5264

advertisement
PENGELOLAAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA NY. S DENGAN
HIPERMESIS GRAVIDARUM DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
Angela P Martins1, Eko Mardiyaningsih2, Dewi Siyamti3
[email protected]
ABSTRAK
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimanakan dan diminum dan dimuntahkan
sehinggan mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari- hari, berat badan menurun,
dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, dan
sebagainya.
Pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan
dimana individu mengalami kejadian penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan
atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuahan metabolik. Tujuan penulisan ini
untuk mengatahui pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawat dan pemberian
pendidikan kesehatan. Pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara observasi dan pemeriksaan fisik.
Hasil pengelolaan didapatkan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pendidikan
kesehatan hiperemesis gravidarum yang diberikan dan mampu mengenal masalah kesehatan yang
terjadi pada keluarga serta mau melakukan kunjungan kepelayanan kesehatan secara rutin untuk
memeriksakan kehamilan dan kesehatannya.
Diharapakan bagi tenaga kesehatan yang ada di daerah sebainya lebih intensif melakukan
kunjungan ke masyarakat banyak memberikan penyuluhan kesehatan.
Kata kunci : Mengatasi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan suatu proses
yang dialami oleh seluruh wanita yang ada di
dunia. Dalam melewati proses kehamilan
seseorang wanita
harus mendapatkan
penatalaksanaan yang benar. Kehamilan
adalah masa mulainya konsepsi sampai
akhirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama mulai dari
konsepsi sampai 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan , triwulan kedua dimulai dari 4 bulan
sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari 7 bulan
sampai 9 bulan lamanya hamil normal adalah
280 hari (9 bulan 7 hari atau 40 minggu )
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat
diikuti proses patologis yang mengancam
keadaan ibu dan janin, Prawirohardjo , 2008)
Hiperemesis Gravidarum didefinisi
sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau difisiensi
nutrisi, dan
kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini
sekitar 3,5 per 1000 kehaliran. Walaupun
kebanyakan kasus ringan dan hilang sering
perjalanan waktu, satu dari setiap 1000
wanita hamil akan menjalani rawat inap
(Bobak, 2005 ;Mitayani, 2011).
Proverawati (2009), mual dan muntah
yang berlebihan atau hiperemes gravidarum
dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal,
faktor psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi
dan faktor alergi. Dari semua faktor itulah
yang dapat memicu terjadinya hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil Hyperemesis
Gravidarum merupakan suatu keadaan yang
dikarakteristikan dengan rasa mual dan
muntah yang berlebihan, kehilangan berat
badan dan gangguan keseimbangan elektrolit,
ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang
dan mata terlihat cekung. Apabila ibu hamil
yang mengalami hal-hal tersebut tidak
melakukan penanganan dengan baik dapat 12
menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan
asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi
gastritis. Peningkatan asam lambung akan
semakin memperparah.
Pada pagi hari, rata-rata wanita mulai
mengalami morning sicness pada minggu ke 4
atau ke 6 setelah menstrusi terakhir. Hal ini
dialami oleh 50-80 % wanita hamil. Batas
yang jelas antara morning sickness yang
fisiologis dengan Hiperemesis gravidarum
tidak ada, apabila keadaan umum penderita
terpengaruh ,maka dapat dianggap sebagai
Hiperemesis garvidarum (Indriyani, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh data
tahun 34 jiwa yang mengalami hiperemesis
gravidarum , yang paling banyaK di bulan
Januari jumlah 7 di rumah sakit
dengan
presentasi 21%, dan selanjutnya di bulan mei
5 di rumah sakit dengan presentase 15%, dan
pada bulan Juni dan Juli 4 di rumah sakit
dengan presentase 11%,
dan di bulan
Februari dan Agustos 3 di rumah sakit dengan
presentase 9% dan di bulan April 2 di rumah
sakit dengan presentase 6% selanjutnya di
bulan Desember 1 di rumah sakit dengan
presentase 3%.
METODE PENGELOLAAN
Pengkajian
Langkah pertama dari proses
keperawatan yaitu pengkajian, yang dimulai
dari
perawatan
dengan
menerapkan
pengetahuan
dan
pengalaman
untuk
mengumpulkan data tentang klien. Pengkajian
perawatan adalah prosese sistematis dari
pengumpulkan, verifikasi dan komunukasi
data tentang pasien (potter & Perry 2006)
Menurut Carpenito (2006: 186). Dan
Nurarif (2014: 626), menyebutkan bahwa
batasan karekteristik dari kekurangan volume
cairan adalah perubahan status mental,
penurunan tekanan darah, penurunan tekana
nadi, penurunan urin, penurunan pengisian
vena, membran mukosa kering, kulit kering,
peningkatan ematokrit, peningkatan suhu
tubuh,
peningkatan
frekuensi
nadi,
peningkatan konsentrasi urin, penurunan
berat badan, haus dan kelemahan. Ini
mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan
dengan pengeluaran sodium (Rida: 445).
Penulis melakukan pengkajian dengan
menggunakan pola funsional Gordon sebagai
dasar pengkajian sehinggan penulis dapat
mengetahui masalah yang dialami klien
beserta responnya yang dapat diamati dari
sebagai aspek. Misalnya dari aspek eliminasi
dan lainnya.
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan ini muncul
karena berdasarkan hasil pengkajian penulis
pada Ny. S ditemukan data subyektif yang
menunjukkan bahawa Ny. S dan kelurga tidak
mengetahui tentang penyakit Ny. S Menurut
Maryunani 2010) kurangnya pengethuan
terutama kelurga mengenal status gizi
disebabkan karena tingkat pendidikan yang
rendah, hal tersebut dibuktikan dengan Tn S
hanya mendapatkan informai dari kesehatan.
Dari data obyektif Ny. S terlihat kurus
dengan BB 40 kg Meurut Hasdianh, berat
badan merupakan hasil peningkatan/
penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh
dan lain- lain. Berat badan merupakan
ukurang yang digunakan untuk mengetahu
status gizi pada ibu hamil. Oleh karena itu
penulis
merumuskan
diagnosa
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah keluarga.
Keluarga Ny. S tidak mengenal
masalah kesehatan yang ada, hal ini terjadi
karena dari pihak kelurga belum mengetahui
tentang penyakit yang dialami Ny. S dan
tindakan- tindakan yang harus dilakukan agar
Ny. s gizinya dapat terpenuhi. Kelurga faktor
diantaranya
pengetahuan.
Kurangnya
pengetahuan kelurga mengenai gizi kurang
dapat disebabkan karena tingkat pendidikan
kelurga yang masih rendah.
Tinkat
pendidikan berkaitan dengan penengetahuan
dan merupakan tahap awal untuk bertindak
dan untuk menetukan langkah berikutnya.
Pengetahuan merupakan hal yang utama dan
terlebih
dahulu dilaksanakan karena
diharapakan kelurga mengetahui dulu tentang
penyakitnya agar bisa merawat anggota
kelurga yang sakit. Berkaitan dengan tidak
mampu mengenal masalah kesehatan maka
perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk
memeliharan kesehatan masing- masing
keluarga tertama kesehatan pada Ny. S
Intervensi
Rencana
asuhan
keperawatan/
intervensi menurut (Potter & Perry 2006),
ialah pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana
keperawatan
tertulis
mendokumentasikan kebutuhan perawatan
kesehatan klien, yang ditentukan oleh
pengkajian dan diagnosa keperawatan tujuan
dan hasil yang diharapkan yang dirumuskan
selama perencanaan.
Intervensi yang
pertama penulis
memberikan pendidikan kesehatan tentang
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil. Rasionalnya
untuk mengetahui tingkat pengatahuan klien
tentang nutrisi pada ibu hamil.
Rencana tindakan
keperawatan
bertujuan untuk
mengatasi kekurangan
volume cairan dengan tujuan dan kriteria
hasil yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama
2x24 jam, mual
muntah, berkurang/hilang atau teradaptasi
dengan kriteria hasil pasien melaporkan
mual muntah berkurang atau dapat diatasi,
menurut Maslow kebutuhan makan dan
minum merupakan tingkat yang paling dasar,
dimana manusia memiliki kebutuhan esensial
terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat
bertahan tanpa makanan lebih lama daripada
tanpa kekurangan cairan, seperti kebutuhan
fisiologis lainnya dalam proses metabolik
tubuh mengontrol pencernaan, menyimpan
zat makanan. Sehingga mencerna dan
menyimpan zat makanan adalah hal yang
penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
tubuh sehingga
aktivitas klien
akan
meningkatkan
atau
menurunkan
kekurangan volume cairan (Carnevari &
Thomas 2008).
Intervensi keperawatan yang kedua
adalah kaji TTV, alasan penulis melakukan
rencana tindakan keperawatan ini untuk
mengetahui dan mengobservasi keadaan klien
a vital merupakan bagian dari data dasar yang
dikumpulkan
oleh
perawat
selama
pengkajian. penelitian yang dilakukan oleh
Susilowati (2009) yang menemukan bahwa
monitor keadaan umum pasien, observasi
tanda-tanda vital tiap 1 sampai 2 jam, dan
monitor tanda. Tindakan tersebut berguna
untuk memantau kondisi pasien selama masa
perawatan terutama pada saat terjadi mual
muntah sehingga segera diketahui tanda syok
dan dapat segera ditangani.
Intervensi yang ketiga yaitu monitor
intake dan output cairan, alasan penulis
memonitor untuk memantau pemasukan dan
pengeluaran supaya tidak terjadi kekurangan
atau kelebihan cairan. Sesuai dengan
pendapat Potter & Perry (2005). tubuh
manusia membutuhkan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran cairan. Cairan
dimasukkan melalui mulut, atau secara
parenteral, dan cairan meningalkan tubuh
dari saluran pencernaan, paru – paru, kulit
dan ginjal, menurut
jurnal penelitian
Kushartono (2006) kebutuhan rumatan air
dan elektrolit tergantung pada banyaknya air
yang keluar melalui urine, feses, insensible
losses. jumlah total air dan elektrolit dalam
tubuh merupakan hasil dari pengaturan
keseimbangan antara intake dan output.
Intervensi yang ke empat yaitu
penulis memberikan penyuluhan / pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang kebutuhan
cairan.
Alasan
penulis
memberikan
pendidikan keperawatan agar klien dan
keluargan mengetahui tentang penyakit yang
alami pada ibu hamil. Pendidikan pada klien
telah lama menjadi standar pada praktek
keperawatan profesional. Menurut Virginia
Henderson (2006), dalam potter & perry
(2005). Bagian dari peran perawat adalah
untuk meningkatkan tingkat pemahaman
klien dan dengan demikian meningkatkan
kesehatan.
HASIL
Implementasi
yang
merupakan
komponen dari proses keperawatan adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tindakan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan
keperawatan
dilakukan dan
diselesaikan (Potter & Perry, 2005).
Implementasi
mencakup
melakukan, membantu, atau mengarahkan
kinerja aktivitas
kehidupan
sehari-hari,
memberikan asuhan perawatan untuk
mencapai tujuan yang berpusat pada klien,
memberikan, dan
mengevaluasi
kerja
anggota staf, dan mencatat serta melakukan
pertukaran informasi yang relevan dengan
perawatan kesehatan berkelanjutan dari
klien. Implementasi menuangkan rencana
asuhan kedalam tindakan. Setelah rencana
dikembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan
prioritas klien, perawat melakukan intervensi
keperawatan spesifik, yang mencakup
tindakan perawat (Potter, 2005).
Implementasi pada Ny. S dapat
dilakukan penulis sesuai rencana tindakan
keperawatan yang ada. Saat melakukan
tindakan
keperawatan, penulis tidak
mengalami
kesulitan
karena
pasien
kooperatif.
Ada
beberapa
tindakan
keperawatan yang dilakukan penulis sesuai
rencana tindakan keperawatan pada tanggal
11 april 2016 mengkaji tanda-tanda vital,
mencatat BB sebelum dan sesudah, kaji tugor
kulit, memcatat intake dan output,
memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya. pada tanggal 12 April 2016
penulis melakukan implementasi mengkaji
tanda-tanda
vital
dan
memberikan
pendidikan kesehatan khususnya pada nutrisi
pada ibu hamil pertama : mengkaji tandatanda vital ini dilakukan karena pada Pasien
mengatakan mual muntah kurang lebih 10x
dalam sehari. Denyut nadi, suhu, frekuensi
pernapasan meningkat (Potter, 2006).
Hasil yang didapatkan pada tanggal
11 April 2016 yaitu nadi 90 kali/ menit,
pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37,5°C.
Sedangkan hasil pemeriksaan pada tanggal
12 April 2016 yaitu nadi 90 kali/menit,
pernapasan 20 kali per menit, dan suhu 37°C.
Kedua memberikan pendidikan kesehatan
khususnya nutrisi pada ibu hamil.
PEMBAHASAN
Evaluasi adalah proses keperawatan
mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien untuk
pencapaian tujuan (Carnevari & Thomas,
2005; dikutip dari Potter, 2006). Evaluasi
pada Ny. S dilakukan dengan metode
SOAP.
pada
evaluasi hari
pertama
pengelolaan,
penulis
belum
mampu
mengatasi masalah keperawatan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh karena masa
penyembuhan pasien masih memerlukan
waktu dan karena keterbatasan waktu
penulis tidak dapat mengobservasi pasien
selama 24 jam sehingga rencana tindakan
keperawatan dilanjutkan pada hari kedua
pengekelolaan penulis tanggal 12 April 2016
evaluasi hari kedua pengelolaan, pasien
mengatakan masih merasakan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh walaupun masalah
teratasi sebagian. Ini menandalkan adanya
masalah keperawatan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian oleh
karena belum sesuai dengan kriteria hasil
yang telah ditetapkan oleh penulis sehingga
intervensi perlu dilanjutkan. Kekurangan
pada kasus ini, penulis tidak
dapat
mengatasi masalah kekurangan volume
cairan
secara
sempurna atau dengan
melanjutkan rencana tindakan keperawatan
hal ini dikarenakan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh akan terpenuhi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Evaluasi dari pengelolaan kekurangan
volume cairan dilakukan selama 2 hari pada
Ny. S dengan masalah sudah teratasi
sehinggan dapat pertahankan intervensi.
Saran bagi masyarakat terutama
pasien hiperemesis gravidarum dapat
menerapkan
untuk
pencegahan
dan
pengontol terhadap masalah kekurangan
volume cairan sehinggan dapat mencegah
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L J. (2006). Buku Saku Diagnosa
keperawatan. Jakarta: EGC
Carpenito, L J. (2007). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Jakarta (edisi 10 ). (
Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta:
EGC.
Herdman, T. Nanda International inc.
Diagnosis keperawatn: definisi &
klasifikasi 2015- 2017/editor,
T
Heather
Herdman,
Shigemi
Kamitsuru; alih bahasa, Budi Anna
Keliat; editor penyelenggara, Monica
Ester. Jakarta : EGC.
Potter
& Perry. (2005). BUKU Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep.
Prosese dan Praktik (alih bahasa:
Yamin Asih....{et all}: edit bahasa
Indonesia Monica Ester, Devi Yulianti,
Intan Parulian) Edisi 4. Volume 2.
Jakarta: EGC.
Potter & perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Edisi 4. Volume 2
Prawirohardjo,. S. ( 2008) . Buku Acuan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan
Maternal dan Neonatal, PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirihardjo :
Jakarta.
Download