Talk-Write - Jurnal Ilmiah STKIP PGRI NGAWI

advertisement
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model ThinkTalk-Write (TTW) Materi Pokok Trigonometri Pada Siswa Kelas X
Semester Genap SMA Negeri 1 Jogorogo Tahun Pelajaran 2012/2013
Oleh :
Endang Prihatin Trihastuti
SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk Meningkatan prestasi belajar matematika
khususnya pada materi pokok trigonometri siswa kelas X semester genap SMA
Negeri 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian berbentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Tempat penelitian SMA Negeri 1 Jogorogo. Penelitian
dilakukan pada 8 April 2013 hingga 11 Mei 2013.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif model deskriptif presentatif untuk nilai rata-rata dan nilai
prosentase yang saling dikaitkan sebagai dasar mendeskripsikan keberhasilan
penelitian.Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini berupa kualitas
pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa, minat belajar dan prestasi siswa.
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) mempunyai
dampak positif dalam meningkatkan (1) kualitas pelaksanaan pembelajaran dan
aktivitas siswa dari siklus I diperoleh nilai akhir sebesar 71.05 meningkat pada
siklus II menjadi 81.58 dan pada siklus III meningkat menjadi 90,35. (2) Minat
belajar siswa siklus I sebesar 22,25 meningkat pada siklus II menjadi 25,75 dan
pada siklus III meningkat menjadi 28,03. (3) Jumlah siswa tuntas pada siklus I
sebanyak 9 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 13 dan pada siklus III
meningkat menjadi 26. (4) Prosentase ketuntasan pada siklus I sebesar 28,13%,
pada siklus II meningkat menjadi 40,63% dan pada siklus III meningkat menjadi
81,25%. (5) Kelebihan model TTW adalah langkahnya yang tidak banyak
membuat model ini mudah untuk diterapkan, dan media yang dibutuhkan untuk
membantu mengoptimalkan hasilnya hanyalah LKS yang dibuat sendiri. (6)
Kelemahan model TTW adalah adalah jumlah kelompok yang dibentuk dengan
anggota yang sedikit membuat peneliti harus membimbing banyak kelompok dan
mengulangi informasi yang sama berulang kali, dan soal yang disajikan dalam
LKS harus bisa dikerjakan dengan langkah-langkah TTW.
Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar
A. PENDAHULUAN
Model TTW mempunyai tiga
fase yang penting yaitu Think
(berfikir), Talk (bicara/diskusi) dan
Write (menulis). Ketiga langkah itu
dapat membuat siswa lebih teliti dan
dapat menganalisa secara individu
dahulu kemudian berdiskusi dalam
kelompoknya. Model TTW memang
model pembelajaran kooperatif yang
JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
15
berarti
siswa
harus
berdiskusi
kelompok namun dalam model TTW
siswa bebas menuliskan hasil jawaban
yang diperoleh dari hasil diskusi
kelompok. Walaupun jawaban yang
disepakati sama akan tetapi gaya
menulis jawaban itu berbeda, dari sini
akan tampak
siswa
benar-benar
mengerjakan
sendiri
.
Dengan
menggunakan model TTW kita dapat
mengetahui kemampuan individu
siswa serta sejauh mana siswa
memahami materi pelajaran yang
diberikan guru, serta apakah dengan
model TTW dapat lebih meningkatkan
prestasi belajar matematika.
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah model Think-TalkWrite (TTW) dapat meningkatkan
prestasi
belajar
matematika
khususnya pada materi pokok
trigonometri siswa kelas X
semester genap SMAN 1 Jogorogo
tahun pelajaran 2012/2013.
2. Apakah kelebihan dan kelemahan
dari model pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW).
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Cara model Think-Talk-Write
(TTW)
dapat
meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa
kelas X semester genap SMAN
khususnya pada materi pokok
trigonometri 1 Jogorogo tahun
pelajaran 2012/2013.
2. Kelebihan dan kelemahan dari
model pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW).
B. KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar
Dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah, kegiatan yang utama adalah
belajar. Berarti indikator tercapai atau
tidaknya tujuan pendidikan tergantung
pada bagaimana proses belajar yang
dialami
siswa.
Banyak
ahli
mendefinisikan tentang pengertian
belajar sesuai aliran dan filsafat yang
dianutnya, antara lain sebagai berikut:
Menurut
pengertian
secara
psikologis
Slameto
(2010:2)
menjelaskan
bahwa
“Belajar
merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil
dari
interaksi
dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku”.
Berdasarkan beberapa pendapat
yang dikemukakan para ahli mengenai
pengertian belajar, tampak persamaan
mengenai belajar yaitu:
a)
Belajar merupakan suatu proses
yang dilakukan secara sadar.
b)
Belajar merupakan perubahan
tingkah
laku/perbuatan
dan
pengetahuan.
c)
Perubahan
terjadi
karena
interaksi dengan lingkungan
berdasakan pengalaman secara
disengaja.
d)
Perubahan
bersifat
tidak
sementara dan positif.
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
16
Tujuan belajar
Pada prinsipnya tujuan dari
belajar adalah perubahan tingkah laku
dan pengetahuan si belajar. Djamarah
dan Zain (2006) mengemukakan tujuan
dari belajar adalah perubahan tingkah
laku , baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun
sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi.
Model Pembelajaran Think-TalkWrite (TTW)
Salah satu model pembelajaran
yang efektif digunakan dalam proses
pembelajaran
adalah
model
pembelajaran
Think-Talk-Write
(TTW). Model pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW) ini diperkenalkan
oleh DeAnn Huinker dan Connie
Laughin pada tahun 1996. Martinis
Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84)
menyatakan bahwa “ Suatu strategi
yang diharapkan dapat menumbuh
kembangkan kemampuan pemecahan
masalah adalah strategi think-talk-write
(TTW)”.
a. Fase-Fase
dalam
Model
Pembelajaran TTW (Think-TalkWrite)
Terdapat tiga fase penting dalam
model pembelajaran Think-TalkWrite (TTW) yaitu fase think, fase
talk dan fase write.
1) Think (Berfikir)
Ditahap ini siswa
membaca
teks
berupa
permasalahan-permasalahan
kemudian secara individual
memikirkan
kemungkinan
jawaban
(strategi
penyelesaian),
membuat
catatan kecil tentang ide-ide
yang terdapat pada bacaan,
dan hal-hal yang tidak
dipahaminya sesuai dengan
bahasanya sendiri.
Pada tahap ini siswa
akan membaca sejumlah
masalah yang diberikan pada
Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), kemudian setelah
membaca
siswa
akan
menuliskan hal-hal yang
diketahui dan tidak diketahui
mengenai masalah tersebut
(membuat catatan individu).
Selanjutnya siswa diminta
untuk
menyelesaikan
masalah yang ada secara
individu.
2) Talk
(Berbicara
atau
Berdiskusi)
Tahap
berikutnya
setelah think adalah talk,
tahap
ini
memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk membicarakan tentang
penyelidikannya pada tahap
pertama. Pada tahap ini siswa
merefleksikan,
menyusun
serta menguji (berbagi) ideide dalam kegiatan diskusi
kelompok. Dengan berdiskusi
siswa akan membagi ide-ide
kepada temannya, diskusi
kelompok diharapkan siswa
mampu menyampaikan ide
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
17
yang dimiliki dengan gaya
bersama
kelompoknya
bahasanya sendiri. Fase talk
mengenai persoalan yang
memungkinkan siswa untuk
disajikan di LKS berdasarkan
terampil bicara.
catatan yang telah dibuat pada
Pada
tahap
talk
tahap sebelumnya.
memungkinkan siswa untuk
terampil berbicara. Pada tahap
3) Write (Menulis)
ini siswa akan berlatih
Selanjutnya fase write
melakukan
komunikasi
yaitu menuliskan hasil diskusi
matematika dengan anggota
pada buku catatan siswa.
kelompoknya secara lisan.
Aktivitas menulis berarti
Masalah
yang
akan
menyatukan
ide
setelah
didiskusikan
merupakan
berdiskusi atau berdialog
masalah yang telah siswa
antar teman dan kemudian
pikirkan sebelumnya pada
mengungkapkannya melalui
tahap think . Intinya ditahap
tulisan.
ini
siswa mendiskusikan
Desain pembelajaran yang menggunakan model TTW menurut Martinis
dan Bansu I. Ansari (2008:89) dengan sedikit modifikasi sebagai berikut:
Gambar 1 : Desain Pembelajaran dengan Model TTW
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
18
Langkah-langkah
Pembelajaran
dengan menggunakan Teknik ThinkTalk-Write
(TTW) menurut Martinis dan Bansu
I. Ansari (2008:90) adalah sebagai
berikut.
a. Guru membagikan LKS yang
memuat soal yang harus dikerjakan
oleh
siswa
serta
petunjuk
pelaksanaannya.
b. Siswa membaca teks dan membuat
catatan kecil berupa hal-hal yang
diketahui dan tidak diketahuinya
(think).
c. Siswa
berinteraksi
dan
berkolaborasi dengan teman satu
kelompok untuk membahas sisi
catatan kecil (talk).
d. Siswa
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan
yang
memuat
pemahaman ke dalam tulisan
argumentasi (write).
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian
ini berasal dari hasil ulangan harian
matematika tes siklus I, II dan III di
kelas X semester genap SMAN I
Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013
1. Jenis Data
Penelitian yang dilakukan
adalah penelitian tindakan kelas yang
merupakan metode penelitian kualitatif
maka jenis data yang diperoleh adalah
data kualitatif.
2. Teknik Analisa Data
Analisa data berguna untuk
memecahkan masalah atau menguji
hipotesa. Teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif yang diperoleh dari
hasil tes ulangan harian. Diolah dengan
deskriptif presentatif dengan rumus
sebagai berikut:
1. Untuk nilai rata-rata
𝑥̅
C. METODE PENELITIAN
Seting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SMA NEGERI 1 JOGOROGO,
kabupaten Ngawi.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran
2012/2013 pada tanggal 8 April 2013
sampai tanggal 11 Mei 2013.
Subjek penelitian
Subyek penelitiannya adalah
siswa kelas X Semester Genap SMA
NEGERI 1 JOGOROGO tahun
pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 32
siswa.
=
∑𝑥
𝑛
𝑥̅
= rata-rata
∑𝑥
= jumlah nilai
n
= banyaknya siswa
2. Untuk prosentase
Nk
Np = { R } × 100%
Np = nilai prosentase
Nk = jumlah siswa
R = jumlah siswa seluruhnya
Nilai rata-rata dan nilai
prosentase dikaitkan sebagai dasar
mendeskripsikan
keberhasilan
penerapan model pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW), yang ditandai
dengan peningkatan prestasi belajar
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
19
matematika para siswa pada materi
trigonometri.
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas
Prosedur penelitian model ThinkTalk-Write (TTW) terdiri dari
sistem siklus, tiap siklus terdiri
dari empat tahap yaitu,
a. PerencanaanTindakan (Planning)
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
c. Pengamatan (Observing)
d. Refleksi (Reflecting)
4. Indikator Kinerja
Tolak ukur atau batas minimal
keberhasilan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah siswa dalam
mengikuti
proses
pembelajaran
memperoleh prestasi di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM yaitu 75
untuk KKM individual dan ≥ 75% dari
jumlah siswa untuk KKM klasikal.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan terdiri
atas 3 siklus, dengan total siklus I, II
dan III dilaksanakan dalam 11 kali
pertemuan.
Penelitian Tindakan Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus
I yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a) Menyusun silabus.
b) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
c) Menyusun dan mempersiap
kan media pembelajaran yang
digunakan pada siklus I, yaitu
Lembar
Kegiatan
Siswa
(LKS) 1,2 dan 3. LKS
d) Menyusun dan mempersiap
kan kisi-kisi soal tes siklus I.
e) Mempersiapkan soal tes untuk
siswa yang diberikan pada
akhir siklus I.
f) Menyusun dan mempersiap
kan kunci jawaban tes siklus I.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan Ke-1
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan materi ukuran
sudut dan memancing siswa
membuat catatan kecil mengenai
materi
ukuran
sudut.
Selanjutnya, guru membagikan
LKS 1 dan menerapkan model
pembelajaran TTW
b) Pertemuan Ke-2
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan materi perban
dingan
trigonometri
pada
segitiga
siku-siku
dan
memancing siswa membuat
catatan kecil mengenai materi
perbandingan trigonometri pada
segitiga siku-siku. Selanjutnya,
guru membagikan LKS 2 dan
menerapkan model pembela
jaran TTW
c) Pertemuan Ke-3.
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan
materi
perbandingan trigonometri pada
segitiga
siku-siku
dan
memancing siswa membuat
catatan kecil mengenai materi
rumus kebalikan dan rumus
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
20
perbandingan
trigonometri.
Selanjutnya, guru membagikan
LKS 3 dan menerapkan model
pembelajaran TTW
3). Tahap Observasi
Pengamatan (observasi)
dilakukan
oleh
kolaborator.
Kolaborator
mengamati
pelaksanaan pembelajaran siklus I
pada pertemuan ke-1, ke-2 dan ke3 yang dilaksanakan peneliti
Dari data perkelompok mulai
nilai, rata-rata, siswa tuntas atau tidak
serta prosentase ketuntasan dapat
dirangkum untuk satu kelas dalam
tabel berikut.
Tabel 1 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I
Data
Jumlah siswa
Siswa tuntas
Siswa tidak tuntas
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
Prosentase ketuntasan
Total
32
9
23
78
20
52
28,13%.
Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut:
Grafik 1 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I
90
80
70
Siswa Tuntas
60
50
Siswa Tidak
Tuntas
Nilai Tertinggi
40
30
20
10
0
Siklus I
Dari grafik 1 dan tabel 1 4) Tahap Refleksi
nampak bahwa rata-ratanya 52, 9 siswa
Berdasarkan
hasil
tuntas, 13 siswa tidak tuntas, nilai
pelaksanaan
tindakan
dan
tertinggi 78, nilai terendah 20 dan
observasi pada siklus I prosentase
Prosentase ketuntasan 28,13%.
ketuntasannya
28,13%
masih
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
21
belum memenuhi indikator kinerja
yaitu minimal 75% siswa tuntas
dari jumlah keseluruhan siswa,
sehingga
penelitian
perlu
dilanjutkan ke siklus II.
Beberapa tindakan yang
dilaksanakan pada siklus II oleh
peneliti di atas diharapkan dapat
menyempurnakan
kekurangankekurangan yang terdapat pada
siklus I.
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan materi perbanding
an trigonometri pada sudut
khusus dan memancing siswa
membuat catatan kecil mengenai
materi perbandingan trigonometri
pada sudut khusus. Selanjutnya,
guru membagikan LKS 4 dan
menerapkan model pembelajaran
TTW
b) Pertemuan Ke-2
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan materi perbanding
Penelitian Tindakan Siklus II
1) Tahap Perencanaan Tindakan
an trigonometri pada sudut
Perencanaan tindakan pada
khusus dan memancing siswa
siklus II yang dilakukan oleh peneliti
membuat catatan kecil. Selanjut
adalah:
nya, guru membagikan LKS 5
a. Menyusun Rencana Pelaksana
dan
menerapkan
model
an Pembelajaran (RPP)
pembelajaran TTW
b. Menyusun dan mempersiapkan 3) Tahap Observasi
media
pembelajaran
yang
Pengamatan (observasi) dilaku
digunakan pada siklus II, yaitu
kan oleh kolaborator. Kolabo rator
Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
mengamati pelaksanaan pembelajar
4 dan 5. LKS
an siklus II pada pertemuan ke-1
c. Menyusun dan mempersiapkan
dan ke-2 yang dilaksanakan
kisi-kisi soal tes siklus II.
peneliti
d. Mempersiapkan soal tes untuk
Dari data perkelompok
siswa yang diberikan pada akhir
mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas
siklus II.
atau
tidak
serta
prosentase
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
ketuntasan dapat dirangkum untuk
a) Pertemuan Ke-1
satu kelas dalam tabel berikut.
Tabel 2 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus II
Data
Jumlah siswa
Siswa tuntas
Siswa tidak tuntas
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
Total
32
13
19
90
17
62,14
22
Data
Prosentase ketuntasan
Total
40,63%.
Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut:
100
Siswa Tuntas
80
Siswa Tidak Tuntas
60
Nilai Tertinggi
40
Nilai Terendah
20
Rata-Rata
Prosentase Ketuntasan
0
Siklus I
Grafik 2 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus II
Dari grafik 2 dan tebel 2 nampak
bahwa rata – rata siklus II sebesar 62,
145, 13 siswa tuntas, 19 siswa tidak
tuntas, nilai tertinggi 90, nilai terendah
17 dan prosentase ketuntasan 40,63 %.
4) Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan
tindakan dan observasi pada siklus
II
prosentase
ketuntasannya
40.63% masih belum memenuhi
Standar Ketuntasan Minimal 75%
dari jumlah keseluruhan siswa,
sehingga
penelitian
perlu
dilanjutkan ke siklus III. Sebelum
dilakukan siklus III, ada beberapa
langkah pada siklus II yang perlu
dimodifikasi untuk menyempurna
kan tindakan yang dilakukan pada
siklus III. Tindakan perbaikan
pada siklus III diharapkan dapat
meningkatkan
hasil
prestasi
matematika siswa.
Penelitian Tindakan Siklus III
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada
siklus III, yang dilakukan oleh peneliti
adalah:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP
b) Menyusun dan mempersiapkan
media
pembelajaran
yang
digunakan pada siklus III, yaitu
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 6,
7 dan 8. LKS
c) Menyusun dan mempersiapkan
kisi-kisi soal tes siklus III.
d) Mempersiapkan soal tes untuk
siswa yang diberikan pada akhir
siklus III.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan Ke-1
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan materi materi
perbandingan
trigonometri
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
23
sudut disemua kuadran dan
memancing siswa membuat
catatan kecil mengenai materi
perbandingan
trigonometri
sudut
disemua
kuadran.
Selanjutnya, guru membagikan
LKS 6 dan menerapkan model
pembelajaran TTW
b) Pertemuan Ke-2
Pada tahap inti, peneliti
menyampaikan
materi
perbandingan trigonometri dari
sudut berelasi (90○ ± α○), (180○ ±
α○), (270○ ± α○) dan memancing
siswa membuat catatan kecil.
3) Tahap Observasi
Pengamatan
(Observasi)
dilakukan
oleh
kolaborator.
Kolaborator mengamati pelaksana
an pembelajaran siklus III pada
pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3
yang dilaksanakan peneliti
Selanjutnya, guru membagikan
LKS 7 dan menerapkan model
pembelajaran TTW
c) Pertemuan Ke-3
Pada
tahap
inti,
peneliti menyampaikan materi
perbandingan
trigonometri
dari sudut berelasi (360○ ± α○)
dan sudut negatif dan
memancing siswa membuat
catatan kecil. Selanjutnya,
guru membagikan LKS 8 dan
menerapkan
model
pembelajaran TTW
Dari data perkelompok
mulai nilai, rata-rata, siswa
tuntas atau tidak serta prosentase
ketuntasan dapat dirangkum
untuk satu kelas dalam tabel
berikut.
Tabel 3 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus III
Data
Total
Jumlah siswa
32
Siswa tuntas
26
Siswa tidak tuntas
6
Nilai tertinggi
100
Nilai terendah
53
Rata-rata
82,31
Prosentase ketuntasan
81,25%
Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut:
Grafik 3 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus III
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
24
120
Siswa Tuntas
100
80
Siswa Tidak Tuntas
60
Nilai Tertinggi
40
Nilai Terendah
20
Rata-Rata
Prosentase Ketuntasan
0
Siklus I
Dari grafik 3 dan tabel 3
nampak bahwa rata-rata prestasi siklus
III sebesar 82,31, ada 26 siswa tuntas,
6 siswa tidak tuntas, nilai tertinggi 100,
nilai terendah 53 dan prosentase
ketuntasan 81,25%.
4) Tahap Refleksi
Berdasarkan
hasil
pelaksanaan
tindakan
dan
observasi pada siklus
III
prosentase
ketuntasannya
81,25%
telah
memenuhi
indikator kinerja penelitian yaitu
minimal 75% siswa tuntas dari
jumlah
keseluruhan
siswa,
artinya penelitian dikatakan
berhasil
atau
dilanjutkan lagi.
tidak
perlu
Pembahasan
Dari data yang dipaparkan
diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi
kenaikan hasil pembelajaran, baik
dilihat dari hasil observasi kualitas
pelaksanaan pembelajaran, angket
minat belajar matematika dengan
model TTW dan hasil tes yang berupa
prestasi siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kenaikan hasil pengamatan
kualitas pelaksanaan pembelajaran
antara siklus I, siklus II dan siklus III
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 : Perbandingan Hasil Observasi Kualitas Pelaksanaan
Pembelajaran dan aktivitas dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I, II
dan III
Data
Siklus
I
II
III
Skor Maksimal
228
152
228
Jumlah Skor
162
124
206
Nilai akhir
71.05
81.58
90.35
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
25
Dari tabel 4 diatas dapat kita
lihat nilai kualitas pelaksanaan
pembelajaran semakin meningkat
dalam penerapan model pembelajaran
TTW dari siklus I sebesar 71,05
meningkat pada siklus II menjadi
81,58dan meningkat pada siklus III
menjadi 90.35. hal ini disebabkan
model pembelajaran TTW merupakan
model yang baru dan memiliki
langkah-langkah yang sedikit sehingga
siswa tertarik untuk mengikuti
jalannya
pembelajaran
dengan
menerapkan model TTW.
Kondisi peningkatan kualitas
pelaksanaan
pembelajaran
dan
aktivitas siswa siklus I, siklus II dan
siklus III dapat dilihat lebih jelas pada
grafik berikut:
Grafik 5 : Perbandingan Nilai Akhir Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
dan Aktivitas Siswa dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I, II dan III
Nilai Akhir
100
80
60
Nilai Akhir
40
20
0
Siklus I
Siklus II
Grafik 5 menunjukkan bahwa
terjadi
peningkatan
kualitas
pelaksanaan
pembelajaran
dan
aktivitas siswa dengan model TTW
dari setiap siklus.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
melalui penerapan model TTW (ThinkTalk-Write) pada materi pokok
trigonometri di kelas X semester genap
SMAN 1 Jogorogo tahun pelajaran
2012/2013
Siklus III
1. Dapat meningkatkan nilai akhir
kualitas pelaksanaan pembelajaran
dan aktivitas siswa kelas X SMAN
1 Jogorogo semester genap tahun
pelajaran 2012/2013 .
2. Dapat meningkatkan minat belajar
siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo
semester genap tahun pelajaran
2012/2013
3. Dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo
semester genap tahun pelajaran
2012/2013 Kelebihan Model TTW
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
26
Kelebihan model TTW dari apa yang
peneliti telah laksanakan adalah
langkahnya
yang tidak banyak membuat model ini
mudah untuk diterapkan, dan media
yang dibutuhkan untuk membantu
mengoptimalkan hasilnya hanyalah
LKS yang dibuat sendiri.
4. Kelemahan Model TTW
Kelemahan model TTW dari
apa yang peneliti telah laksanakan
adalah jumlah kelompok
yang
dibentuk dengan anggota yang sedikit
membuat peneliti harus membimbing
banyak kelompok dan mengulangi
informasi yang sama, dan soal yang
disajikan dalam LKS harus bisa
dikerjakan dengan langkah-langkah
TTW.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dari uraian sebelumnya
supaya proses kegiatan pelaksanaan
pembelajaran matematika memberikan
hasil yang optimal maka sebaiknya hal
yang dilakukan sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Peneliti menyarankan bagi guruguru matematika di SMAN 1
Jogorogo khususnya, serta guruguru dan calon guru matematika
pada umumnya dalam pengajaran
pokok bahasan trigonometri kelas
X sebaiknya menggunakan model
TTW (Think-Talk-Write), agar
guru dapat mengajar lebih terarah
dan sistematis sehingga siswa
dapat lebih cepat memahami
materi yang diajarkan.
b.
LKS yang digunakan dalam
pembelajaran harus dipersiapkan
secara matang.
Kelemahan
yang
dilakukan
peneliti adalah tidak sepenuhnya
memberi kesempatan kepada
siswa untuk memberi tanggapan
kepada kelompok yang presentasi.
Hendaknya
guru
lebih
memberikan waktu untuk semua
siswa memberi tanggapan.
2. Bagi Peneliti lanjutan
a. Instrumen rubrik lembar penilaian
kualitas pelaksanaan pembelajaran
dalam indikator membimbing siswa
dalam mengerjakan soal, interval
jumlah siswa yang dibimbing harus
rasional dan mempunyai identitas
yang jelas untuk memudahkan
observer melakukan penilaian.
Perubahan yang perlu dilakukan
yaitu,
1) Skor
4
diberikan
bila
membimbing 11-15 siswa
2) Skor
3
diberikan,
bila
membimbing 6-10 siswa
3) Skor
2
diberikan,
bila
membimbing 1-5 orang siswa
4) Skor 1 diberikan, jika tidak
membimbing
siswa
mengerjakan soal latihan.
b. Tingkat kesukaran soal hendaknya
diukur dan diupayakan sama untuk
menjamin
bahwa
terjadinya
peningkatan hasil belajar kognitif
siswa benar-benar karena tindakan
dan
bukan
karena
tingkat
kesukaran soal yang tidak sama.
c. Dalam
menuliskan
identitas
angket hendaknya identitas pengisi
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
27
angket tidak perlu di tulis untuk
menjaga kerahasiaan identitas
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zaenal. 2009. Evaluasi
Pembelajaran
Prinsip
Teknik Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Djamarah,
Syaiful B. dan Zain,
Azwan. 2006. Strategi
Belajar
Mengajar
.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kelas X Semester Genap.
Klten: Viva Pakarindo.
Wirodikromo,
Sartono.
2006.
Matematika Jilid 1 untuk
SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Yamin, M. dan Ansari, Bansu I. 2008.
Taktik Mengembangkan
Kemampuan Individual
Siswa. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru
dengan
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Yogyakarta:
Interprebook.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma
Baru
Pembelajaran
:
Sebagai Referensi bagi
Guru/Pendidik
dalam
Implementasi Pembelajaran
yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi
nya. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim
Penyusun.
2012.
Kreatif
Matematika 1b untuk SMA
JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550
28
Download