Universitas Indonesia (1959), pada tahun 1960
berdiri Fakultas Publisistik pada Universitas Pajajaran, Bandung. Kita juga mencaat
nama-nama seperti Marbangun Hardowirogo, Sundoro, Adinegoro, Prof. Sujono
Hadinoto dan Prof. Moestopo sebagai tokoh-tokoh yang telah berjasa meletakkan
dasar ilmu komunikasi dipelajari di universitas.
2016
20
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Definisi Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi
atau communication itu berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti
pengetahuan, pertukaran. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau
bersama-sama. Para ahli mendefinisikan komunikasi sesuai sudut pandang masingmasing, mengingat ilmu komunikasi dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari
berbagai disiplin ilmu.
Hoveland (1948:371) mendefinisikan komunikasi adalah; “The process by which
an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify,
the behaviour of other individu”. Komunikasi adalah proes dimana individu
mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.
Gode (1969:5) memberikan pengertian mengenai komunikasi adalah sebagai
berikut : “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of
one or some”. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi
dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang”.
Cherrey sebagaimana dikutip oleh Anwar Arifin (1995:24) mengatakan bahwa :
“Communication is essentially the relationship set p day the transmission of stimuli
and the evocation of response”.
Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses
menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksud komunikator.
Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain yang pada gilirannya terjadi
saling pengertian yang mendalam.
Menurut Harold D. Lasswell sebagaimana dikutip oleh Sendjaja (1999:7) cara
yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan
berikut : Who Says What In Wich Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa
mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?
2016
21
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mendefinisikan komunikasi
sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya, dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi (Deddy
Mulyana, 2001:62).
Definisi-definisi yang dikemukakan di atas, tentu belum mewakili semua definisi
yang telah dibuat para ahli. Paling tidak kita telah memperoleh gambaran apa yang
dimaksud komunikasi, sebagaimana diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949)
bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada
bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni dan teknologi.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak) [Hovland, Janis &
Kelley, 1953).
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,
dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka, dan lain-lain. [Berelson dan Steiner, 1964]
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa,
mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat atau hasil
apa” (Who says what? In which channel? To whom? With what effect?) [Lasswell,
1960]
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula
dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih. [Gode, 1959]
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa
ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
[Barnlund, 1964]
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan
bagian lainnya dalam kehidupan. [Ruesch, 1957]
2016
22
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya. [Weaver, 1949]
Definisi dari Hovland, Janis dan kelley menunjukkan bahwa komunikasi adalah
suatu proses yang terjadi antara satu orang dengan orang-orang lainnya. Definisi ini
juga memberikan penekanan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan tersebut
mempunyai tujuan yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
yang menjadi sasaran komunikasi.
Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian. Hal
yang disampaikan adalah informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain,
sedangkan cara penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol. Simbol-simbol
yang dimaksud dapat berbentuk kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainlain.
Definisi komunikasi dari Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan
tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku
komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi
informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang
dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian
informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini
menunjukkan bahwa komunimkasi adalah suatu upaya yang disengaja serta
mempunyai tujuan.
Definisi komunikasi dari Gode memberi penekanan pada proses “penularan”
pemilikan. Yakni dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki satu orang
kemudian (setelah komunikasi) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Kata
penularan lebih tepat dipergunakan dalam konteks definisi ini dibandingkan
dengandistribusi atau pembagian. Karena, apa yang dimiliki seseorang (sebelum
komunikasi) tidak akan menjadi berkurang baik kualitas ataupun kuantitasnya
setelah dikomunikasikan kepada orang-orang lainnya.
Bagi Barnlund, komunikasi adalah upaya atau tindakan yang mempunyai tiga
tujuan; untuk mengurangi ketidakpastian, sebagai dasar bertindak secara efektif,
dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego. Menurut Ruesch, komunikasi
adalah proses menjalin hubungan. Yakni menghubungkan antara satu bagian
2016
23
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Sementara itu, definisi komunikasi dari
Weaver memberikan penekanan pada upaya atau kegiatan seseorang dalam
mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Ketujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai
pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanan
arti dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Untuk keperluan modul ini, yang
dimaksud dengan komunikasi adalah : “Suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan/atau
antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu”.
Definisi di atas memberikan beberapa pengertian pokok sebagai berikut ;
Pertama, komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan.setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan
melakukan empat tindakan : membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah
pesan.
Daftar Pustaka
1.effendy ,onong uchjana.(2005). ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung : PT
REMAJA ROSDAKARYA
2.Mulyana,deddy. (2014).ilmu komunikasi.suatu pengantar. Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA
3.Mufid,Muhamad.(2009).etika
PRENADA MEDIA GROUP
dan
filsafat
komunikasi.Jakarta
:
KENCANA
4.Cangara,hafied.(2011).pengantar ilmu komunikasi.Jakarta : PT RAJA GRAFINDO
PERSADA
WEBSITE
1.https://www.academia.edu/7723512/Definisi_Komunikasi_and_Organisasi_Menuru
t_Para_Ahli
2016
24
Etika dan Filsafat Komunikasi
Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download