PATHOLOGI KEBUNTINGAN DAN PATHOLOGI POST PARTUS DRH. HERLINA PRATIWI, M.SI PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Content : Kelainan Plasenta Ectopic Pregnancy Torsio Uteri Kematian Embrio Dini Mumufikasi dan Maserasi Foetus Kelainan Placenta KELAINAN PLACENTA Pada mamalia placenta dibagi : -Placenta materna. -Placenta fetalis. RADANG PLACENTA [placentitis] Penyebab : Bakteri non spesifik [ Corynebacterium piogenes , E coli gol. cocos ] Penyakit menular [ brucellocis ]. Derajad radang : • -Radang ringan . • -Radang berat . Pencegahan : • -Menjaga sanitasi . • -Memelihara kesehatan hewan dengan memberikan pakan dengan kwalitas tinggi sesuai kebutuhan. Pengobatan : • -Antibiotik. • -Kemoterapeutika . Perdarahan Placenta [ Metrorargia ] Penyebab : • -Trauma [ jatuh di lapangan ] • -Tertanduk di bagian perut oleh induk lain . Gejala : Bila ringan : • Keluar lendir kecoklatan sampai sedikit kemerahan Bila berat / hebat : • Terjadi pengeluaran darah yang berlebihan dari alat kelamin / vulva terutama bila induk sedang berbaring . • Darah yang keluar dapat berbentuk cair / gumpalan . • Dapat menyebabkan kematian . Pengobatan : • • • • • Istirahat total . Jangan melakukan explorasi rectal / vaginal [ cukup sekali aja ]. Bila sudah terjadi pembukaan servik scr total , sebaiknya dilakukan abortus buatan [ abortus provocatus ]. Berikan suntikan haemostatika [ penghenti darah ] Berikan balok es pada punggung Tumor Placenta Macam macam : • Hiperthropi karunkula uterus [ bisa sampai 2,5 kg ]. • Mola atau papilomata : pertumbuhan dari sel epitel dinding uterus atau sel telur yang telah dibuahi, kemudian embrio mati, ttp pemberian nutrisi oleh darah tetap terjadi shg tumbuh sbg tenunan yang abnormal. • Hemangioma dan korioepithelioma (ke 2 nya masuk tumor jinak). Pertolongan : -Ditunggu sampai foetuslahir, baru setelah itu dioperasi. Hidrop selaput fetus • • • • Adalah : suatu keadaan dimana didalam rongga selaput fetus mengandung cairan yang berlebihan . Banyak terjadi pada : sapi dan kuda. Jarang terjadi pada : domba , kambing , babi , anjing . Akibat nya : bisa menimbulkan kematian fetus sebelum masa graviditas berakhir , atau fetus dapat hidup terus sampai dilahirkan tetapi dalam kondisi lemah Penyebabnya Gangguan sirkulasi darah yang menuju fetus atau didalam tubuh fetusnya sendiri [ krn insufisiensi cordis , air kencing fetus berlebihan ]. Adanya cairan transudation yang berlebihan krn pembendungan selaput fetus atau torsio tali pusar Gejala : • • • • • • • Perut yang bundar dan sangat besar. Bila perut ditepuk , spt suara tambur. Nafsu makan turun , hewan jadi kurus. Terjadi pada kebuntingan lima bulan lebih. Tipe pernafasan costal disertai sesak nafas. Bila dipekerjakan cepat lelah. Dapat terjadi abortus disertai kontraksi yang lemah. Diagnosa : Explorasi rectal : tak teraba fetus , uterus mengisi seluruh rongga perut dan rongga pelvis . Selaput fetus tebal dan kurang padat sedang cairan amnion dan allantois berwarna keruh dan berbau amis . Pertolongan : Bila diagnosa dilakukan jauh sebelum lahir Mengurangi volume cairan allantois dan amnion , • Pengambilan dilakukan seminggu 1 x , atau 2x , atau 2 mg sekali , tergantung berat ringannya hidrops. • Diadakan abortus buatan [ jangan menunggu perut Besar ]. Cara : • Dengan tang dilatator . • Dengan hormon stimulan kontraksi uterus • ECTOPIC PREGNANCY Definisi Ectopic Pregnancy Setiap kehamilan yang terjadi apabila embrio berimplantasi pada daerah di luar cavum uteri. seringkali menyebabkan kematian dari induk terutama pada trimester pertama jarang ada yang berkembang sampai dilahirkan Ekstra uterine pragnancy / Ectopic Pregnancy Ada 2 macam : Graviditas ektopi primer . Graviditas ektopi sekunder . • • Graviditas ektopi primer : kebuntingan yang terjadi diluar uterus yang pembuahan sel telur oleh sel mani terjadi diluar tuba falopii , dan embrio berkembang di tempat yang baru sampai waktu tertentu . Graviditas ektopi sekunder : kebuntingan yang terjadi diluar uterus yang pembuahannya terjadi di tuba falopii , kemudian embrio berpindah tempat keluar rongga uterus melalui infundibulum krn gerakan anti peristaltik. Sebab sebab terjadinya Gangguan anatomi dan fungsi fisiologis tuba falopii dan uterus. Classification of ectopic pregnancy >95% Macam macam nya : Graviditas Ovarica . Adalah : kebuntingan yang sel telurnya langsung dibuahi sebelum atau segera stl ovulasi. Jadi embrio berkembang di ovarium. Tuba ectopic pregnancy Graviditas Tubaria . Adalah : kebuntingan yang sel telurnya dibuahi di tuba falopii, kemudian tidak melanjutkan perpindahan ke rongga uterus. Graviditas Abdominalis . Ada 2 macam : • Graviditas abdominalis primer. • Graviditas abdominalis sekunder. Graviditas vaginalis. Adalah : kebuntingan yang mana embrio atau fetus berkembang di rongga vaginalis. FAKTOR RESIKO ECTOPIC PREGNANCY KERUSAKAN TUBA FALLOPII terhambatnya transportasi ovum Karena pembedahan abdominal Infeksi post-operasi pelvis (Chlamydia sp.) Salphingitis kronis (rusaknya myosalping yang menyebabkan hilang/berkurangnya silia tuba) adhesi perituba (endosalping rusak dan menyebabkan silia berkurang) a. FAKTOR RESIKO ECTOPIC PREGNANCY b. c. d. Tua motilitas silia tuba berkurang, transportasi ovum terhambat PERUBAHAN KADAR HORMON RIWAYAT ABORSI SPONTAN Ectopic pregnancy in animals: Primates tubal pregnancy abdominal pregnancy Laboratory animals: Abdominal pregnancies (guinea pigs, rabbits,hamsters) ovarian pregnancies (rat) tubal pregnancies (mouse) Domestic animals: abdominal pregnancies (cats) Farm animals: Abdominal pregnancies tubal pregnancy Ectopic pregnancy in animals: Rabbit doe. Eight different sized fetuses (black asterisks) attached to stomach serosa (white asterisk) and floating free in the abdominal cavity Rabbit doe. Recent abdominal pregnancy secondary to a left horn rupture (arrow). Two fetuses showed placental attachments (asterisks) to different abdominal surfaces. Ectopic pregnancy in animals: Rabbit doe. Secondary abdominal pregnancy. Two mummified fetuses with a well developed osseous structure and markedly autolysed parenchymatous organs. One of them was attached to the serosal surface of the stomach (right) and the other was free in the abdominal cavity (left). Pertolongan • • • • • Harus ditangani secepat mungkin. Bila terjadi sebelum saat melahirkan : Pada saat melahirkan bisa secara spontan , ttp bisa terjadi usus masuk kecincin hernia. Pertolongan yang baik dan tuntas dengan pembedahan. Setelah sembuh tidak baik utk bereproduksi lagi. TORSIO UTERI TORSIO UTERI. Adalah : Perputaran uterus yang sedang bunting pada sumbu memanjangnya . • • • • • • Banyak terjadi pada unipara (beranak satu) Jarang terjadi pada multipara (beranak banyak) Sering terjadi pada induk yang sudah beberapa kali melahirkan. Pada ruminansia kebuntingan kembar dapat mencegah terjadinya torsio. Kasus torsio sering terjadi menjelang kelahiran Kasus torsio minimal terjadi di bln ke 7. Penggolongan torsio uteri: • Torsio uteri sempurna. [bila perputarannya lebih dari 180 derajad]. • Torsio uteri tidak sempurna [bila perputarannya kurang dari 180 derajad ] Torsio uteri Torsio uteri Torsio uteri ad sinistrum 90° Torsio uteri ad sinistrum 240° Torsio uteri Torsio uteri ad dextrum 360° Penyebabnya : • • • • • Kebuntingan hewan tua. Terpeleset , terjatuh. Induk bunting terlalu lama dikandang. Gerakan 2 dari berbaring , terus berdiri, melalui proses nungging [menumpukan ke2 kaki depan dahulu baru mengangkat kaki belakang ] menyebabkan posisi uterus tergantung bebas di rongga abdomen. Tonus dinding uterus yang kurang kuat. Gejala : • • • • • • Anoreksia. Konstipasi. Denyut nadi makin cepat . Pernafasan cepat. Suhu tubuh turun , anggota badan terasa dingin. Colic. Diagnosa : Berdasarkan perrectal : • Terasa ada pintalan vagina. • Arteri uterina media dan ligamentum lata menjadi tegang. • Posisi fetus sulit teraba. Berdasarkan pervaginal: • Adanya perputaran dinding vagina Prognosa : • Sangat tergantung pada : • Derajad torsionya. • Lamanya terjadi torsio. Pertolongan : • Cara memutar [ menggulingkan ] badan induk penderita. • Laparatomi. • Seccio caesar. • Diputar uterus dan fetusnya melalui jalan kelahiran. Torsio uteri Retorsionshilfen Unterstützende Massnahmen zur manuellen Retorsion: Torsio uteri Instrumentelle Retorsion Torsionsgabel nach Caemmerer Torsionshaken nach Kalchschmidt Torsio uteri Brettwälzmethode Torsio uteri Brettwälzmethode Torsio uteri Brettwälzmethode Torsio uteri Brettwälzmethode KEMATIAN EMBRIO DINI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN EMBRIO DINI : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Genetik. Laktasi. Infeksi. Kekebalan. Lingkungan. Ketidakseimbangan hormonal. Pakan. Umur induk. Kesuburan air mani. Jumlah embrio atau fetus dalam uterus. a. Faktor Genetik Sering karena perkawinan inbreeding. Sering terjadi pada ternak sapi, kambing, domba dan babi. Sebelum implantasi embrio lebih mudah terkena pengaruh mutasi genetik dan kelainan kromosom. Bentuk kelainan kromosom yg dapat menyebabkan kematian embrio dini pada sapi di kebuntingan 816 hari, pada kuda 9-15 hari. b. Faktor Laktasi Sering terjadi pada domba, sapi, kuda, tidak pada babi. Karena produksi susu yang tinggi. Kemungkinan proses involusio uteri yang belum sempurna. Ketidakseimbangan hormonal selama laktasi. c.Faktor Infeksi Penyebab : - bakteri yang spesifik. - protozoa. - bakteri non spesifik. - kawin alami. - pakan yang tercemar. - infeksi melalui kulit. - virus d. Faktor Kekebalan Ketidakcocokkan antara kekebalan yang berasal dari induk dengan embrio dapat menyebabkan kematian embrio/fetus atau pedet yang baru dilahirkan. e. f. Faktor Lingkungan Stres panas/peningkatan suhu lingkungan. Faktor Ketidakseimbangan Hormonal Ketidaksembangan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kematian embrio dini. g. Faktor Pakan Tanaman yang dapat meningkatkan aktivitas estrogen. Tanaman leguminosa mengandung racun mimosin bila termakan induk hewan bunting secara berlebihan dapat mempengaruhi metabolisme hormonal. Pohon cemara dalam jumlah banyak juga dapat menyebabkan abortus. Kekurangan betakaroten, selenium, fosfor, tembaga juga menyebabkan abortus. h. Umur Induk Umur tua. Umur terlalu muda i.Kesuburan air mani Waktu subur sel mani berkisar antara 18-24 jam. Penyimpanan dingin maupun beku dapat menurunkan kesuburan sel mani. IB yang terlalu awal dari masa birahi menyebabkan sel mani menjadi terlalu tua pada saat proses pembuahan. j. Jumlah embrio atau fetus dalam uterus Banyaknya embrio atau fetus yang ditampung oleh kedua kornua uteri sangat tergantung oleh genetis. Makin bertambah umur makin banyak pula jumlah fetus yang dapat ditampung. Makin banyak fetus, makin banyak plasenta, makin banyak ruangan dan kebutuhan darah yang dibutuhkan. Superovulasi. KEMATIAN EMBRIO DINI Pada sapi sering terjadi pada usia kebuntingan 816 hari, sering pada fase blastosis. Penyebab: progesteron rendah, inbreeding, faktor imunologi. Pada kuda terjadi pada hari ke 30-36 usia kebuntingan. Penyebab : progesteron rendah, fetus kembar, pakan kurang. Pada domba dan kambing terjadi pada hari ke 915 usia kebuntingan. Penyebab : bahan estrogen alam dalam pakan, inbreeding, ransum pakan yang berlebihan, kembar lebih dari dua, suhu lingkungan yang tinggi. Pada babi terjadi pada hari ke 8-16 usia kebuntingan. Penyebab : inbreeding, jumlah fetus yang berlebihan, ransum pakan yang berlebihan, suhu lingkungan yang tinggi, induk yang sudah tua. MUMUFIKASI DAN MASERASI FOETUS Mumifikasi Fetus Adalah fetus mati dalam uterus tanpa disertai pencemaran mikroorganisme sedang proses involusi uteri normal sehingga fetus jadi kering, keras seperti kayu. Pada anjing, kucing, babi dapat terjadi pada satu fetus diantara banyak fetus yang dikandung. Penyebab Mumifikasi Fetus : Kematian fetus non infeksi. Torsio uteri. Tali pusat yang terjepit. Gejala-gejala mumifikasi fetus : Kegagalan birahi dengan korpus luteum persisten. Nafsu makan berkurang. Defikasi sulit dan feses keras. Induk terkesan sakit. Waktu berdiri selalu melihat ke belakang disertai merejan. Gejala hilang setelah 3-4 hari. Pertolongan : Pada polipara, fetus mumifikasi akan keluar bersamaan dengan partus yang normal. Pada monopara : estradiol benzoas, stillbestrol, PGF2α, oksitosin. Maserasi fetus atau Bubur fetus Adalah keadaan fetus yang mati di dalam uterus berubah menjadi bubur, tulang-tulang fetus terapung di atas masa tersebut. Dapat terjadi pada setiap waktu pada masa kebuntingan. Cairan nanah dapat keluar sendiri. Penyebabnya : trichomonas fetus Gejala-gejala : Induk selalu merejan. Pengeluaran cairan nanah yang berbau busuk dengan warna kelabu kemerah-merahan. Fase akut : - suhu badan meningkat - denyut nadi meningkat - anoreksia - produksi susu menurun Fase kronis : - suhu normal - anoreksia - nanah keluar dr alat kelamin baik akut maupun kronis pada palpasi rektal ada timbunan cairan, dinding uterus menebal, serviks membesar dan keras. Pengobatan : Sulit dan mahal Tidak ekonomis Pada hewan kecil : ovariohisterectomy Emfisema Fetus : Adalah fetus mati dalam kandungan tidak diabortuskan, tetapi mengalami pembusukkan disertai pembentukkan gas yag berbau busuk. Gas yang terkumpul bisa disubkutan di dalam tenunan otot IM, rongga badan. Penyebab : Dystokia yang tak tertangani. Suhu udara yang panas. Gejala-gejala : Induk gelisah dan merejan-rejan Nafsu makan turun. Nafas cepat dan suhu tubuh meningkat. Kotoran yang keluar dari vulva berbau busuk, berwarna coklat. Produksi susu turun dan diare. Mukosa vagina kering dan lengket. Eksporasi rektal ada suara kripitasi dalam uterus. Pertolongan : Fetus dikeluarkan secepatnya kalau perlu di embriotomi. Uterus diirigasi. Antibiotika. Pada hewan kecil : histerectomy atau fetus dikeluarkan dengan cepat. PATOLOGI POST PARTUS PATOLOGI POST PARTUS a. b. c. d. e. f. g. h. Perlukaan Akibat Melahirkan Persobekan dinding uterus atau ruptur uterus. Persobekan dinding vagina. Fistula rectovagina. Persobekan perineum. Hematoma pada saluran kelamin. Prolaps rektal. Perdarahan pasca melahirkan. j. k. l. m. n. o. p. q. Prolapsus uteri. Kontraksi berlebihan pasca melahirkan. Atoni uteri post partus Kontraksi berlebihan post partus Persobekan Vesica urinaria Paraplegia Pasca Melahirkan Paralisa Pasca Melahirkan Retensio Sekundinae a. Persobekkan dinding uterus Penyebab : Dystokia. Kelahiran normal tapi pertolongan terlalu kasar. Embriotomi. Prolaps uteri. Derajat persobekan. - Ringan. - Berat. Tempat persobekan. - Di bagian dorsal. - Di bagian ventral. Gejala – Gejala Ruptur Uteri : - Untuk yang ringan tidak begitu jelas. - Untuk yang berat : - sakit dengan tanda mulut terbuka, lidah dijulurkan. - suhu tubuh meningkat. - keluar cairan dari alat kelamin. - bila persobekkan sangat luas, dapat diikuti oleh hernia usus. Pertolongan : - Laparotomi. - Bila ada hernia usus dikembalikan ke posisi asal. - Jahit dinding uterus. - Jahit otot-otot abdomen. - Injeksi antibiotik. b. PERSOBEKAN DINDING VAGINA Penyebab : Kontraksi uterus yang sangat kuat. Prolaps vagina yang tidak segera ditangani. Pertolongan : Dinding vagina dibersihkan dengan antiseptik Dijahit. Antibiotik. c. FISTULA RECTOVAGINA Adalah : terbentuknya lubang yang menghubungkan rongga vagina dengan saluran rektum. Penyebab : Persobekkan vagina pada dystokia. Gejala : Kotoran keluar melalui vulva. Pertolongan : Vagina dan rektum yang sobek dibersihkan dengan antiseptik. Vagina dan rektum dijahit terpisah. Antibiotik. d. PERSOBEKAN PERINEUM Penyebab : Dystokia karena fetus terlalu besar. Pertolongan : Perineum dibersihkan dengan antiseptik. Dijahit. Antibiotik. e. HEMATOMA SALURAN KELAMIN Penyebab : Kerusakkan pembuluh darah antara mukosa dengan jaringan di bawahnya. Bila sedikit → dapat diserap. Bila banyak : - menyebabkan gangren (sepsis). - menghalangi keluarnya urin. Pertolongan : Daerah hematom disayat, isi dikeluarkan. Dijahit - Antibiotik. f. Prolaps rekti Prolaps total jarang terjadi, yang sering ringan disebut invertio rekti. Penyebab : Dystokia disertai kontraksi yang kuat. Pertolongan : Inversio rekti : anus ditekan dengan handuk kemudian fetus dikeluarkan. Bila kontraksi masih kuat, diberi anastesi epidural. Rektum dicuci dengan antiseptik, masukkan. Bila sudah busuk rektum dipotong → dijahit. g. PERDARAHAN PASCA MELAHIRKAN [METRORRHAGIA] Penyebabnya : - Persobekan pembuluh darah pelepasan selaput fetus. - Terlepasnya carunkula terlalu awal. - Embriotomi yang salah. saat Gejala : Bila ringan : tidak begitu jelas. Bila berat : - denyut nadi meningkat. - mukosa mulut pucat. - cepat lelah, sempoyongan. - suhu tubuh turun. - keluar keringat di seluruh permukaan tubuh. Pertolongan : Bila ringan : Sembuh sendiri. Bila berat : •Dengan penghenti darah. • Bila terbentuk gumpalan dikeluarkan secara manual. •Uterus dicuci dengan NaCl •fisiologis. •Antibiotik. darah, h. PROLAPSUS UTERI Adalah : suatu keadaan di mana dinding uterus membalik keluar dari vulva dengan bagian mukosa berada di bagian luar dinding uterus, serosa di bagian dalam. Ada 2 macam : - prolaps uterus tidak sempurna. - prolaps uterus sempurna. Penyebab : Hewan tua, sering melahirkan. Atoni uteri pasca melahirkan disertai kontraksi dinding perut yang kuat. Kontraksi uterus yang sangat kuat dan tekanan dinding perut berlebihan. Retensi sekundinarum. Induk hewan yang dikandang, kurang bergerak. Gejala : Induk selalu merejan. Suhu dan denyut nadi naik. Nafsu makan turun. Uterus berwarna merah menggantung di bawah vulva. Pertolongan : Harus cepat dilakukan pertolongan. Uterus yang prolaps dibersihkan dengan antiseptik. Bila kontraksi uterus masih berlanjut diberikan anastesi epidural. Bagian belakang tubuh induk diusahakan lebih tinggi dari bagian depan tubuh induk. Uterus dimasukkan melalui vulva dengan tangan yang bersih. Bagian vulva dijahit. Diberi antibiotika. 5-7 hari jahitan dilepas. i. KONTRAKSI BERLEBIHAN PASCA MELAHIRKAN Penyebab : - rangsangan yang terus menerus pada bagian alat kelamin atau rektum. - faktor hormonal. - luka pada mukosa vagina, servik, rektum permuaraan uretra. - sebelum melahirkan induk menderita prolaps vagina. Gejala : Terjadi kontraksi yang kuat setelah melahirkan. Induk kesakitan. Kadang- kadang anus dan vulva menyembul keluar. Nafsu makan menurun. Komplikasi yang dapat terjadi : Prolaps uterus. Prolaps vesica urinaria. Prolaps rekti. Pertolongan : Anastesi epidural Luka pada alat kelamin diobati dengan salep antibiotika. Bila ada hematoma, maka diinsisi dan diobati bekas hematomanya. Jahit bagian vulva untuk mencegah prolaps uteri. j. Atoni Uteri Penyebab : Induk terlalu lelah akibat distokia, kelahiran kembar atau polipara Adanya perlukaan pada uterus atau servik setelah melahirkan Kekurangan hormon seperti :Oksitosin, strogen atau prostaglandin Induk menderita osteomalacia Haemoglobinuria pasca melahirkan Gejala Tidak begitu jelas Bila secara normal masih ada kontraksi dinding uterus setelah melahirkan, pada kasus ini kontraksi tsb tdk pernah terlihat Pada perabaan saat palpasi rektal, uterus terasa tidak berkontraksi, dindingnya lembek dan terasa rongganya sangat luas Pada pemeriksaan per vaginal : servik masih terasa terbuka luas, dan tangan tidak terjepit oleh Diagnosa Gejala yang timbul Hasil pemeriksaan per vaginal dan per rektal Pertolongan Pemberian obat/preparat hormon yang dapat merangsang kontraksi uterus sprt : Oksitosin (30-60 IU pada sapi dan kuda), (5-15 IU pd domba, babi, kambing, dan anjing) secara i.m/s.c Estrogen (Dietilstilbestrol) Bila diikuti hipokalsemia maka ditambahkan Kalsium boroglukonat Bila diikuti endometritis, maka dibisa ditambahkan antibiotik k. Kontraksi berlebihan post partus Penyebab : Faktor hormonal Adanya luka pada mukosa vaginal, pada permuaraan ureta, servik, atau rektum Sebelummelahirkan induk menderita prolapsus vaginal Terjadi hematoma pada dinding vagina Adanya rangsangan terus menerus pada bagian sekeliling alat kelamin atau rektum Gejala Kontraksi sangat kuat dari dinding uterus dan dinding abdomen kadang disertai menyemburnya cairan yang tertinggal di uterus Anus dan vulva menyembul ke luar menyerupai prolapsus Induk terlihat kesakitan, lelah, sering menoleh ke belakang, dan tidak memperhatikan anaknya Napsu makan hilang, produksi susu turun, dan lama kelamaan bagian belakang induk melemah Komplikasi Prolapsus uteri Prolapsus vesika urinaria Prolapsus rekti Diagnosa Kontraksi yang berlebihan Pemeriksaan per vaginal, tangan akan dijepit oleh vaginal secara periodik Prognosa Baik, bila tidak ada komplikasi Buruk, bila disertai komplikasi dan pertolongan telat Pertolongan Anastesi epidural Apabila terdapat luka pada alat kelamin, diobati dahulu dengan antibiotik Apabili diikuti dg haematoma, dilakukan insisi kemudian diobati Untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, maka dilakukan penjahitan pada bagian vulvanya Induk penderita dimasukan dalam kandang dengan posisi bagian belakang lebih tinggi dibandingkan bag depan Apabila msh ada secundinae, maka dibersihkan dahulu Diberikan antibiotik ke dalam uterus l. Persobekan vesica urinaria Penyebab : Pada saat kelahiran, vesica urinaria berisi urine yang masih penuh, rektum juga berisi kotoran Persobekan dapat terjadi bila terdapat tekanan dari fetus yang terlalu besar atau karena distokia Pathogenesis Vesica dan rektum penuh dengan urin dan feses terjadi tekanan fetus yang terlalu besar (oversize)/kesukaran kelahiran (distokia); pertolongan kelahiran yang terlalu kasar vesica urinaria penuh vesica urinari pecah akibat tekanan fetus diikuti pecahnya keluarnya urine mli sobekan dinding masuk ke dalam rongga abdomen perionitis bila pertolongan terlambat kematian induk Pada kasus ini biasanya pertolongannya terlambat karena gejala tidak nampak O. Paraplegia Pasca Melahirkan Bunting tua atau beberapa hari sesudah melahirkan tidak dapat berdiri Penyebab: terlalu berat anak terlalu berat atau kembar Kandang sempit Fraktur tulang femur, sakrum atau lumbal Osteomalasia karena kekurangan vitamin D Beban Pengobatan: Diberi alas dibawah kandang, diberi kamferspiritus pada kaki belakang, vitamin B1 dan B6 (untuk syaraf ) P. Paralisa Pasca Melahirkan Gangguan saraf pada N. Obturatorius pada bunting tua atau setelah melahirkan Penyebab: luka pada n. obturatoria Pengobatan: Ransum pakan yang berkualitas dan mudah dicerna dan mengandung banyak laxan Pemijatan pada kaki belakang dan dapat digososk mengguanakan obat yang merangsang aktivitas syaraf Pemberian vitamin E Q. Retensio Sekundinarum Pengeluaran selaput fetus diatas 12 jam setelah partus Pengobatan: Diberikan oksitosin Pengeluaran secara manual Pencucian uterus Pemberian antibiotik TERIMA KASIH