BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima
kebutuhan dasar yang paling penting meliputi : kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa
berharga dan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Perry & Potter, 2005).
Kebutuhan istirahat dan tidur telah dirumuskan sebagai salahsatu kebutuhan dasar
manusia oleh Virginia Henderson (Potter dan Perry, 2005).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam
kebutuhan fisiologis, tidur juga hal yang universal karena semua individu dimanapun
ia berada membutuhkan tidur (Kozier, 2004). Seseorang yang memiliki beberapa
kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya
dibandingkan kebutuhan yang lain.
Kebutuhan fisiologis tersebut diantaranya adalah istirahat dan tidur ( Mubarak
& Chayatin, 2008). Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang
cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur,
tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga
Universitas Sumatera Utara
berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek
yang bagus terhadap kesehatan (Guyton & Hall, 1997).
Tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel
tubuh yang baru, perbaikan sel-sel yang rusak (natural healing mechanism), memberi
waktu organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan biokimia tubuh (Maas, 2002). Energi tubuh juga dipertahankan
ketika tidur serta tulang dan otot menjadi tenang.
Berkurangnya kebutuhan tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
kondisi antara lain hospitalisasi atau rawat inap yang mengakibatkan kemampuan
untuk berkonsentrasi, mengambil keputusan, berpartisipasi dalam beraktivitas seharihari akan menurun. Salah satu kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan tidur.
Kebutuhan untuk tidur dan beristirahat penting dalam kualitas hidup setiap manusia
(Potter & Perry, 2003).
Istirahat dan tidur yang adekuat merupakan hal yang penting dalam
pertumbuhan anak dan kesembuhan dari sakit. Potter & Perry (2005) juga
menyatakan bahwa dalam penyembuhan penyakit sangat dibutuhkan istirahat dan
tidur yang cukup.
Terpasangnya infus pada bagian tubuh sangat mempengaruhi pola tidur
seseorang itu diakibatkan karena nyeri tusuk yang di akibatkan oleh abocat yang
ditusuk pada bagian vena dan juga mobilisai sewaktu tidur jadi terganggu. Reaksi
Universitas Sumatera Utara
nyeri sangat erat hubungannya dengan terganggunya pemenuhan kebutuhan istirahat
tidur pada pasien.
Gangguan pola tidur normal tidak dapat dihindarkan dari perawatan
lingkungan yang kritis. Faktor yang biasanya mengakibatkan gangguan pola tidur
antara lain siklus tidur yang terganggu, lingkungan tidur yang tidak biasa, perubahan
dalam tidur normal/ siklus aktivitas, kekurangan waktu tidur sebelumnya dan
pengobatan. Faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh tidur yang
cukup adalah penyakit fisik, obat-obatan, gaya hidup, stress emosional, lingkungan,
masukan kalori (Potter & Perry, 2005).
Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa
kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami
kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius (Japardi,2002).
Pada penelitian Handayani (2008) diketahui bahwa responden yang paling banyak
mengalami gangguan tidur adalah pekerja yang berusia 38 tahun atau lebih sebanyak
41 orang (70,7%) dan yang paling sedikit adalah usia kurang dari 38 tahun sebanyak
18 orang (37,5%). Pada kelompok lanjut usia (enam puluh tahun), ditemukan (7%)
kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5
jam sehari). Hal yang sama ditemukan pada (22%) kasus pada kelompok usia 70
tahun. Demikian pula, kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih
awal dari pukul 05.00. selain itu, terdapat (30%) kelompok usia 70 tahun yang
banyak terbangun pada malam hari (Nugroho, 2006).
Universitas Sumatera Utara
1.2 RumusanMasalah
Bagaimana pola tidur pasien yang terpasang infus yang dirawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan
1.3 TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur pasien yang
terpasang infus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan.
1.4 ManfaatPenelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Sebagai masukan untuk mengembangkan bentuk pelayanan kesehatan dan
meningkatkan mutu pelayanan dalam pemenuhan Pola tidur Paisen yang dirawat inap
2. BagiInstitusiPendidikan
Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terkhusus dalam
mengembangkan konsep asuhan keperawatan dalam meningkatkan pola tidur pasien
yang terpasang infus yang dirawat di rumah sakit
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai salah satu sumber untuk penelitian selanjutnya terkait dengan pola
tidur pasien yang terpasang infus yang dirawat inap.
.
Universitas Sumatera Utara
Download