Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. • Perpindahan ovum ◦ Diduga terjadi akibat adanya aktivitas muskuler dinding uterus dan sekresi uterus • Superfecundatio ◦ Terjadi pada hewan betina yang berovulasi dua atau lebih ova selama periode estrus dan berkopulasi dengan dua atau lebih pejantan ◦ Sering terjadi pada hewan multipara • Superfetatio ◦ Terjadi apabila seekor betina yang sedang bunting mengalami estrus, dikawinkan lagi dan terjadi konsepsi kedua • Kebuntingan ektopik ◦ Ditandai oleh ovum yang telah dibuahi, embrio atau fetus yang mengalami perkembangan selain di endometrium ◦ Kebuntingan ekstrauterin sulit didiagnosis dan tidak umum terjadi pada hewan piara • Kematian konseptus ◦ Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian konseptus Abnormalitas genetik Kegagalan dukungan hormonal- khususnya progesteron Kegagalan tubuh maternal untuk mengenali embrio yang ada Stres lingkungan Infeksi yang mempengaruhi konseptus, plasenta atau rahim Faktor-faktor kimia Faktor-faktor imunologi Pengeluaran fetus sebelum akhir masa kebuntingan dengan fetus yang belum sanggup hidup Umumnya disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi fetus dan/atau selaput fetus Pada hewan politokus, dapat terjadi tidak semua anak terpengaruh oleh faktor-faktor yang merugikan. Apabila hanya sebagian kecil terpengaruh maka akan mengalami mummifikasi dan dikeluarkan pada saat kelahiran Pada anjing dan babi, resorbsi fetus juga dapat terjadi Berbagai agen penyebab abortus: • Sebab fisik • Genetik • Nutrisional • Khemik • Obat dan keracunan • Hormonal • Penyakit infeksi • Penyakit bakterial penyebab abortus pada ternak Brucellosis ◦ Oleh Brucella abortus ◦ Umumnya mengakibatkan keguguran pada trimester akhir dan diikuti suatu periode infertilitas ◦ Bakteri ditemukan dalam korion plasenta, menyebabkan perubahan patologik nekrosis dan oedema. ◦ Ditemukan juga pada saluran pencernaan dan paru-paru fetus • Camphylobacteriosis ◦ Disebabkan oleh Camphylobacter foetus venerealis ◦ umumnya ditemukan kematian embrio dini dan abortus pada bulan keempat hingga akhir masa kebuntingan ◦ Disebarkan oleh perkawinan dan ditandai oleh infertilitas 2-6 bulan atau lebih ◦ Gejala khas camphylobacteriosis adalah: Endometritis Infertilitas berlangsung 2-6 bulan atau lebih Siklus birahi lama, berkisar 27-53 hari Abortus terjadi pada bulan ke-4 hingga ke-7 pada umumnya Infeksi bakterial lain yang dapat menyebabkan abortus antara lain adalah: ◦ Listeriosis ◦ Tuberculosis ◦ Infeksi oleh Streptococcus, E. coli, Pseudomonas, Corynebacterium, Hemophilus, Pasteurella, Salmonella, dsb. bakteri • Penyakit viral penyebab abortus pada ternak Infectious bovine rhinotracheitis dan infectious pustular vaginitis (IBR-IPV) ◦ Merupakan kelompok herpes virus ◦ Bentuk prenatal atau abortif ditandai oleh kematian fetus di dalam uterus dan abortus 2-5 hari kemudian ◦ Abortus umum terjadi pada pertengahan hingga akhir masa kebuntingan ◦ Bentuk intrauterin menyebabkan endometritis nekrotikan, uterus oedematous dan siklus estrus pendek 9-15 hari Infeksi viral lain adalah: ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ penyakit mulut dan kuku Rinderpest Bovine virus diarrhea-mucosal disease myxovirus parainfluenza Tick-borne fever • Infeksi mikal penyebab abortus pada ternak Hampir seluruh kasus abortus mikotik pada ternak khususnya sapi disebabkan oleh dua kelompok jamur yaitu Aspergillus dan Mucorales • • Abortus mikotik umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan pada selaput fetus, seperti korion menebal, oedematous, dan nekrotik. Fetus dapat tampak normal dan/atau jamur dapat tumbuh pada kulit dalam bentuk seperti pada ringworm • Infeksi protozoal penyebab abortus pada ternak Trichomoniasis ◦ Disebabkan oleh Trichomonas foetus. ◦ ditandai dengan sterilitas, abortus muda dan pyometra. ◦ Trichomoniasis umumnya ditularkan melalui kopulasi ◦ Kebanyakan foetus yang gugur sebelum 90 hari tidak teramati ◦ Fetus yang gugur antara bulan ke-3 dan ke-5 umumnya bermaserasi, hancur dan dikeluarkan dengan selaput fetus dan eksudat coklat kemerahan Abortus karena bahan kimia, obat dan tanaman beracun • Keracunan nitrat • Keracunan arsen dan selenium dalam jumlah besar • Keracunan daun cemara Abortus karena sebab hormonal • Senyawa estrogenik • Glucocorticoid atau hidrocortison • Defisiensi progesteron Abortus karena defisiensi makanan • Defisiensi vitamin A • Defisiensi Iodium • Malnutrisi Abortus karena sebab-sebab fisik • Pemecahan kantung amnion atau jantung/pembuluh darah fetus • Pengambilan corpus luteum kebuntingan • • • Abortus karena sebab-sebab lain Inbreeding Kembar pada hewan monotokus Reaksi anafilaktik/alergi • • Kematian fetus yang terjadi pada pertengahan atau trimester akhir masa kebuntingan tanpa regresi corpus luteum dan abortus Pada kebanyakan kasus, fetus yang termummifikasi menjadi kering seperti kertas (papyraceous mummification) oleh karena resorbsi cairan fetus oleh tubuh induk • • Mummifikasi fetus dapat terjadi pada semua hewan, mono dan politokus. Pada hewan politokus, fetus yang termummifikasi mungkin dilahirkan bersama dengan fetus yang normal. Mummifikasi fetus pada sapi ◦ Diagnosis: per rektal ◦ Penanganan: prostaglandin ◦ Prognosis: baik • Sebab-sebab terjadinya mummifikasi fetus antara lain adalah: ◦ Genetik ◦ Torsio corda umbilicalis ◦ Infeksi Camphylobacteriosis BVDV • • • Maserasi adalah kematian fetus disertai dengan lisisnya corpus luteum, dlatasi servik dan masuknya bakteri ke dalam uterus Ditandai dengan fetus yang membusuk di dalam uterus, jaringan lunaknya hancur dan keluar sebagai leleran vagina Pada kebanyakan kasus, tulang-tulangnya terlalu besar untuk dapat melewati servik dan tertinggal di uterus, dapat melukai dan menyebabkan endometritis • Sering terjadi pada kasus Camphylobacteriosis dan Trichomoniasis Tanda-tanda klinis yaitu ada bau leleran vagina, pada pemeriksaan per rektal ditemukan pecahan-pecahan tulang. Pada hewan kecil dapat terdeteksi dengan USG atau X-ray Penanganan sulit dan biasanya pada hewan kecil dilakukan histeretomi Maserasi bulan fetus sapi usia 8 Mummifikasi vs Maserasi USG DIAGNOSIS • • Hidrop uteri merupakan istilah untuk menandai berlebihnya jumlah cairan fetus di dalam uterus. Kondisi patologik ini meliputi hidroamnion, hidroallantois, oedema allantochorion, anasarca foetal, ascites dan hidrothorax. Amnioinc Cavity Amnion Chorion Expands to fill chorion Yolk Sac Allantoic Cavity Day 18 Allantois Chorio Allantois • • Hidroamnion Penimbunan cairan berlebihan di dalam kantung amnion, berhubungan dengan kelainan genetik atau kongenital pada fetus Kondisi ini sering tidak diketahui hingga partus. Pada umumnya fetus mati, namun prognosa baik bagi induknya Pada anjing • • • Hidroallantois Penimbunan cairan di dalam rongga allantois, merupakan 85-90% dari kasus hidrop uteri Diduga disebabkan oleh perubahan struktural atau fungsional pada allantochorion yang meliputi pembuluh darah dengan transudasi, pengumpulan cairan. Prognosa umumnya jelek pada induk dan anak Karakteristik Hidroamnion dan Hidroallantois Hidroamnion Hidroallantois insiden n 15n Awal kejadian Tersembunyi Kebuntingan 5-6 bulan Cepat Kebuntingan 7-8 bulan anak abnormal Normal plasenta normal Abnormal prognosis baik Jelek cairan mukoid Seperti air • • • • Perputaran uterus pada porosnya Sering ditemukan pada sapi, khsusunya sapi perah yang terus menerus di kandang Sekitar 90% kasus torsio uteri terjadi pada waktu partus sebagai sebab distokia Sebab torsio uteri berhubungan erat dengan letak uterus dan jaringan di sekitarnya • • Faktor lain yang dapat menyebabkan torsio uteri adalah kurangnya cairan fetal, atau sapi terjatuh atau terguling Gejala yang ditimbulkan sering tidak dikenali oleh pemilik ternak. Proses kelahiran lebih dari 8-18 jam tanpa pengejanan yang khas. Hewan menjadi tidak tenang, memperlihatkan gejala kolik dan percepatan pernapasan dan pulsus • • • Torsio uteri yang berlanjut biasanya dosertai komplikasi gangrena uteri, ruptura uteri, atau emfisema fetal. Hewan juga dapat menderita keracunan Diagnosa dapat ditegakkan melalui pemeriksaan per vaginal atau rektal Prognosa baik apabila segera ditangani Penanganan dapat dilakukan dengan sectio caesaria, penggulingan hewan, pemutaran fetus melalui laparatomi • • Sering dikaitkan dengan kejadian hipokalsemia pada sapi Prognosa pada umumnya baik apabila penanganan dilakukan dengan cepat dan tepat • • • Tidak jarang seluruh vagina dan servik keluar melalui vulva Diketahui bersifat herediter, ditemukan pada bangsa sapi Hereford dan FH Sering ditemukan pada 2-3 bulan terakhir masa kebuntingan sewaktu hormon estrogen disekresikan oleh plasenta dalam jumlah banyak, menyebabkan relaksasi ligamenligamen pelvis dan struktur di sekelilingnya Prognosa prolapsus vaginalis tergantung pada keparahan dan lama kondisi tersebut, umumnya baik apabila segera ditangani