Nutrition is one of the determinants of the quality of human

advertisement
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
(Relationship Between The Nutrition Status Of Pregnant Women With Hyperemesis Gravidarum)
Lina Silvia Santi
Email : [email protected]
ABSTRACT
Nutrition is one of the determinants of the quality of human resources. Lack of
nutrition will cause physical damage, and lower the immune system, resulting in cheap
morbidity and mortality. The purpose of this study was to know the relationship between
Hyperemesis GravidarumWith Nutritional Status of Pregnant Women.
Analytical research method with cross sectional approach. This research data is
obtained from secondary data using register book tool. The population of all pregnant
women with hyperemesis gravidarum with 80 respondents. The sampling technique used is
Total Sampling.
The results obtained p value 0.223 <0.05 then Ho accepted. The results of this study
proves that there is no relationship between nutritional status of pregnant women with
hyperemesis gravidarum.
The conclusion of the study found no relationship between nutritional status of
pregnant women with hyperemesis gravidarumkarna many other factors such as hormonal
factors, psychological, parity, nutrition. Suggestions for BPM Malaika J can reduce the
incidence of Hyperemesis Gravidarum in pregnant women.
Key word : Nutrition Status, Pregnant woman, Hiperemesis Gravidarum
PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi
akan
menyebabkan
kegagalan
pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja
dan menurunkan daya tahan tubuh, yang
berakibat meningkatnya angka kesakitan dan
kematian. Kecukupan gizi sangat diperkukan
oleh setiap
individu, sejak dini dalam
kandungan, bayi, anak - anak, masa remaja
dewasa sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu
merupakan
kelompok
rawan,
karena
membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus
dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat
melahirkan bayi yang sehat (Proverawati,
2009).
Pada masa kehamilan terdapat berbagai
komplikasi atau masalah
-masalah yang
terjadi, seperti halnya mual dan muntah yang
sering dialami pada ibu hamil yang merupakan
salah satu gejala paling awal kehamilannya.
Akan tetapi sering kali tenaga kesehatan
seperti
bidan
dan
dokter
obstetric
mengganggap mual dan muntah merupakan
gejala fisiologis pada kehamilan (Tiran, 2008).
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah yang terjadi pada masa kehamilan
trimester pertama, Kejadian ini dapat
menyebabkan cadangan karbohidrat habis
dipakai untuk keperluan energi, sehingga
pembakaran tubuh berlebihan pada cadangan
lemak dan protein. Karena pembakaran lemak
kurang sempurna terbentuklah badan keton
didalam darah yang dapat menambah beratnya
gejala klinik (Moctar, 2010).
Mual muntah umumnya disebut morning
sickness, dialami oleh sekitar 70-80% wanita
hamil yang bersifat ringan dan merupakan
kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan
kondisi masing-masing individu. Hiperemesis
gravidarum adalah muntah berlebihan pada
wanita hamil yang menyebabkan terjadinya
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
badan awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak
normalnya kadar elektrolit (Runiari, 2010).
Menurut
data
World
Health
Organitation (WHO), pada tahun 2013,
sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat
hamil atau persalinan. Sebanyak 99%
kematian ibu akibat masalah persalinan atau
kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang.
Rasio
kematian
ibu
dinegara-negara
berkembang merupakan tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup
jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu
di 9 negara maju dan 51 negara
persemakmuran. (Depkes, 2014).
Mortalitas (kematian) dan morbiditas
(kesakitan) pada wanita hamil dan bersalin
adalah masalah besar bagi negara-negara
berkembang. Di negara miskin, sekitar 2050% kematian wanita usia subur disebabkan
hal yang berkaitan dengan kehamilan.
Menurut data statistik tahun 2010 yang
dikeluarkan World Health Organitation
(WHO) sebagai badan PBB yang menangani
masalah bidang kesehatan, tercatat angka
kehamilan di dunia mencapai 515.000 jiwa
setiap tahun dan yang mengalami hiperemesis
gravidarum sekitar 15-20% dari jumlah ibu
hamil. Sementara pada tahun 2011 WHO
memperkirakan bahwa sedikitnya 790.000 ibu
hamil dan yang mengalami hiperemesis
gravidarum sekitar 10-14% dari jumlah ibu
hamil.
Oleh karena itu, semua wanita hamil
memerlukan perawatan obstetric yang terlatih
dan bila tidak ada maka wanita tersebut akan
mengalami kesakitan dan kecacatan yang
serius dan berkepanjangan (Depkes, 2013).
Data survei demografi kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan,
sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian
ibu melonjak cukup tajam. Diketahui pada
2012, AKI mencapai 359 per 100.000
penduduk atau meningkat sekitar 57% bila
dibandingkan dengan kondisi pada 2007, yang
hanya sebesar 228 per 100.000 penduduk.
Target Millenium Development Goals
(MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI menjadi
102/100.000 KH pada tahun 2015 masih
memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari
seluruh pihak baik pemerintah, sektor swasta
maupun masyarakat. AKI yang tinggi
menunjukan rawannya derajat kesehatan ibu.
Kematian ibu dibagi menjadi kematian
langsung dan kematian tidak langsung.
Kematian ibu langsung adalah ini sebagai
akibat komplikasi kehamilan, persalinan,
nifas,
dan
segala
intervensi
dan
penanganannyatidak tepat dari komplikasi
tersebut. Kematian ibu tidak langsung sebagai
akibat penyakit yang sudah ada atau penyakit
yang timbul sewaktu kehamilan. Di Negaranegara sedang berkembang sebagian besar
penyebab ini adalah perdarahan, infeksi dan
abortus atau penyebab lainnya seperti di
sebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain
yang sudah ada sebelum kehamilan dan
persalinan,
misalnya
hipertensi,
penyakitjantung, diabetes melitus, anemia,
malaria dan termasuk hiperemesis gravidarum
yang
memperberat
kehamilan
dapat
mengalami komplikasi (Depkes RI, 2012).
MenurutProfilKesehatanProvinsi
Kalimantan
Selatan,
AngkaKematianIbu
(AKI) di provinsi Kalimantan Selatan tahun
2008 sebesar 228 per 100.000 kelahiranhidup,
danpada tahun 2009 ini menjadi 99 dan Angka
Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran
hidup dan sampai posisi di tahun 2010 adalah
90 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
pada tahun 2011-2012 Angka Kematian Ibu
(AKI)
meningkat
menjadi
17
per
100.000,(Angka
Absolut
AKI
tahun
2012yakni 111.Untuk tahun 2013 sebesar :
125 kematian. Pada tahun 2012-2013 Angka
Kematian Ibu (AKI) meningkat menjadi 14
per 100.000 (DinkesProvKal-Sel, 2013).
Data yang didapat dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu data ibu hamil
yang mengalami komplikasi atau penyebab
lain yang dapat menghambat proses kehamilan
bahkan kematian ibu dan janin sejumlah 773
dari 5.719 ibu hamil secara keseluruhan pada
tahun 2015.
Berdasarkan data yang didapatkan di
BPM Malaika J Desa Rejosari Kec. Mantewe
dari bulan Januari tahun 2015 sampai bulan
April 2016 tercatat ibu hamil sebanyak 200
orang dan kejadian hiperemesis gravidarum
pada bulan januari 2015 sampai bulan April
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
2016 berjumlah 80 orang (Dinkes Tanah
Bumbu, 2015).
Maka dari anggapan mual dan muntah
yang biasa terjadi pada wanita hamil dapat
menyebabkan masalah yang umumnya pada
trimester I yang disebut mual dan muntah
berlebihan atau hiperemesis gravidarum
dimana perasaan tidak enak yang dialami ibu
hamil pada masa kehamilan dengan mual dan
muntah secara berlebihan dalam waktu yang
lama dan dapat mengganggu keadaan umum
ibu hamil dan pekerjaan sehari - hari
(Proverawati, 2009).
Mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis gravidarm dapat dipengaruhi oleh
faktor hormonal, faktor psiklogis, faktor
paritas, faktor nutrisi, dan faktor alergi. Dari
semua faktor itulah yang dapat memicu
terjadinya hiperemesis gravidarm pada ibu
hamil (Neil Rose,W, 2007).
Dari
pembahasantentanghiperemesisgravidarumpad
aibuhamilmakapenulistertarikuntukmelakukan
penelitiandenganjudul “Hubunganantara status
giziibuhamildenganhiperemesisgravidarumdi
BPM Malaika J Desa Mantewe Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2016.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di BPM
Malaika J Desa Rejosari Kecamatan Mantewe
Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini
dilakukan mulai bulan Juni sampai bulan
September 2016. Penelitian ini merupakan
penelitian Survey Analitik dengan desain
penelitian cross sectional.
Popolasi sasaran dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil hiperemesis
gravidarum yang berkunjung di BPM Malaika
J Desa Rejosari Kecamatan Mantewe
Kabupaten Tanah Bumbu periode Januari
2015 sampai April 2016 sebanyak 80
responden. Sampel dalam penelitian ini dipilih
secara totalsampling (sampel jenuh) dengan
total 80 responden.
Teknik pengambilan data yang
digunakan berupa format dokumentasi (buku
register) di BPM Malaika J Desa Rejosari
Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah
Bumbu atau data sekunder yang berhubungan
dengan variabel status gizi dan hiperemesis
gravidarum
Analisis penelitian menggunakan uji
Chi- Square dengan tingkat kemaknaan 95%
(α = 0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Data
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan status gizi
pada Ibu hamil di BPM Malaika J
Desa Rejosari Kecamatan Mantewe
Kabupaten Tanah Bumbu.
Status
Frekuensi
Gizi Ibu
(Orang)
Hamil
Baik
Kurang
Total
Persentase
(%)
51
63,75
29
36,25
80
100
Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh
informasi ibu hamil yang ada berkunjung di
BPM Malika J desa rejosari kecamatan
mantewe kabupaten tanah bumbu tahun 2016
Sebagian Besar yang memiliki status gizi baik
terhadap hiperemesis gravidarum, dan hampir
setengahnya yang memiliki status gizi kurang.
Tabel 2. Distribus Berdasarkan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Di BPM
Malaika J Desa Rejosari Kecamatan
Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu.
Hiperemesis
Gravidarum
Frekuensi
(Orang)
Ringan
42
Sedang
33
Berat
5
Total
80
Persentase (%)
52,5
41,25
6,25
100
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh
informasi bahwa sebagian besar yang
mengalami hiperemesis gravidarum tingkat
ringan, dan hampir setengahnya mengalami
heperemesis gravidarum tingkat sedang dan
sebagian kecilnya mengalami hiperemesis
gravidarum tingkat berat.
Hasil analisa bivariat pada penelitian
dapat dilihat pada tabel:
Tabel 3. Hubungan antara status gizi ibu
hamil
dengan
Hiperemesis
Gravidarum di BPM Malaika J
Desa Rejosari Kecamatan Mantewe
Kabupaten Tanah Bumbu 2016.
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh
Hasil analisis hubungan antara status gizi ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum di
peroleh bahwa status gizi ibu hamil baik
sebagian besar mengalami hiperemesis
gravidarum ringan, hampir setengahnya
mengalami hiperemesis gravidarum sedang,
dan sebagian kecil yang mengalami
hiperemesis gravidarum berat. Sedangkan
pada kelompok status gizi ibu hamil kurang
sebagian besar mengalami hiperemesis
gravidarum ringan, dan hampir setengahnya
mengalami hiperemesis gravidarum sedang,
dan sebagian kecil mengalami hiperemesis
gravidarum berat.
Hasil uji Chi-square di peroleh PValue
sebesar 0,409 > α = 0,05 maka H0 diterima
yang artinya tidak ada hubungan antara status
gizi ibu hamil dengan kejadian hiperemesis
gravidarum.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh
informasi ibu hamil yang ada berkunjung di
BPM Malika J desa rejosari kecamatan
mantewe kabupaten tanah bumbu tahun 2016
Sebagian Besar (63,75) yang memiliki status
gizi baik terhadap hiperemesis gravidarum,
dan hampir setengahnya yang memiliki status
gizi kurang (36,25).
Istilah gizi berasal dari bahasa arab
giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa
inggris dikenal dengan istilah nutrition yang
berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering
diartikan sebagai ilmu tentang gizi. Pengertian
lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses
organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melaui proses
pencernaan,
penyerapan,
transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran
zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal organ tubuh
serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto, D.
2006).
Status gizi adalah suatu ukuran
mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat
dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan
penggunaan zat gizi didalam tubuh. Status gizi
Hiperemesis
Gravidarum
Statu
s Gizi
Ibu
Hami
l
Baik
Kuran
g
Total
Total
P
V
a
l
u
e
Ringan
Sedang
Berat
N
%
N
%
N %
N
%
2
6
50,
9
2
3
45,
1
2 3,9
2
5
1
1
0
0
1
6
55,
1
1
0
34,
5
10,
3
2
9
4
2
52,
5
3
3
41,
2
5 6,2
8
0
3
0
,
4
0
9
1
0
0
1
0
0
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi
kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Khairina,
2008).
Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi
merupakan
indikator
baik
buruknya
penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi
yang baik diperlukan untuk mempertahankan
derajat kebugaran dan kesehatan, membantu
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
pertumbuhan bagi anak, serta menunjang
pretasi olahraga (Irianto, 2006).
Berdasarkan
beberapa
pendapat
tentang status gizi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa status gizi adalah suatu
ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang
yang dapat dilaihat dari makanan yang
dikonsumsi dan penggunaan zatgizi di dalam
tubuh yang dapat dibagi menjadi tiga kategori
yaitu status gizi kurang, status gizi normal,
dan status gizi lebih.
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui
bahwa dari 200 orang ibu hamil yang
berkunjung ke BPM Maliaka J yang
mengalami hiperemesis gravidarum berjumlah
80 orang dan berdasarkan diagaram 5.2 dapat
diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami hiperemesis gravidarum tingkat
ringan(52,5%), dan hampir setengahnya
mengalami hiperemesis gravidarumtingkat
sedang (41,2%), sebagian kecilnya lagi
mengalami hiperemesis gravidarum tingkat
berat (6,2%).
Hiperemesis
gravidarum
adalah
vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, atau
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan
(Rahmawati, 2011).
Mual muntah umumnya disebut
morning sickness, dialami oleh sekitar 70-80%
wanita hamil yang bersifat ringan dan
merupakan kondisi yang dapat dikontrol
sesuai dengan kondisi masing-masing
individu. Hiperemesis gravidarum adalah
muntah berlebihan pada wanita hamil yang
menyebabkan terjadinya penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya kadar
elektrolit (Runiari, 2010).
Hiperemesis gravidarum juga dapat
diartikan keluhan mual muntah yang
dikategorikan berat badan jika ibu hamil selalu
muntah setiap kali minum ataupun makan.
Akibatnya, tubuh sangat lemas, muka pucat,
dan frekuensi buang air kecil menurun drastis,
aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menurun. Meski begitu, tidak
sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual
muntah sampai trimester ketiga (Rukiyah,
2010).
Hasil analisis hubungan antara status
gizi ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
di peroleh bahwa status gizi ibu hamil baik
sebagian
besar
(50,9%)
mengalami
hiperemesis gravidarum ringan, hampir
setengahnya (45,1%) mengalami hiperemesis
gravidarum sedang, dan sebagian kecil
(3,92%) yang mengalami hiperemesis
gravidarum berat. Sedangkan pada kelompok
status gizi ibu hamil kurang sebagian besar
(55%) mengalami hiperemesis gravidarum
ringan, dan hampir setengahnya mengalami
hiperemesis gravidarum sedang (34,5%), dan
sebagian
kecil
(10,3%)
mengalami
hiperemesis gravidarum berat.
Hasil uji Chi-square di peroleh PValue
sebesar 0,409 > α = 0,05 maka H0 diterima
yang artinya tidak ada hubungan antara status
gizi ibu hamil dengan kejadian hiperemesis
gravidarum. Hal ini di karenakan status gizi
ibu hamil hanya merupakan salah satu faktor
predisposisi
terjadinya
hiperemesis
gravidarum masih ada faktor faktor lain
seperti faktor hormonal, faktor psiklogis,
faktor paritas, faktor nutrisi, dan faktor alergi.
Dari semua faktor itulah yang dapat memicu
terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil (NeilRose, 2007).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Dewi (2011) yang
berjudul Hubungan Karakteristrik Ibu Hamil
Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di
RS PKU Muhammadiyah Gombong yang
pada hasil penelitiannya menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan karakteristrik ibu
hamil
dengan
kejadian
hiperemesis
gravidarum.
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang pernah dilakukan Agustina,
April Yani (2011) Gambaran kasus
hiperemesis gravidarum ibu hamil di RSUD
dr. H.Andi Abdurrahman Noor yang pada
hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada
hubungan antara gambaran kasus status gizi
mempengaruhi
kejadian
hiperemesis
gravirarum.
Serta penelitian yang pernah dilakukan
Maulina (2015) dengan judul penelitian
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
Hubungan antara Status Gizi dengan
Hiperemesis
Gravidarum
di
RSIA
PARADISE Kabupaten Tanah Bumbu
menggunakan teknik analisis data chi square
dan dari hasil penelitian yang dilakukan ada
hubungan antara status gizi ibu hamil dengan
kejadian Hiperemesis Gravidarum di RSIA
PARADISE Kabupaten Tanah Bumbu dengan
nilai p palue 0,005 < 0,05,
Demikian pula dengan penelitian yang
pernah dilakukan oleh Paulina Scort (2010)
dengan judul Picture of hiperemesis
gravidarum pregnant women in maternity
hospital
sonoma,
yang
pada
hasil
penelitiannya menyatakan bahwa the role
pregnant pada kehamilan dapat mempengaruhi
hiperemesis gravidarum.
Serta penelitian yang dilakukan
Penelitian yang dilakukan EL Casioenes
(2012) Hubungan antara paritas dan gizi ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum
di
sebuah rumah bersalin laguna san fransisco.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada
hubungan antara antara paritas dan gizi ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum.
Serta Penelitian yang dilakukan Marie
clarita (2011) dengan judul hubungan antara
hiperemesis gravidarum dengan gizi ibu hamil
pada trimester pertama di Rumah Sakit
bersalin Atascadero Jadi dapat disimpulakan
dari penelitian ini bahwa ada hubungan
hiperemesis gravidarum dengan gizi ibu hamil
pada trimester pertama dalam bersalin Rumah
Sakit Atascadero.
Dalam penelitian yang dilakukan di
BPM Malaika J Desa Rejosari Kecamatan
Mentewe Kabupaten Tanah Bumbu,
di
temukan ada beberapa faktor yang menunjang
dapat mempengaruhi terjadinya Hiperemesis
Gravidarum pada ibu hamil seperti faktor
bawaan dari janin, pola makan, dan
makananan yang di komsumsi sehingga dari
faktor tersebut yang memicu terjadinya
Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil.
IMPLIKASI
Terdapat tidak ada Hubunganantara
status
giziibuhamildenganhiperemesisgravidarumdi
BPM Malaika J Desa Mantewe Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2016. Hal ini di
karenakan status gizi ibu hamil hanya
merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya hiperemesis gravidarum masih ada
faktor faktor lain seperti faktor hormonal,
faktor psiklogis, faktor paritas, faktor nutrisi,
dan faktor alergi.
SARAN
Bagi Tempat Penelitian BPM Juli
Malaika, Amd. Keb Diharapkan dapat
dijadikan masukan pelayanan kebidanan dan
meningkatkan pelayanan kebidanan seperti
melakukan kegiatan penyuluhan dan KIE
untuk meminimalkan kejadian hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil. dengan cara
memberikan informasi tentang, tanda bahaya
dan pencegahan agar tidak terjadi hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil dan juga
pemantauan serta pemeriksaan, sehingga
tercapai pelayanan yang efektif dalam
mencapai tujuan asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2007). Asuhan Ibu dan Anak.
Internet. http://Asbid/php /adm.ac.id,
di akses pada 10 Mei 2016
Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi (edisi revisi). PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Agustina, Apriyani. (2011). Gambaran
KasusHyperemesis Gravidarum ibu
hamil di RSUD dr. H.Andi
Abdurrahman Noor. Tanah Bumbu :
KTI D-III Kebidanan STIKES Darul
Azhar
Arisman, MB. (2007). Gizi Dalam Daur
Kehidupan
.
Penerbit
Buku
Kedokteran ECG : Jakarta
Chairunnita, Hardiansyah, Dwiriani. M. C.
(2006). Model Penduga Berat Badan
Bayi Lahir Berdasarkan Pengukuran
Lingkar Panggul Ibu Hamil. Jurnal
Gizi dan Pangan.
Cunningham,et. al. (2006). Obstetri William,
Edisi 21. EGC : Jakarta.
Depkes RI. (2012). Survey Demografi
Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
Jakarta : Depkes RI.
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
Depdiknas. (2008). Perkembangan dan
Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas
Indonesia
. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2007.
Jakarta : Depkes RI
. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014.
Jakarta : Depkes RI.
Dewi.
(2011).
Internet.
Hubungan
Karakteristik Ibu Hamil Dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
di
RS
PKU
Muhammadiyah
Gombong.http:
//kumpulan
KTI.//et.gpk.id.com di Akses Pada
Mei 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
(2015). Data Status Gizi pada
Remaja. Batulicin.
Dinas Keseshatan Provinsi Kalimatan Selatan.
(2013). Jumlah Angka Kematian Ibu.
Eko, Widya. (2005). Internet. Konsep Status
Gizi dan Parameter Status Gizi.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/
111/jtptunimus-gdl-ekowidyarebabii.pdf. Diakses tanggal 17 Mei
2016.
El, Casiones. (2012). Internet. Picture of
hiperemesis
gravidarum
pregnant women in maternity
hospital
sonoma.http://Scip.ac.id.pdf.
Diakses mei 2016
Fanani, Ahmad. (2009). Kamus Kesehtan. CV.
Citra Pustaka. Yogyakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode
Penelitian KebidananTeknik Analisis
Data. Salemba Medika. Jakarta
Irianto, Djoko Pekik. (2006). Panduan Gizi
Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Andi Publisher. Yogyakarta.
Ismail. (2011). Internet. Pengaruh Status Gizi
dengan
Prestasi
Belajar.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/2
1811/4/ChapterII/pdf.
Diakses
tanggal 28 April 2015.
Junda, Pakiringan. (2014). Pengukuran
Antropometri.
http
://Jundapakiringan. bblogspot. com
25 Mei 2014.
Kementrian, Kesehatan RI. (2010). Rencana
Strategis Kementrian Kesehatan
tahun 2010-2014. Jakarta.
Khairina, Desy. (2008). Internet. Faktor –
faktor yang berhubungan dengan
status gizi pada remaja. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Depok,
Jawa
Barat,
http://lontar.ui.ac.id. Diakses tanggal
30 April 2015.
Lockhart, Anita. (2014). Kehamilan Fisiologis
dan Patologis. Bina Rupa Aksara :
Tangerang Selatan.
Lilik, hanifah. (2011). Internet. Hubungan
Antara
Status Gizi Ibu Hamil
Dengan Kejadian BBLR di RB
POKASI,
Surakarta.
http://
Skripsi.com di akses Mei 2016
Maulina, (2015). Hubungan Status Gizi ibu
Hamil
dengan
Hiperemesis
Gravidarum di RSIA PARADISE
Kabupaten Tanah Bumbu. KTI D-III
Kebidanan STIKES Darul Azhar
Manuaba, I.B.G. (2007). Buku Ajar Patologi
Obstetri
untuk
Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta : EGC.
. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Marie,
Clarita.
(2011).
Hiperemesis
gravidarum
relationship
with
nutritional of pregnant women in the
first
trimester
in
maternity
Atascadero
State
Hospital.
http://journal sttc.unair.ca.id di akses
05 Mei 2016
Mochtar, Rustam. (2010). Konsep Dasar ilmu
kebidanan. EGC:Jakarta
Notoatmodjo,
S.
(2005).
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Neil, Rose, W. (2008). Panduan Lengkap
Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian
Rakyat.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi III. Jakarta : Salemba Medika.
Praseyono. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu
Hamil. DIVA Press. Jogyakarta.
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 44 - 51
Paulina, scort.(2010). Internet. Picture
of hiperemesis gravidarum
pregnant women in maternity
hospital
Sonoma.http//:bglp.Scholer.co.
id di akses mei 2016
Proverawati A, S. A. (2009). Buku Ajar Gizi
Untuk Kebidanan Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rahmawati, eni nur. (2011). Dasar-Dasar
Kebidanan. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Rahmawati, eni nur. (2011). Ilmu Praktis
Kebidanan. Victory Inti Cipta:
Surabaya
Rismayanthi, Cerika. (2010). Internet. Bahan
Ajar Gizi Olahraga Status Gizi.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files
/pendidikan/CirekaRismayanthi,S.Or.
/StatusGizi(1)pdf. Diakses tanggal 14
April 2015.
Rukiyah,Ai yeyeh. (2010). Ilmu Kebidanan IV
(Patologi Kebidanan). Tim (Trans Info
Media): Jakarta.
Runiari, nengah. (2010). Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Hiperemesis
Gravidarum. Salemba Medik: Jakarta.
Ruspita. (2012). Asuhan kehamilan. Internet.
http://e.Jurnal.Unair.ac.id/index.php/
44.ruspita,dent. Di akses pada 12
Mei 2016
Saifudin, R. (2006). Asuhan Kebidanan Dalam
Komunitas.
Jakarta:
Media
Ausculapeus.
Saimin, Juminten. (2008). Hubungan Antara
Berat Badan Lahir Dengan Status
Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran
Lingkar Lengan Atas. Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Subagio, Adi. (2013). Referensi Ilmiah
Mengenai Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
http://Adisubagio.blogspot.com.
25
Mei 2014.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri,
Ibnu Fajar. (2002). Penilaian Status
Gizi (edisi revisi). Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Sarwono, Prawirohardjo. (2005). Ilmu
Kebidanan. YBP-S:Jakarta.
. (2013). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri,
Ibnu Fajar. (2002). Penilaian Status
Gizi (edisi revisi). Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Supriasa, et al.. (2005). Penelitian Status Gizi.
EGC. Jakarta.
Sugiono. (2012). Memahami Penelitian
Kualitatif. PT manajemen SDM :
Jakarta
Soyfan, S. (2011). Statistika deskriptif untuk
Penelitian. Jakarta : LPFE.
Tiran. (20008). Tanya jawab seputar
kehamilan. Jakarta : Bhuana Ilmu
Varney, H., Jan M.K., Carolyn L.G. (2007).
Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta
: EGC.
Walsh, L, V. (2007). Buku Ajar Kebidanan
Komunitas. EGC. Jakarta.
Wiknjosastro, G.H. (2007). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wirjatmadi, Bambang. (2007) Gizi dan
Kesehatan
Balita.
Kencana
Prenadamedia Group : Jakarta
Download