UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN POKOK

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Sejenis Yang Relevan
Data yang diperoleh oleh peneliti dari situs internet yang digunakan
sebagai bahan acuan metode pembelajaran adalah penelitian yang berjudul
“Meningkatkan Keterampilan Menyimak Isi Teks Cerita Rakyat Melalui
Model Pembelajran Snowball Throwling Kelas V C SDN Kesatrian 1
Kota Malang”dilakukan oleh Edy Budianto. Penelitian ini dilakuakn
sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Malang. Kata
kunci yang digunakan dalam penelitiannya Edy Budianto adalah
ketrampilan menyimak dan metode Snowball Throwling relevansi isi
penelitian ini dapat disimpulkan Bahasa merupakan alat komunikasi bagi
manusia. Pengenalan Bahasa Indonesia yang ideal dapat dilakukan mulai
dari
lingkungan
keluarga.
Penggunaan
Bahasa
Indonesia
untuk
berkomunikasi dengan anggota keluarga menjadikan anak-anak terbiasa
mendengar
(menyimak)
dan
berbicara
dalam
Bahasa
Indonesia.
Sehubungan dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
kegiatan sehari-hari, utamanya dalam proses pembelajaran, secara
otomatis manusia sebagai pengguna bahasa tersebut harus memiliki
keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
komponen
yaitu
menyimak,
berbicara,
membaca
dan
menulis.
11
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
Keterampilan menyimak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
dibandingkan
dengan
keterampilan
berbahasa
lainnya,
karena
keterampilan menyimak merupakan dasar pengembangan keterampilan
bahasa yang lain. Oleh karena itu, keterampilan menyimak perlu dibinakan
sejak dini melalui pendidikan sekolah dasar. Salah satu pendukung
pembelajaran keterampilan menyimak adalah adanya model pembelajaran
yang tepat. Model pembelajaran berfungsi sebagai acuan atau tolak ukur
bagi guru untuk merencanakan pembelajaran maupun implementasinya di
dalam kelas.
Peneliti menemukan berbagai masalah dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Dalam keterampilan menyimak siswa kelas V C kurang mampu
memahami isi dari apa yang telah disimak, sehingga siswa tidak dapat
mengungkapkan maksud dari hasil simakan baik secara tertulis maupun
lisan. Selain itu nilai siswa kelas V C dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya keterampilan menyimak masih kurang, terbukti
dengan hasil nilai pre tes yang masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan
penggunaan
model
pembelajaran
Snowball
Throwling
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada keterampilan menyimak isi teks
cerita rakyat, (2) Mendiskripsikan penggunaan model pembelajaran
Snowball
Throwling
untuk
meningkatkan
keaktifan
siswa
pada
keterampilan menyimak isi teks cerita rakyat.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
Rancangan penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V C SDN
Kesatrian 1 Kota Malang. Materi cerita rakyat semester I Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006. Data yang diperoleh peneliti yaitu
dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan
dokumentasi.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa penggunaan model
pembelajaran Snowball Throwling dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa dalam keterampilan menyimak isi teks cerita rakyat. Hasil
penelitian dikemukakan sebagai berikut. (1) Nilai rata-rata hasil belajar
pada pra tindakan adalah 60,97, siklus I mencapai 71,29 dan siklus II
sebesar 88,06 atau mengalami peningkatan skor pada siklus II sebesar
16,77 (23,52%), (2) Rata-rata keaktifan siswa pada siklus I 67% dengan
kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan 33%, sehingga rata-rata
skor keaktifan siswa pada siklus II mencapai 100% dengan kriteria sangat
baik.
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, keterampilan
menyimak isi teks cerita rakyat dapat diukur melalui tes respon pilihan
ganda. Model pembelajaran Snowball Throwling mampu membuat siswa
untuk turut aktif dalam pembelajaran, karena model tersebut sangat sesuai
dengan karakteristik anak-anak usia sekolah dasar yaitu senang bermain.
Dengan
model
pembelajaran
Snowball
Throwling
siswa
dapat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
mengungkapkan kembali hasil simakan baik secara tertulis maupun lisan
dengan hasil yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran Snowball Throwling dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, keterampilan menyimak isi teks cerita rakyat Kelas V C SDN
Kesatrian 1 Kota Malang mengalami peningkatan.
Sebagai
saran
kepada
guru
dan
sekolah
sebaiknya
lebih
meningkatkan pembelajaran menyimak khususnya isi cerita rakyat agar
siswa lebih terampil dalam mengungkapkan kembali isi cerita yang telah
disimak dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwling.
Oleh karena itu peneliti ingin menggunakan metode Snowball Throwling
dalam penelitiannya bertujuan akan meningkatkan nilai yang didapat oleh
siswa di kelas VIII A SMP Negeri 1Kemangkon Tahun Ajaran 2010-2011.
2. Pengertian Keterampilan Menyimak
Setiap keterampilan itu erat berhubungan dengan proses-proses
berfikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan
pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan
jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan
berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir (Dawson dalam
Tarigan, 1986: 2).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyimak memiliki arti
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau
dibaca orang lain. Sedangkan pada Kamus Umum Bahasa Indonesia
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang
diucapkan
atau
dibaca
orang.
Menyimak
sebagai
proses
besar
mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang
lisan (Anderson dalam Tarigan, 1980: 28) dan dimaknai mendengarkan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Sedangkan
menurut Tarigan sendiri menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan
lambang-lambang
lisan
dengan
penuh
perhatian,
pemahaman, apresiasi. Serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
3. Tahap-Tahap Menyimak
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak
pada para siswa sekolah dasar, Ruth G. Strickland menyimpulkan adanya
sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai
pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu dapat
dilukiskan sebagai berikut:
a. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan
keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenal dirinya.
b. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat
gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di
luar pembicaraan.
c. Setengah menyimak karena tergangguh oleh kegiatan menganggu
kesempatan untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang
terpendam dalam hati sang anak.
d. Menyimak sarapan karena sang anak keasyikan menyera atau
mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting. Jadi merupakan
penjaringan pasif yang sesungguhnya.
e. Menyimak sekali-sekali, menyimak sebentar-sebentar apa yang
disimak; perhatian karena seksama berganti dengan keasyikan lain;
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
f.
g.
h.
i.
hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya
saja.
Menyimak asosiatif: hanya mengingat pengalaman-pengalaman
pribadi secara konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benarbenar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang
pembicara.
Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan
membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan
pikiran sang pembicara, dan.
Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat dan gagasan sang pembicara.(Dawson dalam Tarigan,
1986: 29).
4. Tujuan Menyimak
Tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam,
antara lain:
a. da orang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara dengan perkataan lain,
dia menyimak untuk belajar.
b. Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan
terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan
atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni), pendeknya dia
menyimak untuk menikmati keindahan audial.
c. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apaapa yang dia simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logistak
logis,
dan
lain-lain),
singkatnya
dia
menyimak
untuk
mengevaluasi.
d. Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai
apa-apa yang disamakannya itu (misalnya: pembacaan cerita,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskus panel, perdebatan)
pendek kata orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
e. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaanperasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak
contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua
ini
merupakan
bahan
penting
dan
menunjangnya
dalam
mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
f. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia
dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, mana bunyi yang
membedakan arti (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti:
biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa
asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native
speaker).
g. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h. Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara
untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang
selama ini dia ragukan, dengan perkataan lain, dia menyimak secara
persuasif (Shorpe dalam Tarigan, 1986: 56)
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
5. Ragam Menyimak
Dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan bahwa tujuan
menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara
melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan umum. Di samping tujuan
umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan
adanya aneka ragam menyimak, diantaranya:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak
perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak
ekstensif dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1) Menyimak Sosial
Jenis menyimak ini biasanya berlangsunng dalam situasisituasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkeraman
mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yag hadir
dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsiresponsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang
dikemukakan, dikatakan ole seorang rekan (Dawson dalam
Tarigan, 1987: 37)
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak
secara kebetulan dan secara ekstensif
3) Menyimak Estetik
Menyimak estetik ataupun yang disebut menyimak
apresiatif adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan
dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa
upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat
belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih santai serta menguasai sesuatu bahasa.
Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus
dipahami serta dirinci, diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu
perlu adanya pengawasan, bimbingan dari guru.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
1) Menyimak Kritis
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa
untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir
yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasanalasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
2) Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif sering juga disebut a study-type listening
atau menyimak yang merupakan sejenis telaah.
3) Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang
dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para
penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaanperasaan knestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa
yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan. 1987 : 46)
4) Menyimak Interogatif
Menyimak interogratif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan
perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara,
karena sang penyimak akan mengajukan pertanyaan sebanyak
mungkin.
5) Menyimak Eksplorasif
Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidiki atau
exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan
lebih sempit.
6. Pengertian Berita
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapat informasi dari
berbagai sumber, seperti melalui percakapan, rekaman, siarana radio, dan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
juga televisi. Setiap informasi yang kita dengarkan itu pasti memiliki
pokok-pokok berita.
Berita sendiri berasal dari bahasa Sansekerta “vrit” yang dalam
bahasa Inggris disebut “write” yang artinya sebenarnya adalah “ada” atau
“terjadi”. Ada juga yang menyebut dengan “vritta” artinya “kejadian” atau
“yang telah terjadi”. Menurut Kamus Besar, berita berarti laporan
mengenal kejadian atau peristiwa yang hangat.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru
yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagaian besar khayalak,
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet. News (berita) mengandung akta sesuatu yang baru, yang
diketengahkan bagi khayalak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain,
news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para
penyiar beberkan.
Sedangkan menurut para pakar pada salah satu blog di internet
mengartikan berita berbagai macam yakni: Menurut Dean M. Lyle
spencer, berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat
menarik perhatian sebagaian besar dari pembaca. Menurut Willard C.
Bleyer, berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang dipilih oleh
wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Menurut William S Maulsby:
berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta
yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik
perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Dan masih
banyak lagi.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya
ada beberapa unsur penting yang ahrus diperhatikan dari definisi tersebut,
yakni: laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan
penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.
Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu:
a. Straight news: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan
lugas, sebagaian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis
ini. Jenis berita straight news dipilih lagi menjadi dua macam.
b. Depth news: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman halhal yang ada di bawah suatu permukaan.
c. Investigation news: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian
atau penyelidikan dari berbagai sumber.
d. Opinion news: berita mengenal pendapat seseorang, biasanya pendapat
para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal,
peristiwa, kondisi, poleksasbudhankam, dan sebagaianya.
Bagian berita, secara umum berita mempunyai bagian-bagian
dalam suasana yaitu:
a. Headline
Biasanya disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak
judul, ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera
mengetahui peristiwa yang akan diberitakan, (2) menonjolkan satu
berita dengan dukungan teknik grafika.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
b. Deadline
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian,
adapula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan
tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat
kejadian dan inisial media.
c. Lead
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph
pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari
sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau
tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh
berita secara singkat.
d. Body
Tumbuh berita, isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan
dengan bahasa singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body
merupakan perkembangan berita.
7. Menemukan Pokok-Pokok Berita
Unsur-unsur berita
atau pokok berita sebagai rumus umum
penulisan berita, unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H (Romli,
2009: 10), diantaranya:
(1) What-apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
What adalah apa yang ditulis, tema yang diangkat dalam berita,
atau hal yang dibahas dalam berita tersebut.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
(2) Who-siapa yang terlibat di dalamnya?
Who adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di what,
unsur siapa selalu menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang
menjadi objek berita itu adalah seorang yang aktif di bidangnya. Unsur
siapa ini harus dijelaskan dengan menunjukkan ciri-cirinya seperti
nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut lainnya berupa gelar
(bangsawan, suku, pendidikan) pangkat atau jabatan.
(3) Where-di mana terjadinya peristiwa itu?
Unsur ini menanyakan lokasi kejadian peristiwa (dimana) atau
tempat berlangsungnya peristiwa tersebut.
(4) When-kapan terjadinya?
Unsur ini adalah menanyakan kapan peristiwa terjadi.
(5) Why-mengapa peristiwa itu terjadi?
Unsur ini menanyakan alasan mengapa peristiwa itu bisa
terjadi.
(6) How-bagaimana terjadinya?
Pertanyaan how/bagaimana ini menggambarkan suasana dan
proses peristiwa terjadi.
Semua unsur di atas sangat perlu diperhatikan dalam sebuah
berita (http://andi-iccank.com).
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai berita penulis
mengambil kesimpulan, bahwa berita ialah informasi yang baru dan
penting mengenai suatu peristiwa, keadaan, gagasan, atau manusia yang
menarik untuk diketahui masyarakat. Berita berasal dari fakta kumpulan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
enam pertanyaan 5W + IH. 5W + IH adalah unsur-unsur berita
diantaranya unsur peristiwa, unsur waktu, unsur tempat, unsur
orang/manusia, unsur latar belakang, dan unsur kronologis peristiwa.
8. Menyimak Berita
Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada
orang lain. Penyampaian berita dapat dilakukan secara lisan maupun
tertulis baik langsung atau melalui berbagai media. Untuk pembelajaran
menyimak, bahan simakan berita dapat diambil secara langsung dari
penutur atau pembicara, diskusi, seminar, dan dapat pula diambil dari
media radio, televisi, dan sebagainya.
Setelah siswa menyimak. Selanjutnya siswa disuruh:
a. Menuliskan pokok-pokok berita.
b. Menuliskan isi berita
c. Mengemukakan kembali berita yang didengar/disimak.
Menyimak berita dengan tujuan tersebut termasuk jenis menyimak
komprehensif. Penyimak hendaknya mengetahui apa pesan yang
sebenarnya hendak disimak. Cara menemukan pokok-pokok berita,
diantaranya:
a. Mengidentifikasi berita-berita utama dari berita-erita yang dibacakan.
Untuk mengidentifikasi berita utama dari seluruh berita yang
dibacakan, penyimak harus tahu atau tanggap pada posisi mana si
pembaca berita meletakkan penekanan atau berita utama. Umumnya,
berita utama diletakkan setelah pendahuluan alinea, dinyatakan secara
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
singkat, di ulas kembali di sepanjang berita, kemudian dinyatakan
kembali dalam kesimpulan.
b. Menggunakan kata tanya 5W + IH untuk melacak kelengkapan isi
berita.
Kata tanya 5W + IH dapat membantu melacak kelengkapan isi
berita. Selain itu, kata itu dapat membatasi/memfokuskan perhatian
penyimak agar tidak terlalu meluas atau menyempit. Dengan cara
tersebut. Pokok-pokok berita dapat ditemukan dengan efektif oleh
penyimak berita.
Kemampuan lain yang perlu dimiliki oleh penyimak berita
(komprehensif adalah menyimpulkan isi berita yang didengar/disimak.
Kesimpulan adalah data yang tidak disampaikan dalam berita, tetapi
hanya diimplikasikan saja. Kesimpulan adalah asil penaksiran murni
dari penyimak terhadap berita yang di dengar. Karena itu, penyimak
berita yang baik harus dapat menyimak gagasan utama maupun
rinciannya secara ekplisit maupun implisit.
Mengemukakan kembali isi berita yang di dengar atau disimak
dari media maupun pembicara merupakan salah satu cara untuk
mengetahui apakah penyimak telah menyimak dengan efektif dan
komprehensif atau tidak. Catatan garis besar dengan 5W + IH dapat
membantu penyimak mengungkapkan kembali isi berita yang di
dengar atau disimak secara sistematis. (http://prabareta.blogspot.com/
2009/01/keterampilan-menyimak.html)
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
10. Model Pembelajaran Kooperatif
Sekitar tahun 1960-an, belajar kompetitif dan individualitis telah
mendominasi pendidikan di Amerika Serikat. Siswa biasanya datang ke
sekolah dengan harapan untuk mengkompetisi dan tekanan dari orang tua
untuk menjadi yang terbaik. Dalam belajar kompetitif dan indivualitas,
guru menempatkan siswa pada tempat duduk terpisah dari siswa yang lain.
Kata-kata “dilarang mencontoh”, “geser tempat dudukmu”, “saya ingin
agar kamu bekerja sendiri”, dan “jangan perhatian orang lain, perhatikan
dirimu sendiri”. Sering digunakan dalam belajar kompetitif dan
indivualitas (Johnson dalam Trianto: 55). Proses belajar seperti itu masih
terjadi dalam pendidikan di Indonesia sekarang ini.
Jika disusun dengan baik, belajar kompetitif dan individualitas
akan efektif dan merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang
terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan pada belajar
kompetitif dan individualitas, yaitu (a) kompetisi siswa kadang tidak
sehat, (b) siswa berkemampuan rendah akan kurang termotivasi, (c) siswa
berkemampuan rendah akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal, dan
(d) dapat membuat frustasi siswa lainnya (Slaun dalam Tarigan, 2010: 56).
Untuk menghindari hal-hal tersebut dan agar siswa dapat membantu siswa
yang lain untuk mencapai sukses, maka jalan keluarnya adalah dengan
belajar kooperatif.
Artzt dan Newman dalam Trianto (2010: 56) menyatakan bahwa
dalam belajar kooperatif siswa bersama sebagai suatu tim dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama untuk
keberhasilan kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivitis,
pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok
untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Jadi hakikat sosoial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek
utama dalam pembelajaran kooperatif.
Sebagaimana model-model pembelajaran lain, model pembelajaran
kooperatif memiliki tujuan-tuujuan yang dari awal telah disebutkan,
bahwa ide utama dari belajar kooperatif adala siswa bekerja sama untuk
belajar dan bertanggungjawab pada kemajuan belajar temannya. Sebagai
tambahan, belajar kooperatif menekankan belajar temannya. Sebagai
tambahan, belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan
kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan atau penguasaan materi (Slavin, dalam Trianto, 2010:
57). Johnson dalam Trianto (2010: 57) menyatakan bahwa tujuan pokok
belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai
latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Louisell &
Descamps dalam Trianto, 2010: 57).
a. Beberapa Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah,
terdapat beberapa variasi dari model tersebut, setidak terdapat empat
pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi
guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu:
1) STAD (Student Teams Achievement Divison)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah
satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok
4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok,
kuis, dan penghargaan kelompok.
2) Tim Ahli (jigsaw)
Jigsaw
telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot
Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh
Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.
3) Investigasi kelompok (group investigation)
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran
kooperatif yang paling sulit untuk diterapkan, model ini
dikembangkan pertama kali oleh Thelan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6
siswa yang heterogen. Kelompok atau minat yang sama dalam
topik tertentu. Selanjutnya siswa memiliki topik untuk diselidiki,
dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan
mempresentasikan
laporannya kepada seluruh kelas.
4) Thinks Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan
berbagai adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi think
pair share ini dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di
Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends dalam Trianto
(2010: 81), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu
cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas
(Trianto, 2010: 81).
11. Model Pembelajaran Snowball Throwling
Proses belajar yang dapat meningkatkan aktivitas dalam
keterampilan bertanya dengan baik, sistematis, sesuai dengan masalah
yang tertuang dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di antaranya adalah
bertanya. Dengan bertanya siswa mampu menggali materi yang belum
dapat dijelaskan oleh guru. Melalui pertanyaan yang sistematis, siswa
dapat berlatih menyusun kalimat yang baik dan benar sesuai kaidah bahasa
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
Indonesia. Tidak sedikit siswa yang mengemukakan pertanyaan yang tidak
sesuai dengan materi yang diajarkan. Bahkan mereka belum mampu
merumuskan pertanyaan denagn baik dan benar.
Metode snowball-throwing merupakan salah satu modifikasi
dari teknik bertanya yang menitikberatkan pada kemampuan merumuskan
pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu
saling melemparkan bola salju(snowball-throwing) yang berisi pertanyaan
kepada sesama teman. Metode yang dikemas dalam sebuah permainan ini
membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan
oleh hampir setiap siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan
materi yang dipelajarinya.
Metode snowball throwing adalah metode yang digunakan
untuk memperdalam satu topik. Metode ini bisa dilakukan oleh beberapa
kelompik yang terdiri darilima sampe delapan orang yang memiliki
kemampuan merumuskan pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kertas
menyerupai bola. Kemudian, kertas itu dilemparkan kepadakelompok lain
yang untuk ditanggapi denagn menjawab pertanyaan yang dilemparkan
tersebut.
Secara
sederhana
metode
snowball
throwing
dapat
digambarkan sebagai berikut. Siswa merumuskan pertanyaan secara
tertulis di kertas berdasarkan materi yang diterangkan oleh guru.
Kemudian kertas tersebut dilipat-lipat sedemikian rupa lalu dilemparkan
kepada kelompok lain. Setelah membuka kertas tersebut, kelompok lain
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
itu menjawab pertanyaan dan melemparkan kembali ke kelompok yang
menulis pertanyaan tadi. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan
tongkat seperti model pembelajaran talking stik akan tetapi menggunakan
kertas berisi pertanyaan yang diremas, menjadi sebuah bola kertas lalu
dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas
lalu membuka dan menjawab pertanyaan.
a. Langkah-langkah pembelajaran snowball throwling
1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan
KD yang ingin dicapai.
2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan teks berita.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing kemudian menyimakan berita yang diberikan oleh guru
kepada temannya.
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas
kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
berita atau pokok-pokok berita yang sudah dibacakan oleh ketua
kelompoknya.
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti
bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15
menit.
5) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan yang diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
6) Evaluasi
7) Penutup
Model pembelajaran ini akan berjalan dengan baik jika materi
yang dipelajari menurut peserta didik untuk berfikir analisis bahkan
mungkin sintesis. Model atau metode mempunyai kelebihan dan
kekurangannya, yaitu:
Kelebihan:
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan
Kekurangan:
1. Pengetahuan tidak laus hanya berkutat pada pengetahuan sekitar
siswa
2. Tidak efektif
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah peneliti
uraikan maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat ditetapkan.
Mengingat pentingnya kemampuan menyimak atau mendengarkan berita
untuk menemukan pokok-pokok beritanya yang disimak, maka perlu adanya
pembelajaran yang bervariasi dan lebih efektif. Namun pada kenyataannya di
sekolah khususnya SMP Negeri I Kemangkon proses pembelajarannya masih
menggunakan paradigma lama yakni belajar kompetitif dan indivualitas.
Model pembelajaran ini membuat
persaingan diantara siswa tidak sehat,
siswa berkemampuan rendah kurang termotivasi. Siswa hanya mengandalkan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
guru semata, enggan bertanya, berpendapat, mengerjakan soal secara mandiri
dan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Salah
satu
cara
untuk
meningkatkan
keterampilan
siswa
mendengarkan berita untuk menemukan pokok-pokok berita yaitu dengan
menerapkan metode atau model peembelajaran snowball throwling. Model
pembelajaran snowball throwling yaitu metode yang mengikutsertakan siswa
dalam proses pembelajaran, siswa berpartisipasi secara aktif sehingga siswa
dapat memahami materi yang sedang diajarkan dengan cara bertukar pendapat
dan tanya jawab. Siswa di SMP Negeri 1 Kemangkon, khususnya kelas VIII
A yang terdiri dari 39 siswa, dalam proses belajar ini sebelumnya guru
menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan dan KD yang ingin
dicapai. Kemudian guru menjelaskan metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran menemukan pokok-pokok berita yakni menggunakan metode
snowboll throwling dengan media teks berita yang digunakan sebagai bahan
berkelompok dan simakan siswa, teks berita dibacakan oleh masing-masing
ketua kelomppok pada anggotanya sehingga masing-masing anggota akan
lebih memahami isi berita dan mampu menemukan pokok-pokok yang ada di
dalamnya, setelah itu menggunakan media kertas putih sebagai alat atau
perantara untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam
menemukan pokok-pokok berita dengan mereka dapat membuat pertanyaan
dan jawaban dari berita yanng sudah disimaknya. Siswa lalu kertas pertanyaan
tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
hal ini membangkitkan motivasi siswa untuk mendapatkan 1 bola salju yang
berisi pertanyaan tersebut dan menjawabnya. Guru dalam proses pembelajaran
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
berfungsi sebagai fasilitator, siswa boleh menanyakan hal-hal yang kurang
dimengerti.
C. Hipotesis
Berdasarkan penjelasan dari kajian teori, kerangka berfikir, dan hasil
penelitian, maka tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini untuk
meningkatkan kemampuan siswa mendengarkan untuk menemukan pokokpokok berita melalui metode snowball throwling dalam proses pembelajaran
dapat meningkat.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Amsiyah, FKIP UM 2011
Download