HUBUNGAN DISIPLIN GURU TERHADAP PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok) Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: YUSUP ABDUL AZIZ NIM: 205011000318 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H LEMBAR PERNYATAAN PENULIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yusup Abdul Aziz Tempat/ Tgl. Lahir : Lebak/ 20 Juli 1986 Nim : 205011000318 Jurusan/ Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul Skripsi : Hubungan Disiplin Guru Terhadap Prilaku Keberagamaan Siswa Menurut Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok). Dosen Pembimbing : Dr. Khalimi. MA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Jakarta, 15 Maret 2011 Penulis Yusup Abdul Aziz NIM. 205011000318 ABSTARK Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa salah satu faktor penunjang hasil prestasi pendidikan agama Islam di sekolah terutama khususnya di SMP adalah kedisiplinan guru dimana guru adalah orang yang dijadikan teladan bagi anak didiknya ketika di Sekolah, namun ada pertanyaan sederhana apakah disiplin guru itu sangat berpengaruh terhadap keberagamaan siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat disiplin guru dan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara disiplin guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Islam YKS Depok Sesuai dengan sifat masalah dan tujuan masalah dan agar penelitian ini bisa terarah dengan baik, maka dalam hal ini penulis menggunakan kombinasi pendekatan, yaitu pendekatan kuantitaf, dan dilengkapi dengan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Penelitian deskriptif dilakukan dengan menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan disiplin guru dalam hal KBM, juga fakta, keadaan, dengan mengacu kepada kerangka pikir. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa koefisien determinasinya sebesar 5,76 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel X (Kedisiplinan Guru) mempengaruhi atau memberikan kontribusi kepada avariabel Y (Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam Siswa) sebesar 5,76 %. Adapun sisanya adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa dan tidak diteliti oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan yang menguji pengaruh disiplin guru terhadap prestasi belajar PAI siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat di ketahui pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel sebesar 0,433 sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh “r” tabel sebesar 0,549. Ternyata rxy atau ro yang besarnya 0,24 jumlahnya lebih kecil dari pada “r” tabel yang besarnya 0,433 dan 0,549. Maka dengan demikian hipotesa alternatif (Ha) ditolak. Walaupun hipotesa alternatif ditolak namun melalui analisa determinasi kedisiplinan seorang guru masih mempunyai kontribusi terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa sebesar 5,76 %. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN DISIPLIN GURU TERHADAP PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok). Sholawat beserta salam semoga Allah SWT. curah limpahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW., keluarga, sahabat it’bauutabiin serta sampai kepada kita semua selaku umatnya. Amiin. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan hambatan namun, berkat bimbingan dan dukungan dari semua pihak penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga selesai pada waktunya, khusunya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Dekan FITK sekaligus Dosen Seminar Skripsi 2. Bapak Bahrisalim, M. Ag selaku Kajur Pendidikan Agama Islam 3. Bapak Drs. Safiuddin Shidiq, M. Ag selaku Sekretaris Jurusan PAI 4. Bapak Dr. Khalimi. MA selaku Pembimbing Skripsi 5. Bapak. Firdaus H. M, S. Pd selaku Kepala Sekolah SMP Islam YKS Depok yang telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat melaksanakan penelitian ini. 6. Bapak Marto S.Pd I selaku Urusan Kurikulum SMP Islam YKS Depok yang banyak membantu dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan selama penulis dalam penelitian. 7. Bapak Gopur S.Ag Selaku guru yang selalu memberikan dorongan ii 8. Almarhum ayah tercinta kami yang telah memberi kasih sayangnya dan ibunda yang selalu dan tak henti-hentinya mendoakan kami, sehingga kami bisa hidup mandiri dan terima kasih atas segala sesuatu yang telah diberikan berupa bentuk materilnya. 9. Rasa sayang kepada istriku yang membantu dan sabar menanti untuk menyeleseikan skripsi ini, atas motivasi dan suportnya. 10. Seluruh kawan-kawan yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa menyeleseikan skripsi ini. 11. Rasa cinta dan hormat kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyeleseikan skripsi. Sebagai manusia dhoif, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif kepada semua pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang. Harapan terbesar penulis adalah semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi siapa pun khususnya bagi civitas akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan Keluarga Besar SMP Islam YKS Depok, sehingga dapat menjadi shodaqotun jaariyah yang penulis dedikasikan teruntuk Ayah Bunda dan Guru-guru penulis. Aamiin. “Membiasakan menjadi disiplin di mulai dari hal-hal yang terkecil" "Jadilah pribadi Disiplin maka anda akan menjadi pribadi yang kuat” Jakarta, 15 Maret 2011 Penulis iii DAFTAR ISI HAL LEMBAR SAMPUL ............................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................. v KATA PENGANTAR .......................................................................... vi DAFTAR ISI .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Identifikasi Maslah ............................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................ 6 D. Perumusan Masalah ............................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 F. Kegunaan Hasil Penelitian................................................... 7 G. Sistematika Penulisan........................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................... 8 A. Disiplin Guru ..................................................................... 8 1. Pengertian Disiplin ......................................................... 8 2. Pengertian Guru .............................................................. 11 3. Tugas dan Fungsi Guru ................................................... 13 4. Kode Etik Guru ............................................................... 17 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Guru ......... 19 B. Prilaku Keberagamaan Siswa ........................................... 20 1. Pengertian Prilaku Keberagamaan Siswa ....................... 20 iv HAL 2. Ruang Lingkup Prilaku Keberagamaan .......................... 22 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Keberagamaan .................................................... 27 C. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ...................... 28 1. Prestasi Belajar ................................................................ 28 1.1. Pengertian Prestasi ................................................... 28 1.2. Pengertian Belajar .................................................... 28 1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ......................................................... 29 2. Pendidikan Agama Islam ................................................ 30 2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................... 30 2.2. Dasar-Dasar Pelaksanaan PAI.................................. 32 2.3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................. 33 D. Kerangka Konseptual ....................................................... 35 E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 38 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 38 B. Metode Penelitian .............................................................. 38 C. Variabel Penelitian ............................................................. 38 D. Populasi dan Sampel ........................................................... 39 E. Instrumen Penelitian ......................................................... 39 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 42 G. Teknik Analisa Data .......................................................... 44 H. Hipotesa Statistik ............................................................... 47 BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 48 A. Gambaran Umum Sekolah ................................................ 48 1. Sejarah Berdirinya SMP Islam YKS Depok .................... 48 2. Profil Sekolah SMP Islam YKS Depok ........................... 49 v HAL 3. Letak Geografis SMP Islam YKS Depok ....................... 50 4. Visi Misi SMP Islam YKS Depok ................................... 51 5. Sarana dan Prasarana SMP Islam YKS Depok ............... 51 6. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam YKS Depok ......... 52 7. Struktur Organisasi SMP Islam YKS Depok .................. 53 B. Deskripsi Data .................................................................... 53 1. Hasil Pernyataan Disiplin Guru ....................................... 54 2. Hasil Pernyataan Prilaku Keagamaan Siswa dalam Perspektif Prestasi Belajar PAI ...................................... 66 a. Aspek Kognitf .............................................................. 66 b. Aspek Afektif .............................................................. 67 c. Aspek Psikomotorik ..................................................... 75 C. Analisis Data ....................................................................... 76 D. Interpretasi Data ................................................................ 79 BAB V PENUTUP ................................................................................ 81 A. Kesimpulan ........................................................................... 81 B. Saran ..................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA vi DAFTAR TABEL HAL Tabel. 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................... 40 Tabel. 4.1 Kondisi Sarana ..................................................................... 51 Tabel. 4. 2 Keadaan Guru ...................................................................... 52 Tabel. 4. 3 Guru anda datang tepat waktu ketika mengajar .................. 54 Tabel. 4. 4 Guru anda sering terlambat ketika waktu mengajar ........... 54 Tabel. 4. 5 Para guru jarang hadir ketika upacara bendera .................... 55 Tabel. 4. 6 Guru anda ketika jama pelajaran berlangsung mendadak pulang .................................................................. 55 Tabel. 4. 7 Guru anda bila berhalangan hadir memberitahukan Terlebih dahulu ................................................................... 56 Tabel. 4. 8 Guru anda tiba-tiba tidak masuk ke sekolah tanpa ada keterangan ...................................................................... 56 Tabel. 4. 9 Guru anda keluar kelas pada pertengahan jam pelajaran berlangsung ........................................................... 57 Tabel. 4. 10 Guru anda mengurangi jam pelajaran Di waktu belajar .................................................................... 57 Tabel. 4. 11 Ketika guru anda memberikan tugas, Tugas anda dikoreksi ............................................................ 58 Tabel. 4. 12 Guru anda ketika KBM tidur dikelas .................................. 58 Tabel. 4. 13 Guru anda ketika KBM memberikan tugas belebihan ....... 59 Tabel. 4. 14 Sebelum KBM berlangsung guru memeriksa Daftar hadir siswa ................................................................ 59 Tabel. 4. 15 Guru anda memberi evaluasi sesudah mengajar ................ 60 Tabel. 4. 16 Dalam proses KBM guru anda sering menegor Anda ketika berisik dikelas ................................................... 60 Tabel. 4. 17 Guru objektif dalam memberikan nilai terhadap siswa .............................................................. 61 Tabel. 4. 18 Guru anada mengulang penjelasannya ketika siswa ada yang belum mengerti ................................. vii 61 HAL Tabel. 4. 19 Guru anda memperhatikan dan Mendengarkan pendapat siswa .......................................... 62 Tabel. 4. 20 Untuk terciptanya hubungan yang baik antara guru dan Siswa, guru memberikan teladan terhadap tingkah laku siswa yang .................................................... 62 Tabel 4. 21 Guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar ....................................... 63 Tabel. 4. 22 Guru anda memberi motivasi kepada siswa agar berprestasi ......................................................... 63 Tabel. 4. 23 Untuk membantu mengungkapkan pikiran dan perasaan siswa, guru mendiskusikan bersama pendapat siswa ......... 63 Tabel. 4. 24 Dalam KBM guru anda tidak memberikan kesempatan untuk memberikan pendapat siswa ...................................... 64 Tabel. 4. 25 Guru anda mengajar dengan tidak semangat ..................... 64 Tabel. 4. 26 Guru anda membaca majalah sewaktu mengajar ................ 65 Tabel. 4. 27 Guru anda jarang hadir ketika jam mengajar ...................... 65 Tabel. 4. 28 Nilai Rata-Rata (mean) PAI Aspek Kognitif ...................... 66 Tabel. 4. 29 Saya suka membaca al-Qur’an ............................................ 67 Tabel. 4. 30 Pada Bulan Ramdhan saya enggan membaca al-Qur’an karena cape dan ngantuk ...................................................... 67 Tabel. 4. 31 Setiap selesai shalat wajib saya menyempatkan untuk membaca al-Qur’an .............................................................. 68 Tabel. 4. 32 Dalam setiap tahunnya saya mengkhatamkan al-Quran minimal satu khataman ....................................................... 69 Tabel. 4. 33 Saya bangga mempunyai harta yang melimpah, sehingga saya dapat bersenang-senang ............................... 69 Tabel. 4. 34 Ketik saya sibuk berjualan, adzan telah berkumandang, saya bersiap-siap melaksankan shalat. ................................ 70 Tabel. 4. 35 Saya berputus asa ketika mendapatkan musibah ............... 70 Tabel. 4. 36 Saya gelisah apabila tidak mendapat nilai yang bagus ....... 71 viii HAL Tabel. 4. 37 Saya selalu membutuhkan orang lain, tetapi tidak tergantung dengan orang lain ........................... 71 Tabel. 4. 38 Saya berintrospeksi diri, apabila melakukan kesalahan ...... 72 Tabel. 4. 39 Saya menghasud antara satu teman dengan yang lainnya ............................................................ 72 Tabel. 4. 40 Saya menceritakan aib orang lain karena yang saya ceritakan benar adanya ........................................................ 73 Tabel. 4. 41 Dalam setiap tahunnya saya melakukan puasa Ramdahan ................................................................. 73 Tabel. 4. 42 Saya enggan melaksanakan puasa Ramadhan .................... 74 Tabel. 4. 43 Saya berzakat fitrah untuk membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela ................................ 74 Tabel. 4. 44 Nilai Rata-Rata (Mean) Prestasi Belajar PAI Aspek Psikomotorik ............................................................. 75 Tabel. 4. 45 Skor Kedisiplinan Guru ..................................................... 76 Tabel. 4. 46 Skor Prilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI ............................................................ 77 Tabel. 4. 47 Tabel Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara Disiplin Guru (X) dan Prilaku Keberagamaan Siswa Menurut Prestasi Belajar PAI (Y) ...................................... ix 78 DAFTAR LAMPIRAN 1. Uji Referensi 2. Surat Keterangan Uji Referensi 3. Struktur SMP Islam YKS Depok Tahun Pelajaran 2009/ 2010 4. Struktur Komite Sekolah SMP Islam YKS Depok 5. Struktur Osis SMP Islam YKS Depok Tahun Pelajaran 2009/ 2010 6. Denah Sekolah SMP Islam YKS Depok (Bawah dan Lantai II) 7. Jadwal Pelajaran SMP Islam YKS Depok 8. Pembagian Tugas mengajar, kelas dan jumlah jam mengajar 9. Berita Wawancara Kepala Sekolah SMP Islam YKS Depok 10. Berita Wawancara Guru Agama Islam SMP Islam YKS Depok 11. Surat Keterangan melakukan penelitian di Sekolah SMP Islam YKS Depok 12. Angket Untuk Guru dan Siswa SMP Islam YKS Depok 13. Kunci Jawaban Instrumen Angket SMP Islam YKS Depok 14. Tabel Skala Likert Disiplin Guru 15. Tabel Skala Likert Prestasi Belajar PAI; Afektif 16. Tabel Hasil Kognitif True-False 17. Tabel Hasil Matriks Psikomotorik 18. Tabel Distribusi Frekuensi Disiplin Guru 19. Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PAI 20. Surat Pengajuan Judul Skripsi 21. Surat Bimbingan Skripsi Pertama 22. Surat Bimbingan Skripsi Kedua 23. Surat Permohonan Penelitian 24. Surat Permohonan Izin Obsevasi 25. Surat Permohonan Riset/ Wawancara x 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab II Pasal 6 menyatakan1: Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dari Undang-Undang diatas jelas bahwa guru mempunyai tanggung jawab secara profesional dalam profesinya sehingga guru sangat bertanggung jawab dalam keberhasilan peserta didik. Sebuah kejadian ditemukan di sebuah sekolah PN Timah yang berdiri megah di bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingi pagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi pendidikan di Kampung Belitong dari cerita Laskar Pelangi yang menggugah para sastrawan dan masyarakat, dari kejadian di Belitong tersebut bertentangan dengan undang-undang dimana para murid yang difasilitasi guru yang profesional dan sarana prasarana yang lengkap telah kalah dalam lomba 1 Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, t.d, t.t, h. 4 1 2 cerdas cermat antar sekolah yaitu dengan sekolah SD Muhamadiyah yang keadaannya jauh lebih ataupun sangat kurang dalam fasilitasi belajar mengajar, tetapi sekolah SD Muhamadiyah menang dalam lomba cerdas cermat tersebut2. Hal ini membuktikan bahwa guru yang profesional belum menjadikan peserta didik berprestasi tetapi guru yang biasa menjadikan peserta didik yang luar biasa. Menurut Hamzah B. Uno menyatakan dalam bukunya Profesi Kependidikan bahwa “Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi guru yang profesional maka sudah seharusnya ia selalu dapat meningkatkan wawasan pengetahuan akademis”3. Begitu juga dalam UU RI No. 14 tentang Guru dan Dosen bahwa Seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yaitu sebagai berikut: “Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”4. Adapun guru yang profesional disini adalah guru yang mampu menjalankan kewajiban dan tanggumg jawabnya, dan guru yang bisa disiplin dan dapat mendisplinkan peserta didik. Bagaimana peserta didik dapat berdisiplin kalau guru tidak berdisiplin karena pada dasarnya guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan prilaku peserta didik5. Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta didik, dimana guru adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru6. 2 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), h. 35 dan 363-384 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan eformasi Pendidikan di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. IV, h. 17 4 Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14…, h. 5 5 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kepen..., h. 17 6 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kepen..., h. 17 3 3 Seperti dijelaskan dalam al-Qur'an Q.S al-Ahzab, 33:21: Q.S. Al-Ahzab: (33: 21) )۲۱ :۳۳ / (االحزاب “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Q.S. Al-Ahzab: (33: 21) Salah satu tujuan pembangunan Nasional dibidang pendidkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas mutu manusia Indonesia seutuhnya, serta menjadikan masyarakat yang majemuk moderen dan maju. Hal ini mendorong agar setiap warga masyarakat dapat mengembangkan diri, baik yang berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah, yang berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan masyarakat setempat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka salah satu ketercapaain kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor yang sering mempengaruhi kegiatan pendidikan disuatu sekolah adalah seperti kurikulum, metode belajar-mengajar, sarana dan prasarana guru maupun siswa, serta adanya kedisiplinan semua pihak baik pihak sekolah seperti kepala sekolah ataupun pendidik yaitu guru dan juga siswa itu sendiri, faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kegiatan pendidikan baik langsung ataupun tidak langsung adalah guru, karena guru bagian yang terpenting yang sering berhadapan langsung dengan siswa itu sendiri dibanding yang lain di kehidupan sekolah. Namun ketika penulis terjun kelapang sedikit menemukan hal yang berberbeda antara teori dengan fakta yang ada. Diantaranya yang harus disiapkan oleh seorang guru adalah pengetahuan intelektual yang memadai, akhlak yang baik, bermoral, serta disiplin yang tinggi, dan lain sebagainya. 4 Dengan demikian seorang guru dituntut untuk mengembangkan dirinya seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta laju perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat. Agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik, maka haruslah banyak intansi yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan tersebut, diantaranya dukungan dan peranan tersebut beasal dari orang tua siswa, masyarakat, intansi pemerintah, terutama para guru yang telibat langsung di dunia pendidikan. Guru amatlah penting, namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi guru untuk dapat meningkatkan kualitas murid dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal, dengan demikian perlu adanya usaha untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar melalui kulitas disiplin guru Pendidik atau guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena pendidik itulah yang akan bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi anak didiknya. Terutama pendidikan agama ia mempunyai tanggung jawab yang amat berat dibanding pendidik pada umumnya, karena selain bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan ajaran Islam, ia juaga tanggung jawab terhadap Allah SWT.7 Saat ini guru merupakan salah satu penunjang mutu pedidikan. Mutu pendiikan akan lebih baik bila ditunjang dengan mutu pengajaran yang baik dan bermutu. Guru dituntut untuk menguasai materi dan berbagai macam metode mengajar yang baik, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, resitasi, dan sebagainya. Dalam proses belajar mengajar metode belajar sangat erat hubungannya dengan belajar mengajar yang ingin dicapai serta hubungannya dengan peningkatan mutu pendidikan, guru harus mempunyai metode yang disertai dengan kedisiplinan kerja sebagai penyeimbang dalam menggunakan metode yang tepat dan dapat melihat kemungkinan untuk menggunakan metode tersebut. 7 hal. 34 Zuhairini. Dkk. Metode khusus pendidikan agama, (surabaya: usaha nasional,1983) 5 Peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin terbentuk tanpa adanya pembinaan Performance dari guru, guru merupakan sumber daya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu guru merupakan sumber yang sangat erat hubungannya dengan anak didik dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Guru adalah panutan bagi anak didiknya, oleh karena itu guru harus bisa menjaga segala tingkahlakunya baik itu ucapannya, serta perbuatannya, guru merupakan kunci dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu guru harus membekali dirinya dengan keperibadian nasional dan budi pekerti luhur, sehinggga dalam pelaksanaan tugas mulianya mampu menyelesaikan pembangunan budaya dengan memilih budaya asing yang kiranya perlu di ikuti dan yang tidak perlu diikuti serta budaya yang tidak sesui atau bertentangan dengan budaya Indonesia. Bila seorang guru dapat melaksanakan kedisiplinan dalam tugasnya, maka akan menghasilkan out put yang baik, dengan kata lain dapat menghasilkan kualitas belajar mengajar sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah ada kedisiplinan guru yang profesional dalam melaksanakan tugasnya, dengan demikian proses belajar mengajar KBM akan berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang sudah diprogramkan dapat tercapai baik tujuan institusional maupun tujuan tujuan Nasional.8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis paparkan permasalahan yang muncul dan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih banyak guru yang datang terlambat kesekolah 2. Masih adanya guru yang tidak membuat perlengkapan pembelajaran / RPP 3. Masih terlihat adanya keterlambatan pada pergantian jam pelajaran 4. Belum optimalnya pemberian pelajaran 8 Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: : Balai Pustaka, 1970., 6 5. Masih terlihat nilai yang minim untuk pelajaran PAI 6. Masih adanya penyimpangan akhlak/ moral siswa di sekolah C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan guru serta keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dan agar pembahasan ini lebih terarah dan tercapainya sasaran sebagaimana yang dimaksudkan dalam judul tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Masih banyak guru yang datang terlambat ke sekolah di SMP Islam YKS Depok 2. Masih adanya guru yang tidak membuat perlengkapan pembelajaran / RPP 3. Masih terlihat nilai yang minim untuk pelajaran PAI D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan yang diteliti adalah: APAKAH KEDISIPLINAN GURU BERHUBUNGAN POSITIF TERHADAP PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM? (Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok). E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedisiplinan guru berhubungan positif terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam (studi kasus di SMP Islam YKS Depok). 1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat disiplin guru SMP Islam YKS Depok 2. Untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMP Islam YKS Depok 7 F. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan agar dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan yaitu sebagai berikut: 1. Sedikit banyaknya hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan, khususnya terhadap disiplin guru 2. Menjadi bahan masukan bagi guru tentang pentingnya disiplin dalam proses belajar mengajar 3. Menjadi bahan pertimbangan bagi para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian untuk kasus yang sama. G. Sistematika Penulisan Adapun Sistematika penulisan skripsi berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” oleh Tim Penyusunan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Adapun susunan skripsi ini terdiri dari lima bab, setiap bab dirinci ke dalam beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Kajian Teori terdiri dari beberapa teori yaitu pengertian disiplin guru, prilaku keberagamaan dan prestasi belajar, serta pendidikan agama Islam. Metode Penelitian terdiri dari variabel penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan hipotesa statistik. Hasil Penelitian terdiri dari gambaran umum sekolah SMP Islam YKS Depok, deskripsi data, analisis data, interpretasi data yang mengungkap hubungan disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam. Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Disiplin Kerja Guru 1. Pengertian Disiplin Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin “Discrere” yang berarti berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah pelajaran, dan kata “disciplina” yang artinya latihan1. Mendikbud menambahkan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat2. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah disiplin mengandung beberapa arti yaitu: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib di bidang studi yang dimiliki obyek, system dan metode tertentu3. Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan4, sehingga dalam 1 Neiny Racmaningsih, Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2, Bandung: Srafindo Media Pratama, 1997., h. 58. 2 Morkijat, Manajemen Kepegawaian Personal Manajemen, Bandung: Alumni, 1987., h. 195. 3 Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1970., h. 208. 4 Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991., h. 345. 8 9 pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu yang terarah ditetapkan terlebih dahulu5.” Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komarudin, yaitu “suatu keadaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati”.6 Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu tata tertib, ketaatan kepada peraturan7. Sedangkan dalam Kamus Saku Bahasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib; kepatuhan pada peraturan8. Adapun dalam Kamus Bahasa Arab-Indonesia, disiplin adalah diambil dari kata إنْ َتّظَ َن – تَ َنّظَ َن – تَنَاظَ َنyang artinya menjadi tersusun, teratur, terangkum dan ِ ِنّظَ ُن الحَيَاةyang artinya aturan hidup. Berasal dari kata نّظن yang artinya pertaturan9. Dari pengertian-pengertian disiplin menurut etimolgi maka penulis paparkan beberapa pengertian disiplin menurut terminolgisnya. Pengertian disiplin menurut beberapa pakar, yang dikutip dari website tentang Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 198010. Newstrom (1985: 87) menyatakan bahwa disiplin adalah tindakan manajemen untuk menegakan standar organisasi, Mathis Jackson (2002: 314) berpendapat disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakan peraturan-peratauran perusahaan. Sedangkan Simamora (1999: 749) mengatakan disiplin adalah prosedur yang 5 Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet-ke-2., h. 6 Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. ke-2., h.239. Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet-ke 1, h. 79. 7 92 8 Pius Abdilah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya: ARKOLA, t.t), h. 89 9 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1435 10 http//www.google,com. Pengertian Disiplin: Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980. (Jakarta, 2010), h. 1 10 mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanan organisasi. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi11. Tidak jauh berbeda dengan Amir Achin dalam membahas pengertian disiplin dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar” dengan menyimpulkan disiplin sebagai pematuhan secara sadar adakan aturan dengan ditetapkan”.12 Pematuhan secara sadar mengandung pengertian menjunjung tinggi segala aturan yang berlaku baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat, hal ini disebabkan antara lain dikatakan oleh Agus Suwanto bahwa tiap keluarga sekecil apapun keluarga, misalnya kelompok bermain selalu mempunyai peraturan-peraturan tertentu yang sedikit banyak berada antara satu dengan yang lainnya. Adanya peraturan-peraturan itu tiada lain adalah untuk menjamin kehidupan yang tertib dan tentang hingga kelangsungan hidup sosial itu dapat dicapai.13 Untuk menjaga dan memelihara peraturan-peraturan tersebut, maka diperlukan sikap disiplin dalam arti sikap disiplin maupun dalam lingkungan masyarakat luas. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan wadah yang potensi untuk menyambungkan sikap disiplin. Bila dihubung dengan sekolah Soerganda berpendapat bahwa “disiplin di sekolah dapat diartikan sebagai pengawasan langsung terhadap tingkah laku bawahan (pelajar) dengan menggunakan system hukuman atau hadiah”.14 11 http//www.google.com. Pengertian Disiplin; Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK. (Jakarta, 2010), h. 1 12 Amir Achin, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, (Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang Press), Cet-ke 2, hal 62 13 Agus Swasto, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Aksara Baru), ed. III, hal 118 14 Soergada Porba Kawatja dan H. A. H. Harahap, Enskologi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), Cet-ke 2, hal 81 11 Dari pernyataan di atas memberikan kesan bahwa disiplin di sekolah didasarkan sebagai suatu hal yang mengekang kebebasan peserta didik. Akan tetapi sebagaimana dikatakan oleh Drs. Ahmad Rohani dan Drs. Abu Ahmadi dalam bukunya pengelolaan Pangajaran. “bahwa bila aturan ini dirasakan sebagai suatu yang memang seharunsnya dipatuhi, secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin sendiri (self discipline)”.15 Guru turut peran dalam melakanakan program dan kegiatan sekolah, oleh sebab itu guru harus menunjukkan hasil kerjanya dengan baik, sehingga dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini disiplin kerja yang dilaksanakan oleh seorang guru akan mempunyai prestasi belajar mengajar dan prestasi siswa yang diajarkan. 2. Pengertian Guru Kata guru dalam bahasa Arab mempunyai banyak istilah diantaranya guru disebut dengan murrabi (pemelihara), mu’allim (pemindahan ilmu pengetahuan), mu’addib (pendidik). Dari ketiga istilah itu mempunyai makna yang berbeda tetapi arti yang sama yaitu orang yang memberikan ilmu pengetahuan. Adapun guru dalam kamus Saku Bahasa Indonesia mempunyai makna “Orang yang kerjanya mengajar”16. Setelah mengetahui pengertian guru secara etimologi, maka guru secara terminologis mempunyai banyak arti, para pakar pendidikan mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut: Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik17. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, 15 Ahmad Rohani H. M. dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet-ke-1, hal 139 16 Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya: ARKOLA Offset, tth), h. 121 17 Muhibbin Syah, Psikologi Pendididkan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet-ke 14, h. 256 12 dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah18. Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima, dan memikul sebagian tanggungjawab yang terpikul dipundak para orang tua19. Adapun menurut Marimba sebagaimana yang telah dikutip oleh Ramayulis bahwa guru atau pendidik adalah “Sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggungjawab tentang pendidikan peserta didik”20. Guru merupakan profesi/ jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru21. Sama dengan pendapat diatas menurut Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon dalam bukunya This is Learning, yang dikutip oleh Hamzah B. Uno Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas22. Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam Foundation of Teaching, An Intruduction to Modern Education, dan juga dikutip oleh Hamzah B. Uno Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga terjadi pendidikan23. Adapun menurut Hamzah B. Uno sendiri “Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan”24. 18 Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, t.d, t.t, h. 2 19 Zakiah Deradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Ed. 1, Cet-ke 5, h. 39 20 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet-ke 4, h. 85 21 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2005), Cet-ke 17, h. 6 22 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. IV, h. 15 23 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kependidikan…, h. 15 24 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kependidikan…, h. 15 13 Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memilki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin25. Menurut E. Mulyasa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan prilakunya26. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian guru secara terminologis adalah merupakan suatu profesi yang membutuhkan keteladanan, keprofesionalan dan memiliki kemampuan untuk menjadikan peserta didik mempunyai budi pekerti tinggi, dan mencapai kedewasaan. 3. Tugas dan Fungsi Guru Keutamaan seorang guru disebabkan karena ada tugas mulia yang diembannya dan tugas ini hampir sama kedudukannya dengan tugas Rasul mengemban misi rahmatan lil alamin dan guru hendaklah bertolak dari amar ma’ruf nahyu al-munkar. Menurut al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Ramayulis bahwa tugas guru yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk ber-taqarub kepada Allah Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa negara. 25 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Menjadi Guru Profesinal; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet-ke 7, h. 37 26 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Menjadi Guru Profesinal…, h. 37-38 14 Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. “Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik.”27 Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan dimasyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik dengan begitu anak didik mempunyai sifat kesetiakawanan sosial. Guru turut bereperan dalam melakanakan program dan kegiatan sekolah, oleh sebab itu guru harus menunjukkan hasil kerjanya dengan baik, sehingga dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini disiplin kerja yang dilaksanakan oleh seorang guru akan mempunyai prestasi belajar mengajar dan prestasi siswa yang diajarkan. Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Diantara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut28. a. Sebagai pendidik dan pengajar b. Sebagai anggota masyarakat c. Sebagai pemimpin 27 Syaiful Fahri Djamrah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet-ke 1, hal. 42 28 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Standar Kompetensi…, h. 19 15 d. Sebagai administrator e. Sebagai pengelola pembelajaran. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab II pasal 4 dan pasal 6 menyebutkan tentang Fungsi dan Tujuan yaitu29: Guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (Pasal 4). Guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab (Pasal 6). Dari DITJEN Dikti P2TK yang dikutip dari E. Mulyasa menjabarkarkan beberapa tugas dan fungsi guru berikut uraian tugasnya: TUGAS I. Mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih FUNGSI 1. Sebagai Pendidik 2. Sebagai Pengajar 3. Sebagai Pembimbing 29 URAIAN TUGAS 1.1 Mengembangkan potensi/ kemampuan dasar peserta didik. 1.2 Menegembangkan kepribadian peserta didik 1.3 Memberikan ketekadanan 1.4 Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif 2.1 Merencanakan pembelajaran 2.2 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik 2.3 Menilai proses didik memecahkan masalah dalam pembelajaran. 1.1 Mendorong berkembangnya prilaku positif dalampembelajaran Presiden RI, UU RI Nomor 14 Tahun 2005..., (t.p. t.t), h. 4 16 4. Sebagai Pelatih II. Membantu Pengelolaan dan Pengembanga n program sekolah 5. Sebagai Pengembang program III. Mengembang kan keprofesionala n 7. Sebagai tenaga professional 6. Sebagai pengelola program 1.2 Membimbing peserta didik memecakan masalah dalam pembelajaran 4.1 Melatih keterampilanketerampilan yang diperlukan dalam pembelajaran 4.2 Membiasakan peserta didik berprilaku positif dalam pembelajaran 5.1 Membantu mengembangkan program pendidikan sekolah dan hubungan kerjasama intra sekolah 6.1 Membantu secara aktif dalam menjalin hubungan dan kerjasama antar sekolah dan masyarakat 7.1 Melakukan upaya-upaya untuk meningkaktkan kemampuan profesional Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas di sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Bila dirinci lebih jauh, tugas guru tidak hanya yang telah disebutkan. Menurut Roestiyah N.K, bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk: 1. Memberikan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. 2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar Negara Pancasila. 3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR NO. 11 Tahun 1983. 4. Sebagai perantara dalam belajar 5. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. 6. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu. 17 7. Guru sebagai administrator dan manajer. Di samping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti membuat buku kas, daftar induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasikan segala pekerjaan di sekolah secara demokrasi, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan. 8. Pekerjaan guru sebagai profesi. Guru harus menyadari benar-benar pekerjaannya sebagai suatu profesi. 9. Guru sebagai perencana kurikulum. Guru membuat perencanaan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didiknya pada masa itu dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan. 10. Guru sebagai pemimpin (guidance worker) Sebagai pimpiman guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak hal seperti memberikan suri tauladan membimbing dan memenejemen. 11. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. Guru harus turut aktif dalam segala aktivitas anak, misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.30 Dari poin-poin di atas dapat kita ketahui bahwa tugas guru tidaklah ringan. Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara profesional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas. 4. Kode Etik Guru Istilah kode etik terdiri dari dua kata, yakni “Kode” dan “Etik”. Etik berasal dari bahasa Yunani “ethos” berarti watak, adat atau cara hidup 30 17 Ny. Roesitah NK, Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), Cet-ke, hal. 18 dengan kata lain etik adalah cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok manusia. Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut “kode” sehingga terjemahlah apa yang disebut “kode etik”. Atau secara harfiah kode etik berarti sumber etik. Etika artinya tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mnegerjakan suatu pekerjaan. Jadi kode etik guru diartikan sebagai “aturan tata susila keguruan”. Menurut Westby Gybson, kode etik (guru) dikatakan sebagai suatu statment formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru. Karena itu, guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki “kode etik guru” sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama pengabdian kode etik guru. Ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dalam perbuatan guru, jika guru telah melakukan perbuatan asusila dan amoral berarti guru telah melanggar kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang ada pada profesi guru itu sendiri. Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai ketua umum PGRI menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdian bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulannya bahwa dalam kode etik guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni31: a. Sebagai landasan moral b. Sebagai pedoman tingkah laku Tujuan merumuskan kode etik dalam satuan profesi adalah untuk kepentingan dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut32: a. Menjungjung martabat profesi b. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya. c. Pedoman bertingkah laku. 31 32 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Standar Kompetensi…, h.43 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Standar Kompetensi…, h. 43-44 19 d. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen tentang Organisasi dan Kode Etik Pasal 41 dan Pasal 42 yaitu sebagai berikut: Pasal 41 Menjelaskan bahwasanya guru merupakan suatu profesi yang bersipat independen dan berfungsi meningkatkan kompetensi, karir, dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan sesuai UUD 1945. Sedangkan Pasal 42 menjelaskan hak dan perlindungan terhadap guru dan profesinya. Kemudian rumusan hasil kongres PGRI XIII menjelaskan bahwa guru harus bekerja profesional, diantaranya bisa berinteraksi baik dengan siswasiwinya, masyarakat dan juga lembaga sekolah itu sendiri.33 Dari pengertian disiplin dan guru maka penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin guru adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam lembaga pendidikan sekolah dan menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimanapun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru Agar memiliki kedisiplinan yang tinggi, maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru diantaranya. kesejahteraan pegawai, ini merupakan faktor yang harus diperhatikan sesuai dengan kinerjanya, juga tidak kalah pentingnya teladan peminpin lembaganya, karena bagaimanapun seorang pemimpin merupakan contoh bagi bawahannya, disamping itu juga 33 49 Syaiful Djamrah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Rineka Cipta), hal. 20 pengawasanpun harus terus dilakukan guna mengetahui seberapa tinggi disiplinkah guru dalam menjalankan tugasnya, dan terakhir sangsi dan hukuman bagi guru yang kurang disiplin atau melanggar tindak indisipliner. Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin: 1. Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin 2. Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, sanksi, hukuman yang disesuikan dengan tingkat indisipliner dan sebagainya seperti dalam firman Allah SWT. Q.S. At-Tin (95:8) )٨ :٩٥/ (التّين “Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya”. Q.S. At-Tin (95:8) B. Prilaku Keberagamaan Siswa 1. Pengertian Perilaku Keberagamaan Siswa Perilaku dalam kamus bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.34 Ini berarti pengertian tentang perilaku diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku adalah suatu perbuatan atau tindakan seseorang yang nyata dan dapat dilihat atau bersifat konkrit. Perilaku ini merupakan manifestasi dari pada sikap seseorang. Perilaku dapat terjadi secara spontanitas tanpa melalui pembentukan terlebih dahulu dalam jiwa dan juga dapat melalui pembinaan dalam jiwa seseorang terlebih dahulu. Sedangkan pengertian agama, menurut Harun Nasution: berdasarkan asal kata yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukuman. Kemudian dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. 34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka , 1996), h. 775 21 Bertitik tolak dari pengertian tersebut menurut Harun Nasution intisarinya adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan yang lurus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.35 Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keberagamaan adalah suatu kecenderungan atau keadaan pada diri seseorang yang berdasarkan pendirian, ketaatan dan keyakinan mengenai agamanya yang tampak dalam tingkah lakunya yang mencerminkan nilainilai ajaran agamanya. Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam.36 sebab perkembangan agama pada masa anak-anak terjadi melalui pengalaman hidupnya waktu kecil, didalam keluarga, di rumah dan dimasyarakat lingkungannya. Semakin banyak pengalaman agama yang diperoleh, maka sikap, tingkah laku, kelakuan, dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.37 Jadi pengertian perilaku keberagamaan anak dapat dibentuk melalui pembinaan agama pada anak-anak yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat sehingga anak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya. 35 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. Rev-9, h. 12 36 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Penerbit Gunung Agung, 1986), h.57 37 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 2003), Cet. KeXXVI, h. 66 22 2. Ruang Lingkup Perilaku Keberagamaan Siswa Keberagamaan adalah kondisi keimanan dan keyakinan seseorang yang terdalam terhadap ajaran-ajaran agamanya yang kemudian direalisasikan dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya. Semua yang dilakukan berdasarkan keyakinan hatinya yang dilandasi dengan keimanan (keyakinannya). Maka, ruang lingkup perilaku keberagamaan anak sejalan dengan isi pendidikan agama Islam di sekolah dasar, yang menjadi materi pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, meliputi empat unsur pokok yaitu: 1. Aqidah adalah kebutuhan akan adanya Tuhan tidak serta merta karena kebutuhan sesaat saja namun terus menerus secara kontinuitas. 2. Akhlak adalah perbuatan yang bisa dilakukan tanpa memerlukan pikiran. 3. Ibadah yaitu menyerahkan diri kepada Allah dan selalu mengikuti perintah-Nya dan menuruti yang dikehendaki-Nya. 4. Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup manusia. Ruang lingkup bahan pelajaran diatas merupakan usaha untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara: 1. Hubungan manusia dengan Allah SWT 2. Hubungan manusia dengan manusia 3. Hubungan manusia dengan alam sekitar.38 2.1. Aqidah Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab, yaitu: عقد – يعقد – عقدة – ؤعقيدة yang artinya adalah ikatan atau perjanjian. Menurut istilah, aqidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.39 38 Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (CV. Karya Manunggal, 1982), h. 3 39 Masan Alfat, Aqidah Akhlak, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,1987) h. 3 23 Manusia hidup berdasarkan kepercayaan terhadap suatu aqidah, tinggi rendahnya kepercayaan memberikan corak bagi kehidupan, karena itulah kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman. 2.2. Akhlak Kata akhlak menurut bahasa berarti “perangai, sikap, perilaku, watak, dan budi pekerti”.40 Sesuai dengan firman Allah SWT Q.S. Al-Qalam: (68:4) yang menggambarkan tentang akhlak terpuji yang terdapat pada Nabi Muhammad SAW. Q. S. Al-Qalam: (68:4): )٤ :٦٨/ (القلن “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Q. S. Al-Qalam: (68:4). Sedangkan secara istilah akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.41 Definisi diatas memperlihatkan bahwa akhlak adalah sesuatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan secara langsung tanpa memerlukan pemikiran-pemikiran. Keadaan jiwa itu ada kalanya merupakan sifat alami (thabi’at) yang didorong oleh fitrah manusia untuk melakukan suatu perbuatan atau tidak melakukannya seperti rasa takut dan sebagainya. Selain itu, suasana jiwa ada kalanya juga di sebabkan oleh adat istiadat seperti yang membiasakan berkata benar secara terus menerus, maka jadilah suatu bentuk akhlak yang tertanam dalam jiwa. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa akhlak adalah suatu perbuatan baik dan buruk, yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada orang lain dengan menyatakan tujuan yang harus dituju dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Akhlak 40 41 Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 11 Moh.Ardani, akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), h. 27 24 merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, yakni tidak dibuat-buat dan perbuatan yang dapat dilihat sebenarnya yang merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa. Karena itu agama Islam sangat mengutamakan segi akhlak dalam ajarannya, sehingga Nabi Muhammad menjelaskan bahwa risalahnya hanya untuk menyempurnakan akhlak yang utama. Sabda Rasul: ) (روه أحود.ِخلَاق ْ َإِ َنوَا ُبعِثْتُ لِأُ َتوِ َن َهكَارِمَ اْأل “Sesungguhnya aku diutus di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak”. (H.R. Ahmad).42 2.3. Ciri-Ciri Akhlak Yang Baik 1) “Jujur/ benar” memberitakan tentang sesuatu sesuai dengan hakekat keadaan yang sebenarnya. Benar atau jujur itu termasuk semulia sifat manusia yang terpuji. Sikap ini membawa keselamatan dan manfaat bagi orang yang bersangkutan dan bagi orang lain.43 2) “Sabar” yaitu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar yang diumaksud adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar, lalu lalu diakhiri dengan sikap menerima dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan.44 3) “Amanah” menunaikan segala hak-hak Allah, dan tidak membuka rahasia yang dipercayakan kepadamu untuk menyimpannya. Termasuk pula contoh sifat amanah, yaitu tidak mengurangi isi janji dari yang diucapkan oleh orang yang berjanji; atau tidak mengurangi sesuatu barang yang dipercayakan kepadamu oleh pemiliknya untuk menjaganya.45 42 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet-ke 2, h. 26 Abdurrahman Affandi Ismail, Pendidikan Budi Pekerti, (Semarang, CV. Toha Putra, 1982), h. 43 44 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf 1, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 12 45 Abdurrahman Affandi Ismail… h. 36 43 25 4) “Ikhlas” memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dari berbagai tendensi pribadi. Ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal saleh yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah SAW.46 5) “Bersyukur” suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya; baik yang bersifat pisik maupun nonpisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada Yang memberi nikmat, yaitu Allah SWT.47 6) “Pemaaf” sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas.48 7) “Malu” pencegahan diri dari segala perbuatan jelek, atau pemeliharaan diri, karena rasa takut untuk melakukan hal-hal yang dibenci, yaitu hal-hal yang bersifat universal dari syari’at, atau rasional atau kebiasaan.49 Sifat malu adalah salah satu pendorong yang kuat bagi seseorang untuk berkelakuan baik dan menjauhi yang buruk dan jahat, sehingga ia menjadi orang yang tingkah lakunya dan sikapnya dalam bergaul bersih, sopan dan ramah tamah. Ia tidak akan berdusta dalam percakapan, tidak akan mengkhianati orang dan tidak memperturutkan bahwa nafsunya melakukan hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma moral dan akhlak yang luhur. 2.4. Ibadah Ibadah, ahli lughat mengartikannya taat, menurut, mengikut, tunduk yang setinggi-tingginya, dan doa.50 Dalam pengertian yang luas, ibadah ialah segala bentuk pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata yang diawali oleh niat. Semua perbuatan baik dan terpuji menurut norma ajaran Islam, dapat dianggap ibadah dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Rupanya, niat itu merupakan warna yang dapat membedakan perbuatan biasa dengan perbuatan ibadah. Niat yang ikhlas karena Allah semata, membuat suatu pekerjaan berwarna ibadah, sehingga syari’at Islam melihat perbuatan itu sebagai suatu ibadat. 46 Ahmad Faried, Menyucikan Jiwa, (Surabaya: Risalah Gusti, 1993), h. 1 Mahjuddin… h. 12 48 Yunahar Ilyas, kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), h. 35 49 Muhammad Abdl. Ghoffar, Malu dan Manfaatnya, (Jakarta: Media Dakwah, 1997) h. 7 50 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, ( Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000) h. 1 47 26 Ibadat dalam arti yang khusus ialah suatu upacara pengabdian yang sudah digariskan oleh syari’at Islam, baik bentuknya, caranya, waktunya, serta syarat dan rukunnya, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya 51 Dengan demikian jelaslah bahwa cakupan ibadah sangat luas, shalat, zakat, puasa, haji dan segala aktifitas lahir batin yang diniatkan untuk mencari keridhaan-Nya dan mengikuti syari’at agama-Nya itu adalah ibadah. Ibadah bertujuan memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Ibadah juga bertujuan untuk mengingatkan manusia tentang rasa keagungan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Tinggi. Selain itu juga mengingatkan manusia bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan abadi telah menanti yaitu kehidupan akhirat. 2.5. Al-Qur’an Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan” dan menurut istilah ushul fiqh Al-Qur’an berarti “kalam (perkataan) Allah yang diturunkannya dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. dengan bahasa Arab serta dianggap beribadah membacanya”. 52 Al-Qur’an adalah kitab hidayah, yang berisi norma-norma yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia. Norma-norma tersebut tersusun secara sistematis dalam suatu totalitas sehingga mempunyai hubungan fungsional dalam rangka mengarahkan manusia kepada pembentukan individu yang sempurna.53 Al-Qur’an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasarhukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaandi dunia dan akhirat. 51 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, … h. 73 52 Prof. Dr. H. Satria Effendi, M. Zein, MA, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2005), cet. Ke-1, h. 79 53 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 64 27 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keberagamaan Pembentukan dan perubahan perilaku di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor Intren dan faktor Ekstren. 1) Faktor Intren, secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain adalah faktor hereditas, tingkat usia, kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang.54 2) Faktor Ekstren, faktor ini yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan dimana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga: a) Lingkungan Keluarga, yang menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. b) Lingkungan Institusional, baik formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar temen di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang. c) Lingkungan Masyarakat, memiliki pengaruh pula dalam perkembangan jiwa keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak.55 Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perilaku keberagamaan seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri maupun dari luar diri seseorang. 54 55 Jalaluddin, Psikologi Agama,… h. 241 Jalaluddin, Psikologi Agama,… h. 248-250 28 C. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Prestasi Belajar 1.1. Pengertian Prestasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia prestasi ialah hasil yang telah dicapai, dikerjakan dan sebagainya.56 Pengertian prestasi dilihat dari segi bahasa berasal dari bahasa Belanda ialah “Prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi kata prestasi yang artinya hasil usaha57. Dalam kamus populer dijelaskan bahwa prestasi memiliki makna apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan dan hasil gemilang yang diperoleh dengan kerja keras58. Prestasi belajar bukanlah sesuatu yang hanya dinilai pada ranah kognitif saja, prestasi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif, afektif dan sikomotorik, keseluruhan pencapaian hasil belajar merupakan hsil dari cermin proses seseorang, tidak hanya aspek pengetahuan pada materi tertentu saja, tetapi lewat sikap dan prilaku yang ditunjukan lewat pergaulan baik secara formal maupun non formal. 1.2. Pengertian Belajar Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia “Belajar” ialah berusaha untuk mendapatkan pengetahuan.59 Sedangkan menurut kamus psikologi belajar adalah: 1. Perolehan dari sebarang perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku, segai hasil dari praktek atau hasil pengamalan. 2. Proses mendapatkan reaksi-reaksi sebagai hasil dari pada praktik dan latihan khusus.60 56 Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Karya Abditama,2001), Cet-ke 1, h. 330 57 Zaenal Arifin, Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Tekhnik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), h. 2. 58 S. P. Hayeh, Kamus Populer, (Jakarta; 1987), Cet-ke 2, h. 296. 59 Desy Anwar ,…h. 85 29 Setelah kedua pengertian itu ditemukan dan dapat dijelaskan satu persatu pengertiannya maka ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya tentang kedua pengertian tersebut dintaranya: Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah “suatu perubahan individu yang belajar, tidak hanya pengetahuan saja akan tetapi dapat juga membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar”61. Prestasi belajar merupakan hal yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang didapatkan oleh seseorang. 1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Sumardi Suryabrata, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan kepada dua bagian, yaitu : a. Faktor internal siswa diantaranya 1. IQ dan EQ anak 2. Kesehatan anak 3. Psiologis/ Psikologis anak b. Faktor Eksternal siswa diantaranya 1. Sosial anak 2. Lingkungan/ masyarakat 3. Guru 4. Orang tua62. 60 J.P Chaplin, kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grapindo Utama, 2002) S. Nasution, Didaktik Dasar-Dasar Menagajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 25. 62 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), Cet-ke 1, h. 60. 61 30 Dalam proses belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, menurut Wasty Soemanto, faktor yang mempengaruhi belajar dapat di golongkan menjadi tiga macam. 1. Faktor stimuli belajar, segala hal diluar individu yang merangsang individu untuk melakuakan perbuatan belajar, diantara setimuli belajar adalah lama banyaknya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, suasana lingkungan eksternal dan lain sebagainya. 2. Faktor-faktor metode belajar, metode yang dipakai oleh guru, akan menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Misal pengunaan metode praktik, diskusi dan lain sebagainya, itu kan merubah proses pembelajaran. 3. Faktor individual itu juga sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang diantara faktor individual ialah, kematangan usia, jenis kelamin, pengalaman dan lain-lain. Kebanyakan orang beranggapan bahwa IQ adalah sebagai salah satu faktor penting dalam menentukan prestasi seseorang dalam belajar, namun tidaklah selalu benar karena keberhasilan seseorang itu dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya dan faktor-faktor tersebut saling mendukung dan saling mempengaruhi. 2. Pendidikan Agama Islam 2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pengertian Agama Islam mengandung makna bahwa usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk menyiapkan peserta didik meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam harus benarbenar dilakukan dengan penuh kesabaran. Pendidikan agama merupakan unsur penting dalam pembentukan dan pembinaan serta kepribadian seseorang yang apabila hal itu terakumulasi dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap suatu bangsa, karena pengalaman keagamaan yang dialaui tersebut akan menjadi unsur penting 31 dalam kepribadiannya. Keprbadian yang terjalin di dalam nilai-nilai agama akan membuahkan akhlak yang baik. Pendidikan Agama dapat dirumukan sebagai bantuan dan pimpinan yang diberikan pada perkembangan pribadi agar ia menjadi manusia beragama yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang nampak dalam cara berpikir, kebiasaan, dan sikap tingkah lakunya63. Sejalan dengan hal tersebut Zuhairini berpendapat, pendidikan agama berarti “usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membentuk anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Agama Islam64. Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, definisi Pendidikan Agama Islam, yaitu Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan mereka dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak65. Bahkan ditambahkan pula oleh Prof. H. M. Arifin, M. Ed. “bahwa Pendidkan Agama Islam di negri kita, adalah merupakan bagian dari pendidikan Islam dimana tujuan utamanya ialah membina dan mendasar kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga yang mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai dengan pengetahuan agama66. Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha yang dilakukan pendidik secara sadar dan sistematis agar peserta didik bisa memahami dan mengamalkan ajaran ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh menjadi 63 Dep. Agama RI, Penelitian Pengembangan dan Inovasi Pendidikan Agama, (Jakarta: Litbang Agama Proyek Penelitian Keagamaan, 1983/ 1984), h. 31 64 Zuhairini, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet-ke 8, h. 27 65 Amir Abyan, Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran PAI, (Jakrta: Dirjen Bimbingan Islam dan UT, 1997), h, 16 66 Muzayyin Arifin, Pendidkan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, (Jakarta: Golden Trayon Pers, tth), cet-ke 1, h. 9 Badab 32 pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah begitu pula halnya dengan pendidikan agama Islam harus diberikan dalam lingkungan lembaga pendidikan agama formal maupun non formal. Peranan pendidikan agama Islam merupakan modal dasar untuk menciptakan manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan nantinya akan lahir manusia Indonesia yang dapat menyumbangkan tenaga dan pikirannya pada bangsa dan negara berdasarkan ketakwaannya tersebut. Pendidikan agama Islam merupakan integral dari program pengajaran pada setiap jenjang lembaga pendidikan tersebut serta merupakan usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang bertakwa dan menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian, pendidkan agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Yaitu dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semanagt kebangsaan dan cinta tanah air, mampu menumbuhkan manusia-manusia pembangun yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 2.5. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Ketika berbicara tentang sejarah perkembagan pendidkna gama, maka timbul sutau motivasi yang besar untuk turut serta andil dalam mengembangkan pelaksanaan pendidikan agama yang pernah ada sekarang ini. Selanjutnya sebagai pelengkap status dan azaz keberadaan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, maka penulis akan menguraikan tentang dasar- 33 dasar pelaksanaan Pendidikan agama Islam baik dalam lingkungan formal maupun non formal. Pelaksanaan pendidikan agama memiliki tiga dasar, yakni, dasar hukum (yuridis), dasar agama (religius), dan dasar sosial psikologis. a. Dasar Hukum (Yuridis) Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 tentang GBHN Bahwa setiap lembaga pendidikan mulai SD sampai Universitas wajib memasukan pelajaran agama kedalam kurikulum pendidikan.67 b. Dasar Agama (Religius) Seperti dalam kisah lukmanul hakim yang mengajarkan kepada anaknya dalam mengerjarkan ajaran akidah, akhlaq dan, ibadah (sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit). Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan megekang dengan kekangan berapi”. (H.R. Ibnu Majah) c. Dasar Sosial Psikologis Merupakan suatu pegangan hidup bagi setiap individu, guna menjalankan perintah yang diyakininya. Seperti dijelaskan dalam ayat alquran yang artinya: ketahuilah dengan mengingat kepada Allah hati akan menjadi tenang. 2.6. Tujuan Pendidikan Agama Tujuan pendidikan agama tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang 67 Zuhairini.H. Drs Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Surabaya Usaha Nasional 1983. Hal. 23. 34 selalu bertakwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.68 Pendidikan Agama bertujuan untuk mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan pelajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan. Menurut Prof. Mahmud Yunus tujuan pendidikan agama Islam adalah menyiapkan anak didik supaya di waktu dewasa mereka cakap melakukan pekerjan dunia dan akhirat dan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan menurut Hasan Langulung merumuskan tujuan akhir pendidikan agama Islam, sebagai berkut. 1. persiapan untuk kehidupan akhirat. 2. perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan islam 3. persiapan untuk menjadi warga yang baik. 4. bisa menjawab tantangan kehidupan masyarakat modern saat ini yang semakin hari semakin berjarak dengan nilai-nilai Islam. Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah merupakan hasil belajar anak didik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, keseluruhan pencapaian hasil belajar yang merupakan hasil dari cermin proses seseorang, tidak hanya aspek pengetahuan pada materi tertentu saja, tetapi lewat sikap dan prilaku yang ditunjukan melalui pergaulan baik secara formal maupun non formal yang diberikan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didiknya agar memiliki sikap hidup dan cara berfikir rasional serta tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam serta cakap melakukan pekerjan dunia dan akhirat dan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 68 Dep. Agama RI, Pedoman Pendidikan Bagi Anak Putus Sekolah, (Jakarta: Bimbingan Islam, 2003),h.10 35 D. Kerangka Konseptual Kondisi disiplin guru saat ini ternyata masih banyak yang belum sesuai dengan tuntutan UU guru atau lembaga sekolah, terlihat dari masih adanya guru yang belum sepenuhnya memiliki kesadaran penuh dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru/ pendidik, terutama dalam menjalankan proses pembelajaran, Akan tetapi kondisi yang diharapkan jauh berbeda dengan kenyataan yang ada misalnya: Kondisi yang diharapkan a. Tumbuhnya disiplin yang maksimal dalam proses pembelajaran b. Terjadinya interaksi yang positif antara guru dan siswa c. Adanya hasil nilai PAI yang memuaskan d. Terjadinya peningkatan nilai PAI Jika dilihat secara sepintas maka terjadi kesenjangan yang sangat kontras antara disiplin guru dengan kondisi yang dicita-citakan terlihat masih rendahnya disiplin guru. Melihat keadaan seperti ini perlu adanya peningkatan dalam hal kedisiplinan guru diantaranya: a. Teladan pemimpin, sebab pemimpin merupakan panutan bagi bawahannya b. Kesejahteraan pegawai, memberikan insentif sebagai imbalan yang layak, agar guru bisa semangat dalam bekerja. c. Pengawasan yang melekat, pemimpin sekolah harus aktif dan langsung dalam mengawasi prilaku, sikap dan disiplin kerja guru d. Sanksi dan hukuman, hal ini diperlukan dalam memelihara kedisiplinan, pemberian sanksi dan hukuman disesuaikan dengan tingkat indisipliner. Dari paparan dan setrategi yang dijelaskan diatas diharapkan guru dan lembaga sekolah bisa meningkatkan kedisiplinan baik terhadap proses pembelajaran seperti membuat prangkat pembelajaran, dan lain sebaginya. 8 KERANGKA KONSEPTUAL INPUT PROSES KONDISI DISIPLIN GURU Terdapat kelemahan dan kelambatan guru dalam menjalankan kedisiplinan dalam proses pembelajaran STRATEGI/ SOLUSI MASALAH Rendahnya Disiplin Guru Sekolah harus meningkatkan: 2. Teladan pemimpin, sebab pemimpin merupakan panutan bagi bawahannya 3. Kesejahteraan pegawai, memberikan inisiatif sebagai imbalan yang layak, membuat merasa semangat dalam bekerja. 4. Pengawasan yang melekat, pemimpin sekolah harus aktif dan langsung dalam mengawasi prilaku, sikap dan disiplin kerja guru 5. Sanksi dan hukuman, hal ini diperlukan dalam memelihara kedisiplinan, pemberian sanksi dan hukuman disesuaikan dengan tingkat indisipliner. OUTPUT KONDISI YANG DIHARAPKAN 1. Tumbuhnya disiplin yang maksimal dalam proses pembelajaran 2. Terjadinya interaksi yang positif antara guru dan siswa 3. Adanya hasil nilai PAI yang memuaskan 4. Terjadinya peningkatan nilai PAI di Sekolah tersebut. 8 E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dalam penelitian ini dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam (PAI) siswa SMP Islam YKS Depok. Ho : Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam (PAI) siswa SMP Islam YKS Depok. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini penulis lakukan di SMP Islam YKS Depok pada tanggal 01 September 2010 – 18 Desember 2010. B. Metode Penelitian Sesuai dengan sifat masalah dan tujuan masalah dan agar penelitian ini bisa terarah dengan baik, maka dalam hal ini penulis menggunakan kombinasi pendekatan, yaitu pendekatan kuantitaf, dan dilengkapi dengan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Penelitian deskriptif dilakukan dengan menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan disiplin guru dalam hal KBM, juga fakta, keadaan, dengan mengacu kepada kerangka pikir yang telah dirumuskan pada bab II. C. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yang diteliti yaitu: 1. Variabel bebas adalah variabel yang diduga mempengaruhi yaitu Disiplin Guru diberi simbol (X) 2. Variabel terikat adalah variabel yang diduga dipengaruhi yaitu Prilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI, dilihat dari nilai angket (Y). 38 39 D. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP Islam YKS Depok yang berjumlah 303 siswa, sesuai dengan tujuan penelitian ini maka populasi yang di perlukan adalah populasi kelas VII dengan alasan karena siswa dan siswinya sedang mengalami masa teransisi dari anak ke dewasa, dimana sikap prilaku dan disiplinnya perlu di perhatikan secara utuh. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 20% dari jumlah populasi terang sebanyak 105 siswa. Dasar penentuan sampel 20% ini disebabkan oleh sifat dan karakter dari populasi yang relativ sama (homogen) dari latar belakang sosial dan ekonomi. Adapun teknik pengambilan sampelnya dengan Sampel Random Sampling (mengambil sampel scara acak), sehingga diperoleh sampelnya 20%x105 = 21 orang. Untuk melengkapi data yang bersumber dari angket kuantitatif, maka di kembangkan pula penggalian data kualitatif melalui observasi secara langsug ke sekolah dan wawancara. Adapun responden untuk menggali data kualitatif ini maka diadakan wawancara dengan : 1. Kepala sekolah SMP Islam YKS Depok 2. Guru 1 orang. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang dilakukan oleh peneliti adalah angket, pada variabel X yaitu disiplin guru yang terdiri dari beberapa indikator yaitu kehadiran, tanggung jawab, kerjasama dengan siswa dan semangat kerja, sedangkan pada variabel Y yaitu prilaku keberagamaan menurut prestasi belajar PAI mengacu pada beberapa ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah tersebut merupakan bagian dari indikator prestasi belajar, sehingga peneliti membuat angket berdasarkan indikator dari prestasi belajar PAI tersebut. 40 Adapun instrumen angket yang peneliti buat mengacu pada kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Angket Pengaruh Disiplin Guru terhadap Prilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP YKS Islam Depok A. Disiplin Guru No Variabel No. Item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 9, 10,11, 12,13, 14,15, 16 17, 18,19, 20, 21, 22 23, 24, 25 Indikator a. Kehadiran Guru b. Tanggung Jawab 1 Disiplin Guru c. Kerjasama dengan Siswa d. Semangat Kerja B. Prilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI No 2 Variabel Prestasi Belajar PAI Kelas VII Semester Ganjil Aspek Kognitif Materi Pokok Indikator No. Item 1 1. Iman Kepada Menjelaskan Kitab Allah pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah 2 Menyebutkan nama-nama kitabkitab Allah 2. Zuhud dan Menjelaskan 3, 4 Tawakal pengertian zuhud dan tawakal 3. Prilaku tercela 5, 6 Menjelaskan pengertian ananiah, ghdhab, 41 hasad dan ghibah Wajib Menjelaskan Puasa ketentuan puasa 7, 8 wajib dan puasa sunnah 5. Zakat Fitrah Menjelaskan dan Zakat Mal peng. zakat fitrah 9, 10 dan zakat mal 4. Puasa dan Sunnah 1. Iman Kepada Kitab Allah 2. Zuhud Tawakal 2 Prestasi Belajar PAI Kelas VII Semester Ganjil Afektif dan 3. Prilaku tercela 4. Puasa Wajib dan Puasa Sunnah 5. Psikomo torik Zakat Fitrah dan Zakat Mal Menampilkan perilkau sebagai cermin keyakinan ajan sifat-sifat Allah SWT. Menampilkan contoh prilaku zuhud dan tawakal dan membiasakan dalam kehidupan sehari-hari Menghindari prilaku ananiah, ghadhob, hasad, ghibah dalam kehidupan sehari-hari Mempraktikan puasa wajib dan puasa SeninKamis, syawal dan Arafah Mempraktikan pelakasanaan zakat Fitrah dan zakat Mal PRAKTIK SUJUD SAHWI 11, 12 13, 14 15, 16 17, 18 19, 20 21, 22 23, 24 25 42 F. Teknik Pengumpualan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah: 1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti, observasi merupakan metode yang pertamatama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan disiplin guru atau KBM 2. Kuesioner/angket, yaitu daftar pertanyaan untuk menggali data tentang hubungan disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam. Adapun isi angket terdiri dari 50 item yang dibagi pada dua bagian yaitu disiplin guru yang menggunakan pengukuran afektif dengan jenis skala likert yang berjumlah 25 item, sedangkan untuk prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar PAI berjumlah 25 item yang dibagi kepada tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun pengukuran aspek kognitif menggunakan tes objektif true false (Benar-Salah) sebanyak 10 item, dan pengukuran aspek afektif menggunakan jenis skala likert sebanyak 15 item, serta untuk pengukuran aspek psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan dan pengukuran aspek ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran aspek kognitif sekaligus, instrument yang digunkan mengukur keterampilan berupa matriks, kebawah menyatakan bagian keterampilan yang akan diukur, kekanan menunjukan besarnya skor yang dapat dicapai1. 3. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara penanya dengan responden yaitu kepala sekolah, Guru 1 orang, guna mengetahui sejauh mana pengaruh disiplin kerja guru terhadap 1 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Cet-ke3, Ed. Revisi, h. 165, 177, 182. 43 prestasi PAI, wawancara ini digunakan untuk melengkapi data angket dan observasi. Secara oprasional, pengolahan data tersebut digunakan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Editing yaitu memeriksa semua angket satu-persatu tentang kelengkapan dan ketetapan pengisiannya. 2. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan kedalam bentuk tabel selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase. 3. Skoring yaitu memberi nilai pada setiap data jawaban yang ada dalam angket, penulis memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Skoring pada aspek kognitif yang menjawab benar setiap instrument diberi skor 1 apabila menjawab benar semua maka jumlah instrument dikali tiga, dan untuk aspek psikomotorik diberi skor 10 dari 3 kriteria, serta untuk aspek afektif dan instrument pada disiplin guru yang menggunakan jenis skala likert yang menjawab item positif diberi skor: a. Alternatif jawaban A (selalu) mempunyai bobot nilai 4. b. Alternatif jawaban B (sering) mempunyai bobot nilai 3. c. Alternatif jawaban C (kadang-kadang) mempunyai bobot nilai 2. d. Alternatif jawaban D (tidak pernah) mempunyai bobot nilai 1. Sedangkan untuk responden yang menjawab item negatif diberi skor: a. Alternatif jawaban A (selalu) mempunyai bobot nilai 1. b. Alternatif jawaban B (sering) mempunyai bobot nilai 2. c. Alternatif jawaban C (kadang-kadang) mempunyai bobot nilai 3. d. Alternatif jawaban D (tidak pernah) mempunyai bobot nilai 4. Sedangkan data hasil observasi dan wawancara akan diolah melalui proses klasifikasi dan kategorisasi. Dimana data atau informasi yang semua dikelompokkan dan kemudian disebut kategorisasinya, sesuai dengan kerangka konseptual yang ada. 44 G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada siswa diolah dengan cara sistimatik melalui beberapa rumus statistik yaitu nilai rata-rata hitung (mean), distribusi frekuensi dan korelasi product moment. 1. Nilai Rata-Rata Hitung (Mean) Adalah jumlah keseluruhan angka (bilangan) yang ada, dibagi dengan banyaknya angka (bilangan) tersebut. Dalam mencari mean dapat dilakukan dengan berbagai macam cara; tergantung dari data yang akan dicari Mean-nya itu; apakah Data Tunggal atau Data Kelompokan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara pada data tunggal yang sebagaian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu yang pada tiapatiap skor atau nilai yang ada terlebih dahulu harus dikalikan dengan frekuensinya masing-masing; setelah itu dijumlahkan, dan akhirnya dibagi dengan N2. Adapun Rumus Mean nya adalah: MX = ∑fX N Keterangan: Mx : Mean yang kita cari ∑fX : Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya N : Number of cases 2. Tabel Distribusi Frekuensi Tabel distribusi frekuensi relative, atau dinamakan tabel prosentase. Dinamakan frekuensi relative karena frekuensi yang disajikan disini bukanlah 2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 79 – 83. 45 frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan. Rumus dari tabel distribusi frekuensi relative adalah3: p= x 100% Keterangan: p : Angka persentase. f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N : Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu). 3. Korelasi Product Moment Dalam menguji pengaruh antara kompetensi guru agama Islam terhadap sikap keagamaan peserta didik, digunakan statistik “r” korelasi product moment dengan rumus4: rxy = Keterangan: rxy : Angka indeks korelasi “r” korelasi product moment N : Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) ∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X : Jumlah seluruh skor X ∑Y : Jumlah seluruh skor Y Setelah dipengaruhi keterpengaruhan dari dua variabel, langkah selanjutnya adalah diadakan interprestasi data dengan dua cara yaitu: 1) Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini: 3 4 Anas Sudijono, Pengantar ... h. 43 Anas Sudijono, Pengantar ... h. 206. 46 Besarnya “r” Interprestasi product moment (rxy) 0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah/sangat rendah 0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup 0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi 2) Interprestasi nilai “r” dengan rumus: df = N - nr Keterangan: df : degrees of freedom (derajat bebas) N : Number of cases (banyaknya responden yang diteliti) nr : banyaknya variabel yang dikoreksikan Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisiensi korelasi “r” product moment dari Peason untuk berbagai df, pada taraf signifikansi 5% (dalam lampiran). Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui beberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% 47 Keterangan: KD : Koefisiensi Determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y) r : Koefisiensi Korelasi antara variabel X dengan variabel Y5. Adapun analisis dari data observasi dan wawancara akan dianalisis melalui proses klasifikasi, kategorisasi, dan interpretasi data dengan mengacu kepada kerangka kerja (konseptual) yang telah dibuat dimana akan dilakukan proses mencari persamaan dan perbedaan dari kategori yang muncul. Kemudian dilakukan analisis deskriptif. H. Hipotesa Statistik Hipotesa statistik yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam (PAI) SMP Islam YKS Depok. Ho : Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam (PAI) SMP Islam YKS Depok. 5 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 180-192. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SMP Islam YKS Depok SMP Islam YKS (terakreditasi “B”) merupakan salah satu SMP tertua di Kelurahan Rangkepanjaya Baru. Sejak berdiri pada tahun 1983 SMP Islam YKS, telah banyak mengalami kondisi pasang surut, baik dari segi kuantitas maupun kualitas siswa. Seperti pada umumnya para pemrakarsa dan praktisi pendidikan, para tokoh masyarakat, alim ulama, asatidz, dan pemerhati pendidikan di Parungbingung, ingin turut serta berperan aktif mencerdaskan anak bangsa melalui jalur pendidikan formal, khususnya yang berada di kampung Parungbingung dan sekitarnya, maka didirikanlah sekolah lanjutan tingkat pertama yang diberi nama SMP Islam YKS. Pada awal berdirinya, SMP Islam YKS mendatangkan guru-guru dari SMP Negeri 1 Depok (sekarang SMPN 10 Depok) sebagai tenaga pengajar. Berbekal pengalaman tersebut, sejak tahun 1994, SMP Islam YKS mencoba untuk mempokuskan pada orientasi prestasi, pada tahun pelajaran 1997 berhasil meraih peringkat 24 dari 271 SMP Negeri dan Swasta se-Depok dan Bogor pada EBTANAS Tahun Pelajaran 1996/1997. 48 49 Pada tahun 2002, prestasi SMP Islam YKS kembali mengalami peningkatan, dengan menempati peringkat ke 7 dari 40 SMP Negeri dan Swasta di Sub Rayon 03 Kota Depok pada Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun Pelajaran 2001/2002. Tahun 2003 menempati peringkat ke 3 dari 40 SMP Negeri dan Swasta di Sub Rayon 03 Kota Depok pada Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun Pelajaran 2002/2003. Tahun Pelajaran 2003/2004 menempati peringkat 65 dari 130 SMP Negeri dan Swasta se Kota Depok, dan terakhir Tahun Pelajaran 2004/2005 menempati peringkat ke 11 dari 129 SMP Negeri dan Swasta se Kota Depok, dan pada Tahun Pelajaran 2005/2006 menempati peringkat ke 6 dari 129 SMP Negeri dan Swasta se Kota Depok. Prestasi tersebut cukup membanggakan, mengingat SMP Islam YKS mampu mengungguli SMP negeri dan swasta pavorit yang berada Kota Depok. SMP Islam YKS memiliki 2 gedung dengan 3 lantai dengan luas lahan yang hanya 605 m2, dimana lantai tiga tersebut sedang dalam tahap penyelesaian. Jumlah siswa yang hanya 188 dan jumlah guru sebanyak 25 orang, kami anggap sebagai perbandingan yang ideal sebagai salah syarat pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM). 2. Profil Sekolah PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SMP ISLAM YKS Alamat Sekolah : Jl. Raya Depok Sawangan No.47 Kelurahan : Rangkapanjaya Baru Kecamatan : Pancoranmas 1. Nama Yayasan Alamat Yayasan Kota : Depok Kode Pos : 16434 Telepon : 021-77885137 : Yayayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) : Jl. Raya Depok Sawangan No.47 Rangkapanjaya 50 Baru Pancoranmas Depok 16434 Telp.021-77885137 2. NSS/NDS NIS : 202020501008 / B05142030 : 200370 3. Jenjang Akredita : Terakreditasi “B” 4. Tahun didirikan : 1980 5. Tahun beroperasi : 1980 6. Kepemilikan Tanah : Yayasan a. Status Tanah : Sertifikat Hak Milik (SHM) b. Luas Tanah : 605 m2 7. Status Bangunan : Milik Yayasan a. Luas Bangunan : 460 M2 3. Letak Geografis SMP Islam YKS Depok Letak yang di persimpangan jalan, yang juga merupakan salah satu jalur “kuning” Alamat Sekolah : Jl. Raya Depok Sawangan No.47 Kelurahan : Rangkapanjaya Baru Kecamatan : Pancoranmas Kota : Depok Kode Pos : 16434 Telepon : 021-77885137. E-mail : [email protected] SMP Islam YKS memiliki 2 gedung dengan 3 lantai dengan luas lahan yang hanya 605 m2, dimana lantai tiga tersebut sedang dalam tahap penyelesaian. Jumlah siswa yang hanya 188 dan jumlah guru sebanyak 25 orang, kami anggap sebagai perbandingan yang ideal sebagai salah syarat pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM). Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang saat ini dipimpin Bapak Ujang Tajudin serta jajaran pengurus lainnya memberikan dukungan penuh 51 bagi penyelenggaraan pendidikan di SMP Islam YKS, serta partisipasi masyarakat yang baik, kami harapkan ke depan SMP Islam YKS dapat menjadi sekolah unggulan, berwawasan global dengan tetap berpegang teguh pada iman dan takwa. 4. Visi dan Misi SMP Islam YKS Depok a. Visi Kompetitif dalam prestasi, Berilmu Ilmiah, Beriman Amaliah, dan Tanggap Terhadap Perubahan. b. Misi Terciptanya sumber daya manusia yang berilmu ilmiah dan beriman amaliah. Mewujudkan tercapainya peningkatan kwalitas dan kwantitas out put serta epektifitas dan efisiensi pendidikan. Membina semangat kebersamaan dalam kegiatan berlandaskan keimanan dan ketakwaan. Meningkatkan profesionalisme personal sehingga menumbuhkan sikap disiplin yang kompetitif di kalangan personal dan peserta didik. Meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat. Menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman, bersih, kondusif dan representatif. 5. Sarana dan Prasarana SMP Islam YKS Depok a. Kondisi Sarana Tabel. 4. 1 Kondisi Sarana Ruang Jumlah Ruang Jumlah Kepala Sekolah 1 Lab. IPA - Guru 1 Lab Komputer 1 Tata Usaha 1 Gudang - 52 Kelas 6 WC. Guru 1 Serba Guna - WC.Murid 1 Perpustakaan 1 Musholla 1 Lab.IPA - Lab.Bahasa - 6. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru Tabel. 4. 2 Keadaan Guru No Nama Guru LP 1. Marhasan.HN,BA L 2. Ruslan.M,SH L 3. N. Mahroja,SE L 4. Supandi, S.Pd L 5. Endan Kusnendar L 6. Marto.HM,Drs L 7. Musa Al-Anshary L 8. A. Ghofur, S.Ag L Tempat Tgl Lahir Bogor, Pendidikan Terakhir/Jurusa n Mengajar Mapel Sarmud/Hukum P.Ag.Islam S.1/Hukum IPS Sejarah Bogor, S.1/A.IV/ Pembiasaa 12-01-1965 Manajemen n Bogor, S.1/ 22-12-1970 Ilmu Pendidikan Bogor, D.3/ 24-11-1970 Kesenian Bogor, S.1/Pengembanga IPS 10-06-1965 n Dakwah Geografi Bogor, D.2/Pendidikan 15-04-1975 Agama Islam Bogor, S.1/Pendidikan Akidah 05-08-1977 Agama Islam Ahlak 07-06-1959 Bogor, 03-03-1964 IPA Fisika Kertakes PLH 53 9. Maswanih.HM,Dr a P 10. Muhidin, S.Ag L 11. Fachraeni, S.Pd P 12. H.Nurhasan.HM L 13. Suhainah, S.Ag P 14. Minarni,A.Md.K P 15. Wahyuddin,S.Sos .I L 16. Ahnani,SE L 17. Safuroh,SE P 18. 19. 20. Agung Sihotang,S.Pd Maryanah,S.Pd Dewi Kusumowati,S.Pd L P P 21. Nasrulloh,A.Md L 22. Ibnu Cholil,S.Pd.I L Bogor, S.1/Pendidikan Qur’an 02-11-1969 Agama Islam Hadits Bogor, S.1/Pendidikan 07-05-1978 Agama Islam Sayurmatingg 18-07-1963 Bogor, 06 April 1963 S.1/Matematika Bhs.Inggris Matematik a Matematik MAN a Kuningan, S.1/Pendidikan Bahasa 11-11-1972 Agama Islam Sunda Bogor, 13 – 12 –1979 Bogor, 22-02-1977 D.3/Analis Kimia S.1/Humas S.1/Manajemen 09-09-1976 Ekonomi Bogor, S.1/manajemen 12-03-1977 Ekonomi 12-09-1979 Biologi Penjaskes Bogor, Medan, IPA- S.1/IPA TIK IPS Sejarah IPA Fisika Bogor, S.1/ 15-07-1983 Indonesia Indonesia Jakarta, S.1/Bahasa Bahasa 04-03-1978 Indonesia Indonesia D.2/PPKN PKn Bogor, 17-04-1978 Jakarta, 15-09-1981 Bahasa Bahasa S.1/Tarbiyah Keterampil an 54 7. Struktur Organisasi SMP Islam YKS Depok Terlampir B. Deskripsi Data Berdasarkan data yang telah peneliti buat maka instrumen yang dibuat sebayak 25 item, penelitian yang telah disebarkan kepada responden tentang disiplin guru dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi. Maka dapat dikumpulkan data-data kedisiplinan guru PAI sebagai berikut: 1. Hasil Pernyataan Disiplin Guru Tabel. 4. 3 Guru anda datang tepat waktu ketika mengajar No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah F 4 6 11 0 21 % 19.1 28.6 52.3 100 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 19,1%, sering 28,6%, kadang-kadang 52,3%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 0 % dari data ini menunjukan sebagian besar responden (52,3%) menyatakan bahwa guru kadang kadang masuk tepat waktu, kurangnya prestasi pendidikan agama islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin pembelajaran. Tabel. 4. 4 Guru anda sering terlambat ketika waktu mengajar No 1 2 3 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-Kadang F 1 6 12 % 4.8 28.6 57.1 55 4 Tidak Pernah Jumlah 2 21 9.5 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika waktu mengajar responden menjawab selalu terlambat 4,8%, sering 28,6%, kadang-kadang 57,1%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 9,5 % dari data ini menunjukan sebagian besar responden (57,1%) menyatakan bahwa guru kadang kadang terlambat mengajar, kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin waktu pembelajaran. Tabel. 4. 5 Para guru jarang hadir ketika upacara bendera berlangsung No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 5 0 6 9 20 % 25 30 45 100 Ada yang tidak mengisi angket Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru ketika upacara bendera berlangsung responden menjawab selalu upacara 25%, sering 0%, kadang-kadang 30%, dan yang menjawab tidak pernah upacara 45 % dari data ini menunjukan sebagian besar responden (45%) menyatakan bahwa guru tidak pernah ikut upacara bendera, kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru tidak memberikan teladan yang baik terhadap anak didiknya dan ini menunjukan bahwa guru tidak memberikan budi pekerti yang baik. 56 Tabel. 4. 6 Guru anda ketika jam pelajaran berlangsung mendadak pulang No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 0 6 15 21 % 28.6 71.4 100 Dari table di atas, dapat diketahuai bahwa guru yang mendadak pulang ketika berlangsung KBM responden menjawab selalu 0%, sering 0%, kadangkadang 28,6%, dan yang menjawab tidak pernah 71,4% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (71,4%) menyatakan bahwa guru tidak pernah meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran berakhir. Dari data ini menunjukan bahwa guru agama mempunyai tanggung jawab yang tinggi dalm kegiatan KBM. Tabel. 4. 7 Guru anda bila berhalangan hadir memberitahukan terlebih dahulu No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 11 5 1 4 21 % 52.3 23.8 4.8 19.1 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa Guru anda bila berhalangan hadir memberitahukan terlebih dahulu Responden menjawab selalu 52,3%, sering 23,8%, kadang-kadang 4,8%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 19,1 % dari data ini menunjukan sebagian besar responden (52,3%) menyatakan bahwa guru selalu memberitahukan terlebih dahulu, data ini menunjukan guru mempunyai tanggung jawab yang tinggi. 57 Tabel. 4. 8 Guru anda tiba-tiba tidak masuk ke sekolah tanpa ada keterangan. No Alternatif Jawaban F % 1 Selalu 1 4.8 2 Sering 3 14.3 3 Kadang-Kadang 7 33.3 4 Tidak Pernah 10 47.6 Jumlah 21 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 4.8%, sering 14.3%, kadang-kadang 33.3%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 47.6% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (47.6%) menyatakan bahwa guru tidak penah tiba-tiba tidak masuk ke sekolah tanpa ada keterangan , kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin pembelajaran. Tabel. 4. 9 Guru anda keluar kelas pada pertengahan jam pelajaran berlangsung No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 1 3 14 3 21 % 4.8 14.3 66.6 14.3 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 4.8%, sering 14.3%, kadang-kadang 66.6%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 14.3% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (66.6%) menyatakan bahwa guru kadang kadang keluar kelas pada pertengahan jam pelajaran berlangsung, 58 kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin pembelajaran. Tabel. 4. 10 Guru anda mengurangi jam pelajaran di waktu belajar No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 1 6 14 21 % 4.8 28.6 66.6 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 0%, sering 4.8%, kadangkadang 28.6%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 66.6% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (66.6%) menyatakan bahwa guru kadang kadang masuk tepat waktu, kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin pembelajaran. Tabel. 4. 11 Ketika guru anda memberikan tugas, tugas anda dikoreksi No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 12 7 2 0 21 % 57.1 33.3 9.5 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika mengkoreksi tugas responden menjawab selalu tepat 57%, sering 33.3%, kadang-kadang 9.5%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (57%) menyatakan bahwa guru selalu 59 mengoreksi tugas yang di berikan kepada siswa hal ini menunjukan guru sudah bias melaksanaka tugasnya dengan disiplin. Tabel. 4. 12 Guru anda ketika KBM tidur di kelas No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 0 2 19 21 % 9.5 90.5 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika KBM berlangsung terdapat guru yang tidur responden menjawab selalu 0%, sering 0%, kadang-kadang 9.5%, dan yang menjawab tidak pernah 90.5% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (90.5%) menyatakan bahwa guru tidak pernah tidur ketika KBM berlangsung hal ini menunjukan bahwa guru tersebut sudah menjalankan KBM dengan penuh disiplin. Tabel. 4. 13 Guru anda ketika KBM memberikan tugas berlebihan No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 5 7 9 21 % 23.8 33.3 42.9 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika guru memberikan tugas secara berlebihan responden menjawab selalu 0%, 60 sering 23.8%, kadang-kadang 33.3%, dan yang menjawab tidak 42.9% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (42.9%) menyatakan bahwa guru tidak pernah membeikan tugas dengan berlebihan hal ini menunjukan bahwa guru tersebut telah memahami fungsi disiplin pembelajaran. Tabel. 4. 14 Sebelum KBM berlangsung guru memerikasa daftar hadir siswa No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 15 2 4 0 21 % 71.4 9.5 19.1 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama kepedulian guru terhadap daftar hadir anak responden menjawab selalu 71.4%, sering 9.5%, kadang-kadang 19.1%, dan yang menjawab tidak pernah 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (71.4%) menyatakan bahwa guru selalu memperhatikan kehadiran siswa di kelas. Tabel. 4. 15 Guru anda memberi evaluasi sesudah mengajar No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 6 8 7 0 21 % 28.6 38.1 33.3 100 61 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika memberikan evaluasi kepada anak setelah belajar responden menjawab selalu 28.6%, sering 38.1%, kadang-kadang 33.3%, dan yang menjawab tidak pernah 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (38.1%) menyatakan bahwa guru sering mengevaluasi hasil belajar siswa. Tabel. 4. 16 Dalam proses KBM guru anda sering menegor anda ketika berisik dikelas No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 9 9 3 0 21 % 42.9 42.9 14.2 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama kepedulian guru terhadap disiplin pembelajaran siswa responden menjawab selalu 42.9%, sering 42.9%, kadang-kadang 14.2%, dan yang menjawab tidak pernah 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (42.9%) menyatakan bahwa guru sering memperhatikan keadaan dan disiplin siswa di kelas. Tabel. 4. 17 Guru objektif dalam memberikan nilai terhadap siswa No 1 2 Alternatif Jawaban Selalu Sering F % 14 4 19.1 66.7 62 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah 3 0 21 14.2 100 Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika guru memberikan nilai terhadap siswa di kelas responden menjawab selalu objektif 19.1%, sering 66.7%, kadang-kadang 14.7%, dan yang menjawab tidak pernah objektif 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (66.7%) menyatakan bahwa guru sering memberikan nilai terhadap siswa dengan objektif, hal ini menunjukan bahwa guru telah melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan disiplin Tabel. 4. 18 Guru anda mengulang penjelasannya ketika siswa ada yang belum mengerti No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 15 3 2 0 20 % 75 15 10 100 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa guru mengulang penjelasan ketika ada siswa yang belum mengerti responden menjawab selalu sebesar 75%, sering 15 %, kadang-kadang 10%, dan responden yang menjawab tidak pernah tidak ada sama sekali 0%. Dalam hal ini berarti guru memperhatikan siswa yang belum mengerti penjelasannya, hal ini ditandai dengan guru mengulang penjelasannya ketika ada siswa belum paham. 63 Tabel. 4. 19 Guru anda memperhatikan dan mendengarkan pendapat siswa No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 12 5 4 0 21 % 57.1 23.8 19.1 100 Dari tabel di atas diketahui, responden yang menjawab guru selalu memperhatikan dan mendengarkan pendapat siswa sebanyak 57,1 %, sresponden yang menjawab sering sebanyak 23,8 %, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 19,1 %, dan responden yang menjawab tidak pernah tidak ada sama sekali 0 %. Hal ini menunjukan bahwa guru memperhatikan dan mendangerkan pendapat siswa. Tabel. 4. 20 Untuk terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa, guru memberikan teladan terhadap tingkah laku siswa yang baik No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 10 10 0 1 21 % 47.6 47.6 4.8 100 Dari jawaban di atas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab guru selalu memberikan teladan terhadap tingkah laku siswa yang baik untuk terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa sebanyak 47,6%, responden yang menjawab sering sebanyak 47,6 % juga, responden yang mejawab kadang-kadang tidak ada sama sekali 0 %, dan hanya satu responden (4,8 %) yang menjawan tidak perah. 64 Tabel. 4. 21 Guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar No 1 Alternatif Jawaban Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 9 % 42.9 5 6 1 21 23.8 28.6 4.7 100 Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab guru selalu memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar sebanyak 42,9 %, yang menjawab sering sebanyak 23,8%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,9 % dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 4,7 %. Tabel. 4. 22 Guru anda memberi motivasi kepada siswa agar berprestasi No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 16 4 1 0 21 % 76.2 19 4.8 100 Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab selalu sebanyak 76,2%, responden yang menjawab sering sebanyak 19%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4,8% dan tidak ada sama sekali 0% siswa yang menjawab tidak pernah. Tabel. 4. 23 Untuk membantu mengungkapkan pikiran dan perasaan siswa, guru mendiskusikan bersama pendapat siswa No Alternatif Jawaban F % 65 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah 3 14 4 0 21 14.3 66.6 19.1 100 Dari jawaban di atas dapat diketahui, bahwa responden yang menjawab selalu sebanyak 14,3 %, responden yang mejawab sering sebanyak 66,6 %, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 19,1 dan tidak ada sama sekali responden yang menjawab tidak pernah. Tabel. 4. 24 Dalam KBM guru anda tidak memberikan kesempatan untuk memberikan pendapat siswa No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 3 11 7 21 % 14.3 52.4 33.3 100 Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa, tidak ada sama sekali responden yang menjawab guru selalu tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapatnya dalam KBM, responden yang menjawab sering sebanyak 14,3 %, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 52,4 %, dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 33,3 %. Tabel. 4. 25 Guru anda mengajar dengan tidak semangat No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 0 4 16 20 % 20 80 100 66 Dari jawab di atas dapt diketahui bahwa, tidak ada sama sekali responden yang menjawab guru selalu mengajar dengan tidak semangat, tidak ada sama sekali responden yang menjawab sering, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20 %, dan 80 % responden menjawab bahwa guru tidak pernah mengajar dengan tidak semangat. Ada satu responden yang tidak menjawab. Tabel. 4. 26 Guru anda membaca majalah sewaktu mengajar No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 1 4 15 20 % 5 20 75 100 Dari presentase di atas dapat diketahui bahwa, tidak ada sama sekali responden yang menjawab bahwa guru selalu membaca majalah sewaktu mangajar, 5 % responden menjawab sering, 20 % responden menjawab kadang-kadang dan 75% responden menjawab guru tidak pernah mambaca majalah sewaktu mengajar. Ada satu responden yang tidak menjawab. Tabel. 4. 27 Guru anda jarang hadir ketika jam mengajar No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 4 13 3 20 % 20 65 15 100 Dari presentase di atas dapat diketahi tidak ada sama sekali responden yang menjab selalu, 20 % responden menjawab sering, 65 % responden menjawab sering, 65 % menjawab kadang-kadang dan 15 % responden menjawab tidak pernah. Ada satu responden yang tidak menjawab. 67 Adapun hasil angket dari prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar PAI yang disebarkan kepada responden sebayak 25 item dengan tiga aspek yang berbeda yaitu aspek kognitif 10 item dengan cara menjwab Betul atau Salah dan afektif 15 item dengan menggunakan skala likert dan aspek yang terakhir yaitu aspek psikomotorik dengan cara menuliskan bacaan doa sujud sahwi dengan kriteria kerapihan, ketepatan dan tanda baca. Maka dapat kita deskripsikan data angket dari prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar PAI dengan menggunakan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: 2. Hasil Prilaku Keberagamaan siswa menurut Prestasi Belajar PAI (Pendidikan Agama Islam) a. Aspek Kognitif Tabel. 4. 28 Nilai Rata-Rata (Mean) Prestasi Belajar PAI Aspek Kognitif Nilai Prestasi Belajar PAI pada aspek Kognitif 24 f fX 8 192 21 6 126 18 2 36 15 3 45 12 2 24 TOTAL 21 = N 423 = ∑fX Dari tabel telah behasil kita peroleh ∑fX = 423 sedangkan N = 21. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan Mudah, dengan menggunakan rumus: MX = ∑fX 68 N Maka, MX = ∑fX = 423 = 20.5 N 21 Dari perhitungan diatas dapat kita deskripsikan bahwa nilai mean atau nilai rata-rata pada ranah kognitif adalah 20.5 hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi yang mempunyai nilai 20.5 keatas adalah siswa-siswi yang memiliki nilai yang cukup dalam pendidikan agama Islam disekolahnya. b. Aspek Afektif Tabel. 4. 29 Saya suka membaca al-Qur’an No Alternatif Jawaban F % 1 Selalu 9 42.9 2 Sering 8 38 3 Kadang-Kadang 3 14.3 4 Tidak Pernah 1 4.8 Jumlah 21 100 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa siswa yang selalu membaca al-Qur’an sebanyak 42.9% , dan yang sering 38% dari 21 orang siswa sehingga hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi sangat rajin dalam membaca al-Qur’an dalam sehari-harinya, adapun orang yang tidak pernah membaca hanya 4.8% dan yang kadang-kadangpun hanya 14.3% dari 21 orang siswa, maka orang yang tidak pernah dan kadang-kadang bisa disupport oleh guru agama dan teman-teman dalam membaca al-Quran sehingga semua siswasiswi semuanya dapat menyukai membaca al-Qur’an karena orang yang tidak pernah dan kadang-kadang hanya sebagian kecil saja. Tabel. 4. 30 Pada Bulan Ramdhan saya enggan membaca al-Qur’an karena cape dan ngantuk No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 0 % 0 69 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah 2 12 7 21 9.5 57.2 33.3 100 Dari tabel diatas menunjukan pada bulan Ramadhan yang enggan membaca al-Qur’an karena cape dan ngantuk siswa-siswi masih menyempatkan untuk membaca al-Qu’ran hal ini dapat dilihat bahwa orang yang tidak pernah enggan membaca al-Qur’an sebanyak 33.3% dan yang kadang-kadang sebanyak 57.2% hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi masih ada yang tidak membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan karena cape dan ngantuk. Adapun yang selalu enggan membaca al-Qur’an sebanyak 0% berarti hal ini tidak ada satu siswa dan siswi pun yang enggan akan tetapi yang sering enggan membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebanyak 9.5%, maka hal ini menjai perhatian untuk para guru agama agar lebih meninggkatkan motivasi anak didik untuk lebih menyukai membaca al-Qu’an pada bulan apa saja terutama pada bulan Ramdhan dimana bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh banyak berkah dan magfirah. Tabel. 4. 31 Setiap selesai shalat wajib saya menyempatkan untuk membaca al-Qur’an No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 3 5 13 0 21 % 14.3 23.8 61.9 0 100 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa siswa-siswi yang menyempatkan membaca al-Qur’an setiap selesei shalat wajib yang 70 menyatakan selalu; hanya 14.3% saja berbanding terbalik dengan yang kadang-kadang yang membaca al-Qu’an setiap selesai shalat wajib sebanyak 61.9% hal ini menunjukan sebagian besar siswa banyak yang tidak membaca al-Qur’an setiap selesei shalat wajib, akan tetapi orang yang sering pun tidak kalah banyaknya sebesar 23.8%, akan tetapi hampir setiap siswa-siswi tidak pernah tidak membaca al-Qur’an setiap selesei shalat wajib, maka siswa-siswi masih bisa untuk diajak supaya membaca al-Qur’an setiap selesei shalat. Sehingga hal ini menunjukan bahwa seorang guru agama harus lebih berusaha untuk dapat lebih mendorong siswa-siswinya untuk bisa selalu membaca al-Qur’an setiap selesei shalat. Tabel. 4. 32 Dalam setiap tahunnya saya mengkhatamkan al-Quran minimal satu khataman No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah Dari tabel diatas siswa-siswi F 1 3 13 4 21 yang % 4.8 14.3 61.9 19 100 dalam setiap tahunnya mengkhatamkan al-Qur’an satu khataman yang selalu sebanyak 4.8% saja sedangkan yang seringpun hanya 14.3% hal ini cukup membanggakan untuk guru agama karena anak didiknya masih ada yang sering mengkhatamkan alQur’an dalam setiap tahunnya, akan tetapi masih banyak siswa-siswi yang tidak pernah khatam sebanyak 19% dan yang kadang-kadangpun sebanyak 61.9% jumlah yang cukup banyak akan tetapi yang kadang-kadangpun bukannya tidak pernah sama sekali tetapi hanya saja dalam setiap tahun jarang 71 mengkhatamkan tetapi tahun-tahun sebelumnya pernah mengkhatamkan alQur’an. Maka untuk tugas guru agama sebaiknya anak didik diberi reward (hadiah) supaya anak didik dapat terpicu untuk mengkhatamkan al-Qur”an setiap tahunya. Tabel. 4. 33 Saya bangga mempunyai harta yang melimpah, sehingga saya dapat bersenang-senang No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 1 0 4 16 21 % 4.8 0 19 76.2 100 Dari tabel diatas dapat kita ketahui dan menilai sikap anak yang mempunyai orang tua yang berpenghasilan lebih, yang anak tersebut selalu bersenang-senang ketika mempunyai banyak uang sebanyak 4.8% hal ini menunjukan bahwa masih ada siswa-siswi yang berkepala besar (sombong). Dan bagusnya yang sering bangga dan bersenang-senang akan uangnya yang lebih tidak ada sama sekali 0%, akan tetapi tidak banyak juga yang kadangkadang siswa-siswi yang menghambur-hamburkan uangnya sebanyak 19%. Adapun orang yang tidak pernah bangga dengan harta yang melimpah dan dapat bersenang-senang sebanyak 76.2% sungguh sangat banyak hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa-siswi sangat menghargai akan usaha orang tuanya. Tabel. 4. 34 Ketik saya sibuk berjualan, adzan telah berkumandang, saya bersiap-siap melaksankan shalat. No 1 2 3 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-Kadang F 11 6 3 % 55 30 15 72 4 Tidak Pernah Jumlah 0 20 0 100 Ada Yang Tidak Mengisi Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa orang yang sedang sibuk berjualan lalu terdengar adzan yang selalu bersiap-siap melaksankan shalat sebanyak 55% hal ini menunjukan bahwa ½ dari siswa-siswi masih ingat akan kewajibannya walaupun ia dalam keadaan sibuk, adapun yang sering 30%, dan yang kadang-kadang hanya 15% saja, berarti hal ini membuktikan pula bahwa siswa-siswi walaupun dalam keadaan sibuk selalu ingat akan kewajiban yang dilakykan dalam setiap waktu dan harinya. Tabel. 4. 35 Saya berputus asa ketika mendapatkan musibah. No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 0 12 9 21 % 0 0 57.1 42.9 100 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa mental dari siswa-siswi yang kadang-kadang putus asa dalam mengalami musibah sebanyak 57.1%, hal ini sangat memprihatikan karena semangat dan yakin akan kesuksesan dari tiap siswa-siswi sangat minim, tetapi hal ini sangat wajar karena setiap orang mempunyai kondisi mental yang berbeda-beda dan bagusnya siswa-siswi yang selalu ataupun yang sering 0%, dan yang tidak pernah pun hanya 42.1% cukup banyak orang percaya dan yakin bahwa putus asa bukan hal yang harus dilakukan. Untuk itu seorang guru agama harus terus memperhatikan dan memberi motivasi-motivasi disela-sela mengajar yang kosong agar siswa-siswi dapat terus semangat dalam belajarnya. 73 Tabel. 4. 36 Saya gelisah apabila tidak mendapat nilai yang bagus. No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah Dari tabel diatas dapat kita ketahui F % 2 9.5 6 28.6 8 38.1 5 23.8 21 100 bahwa kondisi siswa yang selalu gelisah mendapatkan nilai yang tidak bagus sebanyak 9.5% dan yang sering 28.6% hal ini masih banyak siswa-siswi yang kurang percaya akan kemampuan yang dimiliki, dan yang kadang-kadangpun sebanyak 38% serta yang tidak pernah gelisah akan nilainya yang tidak bagus sebagus sebanyak 23.8%, prosentase yang sangat tinggi dan bagus untuk kondisi siswa-siswi yang percaya akan kemampuan dan hasilnya yang mereka kerjakan. Tabel. 4. 37 Saya selalu membutuhkan orang lain, tetapi tidak tergantung dengan orang lain No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 6 7 5 3 21 % 28.6 33.3 23.8 14.3 100 Pada tabel yang kita lihat bahwa siswa-siswi yang selalu membutuhkan orang lain, tetapi tidak tergantung dengan orang lain sebanyak 28.6% dan yang sering sebanyak 33.3% hal ini menunjukan bahwa manusia sebagai makhluk sosial butuh akan bantuan orang lain tetapi tidak menjadi alasan untuk bermalas-malasan dalam belajar khususnya untuk siswa-siswi dalam menghadapi ujian sebelum ujian peserta didik bisa belajar bersama, tetapi ketika ujian tidak mengerjakan bersama-sama. 74 Adapun yang kadang-kadang yang tergantung orang lain sebanyak 23.8% dan yang tidak pernah membutuhkan orang lain dan tidak tergantung orang lain sebanyak 14.3% hal ini menunjukan bahwa masih banyak yang tergantung dengan orang lain dan orang tidak membutuhkan orang lain sangat sedikit. Tabel. 4. 38 Saya berintrospeksi diri, apabila melakukan kesalahan No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 8 9 2 2 21 % 38.1 42.9 9.5 9.5 100 Dari tabel diatas menunjukan siswa-siswi yang selalu berintrospeksi, apabila melakukan kesalahan sebanyak 38.1% dan yang sering pun sebanyak 42.9% angka prosentase yang sangat tinggi dibanding siswa-siswi yang kadang-kadang dan tidak pernah sebanyak 9.5 % hal ini berarti bahwa siswasiswi, dapat bermuhasabah diri dalam setiap melakukan kesalahan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Tabel. 4. 39 Saya menghasud antara satu teman dengan yang lainnya. No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 0 2 Sering 0 3 Kadang-Kadang 2 4 Tidak Pernah 18 Jumlah 20 Ada yang tidak mengisi angket % 0 0 10 90 100 Dari tabel yang menunjukan sikap tercela yaitu suka menghasud antara satu teman dengan teman yang lainnya hampir 90% siswa-siswi yang tidak pernah melakukan perbuatan tersebut. Adapun yang kadang-kadang hanya beberapa orang saja sebanyak 10%. 75 Maka, untuk hal ini sebagai tugas guru agama untuk yang 10% itu harus bisa dinasihati dan diingatkan bahwa perbuatan tersebut bukan perbuatan umat Nabi Muhamad SAW. Tabel. 4. 40 Saya menceritakan aib orang lain karena yang saya ceritakan benar adanya No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 0 5 16 21 % 0 0 23.8 76.2 100 Dari tabel diatas siswa-siwi yang selalu dan sering menceritakan aib orang lain, yang terkadang yang diceritakan itu benar adanya tidak ada sama sekali. Dan siswa-siswa yang tidak pernah melakukan hal tersebut pun sebanyak 76.2% dan adapun yang kadang-kadang sebanyak 23.8% saja. Maka hal ini harus menjadi perhatian bagi guru agama untuk lebih bisa menasehati anak didiknya dalam menjalani sikap, apalagi dalam menceritakan sesuatu bukan untuk diceritakan, akan tetapi harus menjadi pelajaran untuk kehidupan sehari-harinya. Tabel. 4. 41 Dalam setiap tahunnya saya melakukan puasa Ramdahan No Alternatif Jawaban F % 1 Selalu 19 90.5 2 Sering 2 9.5 3 Kadang-Kadang 0 0 4 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 21 100 Dari tabel diats dapat dilihat bahwa siswa-siswi hampir selalu dan sering melakukan puasa Ramadahan adapun prosentase menunjukan yang selalu sebanyak 90.5% dan sering 9.5%, sedangkan yang kadang-kadang dan 76 tidak pernah pun tidak ada. Hal ini menunjukan bahwa akan kesadaran dari setiap siswa-siswi sangat besar dalam menjalan ibadah puasa di bulan suci Ranmadhan. Tabel. 4. 42 Saya enggan melaksanakan puasa Ramadhan No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 0 0 1 20 21 % 0 0 4.8 95.2 100 Dari tabel dapat kita ketahui bahwa siswa-siswi yang enggan puasa pada bulan Ramadahan hampir tidak pernah ada yaitu sebanyak 95.2% sedangkan yang kadang-kadang hanya 4.8% saja hal ini membuktikan bahwa siswa-siswi mengetahui akan kewajibannya sebagai umat Islam. Tabel. 4. 43 Saya berzakat fitrah untuk membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela No Alternatif Jawaban 1 Selalu 2 Sering 3 Kadang-Kadang 4 Tidak Pernah Jumlah F 18 2 1 0 21 % 85.7 9.5 4.8 0 100 Dari tabel dapat kita ketahui siswa-siswi yang selalu berzakat fitrah dalam setiap tahunnya sebanyak 85.7% dan yang sering 9.5% prosentase ini menunjukan bahwa hampir semua keluarga siswa-siswi mampu untuk berzakat fitrah,adapun yang kadang-kadang hanya 4.8% saja hal ini wajar disebabkan zakat ftrah adalah wajib bagi orang yang mampu. c. Aspek Psikomotorik 77 Tabel. 4. 44 Nilai Rata-Rata (Mean) Prestasi Belajar PAI Aspek Psikomotorik Hasil Pengukuran f fx 9.7 1 9.7 9.3 5 46.5 9 2 18 8.7 6 52.2 8.3 2 16.6 8 2 16 7.7 1 7.7 7.3 1 7,3 7 1 7 TOTAL 21 = N 181 = ∑fX Aspek Psikomotorik Dari tabel telah behasil kita peroleh ∑fX = 181 sedangkan N = 21. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan Mudah, dengan menggunakan rumus: MX = ∑fX N Maka, MX = ∑fX = 181 = 8.6 N 21 Dari perhitungan diatas dapat kita deskripsikan bahwa nilai mean atau nilai rata-rata pada aspek psikomotorik atau keterampilan dalam menghafal dan menulis adalah 8.6 hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi yang mempunyai nilai 8.6 keatas adalah nilai yang bisa mewakili nilai-nilai yang sangat terampil dalam menghafal dan menulis dalam bidang pendidikan agama Islam khususnya pada materi sujud syahwi. 78 C. Analisis Data Dari penelitian yang dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, penulis melakukan analisis data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa penulis memberikan nilai kepada jawaban angket mengenai kedisiplinan guru (variabel X) dan perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar PAI (variabel Y). Untuk mengetahui kedisiplinan guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4. 45 Skor Kedisiplinan Guru R X X2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ 78 71 77 77 73 56 80 69 77 72 73 64 71 80 75 63 73 70 68 74 64 1505 6084 5041 5929 5929 5329 3136 6400 4761 5929 5184 5329 4096 5041 6400 5625 3969 5329 4900 4624 5476 4096 108607 Dari data tebel di ats dapat diketahui rata-rata dari variabel X (Kedisiplinan Guru) ialah : Mx = ∑fx 79 N Mx = 1505 21 = 71,66 Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4. 46 Skor Perilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI R Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ 85 76.3 84 83.7 74.3 82.7 80.3 75.7 76.7 74.7 88.7 72 79 79.3 67.7 63 79.3 78.3 77.3 78.7 81.3 1638 7225 5821.7 7056 7005.7 5520.5 6839.3 6448.1 5730.5 5882.9 5580.1 7867.7 5184 6241 6288.5 4583.3 3969 6288.5 6130.9 5975.3 6193.7 6609.7 128441.4 Dari data tebel di ats dapat diketahui rata-rata dari variabel Y (Prilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI) ialah : Mx = Σfx 80 N Mx = 1638 21 = 78 Untuk mencari angka korelasi antara variabel X (kedisiplanan Guru) dengan variabel Y (prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar PAI) dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut: Tabel 4. 47 TABEL PERHITUNGAN ANGKA INDEKS KORELASI ANTARA DISIPLIN GURU (X) DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT PRESTASI BELAJAR PAI (Y) R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ rxy X 78 71 77 77 73 56 80 69 77 72 73 64 71 80 75 63 73 70 68 74 64 1505 = Y 85 76.3 84 83.7 74.3 82.7 80.3 75.7 76.7 74.7 88.7 72 79 79.3 67.7 63 79.3 78.3 77.3 78.7 81.3 1638 X2 6084 5041 5929 5929 5329 3136 6400 4761 5929 5184 5329 4096 5041 6400 5625 3969 5329 4900 4624 5476 4096 108607 Y2 7225 5821.7 7056 7005.7 5520.5 6839.3 6448.1 5730.5 5882.9 5580.1 7867.7 5184 6241 6288.5 4583.3 3969 6288.5 6130.9 5975.3 6193.7 6609.7 128441.4 XY 6630 5417.3 6468 6444.9 5423.9 4631.2 6424 5223.3 5905.9 5378.4 6475.1 4608 5609 6320 5077.5 3969 5788.9 5481 5256.4 5823.8 5203.2 117558.8 81 = = = = = = 0.24 D. Interpretasi Data Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data dengan dua cara sebagai berikut: a. Interpretasi kasar atau sederhana Interpretasi kasar atau sedarhana dari perhitungan di atas, angka indeks korelasi (rxy) berhasil diperoleh yaitu sebasar 0,24 dan tidak bertanda negatif ini berarti korelasi antara variabel X (Kedisiplinan Guru) dan variabel Y ( perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa) terdapat hubungan searah atau terdapat korelasi yang positif diantara kedua variabel tersebut. Artinya: semakin tinggi kedisiplinan guru , maka perilaku keberagamaan juga semakin baik, demikian sebaliknya. Selanjutnya besaran rxy yang diperoleh yaitu: 0,24 ternyata terletak antara 0,20 - 0,40. Berdasarkan pedoman atau ancar-ancar dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah lemah atau rendah . dengan demikian secara sederhana penulis dapat memberi interpretasi terhadap rxy tersebut, yaitu: Bahwa sekalipun terdapat korelasi yang positif antara kedisiplinan guru dan perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa, namun korelasi itu adalah korelasi yang lemah atau rendah. b. Interpretasi nilai “r” dengan berkonsultasi pada tabel “r” Product Moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degrees of freedom) dengan rumus: df = N-nr 82 Siswa yang dijadikan sampel penelitian di sini adalah 21 siswa, dengan demikian N= 21. Variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan variabel Y, jadi nr = 2. Dengan mudah dapat penulis peroleh df-nya yaitu df = 21 - 2 = 19 (konsultasi Tabel Nilai “r”). Dengan df sebesar 19 diperoleh r “tabel” pada taraf signifikan 5% sebasar 0,433 sedangkan pada taraf signifikan 1% terdapat r “tebel” sebesar 0,549. Dengan demikian ternyata rxy atau ro yang besarnya = 0,24 adalah jauh lebih kecil dari pada r “tabel”, baik pada signifikan 5% maupun 1%. Karena ro lebih kecil dari pada r “tabel”,maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak, sedangkan hipotesis nihil (Ho) diterima atau disetujui. Dengan demikian penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: korelasi positif antara kedisiplinan guru dan perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di sini bukanlah korelasi positif yang signifikan. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi kedisiplinan guru dilakukan analisa determinasi dari angka indeks korelasi (rrx) Product Moment yang telah diperolah, dengan rumus: Kd = r² 100 % Kd = (0,24)² 100 % Kd = 0,0576 100% Kd = 5,76 % Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa koefisien determinasinya sebesar 5,76 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel X (Kedisiplinan Guru) mempengaruhi atau memberikan kontribusi kepada avariabel Y (perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa) sebesar 5,76 %. Adapun sisanya adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku keberagamaan siswa dan tidak diteliti oleh penulis. 83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah peneliti mengadakan penelitian dengan data-data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: berdasarkan hitungan korelasi antara hasil penelitian angket kedisiplinan guru dengan perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMP Islam YKS Depok) sebesar rxy = 0,24 terletak antara rentang 0,20 – 0,40 yang menunjukan korelasi lemah atau rendah. Setelah diketahui df = 19, dengan melihat tabel nilai “r” product moment maka dapat diketahui bahwa dengan df 19 pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel sebesar 0,433 sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh “r” tabel sebesar 0,549. Ternyata rxy atau ro yang besarnya 0,24 jumlahnya lebih kecil dari pada “r” tabel yang besarnya 0,433 dan 0,549. Maka dengan demikian hipotesa alternatif (Ha) ditolak. Walaupun hipotesa alternatif ditolak namun melalui analisa determinasi kedisiplinan seorang guru masih mempunyai kontribusi terhadap perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa sebesar 5,76 %. 81 82 B. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menghasilkan hubungan yang lemah antara Disiplin guru dengan prestasi belajar siswa. Untuk itu penulis menyampaikan saran-saran bagi pihak-pihak terkait khususnya dan yang membaca skripsi ini pada umumnya, antara lain: 1. Untuk pihak sekolah alangkah baiknya dapat menjadikan kedisiplinan guru sebagai pertimbangan dalam menyeleksi guru agama, bahwa guru agama alangkah baiknya harus memiliki tiga Apek, antara lain: pertama aspek kepribadian yang dapat dilihat dari moral yang baik, sifat yang dimiliki, disiplin dan tanggung jawab, selaras antara perkataan dan perbuatan dan sikap pada saat mengajar. Kedua aspek intelektual yang dapat diliat dari penguasaan materi, keterampilan menggunakan metode dan memiliki pengetahuan yang luas. ketiga aspek sosial yang dapat dilihat dari berperilaku terpuji dalam pergaulan dan memiliki pembawaan yang menyenangkan. keempat aspek lahir (jasmani) yang dapat dilihat dari penampilan (performance) yang baik dan intonasi suara yang jelas. 2. Untuk seorang guru alangkah baiknya terus berupaya meningkatkan kedisiplinan, walaupun kedisiplinan guru tidak seutuhnya berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa namun dengan adanya disiplin pada sosok seorang guru maka guru akan menjadi pribadi yang baik dihadapan siswa dan masyarakat karena kodrat seorang guru adalah digugu dan ditiru dan alangkah baiknya lagi guru terus berupaya semaksimal mungkin dalam mencari cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, misalnya dengan menerapkan metode-metode belajar yang menyenangkan. 3. Kepada para siswa diharapkan agar lebih semangat dalam belajar, berusaha memiliki tanggung jawab yang tinggi, selalu ingin menjadi yang terbaik, selalu memperhatikan umpan balik, dapat mempertimbangkan 83 resiko, bisa mengorbankan waktu agar dapat meningkatkan prestasi belajar dan lebih menghormati guru. 4. Kepada orang tua alangkah baiknya memperhatikan prestasi belajar siswa walau bagaimanapun orang tua berperan terhadap prestasi belajar siswa, orang tua tidak boleh menyerahkan sepenuhnya kepada guru. DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Pius dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Surabaya: ARKOLA, t.t Abyan, Amir, Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran PAI, Jakarta: Dirjen Bimbingan Islam dan UT, 1997 Achin, Amir, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang Press, cet-ke 2 Alfat, Masan, Aqidah Akhlak, Semarang: PT. Karya Toha Putra,1987 Anwar, Desy, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Surabaya: Karya Abditama, cetke 1, 2001 Ardani, Moh, Akhlak Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005 Arifin, Muzayyin, Pendidkan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: Golden Trayon Pers, cet-ke 1, tth Arifin, Zaenal, Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Tekhnik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999 Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT Raja Grapindo Utama, 2002 Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, Ed. 1, cet-ke 5, 2004 _____________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, Cet. KeXXVI, 2003 _____________, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-1, 1995 _____________, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Penerbit Gunung Agung, 1986 Departemen Agama RI, Pedoman Pendidikan Bagi Anak Putus Sekolah, Jakarta: Bimbingan Islam, 2003 Departemen Agama RI, Penelitian Pengembangan dan Inovasi Pendidikan Agama, Jakarta: Badab Litbang Agama Proyek Penelitian Keagamaan, 1983/ 1984 Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1970 Djamrah, Syaiful Fahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, cet-ke 1, 2000 Faried, Ahmad, Menyucikan Jiwa, Surabaya: Risalah Gusti, 1993 Ghoffar, Muhammad Abdl., Malu dan Manfaatnya, Jakarta: Media Dakwah, 1997 Hayeh, S. P., Kamus Populer, Jakarta; cet-ke 2, 1987 Hidayat, Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara, cet-ke 2, tth Hirata, Andrea, Laskar Pelangi, Yogyakarta: Bentang, 2008 Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999 Ismail, Abdurrahman Affandi, Pendidikan Budi Pekerti, Semarang, CV. Toha Putra, 1982 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Ed. Rev-9, 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf 1, Jakarta: Kalam Mulia, 2009 Morkijat, Manajemen Kepegawaian Personal Manajemen, Bandung: Alumni, 1987 Mulyasa, E, [Edt. Mukhlis], Menjadi Guru Profesinal; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet-ke 7, 2008 Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997 Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia,, Cet. Ke-1, 1997 Nasution, S., Didaktik Dasar-Dasar Menagajar, Bandung: Jemmars, 1995 Nata, Abuddin, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 NK, Ny. Roesitah, Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1998 Pengertian Disiplin: Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980., dari http//www.google,com, Jakarta, 2010 Pengertian Disiplin; Pelatihan Keterampilan http//www.google.com, Jakarta, 2010 Manajerial SPMK., dari Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, CV. Karya Manunggal, 1982 Poerbakawatja, Soergada dan H. A. H. Harahap, Enskologi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, cet-ke 2, 1981 Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, t.d, t.t Racmaningsih, Neiny, Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2, Bandung: Srafindo Media Pratama, 1997 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, cet-ke 4, 2004 Rohani H. M, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, cet-ke-1, 1995 Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cet-ke 1 Salim, Peter dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991 Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi Ash, Kuliah Ibadah, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000 Soekanto, Soejono, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka), cet-ke-2, 1990 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Swasto, Agus, Psikologi Perkembangan, Bandung: Aksara Baru, ed. III Syah, Muhibbin, Psikologi Pendididkan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet-ke 14, 2007 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: GITAMEDIA, cet-ke 1, 2006 Uno, Hamzah B., [Ed. 1], Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia), Jakarta: Bumi Aksara, cet. IV, 2009 Usman , Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rodakarya, cet-ke 17, 2005 Zein, Satria Effendi, M., Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, cet. Ke-1, 2005 Zuhairini, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, cet-ke 8, 1983