180 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE
TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS
KARANGAN DESKRIPSI
Darsiyam
SD Negeri 1 Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia
Pos-el: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil belajar menulis karangan
deskripsi siswa kelas 5 SD Negeri 2 Karangcegak. Penelitian ini menggunakan
metode kuasi eksperimen. Desain penelitian ini adalah Pretest-Postest Control
Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Karangcegak
dimana kelas 5A sebagai kelompok eksperimen dan kelas 5B sebagai kelompok
kontrol. Data penelitian ini diambil melalui tes awal dan tes akhir. Hasil penelitian
ini menggambarkan peningkatan pada hasil belajar kelompok eksperimen dimana
hasil pre test 60.76 meningkat menjadi 76.88 pada post tets. Sementara hasil tes
akhir kelompok kontrol adalah 68.89. Secara statistik, berdasarkan hasil analisis
data, diperoleh t-hitung 22.514 dengan taraf signifikansi α=0,05, lebih besar
dibandingkan t-table 1,692. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa model
belajar Think-Talk-Write (TTW) efektif untuk mengajarkan keterampilan menulis
karangan deskriptif untuk siswa kelas 5 SD Negeri 2 Karangcegak.
Kata kunci: pengaruh, TTW, keterampilan menulis
THE EFFECT OF THINK-TALK-WRITE LEARNING MODEL
ON STUDENT LEARNING OUTCOMES IN
DESCRIPTIVE TEXT WRITING
Abstract: This research aimed to know the effectiveness of Think-Talk-Write (TTW)
learning model toward learning outcomes of descriptive text writing of Grade 5
students of SD Negeri 2 Karangcegak. This research belongs to quasi experiment.
The design of the research was Pretest Postest Control Group Design. The subjects
of the research were students of Grade 5 A as the experiment group and those of 5B
as the control group. The data of this research were collected through test i.e. pre
test and post test. The result of this research illustrates an increase in the learning
outcomes of experiment group where the pre-test result was 60.76 and increased up
to 76.88 for the post-test. Meanwhile, the post-test result of control group was
68.89. Statistically speaking, based on the result of the data analysis, t-statistic was
22,514 at significance level α = 0,05. It was higher than the value of t-table =
1,692. Thus, it can be concluded that Think-Talk-Write (TTW) learning model was
effective for teaching descriptive text writing to Grade 5 students of SD Negeri 2
Karangcegak.
Key words: effectiveness, TTW, writing skill
180
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
penguasaan
PENDAHULUAN
kosa
kata.
Apabila
Satuan
pengetahuan tersebut telah dikuasai
Pendidikan (KTSP) di tingkat SD
dengan baik, tulisan yang ditampilkan
menyebutkan bahwa mata pelajaran
juga baik. Untuk dapat menguasai
Bahasa Indonesia di SD bertujuan agar
pengetahuan kebahasaan, keterampilan
peserta didik memiliki kemampuan
berbahasa dan penguasaan kosa kata,
berkomunikasi
secara
efektif
dan
seseorang harus banyak membaca buku
efisien
dengan
etika
yang
Kurikulum
sesuai
Tingkat
tentang
kebahasaan,
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
berbahasa
Sesuai dengan tujuan pelajaran Bahasa
beberapa pengarang. Jadi, tidak cukup
Indonesia tersebut di atas diharapkan
hanya membaca buku-buku pelajaran
semua
bahasa Indonesia saja.
siswa
dapat
berkomunikasi
tentang
keterampilan
menulis
dari
Kenyataannya, di Sekolah Dasar
menggunakan bahasa Indonesia secara
efektif dan efisien, baik secara lisan
khususnya
maupun
mencapai
Kutasari hasil belajar menunjukkan
tujuan tersebut guru atau pendidik
belajar menulis karangan, baik menulis
harus mampu melaksanakan kegiatan
karangan deskripsi, narasi, argumentasi,
belajar
maupun bentuk karangan yang lain,
tertulis.
Untuk
mengajar
yang
menarik,
bermutu, kreatif dan menyenangkan,
masih
sehingga siswa
disebabkan
dapat memperoleh
di
wilayah
sangat
Kecamatan
rendah.
Hal
ini
siswa belum menguasai
pengetahuan bahasa Indonesia, yang
keterampilan
meliputi
tersebut dialami oleh penulis ketika
aspek
kebahasaan,
menulis.
keterampilan berbahasa, serta dapat
mengajar
menggunakan bahasa Indonesia dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk
baik
mampu
membuat karangan bebas berdasarkan
lisan
pengalaman yang pernah dialami oleh
dan
benar,
berkomunikasi
serta
baik
secara
kelas
5
SD.
Peristiwa
Penulis
siswa selama libur sekolah. Menurut
maupun tertulis.
Kemahiran
menulis
sangat
pemikiran
penulis
karena
hanya
penguasaan
menuliskan pengalaman yang telah
pengetahuan kebahasaan, keterampilan
dialami dan dilakukan oleh siswa
berbahasa
selama
tergantung
pada
tentang
menulis,
dan
METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016
liburan
siswa
akan
181
menghasilkan suatu karangan yang baik
Rendahnya hasil belajar menulis
dan runtut dari awal sampai dengan
karangan deskripsi pada siswa SD kelas
akhir pengalamannya. Namun, apa
5 di SD kemungkinan disebabkan oleh
yang terjadi adalah setelah 15 menit
beberapa faktor, salah satunya adalah
berjalan ternyata masih banyak siwa
guru belum
yang baru menulis beberapa kalimat
model
saja. Itu pun telah berkali-kali ganti
kreatif, ino5atif dan menyenangkan
kalimat
dalam
untuk
mengawali
menulis
karangan itu. Hanya beberapa siswa
yang dapat mengerjakan tugas itu
dengan menuliskan beberapa paragraf.
Hingga pelajaran berakhir ternyata
banyak anak yang mengumpulkan tugas
itu
belum
sampai
satu
halaman,
sehingga hasilnya kurang memuaskan
atau banyak anak yang memperoleh
nilai
menulis
di
bawah
Kriteria
Materi menulis karangan dalam
kurikulum tidak memperoleh alokasi
waktunya
pelajaran,
maka
keterampilan
menulis
di
proses
kegiatan
belajar
mengajar. Guru dalam mengajar hanya
menggunakan cara-cara kon5ensional
dan hanya menyampaikan materi yang
ada di buku dari penerbit yang isinya
tidak sesuai dengan pengalaman yang
dialami anak, atau mungkin
siswa
belum pernah mendengar atau melihat
peristiwa atau pengalaman tersebut, dan
pembelajaran
luar
jam
penguasaan
akan
sangat
menulis
karangan
deskripsi.
Salah satu cara yang dapat
apabila tidak
ditambah
pembelajaran yang menarik,
para pendidik belum kreatif dalam
Ketuntasan Minimal (KKM).
waktu yang cukup,
menggunakan model-
ditempuh untuk meningkatkan hasil
belajar menulis karangan deskripsi pada
siswa
adalah
menggunakan
model
rendah dan tidak akan dapat mencapai
pembelajaran yang menjadikan siswa
tujuan
belajar
yang
diharapkan.
Untuk
kreatif,
aktif,
dan
mencapai tujuan tersebut, maka guru
menyenangkan. Karena tidak semua
harus pandai mengatur waktu, agar
model pembelajaran cocok digunakan
siswa memperoleh pengetahuan tentang
untuk semua materi, maka pemilihan
keterampilan
model pembelajaran harus disesuaikan
digunakan
menulis
untuk
melatih
karangan dengan baik.
182
yang
dapat
menulis
dengan
karakteristik
materi
pembelajaran.
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
(2010)
pembelajaran yang dapat digunakan
pembelajaran merupakan proses aktif
untuk mengajarkan materi menulis
peserta didik yang mengembangkan
karangan
potensi dirinya, peserta didik dilibatkan
tersebut diawali dengan siswa dituntut
ke dalam pengalaman yang difasilitasi
berpikir kritis memikirkan ide-ide yang
oleh guru sebagai pengajar mengalir
akan ditulis. Ide-ide tersebut pada
dalam pengalaman, melibatkan pikiran,
tahapan
emosi, terjalin dalam kegiatan yang
besama teman satu kelompok yang
menyenangkan dan menantang serta
terdiri dari 3 sampai 5 siswa. Hasil
mendorong prakarsa siswa. Dikenal
diskusi
beragam model pembelajaran. Arends
deskripsi. Pada tahap berikutnya siswa
(dalam Trianto: 2009: 22) menyatakan
dengan
acuan
model
tersebut
untuk dikembangkan oleh
Menurut
Dananjoyo
pembelajaran
sebagai
“a
deskripsi.
Karena
berikutnya
berupa
model
didiskusikan
kerangka
menulis
kerangka
karangan
particular approach to instruction that
siswa secara indi5idual menjadi sebuah
includes its goals, syntax, en5ironment,
karangan deskripsi. Apabila model
and
pembelajaran
manageme
demikian,
system”.
model
mengarah
pada
pembelajaran
Dengan
pembelajaran
suatu
pendekatan
tertentu
termasuk
ini
dapat
dilakukan
dengan baik maka hasil belajar menulis
karangan akan lebih baik.
Think-Talk-Write (TTW) adalah
tujuannya, sintaksnya, lingkungannya,
strategi
dan sistem pengelolaannya.
berbahasa lisan dan menulis bahasa
Tidak ada model pembelajaran
yang
memfasilitasi
latihan
tersebut dengan lancar. Strategi ini
yang paling baik di antara yang lainnya,
pertama
karena
model
Huinker dan Laughlin (1996: 82). Ini
pembelajaran dapat dirasakan baik
didasarkan pada pemahaman bahwa
apabila
untuk
belajar adalah sebuah perilaku social.
mengajarkan materi pelajaran tertentu.
Strategi Think-Talk- Write mendorong
Dalam penelitian ini dipilih model
siswa untuk berpikir, berbicara dan
pembelajaran Think – Talk – Write.
kemudian
Model pembelajaran think-talk-write
tertentu. Strategi ini digunakan untuk
merupakan
mengembangkan tulisan dengan lancar
masing-masing
telah
diujicobakan
salah
satu
model
METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016
kali
diperkenalkan
menuliskan
suatu
oleh
topik
183
dan melatih bahasa sebelum dituliskan.
kelebihan
Ia
pembelajaran Think-Talk-Write adalah
juga
membantu
siswa
dalam
mengumpulkan dan mengembangkan
(1)
ide-ide melaui percakapan terstruktur.
yang
dan
kelemahan
Mengembangkan
bermakna
model
memecahkan
dalam
rangka
Alur pembelajaran think–talk–
memahami materi ajar, (2) Dengan
write (TTW) dimulai dari keterlibatan
memberikan soal open ended dapat
siswa dalam berpikir atau berdialog
mengembangkan keterampilan berpikir
dengan diri sendiri di dalam batin,
kritis dan kreatif siswa, (3) Dengan
setelah proses membaca tugas atau soal
berinteraksi dan berdiskusi dengan
yang diberikan oleh guru. Hasil berpikir
kelompok akan melibatkan siswa secara
siswa dan berdialog dengan diri sendiri
aktif dalam belajar, (4) Membiasakan
dicatat dalam bentuk catatan kecil, agar
siswa
pada
dengan
saat
berdiskusi
tidak
lupa
menyampaikan tentang hal-hal yang
catatan
kecil
teman,
dan
berkomunikasi
guru,
dan
bahkan
merupakan
suatu
dengan diri sendiri.
Menulis
telah dipikirkan.
Langkah
berpikir
selanjutnya
setelah
kegiatan yang produktif dan ekspresif.
itu
adalah
Dalam kegiatan menulis ini, penulis
dibuat
melaksanakan kegiatan diskusi, untuk
haruslah
terampil
mendiskusikan hasil pikirannya yang
grafologi,
struktur
telah dibuat dan ditulis dalam bentuk
kosakata. Keterampilan menulis ini
catatan
kelompok
tidak akan datang secara otomatis,
belajar yang telah dibentuk beberapa
melainkan harus melalui latihan dan
waktu yang lalu. Dalam kegiatan
praktek yang banyak dan teratur.
diskusi ini semua siswa aktif berbicara
Tarigan (2008: 22) berpendapat bahwa
untuk
menulis
kecil,
bersama
membahas
hasil
pemikiran
adalah
memanfaatkan
bahasa,
menurunkan
dan
atau
pribadi yang telah dilakukan dengan
melukiskan lambang-lambang grafik
berpedoman pada catatan kecil itu.
yang menggambarkan suatu bahasa
Bersama teman satu kelompok untuk
yang
mendapatkan
ide
sehingga orang lain dapat membaca
tentang kerangka menulis karangan
lambang-lambang grafik tersebut kalau
suatu
kesamaan
dipahami
oleh
seseorang,
deskripsi (Huda, 20013: 120). Adapun
184
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
mereka
memahami
bahasa
dan
Dalam
gambaran grafik itu.
Terdapat
Pretest Postest Control Group design.
beragam
tulisan,
design
ini
terdapat
dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen
salah satunya tulisan deskripsi. Tulisan
dan
deskripsi adalah bentuk tulisan yang
eksperimen adalah kelompok yang
menggambarkan
objek.
diberi tindakan atau treatment berupa
Penggambaran objek dapat dilakukan
model pemebelajaran think – talk –
dengan mengungkapkan rincian khusus
write. Sebelum diberi tindakan siswa
dan kesan yang ditimbulkan oleh
dites awal dan setelah selesai tindakan
tanggapan pancaindra. Penggambaran
siswa dites akhir dan untuk kelompok
objek
kontrol adalah kelompok yang diberi
suatu
dapat
dilakukan
dengan
mngungkapkan rincian khusus dan
kelompok
kontrol.
Kelompok
tindakan secara kon5ensional.
Penelitian ini dilakukan pada
kesan yang ditimbulkan oleh tanggapan
atau
siswa kelas 5 (lima) semester satu tahun
pembaca
pelajaran 2013/2014, SD Negeri 2
atau
Karangcegak UPT Dinas Pendidikan
yang
Kecamatan Kutasari. Adapun untuk
digambarkan tersebut. Penelitian ini
sampel digunakan teknik sampling
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
jenuh, yaitu seluruh siswa kelas 5A dan
penggunaan model Think-Talk -Write
kelas
terhadap
Kecamatan Kutasari dijadikan subjek
pancaindra.
pemerian
Penggambaran
akan
seolah-olah
membuat
menyaksikan
mengalami
sendiri
hasil
sesuatu
belajar
menulis
5B
penelitian.
karangan deskripsi siswa kelas 5.
SDN
Kelas
2
Karangcegak
5A
dijadikan
kelompok eksperimental, kelas
5B
sebagai kelompok kontrol.
METODE PENELITIAN
menggunakan
Data penelitian ini dikumpulkan
pendekatan eksperimen, karena peneliti
melalui teknik tes. Tes dilakukan dua
ingin
kali, yakni tes awal dan tes akhir. Tes
Penelitian
menguji
Pembelajaran
ini
pengaruh
Model
Think–Talk–Write
awal
dilakukan
sebelum
terhadap hasil belajar menulis karangan
memberikan
deskripsi siswa. Adapun rancangan
kelompok
experimen
kelompok kontrol. Bentuk tes yang
yang
digunakan
adalah
METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016
perlakuan
peneliti
eksperimen
kepada
maupun
185
diberikan berupa tes uraian, yaitu
hasil belajar menulis deskripsi siswa
tentang menulis karangan deskripsi.
meningkat mencapai 76,88. Sementara
Tes ini digunakan untuk mengetahui
itu, rerata nilai tes akhir kelompok
kondisi
kontrol sebesar 68,89. Perbedaan secara
awal
memperoleh
pembelajaran
siswa
sebelum
tindakan
model
think-talk-write.
akhir diberikan kepada
Tes
siswa yang
kasat
mata
tersebut
siknifikansinya
perlu
secara
diuji
statistik
menggunakan uji-T. Dengan demikian,
telah diberikan perlakuan dengan model
penggunaan
pembelajaran Think- Talk-Write
dan
Think–Talk–Write (TTW) berpengaruh
siswa yang tidak diberikan perlakuan
secara signifikan dalam meningkatkan
berupa model pembelajaran Think-
kemampuan
Talk-Write (kon5esional).
deskripsi siswa kelas 5
Guna
mengetahui
efekti5itas
model
pembelajaran
menulis
Semester
1
karangan
SD
Negeri
model pembelajaran Think-Talk-Write
Karangcegak
(TTW) terhadap hasil belajar menulis
2013/2014.
karangan
5
perhitungan analisis diperoleh nilai t-
Semester 1 SD Negeri 2 Karangcegak
hitung pada taraf siknifikansi α=0,05
tahun pelajaran 2013/2014 dilakukan
sebesar 22,514. Sementara nilai t-tabel
analisis data dengan menggunakan uji t
sebesar 1,692.
deskripsi
siswa kelas
atau t- test.
Dapat
penggunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara kasat mata rerata hasil
belajar kedua
tahun
2
pelajaran
Berdasarkan
dimaknai
model
hasil
bahwa
pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW) berpengaruh
terhadap hasil belajar menulis karangan
kelompok penelitian
deskripsi siswa kelas 5 Semester 1 SD
menunjukkan perbedaan. Rerata hasil
Negeri 2 Karangcegak, Tahun Pelajaran
tes awal siswa kelompok eksperimen,
2013/2014.
Dengan kata lain, hasil
yaitu kelompok yang diajar dengan
penelitian
menunjukkan
menggunaan
penggunaan
model
pembelajaran
model
bahwa
pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW) sebesar 60,76.
Think-Talk-Write (TTW) efektif untuk
Setelah diberikan perlakuan melalui
mengajarkan
pembelajaran model Think-Talk-Write
deskripsi siswa kelas 5 Semester 1 SD
186
keterampilan
menulis
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
Negeri 2 Karangcegak Tahun Pelajaran
hitung = 6,671 pada taraf signifikansi
2013/2014.
0,001 lebih kecil dari α=0,05. Dapat
Sekali lagi, dari hasil penelitian
dikatakan
penggunaan
model
ini diketahui ada pengaruh signifikan
pembelajaran Think–Talk–Write (TTW)
penggunaan
lebih efektif dalam meningkatkan hasil
model
pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW)
terhadap
hasil
karangan
Dapat dilihat dari perbedaan
deskripsi pada siswa kelas 5 Semester 1
peningkatan nilai tes awal - tes akhir
SD Negeri 2 Karangcegak, tahun
antara kedua kelompok yang cukup
pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil
signifikan. Rata-rata peningkatan nilai
analisis
kelompok
eksperimen
diperoleh nilai t-hitung sebesar =
menggunaan
model
22,514. Angka tersebut lebih besar jika
Think–Talk–Write
dibandingkan nilai t-tabel yang hanya
76,88,
sebesar = 1,692.
kelompok
belajar
menulis
statistik
inferensial
uji-t
belajar menulis deskripsi siswa.
yang
pembelajaran
(TTW)
sedangkan
kontrol
sebesar
rata-rata
sebesar
nilai
68,89.
Peningkatan rerata nilai tes awal
Dengan demikian, penggunaan model
– tes akhir cukup tajam. Rerata nilai tes
pembelajaran Think–Talk–Write (TTW)
awal
efektif
kelompok
menggunaan
eksperimen
model
Think–Talk–Write
yang
pembelajaran
(TTW)
sebesar
dalam
kemampuan
meningkatkan
menulis
karangan
deskripsi pada siswa kelas 5 Semester 1
60,76. Pada tes akhir diperoleh rerata
SD
sebesar 76,88, atau terjadi peningkatan
pelajaran 2013/2014.
Negeri
2
Karangcegak
tahun
sebesar 16,12.
Data
di
atas
menunjukkan
bahwa penggunaan model Think–Talk–
Write
(TTW)
efektif
dalam
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari
dua
kelompok
yang
meningkatkan hasil belajar menulis
dibandingkan
deskripsi siswa kelas 5 Semester 1 SD
perbedaan
Negeri 2 Karangcegak tahun pelajaran
Perbedaan tersebut cukup siknifikan.
2013/2014.
hasil
Statistik uji beda (t-Test) menunjukkan
perhitungan analisis diperoleh nilai t-
hasil t-hitung pada taraf siknifikansi
Berdasarkan
METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016
diketahui
rerata
hasil
terdapat
belajar.
187
α=0,05 sebesar 22,514. Angka tersebut
metode apapun dari guru, sehingga
lebih besar jika dibandingkan dengan
akan meningkatkan tingkat pemahaman
nilai t-tabel yang hanya sebesar 1,692.
dan kemampuannya. Pola belajar yang
Dengan demikian, dapat dikatakan
menyenangkan dengan situasi yang
bahwa
model
unik serta metode yang menarik dapat
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
meningkatkan hasil belajar menulis
untuk
karangan deskripsi peserta didik.
penggunaan
mengajarkan
menulis
deskripsi
keterampilan
siswa
kelas
5
Selanjutnya
Semester 1 SD Negeri 2 Karangcegak
penelitian
Tahun
mempengaruhi
Pelajaran
2013/2014
telah
dapat
dilakukan
faktor-faktor
kemampuan
yang
siswa
dalam menulis karangan deskripsi. Dari
terbukti efektif.
faktor-faktor yang terungkap tersebut
diharapkan akan dapat ditingkatkan
Saran
Berdasarkan hasil eksperimen
hasil belajar siswa.
yang telah dilakukan dalam penelitian
ini yaitu tentang penggunaan model
pembelajaran Think–Talk–Write (TTW)
dalam
meningkatkan
menulis
karangan
hasil
deskripsi,
DAFTAR PUSTAKA
Huda,
belajar
maka
M. 2013.
Model-Model
Pengajaran
dan
Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
peneliti menyarankan guru sebaiknya
menggunakan
model
Think–Talk–Write
pembelajaran
(TTW)
dalam
pembelajaran menulis deskripsi.
Siswa harus aktif dan senang
dalam
memperoleh
dengan
model
188
pembelajaran
pembelajaran
atau
Tarigan, H. G. 2008. Menulis sebagai
suatu
Keterampilan
Berbahasa.
Bandung:
Angkasa.
Trianto.
2009. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
Download