1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam tubuh, terdapat suatu proses penyeimbangan keadaan internal tubuh agar tercapai homeostasis, atau pemeliharaan lingkungan internal tubuh agar tetap konstan dan dinamis. Beberapa penyakit yang timbul diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam mekanisme homeostasis. Pengaruh lingkungan eksternal dapat mengganggu homeostasis dari fisiologi tubuh akan menimbulkan suatu respon yang berbeda dalam mengantisipasi gangguan tersebut (Burow et al., 2005). Organisme yang terpapar gangguan yang bersifat mencekam (stresor) dapat mengalami stres dan timbulnya mekanisme respon fisiologis yang kompleks, atau respon perilaku. Seiring berjalannya waktu, berbagai bentuk penyebab stres (stresor) yang barada di lingkungan sekitar semakin bertambah. Aktivitas manusia yang kian kompleks, membuat kemungkinan terjadinya stres tubuh semakin meningkat. Suara/audio yang berlebihan merupakan salah satu stresor yang berasal dari lingkungan luar tubuh. Ketika tubuh mengalami stres, maka tubuh akan merespon dengan berbagai mekanisme, seperti respon oleh sistem saraf dan secara hormonal oleh organ stres yaitu kelenjar adrenal. Kinerja dari kedua sistem tersebut akan berpengaruh terhadap fisiologis tubuh, salah satunya adalah sistem kardiovaskular, seperti perdarahan dan mekanisme penutupan luka. Streseksternal yang diterjemahkan sebagai ancaman akan mengaktifkan respon yang melibatkan koordinasi neural dan hormonal. Hormon stres (epinefrin dan norepinefrin) akan meningkatkan aktivitas jantung (frekuensi dan kekuatan kontraksi), laju aliran darah,dan aktivitas trombosit. Selain itu, individu yang mengalami stres akan menunjukkan perilaku yang berbedadari perilaku normal. Individu yang mengalami paparan stresor dalam jangka waktu yang singkat maupun lama, lebih riskan mengalami gangguan kesehatan. Menurut Kawano et al. (2000), stres fisik dan psikis memiliki pengaruh dalam timbulnya sindrom koroner akut (acute coronary syndromes-ACS). Kedua jenis stres tadi akan menginduksi koordinasi saraf simpatetik dan akan menimbulkan kenaikan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya ACS. 2 B. Permasalahan Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemajanan kebisingan terhadap waktu perdarahan, waktu koagulasi, dan jumlah trombosittikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) betina galur Wistar ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemajanan kebisingan terhadap waktu perdarahan, waktu koagulasi, dan jumlah trombosittikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) betina galur Wistar. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti ilmiah bahwa pemajanan stresor berupa kebisingan dapat mempengaruhi aktivitas fisiologis tubuh, terutama yang berkaitan dengan fisiologi darah. Penelitian dapat menjadi informasi mengenai dampak kebisingan bagi masyarakat yang bekerja atau berada di lingkungan dengan intensitas suara yang tinggi.