1 asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum di

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
DI BPM NY INDAH PURWATI,SST,M.MKES. SIDOKATON KUDU
JOMBANG
SUCI WIDYA MARTHA SARI
1211010083
SUBJECT:
Ibu hamil, emesis gravidarum
DESCRIPTION:
Perasaan mual dan muntah sering dialami ibu yang sedang hamil. Mual dan muntah
yang berlebihan juga menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang dan terjadi
hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah sehingga dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin. Tujuan study kasus adalah mengetahui asuhan
kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan emesis gravidarum melalui pendekatan
manajemen kebidanan 5 langkah.
Studi kasus dilakukan di BPM Ny Indah Purwati,SST,M.MKes. Sidokaton Kudu
Jombang, subyek studi kasus ibu hamil Ny. I dengan emesis gravidarum, waktu studi kasus
pada tanggal 26-29 April 2015, proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui lima
langkah, yaitu pengkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, rencana
asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan kebidanan pada Ny. I umur 24 tahun UK: 11 minggu dengan emesis
gravidarum. KU ibu: baik, kesadaran: composmentis, TTV : TD : 110/70 mmHg, N :
82x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,2ºC, BB turun dari 52 kg menjadi 51 kg. turgor kulit
kering dan perut hipertimpani. Rencana asuhan yang diberikan pada kasus emesis
gravidarum adalah melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga, memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis
gravidarum, menganjurkan ibu agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, anjurkan
makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering, sarankan ibu untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang digoreng, mentega, margarin, minyak dan tidak berbau menyengat.
Pada pemberian asuhan kebidanan pada Ny. I dengan emesis gravidarum penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada. Ibu harus memeriksakan
kehamilannya secara teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada emesis gravidarum dan menganjurkan klien untuk mencari informasi
ke tenaga kesehatan.
ABSTRACT:
Nausea and vomiting often experienced by women who are pregnant. Excessive
nausea and vomiting also causes body fluid on the wane and there is hemoconcentration
can slowing down blood circulation so that it can affect fetal growth. The purpose of the
case study was to determine the appropriate midwifery care in pregnant mothers with
emesis gravidarum through 5 steps approach of midwifery management.
Case study conducted in BPM Ny Indah Purwati, SST, M.MKes. Kudu, Sidokaton,
Jombang, the subject of case study was Mrs. I pregnant mother with emesis gravidarum, a
case study was on 26-29 April 2015, midwifery management process completed through
the five steps, namely the assessment of midwifery care data, determination of midwifery
diagnosis, midwifery care plan, implementation and evaluation.
1
Midwifery care in Mrs. I at the age of 24 years gestational age: 11 weeks with
emesis gravidarum. General state of mother: good, consciousness: composmentis, vital
signs: BP: 110/70 mmHg, P: 82x / min, RR: 22x / minute, T: 36,2ºC, body weight fell from
52 kg to 51 kg. turgor dry and stomach was hipertimpani. Plan of care provided in the case
of morning sickness was to approach mothers and families, providing communication,
information and education (IEC) about young pregnant can always be accompanied by
morning sickness, advised to mothers not to be too quick getting out of bed, recommended
to eat in small servings, but more frequent, advised to mothers not to eat fried foods, butter,
margarine, oil and not smelly.
In the provision of midwifery care in Mrs. I with emesis gravidarum researcher did
not find a gap between theory and cases. Mothers should checkups regularly in order to
promptly detect complications which may occur in the morning sickness and encourage
clients to seek information to medical personnel.
Keywords: Pregnant mothers, emesis gravidarum.
Contributor
: 1. Sri Wardini, S.ST., M.Kes.
2. Nurun Ayati K, SST., M.Kes.
Date
: 19 Juni 2015
Type Material : Laporan Penelitian
Identifier
:-
Right
: Open Document
Summary
:
LATAR BELAKANG
Perasaan mual dan muntah sering dialami ibu yang sedang hamil. Wanita hamil
akan mengalami proses penyesuaian tubuh terhadap kehamilan. Mual dan muntah pada
kehamilan disebut dengan emesis gravidarum. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
ada yang timbul setiap saat dan malam hari (Winkjosastro, 2007). Setiap wanita hamil
akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa,
tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah
setiap saat (Maulana, 2008). Muntah yang lebih dari sepuluh kali sehari atau mual terus
menerus yang terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan ini akan berlanjut menjadi
emesis gravidarum sehingga tubuh ibu menjadi lemah, muka pucat, dan frekuensi buang
air kecil menurun drastis. Mual dan muntah yang berlebihan juga menyebabkan cairan
tubuh semakin berkurang dan terjadi hemokonsentrasi yang dapat memperlambat
peredaran darah sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin (Hidayati, 2009).
Angka kejadian emesis gravidarum pada Word Health Organisation (WHO)
memperkirakan bahwa sedikitnya 14% dari semua wanita hamil yang terkena emesis
gravidarum (WHO, 2010). Menurut (Depkes) 2010 juga memperkirakan 10% wanita
hamil yang terkena emesis gravidarum. Angka kejadian emesis gravidarum di Indonesia
yang di dapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat di observasi secara lengkap adalah 543
orang ibu hamil yang terkena emesis gravidarum. Di Jawa Timur pada tahun 2011, 67,9%
wanita hamil mengalami emesis gravidarum yang dikenal dengan istilah morning sickness
(rasa mual di pagi hari). Angka kejadian mual muntah ini terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida (Junianto, 2012).
2
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Gayaman pada bulan
Januari-Maret 2015 terdapat 15 ibu hamil, dari jumlah tersebut sebanyak 8 ibu mengalami
emesis gravidarum. Dari wawancara yang dilakukan kepada 1 ibu yang mengalami emesis
gravidarum menjelaskan bahwa ibu sering mengalami mual dan sampai muntah yang
terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan. Ibu menjelaskan bahwa sering mengalami
dehirasi (kekurangan cairan dan elektrolit) dan nafsu makan berkurang.
Emesis gravidarum disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor
predisposisi seperti primigravida, hidramnion, kehamilan ganda, mola hidatidosa dan
faktor psikologis seperti rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, kehilangan
pekerjaan (Suparyanto, 2011). Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi, hiponatremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang
mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya toksik. Pemakaian
cadangan karbohidtrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan elserasi yang berlebihan selanjutnya
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung
dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gestasionale (Nenk,
2010).
Tenaga kesehatan atau bidan hendaknya selalu memberikan penjelasan dan
motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil tentang mual muntahnya, termasuk di
dalamnya tentang emesis gravidarum mengenai penyebab, gejala dan dampaknya. Dengan
maksud menambah pengetahuan ibu hamil. Juga tentang ibu hamil yang terkena emesis
gravidarum. Makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit tapi sering, ibu di
sarankan tidak terlalu terbebani adanya masalah rumah tangga dan Mengoptimalkan akses
informasi dan akses pelayanan kesehatan sehingga mempermudah masyarakat dalam
memcari informasi yang butuhkan.
Dari fenomena diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum di BPM Ny Indah
Purwati,SST,M.MKes. Sidokaton Kudu Jombang.
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dilakukan di BPM Ny Indah Purwati,SST,M.MKes. Sidokaton Kudu
Jombang, subyek studi kasus ibu bersalin Ny. “I” dengan emesis gravidarum, waktu studi
kasus pada tanggal 26-29 April 2015, proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui
lima langkah, yaitu pengkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan,
rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kasus ini pengkajian diperoleh data subyektif ibu hamil Ny. I ibu mengatakan
ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan usianya 24
tahun, ibu mengatakan HPHT 8 Februari 2015, mengeluh sejak 3 hari yang lalu mual dan
muntah kurang lebih 4-5x/hari pada pagi hari, sedangkan pada data obyektif didapatkan
hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg,
N : 82x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,2ºC, BB turun dari 52 kg menjadi 51 kg. turgor kulit
kering dan perut hipertimpani.
Pada pengkajian ini data yang dikumpulkan adalah data subyektif dan data obyektif
dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum
didokumentasikan (Wildan, 2009). Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai
penyebab emesis gravidarum adalah pada primigravida. Primigravida yaitu seorang wanita
hamil yang untuk pertama kali. (Prawirohardjo, 2005).
3
Hasil dari data pengkajian sebagian besar sesuai dengan teori asuhan kebidanan
pada emesis gravidarum. Data hasil pengkajian menunjukkan bahwa karakteristik ibu
dengan emesis gravidarum adalah primigravida (kehamilan pertama). Pada langkah
pengkajian penulis terdapat kesamaan antara teori dan kasus asuhan kebidanan.
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu Asuhan
kebidanan pada Ny “I” G1P00000 UK 11 minggu, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum
ibu baik dengan emesis gravidarum. Masalah ibu muntah yang berlebihan dan pemasukan
yang tidak adekuat dan nyeri pada epigastrum. Kebutuhan yang diberikan adalah memberi
suport mental pada ibu dan memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami
oleh ibu.
Teori pada asuhan kebidanan pada kasus emesis gravidarum adalah kekurangan
cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak
adekuat dan nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang (Mansjoer,
2009). Kebutuhan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum tercatat dalam diagnosa dan
masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data, sebagai contoh pada kasus
emesis gravidarum adalah memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu
(Mansjoer, 2009).
Pada langkah diagnosa, masalah yang ditegakkan terdapat kesamaan dengan teori
asuhan kebidanan. Masalah pada kasus ini adalah muntah yang berlebihan dan intake cairan
dan nutrisi tidak adekuat serta nyeri pada epigastrum yang dikarenakan rasa mual pada perut.
Kebutuhan yang diberikan adalah memberi KIE tentang mual muntah yang sedang dialami
oleh ibu.
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus emesis gravidarum adalah melakukan
pendekatan kepada ibu dan keluarga, memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum, menganjurkan ibu agar
tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, anjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi
lebih sering, sarankan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng, mentega,
margarin, minyak dan tidak berbau menyengat.
Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya
maka rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan
dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana
evaluasi (Sari, 2012). Teori rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan adalah
melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum, menganjurkan ibu agar
tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur menganjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi
lebih sering dan menyarankan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng,
mentega, margarin, minyak dan tidak berbau menyengat (Manuaba, 2010).
Pada langkah intervensi penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada dilahan. Rencana yang diberikan adalah komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum dan nasihat
diet, ibu dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.
Pada kasus pelaksaan asuhan yang diberikan adalah melakukan pendekatan kepada
ibu dan keluarga, menjelaskan pada ibu mengenai keluhan-keluhan yang dialaminya saat
ini, memberikan nasehat pada ibu agar tidak segera bangun dari tempat tidur pada pagi hari,
menganjurkan pada ibu untuk diet yaitu makan dengan porsi sedikit tapi sering dan
menghindari makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah, menganjurkan pada
ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng, mentega, margarin, minyak dan
tidak berbau menyengat, menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup selama di
rumah.
4
Memantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi, mencatat intake dan output
yaitu dengan mengkaji pola nutrisi dan eliminasi, menganjurkan untuk minum 3 liter air
mineral dan air yang mengandung elektrolit seperti air kelapa dan minuman isotonik dalam
sehari, mengkaji tingkat nyeri yaitu ibu mengatakan mengalami nyeri sedang pada bagian
dari dinding perut di atas pusar, menganjurkan ibu untuk mengatur posisi ibu dengan
kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan, mengobservasi kebersihan mulut ibu
sesudah dan sebelum makan, yaitu keadaan mulut kurang bersih sehingga dianjurkan untuk
menggosok gigi setelah makan, mengalihakan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan
yaitu dengan mendengarkan musik kroncong, menganjurkan ibu untuk beristirahat dirumah
dan tidak melakukan aktivitas yang berat, memberikan vitamin pada ibu sesuai dengan
advis bidan yaitu Omedom 3 tablet/hari, Triosid 3 tablet/hari dan Caviplex 1 tablet/hari.
Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang
sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus
yang memerlukan tindakan di luar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan
kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien
juga perlu dicatat (Sari, 2012).
Pada langkah ini pada dasarnya prosedur pelaksanaan pada praktik telah sesuai
dengan teori, hanya ada perbedaan dalam tindakan yang disesuaikan dengan keadaan ibu
namun dalam tindakan ini sudah dilakukan eksplorasi pada kasus Ny. I dan penyesuaian
sesuai dengan advis bidan yaitu pemberian obat dan vitamin omedom untuk meredakan
rasa muntah, triosid untuk meredakan rasa mual dan caviplex untuk memberikan asupan
vitamin tambahan.
Pada kasus emesis gravidarum didapatkan hasil :
1. Keadaan umum baik
2. Kesadaran composmentis
3. TD :110/70 mmHg RR : 20 x/menit
4. N : 84 x/menit,
S : 36,3ºC
5. Mata : Tidak pucat, conjungtiva merah muda, sklera putih, mulut : Bersih tidak
stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak berdarah,.
6. Ibu sudah tidak mual dan muntah lagi
7. Nafsu makan meningkat.
Evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen
kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah
manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi/analisis masalah
selanjutnya bila diperlukan (Sari, 2012). Sedangkan pada teori evaluasi pada asuhan
kebidanan emesis gravidarum menurut Varney (2007) adalah: keadaan umum baik, mual
dan muntah berkurang, ibu dan janin sehat, nafsu makan sudah baik dan tidak terjadi
hiperemesis gravidarum.
Pemberian asuhan kebidanan pada Ny I dengan emesis gravidarum yang
dilaksanakan telah kriteria hasil. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan. Skala nyeri = 5 (nyeri sedang) sedangkan
pada data perkembangan I skala nyeri = 4 (nyeri ringan), data perkembangan II skala nyeri = 2
(nyeri ringan) dan data perkembangan III menunjukkan skala nyeri = 0 (tidak nyeri) dan ibu
sudah tidak mengalami mual muntah.
5
Simpulan
Kesimpulan dari studi kasus yang berjudul asuhan kebidanan pada Ny “I” G1P00000
UK 11 mg hidup, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik dengan emesis
gravidarum yaitu :
1. Pada tahap pengkajian data terhadap ibu hamil Ny “I” G1P00000 UK 11 minggu, dengan
emesis gravidarum tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada dilahan
2. Diagnosa masalah tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada dilahan.
3. Pada tahap perencanaan penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada dilahan.
4. Pelaksanaan tindakan pada Ny. I dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
dibuat.
5. Pada langkah evaluasi penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada dilahan.
Rekomendasi
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah buku referensi dan sumber bacaan diperpustakaan, untuk
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya tentang ibu hamil trimester I dengan
emesis gravidarum.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya melakukan pengkajian tentang asuhan kebidanan yang
tepat pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.
3. Bagi Responden
Klien harus memeriksakan kehamilannya secara teratur agar dapat segera
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada emesis gravidarum dan
menganjurkan klien untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.
4. Bagi Institusi Pelayan Kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan emesis gravidarum. Bidan hendaknya selalu menerapkan
konsep asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu memberikan
penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.
Alamat Correspondensi :
- Email
: [email protected]
- No. HP
: 085707778986
- Alamat
: Dusun Wates Lor RT.10/RW.04 Desa Balongwono Kecamatan
Trowulan Kabupaten Mojokerto
6
Download