BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2007 Angka Kematian Bayi, 34/1000 kelahiran hidup. (Depkes, 2007). Guna mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi, Departemen Kesehatan telah melaksanakan berbagai program yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dan salah satunya pencegahan tetanus neonatorum. Upaya ini dilaksanakan dengan pencegahan infeksi pada persalinan dan perawatan tali pusat (Depkes, 2007). Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan “puput” pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian (Depkes, 2007). Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Depkes RI, 2005). Kasus kesakitan dan kematian neonatal yang berhubungan dengan infeksi tali pusat masih banyak ditemukan. Pada tahun 2000, WHO (Word Hearth Organisation) menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000, yang disebabkan oleh infeksi tali pusat, Negara Asia Tenggara diperkirkan ada 220.000 kematian bayi yang disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang bersih (Astuti, 2003). Menurut data Departemen Kesehatan, 75% kematian bayi terjadi pada masa perinatal. kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, diare), proporsi kematian karena tetanus neonatorum yaitu 9,5% (Depkes RI, 2008). Menurut data Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2007 kematian Bayi di Jawa Barat sebesar 39/1000 kelahiran hidup.kasus kematian neonatal memiliki proprsi sebesar 68% dari keamtian bayi dan 56% disebabkan karena infeksi pada masa perinatal ( Dinkes Jabar, 2008). Menurut laporan dari dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya kematian bayi pada tahun 2008 sebanyak 24/1000 kelahiran hidup, 56,78% disebabkan oleh infeksi terutama pada masa neonatal dengan penyebab terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan akut, dan sepsis. ( DKK Kab 1 Tasikmalaya, 2008). Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, jumlah kasus infeksi pada masa neonatal tahun 2010 sebanyak 5 kasus, 3 diantaranya adalah infeksi pada tali pusat. Hasil wawancara dengan 5 orang ibu nifas di sariwangi, 3 orang tidak dapat menyebutkan cara cara merawat tali pusat dengan benar dan 2 orang tidak dapat menyebutkan tanda tanda infeksi pada tali pusat. Fakta diatas menggambarkan adanya masalah dalam perawatan tali pusat dan masalah dalam pengetahuan ibu nifas mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan (Morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar – benar sesuai dengan prosedur kesehatan. Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke 5 dan hari ke 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian. Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat – obatan, bubuk atau daun – daun yang ditaburkan ketali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mengetahui cara pembersihaan tali pusat? Bagaimana mengetahui tali pusat terinfeksi? 1.3 Tujuan Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memberikan penanganan tentang perawatan dan pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir. 2 1.4 Manfaat 1.4.1 Mahasiswa Dapat mengetahui tentang perawatan tali pusat binfeksinayi. 1.4.2 Profesi Semakin dalam mengetahui tentang perawatan tali pusat bayi. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tali Pusat Tali pusat (Funiculus umbilicalis) adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah umbicalis fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut. funiculus umbicalis secara normal berinersi dibagian tengah plasma. Bentuk : Funiculus umbicalis bebrbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbicalis fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral. Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbicalis panjangnya 40-50 cm dan diameternya 1 – 2 cm, hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relative banyak. Jika oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan disekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh darah khususnya pada saat persalinan. Amnion : Menutupi funiculus ambilicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membrane amnion berasal dari ectoderm. Fungsi tali pusat pada bayi sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis dan sebagai saluran pertukaran bahan – bahan kuman seperti urea dan gas karbondioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis. Sirkulasi Tali Pusat Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkaran bahan kumuh yang yang di hasilkan oleh sel-selnya. Jika kepreluan ini tidak dapat di penuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang 4 bertanggung jawab memnuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri dari pada tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang ke-16 kehamilan. 2.2 Cara Perawatan Tali Pusat Bayi Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilical) dan plasenta ibunya akan dipotong oleh dokter. Semasa dalam rahim. Tali ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Tapi saat bayi dilahirkan, bayi tidak lag membutuhkan oksigen dari ibunya, karena ia sudah dapat bernafas sendiri melalui hidung. Tali pusat yang melekat di perut bayi, akan disisakan bebrapa senti dari dokter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering,lalu terlepas dengan sendirinya. Saat sisa tali pusat masi mengantung, banyak ibu-ibu yang takut memandika bayinya. Dari takut basa, berdarah atau lama keringnya. Tidak menjadi masalah bila tali pusat tersebut terkena air. Tetapi bila takut, cukup basuh tubuhnya dengan handuk yang dibasahi air hangat agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar. Sebanyak dua kali sehari sehabis mandi, tali pusar si kecil harus diberisihkan,setalah bayi berusia 10-14 hari, biasanya tali pusar ini sudah mengering dan terlepas dengan sendirinya. 2.3 Cara Mengikat Tali Pusat Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai stabil maka lakukan pengikat puntung tali pusat atau jepit dengan klem tali pusat (bila tersedia) 1. Celupkan tangan (masi menggunakan sarung Tenaga) kedalam larutan klorin 0,5% untuk memberikan darah dan skresi lainya. 2. Bilas tangan dengan air disinfeksi tinggi. 3. Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk atau kain bersih dan kering. 4. Gunakan handscoon. 5. Ikat puntung tali pusat dengan jarak 1 cm dari dinding perut bayi (pusat) Gunakan benang atau klem plastic penjepit tali pusat disinfekasi tingat tinggi atau steril.kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastic tali pusat 6. Jika pengikat dilakukan dengan benang tali pusat, lingakaran benang di sekeliling patung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati di bagian yang berlawanan 7. Lepasakn klem logam penjepit tali pusat dan letakan di dalam larutan klorin 0,5% 5 8. Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering 9. Lepaskan hendscon 10. Cuci tangan 2.4 Hal-Hal Yang Dilarang Membubuhkan atau mengoleskan ramuan dan abu dapur karena akan menyebabkan infeksi 2.5 Hal-Hal Yang Diperhatiakan 1. Jangan membungkus tali pusat atau perut bayi atau menoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. 2. Lihat popok di bawah putung tali pusat 3. Jika tali pusat kotor , bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun segeran keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih 2.6 Infeksi Pada Tali Pusat Bayi 1. Pengertian infeksi tali pusat ( Tetanus Neonatrium ) Tetanus Neonatrum adalah penyakit yang diderita oleh bayi baru lahir (neonatus). Tetanus neonatorum penyebab kejang yang sering dijumpai pada BBL yang bukan karena trauma kelahiran atau askifisia, tetapi disebabkan infeksi selama mas neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawat tidak aseptic. 2. Etiologi Penyebab adalah hasil klostrodium tetani besrifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yauitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat meneyebabkan ketegangan dan spasme otot. Penyebab tetanus neonatrium adalah clostridium tetani yang merupakan kuman gram positif anaerob, bentuk batang dan ramping. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan tetanolysin. 2.7 Teknik Perawatan Tali Pusat Bayi Dalam perawatan maupun pemotongan tali pusat bayi itu menggunakan teknik steril. Artinya, dalam setiap pelaksanaan perawatan dan pemotongan tali pusat bayi itu menggunakan alat – alat yang steril. 6 Dan dalam setiap proses perawatan itu dianjurkan untuk selalu memakai handscone. Penggunaan popok pada bayi Saat tali pusat dipotong, maka harus diperhatikan penggunaan popok bayi tersebut. Sebaiknya popok dipakai dibawah tali pusat. Alasannya adalah agar pusarnya tidak lembab, karena apabila lembab akan beresiko timbulnya infeksi. 7 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Cara Membersihkan Tali Pusat 1. Cuci tangan bersih 2. Gunakan handscoon 3. Ambil kapas bulat atau kapas bertingkai yang telah dibubuhi alcohol 70% lalu bersihakan sisa tali pusat, terutama bagian pangkalnya (yang menempel pada perut). 4. Lakukan dengan hati-hati, palagi pusar bayi masih berwana merah. 5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya, agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbanya 6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya ke tutup perban. 7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan. 8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatanya. 3.2 Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu: dari bagian tali pusat yang dipotong kea rah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong tidak terkena kotoran dari pusat. 3.3 Tanda – Tanda Tali Pusat Bayi yang Terinfeksi 1. Bernanah Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya, seperti kurang bersih dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat pemotongan tali pusat bayi menggunakan benda yang tidak steril sehingga kuman mudah tumbuh dan berkembangbiak. 2. Bau Tidak Sedap Bau tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernanah dan berlendir. Selain itu juga ditandai dengan kemerahan di sekitar pusar. 3. Tidak Banyak Menangis Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak tidur. Gejala ini ditandai dengan bayi malas minum, demam, dan yang paling parah sampai terjadi kejang 4. Kulit Sekitarnya Berwarna Kemerahan 8 3.4 Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi 1. Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. 2. Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera keringkan dengan kasa kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. 3. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. 9 BAB IV SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bidang study Topik Sub topik Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu : Pendidikan Kesehatan Pada Bayi : Kesehatan Tali Pusat Bayi : Mengenali Cara Perawatan Tali Pusat Bayi : Mahasiswa Kesehatan dan Calon Ibu Hamil : RSG Sekolah Tinggi Kesehatan Hang Tuah Surabaya : : 1 x 30 menit I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mendapatkan penjelasan tentang cara perawatan tali pusat bayi diharapkan mengetahui apapun tentang tali pusat bayi. II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan mahasiswa dan calon ibu hamil: 1. Menyebutkan pengertian dari tali pusat 2. Menyebutkan tanda infeksi pada tali pusat bayi 3. Mengerti cara pencegahan agar tidak terjadi infeksi pada tali pusat III. SASARAN Mahasiswa kesehatan dan calon ibu hamil IV. MATERI 1. Pengertian tali pusat 2. Tanda infeksi tali pusat bayi 3. Pencegahan infeksi pada tali pusat V. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab VI. MEDIA Leaflet LCD MIC Laptop 10 VII. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur Peserta hadir ditempat penyuluhan Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RSG Sekolah Tinggi Kesehatan Hang Tuah Surabaya Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya 2. Evaluasi Proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh pembicara Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan selesai Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan 3. Evaluasi Hasil Pasien dan keluarga mengetahui tentang pentingnya pola tidur bagi kesehatan Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri VIII. KEGIATAN PENYULUHAN No. WAKTU 1. 3 menit KEGIATAN PENYULUHAN Pembukaan: Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan KEGIATAN PESERTA Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan 11 2. 15 menit Pelaksanaan: Menjelaskan tentang pengertian tali pusat Menjelaskan tentang tanda infeksi pada tali pusat bayi Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 3. 4. IX. 10 menit 2 menit Menjelaskan pencegahan infeksi pada tali pusat bayi Memperhatikan Memperhatikan Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan memperhatikan Evaluasi: Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan. Terminasi: Mengucapkan terima kasih atas peran serta peserta. Mengucapkan salam penutup. Menjawab pertanyaan Mendengarkan Menjawab salam PENGORGANISASIAN Pembawa Acara : Roy Allam F. Pembicara : Azriel Oktavianus Fasilitator : Risma Agustina, Evi Kurnianti Observer : Nurlita 12 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tali pusat adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen janin. Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Cara Merawat Tali Pusat : Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan / bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan keluarganya. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah / lembab. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi : a. Lipat popok di bawah puntung tali pusat. b. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih. c. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau fasilitas kesehatan, jika pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan / atau berbau. d. Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) terus berdarah, merah meluas atau mengeluarkan nanah dan atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir. 5.2 Saran 1. Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat untuk menulis/meneliti tentang penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai penelitian ( dalam penulisan isi makalah) 2. Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi penulisan makalah ( penelitian lain yang lebih lanjut/dalam ) 3. Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari yang lain. 13