Gestational period lasts for 280 days, from the beginning of the last menstrual cycle until delivery. Conceptus (fertilization result) undergoes pre-embryonic development for two weeks, followed by embryonic (week 3 - 9) and fetal (week 9 until delivery) developments Dari Telur hingga Embrio Fertilisasi Sebuah oosit dapat dibuahi sampai dengan 24 jam, beberapa sperma dapat hidup dalam saluran reproduksi wanita sampai lima hari Sperma harus bertahan hidup dalam lingkungan keras vagina dan harus terkapasitasi (rapuhnya membran yang memudahkan lepasnya enzim hidrolitik pada akrosom) Untuk memecahkan zona radiata dan pelusida perlu enzim dari ratusan sperma Setelah sperma berikatan dengan reseptor pada sel telur, sel telur akan mencegah polispermi dengan blokade cepat (depolarisasi membran) dan blokade lambat (pembebasan granul korteks) Setelah penetrasi sperma, oosit sekunder menyelesaikan meiosis II. Pronuklei ovum dan sperma kemudian bersatu (fertilisasi) membentuk zigot. Perkembangan Preembrionik Pemisahan (cleavage), satu seri pembelahan mitotik cepat tanpa jeda, berlangsung mulai dari fase zigot hingga blastosist. Blastosist terdiri dari trofoblas dan suatu massa sel bagian dalam. Pemisahan menghasilkan sejumlah besar sel dengan rasio permukaan-volume yang mendukung Trofoblast menempel, mencerna, lalu tertanam pada endometrium. Implantasi selesai jika keseluruhan blastosist telah dilingkupi oleh jaringan endometrium, sekitar 14 hari setalah ovulasi hCG yang dilepaskan oleh blastosist mempertahankan produksi hormon yang dihasilkan oleh korpus luteum, mencegah mens Kadar hCG menurun setelah empat bulan. Plasenta mulai berfungsi sebagai organ endokrin pada bulan ketiga Plasenta berperan sebagai organ respirasi, nutritif, dan ekskresi bagi fetus dan menghasilkan hormon untuk kehamilan. Plasenta terbentuk dari jaringan embrionik (vili khorionik) dan jaringan ibu (desidua endometrium). Khorion berkembang saat trofoblast menjadi satu dengan mesoderm ekstraembrionik Peristiwa Perkembangan Embrionik Pembentukan Membran Embrionik dan Peranannya Amnion (yang terisi cairan) terbentuk dari sel-sel permukaan atas (epiblast) diskus embrionik. Amnion melindungi embrio dari trauma fisik dan pembentukan adhesi, menjaga temperatur konstan, dan memungkinkan pergerakan fetus hCG yang dilepaskan oleh blastosist mempertahankan produksi hormon yang dihasilkan oleh korpus luteum, mencegah mens Yolk sac terbentuk dari hipoblast dari diskus embionik; struktur ini merupakan sumber sel-sel pemula dan sel darah awal Alantois, tonjolan berbentuk kantong di bagian kaudal yolk sac, membentuk struktur dasar tali ari Khorion merupakan membran terluar dan berperan dalam proses pembentukan plasenta Gastrulasi: Pembentukan Lapisan Germinal Gastrulasi melibatkan migrasi seluler yang akhirnya merubah massa sel bagian dalam menjadi suatu embrio yang mengandung ektoderm, mesoderm dan endoderm. Organogenesis: Diferensiasi Lapisan Germinal Ektoderm membentuk sistem syaraf dan epidermis kulit dan turunannya. Peristiwa pertama organogenesis adalah pembentukan otak dan korda spinalis. Di minggu ke-8 semua daerah otak terbentuk Endonderm membentuk mukosa sistem saluran cerna dan pernafasan serta semua kelenjar yang berkaitan (tiroid, paratiroid, timus, liver, pankreas). Mesoderm membentuk semua sistem organ dan jaringan lainnya. Terbagi menjadi (1) notokord superfisial dorsal, (2) pasangan struktur yang membentuk vertebra, otot skelet serta bagian dermis (3) pasangan massa mesoderm perantara dan lateral. Mesoderm perantara membentuk ginjal dan organ kelamin. Lapisan somatik dan mesoderm lateral membentuk dermis, serosa parietal, dan tulang serta otot tungkai; lapisan splanknik membentuk sistem kardiovaskular dan serosa viseral Sistem kardiovaskular fetus terbentuk pada periode embrionik. Vena umbilikus mengantarkan darah kaya nutrien dan oksigen ke embrio; arteri umbilikus mengembalikan darah miskin oksigen dan penuh zat buangan ke plasenta. Duktus venosus menungkinkan sebagian besar darah memintas liver; foramen ovale dan duktus arteriosus memintas paru-paru Peristiwa Perkembangan Fetus Semua sistem organ terbentuk selama periode embrionik; pertumbuhan, dan spesialisasi jaringan/organ merupakan peristiwa utama periode fetus Selama periode fetus, panjang fetus meningkat dari sekitar 30 menjadi 360 mm, dan bobotnya meningkat dari kurang dari satu ounce menjadi 6-10 pound Efek Kehamilan pada Ibu Perubahan Anatomik Organ reproduktif ibu dan payudara tervaskularisasi hebat, payudara membesar Uterus pada akhirnya mengisi hampir semua ruang abdominopelvis. Organ perut terdorong ke atas dan memasuki rongga dada, menyebabkan rusuk melebar Peningkatan massa abdomen merubah pusat gravitasi wanita: lordosis dan nyeri punggung menjadi gejala umum. Terjadi perubahan gaya berjalan karena mengendurnya ligamen dan persendian pelvis oleh relaksin plasenta Pertambahan bobot badan selama kehamilan sekitar 29 pound Perubahan Metabolik Laktogen plasenta memiliki efek anabolik dan memberikan efek hemat glukosa (pemakaian glukosa berkurang) pada ibu. Tirotropin khorion menyebabkan hipermetabolisme ibu Perubahan Fisiologi Sebagian besar wanita mengalami morning sickness, nyeri uluhati dan konstipasi selama kehamilan Ginjal memproduksi urin lebih banyak, dan tekanan pada kandung kemih menyebabkan lebih sering mengalami keinginan urinasi(incontinence) Kapasitas vital dan laju respirasi meningkat, tapi volume residual menurun. Dyspnea umum terjadi Air tubuh total serta volume darah meningkat. Laju jantung dan tekanan darah meningkat, menyebabkan peningkatan curah jantung dan ibu. Parturisi (Kelahiran) Parturisi meliputi suatu rangkaian peristiwa dinamakan labor Inisiasi labor Kadar estrogen bila cukup tinggi akan menginduksi reseptor oksitosin pada sel miometrium dan menghambat efek meredam (quieting effect) progesteron terhadap otot uterus. Kontraksi lemah tak beraturan dimulai. Sel fetus memproduksi oksitosin, yang menstimulasi produksi prostaglandin oleh plasenta. Kedua hormon ini menstimulasi kontraksi otot uterus. Meningkatnya stres mengaktivasi hipotalamus, menyebabkan pelepasan oksitosin dari pituitari posterior; hal ini menyebabkan umpan balik positif yang menyebabkan labor sebenarnya. Tahapan Labor Tahap dilasi, berawal dari mulainya kontraksi kuat ritmik sampai serviks terdilasi penuh. Kepala fetus berotasi seiring perjalannya menurun ke arah serviks Tahap pengeluaran (expulsion), berada di antara dilasi penuh serviks sampai kelahiran bayi Tahap plasenta adalah pengeluaran (plasenta dan membran fetal) setelah proses kelahiran Penyesuaian terhadap Kehidupan Luar Rahim Tarikan Nafas Pertama Setelah tali ari putus (dijepit), CO2 terakumulasi di darah bayi. Hal ini menyebabkan pusat pernafasan di otak memicu inspirasi pertama Begitu paru-paru mengembang, pernafasan dipermudah oleh adanya surfaktan, yang mengurangi tegangan permukaan cairan alveoli Penutupan pembuluh-pembuluh darah khusus dan saluran pintas