PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI Darsiyam SD Negeri 1 Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia Pos-el: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil belajar menulis karangan deskripsi siswa kelas 5 SD Negeri 2 Karangcegak. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian ini adalah Pretest-Postest Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Karangcegak dimana kelas 5A sebagai kelompok eksperimen dan kelas 5B sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diambil melalui tes awal dan tes akhir. Hasil penelitian ini menggambarkan peningkatan pada hasil belajar kelompok eksperimen dimana hasil pre test 60.76 meningkat menjadi 76.88 pada post tets. Sementara hasil tes akhir kelompok kontrol adalah 68.89. Secara statistik, berdasarkan hasil analisis data, diperoleh t-hitung 22.514 dengan taraf signifikansi α=0,05, lebih besar dibandingkan t-table 1,692. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa model belajar Think-Talk-Write (TTW) efektif untuk mengajarkan keterampilan menulis karangan deskriptif untuk siswa kelas 5 SD Negeri 2 Karangcegak. Kata kunci: pengaruh, TTW, keterampilan menulis THE EFFECT OF THINK-TALK-WRITE LEARNING MODEL ON STUDENT LEARNING OUTCOMES IN DESCRIPTIVE TEXT WRITING Abstract: This research aimed to know the effectiveness of Think-Talk-Write (TTW) learning model toward learning outcomes of descriptive text writing of Grade 5 students of SD Negeri 2 Karangcegak. This research belongs to quasi experiment. The design of the research was Pretest Postest Control Group Design. The subjects of the research were students of Grade 5 A as the experiment group and those of 5B as the control group. The data of this research were collected through test i.e. pre test and post test. The result of this research illustrates an increase in the learning outcomes of experiment group where the pre-test result was 60.76 and increased up to 76.88 for the post-test. Meanwhile, the post-test result of control group was 68.89. Statistically speaking, based on the result of the data analysis, t-statistic was 22,514 at significance level α = 0,05. It was higher than the value of t-table = 1,692. Thus, it can be concluded that Think-Talk-Write (TTW) learning model was effective for teaching descriptive text writing to Grade 5 students of SD Negeri 2 Karangcegak. Key words: effectiveness, TTW, writing skill 180 METAFORA Volume 2 No 2 April 2016 penguasaan PENDAHULUAN kosa kata. Apabila Satuan pengetahuan tersebut telah dikuasai Pendidikan (KTSP) di tingkat SD dengan baik, tulisan yang ditampilkan menyebutkan bahwa mata pelajaran juga baik. Untuk dapat menguasai Bahasa Indonesia di SD bertujuan agar pengetahuan kebahasaan, keterampilan peserta didik memiliki kemampuan berbahasa dan penguasaan kosa kata, berkomunikasi secara efektif dan seseorang harus banyak membaca buku efisien dengan etika yang Kurikulum sesuai Tingkat tentang kebahasaan, berlaku, baik secara lisan maupun tulis. berbahasa Sesuai dengan tujuan pelajaran Bahasa beberapa pengarang. Jadi, tidak cukup Indonesia tersebut di atas diharapkan hanya membaca buku-buku pelajaran semua bahasa Indonesia saja. siswa dapat berkomunikasi tentang keterampilan menulis dari Kenyataannya, di Sekolah Dasar menggunakan bahasa Indonesia secara efektif dan efisien, baik secara lisan khususnya maupun mencapai Kutasari hasil belajar menunjukkan tujuan tersebut guru atau pendidik belajar menulis karangan, baik menulis harus mampu melaksanakan kegiatan karangan deskripsi, narasi, argumentasi, belajar maupun bentuk karangan yang lain, tertulis. Untuk mengajar yang menarik, bermutu, kreatif dan menyenangkan, masih sehingga siswa disebabkan dapat memperoleh di wilayah sangat Kecamatan rendah. Hal ini siswa belum menguasai pengetahuan bahasa Indonesia, yang keterampilan meliputi tersebut dialami oleh penulis ketika aspek kebahasaan, menulis. keterampilan berbahasa, serta dapat mengajar menggunakan bahasa Indonesia dengan memberikan tugas kepada siswa untuk baik mampu membuat karangan bebas berdasarkan lisan pengalaman yang pernah dialami oleh dan benar, berkomunikasi serta baik secara kelas 5 SD. Peristiwa Penulis siswa selama libur sekolah. Menurut maupun tertulis. Kemahiran menulis sangat pemikiran penulis karena hanya penguasaan menuliskan pengalaman yang telah pengetahuan kebahasaan, keterampilan dialami dan dilakukan oleh siswa berbahasa selama tergantung pada tentang menulis, dan METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016 liburan siswa akan 181 menghasilkan suatu karangan yang baik Rendahnya hasil belajar menulis dan runtut dari awal sampai dengan karangan deskripsi pada siswa SD kelas akhir pengalamannya. Namun, apa 5 di SD kemungkinan disebabkan oleh yang terjadi adalah setelah 15 menit beberapa faktor, salah satunya adalah berjalan ternyata masih banyak siwa guru belum yang baru menulis beberapa kalimat model saja. Itu pun telah berkali-kali ganti kreatif, ino5atif dan menyenangkan kalimat dalam untuk mengawali menulis karangan itu. Hanya beberapa siswa yang dapat mengerjakan tugas itu dengan menuliskan beberapa paragraf. Hingga pelajaran berakhir ternyata banyak anak yang mengumpulkan tugas itu belum sampai satu halaman, sehingga hasilnya kurang memuaskan atau banyak anak yang memperoleh nilai menulis di bawah Kriteria Materi menulis karangan dalam kurikulum tidak memperoleh alokasi waktunya pelajaran, maka keterampilan menulis di proses kegiatan belajar mengajar. Guru dalam mengajar hanya menggunakan cara-cara kon5ensional dan hanya menyampaikan materi yang ada di buku dari penerbit yang isinya tidak sesuai dengan pengalaman yang dialami anak, atau mungkin siswa belum pernah mendengar atau melihat peristiwa atau pengalaman tersebut, dan pembelajaran luar jam penguasaan akan sangat menulis karangan deskripsi. Salah satu cara yang dapat apabila tidak ditambah pembelajaran yang menarik, para pendidik belum kreatif dalam Ketuntasan Minimal (KKM). waktu yang cukup, menggunakan model- ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan deskripsi pada siswa adalah menggunakan model rendah dan tidak akan dapat mencapai pembelajaran yang menjadikan siswa tujuan belajar yang diharapkan. Untuk kreatif, aktif, dan mencapai tujuan tersebut, maka guru menyenangkan. Karena tidak semua harus pandai mengatur waktu, agar model pembelajaran cocok digunakan siswa memperoleh pengetahuan tentang untuk semua materi, maka pemilihan keterampilan model pembelajaran harus disesuaikan digunakan menulis untuk melatih karangan dengan baik. 182 yang dapat menulis dengan karakteristik materi pembelajaran. METAFORA Volume 2 No 2 April 2016 (2010) pembelajaran yang dapat digunakan pembelajaran merupakan proses aktif untuk mengajarkan materi menulis peserta didik yang mengembangkan karangan potensi dirinya, peserta didik dilibatkan tersebut diawali dengan siswa dituntut ke dalam pengalaman yang difasilitasi berpikir kritis memikirkan ide-ide yang oleh guru sebagai pengajar mengalir akan ditulis. Ide-ide tersebut pada dalam pengalaman, melibatkan pikiran, tahapan emosi, terjalin dalam kegiatan yang besama teman satu kelompok yang menyenangkan dan menantang serta terdiri dari 3 sampai 5 siswa. Hasil mendorong prakarsa siswa. Dikenal diskusi beragam model pembelajaran. Arends deskripsi. Pada tahap berikutnya siswa (dalam Trianto: 2009: 22) menyatakan dengan acuan model tersebut untuk dikembangkan oleh Menurut Dananjoyo pembelajaran sebagai “a deskripsi. Karena berikutnya berupa model didiskusikan kerangka menulis kerangka karangan particular approach to instruction that siswa secara indi5idual menjadi sebuah includes its goals, syntax, en5ironment, karangan deskripsi. Apabila model and pembelajaran manageme demikian, system”. model mengarah pada pembelajaran Dengan pembelajaran suatu pendekatan tertentu termasuk ini dapat dilakukan dengan baik maka hasil belajar menulis karangan akan lebih baik. Think-Talk-Write (TTW) adalah tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, strategi dan sistem pengelolaannya. berbahasa lisan dan menulis bahasa Tidak ada model pembelajaran yang memfasilitasi latihan tersebut dengan lancar. Strategi ini yang paling baik di antara yang lainnya, pertama karena model Huinker dan Laughlin (1996: 82). Ini pembelajaran dapat dirasakan baik didasarkan pada pemahaman bahwa apabila untuk belajar adalah sebuah perilaku social. mengajarkan materi pelajaran tertentu. Strategi Think-Talk- Write mendorong Dalam penelitian ini dipilih model siswa untuk berpikir, berbicara dan pembelajaran Think – Talk – Write. kemudian Model pembelajaran think-talk-write tertentu. Strategi ini digunakan untuk merupakan mengembangkan tulisan dengan lancar masing-masing telah diujicobakan salah satu model METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016 kali diperkenalkan menuliskan suatu oleh topik 183 dan melatih bahasa sebelum dituliskan. kelebihan Ia pembelajaran Think-Talk-Write adalah juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan (1) ide-ide melaui percakapan terstruktur. yang dan kelemahan Mengembangkan bermakna model memecahkan dalam rangka Alur pembelajaran think–talk– memahami materi ajar, (2) Dengan write (TTW) dimulai dari keterlibatan memberikan soal open ended dapat siswa dalam berpikir atau berdialog mengembangkan keterampilan berpikir dengan diri sendiri di dalam batin, kritis dan kreatif siswa, (3) Dengan setelah proses membaca tugas atau soal berinteraksi dan berdiskusi dengan yang diberikan oleh guru. Hasil berpikir kelompok akan melibatkan siswa secara siswa dan berdialog dengan diri sendiri aktif dalam belajar, (4) Membiasakan dicatat dalam bentuk catatan kecil, agar siswa pada dengan saat berdiskusi tidak lupa menyampaikan tentang hal-hal yang catatan kecil teman, dan berkomunikasi guru, dan bahkan merupakan suatu dengan diri sendiri. Menulis telah dipikirkan. Langkah berpikir selanjutnya setelah kegiatan yang produktif dan ekspresif. itu adalah Dalam kegiatan menulis ini, penulis dibuat melaksanakan kegiatan diskusi, untuk haruslah terampil mendiskusikan hasil pikirannya yang grafologi, struktur telah dibuat dan ditulis dalam bentuk kosakata. Keterampilan menulis ini catatan kelompok tidak akan datang secara otomatis, belajar yang telah dibentuk beberapa melainkan harus melalui latihan dan waktu yang lalu. Dalam kegiatan praktek yang banyak dan teratur. diskusi ini semua siswa aktif berbicara Tarigan (2008: 22) berpendapat bahwa untuk menulis kecil, bersama membahas hasil pemikiran adalah memanfaatkan bahasa, menurunkan dan atau pribadi yang telah dilakukan dengan melukiskan lambang-lambang grafik berpedoman pada catatan kecil itu. yang menggambarkan suatu bahasa Bersama teman satu kelompok untuk yang mendapatkan ide sehingga orang lain dapat membaca tentang kerangka menulis karangan lambang-lambang grafik tersebut kalau suatu kesamaan dipahami oleh seseorang, deskripsi (Huda, 20013: 120). Adapun 184 METAFORA Volume 2 No 2 April 2016 mereka memahami bahasa dan Dalam gambaran grafik itu. Terdapat Pretest Postest Control Group design. beragam tulisan, design ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen salah satunya tulisan deskripsi. Tulisan dan deskripsi adalah bentuk tulisan yang eksperimen adalah kelompok yang menggambarkan objek. diberi tindakan atau treatment berupa Penggambaran objek dapat dilakukan model pemebelajaran think – talk – dengan mengungkapkan rincian khusus write. Sebelum diberi tindakan siswa dan kesan yang ditimbulkan oleh dites awal dan setelah selesai tindakan tanggapan pancaindra. Penggambaran siswa dites akhir dan untuk kelompok objek kontrol adalah kelompok yang diberi suatu dapat dilakukan dengan mngungkapkan rincian khusus dan kelompok kontrol. Kelompok tindakan secara kon5ensional. Penelitian ini dilakukan pada kesan yang ditimbulkan oleh tanggapan atau siswa kelas 5 (lima) semester satu tahun pembaca pelajaran 2013/2014, SD Negeri 2 atau Karangcegak UPT Dinas Pendidikan yang Kecamatan Kutasari. Adapun untuk digambarkan tersebut. Penelitian ini sampel digunakan teknik sampling bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenuh, yaitu seluruh siswa kelas 5A dan penggunaan model Think-Talk -Write kelas terhadap Kecamatan Kutasari dijadikan subjek pancaindra. pemerian Penggambaran akan seolah-olah membuat menyaksikan mengalami sendiri hasil sesuatu belajar menulis 5B penelitian. karangan deskripsi siswa kelas 5. SDN Kelas 2 Karangcegak 5A dijadikan kelompok eksperimental, kelas 5B sebagai kelompok kontrol. METODE PENELITIAN menggunakan Data penelitian ini dikumpulkan pendekatan eksperimen, karena peneliti melalui teknik tes. Tes dilakukan dua ingin kali, yakni tes awal dan tes akhir. Tes Penelitian menguji Pembelajaran ini pengaruh Model Think–Talk–Write awal dilakukan sebelum terhadap hasil belajar menulis karangan memberikan deskripsi siswa. Adapun rancangan kelompok experimen kelompok kontrol. Bentuk tes yang yang digunakan adalah METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016 perlakuan peneliti eksperimen kepada maupun 185 diberikan berupa tes uraian, yaitu hasil belajar menulis deskripsi siswa tentang menulis karangan deskripsi. meningkat mencapai 76,88. Sementara Tes ini digunakan untuk mengetahui itu, rerata nilai tes akhir kelompok kondisi kontrol sebesar 68,89. Perbedaan secara awal memperoleh pembelajaran siswa sebelum tindakan model think-talk-write. akhir diberikan kepada Tes siswa yang kasat mata tersebut siknifikansinya perlu secara diuji statistik menggunakan uji-T. Dengan demikian, telah diberikan perlakuan dengan model penggunaan pembelajaran Think- Talk-Write dan Think–Talk–Write (TTW) berpengaruh siswa yang tidak diberikan perlakuan secara signifikan dalam meningkatkan berupa model pembelajaran Think- kemampuan Talk-Write (kon5esional). deskripsi siswa kelas 5 Guna mengetahui efekti5itas model pembelajaran menulis Semester 1 karangan SD Negeri model pembelajaran Think-Talk-Write Karangcegak (TTW) terhadap hasil belajar menulis 2013/2014. karangan 5 perhitungan analisis diperoleh nilai t- Semester 1 SD Negeri 2 Karangcegak hitung pada taraf siknifikansi α=0,05 tahun pelajaran 2013/2014 dilakukan sebesar 22,514. Sementara nilai t-tabel analisis data dengan menggunakan uji t sebesar 1,692. deskripsi siswa kelas atau t- test. Dapat penggunaan HASIL DAN PEMBAHASAN Secara kasat mata rerata hasil belajar kedua tahun 2 pelajaran Berdasarkan dimaknai model hasil bahwa pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) berpengaruh terhadap hasil belajar menulis karangan kelompok penelitian deskripsi siswa kelas 5 Semester 1 SD menunjukkan perbedaan. Rerata hasil Negeri 2 Karangcegak, Tahun Pelajaran tes awal siswa kelompok eksperimen, 2013/2014. Dengan kata lain, hasil yaitu kelompok yang diajar dengan penelitian menunjukkan menggunaan penggunaan model pembelajaran model bahwa pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) sebesar 60,76. Think-Talk-Write (TTW) efektif untuk Setelah diberikan perlakuan melalui mengajarkan pembelajaran model Think-Talk-Write deskripsi siswa kelas 5 Semester 1 SD 186 keterampilan menulis METAFORA Volume 2 No 2 April 2016 Negeri 2 Karangcegak Tahun Pelajaran hitung = 6,671 pada taraf signifikansi 2013/2014. 0,001 lebih kecil dari α=0,05. Dapat Sekali lagi, dari hasil penelitian dikatakan penggunaan model ini diketahui ada pengaruh signifikan pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) penggunaan lebih efektif dalam meningkatkan hasil model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil karangan Dapat dilihat dari perbedaan deskripsi pada siswa kelas 5 Semester 1 peningkatan nilai tes awal - tes akhir SD Negeri 2 Karangcegak, tahun antara kedua kelompok yang cukup pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil signifikan. Rata-rata peningkatan nilai analisis kelompok eksperimen diperoleh nilai t-hitung sebesar = menggunaan model 22,514. Angka tersebut lebih besar jika Think–Talk–Write dibandingkan nilai t-tabel yang hanya 76,88, sebesar = 1,692. kelompok belajar menulis statistik inferensial uji-t belajar menulis deskripsi siswa. yang pembelajaran (TTW) sedangkan kontrol sebesar rata-rata sebesar nilai 68,89. Peningkatan rerata nilai tes awal Dengan demikian, penggunaan model – tes akhir cukup tajam. Rerata nilai tes pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) awal efektif kelompok menggunaan eksperimen model Think–Talk–Write yang pembelajaran (TTW) sebesar dalam kemampuan meningkatkan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas 5 Semester 1 60,76. Pada tes akhir diperoleh rerata SD sebesar 76,88, atau terjadi peningkatan pelajaran 2013/2014. Negeri 2 Karangcegak tahun sebesar 16,12. Data di atas menunjukkan bahwa penggunaan model Think–Talk– Write (TTW) efektif dalam SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari dua kelompok yang meningkatkan hasil belajar menulis dibandingkan deskripsi siswa kelas 5 Semester 1 SD perbedaan Negeri 2 Karangcegak tahun pelajaran Perbedaan tersebut cukup siknifikan. 2013/2014. hasil Statistik uji beda (t-Test) menunjukkan perhitungan analisis diperoleh nilai t- hasil t-hitung pada taraf siknifikansi Berdasarkan METAFORA Volume 2 No 2 Apeil 2016 diketahui rerata hasil terdapat belajar. 187 α=0,05 sebesar 22,514. Angka tersebut metode apapun dari guru, sehingga lebih besar jika dibandingkan dengan akan meningkatkan tingkat pemahaman nilai t-tabel yang hanya sebesar 1,692. dan kemampuannya. Pola belajar yang Dengan demikian, dapat dikatakan menyenangkan dengan situasi yang bahwa model unik serta metode yang menarik dapat pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) meningkatkan hasil belajar menulis untuk karangan deskripsi peserta didik. penggunaan mengajarkan menulis deskripsi keterampilan siswa kelas 5 Selanjutnya Semester 1 SD Negeri 2 Karangcegak penelitian Tahun mempengaruhi Pelajaran 2013/2014 telah dapat dilakukan faktor-faktor kemampuan yang siswa dalam menulis karangan deskripsi. Dari terbukti efektif. faktor-faktor yang terungkap tersebut diharapkan akan dapat ditingkatkan Saran Berdasarkan hasil eksperimen hasil belajar siswa. yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu tentang penggunaan model pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) dalam meningkatkan menulis karangan hasil deskripsi, DAFTAR PUSTAKA Huda, belajar maka M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar peneliti menyarankan guru sebaiknya menggunakan model Think–Talk–Write pembelajaran (TTW) dalam pembelajaran menulis deskripsi. Siswa harus aktif dan senang dalam memperoleh dengan model 188 pembelajaran pembelajaran atau Tarigan, H. G. 2008. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group METAFORA Volume 2 No 2 April 2016