942 MANAJEMEN STRES MAHASISWA BARU Luh Suranadi Abstract

advertisement
MANAJEMEN STRES MAHASISWA BARU
Luh Suranadi
Abstract: Stress often occurs on campus, especially at the new students which is caused by a lot of assignments,
exams and new rules. Due to the stress that can not be managed, results in lower resistance that impact academic
achievement decreases, thus the need for stress management in individuals, especially for the new students.
Stress can be derived from the physical and psychological conditions such as anxiety and fear or social culture
like living conditions, social conflict, and alienation. While the effects of stress, physically associated with the
state of the body, emotionally associated with affective, intellectually associated with the ability to think and
interpersonally dealing with imbalance personality. The fix can be done by training self efficacy and learning
experiences from the actual state. From some opinions on how to deal with stress, by Huxley among which: be
aware of the stress, do time out, plan self-care, time management plan, solve problems together and find
support.
Kata Kunci: Manajemen Stress, Mahasiswa Baru
2004).
LATAR BELAKANG
Masa
awal
lingkungan akademis
diterima
sebagai
kampus atau
anggota
Penelitian
menunjukkan
Glasser
bahwa
tersebut
mahasiswa
sekaligus
merupakan
masa-masa
kelompok yang memiliki potensi besar untuk
menjadi mahasiswa baru seringkali disertai oleh
mengalami stres. Di lain pihak, stresor akademik
beberapa konflik. Dalam kerangka akademis, status,
sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk ditiadakan.
dan peran sebagai seorang mahasiswa seringkali
Sementara, lingkungan sosial cenderung menuntut
memberikan
seorang mahasiswa untuk dapat memenuhi harapan-
konsekuensi
psikologis
yang
memberatkan bagi seseorang. Banyak penelitian
harapan
mereka,
seperti
nilai
tinggi,
aktif
menyimpulkan bahwa ujian, praktikum, dan tugas-
berorganisasi, berpikir kritis, dan sebagainya dengan
tugas kuliah yang lain memicu timbulnya stres yang
optimal.
berhubungan dengan peristiwa akademis (academic
Adapun tujuan manajemen stes adalah mahasiswa
stress); yang dalam tingkat keparahan tinggi dapat
mengetahui sumber-sumber stres yang terjadi dalam
menekan tingkat ketahanan tubuh (Taylor, 1991).
mengikuti proses perkuliahaan, dampak dari stres,
Salah satu penelitian tentang stres pada
dan cara-cara yang baik cara-cara yang harus
mahasiswa dilakukan oleh Glasser (dalam Taylor,
digunakan dalam mengatasi stress
1991) yang mengukur parameter kekebalan tubuh
dan psikologis terkait dengan stres menghadapi ujian.
PENGERTIAN STRES
Berdasarkan analisa skor pre-test dan post-test
Stres umumnya dianggap sebagai keadaan
ditemukan peningkatan gejala stres serta penurunan
yang terjadi pada saat individu dipaksa untuk
tingkat kekebalan tubuh yang signifikan (Suryani,
melakukan suatu adaptasi, harus menguasai dan
___________________________________________________________________________
Luh Suranadi: Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu Rangkasari Dasan Cermen Mataram
942
Luh Suranadi, Manajemen Stres Mahasiswa Baru
mengatasi situasi yang menimbulkan perubahan dari
persepsi dan reaksi emosional individu dikarenakan
status normal baik yang berubah memburuk maupun
adanya perbedaan temperamen ataupun pengalaman.
membaik.
stres
Pada kadar tertentu stres justru berdampak positif
merupakan keadaan yang timbul karena individu
dan diperlukan untuk kreativitas dan memperbaiki
mempersepsikan situasi sebagai “masalah” dan
kinerja.
Ostell
menerangkan
bahwa
bernilai tinggi, kemudian individu bereaksi dengan
Dalam
perspektif
klinis
terdapat
dua
cara tertentu karena mempersepsikannya melebihi
komponen reaksi stres, yaitu: komponen psikologis
sumber kemampuan untuk menanggulangi.
(perilaku, sikap, pola pikir, emosi dan perasaan stres)
dan komponen fisiologis (somatik). Secara fisiologis
SUMBER - SUMBER STRES
stress berkaitan dengan sistem limbik, meliputi
Davison dan Neale juga menyatakan stres
talamus, hipotalamus, amigdala, dan hipokampus
dapat bersumber dari kondisi fisik dan bayangan
yang berkaitan dengan aspek emosi dan ingatan.
masa depan yang tak pasti (asing). Terdapat stres
Amigdala merupakan bagian otak yang penting
sistemik yang disebabkan karena tubuh bereaksi
karena berfungsi dalam pengaturan motivasi, respon
terhadap invasi (misal; virus, panas, dan sebagainya)
emosi, dan reaksi penolakan terhadap stimulus
dengan reaksi yang digeneralisasikan dan melibatkan
negatif (ketakutan dan ingatan-ingatan emosional
beberapa tantangan bagi integritas tubuh secara
yang tidak disadari atau tidak diinginkan). Stres juga
fisikal. Ada juga stres karena alasan murni psikologis
bersumber
seperti ketakutan dan kecemasan ataupun karena
dari
lingkungan
organisasi
dimana
birokrasi dapat menciptakan berbagai tekanan-
sosial-budaya seperti kondisi tempat tinggal, konflik
tekanan (stresor) psikologis sehingga seseorang tidak
sosial, dan keterasingan. Terdapat stres yang akut
berdaya menghadapinya.
karena tuntutan adaptasi pada situasi dan kondisi
sesaat atau dalam waktu yang relatif pendek, ada
DAMPAK STRES
pula stres yang kronis yang muncul dalam bentuk
Stres memberi yang terjadi pada individu
penyesalan dan dendam yang tersimpan lama, juga
akan menyebabkan adanya tantada-tanda tertentu
perasaan putus asa dan tak berdaya ketika merasa
yang dapat berakibat sehingga member dampak pada
tidak memiliki ketrampilan atau kekuatan untuk
kehidupan sehari-hari bagi mahasiswa dan menurut
mengatasi tantangan hidup.
Braham (1990) gejala stress dapat berupa tanda-
Hal-hal tersebut potensial menimbulkan
stres, artinya
tanda:
walaupun seseorang menghadapi
1.
Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur,
masalah yang sama tetapi tidak semua individu
sakit kepala, sulit buang air besar, gangguan
menerimanya sebagai stresor. Dalam psikologi
pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal,
dijelaskan bahwa suatu situasi atau kondisi menjadi
punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan
stresor ataukah tidak tergantung pada kapasitas
leher
masing-masing individu. Efeknya tergantung pada
943
terasa
tegang,
keringat
berlebihan,
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2012
2.
berubahnya selera makan, tekanan darah tinggi,
dunia nyata dan menerapkan yaitu merencanakan
serangan jantung, kehilangan energi.
penggunaan hasil belajar secara efektif (Ancok,
Emosional,
yaitu
marah-marah,
mudah
2005).
tersinggung dan terlalu sensitive, gelisah, cemas,
ANALISIS MANAJEMEN STRES
MAHASISWA BARU
suasana hati mudah berubah, sedih, mudah
menagis dan depresi, gugup,agresif dan mudah
bermusuhan,
mudah
menyerang,
Patel (1996:3, dalam Wulandari, 2003)
kelesuan
menyatakan bahwa stres merupakan reaksi tertentu
mental.
3.
yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh
Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya,
berbagai
daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi,
harapan yang tidak realistis dari lingkungannya.
Menurut Patel, stres tidak selalu bersifat
kesalahan orang lain, menutup diri, mudah
negatif. Pada dasarnya, stres merupakan respon-
menyalahkan orang lain.
respon tertentu dari tubuh terhadap adanya tuntutantuntutan dari luar. Dengan adanya berbagai tuntutan
CARA-CARA MENGATASI STRES
tersebut, tubuh manusia berusaha mengatasi dengan
Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam
menciptakan keseimbangan antara tuntutan luar,
mengatasi stress, dan setiap individu dapat mengatasi
kebutuhan dan nilai-nilai internal, kemampuan
stress dengan cara yang dimiliki oleh masing-masing
coping personal, dan kemampuan lingkungan untuk
sesuai dengan kemampuan mereka. Adapu cara yang
memberikan dukungan. Hasil dari interaksi tersebut
dapat dilakukan seperti:
adalah persepsi terhadap stres.
Pelatihan efikasi diri dibuat berdasarkan prinsip
Akibat berbagai persepsi terhadap stres,
belajar mengalami (experience learning), yang
tidak
hanya
dilakukan
muncullah 2 kondisi stres yang berbeda, yaitu
dengan
eustress dan distress. Eustress adalah kondisi stres
pemberian materi saja, tetapi peserta juga diberi
yang memberikan pengaruh positif bagi individu. Ini
kesempatan untuk mengalami secara langsung
terjadi jika sebuah stresor diinterpretasikan sebagai
perilaku-perilaku yang dilatihkan dalam bentuk
tantangan sehingga dapat meningkatkan motivasi
permainan yang bermakna.
2.
individu
Belajar mengalami (experience learning) di awali
pola
dan
bersangkutan
untuk
dapat
adalah stres yang memberikan pengaruh buruk atau
keluar berbagai materi dan observasi, memproses
mendiskusikan
yang
menyelesaikannya dengan baik. Sedangkan, distress
dengan mengalami tahap kegiatan, mengungkap
yaitu
manusia
atau ketika harus berusaha menghadapi harapan-
mudah mengingkari janji, senang mencari
prosesnya
ketika
penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat),
Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang
lain, menurunnya kepercayaaan pada orang lain,
1.
misalnya
menghadapi tantangan-tantangan (challenge) yang
suka melamun berlebihan.
4.
tuntutan,
negatif.
dinamika,
Distress
terjadi
ketika
individu
menginterpretasikannya sebagai sebuah ancaman,
menyimpulkan dan mengembangkan prinsip-prinsip
944
Luh Suranadi, Manajemen Stres Mahasiswa Baru
hambatan, atau gangguan sehingga dia akan selalu
merasa
ketakutan
dan
semakin
c. Personal
menurunkan
Sebagai
individu,
mahasiswa
memiliki
motivasinya untuk dapat menyelesaikan masalah
konsep, harapan, tujuan, dan nilai-nilai pribadi yang
tersebut.
dipegang dan ingin diterapkan selama dia menjalani
Kenyataannya
hampir
semua
manusia
masa
studi.
Kesenjangan
antara
prinsip
dan
pernah mengalami stres dalam hidupnya, demikian
kenyataan yang harus dihadapi juga dapat menjadi
juga mahasiswa baru. Perubahan kondisi lingkungan
pemicu mahasiswa baru mengalami stres. Dalam
dan peran yang harus dipenuhi sebagai bagian dari
rangka penyesuaian dan mempertahankan diri,
perubahan status dari pelajar menjadi mahasiswa
mahasiswa
merupakan
dialami
melakukan konformitas atau tetap memegang prinsip
mahasiswa baru. Secara lebih spesifik, stresor pada
personal dan membuat kelompok baru bersama
mahasiswa baru dapat dikelompokkan menjadi 3
dengan sesama mahasiswa baru yang memiliki
kategori di bawah ini:
kesamaan prinsip.
stresor
yang
umumnya
dapat
Ketrampilan
a. Akademis
Stresor
baru
akademis
meliputi
merubah
dalam
prinsip
mengelola
dan
stresor
perubahan
tersebut selanjutnya akan menentukan apakah dia
mendadak pada situasi belajar, metode mengajar,
akan mengalami stres atau tidak. Mahasiswa baru
serta suasana kampus yang jauh berbeda dengan
yang mempersepsikan stresor sebagai tantangan
sebelumnya, yaitu di sekolah. Pada lingkungan
cenderung memiliki motivasi untuk menyesuaikan
kampus, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif, belajar
diri dengan perubahan yang dia alami. Di lain pihak,
mandiri, berpikir komprehensif, dan sebagainya yang
mahasiswa
bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk
sebagai ancaman atau hambatan cenderung merasa
dilakukan oleh seluruh mahasiswa baru.
terganggu dan cenderung menutup diri sebagai
b. Sosial
bentuk pertahanan sehingga dia gagal mempelajari
baru
yang
mempersepsikan
stresor
Pemberian status mahasiswa pada seseorang
teknik-teknik coping stress terhadap masalah tersebut
secara otomatis diikuti oleh pemberian label sosial
dengan baik dan cepat. Apabila seorang mahasiswa
serta harapan masyarakat dan keluarga terhadap
baru mengalami distress dan tidak ada penanganan,
mahasiswa baru. Label-label sosial seperti “tunas
baik dari orang lain maupun oleh diri sendiri
harapan bangsa” dan “putra kebanggaan orang tua”
sesegera
menyiratkan besarnya harapan masyarakat dan
mahasiswa tersebut akan rentan terhadap berbagai
keluarga terhadap mahasiswa yang seringkali justru
peristiwa
menjadi stresor tersendiri bagi mahasiswa baru.
selanjutnya.
Keraguan terhadap kemampuan diri dan keinginan
mungkin
yang
stres
terjadi
dapat
selama
menetap
proses
dan
belajar
Huxley mengajukan enam langkah untuk
untuk memenuhi harapan sosial pada akhirnya dapat
menghadapi stres yang muncul yaitu:
menjadi ancaman dan tantangan yang mempengaruhi
1.
tingginya angka potensi stres pada mahasiswa baru.
945
Aware terhadap stres
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2012
Situasi stres dapat mempengaruhi keadaan fisik
berdiskusi bersama memecahkan masalah, dapat
dan mental seseorang. Aware terhadap stres
meningkatkan keterlibatan
berarti mampu mengenali tanda-tanda dari
dapat membantu mengembangkan kemampuan
keberadaan situasi stres. Bagi sebagian orang
problem solving di kemudian hari. Namun perlu
tanda-tanda tersebut dapat berupa perasaan
diingat bahwa proses memecahkan problem
sangat lelah, lekas marah atau perasaan gelisah.
bersama harus dilakukan secara demokratis.
Pada sebagian orang yang muncul adalah sikap
2.
6.
mereka sehingga
Mencari dukungan
cepat menyerang atau menarik diri dari orang
Adakalanya
lain.
kemampuan untuk menghadapinya. Bila sudah
Melakukan time out
demikian, mencari dukungan pada lingkungan
Setelah situasi stres dikenali, langkah berikutnya
dekat atau peer group merupakan jalan keluar
adalah
yang realistis.
melakukan
time
out
(menyingkir
situasi
stres
berada
di
luar
sejenak). Saat keadaan memanas, time out akan
KESIMPULAN
memberi kesempatan untuk melakukan cooling
down.
Langkah
ini
juga
berguna
Pada dasarnya, stres merupakan respon-
untuk
respon tertentu dari tubuh terhadap adanya tuntutan-
mencegah dari mengatakan atau melakukan
tuntutan dari luar seperti tuntutan sebagai mahasiswa
tindakan yang dapat disesali kemudian.
3.
baru menemukan lingkungan baru dan kondisi stress
Menyusun rencana self-care
dapat memberikan pengaruh positif dan negatif bagi
Kesibukan melakukan tugas-tugas seringkali
individu. Stresor pada mahasiswa baru dapat
membuat orang mengabaikan kebutuhan fisik,
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu akademis,
emosi dan spiritual diri sendiri. Menyisihkan
waktu
untuk
melakukan
self-care
sosial dan personal. Ada beberapa langkah langkah
dapat
yang dapat dilakukan dalam menghadapi stress yaitu;
mengurangi beban yang overload, misalnya tidur
yang
nyenyak,
berolah
raga,
Aware
meditasi,
pekerjaan/tugas
time
out,
dan mencari dukungan
dengan
menyusun rencana pengelolaan waktu, membuat
DAFTAR PUSTAKA
prioritas dan jadual akan sangat membantu
Bahar, E. Stres dan Kesehatan. Makalah Seminar
”Hipertensi
dan
Stres
serta
Penatalaksanaannya”. Mei 1995. RSUP.
Palembang, 1995.
menghadapi situasi stres yang muncul.
5.
melakukan
pengelolaan waktu, memecahkan problem bersama,
Menyusun rencana pengelolaan waktu
Melaksanakan
stress,
menyusun rencana self-care, menyusun rencana
shalat/berdoa, atau relaksasi beberapa menit.
4.
terhadap
Memecahkan problem bersama
Sebagai mahasiswa baru, seringkali kita berpikir
Davison,
bahwa kita harus dapat menyelesaikan semua
masalah. Cara berpikir yang demikian akan
meningkatkan stres. Mengajak teman untuk
946
G.C. and Neale, J.M. Abnormal
Psychology. Eighth Edition. New York:
John Wiley & Sons, Inc, 2001.
Luh Suranadi, Manajemen Stres Mahasiswa Baru
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R.
Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2001.
Suryani, L. K. Atasi Masalah dengan Kemampuan
Spiritual Anda: Maag-Migren-StresDepresi-Trauma. Intisari Seri Psikologi.
Jakarta: PT Intisari Mediatama, 2004.
Roan, W., M. Gatotkaca Terserang Stres. Intisari:
Mind, Body, and Soul, 202-211. Jakarta: PT.
Intisari Mediatama, 2005.
947
Download