PDF (Bab I)

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umur kehamilan merupakan faktor yang amat penting dalam
mengontrol kehamilan normal dan risiko kehamilan abnormal. Karena,
kesalahan dalam perkiraan umur kehamilan dapat menyebabkan
meningkatnya risiko kematian dan kesakitan perinatal (Kurjak A., 1992).
Penyelidikan kematian perinatal menunjukan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kematian perinatal dibedakan menjadi 2 faktor, antara
lain: faktor ibu (high risk mother) dan faktor bayi (high risk infants).
Faktor high risk infants yang sering terjadi adalah bayi yang dilahirkan
kurang dari 37 minggu (pre term) dan lebih dari 42 minggu (post term)
(Prawirohardjo, 2007).
Sejumlah komplikasi kehamilan dapat menyebabkan kematian
perinatal karena perawatan kehamilan yang kurang optimal. Angka
kematian perinatal tersebut dapat dikurangi apabila usia kehamilan telah
diketahui secara akurat (Pritchard J.A., 2006).
Dalam satu penelitian, mortalitas perinatal dapat terlihat empat kali
lebih besar dari wanita hamil yang umur kehamilannya belum pasti
daripada wanita dengan umur kehamilan telah ditetapkan (Sabbagha
RE.,1997). Perhitungan umur kehamilan umumnya memakai rumus
Naegele berdasarkan tanggal hari pertama menstruasi terakhir, tetapi selain
faktor di atas masih ada faktor haid dan kesalahan perhitungan usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2007).
Dengan adanya pelayanan Ultrasonografi (USG), kesalahan
perhitungan usia kehamilan dapat dikurangi. USG sering dilakukan pada
usia kehamilan 16 minggu untuk menilai viabilitas janin, menentukan usia
kehamilan, serta mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin terdapat
pada fetus. (Patel PR, 2007).
2
2
Di Glasgow, Skotlandia rata- rata wanita hamil menjalani
pemeriksaan USG sebanyak 2,8 kali. Di Jerman, dilakukan pemeriksaan
rutin USG obstetri sebanyak tiga kali, yaitu pada kehamilan 9-12 minggu,
19- 22 minggu, dan 29- 32 minggu. Di Indonesia, beberapa pusat
pendidikan menganjurkan pemeriksaan rutin satu kali, yaitu pada
kehamilan 18- 20 minggu . Di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta dilakukan
penapisan kelainan bawaan (screening) USG sebanyak dua kali, yaitu pada
usia kehamilan 10-14 minggu (penapisan pertama) dan 18-22 minggu
(penapisan kedua), pemeriksaan tambahan hanya dilakukan atas indikasi
medis (Endjun, 2007).
Dalam menentukan usia kehamilan, USG mempunyai beberapa
parameter yang bisa digunakan. Beberapa parameter USG tersebut adalah:
1) Diameter Biparietal (BPD) ; 2) Lingkar Kepala (head circumference;
HC) ;
3) Lingkar Abdomen (abdomen cicumference; AC) ; 4) Panjang
Femur (femur length; FL) (Patel PR, 2007). Sebetulnya tidak ada
parameter tunggal yang dapat digunakan untuk menentukan umur
kehamilan secara akurat (Konje, J.C., 2002). Oleh Karena itu semakin
banyak parameter biometri yang digunakan hasilnya akan lebih akurat.
Namun dalam pekerjaan sehari-hari tidak semua parameter biometri
digunakan untuk penentuan umur kehamilan karena tidak praktis. Dengan
menggunakan dua parameter sudah dirasa cukup untuk mengetahui usia
kehamilan. Parameter yang sering digunakan untuk penentuan usia
kehamilan adalah Biparietal Diameter (BPD) dan panjang femur (femur
lenght; FL) (Prawirohardjo, 2007).
Tidak dipungkiri lagi bahwa perkiraan umur kehamilan trimester
ketiga memiliki hubungan dengan diameter biparietal fetus. Sehubungan
dengan hal itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang “Perbandingan antara perkiraaan umur kehamilan melalui
HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir) dengan ultrasonografi
diameter biparietal fetus pada trimester ketiga di RSUD DR.Moewardi
Surakarta”.
3
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbandingan antara perkiraan umur kehamilan dengan
HPMT dengan diameter biparietal fetus pada gambaran ultrasonografi
pada trimester ketiga di RSUD dr.Moewardi Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1.
Umum
Untuk mengetahui perbandingan antara perkiraan umur kehamilan
dengan HPMT dengan diameter biparietal fetus pada gambaran
ultrasonografi pada trimester ketiga di RSUD dr.Moewardi Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran USG dan perbandingan antara usia
kehamilan dengan biparietal diameter fetus trimester ketiga
b.
Menganalisis gambaran USG dan perbandingan antara usia
kehamilan dengan biparietal diameter fetus trimester ketiga
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan
pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan yang sudah
ada.
2. Manfaat Praktis
a.
Manfaat peneliti : Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
dalam memperkirakan umur kehamilan yang lebih akurat melalui
pengukuran diameter biparietal fetus.
b.
Manfaat klinis : Diharapkan dengan diketahuinya
umur
kehamilan yang akurat dapat menurunkan risiko kematian dan
angka kesakitan perinatal.
c.
Manfaat masyarakat : Dengan adanya penilitian ini diharapkan
akan berguna untuk meningkatkan kualitas kesehatan para
perempuan hamil secara luas.
4
E. Keaslian Penelitian
Penelitian “Perbandingan Antara Perkiraan Umur Kehamilan
Melalui HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir) Dengan
Ultrasonografi Diameter Biparietal Fetus Pada Trimester Ketiga Di
RSUD Dr.Moewardi Surakarta”, menurut Sepengetahuan peneliti
belum pernah diteliti sebelumnya, adapun penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan penelitiaan ini adalah
: “Ultrasonografi Hubungan Antara Perkiraan Usia Kehamilan
Dengan Diameter Biparietal Fetus Trimester Kedua” yang di tulis oleh
Eka Sari di tahun 2000. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam
penelitian ini yang dicari adalah hubungan antara perkiraan usia
kehamilan dengan diameter biparietal fetus pada trimester kedua.
Download