BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Pada awal bulan kehamilan, biasanya hanya saat bangun dari tidur pagi hari ibu hamil muntah atau emesis gravidarum (Farrer, 2005). Emesis gravidarum terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan (Maramis, 2006), diperlukan pengetahuan seorang ibu hamil tentang emesis gravidarum agar tidak terjadi komplikasi kehamilan dan gizi buruk (Admin, 2005). Para peneliti dari Liverpool University menyebutkan bahwa pada awal masa kehamilan, morning sickness seringkali merupakan hari yang sangat menakutkan bagi ibu hamil yang menyebabkan menurunnya nafsu makan dan kurangnya asupan makanan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin (Susilo, 2004). Berdasarkan suatu kajian bahwa 95% wanita yang mempunyai diet yang baik akan mempunyai bayi yang sehat dan dari wanita yang makan gizi buruk hanya 8% mempunyai bayi dengan kesehatan baik (Curtis, G, 2000). Mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Menurut Suririnah (2005), hampir 5090% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan 8–12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu. Mual (nausea) dan 1 2 muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering terjadi pada 60-80 % Primigravida dan 40-60 % Multigravida. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2010 (Depkes, 2010), AKI di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, sedangkan AKB (angka kematian bayi) di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, dehidrasi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Timur kejadian hiperemesis gravidarum di Jawa Timur sebesar 412.188 atau 70% dari 594.265 jumlah kehamilan di Jawa Timur (DepKes RI, 2013). Di Kabupaten Ponorogo tahun 2012 terdapat 14.304 Ibu hamil dan 71% atau 10.156 ibu hamil mengalami emesis gravidarum (Dinkes Ponorogo). Pada wilayah Polindes Ngrayun tanggal 25 Juli 2014 sampai 25 agustus 2014 sejumlah 62 ibu hamil, jumlah ibu hamil dengan usia trimester 1 sebanyak 38 ibu hamil, yang mengalami emesis gravidarum pada trimester 1 hampir seluruhnya (Rekam Medis Polindes Ngrayun, 2014) Berdasarkan studi pendahuluan tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil trimester I Tentang Emesis Gravidarum di Polindes Ngrayun, Wilayah kerja Puskesmas Ngrayun, Kabupaten Ponorogo pada tanggal 2 Mei 2014 dengan menggunakan kuesioner pada 10 responden, didapatkan 5 atau 50% Ibu Hamil trimester I berpengetahuan Kurang Tentang Emesis Gravidarum , 3 atau 30% Ibu Hamil trimester I berpengetahuan baik Tentang Emesis Gravidarum, dan 2 atau 20% Ibu Hamil trimester I berpengetahuan cukup Tentang Emesis Gravidarum 3 Menurut Perawirohardjo (2008), mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan.Tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urine (Yuni, 2009). Hipokalemia dapat terjadi akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan, selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lendir lambung dan esofagus dapat rusak, sehingga dapat terjadi perdarahan gastrointestinal. Masalah psikologis juga dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan. Masalah psikologis seperti kehamilan yang tidak diinginkan, beban kerja atau finansial, ambivalensi, kecemasan, konflik dan ketidaknyamanan fisik.Masalah ekonomi juga dapat mempengaruhi keadaan mual dan muntah dalam kehamilan, seperti kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan yang akan datang dapat menyebabkan kekhawatiran yang membuat wanita merasa tidak sehat, terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja secara total setelah melahirkan (Denise, 2008). Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat dan frekuensi buang air kecil menurun derastis sehingga cairan tubuh semakin berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan kejaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan dan oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009). 4 Pengetahuan merupakan domain terbentuknya tindakan seseorang. Dalam yang sangat masalah penting untuk kehamilan emesis gravidarum, diperlukan pengetahuan ibu dari berbagai sumber yang terpercaya media cetak, media elektronik, petugas kesehatan dan penyuluhan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil terutama penyebab emesis gravidarum dan cara penanganan secara mandiri atau secara medis agar tidak timbul komplikasi. Pada penanganan mandiri dengan makan sering dalam porsi kecil, menghindari makanan berbau tajam, ngemil crackers setelah bangun pagi, makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, meminta dukungan dari pasangan dan menggurangi stress. Untuk penanganan medis dengan kolaborasi dokter selain memberi obat anti mual muntah dan akupuntur Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil trimester I Tentang Emesis Gravidarum di Polindes Ngrayun, Wilayah kerja Puskesmas Ngrayun, Kabupaten Ponorogo”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil trimester I Tentang Emesis Gravidarum di Polindes Ngrayun, Wilayah kerja Puskesmas Ngrayun, Kabupaten Ponorogo?” C. Tujuan Penelitian Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil trimester I Tentang Emesis Gravidarum di Polindes Ngrayun, Wilayah kerja Puskesmas Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. 5 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian yang sekiranya dapat diambil adalah: 1. Manfaat teoritis Membantu memberikan informasi ilmiah dibidang kesehatan khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu hamil trimester I tentang Emesis Gravidarum. 2. Manfaat praktis a. Bagi responden Sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang emesis gravidarum dan penyebab. Sehingga ibu hamil trimester I melakukan penanganan emesis gravidarum secara mandiri atau tindakan medis. b. Bagi peneliti lebih lanjut Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sebagai referensi untuk meneliti lebih lanjut. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pentingnya emesis gravidarum, sekaligus mendapatkan data penelitian dan untuk mengaplikasikan teori tentang metode penelitian. d. Bagi Tempat Penelitian Sebagai salah satu masukan dalam pengambilan kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan terutama pentingnya Pengetahuan Ibu Hamil trimester I Tentang Emesis Gravidarum.