HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS JAYA BARU BANDA ACEH KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’budiyah Banda Aceh Oleh: RAUDHATUL JANNAH NIM : 10010079 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013 ABSTRAK HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS JAYA BARU BANDA ACEH Raudhatul Jannah 1 , Rahmayani 2 XII + 35 Halaman : 1 Gambar, 4 Tabel, 12 Lampiran Latar Belakang : Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di puskesmas diketahui bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 224 orang. Dari penelitian data awal didapatkan dari 5 orang responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Bayi Lahir. 2 diantaranya mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah dan 3 diantaranya tidak mengalami Berat Badan Lahir Rendah. Berdasarkan permasalahan dilapangan maka peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Hubungan Kejadian Hiperemisis Gravidarum dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Metode Penelitian : Jenis penelitian menggunakan metode analitik dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru dengan pendekataan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang berjumlah 70 orang, pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Hasil Penelitian : Dari 70 responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah sebesar 62.1% sedangkan dari 70 responden yang tidak mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 80.5 %. Kesimpulan dan Saran : Ada Hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Hal ini dapat dilihat dari uji statistic chi-square dengann ilai p-value 0.001. Bagi Responden diharapkan kepada responden agar mempersiapkan diri dalam menghadapi kehamilan yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Bagi Instutusi Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai acuan pengetahuan mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes U’budiyah. Kata Kunci Sumber : Berat Badan Bayi Lahir, Hiperemesis Gravidarum : 10 dari buku ( 1998 – 2012 ) + 5 Internet. Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah 1 2 PERNYATAAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, November 2013 Pembimbing ( RAHMAYANI, SKM. M. Kes) MENGETAHUI: KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH ( NUZULUL RAHMI, SST ) PENGESAHAN PENGUJI Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, November 2013 Tanda Tangan PEMBIMBING : RAHMAYANI, SKM, M.Kes (____________________) PENGUJI I : RAHMADY, SKM (____________________) PENGUJI II : NUZULUL RAHMI, SST (____________________) MENYETUJUI MENGETAHUI KETUA STIKES U’BUDIYAH KETUA PRODI DIPLOMA III BANDA ACEH KEBIDANAN (MARNIATI, M.Kes) (NUZULUL RAHMI, SST) KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, dimana atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh”. Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini merupakan kewajiban yang harus di laksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Kebidanan STIKes U’Budiyah. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes selaku pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, S.T, Selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M. Kes. Selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST. Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 4. Maryani, SKM, M.Kes selaku pemimpin Di UPTD Puskesmas Jaya Baru. 5. Terima Kasih kepada pegawai UPTD Puskesmas Jaya Baru dan Seluruh Pasien di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru khususnya untuk ibu – ibu bersalin dengan Hiperemesis Gravidarum yang telah memberikan informasinya tentang Berat Badan Bayi Lahir . 6. Teristimewa buat Papa dan Mama yang telah memberikan pengorbanan baik material maupun do’a bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan pendidikan Akademi Kebidanan. 7. Adik, Kakek, Nenek dan Keluarga Besar semuanya yang telah memberikan do’a, dukungan dan semangat bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. 8. Untuk my beloved Fauzul Hazi yang telah banyak memberi motivasi dan semangat sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. 9. Untuk Echa, Dara, Cutbit, Pipit, Ge Fha, dan Siti Julita yang telah banyak bersusah payah membantu penelitian dalam membuat penelitian ini sehingga dapat terselesaikan 10. Teman-teman seangkatan yang telah banyak membantu khususnya untuk kelas IIIB angkatan 2010 sehingga selesainya penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang disebabkan oleh peneliti sendiri. Oleh sebab itu peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang terjadi tanpa kehendaknya. Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang terjadi tanpa kehendaknya. Banda Aceh, November 2013 Tertanda Peneliti DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. i ii iii iv v viii x xi xii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar Belakang ............................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Tujuan Penelitian .......................................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 1 1 5 5 5 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... A. Hiperemesis Gravidarum .............................................................. B. Berat Badan Bayi Lahir ................................................................ 7 7 14 BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. A. Kerangka Konsep ......................................................................... B. Definisi Operasional ..................................................................... C. Hipotesis ....................................................................................... 20 20 21 21 BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. A. Jenis Penelitian ............................................................................. B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... C. Populasi dan Sampel .................................................................... D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... E. Pengolahan Data ........................................................................... F. Analisa Data ................................................................................. 23 23 23 23 24 25 25 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 29 29 B. Hasil Penelitian ............................................................................. C. Pembahasan ................................................................................... 29 32 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... A. Kesimpulan ................................................................................... B. Saran ............................................................................................. 34 34 34 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 20 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................ 21 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hiperemisis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ........................................... 30 Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Lahir Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ........................................... 30 Hubungan Kejadian Hiperemisis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ........................................... 31 Tabel 5.2 Tabel 5.3 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Kuesioner Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Data Lampiran 6 : Surat Penelitian Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian Lampiran 8 : Master Tabel Lampiran 9 : Spss Out Put ( Analisa Univariat ) Lampiran 10 : Spss Out Put ( Analisa Bivariat ) Lampiran 11 : Lembaran Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 12 : Biodata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2000, terdapat 4 juta kematian neonatus (3 juta kematian neonatal dini dan 1 juta kematian neonatal lanjut). Hampir 99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Kematian tertinggi di Afrika (88 per seribu kelahiran), sedangkan di Asia angka kematian perinatal mendekati 66 bayi dari 1.000 kelahiran hidup. Bayi kurang bulan dan bayi berat lahir rendah adalah satu dari tiga penyakit utama kematian neoantus diantaranyta adalah Hiperemesis Gravidarum (Rahayu, 2009) Berdasarkan perkiraan organisasi kesehataan dunia World Health Organization (WHO) hampir semua (98%) dari Lima juta kematian neonatal terjadi di Negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada priode neonatal dini. Umumnya terjadi karena Hiperemesis Gravidarum yang menyebabkan Berat Badan lahir kurang dari 2500 gram. Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan pertahun adalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hampir semua terjadi di Negara berkembang (Dinkes, 2009). Angka kematian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah denan daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan target rentang 2.1% - 17,2%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang di tetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Pantiawati, 2010). Salah satu dampak dari Hiperemesis Gravidarum di Provinsi Aceh pada tahun 2009 adalah BBLR dengan presentase 0.56% dari jumlah kelahiran hidup yang ditimbang sedangkan pada tahun 2008 adalah 0.49%. Kehamilan merupakan hal yang fisiologi. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksi dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin hamil muda. Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaaan bahaya (Kusmiyati,2008) Pada ibu hamil, terutama pada trimester I sering timbul gejala mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) merupakan gejala yang wajar. Biasanya terjadi pada pagi hari (Morning sickness), tetapi dapat pula timbul pada saat siang dan malam. Perasaan mual terjadi karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Gejala - gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah ini terjadi 60% – 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Satu dari seribu wanita hamil gejala-gejala ini menjadi lebih berat yang di sebut Hipermesis Gravidarum (Prawirohardjo, 2007). Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Manuaba, 2004) Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidras. sehingga cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Mual dan muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim. Pada tingkat yang lebih berat hiperemesis dapat mengancam jiwa ibu dan janin sehingga pengobatan perlu segera diberikan. (Winkjasastro, 2005). Hiperemesis gravidarum dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan dengan cara pemeriksaan kehamilan secara teratur dengan penanganan yang baik hiperemesis dapat teratasi dengan memuaskan. (Prawirohardjo, 2007). Penyebab hiperemesis gravidum belum diketahui secara pasti, perubahanperubahan anatonik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekuranagan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahaan metabolik, faktor psikologis keretakkan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pagi 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari. Rasa mual biasanya mulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan ke empat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya sampai 9 bulan (Khaidirmuhaj,2009). Beberapa dampak lain dari terjaadinya kondisi hiperemesis gravidarum pada wanita hamil menurut Mochtar (2001) yaitu dapat terjadi pendarahan berupa bercak pada otak, pendarahan sub endokardial pada jantung, pucatdegenerasi pada tubuli kontorti ginjal dan kemungkinan adanya hepar pada tingkat ringan. Penanganan yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut salah satunya dengan cara memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan rasa takut dan menghilangkan faktor psikis . Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di puskesmas diketahui bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 224orang. Dari penelitian data awal didapatkan dari 5 orang responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Bayi Lahir. 2 diantaranya mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah, dan 3 diantaranya tidak mengalami Berat Badan Lahir Rendah. Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian bagaimana adalah Adakah hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan kejadian Hiperemisis Gravidarum dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya BaruBanda Aceh. D. Manfaat Penelitian 1. sBagi Responden Sebagai pengalaman untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengalaman ibu hamil tentang Hiperemesis Gravidarum denganBerat Badan Bayi Lahir. 2. Bagi UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang hiperisemesis gravidarum 3. Bagi Instutusi Pendidikan STIKes U’Budiyah Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai asuhan pengetahuan mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes U’Budiyah. 4. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian lapangan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hiperemesis Gravidarum 1. Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari sehingga keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan yang diminum sehingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, timbul aseton dalam kencing ( Manuaba, 1998) 2. Etiologi Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu : a. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. b. Masuknya vili kharialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik. c. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak. d. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, serta takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. 3. Patologi a. Hati Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. b. Jantung Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd c. Otakbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb Ada kalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicle dapat dijumpai. d. Ginjalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada tabulikonturti. 4. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu : a. TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung. b. TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadangkadang naik dan mata sedikit ikterik, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing. c. TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati. 5. Diagnosa Diagnosas Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ 6. PenatalaksanaanMSDVCSDFDVF a. Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin. b. IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan atau minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. c. TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. d. CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJG Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. e. PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJ Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandungan diantaranya : 1. GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH a. Delirium b. Apatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk c. Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle 2. GangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJ a. Pendarahanbretina` b. Kemunduran penglihatan 3. Gangguan fatalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVC a. Hatibdalambbentukbikterus b. Ginjalbdalambbentukbanuria c. Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat d. Tekanan darah menurun 7. Diet Hiperemesis Gravidarum a. Tujuan Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. b. Syarat Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah: 1. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total 2. Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total 3. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total 4. Makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari 5. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil 6. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam 7. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien c. Macam-macambDiet Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu: 1. DietbHiperemesisbI Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama. 2. DietbHiperemesisbII Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi. 3. DietbHiperemesisbIII Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi. a. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : 1. Roti panggang, biskuit, crackers 2. Buah segar dan sari buah 3. Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirup, kaldu tidak berlemak, teh dan kopi encer b. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan. B. Berat Badan Bayi Lahir Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir (Linda, 2012). a. Pengertian Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. b. Macam – macam Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram 3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut: 1) Umur Ibu Hamil Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dan dua sampai empat kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur (Linda, 2012). Pada umur yang masih muda, perkembangan organ - organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan (Linda, 2012). Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan (Linda, 2012). Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi 12 dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. (Linda, 2012). Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebainya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Linda, 2012). 2) Umur kehamilan Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin, semakin tua kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada umur kehamilan 28 minggu berat janin ± 1000 gram, sedangkan pada kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di perkirakan mencapai 2500 – 3500 gram (Linda, 2012). Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi berat lahir bayi, semakin lama kehamilan berlangsung sehingga melampaui usia aterm, semakin besar kemungkinanya bayi yang akan dilahirkan mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan kronis (Linda, 2012). 3) Status Gizi Hamil Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Linda, 2012). Mual Muntah yang ibu akan berpengaruh terhadap Status gizi pada trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat – zat atus gizi semakin meningkat jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh janin. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil tersebut, dapat menggunakan beberapa cara antara lain : dengan memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar lengan atas (LLA). Dan mengukur kadar Hb. Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan (Linda, 2012). Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil (Linda, 2012). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil juga sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinya dibawah 11 gr/dl. Data depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko menambah bayi berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Linda, 2012). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin (Linda, 2012). 4) Pemeriksaan Kehamilan Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Linda, 2012). 5) Kehamilan ganda Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan persalinan premature dengan BBLR. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia hamil yang dapat menggangu pertumbuhan janin dalam rahim (Linda, 2012). 6) Penyakit Saat Kehamilan Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah penkreas tidak cukup produksi insulin / tidak dapat gunakan insulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran,bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi (Linda, 2012). Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes. Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat mengganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Linda, 2012). BAB III KERANGKA KONSEP A.Kerangka Konsep Penelitian Kerangka Konsep penelitian ini sesuai dengan teori Rohmah 2004, Mual muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda, terutama ditemukan pada pada primigravida, kehamilan ganda, dan mola hidatidosa. Hiperemesis berarti suatu keadaan dimana pasien hamil muda mengalami mual-muntah yang berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan si ibu sehari-hari.Hiperemesis gravidarum dapat juga menyebabkan berat badan lahir rendah, maka kerangka konsep dapat dikembangkan sebagai berikut: Variabel independent Variabel Dependent Hiperemsis Gravidarum Berat Badan Bayi Lahir Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian B.Defenisi Operasional No Variabel Variabel Dependent Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Berat Badan Kelahiran Bayi Lahir bayi Variabel Independent 1 Hiperemesis Mual muntah Gravidarum di pagi hari yang dialami ibu sehingga mengalami dehidrasi. Melihat data Melihat pada buku data KIA pada buku KIA BBLR Ordin yaitu al kurang dari 2500 gr BBLN yaitu antara 2500 gr – 4000 gr Menyebarkan Angket Ya x ≥ Ordin 38.2 al Tidak x ≤ 38.2 Kuesio ner C. Hipotesis 1. Ha : Ada hubungan antara hiperemesis garvidarum dengan berat badan bayi lahir BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah Analitik dengan menggunakan pendekatan cross secctional yaitu variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini dikumpulkan dalam waktu bersamaan untuk mengetahui Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Terhadap Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTDPuskesmas Jaya Baru Banda Aceh. 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013 s/d 04 September 2013. C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang telah melahirkan dengan usia bayi 0 sampai 1 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh yang berjumlah 224 orang. 2. Sampel Tehnik pengambilan sampel dengan metode total samping yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukan oleh slovin (Notoatmodjo, 2003 ) yaitu : = 70 D. Tehnik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data Primer diperolah langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Lampoh Dayauntuk mengetahui kejadian hiperemesis gravidarum dengan berat badan bayi lahir. E. Pengolahan Data Menurut Budiarto (2001) pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu,harus dilakukan dengan baik dan benar. 1. Editing yaitu kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir kuesioner sehingga jawaban sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. 2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. 3. Tabulating yaitu data yang telah dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 4. Analysis yaitu data yang sudah dikumpulkan dan di-entry, dianalisis dengan menggunakan uji statistik. F. Analisa Data Setelah dilakukan pengolahan data maka analisis data yang akan dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu program Statistical Program For Social Science (SPSS) versi 16.00 yang akan dilakukan secara statistik Analitik. Analisis data yang dilakukan meliputi : 1. Analisia Univariat Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap – tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel ( Notoatmodjo, 2005) kemudian ditentukan presentase ( p ) dengan menggunakan Rumus sebagai berikut : P= Keterangan : P = Presentase f = frekuensi yang teramati n = Jumlah sampel 2. Analisa Bivariat Analisa Bivariat merupakan hasil dari variabel independen yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa di lakukan analisa statistik dengan menggunakan uji data chi- square test pada tingkat kemaknaanya adalah 95 % (P<0,05), sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program perhitungan uji chi- square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila P lebih kecil dari alpha (P<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel dependent dengan variabel independent. Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan dilakukan analisa dengan menggunakan tabel silang yang dikenal dengan Baris X Kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Skor diperoleh dengan menggunakan metode statistic Chi – Square Test (X2) dengan rumus sebagai berikut Budiarto (2002) X2 = ∑ Keterangan : 0 = Frekuensi Observasi ∑ = Frekuensi Harapan Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekuensi harapan (expected frequensi) kurang dari 20%, maka di lakukan marjer sel (grouping) atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Jika setelah dilakukan pengabungan sel sehingga membentuk tabel conyingecy 2 x 2 dan masih terdapat nilai frekuensi harapan kurang dari 5, maka akan dilakukan upaya koreksi dengan menggunakan formula Yate’s Correction, yaitu : X2 = ∑ Adapun ketentuan yang dipakai dalam uji statistic ini adalah : 1. Ho di terima, jika X2 dihitung < X2 tabel atau p – value ≥ α (0.05) artinya tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan terjadinya berat badan lahir pada ibu bersalin di wilayah kerja UPTD puskesmas Jaya Baru 2. Ho ditolak, jika X2 dihitung > X2 tabel atau p – value < α (0,05) artinya ada hubungan antara variabel yang di teliti terjadinya berat badan lahir pada ibu bersalin di wilayah kerja UPTD puskesmas Jaya Baru. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Lampoh Daya merupakan Puskesmas yang baru diresmikan pada tanggal 06 April 2006, Secara demografi Puskesmas Lampoh Daya berada di Desa Lampoh Daya Kecamatan Jaya Baru yang terletak lebih kurang 6 km dari pusat kota Banda Aceh, Dengan luas wilayah kerja 383,20 Ha. Kecamatan Jaya baru berbatasan dengan : 1. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Peukan Bada 2.Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Darul Imarah 3.Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Banda Raya 4.Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Meuraxa Puskesmas Lampoh Daya mempunyai wilayah kerja yang mencakup sembilan desa di kecamatan jaya baru dengan jumlah kepala keluarga 7.330 dan jumlah 26.177 penduduk jiwa. B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru. Dari data yang di kumpulkan terdapat 70 orang sampel ibu bersalin dengan usia bayi 0 – 1 tahun di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru. Dta yang di kumpulkan melalui kuesioner dan observasi. Data dari hasil penelitian ini akan di sajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. Hiperemesis Gravidarum Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hiperemesis Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru No Hiperemesis Gravidarum Frekuensi Presentasi 1 Ya 29 41.4 2 Tidak 41 58.6 Total 70 100 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa, dari 70 orang responden, yang mengalami Hiperemesis Gravidarum yaitu 29 orang (41.4%) Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru No BeratBadanBayiLahir Frekuensi Persentasi 1 BBLN 44 62.9 2 BBLR 26 37.1 70 100 Sumber : Data Sekunder Diolah Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat dari 70 orang responden, mayoritas Berat Badan Bayi LahirNormal sebanyak 62.9% (44 orang). 2. AnalisaBivariat Tabel 5.3 Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh Berat Badan bayi Lahir Uji Jumlah Hiperemesis No BBLN Statistik BBLR Gravidarum 1 Ya F % F % F % 11 37.9 18 62.1 29 100 0.000 2 Tidak 33 Jumlah 44 80.5 8 26 19.5 41 100 70 Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa dari 70 responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarumdan Berat Badan Lahir Rendah sebsar 62.1% sedangkan dari 70 respondenyang tidak mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 80.5 %. Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% di peroleh nilai p value 0,000 yang berarti lebih kecil dari α- value (0.005). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. C. Pembahasan Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa dari 25 responden yang mengalami hiperemesis gravidarum, dan Berat Badan Lahir Rendah sebsar 64% sedangkan dari 25 respondenyang tidak mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 84%. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan berat badan bayi lahir 100% di peroleh nilai p-value 0.001 berarti lebih besar dari α – value (0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Penelitian sejenis yang peneliti temui adalah penelitian yang dilakukan Juminten Saimin, IMS. Murah Manoe(2004) dengan judul penelitian “hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi ibu berdasarkan ukuran lingkar lengan atas “. Didapatkan ada Hubungan Antara Hiperemesis Gravidarum Dengan Nberat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh (p-value = 0. 170) Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005). Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jampertama setelah lahir (Linda, 2012) Berat Bayi Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (IDAI, 2004) Peneliti beramsusi bahwa hiperemesis gravidarum mempengaruhi hubungan berat badan bayi lahir, sebabmual dan muntah berlebihan pada wanita hamil yang sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dapat memperburuk keadaan umum ibu. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Ada hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Hal ini dapat dilihat dari uji statistik chi-square dengan nilai p-value 0.000 yang berarti lebih kecil dari α-value 0.05. B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan kepada responden agar mempersiapkan diri dalam menghadapi kehamilan yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. 2. Bagi UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh Diharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu bahan masukan bagi pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang Hiperisemesis Gravidarum 3. Bagi Instutusi Pendidikan STIKes U’Budiyah Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai asuhan pengetahuan mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes U’Budiyah. 4. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian lapangan. DAFTAR PUSTAKA Budiarto Eko, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat, buku kedokteran EGC: Jakarta Dinkes, 2009 WHO, http://www.Google.com. di akses pada tanggal 15 Juli 2013 Hidayat Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data, Salemba medika: Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2004. Bayi Berat Lahir Rendah, Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Jakarta Khaidirmuhaj, 2009. Askep Nifas Dengan Perdarahan Post Partum,http:/ Blogspot.com di akses pada tanggal 12 januari 2013 Kusmiyati, 2008 Komplikasi Dalam kehamilan, PT Rineka Cipta: Jakarta Linda, 2012. Bidan delima, http://bidankudelima.blogspot.com. di akses pada tanggal 15 juli 2013 Manuaba, 2004. Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC Mochtar, 1998. Sinopsisi Obstetri. Delfi Lautan. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta : EGC Notoadmojo soekidjo, 2005 Metodelogi Penelitian. PT Rineka Cipta: Jakarta Prawirohardjo Sarwono, 2005. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Prawirohardjo Sarwono, 2007. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Rahayu, 2009. Angka Kematian Bayi, http://google.com, diakses pada tanggal 20 Juli 2013 Rohmah. 2004. Hiperemesis gravidarum, http://www.Google.com. di akses pada tanggal 15 Juli 2013 Winkjasastro, 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo : Jakarta