PENGELOLAAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA NY. S DENGAN HIPERMESIS GRAVIDARUM DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN Angela P Martins1, Eko Mardiyaningsih2, Dewi Siyamti3 [email protected] ABSTRAK Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimanakan dan diminum dan dimuntahkan sehinggan mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari- hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, dan sebagainya. Pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu mengalami kejadian penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuahan metabolik. Tujuan penulisan ini untuk mengatahui pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawat dan pemberian pendidikan kesehatan. Pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara observasi dan pemeriksaan fisik. Hasil pengelolaan didapatkan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pendidikan kesehatan hiperemesis gravidarum yang diberikan dan mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga serta mau melakukan kunjungan kepelayanan kesehatan secara rutin untuk memeriksakan kehamilan dan kesehatannya. Diharapakan bagi tenaga kesehatan yang ada di daerah sebainya lebih intensif melakukan kunjungan ke masyarakat banyak memberikan penyuluhan kesehatan. Kata kunci : Mengatasi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seseorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar. Kehamilan adalah masa mulainya konsepsi sampai akhirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama mulai dari konsepsi sampai 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan , triwulan kedua dimulai dari 4 bulan sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari 7 bulan sampai 9 bulan lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari atau 40 minggu ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin, Prawirohardjo , 2008) Hiperemesis Gravidarum didefinisi sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau difisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kehaliran. Walaupun kebanyakan kasus ringan dan hilang sering perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan menjalani rawat inap (Bobak, 2005 ;Mitayani, 2011). Proverawati (2009), mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemes gravidarum dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi dan faktor alergi. Dari semua faktor itulah yang dapat memicu terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil Hyperemesis Gravidarum merupakan suatu keadaan yang dikarakteristikan dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguan keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Apabila ibu hamil yang mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan dengan baik dapat 12 menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin memperparah. Pada pagi hari, rata-rata wanita mulai mengalami morning sicness pada minggu ke 4 atau ke 6 setelah menstrusi terakhir. Hal ini dialami oleh 50-80 % wanita hamil. Batas yang jelas antara morning sickness yang fisiologis dengan Hiperemesis gravidarum tidak ada, apabila keadaan umum penderita terpengaruh ,maka dapat dianggap sebagai Hiperemesis garvidarum (Indriyani, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh data tahun 34 jiwa yang mengalami hiperemesis gravidarum , yang paling banyaK di bulan Januari jumlah 7 di rumah sakit dengan presentasi 21%, dan selanjutnya di bulan mei 5 di rumah sakit dengan presentase 15%, dan pada bulan Juni dan Juli 4 di rumah sakit dengan presentase 11%, dan di bulan Februari dan Agustos 3 di rumah sakit dengan presentase 9% dan di bulan April 2 di rumah sakit dengan presentase 6% selanjutnya di bulan Desember 1 di rumah sakit dengan presentase 3%. METODE PENGELOLAAN Pengkajian Langkah pertama dari proses keperawatan yaitu pengkajian, yang dimulai dari perawatan dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengumpulkan data tentang klien. Pengkajian perawatan adalah prosese sistematis dari pengumpulkan, verifikasi dan komunukasi data tentang pasien (potter & Perry 2006) Menurut Carpenito (2006: 186). Dan Nurarif (2014: 626), menyebutkan bahwa batasan karekteristik dari kekurangan volume cairan adalah perubahan status mental, penurunan tekanan darah, penurunan tekana nadi, penurunan urin, penurunan pengisian vena, membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan ematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan konsentrasi urin, penurunan berat badan, haus dan kelemahan. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium (Rida: 445). Penulis melakukan pengkajian dengan menggunakan pola funsional Gordon sebagai dasar pengkajian sehinggan penulis dapat mengetahui masalah yang dialami klien beserta responnya yang dapat diamati dari sebagai aspek. Misalnya dari aspek eliminasi dan lainnya. Diagnosa Keperawatan. Diagnosa keperawatan ini muncul karena berdasarkan hasil pengkajian penulis pada Ny. S ditemukan data subyektif yang menunjukkan bahawa Ny. S dan kelurga tidak mengetahui tentang penyakit Ny. S Menurut Maryunani 2010) kurangnya pengethuan terutama kelurga mengenal status gizi disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah, hal tersebut dibuktikan dengan Tn S hanya mendapatkan informai dari kesehatan. Dari data obyektif Ny. S terlihat kurus dengan BB 40 kg Meurut Hasdianh, berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain- lain. Berat badan merupakan ukurang yang digunakan untuk mengetahu status gizi pada ibu hamil. Oleh karena itu penulis merumuskan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah keluarga. Keluarga Ny. S tidak mengenal masalah kesehatan yang ada, hal ini terjadi karena dari pihak kelurga belum mengetahui tentang penyakit yang dialami Ny. S dan tindakan- tindakan yang harus dilakukan agar Ny. s gizinya dapat terpenuhi. Kelurga faktor diantaranya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan kelurga mengenai gizi kurang dapat disebabkan karena tingkat pendidikan kelurga yang masih rendah. Tinkat pendidikan berkaitan dengan penengetahuan dan merupakan tahap awal untuk bertindak dan untuk menetukan langkah berikutnya. Pengetahuan merupakan hal yang utama dan terlebih dahulu dilaksanakan karena diharapakan kelurga mengetahui dulu tentang penyakitnya agar bisa merawat anggota kelurga yang sakit. Berkaitan dengan tidak mampu mengenal masalah kesehatan maka perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk memeliharan kesehatan masing- masing keluarga tertama kesehatan pada Ny. S Intervensi Rencana asuhan keperawatan/ intervensi menurut (Potter & Perry 2006), ialah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana keperawatan tertulis mendokumentasikan kebutuhan perawatan kesehatan klien, yang ditentukan oleh pengkajian dan diagnosa keperawatan tujuan dan hasil yang diharapkan yang dirumuskan selama perencanaan. Intervensi yang pertama penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil. Rasionalnya untuk mengetahui tingkat pengatahuan klien tentang nutrisi pada ibu hamil. Rencana tindakan keperawatan bertujuan untuk mengatasi kekurangan volume cairan dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, mual muntah, berkurang/hilang atau teradaptasi dengan kriteria hasil pasien melaporkan mual muntah berkurang atau dapat diatasi, menurut Maslow kebutuhan makan dan minum merupakan tingkat yang paling dasar, dimana manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa kekurangan cairan, seperti kebutuhan fisiologis lainnya dalam proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan, menyimpan zat makanan. Sehingga mencerna dan menyimpan zat makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh sehingga aktivitas klien akan meningkatkan atau menurunkan kekurangan volume cairan (Carnevari & Thomas 2008). Intervensi keperawatan yang kedua adalah kaji TTV, alasan penulis melakukan rencana tindakan keperawatan ini untuk mengetahui dan mengobservasi keadaan klien a vital merupakan bagian dari data dasar yang dikumpulkan oleh perawat selama pengkajian. penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2009) yang menemukan bahwa monitor keadaan umum pasien, observasi tanda-tanda vital tiap 1 sampai 2 jam, dan monitor tanda. Tindakan tersebut berguna untuk memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi mual muntah sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani. Intervensi yang ketiga yaitu monitor intake dan output cairan, alasan penulis memonitor untuk memantau pemasukan dan pengeluaran supaya tidak terjadi kekurangan atau kelebihan cairan. Sesuai dengan pendapat Potter & Perry (2005). tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral, dan cairan meningalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru – paru, kulit dan ginjal, menurut jurnal penelitian Kushartono (2006) kebutuhan rumatan air dan elektrolit tergantung pada banyaknya air yang keluar melalui urine, feses, insensible losses. jumlah total air dan elektrolit dalam tubuh merupakan hasil dari pengaturan keseimbangan antara intake dan output. Intervensi yang ke empat yaitu penulis memberikan penyuluhan / pendidikan kesehatan pada keluarga tentang kebutuhan cairan. Alasan penulis memberikan pendidikan keperawatan agar klien dan keluargan mengetahui tentang penyakit yang alami pada ibu hamil. Pendidikan pada klien telah lama menjadi standar pada praktek keperawatan profesional. Menurut Virginia Henderson (2006), dalam potter & perry (2005). Bagian dari peran perawat adalah untuk meningkatkan tingkat pemahaman klien dan dengan demikian meningkatkan kesehatan. HASIL Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tindakan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005). Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, memberikan, dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien. Implementasi menuangkan rencana asuhan kedalam tindakan. Setelah rencana dikembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan intervensi keperawatan spesifik, yang mencakup tindakan perawat (Potter, 2005). Implementasi pada Ny. S dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan keperawatan yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan, penulis tidak mengalami kesulitan karena pasien kooperatif. Ada beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan penulis sesuai rencana tindakan keperawatan pada tanggal 11 april 2016 mengkaji tanda-tanda vital, mencatat BB sebelum dan sesudah, kaji tugor kulit, memcatat intake dan output, memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya. pada tanggal 12 April 2016 penulis melakukan implementasi mengkaji tanda-tanda vital dan memberikan pendidikan kesehatan khususnya pada nutrisi pada ibu hamil pertama : mengkaji tandatanda vital ini dilakukan karena pada Pasien mengatakan mual muntah kurang lebih 10x dalam sehari. Denyut nadi, suhu, frekuensi pernapasan meningkat (Potter, 2006). Hasil yang didapatkan pada tanggal 11 April 2016 yaitu nadi 90 kali/ menit, pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37,5°C. Sedangkan hasil pemeriksaan pada tanggal 12 April 2016 yaitu nadi 90 kali/menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu 37°C. Kedua memberikan pendidikan kesehatan khususnya nutrisi pada ibu hamil. PEMBAHASAN Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien untuk pencapaian tujuan (Carnevari & Thomas, 2005; dikutip dari Potter, 2006). Evaluasi pada Ny. S dilakukan dengan metode SOAP. pada evaluasi hari pertama pengelolaan, penulis belum mampu mengatasi masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena masa penyembuhan pasien masih memerlukan waktu dan karena keterbatasan waktu penulis tidak dapat mengobservasi pasien selama 24 jam sehingga rencana tindakan keperawatan dilanjutkan pada hari kedua pengekelolaan penulis tanggal 12 April 2016 evaluasi hari kedua pengelolaan, pasien mengatakan masih merasakan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh walaupun masalah teratasi sebagian. Ini menandalkan adanya masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian oleh karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh penulis sehingga intervensi perlu dilanjutkan. Kekurangan pada kasus ini, penulis tidak dapat mengatasi masalah kekurangan volume cairan secara sempurna atau dengan melanjutkan rencana tindakan keperawatan hal ini dikarenakan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akan terpenuhi. KESIMPULAN DAN SARAN Evaluasi dari pengelolaan kekurangan volume cairan dilakukan selama 2 hari pada Ny. S dengan masalah sudah teratasi sehinggan dapat pertahankan intervensi. Saran bagi masyarakat terutama pasien hiperemesis gravidarum dapat menerapkan untuk pencegahan dan pengontol terhadap masalah kekurangan volume cairan sehinggan dapat mencegah komplikasi. DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L J. (2006). Buku Saku Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC Carpenito, L J. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta (edisi 10 ). ( Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta: EGC. Herdman, T. Nanda International inc. Diagnosis keperawatn: definisi & klasifikasi 2015- 2017/editor, T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru; alih bahasa, Budi Anna Keliat; editor penyelenggara, Monica Ester. Jakarta : EGC. Potter & Perry. (2005). BUKU Ajar Fundamental Keperawatan Konsep. Prosese dan Praktik (alih bahasa: Yamin Asih....{et all}: edit bahasa Indonesia Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian) Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC. Potter & perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2 Prawirohardjo,. S. ( 2008) . Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo : Jakarta.