MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Komunikasi Politik FAKULTAS Bidang Studi ILMU KOMUNIKASI Public relations/ Humas Tatap Muka 14 Abstract Kode MK Disusun Oleh MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Kompetensi Dalam pokok bahasan ini adalah Memahami Komunikasi Politik memperkenalkan dan membahas Memiliki tentang komunikasi politik pengetahuan tentang fungsi system komunikasi politik Mampu memahami dan kritis dalam isu-isu komunikasi politik Pendahuluan Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan suatu masalah yang penting, dan akhir – akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan negara – negara berkembang. Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik memfokuskan diri pada partai politik sebagai pelaku utama, tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan umum. Membicarakan komunikasi politik tidak semudah membicarakan gerakan politik. Kesulitan itu muncul karena ada dua konsep yang mengusung disiplin ilmu ini, yaitu konsep “komunikasi” dan konsep “politik” (Cangara, 2009: 15). Kajian komunikasi politik bersifat dimensional dan kasuistik karena berkaitan dengan berbagai macam problem dan kompleksitas permasalahan. Tidak hanya berkisar pada pembahasan proses komunikasi yang memuat pesan-pesan politik, tetapi juga membahas bagaimana komunikasi dapat berlangsung dalam suatu sistem politik atau sistem pemerintahan yang mencakup bahasanbahasan bagaimana sistem itu dapat dipertahankan dan dapat berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya (Hikmat, 2010: 35). Bahasan komunikasi politik pun tidak hanya berkisar dalam suatu sistem intranegara, tetapi melintas batas wilayah sistem ekstranegara sehingga akan bertemu berbagai sistem dan akan saling memengaruhi antara satu dan lainnya (Hikmat, 2010: 36). Oleh karena itu perlu dipahami terlebih dahulu apa itu politik? Apa itu Komunikasi politik ? dan apa itu fungsi sistem politik. Definisi politik Para ahli berbeda pendapat ketika memberikan definisi atau pengertian mengenai politik. Menurut Miriam Budiardjo, perbedaan ini muncul karena mereka memberikan cara pandang yang berbeda ketika menjelaskan tentang konsep politik sebagaimana di bawah ini a. Negara (State) Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan yang ditaati oleh rakyatnya. Menurut Roger R. Soltau dalam bukunya “Introduction to Politics”, Ilmu politik adalah mempelajari negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain. ‘13 2 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut J. Barent, Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat; Ilmu politik mempelajari negaranegara itu melakukan tugas-tugasnya. b. Kekuasaan (Power) Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku. Menurut Harold D. Lasswell dan A. Kaplan, Ilmu politik adalah mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan. Menurut Deliar Noer, Ilmu politik adalah memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat. c. Pengambilan Keputusan (Decision Making) Keputusan (decision) adalah membuat pilihan di antara beberapa alternatif. Aspek keputusan banyak menyangkut soal pembagian yang oleh Harold D. Lasswell dirumuskan dalam kerangka sebagai “ Who Gets What, When, and How”. Menurut Joyce Mitchel, Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya. Menurut Karl W. Deutsch, Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. d. Kebijaksanaan (Policy) Menurut Hoogerwerf, Kebijaksanaan umum adalah membangun masyarakat secara terarah melalui pemakaian kekuasaan. Menurut David Easton, Ilmu politik adalah kebijaksanaan umum. ‘13 3 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id studi mengenai terbentuknya d. Pembagian Kekuasaan (Distribution of Power) Pembagian (distribution) adalah pembagian atau penjatahan dari nilai-nilai dalam masyarakat. Berdasarkan definisi di atas, terlihat bahwa definisi ilmu politik sangat beraneka ragam tergantung pada disiplin ilmu mereka yang merumuskan politik tersebut dan tergantung pula pada sudut pandang/perspektif mereka terhadap ilmu politik. Meskipun demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang berusaha berbicara tentang eksistensi negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan distribution of power dalam suatu pemerintahan atau negara. Salah satu fokus perhatian ilmu politik dalam masalah kekuasaan adalah : a. Upaya memperoleh kekuasaan b. Upaya mempertahankan kekuasaan c. Memperagakan kekuasaan d. Bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan Konsep-konsep yang terdapat dalam kekuasaan yang menjadi fokus para ahli adalah : a. Wewenang (authority) b. Kendali (Control) c. Kapasitas (Capacity) d. Hubungan/Relasi (Relationship) Definisi Komunikasi Berikut ini adalah bebarapa definsi tentang komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : 1. Carl Hovland, Janis & Kelley Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak. ‘13 4 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Bernard Berelson & Gary A.Steiner Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain. 3. Harold Lasswell Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with what effect). 4. Barnlund Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Barnlund mengemukakan beberapa karakteristik komunikasi sebagai berikut : a. dinamis b. berkesinambungan c. sirkular d. tak dapat diulang e. tak dapat dibalikkan f. kompleks Dari berbagai definsi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner. Kelima unsur tersebut di atas sebenarnya belum lengkap, bila dibandingkan dengan unsurunsur komunikasi yang terdapat dalam model-model yang lebih baru. Unsur-unsur yang sering ditambahkan adalah umpan balik (feed back), gangguan komunikasi (noise), dan konteks atau situasi komunikasi. ‘13 5 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah suatu proses : Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komuniaksi tidak statis, melainkan dinamis dlam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus. 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan : Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.Pengertian sadar di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan dlam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahw komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan.Tujuan komunikasi mencakup banyak hal, tergantung dari keinginan atau harapan dari masing-masing pelakunya. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat : kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis : Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan memerintah atau memaksa. Perbedaannya bukan hanya menyangkut kata-kata yang digunakan, tetapi juga pada pada tekanan nada atau intonasinya 5. Komunikasi bersifat transaksional : Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Apa yang kita terima, nilainya bergantung pada apa yang kita berikan. ‘13 6 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu : Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Berdasarkan definisi-definisi tentang komuniksi dan politik tersebut di atas, terlihat bahwa terdapat persamaan antara komunikasi dan politik. Definisi Komunikasi Politik Dengan memandang esensi komunikasi sebagai interaksi sosial, dan esensi politik sebagai konflik sosial, Dan Nimmo merumuskan komunikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar manusia konsekuensi aktual dan potensial dalam kondisi konflik. yang mengatur perilaku Roelofs (dalam Sumarno dan Suhandi, 1993) mendefinisikan komunikasi politik sebagai komunikasi yang materi pesan-pesannya berisi politik yang mencakup masalah kekausaan dan penempatan pada lembaga-lembaga kekuasaan (lembaga otoritatif). Di sini mereka mendefisikan komunikasi politik dengan menggunakan pendekatan kekuasaan dan kelembagaan. Secara sederhana, komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesanpesan politik dan actor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dalam pengertian ini, komunikasi politik adalah sebuah ilmu terapan. Komuniaksi politik bisa juga dipahami sebagai komunikai antara “yang memerintah” dengan “yang diperintah”. Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang konkret sebeanrnya telah dilakukan oleh siapa saja, mulai dari mahasiswa, tukang sol sepatu, tukang ojeg, pengamen, dan sebagainya. Komunikasi politik sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dapat dikatakan tidak satupun manusia tidaka berkomunikasi tentang politik seperti berkomentar soal pembatasan BBM premium, kenaikan tarif listrik, kanaikan sembako, dan seterusnya. Dengan mengacu pada Kerangka Lasswell tentang komunikasi, yaitu who says what, in which channel, to whom, with what efect, maka Dan Nimmo merumuskan ruang lingkup komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, pesan-pesan politik, media komunikasi politik, khalayak komunikasi politik, dan akibat-akibat komunikasi politik. ‘13 7 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Definsi komunikasi politik yang lain adalah yang dikemukakan oleh Richard Fagen, yang mengatakan bahwa komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang terdapat dalam suatu sistem politik yang mempunyai dampak secara aktual dan potensial. Ada beberapa definisi komunikasi Politik antara lain : 1. Maswardi Rauf (1993, dalam Hikmat, 2010: 36) menyebutkan bahwa komunikasi politik sebagai objek kajian ilmu politik karena pesan-pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi bercirikan politik, yaitu berkaitan dengan kekuasaan politik negara, pemerintah, dan aktivitas komunikator sebagai pelaku kegiatan politik. Komunikasi politik dibagi ke dalam dua dimensi, yaitu: 1) sebuah kegiatan politik: penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. 2) kegiatan ilmiah: kegiatan poliik dalam sistem politik. 2. Rusadi Kantaprawira (1983, dalam Hikmat, 2010: 36) mendefinisikan komunikasi politik adalah untuk menghubungkan sistem politik yang hidup di dalam masyarakat, baik pikiran interen golongan, instansi, asosiasi, maupun sektor kehidupan politik pemerintah. 3. Astrid S. Susanto (1975, dalam Hikmat, 2010: 36), komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan pada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik. 4. Dan Nimmo (1978, dalam Hikmat, 2010: 36) berpandangan bahwa komunikasi politik menggunakan politik hanya untuk mengartikan kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam konflik sosial. Menurut Mark Roelofs dan Barn Lund, komunikasi politik lebih memusatkan kajiannya pada bobot materi muatan yang berisi pesan-pesan politik (isu politik, peristiwa politik, dan perilaku politik individu-individu, baik sebagai penguasa maupun yang berada dalam asosiasi-asosiasi kemasyarakatan atau asosiasi politik). 5. Hafied Cangara (2009: 36) mendefinisikan komunikasi politik sebagai suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. Komunikasi politik memiliki pesan yang bermuatan politik. Politik dan komunikasi adalah sama-sama suatu proses dan sama-sama suatu pembicaraan. ‘13 8 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pembicaraan di sini bukanlah dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti luas dan inklusif, yaitu berarti segala cara orang bertukar simbol, kata yang diucapkan atau dituliskan, gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai, atau pakaian. Menurut Mark Roelofs, kegiatan berpolitik adalah berarti berbicara. Selanjutnya dikatakan, bahwa ada 4 jenis pembicaraan yang mengandung makna politik, yaitu : 1) pembicaraan tentang kekuasaan 2) pembicaraan tentang pengaruh 3) pembicaraan tentang otoritas/wewenang 4) pembicaraan tentang konflik. Fungsi Komunikasi Politik Menurut McNair ada lima fungsi pokok komunikasi politik sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya. Di sini media komunikasi memiliki fungsi pengamatan dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi dalam masyarakat. 2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan manfaat fakta yang ada. Dalam hal ini para jurnalis diharapkan mampu melihat fakta yang ada sehingga berusaha membuat liputan yang objektif yang bisa mendidik masyarakat atas realitas fakta tersebut. 3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan mengembalikan opini tersebut kepada masyarakat. Dengan demikian, bisa member makna dan nilai tambah bagi usaha penegakan demokrasi. 4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga politik lainnya. Di sini media bisa berfungsi sebagai lembaga pengawas (watchdog) sebagaimana pernah terjadi dalam Skandal Watergate di Amerika Serikat dan kasus impeachment terhadap Gus Dur (Abdurrahman Wahid). 5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga- politik dapat sampai kepada masyarakat. ‘13 9 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lingkup Studi Komunikasi Politik Komunikasi politik membantu sistem politik mulai dari penanaman nilai (sosialisasi atau pendidikan politik) sampai pada pengartikulasian serta penghimpunan aspirasi dan kepentingan, kemudian pada proses pengambilan kebijaksanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap kebijakan tersebut. Komunikasi politik berperan penting dalam memelihara dan mengembangkan budaya politik yang ada dan berlaku serta sudah menjadi landasan yang mantap dalam sistem politik yang mapan dan handal. Komunikasi politik mentransmisikan nilai-nilai budaya politik yang bersumber dari pandangan hidup atau ideology bersama masyarakatnya kepada generasi baru dan memperkuat proses pembudayaannya dalam diri generasi yang lebih tua (Hikmat, 2010: 233). Suatu sistem politik akan berjalan lancar jika komunikasi politik berjalan lancar. Komunikasi politik akan efektif jika dapat menekan bahkan menghilangkan noise dalam bentuk unsur-unsur budaya yang berbeda atau menyelaraskan dengan budaya yang hidup dalam Negara penganut sistem politik itu. Apalagi pada kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki karakter budaya yang berbeda-beda, penyelarasan pesan atau bungkusan pesan dalam komunikasi politik menjadi salah satu langkah efektif guna “melanggengkan” sistem politik (Hikmat, 2010: 234 – 235). ‘13 10 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. Hikmat, M. Mahi. 2010. Komunikasi Politik: Teori dan Praktik. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Budiardjo, Miriam, Dasar – Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 2008 ‘13 11 Kapita Selekta Ilmu Sosial Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id