BAB ll - Perpustakaan IAIN Kendari

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Program Kelas Unggulan
1. Sejarah Singkat Program Kelas Unggulan
Sekitar tahun 1992, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang
menjadi Departemen Pendidikan Nasional) mulai memperkenalkan pendidikan
berwawasan keunggulan. Pengembangan sumber daya manusia yang memiliki
wawasan keunggulan mutlak dibutuhkan. Pengembangan sumber daya manusia
berwawasan keunggulan merupakan fungsi organic dalam menuju abad yang
diwarnai dengan persaingan bebas. Hal ini merupakan tantangan juga bagi
pembangunan sektor pendidikan. Karena pendidikan berwawasan keunggulan
sangat penting, maka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) pada tahun 1996 yang temanya adalah “Mewujudkan
Wawasan Keunggulan Melalui Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
Meningkatkan Daya Saing Bangsa”.
Pada hakikatnya wawasan keunggulan merupakan cara pandang bangsa
Indonesia untuk mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku
dan sikap yang terbaik menurut kemampuan warga Negara secara konsisten dan
berdisiplin dalam rangka pembangunan bangsa. Wawasan keunggulan meliputi
iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kemandirian yang mampu
mengahadapi era globalisasi, keunggulan yang dapat mengasilkan karya bermutu,
keahlian dan profesionalisme dalam penguasaan ilmu dan kekeluargaan dalam
mempererat persatuan dan kekeluargaan dalam mempererat persatuan dan kesatuan
9
10
bangsa. Dengan wawasan keunggulan itu diharapkan mencapai keunggulan dalam
Percaturan Internasional.
Salah satu alternatif dalam rangka mengimplementasikan wawasan
keunggulan adalah melalui program kelas unggulan. Hal itu mengacu pada
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0487/U/1992, pasal 15
yaitu penerapan wawasan keunggulan melalui program percepatan, program
khusus, program kelas khusus, dan program pendidikan khusus, yang
merefleksikan pendidikan keunggulan.1
2. Pengertian Kelas Unggulan
Kelas Unggulan adalah kelas yang diikuti oleh sejumlah siswa yang unggul
dalam tiga ranah penilaian dengan kecerdasan di atas rata-rata yang
dikelompokkan secara khusus. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membina
siswa dalam mengembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan
potensinya seoptimal mungkin sehingga memilki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang terbaik sebagaimana semangat konsep wawasan keunggulan2.
Program kelas unggulan ini diselesaikan dalam waktu 3 tahun, mempunyai
kurikulum tersendiri, menambah penambahan mata pelajaran sesuai jurusan yang
dipilih. Dalam proses belajar siswa kelas unggulan ditargetkan mencapai
ketuntasan belajar di atas kelas reguler. Kelas unggulan merupakan kelas
percontohan yang dapat dilakukan dengan melibatkan semua Stakeholder sekolah
1
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju
Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2006), h. 26-28
2
Ibid.,h. 28
11
mulai dari orang tua, siswa, guru-guru, karyawan, lingkungan, pengawas, instansi
Diknas dan semua pihak yang terkait dengan urusan pendidikan.
Pada dasarnya bentuk pelaksanaan pendidikan bagi anak yang berprestasi
atau di atas rata-rata (dalam istilah Sutratinah, anak supernormal) dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
a. Acceleration (percepatan)
b. Segregation (pengelompokan)
c. Enrichment (pengayaan)3
Segregation adalah pengelompokan atau pengasingan, siswa disendirikan
menjadi kelompok khusus semacam Ability Grouping (kelompok kecakapan).
Segregation dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Kelas biasa ditambah dengan kelas khusus. Anak di atas rata-rata mengikuti
secara penuh seluruh kegiatan di sekolahnya setelah itu mendapat pelajaran
tambahan dalam kelas khusus.
b. Mengikuti kelas biasa (regular class) tetapi tidak penuh 100% (hanya ± 75
%) ditambah dengan mengikuti kelas khusus (special class), karena jumlah
jam pelajaran, maka anak di atas masih mempunyai waktu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dibutuhkan untuk pengembangan
aspek kepribadian, karena jumlah jam belajar yang cukup lama di kelas
khusus, anak di atas rata-rata masih memperoleh kesempatan bersaing
dengan teman sesama di atas rata-rata.
3
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bina
Aksara, 2000), h, 104
12
c. Secara penuh anak di atas rata-rata dimasukkan dalam kelas khusus. Ini
berarti guru-guru, kurikulum, metode dan komponen pendidikan yang lain
dilaksanakan secara khusus. Pihak guru dapat dengan mudah melakukan
tugasnya karena murid yang dihadapi mempunyai tingkat kecerdasan yang
sederajat. Pihak murid merasa ada persaingan dengan teman-teman yang
memiliki kemampuan seimbang, sehingga dapat mempercepat pelajaran
sesuai dengan kondisi mental peserta didik.
d. Alternatif terakhir dengan mendirikan sekolah khusus untuk anak di atas
rata-rata agar mereka mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan diri, karena dapat bersaing dengan anak lain yang juga
sama-sama super dengan segala fasilitas yang diperlukan.4
3. Konsep Dasar Kelas Unggulan
Setelah mengetahui sejarah dan pengertian kelas unggulan, ada baiknya
mengetahui konsep dasar kelas unggulan sebelum kita mengetahui tujuan kelas
unggulan. Konsep dasar kelas unggulan antara lain :
a. Setiap anak pada dasarnya memiliki kemampuan, bakat dan minat yang
berbeda, oleh karena itu setiap anak perlu mendapat pelayanan belajar yang
memadai agar kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya dapat
berkembang secara optimal.
b. Anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, apabila tidak
memperoleh pelayanan khusus, akan menimbulkan perilaku negatif seperti
lekas bosan terhadap rutinitas sehari-hari, suka memaksakan pendapat
4
Ibid., h. 110-112
13
kepada orang lain, sikap tenggang rasa yang kurang, acuh tak acuh, dan
mudah tersinggung yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan
dirinya.
c. Pengelompokan siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata ke dalam
kelas khusus, akan memudahkan guru atau pendidik dalam memberikan
pelayanan belajar, sehingga siswa akan
memperoleh kesempatan
berkembang lebih cepat.5
4. Tujuan Kelas Unggulan
Tujuan kelas unggulan antara lain:
a. Mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memilki budi pekerti yang luhur, memilki pengetahuan
dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani.
b. Memberi kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas
ratarata untuk mendapat pelayanan khusus, sehingga mempercepat
perkembangan bakat dan minat yang dimilikinya.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih cepat menguasai ilmu
pengetahuan dan keterampilan, sesuai dengan ketentuan kurikulum
d. Memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi baik.
e. Mempersiapkan lulusan menjadi siswa unggul dalam ilmu pengetahuan,
budi pekerti dan keterampilan sesuai dengan tingkat perkembangannya.6
SDN Sukasari. Konsep Kelas Unggul. www.sdnsukasari.com diakses tanggal 22
Oktober 2012
6
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju
Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2006), h. 29
5
14
5. Ciri-ciri Kelas Unggulan
Kelas Unggulan adalah kelas yang dipersiapkan secara dini untuk
pengembangan kelas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki sejumlah siswa dengan minat, bakat, kemampuan, dan kecerdasan
yang tinggi.
b. Diasuh oleh sejumlah pembimbing atau guru atau tutor yang professional
dan handal di bidangnya.
c. Melaksanakan kurikulum dengan menekankan pada mata pelajaran Seni
Budaya, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, Matematika,
Bahasa Arab dan Komputer.
d. Didukung sarana dan prasarana yang memadai, antara lain :
1) Kelas yang nyaman dan representatif.
2) Laboratorium IPA, Bahasa dan Komputer.
3) Ruang Pusat Belajar Sekolah (PBS) multimedia yang dilengkapi
dengan sistem audiovisual yang lengkap.
4) Perpustakaan yang memiliki minimal 2.000 judul buku yang relevan
dan ruang yang cukup luas untuk belajar sendiri.
5) Lapangan olahraga dan atau ruangan yang dapat meningkatkan
kebugaran jasmani dan peningkatan prestasi.
6) Ruang pengembangan minat dan bakat siswa lengkap dengan peralatan
yang dibutuhkan.
7) Buku belajar, diktat dan bank soal latihan yang menunjang.
8) Waktu belajar lebih banyak.
15
9) Jumlah siswa di kelas antara 20 s/d 30 orang, sehingga siswa menjadi
lebih efektif.
10) Di dalam kelas dilengkapi dengan alat pembelajaran yang lengkap dan
memadai.7
Berkaitan dengan siswa kelas ungulan tersebut, Direktorat Pendidikan
Dasar mengeluarkan berbagai ketentuan diantaranya:
a. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang berprestasi di sekolah.
b. Lulus tes kemampuan akademik dan kesehatan (untuk keperluan ini perlu
disediakan alat seleksi yang telah berstandar).
b. Memilki bakat dan minat serta prestasi yang konsisten melalui rekaman
pengamatan dan tes psikologi.
c. Mendapatkan surat rekomendasi dari kepala sekolah tempat asal siswa
bersekolah.
d. Mendapatkan izin tertulis dari orang tua/wali siswa yang isinya bersedia
patuh mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan.
e. Bersedia dikembalikan pada kelas (sebelum direkrut atau dipilih masuk
kelas unggulan) apabila pada setiap akhir tahun tidak mampu
f. menunjukkan keberhasilan prestasi belajarnya sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.8
SMP Ya Baki. Pengertian Kelas Unggulan. www.ab-intermedia.com diakses tanggal
22 Oktober 2011
7
8
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju
Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2006), h. 29
16
B. Pengembangan Program Kelas Unggulan dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar PAI
1. Definisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Hal ini dikarenakan ukuran dari berprestasi atau tidaknya suatu
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh pencapaian prestasi belajar murid.
Nana Sudjana menjelaskan bahwa:9” prestasi belajar adalah kemampuan yang
diperoleh melalui pengaruh-pengaruh lingkungan”. Hal ini dapat dipahami bahwa
prestasi belajar merupakan pengaruh-pengaruh dari lingkungan baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat sekitar. Dijelaskan
bahwa “profil prestasi siswa adalah bentuk grafik yang digunakan untuk
melukiskan prestasi belajar siswa, baik individu atau kelompok, satu atau beberapa
bidang studi”.10
Hasil belajar diperoleh berdasarkan evaluasi, sebagaimana diketahui
evaluasi adalah “proses yang terdiri dari penilaian dan pengukuran, dimana
penilaian adalah memberikan nilai baik buruk dan pengukuran adalah berdasar
data kuantitatif”11
Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan prestasi yang dicapai oleh murid setelah mengikuti proses
pembelajaran melalui tes prestasi belajar atau evaluasi yang telah ditentukan guru.
9
Nana Sudjana, Evaluasi Prestasi Belajar, (Ciamis: Publikasi STKIP Siliwangi, 1981), h.
93
10
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2007, h. 461
11
Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2002), h. 3
17
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara umum, faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar murid
dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri murid), yakni keadaan/ kondisi
jasmani dan rohani murid.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri murid), yakni kondisi lingkungan
di sekitar murid.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar murid yang meliputi strategi dan metode yang digunakan murid
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.12
Dari faktor-faktor di ataslah, dapat mengprestasikan murid- murid yang
berprestasi tinggi, ada murid yang berprestasi rendah dan bahkan ada yang gagal
sama sekali. Dari beberapa faktor di atas, penulis dapat memberikan sedikit
penjelasan, sebagai berikut:
1. Faktor internal murid
Faktor yang berasal dari dalam diri murid sendiri meliputi dua aspek yaitu
aspek fisiologis dan aspek psikologis.
a. Aspek fisiologis
Kondisi fisiologis (jasmani) umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar murid. Tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organorgan tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
murid dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dengan disertai
12
Muhibbin Syah, Op.Cit, h.144
18
kepala yang pusing, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga
kurang mampu menyerap materi pelajaran yang sedang dihadapinya.
Selain itu tidak kalah pentingnya kondisi panca indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap dan tubuh) juga sangat berpengaruh pada
kemampuan murid. Daya pendengaran dan penglihatan yang terganggu akan
mempersulit murid dalam menerima informasi yang disajikan di dalam kelas.
Akibatnya dapat menyebabkan terhambatnya informasi menuju memori murid.
Kondisi seperti tersebut di atas dapat menimbulkan kurangnya rasa percaya
diri murid, yang cepat atau lambat dapat mempengaruhi prestasi/ prestasi belajar
murid atau mungkin dapat menyebabkan murid mengalami kegagalan.
b. Aspek Psikologis
Kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam diri murid merupakan hal yang
utama dalam menentukan intensitas dan prestasi belajar seseorang. Fakto- faktor
psikologis murid yang umumnya ada dan dibutuhkan oleh murid diantaranya
adalah:
1) Intelegensi/ kecerdasan murid
M. dalyono dalam Djamarah secara tegas mengatakan bahwa prestasi atau
prestasi belajar pada umumnya dipengaruhi oleh intelegensi murid dimana murid
yang memiliki intelegensi (IQ) yang tinggi maka akan mudah belajar dan
prestasinya pun baik. Sebaliknya murid yang memiliki intelegensi (IQ) rendah
maka akan mengalami kesulitan dalam belajar dan mendapatkan prestasi belajar
yang rendah pula.13
13
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 160.
19
2) Bakat
Di samping intelegensi (kecerdasan), bakat merupakan faktor yang sangat
besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang. Tidak dapat dipungkiri
bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar peluang
kemungkinan untuk berprestasi tidaknya seseorang dalam bidang yang ia geluti
tersebut, begitu pula dalam belajar. Karena bakat itu mirip dengan intelegensi,
maka seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas disebut juga anak yang
berbakat.
3) Minat
Minat merupakan suatu rasa kecenderungan, kegairahan atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Minat juga dapat mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar. Misalnya, seseorang murid yang memiliki minat yang besar terhadap
pelajaran Bahasa Arab akan memiliki perhatian yang besar pula untuk
mempelajarinya. Berasal dari perhatian yang besar itu akan menimbulkan rasa giat
untuk belajar dan akhirnya dapat mencapai prestasi yang baik.
4) Motivasi
“Motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan14. Oleh
karena itu, seseorang harus memiliki motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik.
Motivasi intrinsik merupakan hal yang berasal dari dalam diri murid sendiri yang
mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Misalnya adanya perasaan
senang terhadap materi pelajaran. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan hal
14
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia,
2002), h. 50
20
yang berasal dari luar diri seseorang yang juga mendorongnya untuk melakukan
sesuatu. Misalnya, adanya pujian/ hadiah, tata tertib, suri tauladan orang tua atau
guru dan sebagainya. Kurangnya atau ketiadaan motivasi, baik internal maupun
eksternal, dapat menyebabkan kurang semangatnya seseorang untuk melakukan
proses mempelajari materi pelajaran baik di rumah maupun di sekolah yang
kemudian dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka.
5) Sikap murid
Sikap merupakan berupa kecenderungan untuk merespons/ mereaksi sesuatu
baik positif maupun negatif. Sikap murid yang positif terhadap mata pelajaran
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar murid tersebut. reksi
positif tersebut dapat membawa murid memperoleh prestasi belajar yang lebih
baik. sebaliknya sikap negatif murid ditambah kebencian terhadap mata pelajaran
akan menimbulkan kesulitan belajar pada murid dan dapat mengprestasikan
prestasi belajar yang kurang memuaskan.
2. Faktor Eksternal Murid
Seperti halnya faktor internal murid, faktor eksternal murid juga terdiri atas
dua macam, yakni :
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
murid. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang baik serta
memperlihatkan suri tauladan yang baik dalam belajar, dapat menjadi daya dorong
yang positif bagi kegiatan belajar murid.
21
Lingkungan masyarakat, tetangga dan teman- teman sepermainan juga
termasuk lingkungan sosial murid. Kondisi masyarakat yang serba kekurangan dan
anak- anak penganggur misalnya, sangat berpengaruh pada aktivitas belajar anak.
Mereka akan mengalami kesulitan pada saat membutuhkan teman- teman untuk
belajar dan meminjam alat- alat belajar yang belum mereka miliki.
Lingkungan sosial murid yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar
murid adalah orang tua atau keluarga murid itu sendiri. Keadaan di dalam
keluarga/ rumah semuanya dapat menimbulkan dampak baik atau buruk terhadap
kegiatan belajar dan prestasi belajar murid. Misalnya kebiasaan- kebiasaan yang
diterapkan orang tua murid yang keliru, dalam hal ini bukan saja murid tidak mau
belajar bahkan dapat melakukan hal- hal yang menyimpang.
b. Lingkungan Non Sosial
Faktor- faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah
dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan
murid. Semua hal tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberprestasian
belajar murid.
3. Prestasi Belajar PAI
Pada dasarnya setiap mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu, dibatasi
oleh ruang lingkup keilmuanya bila dilihat dari segi isi materi. Dari segi sifatnya,
bidang studi dapat dibedakan menjadi bidang studi yang memiliki sifat bahan yang
konseptual dan aktual serta abstrak. Konseptual berarti suatu mata pelajaran
banyak berisi tentang konsep-konsep seperti ilmu ekonomi, sosiologi dan lainya.
Sedangkan aktual berarti berisi tentang bahan aplikatif yang harus dipraktekan,
22
seperti fiqhi ibadah, olah raga dan lainya. Sedangkan abstrak adalah bahan yang
sulit untuk dijelaskan secara fisik seperti materi keimanan dan lain sebagainya.
Demikian halnya dengan mata pelajaran PAI merupakan bagian dari Mata
paelajaran yang diamanahkan dalam UU Pendidikan Sisdiknas, yang membahas
tentang Keimanan, ibadah dan akhlah serta sejarah keislaman. Beberapa aspek
tersebut diajarkan secara bertahap terutama pada sekolah tingkat menengah atas,
sebagai standar minimal lulusan, murid yang telah tamat belajar dari sekolah
menegah atas harus mampu memahami dan melaksanakan ajaran Islam, serta dapat
mampu meneledani akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab
iru, sebagai mata pelajaran PAI juga pun terkadang sulit dipahami secara
menyeluruh bahan ajarnya, sehingga para guru harus menunjukkan perang yang
lebih maksimal dalam pembelajaran.
Senada dengan itu, maka pada dasarnya hasil belajar murid pada mata
pelajaran PAI pada tingkat kognitif atau pengetahuannya dapat di ukur dan di
amati dalam proses pembelajaran melalui tes prestasi belajar yang dilakukan guru
setelah proses pembelajaran berakhir.
4. Penerapan Program Kelas Unggulan Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam
Melalui prestasi belajar dapat diketahui seberapa jauh tingkat keberhasilan
siswa dalam bidang studi tertentu, termasuk juga bidang studi Pendidikan Agama
Islam. Ini berarti bahwa optimalisasi prestasi belajar siswa bergantung pula pada
proses pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil merupakan dambaan setiap guru.
Oleh karena itu seorang guru akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk
23
mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematik. Setiap guru
menyadari akan keberagaman siswanya, baik kecerdasan, kecepatan belajar,
perhatian, dan sebagainya. Oleh karena itu keberagaman ini akan berpengaruh juga
tehadap keberhasilan pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru akan berusaha menciptakan iklim
belajar yang kondusif. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung
dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses
belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan
kejenuhan dan adanya rasa bosan. Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh
berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, seperti sarana, laboratorium,
pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis
antara peserta didik dengan guru dan diantara peserta didik itu sendiri, serta
penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar yang kondusif antara
lain dapat dikembangkan melalui organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman,
dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. Dalam
hal ini yaitu kelas ungulan. Dengan adanya kelas unggulan, maka pembelajaran
Pendidikan Agama Islam akan berjalan dengan efektif yang akan memungkinkan
prestasi belajar yang tinggi akan terwujud.15
15
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya,2007), h. 155-156
24
C. Kerangka Berpikir
Salah satu faktor pendukung suksesnya pembelajaran adalah adanya kondisi
yang memungkinkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
maksimal. Oleh sebab itu, upaya untuk menciptakan kondisi ideal dalam proses
pembelajaran harus dilakukan oleh seorang guru dengan sebaik mungkin. Akan
tetapi, upaya guru tentu saja terbatas pada sumber daya dana dan tenaga yang
terbatas. Sedangkan kondisi efektif hanya akan tercipta jika guru mengajar dengan
maksimal, siswa bersedia mengikuti skenario dengan baik, dan didukung oleh
berbagai sarana yang memadai.
Dalam manajemen pembelajaran dan pendidikan saat ini telah ada sistem
pengelompokkan belajar yang memungkinkan keadaan kondusif tersebut lebih
mudah terwujud, yaitu kelas unggulan. Kelas unggulan adalah kelas yang di
dalamnya terdapat siswa yang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang
memadai, pengajar yang professional serta di dukung oleh sarana dan media yang
memadai pula. Secara teori, tentu sangatlah wajar jika dalam kelas unggulan
tersebut pembelajaran akan berjalan dengan sangat baik dan efektif, dan pada
akhirnya prestasi siswa pun dapat meningkat. Untuk lebih jelasnya alur piker
tersebut dapat dijelaskan dalam bagan berikut ini :
25
Pembelajaran PAI
Program kelas unggulan
Program kelas reguler
Daya tangkap siswa tinggi, guru
professional, dan sarana serta
media memadai
Daya tangkap siswa beragam,
guru belum tentu profesional, dan
sarana serta media kurang
Efektivitas pembelajaran mudah
tercipta
Efektivitas pembelajaran sulit
tercipta
Prestasi belajar PAI siswa
tercapai dengan maksimal
Prestasi belajar PAI siswa sulit
tercapai dengan maksimal
Gambar 2.1 Bagan Kerangkan Berpikir
Download