Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model ThinkTalk-Write (TTW) Materi Pokok Trigonometri Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jogorogo Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh : Endang Prihatin Trihastuti SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk Meningkatan prestasi belajar matematika khususnya pada materi pokok trigonometri siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tempat penelitian SMA Negeri 1 Jogorogo. Penelitian dilakukan pada 8 April 2013 hingga 11 Mei 2013. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif model deskriptif presentatif untuk nilai rata-rata dan nilai prosentase yang saling dikaitkan sebagai dasar mendeskripsikan keberhasilan penelitian.Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini berupa kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa, minat belajar dan prestasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) mempunyai dampak positif dalam meningkatkan (1) kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa dari siklus I diperoleh nilai akhir sebesar 71.05 meningkat pada siklus II menjadi 81.58 dan pada siklus III meningkat menjadi 90,35. (2) Minat belajar siswa siklus I sebesar 22,25 meningkat pada siklus II menjadi 25,75 dan pada siklus III meningkat menjadi 28,03. (3) Jumlah siswa tuntas pada siklus I sebanyak 9 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 13 dan pada siklus III meningkat menjadi 26. (4) Prosentase ketuntasan pada siklus I sebesar 28,13%, pada siklus II meningkat menjadi 40,63% dan pada siklus III meningkat menjadi 81,25%. (5) Kelebihan model TTW adalah langkahnya yang tidak banyak membuat model ini mudah untuk diterapkan, dan media yang dibutuhkan untuk membantu mengoptimalkan hasilnya hanyalah LKS yang dibuat sendiri. (6) Kelemahan model TTW adalah adalah jumlah kelompok yang dibentuk dengan anggota yang sedikit membuat peneliti harus membimbing banyak kelompok dan mengulangi informasi yang sama berulang kali, dan soal yang disajikan dalam LKS harus bisa dikerjakan dengan langkah-langkah TTW. Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar A. PENDAHULUAN Model TTW mempunyai tiga fase yang penting yaitu Think (berfikir), Talk (bicara/diskusi) dan Write (menulis). Ketiga langkah itu dapat membuat siswa lebih teliti dan dapat menganalisa secara individu dahulu kemudian berdiskusi dalam kelompoknya. Model TTW memang model pembelajaran kooperatif yang JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 15 berarti siswa harus berdiskusi kelompok namun dalam model TTW siswa bebas menuliskan hasil jawaban yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok. Walaupun jawaban yang disepakati sama akan tetapi gaya menulis jawaban itu berbeda, dari sini akan tampak siswa benar-benar mengerjakan sendiri . Dengan menggunakan model TTW kita dapat mengetahui kemampuan individu siswa serta sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang diberikan guru, serta apakah dengan model TTW dapat lebih meningkatkan prestasi belajar matematika. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah model Think-TalkWrite (TTW) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya pada materi pokok trigonometri siswa kelas X semester genap SMAN 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. 2. Apakah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Cara model Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X semester genap SMAN khususnya pada materi pokok trigonometri 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. 2. Kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). B. KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, kegiatan yang utama adalah belajar. Berarti indikator tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Banyak ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar sesuai aliran dan filsafat yang dianutnya, antara lain sebagai berikut: Menurut pengertian secara psikologis Slameto (2010:2) menjelaskan bahwa “Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian belajar, tampak persamaan mengenai belajar yaitu: a) Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar. b) Belajar merupakan perubahan tingkah laku/perbuatan dan pengetahuan. c) Perubahan terjadi karena interaksi dengan lingkungan berdasakan pengalaman secara disengaja. d) Perubahan bersifat tidak sementara dan positif. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 16 Tujuan belajar Pada prinsipnya tujuan dari belajar adalah perubahan tingkah laku dan pengetahuan si belajar. Djamarah dan Zain (2006) mengemukakan tujuan dari belajar adalah perubahan tingkah laku , baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Model Pembelajaran Think-TalkWrite (TTW) Salah satu model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Model pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW) ini diperkenalkan oleh DeAnn Huinker dan Connie Laughin pada tahun 1996. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84) menyatakan bahwa “ Suatu strategi yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah strategi think-talk-write (TTW)”. a. Fase-Fase dalam Model Pembelajaran TTW (Think-TalkWrite) Terdapat tiga fase penting dalam model pembelajaran Think-TalkWrite (TTW) yaitu fase think, fase talk dan fase write. 1) Think (Berfikir) Ditahap ini siswa membaca teks berupa permasalahan-permasalahan kemudian secara individual memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri. Pada tahap ini siswa akan membaca sejumlah masalah yang diberikan pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kemudian setelah membaca siswa akan menuliskan hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah tersebut (membuat catatan individu). Selanjutnya siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang ada secara individu. 2) Talk (Berbicara atau Berdiskusi) Tahap berikutnya setelah think adalah talk, tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (berbagi) ideide dalam kegiatan diskusi kelompok. Dengan berdiskusi siswa akan membagi ide-ide kepada temannya, diskusi kelompok diharapkan siswa mampu menyampaikan ide JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 17 yang dimiliki dengan gaya bersama kelompoknya bahasanya sendiri. Fase talk mengenai persoalan yang memungkinkan siswa untuk disajikan di LKS berdasarkan terampil bicara. catatan yang telah dibuat pada Pada tahap talk tahap sebelumnya. memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada tahap 3) Write (Menulis) ini siswa akan berlatih Selanjutnya fase write melakukan komunikasi yaitu menuliskan hasil diskusi matematika dengan anggota pada buku catatan siswa. kelompoknya secara lisan. Aktivitas menulis berarti Masalah yang akan menyatukan ide setelah didiskusikan merupakan berdiskusi atau berdialog masalah yang telah siswa antar teman dan kemudian pikirkan sebelumnya pada mengungkapkannya melalui tahap think . Intinya ditahap tulisan. ini siswa mendiskusikan Desain pembelajaran yang menggunakan model TTW menurut Martinis dan Bansu I. Ansari (2008:89) dengan sedikit modifikasi sebagai berikut: Gambar 1 : Desain Pembelajaran dengan Model TTW JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 18 Langkah-langkah Pembelajaran dengan menggunakan Teknik ThinkTalk-Write (TTW) menurut Martinis dan Bansu I. Ansari (2008:90) adalah sebagai berikut. a. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya. b. Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal-hal yang diketahui dan tidak diketahuinya (think). c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk membahas sisi catatan kecil (talk). d. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman ke dalam tulisan argumentasi (write). Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil ulangan harian matematika tes siklus I, II dan III di kelas X semester genap SMAN I Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013 1. Jenis Data Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan metode penelitian kualitatif maka jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif. 2. Teknik Analisa Data Analisa data berguna untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesa. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yang diperoleh dari hasil tes ulangan harian. Diolah dengan deskriptif presentatif dengan rumus sebagai berikut: 1. Untuk nilai rata-rata 𝑥̅ C. METODE PENELITIAN Seting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 1 JOGOROGO, kabupaten Ngawi. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada tanggal 8 April 2013 sampai tanggal 11 Mei 2013. Subjek penelitian Subyek penelitiannya adalah siswa kelas X Semester Genap SMA NEGERI 1 JOGOROGO tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 32 siswa. = ∑𝑥 𝑛 𝑥̅ = rata-rata ∑𝑥 = jumlah nilai n = banyaknya siswa 2. Untuk prosentase Nk Np = { R } × 100% Np = nilai prosentase Nk = jumlah siswa R = jumlah siswa seluruhnya Nilai rata-rata dan nilai prosentase dikaitkan sebagai dasar mendeskripsikan keberhasilan penerapan model pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW), yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 19 matematika para siswa pada materi trigonometri. 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian model ThinkTalk-Write (TTW) terdiri dari sistem siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu, a. PerencanaanTindakan (Planning) b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) c. Pengamatan (Observing) d. Refleksi (Reflecting) 4. Indikator Kinerja Tolak ukur atau batas minimal keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran memperoleh prestasi di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 75 untuk KKM individual dan ≥ 75% dari jumlah siswa untuk KKM klasikal. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terdiri atas 3 siklus, dengan total siklus I, II dan III dilaksanakan dalam 11 kali pertemuan. Penelitian Tindakan Siklus I 1) Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti adalah: a) Menyusun silabus. b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c) Menyusun dan mempersiap kan media pembelajaran yang digunakan pada siklus I, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1,2 dan 3. LKS d) Menyusun dan mempersiap kan kisi-kisi soal tes siklus I. e) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus I. f) Menyusun dan mempersiap kan kunci jawaban tes siklus I. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Ke-1 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi ukuran sudut dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi ukuran sudut. Selanjutnya, guru membagikan LKS 1 dan menerapkan model pembelajaran TTW b) Pertemuan Ke-2 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perban dingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Selanjutnya, guru membagikan LKS 2 dan menerapkan model pembela jaran TTW c) Pertemuan Ke-3. Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi rumus kebalikan dan rumus JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 20 perbandingan trigonometri. Selanjutnya, guru membagikan LKS 3 dan menerapkan model pembelajaran TTW 3). Tahap Observasi Pengamatan (observasi) dilakukan oleh kolaborator. Kolaborator mengamati pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke-1, ke-2 dan ke3 yang dilaksanakan peneliti Dari data perkelompok mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas atau tidak serta prosentase ketuntasan dapat dirangkum untuk satu kelas dalam tabel berikut. Tabel 1 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I Data Jumlah siswa Siswa tuntas Siswa tidak tuntas Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Prosentase ketuntasan Total 32 9 23 78 20 52 28,13%. Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut: Grafik 1 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I 90 80 70 Siswa Tuntas 60 50 Siswa Tidak Tuntas Nilai Tertinggi 40 30 20 10 0 Siklus I Dari grafik 1 dan tabel 1 4) Tahap Refleksi nampak bahwa rata-ratanya 52, 9 siswa Berdasarkan hasil tuntas, 13 siswa tidak tuntas, nilai pelaksanaan tindakan dan tertinggi 78, nilai terendah 20 dan observasi pada siklus I prosentase Prosentase ketuntasan 28,13%. ketuntasannya 28,13% masih JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 21 belum memenuhi indikator kinerja yaitu minimal 75% siswa tuntas dari jumlah keseluruhan siswa, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Beberapa tindakan yang dilaksanakan pada siklus II oleh peneliti di atas diharapkan dapat menyempurnakan kekurangankekurangan yang terdapat pada siklus I. Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbanding an trigonometri pada sudut khusus dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi perbandingan trigonometri pada sudut khusus. Selanjutnya, guru membagikan LKS 4 dan menerapkan model pembelajaran TTW b) Pertemuan Ke-2 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbanding Penelitian Tindakan Siklus II 1) Tahap Perencanaan Tindakan an trigonometri pada sudut Perencanaan tindakan pada khusus dan memancing siswa siklus II yang dilakukan oleh peneliti membuat catatan kecil. Selanjut adalah: nya, guru membagikan LKS 5 a. Menyusun Rencana Pelaksana dan menerapkan model an Pembelajaran (RPP) pembelajaran TTW b. Menyusun dan mempersiapkan 3) Tahap Observasi media pembelajaran yang Pengamatan (observasi) dilaku digunakan pada siklus II, yaitu kan oleh kolaborator. Kolabo rator Lembar Kegiatan Siswa (LKS) mengamati pelaksanaan pembelajar 4 dan 5. LKS an siklus II pada pertemuan ke-1 c. Menyusun dan mempersiapkan dan ke-2 yang dilaksanakan kisi-kisi soal tes siklus II. peneliti d. Mempersiapkan soal tes untuk Dari data perkelompok siswa yang diberikan pada akhir mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas siklus II. atau tidak serta prosentase 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan ketuntasan dapat dirangkum untuk a) Pertemuan Ke-1 satu kelas dalam tabel berikut. Tabel 2 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus II Data Jumlah siswa Siswa tuntas Siswa tidak tuntas Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 Total 32 13 19 90 17 62,14 22 Data Prosentase ketuntasan Total 40,63%. Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut: 100 Siswa Tuntas 80 Siswa Tidak Tuntas 60 Nilai Tertinggi 40 Nilai Terendah 20 Rata-Rata Prosentase Ketuntasan 0 Siklus I Grafik 2 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus II Dari grafik 2 dan tebel 2 nampak bahwa rata – rata siklus II sebesar 62, 145, 13 siswa tuntas, 19 siswa tidak tuntas, nilai tertinggi 90, nilai terendah 17 dan prosentase ketuntasan 40,63 %. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II prosentase ketuntasannya 40.63% masih belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal 75% dari jumlah keseluruhan siswa, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus III. Sebelum dilakukan siklus III, ada beberapa langkah pada siklus II yang perlu dimodifikasi untuk menyempurna kan tindakan yang dilakukan pada siklus III. Tindakan perbaikan pada siklus III diharapkan dapat meningkatkan hasil prestasi matematika siswa. Penelitian Tindakan Siklus III 1) Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus III, yang dilakukan oleh peneliti adalah: a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP b) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus III, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 6, 7 dan 8. LKS c) Menyusun dan mempersiapkan kisi-kisi soal tes siklus III. d) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus III. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Ke-1 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi materi perbandingan trigonometri JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 23 sudut disemua kuadran dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi perbandingan trigonometri sudut disemua kuadran. Selanjutnya, guru membagikan LKS 6 dan menerapkan model pembelajaran TTW b) Pertemuan Ke-2 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbandingan trigonometri dari sudut berelasi (90○ ± α○), (180○ ± α○), (270○ ± α○) dan memancing siswa membuat catatan kecil. 3) Tahap Observasi Pengamatan (Observasi) dilakukan oleh kolaborator. Kolaborator mengamati pelaksana an pembelajaran siklus III pada pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3 yang dilaksanakan peneliti Selanjutnya, guru membagikan LKS 7 dan menerapkan model pembelajaran TTW c) Pertemuan Ke-3 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbandingan trigonometri dari sudut berelasi (360○ ± α○) dan sudut negatif dan memancing siswa membuat catatan kecil. Selanjutnya, guru membagikan LKS 8 dan menerapkan model pembelajaran TTW Dari data perkelompok mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas atau tidak serta prosentase ketuntasan dapat dirangkum untuk satu kelas dalam tabel berikut. Tabel 3 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus III Data Total Jumlah siswa 32 Siswa tuntas 26 Siswa tidak tuntas 6 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 53 Rata-rata 82,31 Prosentase ketuntasan 81,25% Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut: Grafik 3 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus III JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 24 120 Siswa Tuntas 100 80 Siswa Tidak Tuntas 60 Nilai Tertinggi 40 Nilai Terendah 20 Rata-Rata Prosentase Ketuntasan 0 Siklus I Dari grafik 3 dan tabel 3 nampak bahwa rata-rata prestasi siklus III sebesar 82,31, ada 26 siswa tuntas, 6 siswa tidak tuntas, nilai tertinggi 100, nilai terendah 53 dan prosentase ketuntasan 81,25%. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus III prosentase ketuntasannya 81,25% telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu minimal 75% siswa tuntas dari jumlah keseluruhan siswa, artinya penelitian dikatakan berhasil atau dilanjutkan lagi. tidak perlu Pembahasan Dari data yang dipaparkan diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan hasil pembelajaran, baik dilihat dari hasil observasi kualitas pelaksanaan pembelajaran, angket minat belajar matematika dengan model TTW dan hasil tes yang berupa prestasi siswa. Pelaksanaan Pembelajaran Kenaikan hasil pengamatan kualitas pelaksanaan pembelajaran antara siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 : Perbandingan Hasil Observasi Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran dan aktivitas dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I, II dan III Data Siklus I II III Skor Maksimal 228 152 228 Jumlah Skor 162 124 206 Nilai akhir 71.05 81.58 90.35 JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 25 Dari tabel 4 diatas dapat kita lihat nilai kualitas pelaksanaan pembelajaran semakin meningkat dalam penerapan model pembelajaran TTW dari siklus I sebesar 71,05 meningkat pada siklus II menjadi 81,58dan meningkat pada siklus III menjadi 90.35. hal ini disebabkan model pembelajaran TTW merupakan model yang baru dan memiliki langkah-langkah yang sedikit sehingga siswa tertarik untuk mengikuti jalannya pembelajaran dengan menerapkan model TTW. Kondisi peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat lebih jelas pada grafik berikut: Grafik 5 : Perbandingan Nilai Akhir Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran dan Aktivitas Siswa dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I, II dan III Nilai Akhir 100 80 60 Nilai Akhir 40 20 0 Siklus I Siklus II Grafik 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa dengan model TTW dari setiap siklus. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui penerapan model TTW (ThinkTalk-Write) pada materi pokok trigonometri di kelas X semester genap SMAN 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013 Siklus III 1. Dapat meningkatkan nilai akhir kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo semester genap tahun pelajaran 2012/2013 . 2. Dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo semester genap tahun pelajaran 2012/2013 3. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo semester genap tahun pelajaran 2012/2013 Kelebihan Model TTW JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 26 Kelebihan model TTW dari apa yang peneliti telah laksanakan adalah langkahnya yang tidak banyak membuat model ini mudah untuk diterapkan, dan media yang dibutuhkan untuk membantu mengoptimalkan hasilnya hanyalah LKS yang dibuat sendiri. 4. Kelemahan Model TTW Kelemahan model TTW dari apa yang peneliti telah laksanakan adalah jumlah kelompok yang dibentuk dengan anggota yang sedikit membuat peneliti harus membimbing banyak kelompok dan mengulangi informasi yang sama, dan soal yang disajikan dalam LKS harus bisa dikerjakan dengan langkah-langkah TTW. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya supaya proses kegiatan pelaksanaan pembelajaran matematika memberikan hasil yang optimal maka sebaiknya hal yang dilakukan sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Peneliti menyarankan bagi guruguru matematika di SMAN 1 Jogorogo khususnya, serta guruguru dan calon guru matematika pada umumnya dalam pengajaran pokok bahasan trigonometri kelas X sebaiknya menggunakan model TTW (Think-Talk-Write), agar guru dapat mengajar lebih terarah dan sistematis sehingga siswa dapat lebih cepat memahami materi yang diajarkan. b. LKS yang digunakan dalam pembelajaran harus dipersiapkan secara matang. Kelemahan yang dilakukan peneliti adalah tidak sepenuhnya memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi tanggapan kepada kelompok yang presentasi. Hendaknya guru lebih memberikan waktu untuk semua siswa memberi tanggapan. 2. Bagi Peneliti lanjutan a. Instrumen rubrik lembar penilaian kualitas pelaksanaan pembelajaran dalam indikator membimbing siswa dalam mengerjakan soal, interval jumlah siswa yang dibimbing harus rasional dan mempunyai identitas yang jelas untuk memudahkan observer melakukan penilaian. Perubahan yang perlu dilakukan yaitu, 1) Skor 4 diberikan bila membimbing 11-15 siswa 2) Skor 3 diberikan, bila membimbing 6-10 siswa 3) Skor 2 diberikan, bila membimbing 1-5 orang siswa 4) Skor 1 diberikan, jika tidak membimbing siswa mengerjakan soal latihan. b. Tingkat kesukaran soal hendaknya diukur dan diupayakan sama untuk menjamin bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar kognitif siswa benar-benar karena tindakan dan bukan karena tingkat kesukaran soal yang tidak sama. c. Dalam menuliskan identitas angket hendaknya identitas pengisi JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 27 angket tidak perlu di tulis untuk menjaga kerahasiaan identitas seseorang. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful B. dan Zain, Azwan. 2006. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Rineka Cipta. Kelas X Semester Genap. Klten: Viva Pakarindo. Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Yamin, M. dan Ansari, Bansu I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Interprebook. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi nya. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun. 2012. Kreatif Matematika 1b untuk SMA JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 28