9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Tentang Program Kelas Unggulan 1. Sejarah Singkat Program Kelas Unggulan Sekitar tahun 1992, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang menjadi Departemen Pendidikan Nasional) mulai memperkenalkan pendidikan berwawasan keunggulan. Pengembangan sumber daya manusia yang memiliki wawasan keunggulan mutlak dibutuhkan. Pengembangan sumber daya manusia berwawasan keunggulan merupakan fungsi organic dalam menuju abad yang diwarnai dengan persaingan bebas. Hal ini merupakan tantangan juga bagi pembangunan sektor pendidikan. Karena pendidikan berwawasan keunggulan sangat penting, maka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada tahun 1996 yang temanya adalah “Mewujudkan Wawasan Keunggulan Melalui Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka Meningkatkan Daya Saing Bangsa”. Pada hakikatnya wawasan keunggulan merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terbaik menurut kemampuan warga Negara secara konsisten dan berdisiplin dalam rangka pembangunan bangsa. Wawasan keunggulan meliputi iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kemandirian yang mampu mengahadapi era globalisasi, keunggulan yang dapat mengasilkan karya bermutu, keahlian dan profesionalisme dalam penguasaan ilmu dan kekeluargaan dalam mempererat persatuan dan kekeluargaan dalam mempererat persatuan dan kesatuan 9 10 bangsa. Dengan wawasan keunggulan itu diharapkan mencapai keunggulan dalam Percaturan Internasional. Salah satu alternatif dalam rangka mengimplementasikan wawasan keunggulan adalah melalui program kelas unggulan. Hal itu mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0487/U/1992, pasal 15 yaitu penerapan wawasan keunggulan melalui program percepatan, program khusus, program kelas khusus, dan program pendidikan khusus, yang merefleksikan pendidikan keunggulan.1 2. Pengertian Kelas Unggulan Kelas Unggulan adalah kelas yang diikuti oleh sejumlah siswa yang unggul dalam tiga ranah penilaian dengan kecerdasan di atas rata-rata yang dikelompokkan secara khusus. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membina siswa dalam mengembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan potensinya seoptimal mungkin sehingga memilki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbaik sebagaimana semangat konsep wawasan keunggulan2. Program kelas unggulan ini diselesaikan dalam waktu 3 tahun, mempunyai kurikulum tersendiri, menambah penambahan mata pelajaran sesuai jurusan yang dipilih. Dalam proses belajar siswa kelas unggulan ditargetkan mencapai ketuntasan belajar di atas kelas reguler. Kelas unggulan merupakan kelas percontohan yang dapat dilakukan dengan melibatkan semua Stakeholder sekolah 1 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2006), h. 26-28 2 Ibid.,h. 28 11 mulai dari orang tua, siswa, guru-guru, karyawan, lingkungan, pengawas, instansi Diknas dan semua pihak yang terkait dengan urusan pendidikan. Pada dasarnya bentuk pelaksanaan pendidikan bagi anak yang berprestasi atau di atas rata-rata (dalam istilah Sutratinah, anak supernormal) dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a. Acceleration (percepatan) b. Segregation (pengelompokan) c. Enrichment (pengayaan)3 Segregation adalah pengelompokan atau pengasingan, siswa disendirikan menjadi kelompok khusus semacam Ability Grouping (kelompok kecakapan). Segregation dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Kelas biasa ditambah dengan kelas khusus. Anak di atas rata-rata mengikuti secara penuh seluruh kegiatan di sekolahnya setelah itu mendapat pelajaran tambahan dalam kelas khusus. b. Mengikuti kelas biasa (regular class) tetapi tidak penuh 100% (hanya ± 75 %) ditambah dengan mengikuti kelas khusus (special class), karena jumlah jam pelajaran, maka anak di atas masih mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dibutuhkan untuk pengembangan aspek kepribadian, karena jumlah jam belajar yang cukup lama di kelas khusus, anak di atas rata-rata masih memperoleh kesempatan bersaing dengan teman sesama di atas rata-rata. 3 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bina Aksara, 2000), h, 104 12 c. Secara penuh anak di atas rata-rata dimasukkan dalam kelas khusus. Ini berarti guru-guru, kurikulum, metode dan komponen pendidikan yang lain dilaksanakan secara khusus. Pihak guru dapat dengan mudah melakukan tugasnya karena murid yang dihadapi mempunyai tingkat kecerdasan yang sederajat. Pihak murid merasa ada persaingan dengan teman-teman yang memiliki kemampuan seimbang, sehingga dapat mempercepat pelajaran sesuai dengan kondisi mental peserta didik. d. Alternatif terakhir dengan mendirikan sekolah khusus untuk anak di atas rata-rata agar mereka mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan diri, karena dapat bersaing dengan anak lain yang juga sama-sama super dengan segala fasilitas yang diperlukan.4 3. Konsep Dasar Kelas Unggulan Setelah mengetahui sejarah dan pengertian kelas unggulan, ada baiknya mengetahui konsep dasar kelas unggulan sebelum kita mengetahui tujuan kelas unggulan. Konsep dasar kelas unggulan antara lain : a. Setiap anak pada dasarnya memiliki kemampuan, bakat dan minat yang berbeda, oleh karena itu setiap anak perlu mendapat pelayanan belajar yang memadai agar kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. b. Anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, apabila tidak memperoleh pelayanan khusus, akan menimbulkan perilaku negatif seperti lekas bosan terhadap rutinitas sehari-hari, suka memaksakan pendapat 4 Ibid., h. 110-112 13 kepada orang lain, sikap tenggang rasa yang kurang, acuh tak acuh, dan mudah tersinggung yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan dirinya. c. Pengelompokan siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata ke dalam kelas khusus, akan memudahkan guru atau pendidik dalam memberikan pelayanan belajar, sehingga siswa akan memperoleh kesempatan berkembang lebih cepat.5 4. Tujuan Kelas Unggulan Tujuan kelas unggulan antara lain: a. Mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki budi pekerti yang luhur, memilki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani. b. Memberi kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas ratarata untuk mendapat pelayanan khusus, sehingga mempercepat perkembangan bakat dan minat yang dimilikinya. c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih cepat menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, sesuai dengan ketentuan kurikulum d. Memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi baik. e. Mempersiapkan lulusan menjadi siswa unggul dalam ilmu pengetahuan, budi pekerti dan keterampilan sesuai dengan tingkat perkembangannya.6 SDN Sukasari. Konsep Kelas Unggul. www.sdnsukasari.com diakses tanggal 22 Oktober 2012 6 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2006), h. 29 5 14 5. Ciri-ciri Kelas Unggulan Kelas Unggulan adalah kelas yang dipersiapkan secara dini untuk pengembangan kelas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Memiliki sejumlah siswa dengan minat, bakat, kemampuan, dan kecerdasan yang tinggi. b. Diasuh oleh sejumlah pembimbing atau guru atau tutor yang professional dan handal di bidangnya. c. Melaksanakan kurikulum dengan menekankan pada mata pelajaran Seni Budaya, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, Matematika, Bahasa Arab dan Komputer. d. Didukung sarana dan prasarana yang memadai, antara lain : 1) Kelas yang nyaman dan representatif. 2) Laboratorium IPA, Bahasa dan Komputer. 3) Ruang Pusat Belajar Sekolah (PBS) multimedia yang dilengkapi dengan sistem audiovisual yang lengkap. 4) Perpustakaan yang memiliki minimal 2.000 judul buku yang relevan dan ruang yang cukup luas untuk belajar sendiri. 5) Lapangan olahraga dan atau ruangan yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan peningkatan prestasi. 6) Ruang pengembangan minat dan bakat siswa lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan. 7) Buku belajar, diktat dan bank soal latihan yang menunjang. 8) Waktu belajar lebih banyak. 15 9) Jumlah siswa di kelas antara 20 s/d 30 orang, sehingga siswa menjadi lebih efektif. 10) Di dalam kelas dilengkapi dengan alat pembelajaran yang lengkap dan memadai.7 Berkaitan dengan siswa kelas ungulan tersebut, Direktorat Pendidikan Dasar mengeluarkan berbagai ketentuan diantaranya: a. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang berprestasi di sekolah. b. Lulus tes kemampuan akademik dan kesehatan (untuk keperluan ini perlu disediakan alat seleksi yang telah berstandar). b. Memilki bakat dan minat serta prestasi yang konsisten melalui rekaman pengamatan dan tes psikologi. c. Mendapatkan surat rekomendasi dari kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah. d. Mendapatkan izin tertulis dari orang tua/wali siswa yang isinya bersedia patuh mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan. e. Bersedia dikembalikan pada kelas (sebelum direkrut atau dipilih masuk kelas unggulan) apabila pada setiap akhir tahun tidak mampu f. menunjukkan keberhasilan prestasi belajarnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.8 SMP Ya Baki. Pengertian Kelas Unggulan. www.ab-intermedia.com diakses tanggal 22 Oktober 2011 7 8 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2006), h. 29 16 B. Pengembangan Program Kelas Unggulan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI 1. Definisi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan ukuran dari berprestasi atau tidaknya suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh pencapaian prestasi belajar murid. Nana Sudjana menjelaskan bahwa:9” prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh melalui pengaruh-pengaruh lingkungan”. Hal ini dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan pengaruh-pengaruh dari lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat sekitar. Dijelaskan bahwa “profil prestasi siswa adalah bentuk grafik yang digunakan untuk melukiskan prestasi belajar siswa, baik individu atau kelompok, satu atau beberapa bidang studi”.10 Hasil belajar diperoleh berdasarkan evaluasi, sebagaimana diketahui evaluasi adalah “proses yang terdiri dari penilaian dan pengukuran, dimana penilaian adalah memberikan nilai baik buruk dan pengukuran adalah berdasar data kuantitatif”11 Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh murid setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tes prestasi belajar atau evaluasi yang telah ditentukan guru. 9 Nana Sudjana, Evaluasi Prestasi Belajar, (Ciamis: Publikasi STKIP Siliwangi, 1981), h. 93 10 Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2007, h. 461 11 Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2002), h. 3 17 2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Secara umum, faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar murid dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a. Faktor internal (faktor dari dalam diri murid), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani murid. b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri murid), yakni kondisi lingkungan di sekitar murid. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar murid yang meliputi strategi dan metode yang digunakan murid untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.12 Dari faktor-faktor di ataslah, dapat mengprestasikan murid- murid yang berprestasi tinggi, ada murid yang berprestasi rendah dan bahkan ada yang gagal sama sekali. Dari beberapa faktor di atas, penulis dapat memberikan sedikit penjelasan, sebagai berikut: 1. Faktor internal murid Faktor yang berasal dari dalam diri murid sendiri meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. a. Aspek fisiologis Kondisi fisiologis (jasmani) umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar murid. Tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organorgan tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas murid dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dengan disertai 12 Muhibbin Syah, Op.Cit, h.144 18 kepala yang pusing, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga kurang mampu menyerap materi pelajaran yang sedang dihadapinya. Selain itu tidak kalah pentingnya kondisi panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan tubuh) juga sangat berpengaruh pada kemampuan murid. Daya pendengaran dan penglihatan yang terganggu akan mempersulit murid dalam menerima informasi yang disajikan di dalam kelas. Akibatnya dapat menyebabkan terhambatnya informasi menuju memori murid. Kondisi seperti tersebut di atas dapat menimbulkan kurangnya rasa percaya diri murid, yang cepat atau lambat dapat mempengaruhi prestasi/ prestasi belajar murid atau mungkin dapat menyebabkan murid mengalami kegagalan. b. Aspek Psikologis Kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam diri murid merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas dan prestasi belajar seseorang. Fakto- faktor psikologis murid yang umumnya ada dan dibutuhkan oleh murid diantaranya adalah: 1) Intelegensi/ kecerdasan murid M. dalyono dalam Djamarah secara tegas mengatakan bahwa prestasi atau prestasi belajar pada umumnya dipengaruhi oleh intelegensi murid dimana murid yang memiliki intelegensi (IQ) yang tinggi maka akan mudah belajar dan prestasinya pun baik. Sebaliknya murid yang memiliki intelegensi (IQ) rendah maka akan mengalami kesulitan dalam belajar dan mendapatkan prestasi belajar yang rendah pula.13 13 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 160. 19 2) Bakat Di samping intelegensi (kecerdasan), bakat merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang. Tidak dapat dipungkiri bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar peluang kemungkinan untuk berprestasi tidaknya seseorang dalam bidang yang ia geluti tersebut, begitu pula dalam belajar. Karena bakat itu mirip dengan intelegensi, maka seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas disebut juga anak yang berbakat. 3) Minat Minat merupakan suatu rasa kecenderungan, kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat juga dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar. Misalnya, seseorang murid yang memiliki minat yang besar terhadap pelajaran Bahasa Arab akan memiliki perhatian yang besar pula untuk mempelajarinya. Berasal dari perhatian yang besar itu akan menimbulkan rasa giat untuk belajar dan akhirnya dapat mencapai prestasi yang baik. 4) Motivasi “Motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan14. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan hal yang berasal dari dalam diri murid sendiri yang mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Misalnya adanya perasaan senang terhadap materi pelajaran. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan hal 14 Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia, 2002), h. 50 20 yang berasal dari luar diri seseorang yang juga mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Misalnya, adanya pujian/ hadiah, tata tertib, suri tauladan orang tua atau guru dan sebagainya. Kurangnya atau ketiadaan motivasi, baik internal maupun eksternal, dapat menyebabkan kurang semangatnya seseorang untuk melakukan proses mempelajari materi pelajaran baik di rumah maupun di sekolah yang kemudian dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. 5) Sikap murid Sikap merupakan berupa kecenderungan untuk merespons/ mereaksi sesuatu baik positif maupun negatif. Sikap murid yang positif terhadap mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar murid tersebut. reksi positif tersebut dapat membawa murid memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. sebaliknya sikap negatif murid ditambah kebencian terhadap mata pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar pada murid dan dapat mengprestasikan prestasi belajar yang kurang memuaskan. 2. Faktor Eksternal Murid Seperti halnya faktor internal murid, faktor eksternal murid juga terdiri atas dua macam, yakni : a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang murid. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang baik serta memperlihatkan suri tauladan yang baik dalam belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar murid. 21 Lingkungan masyarakat, tetangga dan teman- teman sepermainan juga termasuk lingkungan sosial murid. Kondisi masyarakat yang serba kekurangan dan anak- anak penganggur misalnya, sangat berpengaruh pada aktivitas belajar anak. Mereka akan mengalami kesulitan pada saat membutuhkan teman- teman untuk belajar dan meminjam alat- alat belajar yang belum mereka miliki. Lingkungan sosial murid yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar murid adalah orang tua atau keluarga murid itu sendiri. Keadaan di dalam keluarga/ rumah semuanya dapat menimbulkan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi belajar murid. Misalnya kebiasaan- kebiasaan yang diterapkan orang tua murid yang keliru, dalam hal ini bukan saja murid tidak mau belajar bahkan dapat melakukan hal- hal yang menyimpang. b. Lingkungan Non Sosial Faktor- faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan murid. Semua hal tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberprestasian belajar murid. 3. Prestasi Belajar PAI Pada dasarnya setiap mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu, dibatasi oleh ruang lingkup keilmuanya bila dilihat dari segi isi materi. Dari segi sifatnya, bidang studi dapat dibedakan menjadi bidang studi yang memiliki sifat bahan yang konseptual dan aktual serta abstrak. Konseptual berarti suatu mata pelajaran banyak berisi tentang konsep-konsep seperti ilmu ekonomi, sosiologi dan lainya. Sedangkan aktual berarti berisi tentang bahan aplikatif yang harus dipraktekan, 22 seperti fiqhi ibadah, olah raga dan lainya. Sedangkan abstrak adalah bahan yang sulit untuk dijelaskan secara fisik seperti materi keimanan dan lain sebagainya. Demikian halnya dengan mata pelajaran PAI merupakan bagian dari Mata paelajaran yang diamanahkan dalam UU Pendidikan Sisdiknas, yang membahas tentang Keimanan, ibadah dan akhlah serta sejarah keislaman. Beberapa aspek tersebut diajarkan secara bertahap terutama pada sekolah tingkat menengah atas, sebagai standar minimal lulusan, murid yang telah tamat belajar dari sekolah menegah atas harus mampu memahami dan melaksanakan ajaran Islam, serta dapat mampu meneledani akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab iru, sebagai mata pelajaran PAI juga pun terkadang sulit dipahami secara menyeluruh bahan ajarnya, sehingga para guru harus menunjukkan perang yang lebih maksimal dalam pembelajaran. Senada dengan itu, maka pada dasarnya hasil belajar murid pada mata pelajaran PAI pada tingkat kognitif atau pengetahuannya dapat di ukur dan di amati dalam proses pembelajaran melalui tes prestasi belajar yang dilakukan guru setelah proses pembelajaran berakhir. 4. Penerapan Program Kelas Unggulan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui prestasi belajar dapat diketahui seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa dalam bidang studi tertentu, termasuk juga bidang studi Pendidikan Agama Islam. Ini berarti bahwa optimalisasi prestasi belajar siswa bergantung pula pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil merupakan dambaan setiap guru. Oleh karena itu seorang guru akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk 23 mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematik. Setiap guru menyadari akan keberagaman siswanya, baik kecerdasan, kecepatan belajar, perhatian, dan sebagainya. Oleh karena itu keberagaman ini akan berpengaruh juga tehadap keberhasilan pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, guru akan berusaha menciptakan iklim belajar yang kondusif. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan adanya rasa bosan. Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan diantara peserta didik itu sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. Dalam hal ini yaitu kelas ungulan. Dengan adanya kelas unggulan, maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan dengan efektif yang akan memungkinkan prestasi belajar yang tinggi akan terwujud.15 15 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2007), h. 155-156 24 C. Kerangka Berpikir Salah satu faktor pendukung suksesnya pembelajaran adalah adanya kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Oleh sebab itu, upaya untuk menciptakan kondisi ideal dalam proses pembelajaran harus dilakukan oleh seorang guru dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, upaya guru tentu saja terbatas pada sumber daya dana dan tenaga yang terbatas. Sedangkan kondisi efektif hanya akan tercipta jika guru mengajar dengan maksimal, siswa bersedia mengikuti skenario dengan baik, dan didukung oleh berbagai sarana yang memadai. Dalam manajemen pembelajaran dan pendidikan saat ini telah ada sistem pengelompokkan belajar yang memungkinkan keadaan kondusif tersebut lebih mudah terwujud, yaitu kelas unggulan. Kelas unggulan adalah kelas yang di dalamnya terdapat siswa yang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang memadai, pengajar yang professional serta di dukung oleh sarana dan media yang memadai pula. Secara teori, tentu sangatlah wajar jika dalam kelas unggulan tersebut pembelajaran akan berjalan dengan sangat baik dan efektif, dan pada akhirnya prestasi siswa pun dapat meningkat. Untuk lebih jelasnya alur piker tersebut dapat dijelaskan dalam bagan berikut ini : 25 Pembelajaran PAI Program kelas unggulan Program kelas reguler Daya tangkap siswa tinggi, guru professional, dan sarana serta media memadai Daya tangkap siswa beragam, guru belum tentu profesional, dan sarana serta media kurang Efektivitas pembelajaran mudah tercipta Efektivitas pembelajaran sulit tercipta Prestasi belajar PAI siswa tercapai dengan maksimal Prestasi belajar PAI siswa sulit tercapai dengan maksimal Gambar 2.1 Bagan Kerangkan Berpikir