PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN TUNAS BANGSA DI DS.WOTANSARI, KEC.BALONGPANGGANG, KAB. GRESIK Lia Noviana S-1 PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya kemampuan menyimak pada anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa Ds.Wotansari, Kec.Balongpanggang, Kab.Gresik. Pada kenyataannya 30% anak masih kurang dalam kemampuan menyimaknya. Pada penelitian ini peneliti mencoba menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak. Pengertian menyimak adalah kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi cerita atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara lisan. Sedangkan pengertian bercerita adalah cara bertutur kata dalam menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan. Metode bercerita bertujuan untuk menganalisis kemampuan menyimak anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak sebelum mendapatkan penerapan metode bercerita dan sesudah penerapan metode bercerita di Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Penelitian ini menggunakan dua kelompok bermain sebagai perbandingan yaitu Kelompok Bermain Tunas Bangsa sebagai kelompok eksperimen sedangkan Kelompok Bermain Dharma Wanita Persatuan Banjaragung sebagai kelompok kontrol. Dimana kedua sekolah ini muridnya masing-masing berjumlah 17 anak. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa metode bercerita, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Analisis data dengan membandingkan nilai rata-rata setelah melakukkan kegiatan pada kelompok yang diberikan perlakuan (eksperimen) sebesar 17 dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan (kontrol) sebesar 17. Dimana hasil pre-test kelompok kontrol sebesar 2,55 sedangkan hasil rata-rata post-test kelompok kontrol sebesar 2,67. Pada kelompok eksperimen nilai rata-rata pre-test sebesar 2,57 kemudian setelah diberikan perlakuan post-test sebesar 3,46. Terdapat perbedaan yang signifikan setelah diuji dengan rumus statistik t-tes dengan hasil t-hitung sebesar 8,392 dan t-tabel 2,032 sehingga t-hitung lebih besar dari pada t-tabel. Simpulan penelitian bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan menyimak anak sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita diberkan pada anak. Kata Kunci : kemampuan menyimak, metode bercerita. ABSTRACT The background of the research was that the attentive listening skill of playgroundstudent at Tunas Bangsa kindergarten, Wotansari, Balong Panggang, Gresik is very low. The fact showed that there are 30% students who have low attentive listening skill. The researcher tried to use telling story method in this research to improve children’s attentive listening skill. Attentive listening skill means an active and creative listening activity to get the information, the content or the massage of the story, and comprehend the spoken communication. The telling story method purposed to analze children’s attentive listening skill at Tunas Bangsa Playgroup. This research was aimed to know the differen of attentive listening skill between before and after the use of telling story method at Tunas Bangsa kindergarten. This research used two playgroups. There were Tunas Bangsa playgroup as an experimental group and Dharma Wanita Persatuan Banjaragung playgroup as a control group. Both of the schools have 17 students. The experimental group was give the telling storymethod, but the control group was not. The data was conducted by comparing the average scores after having activities in each group. The pres test result of the control group ia 2.55 and for post test is 2.67. The pre test resulte for the experimental group is 2.57 and their result of post test after getting g treatment is 3.46. After examining by using t-test, there is a significant difference. The result of t-count is 8.329 and t-table is 2.032 so tcount is bigger than t-table. The conclusing of this research is that there is a significant effect between children’s attentive listening skill before and after they are given telling story method. Keywords : attentive listening skill, telling story method. cerita dari guru kepada anak didik Anak Usia PENDAHULUAN Pendidikan memang sangat penting bagi Dini. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran setiap orang. Khususnya untuk anak karena anak Anak Usia Dini metode bercerita dilaksanakan adalah dalam penerus bangsa yang seharusnya upaya memperkenalkan, memberikan pendidikan bisa diberikan sejak dini dengan keterangan, atau menjelaskan tentang hal baru layak. Oleh karena itu, dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka dapat kapasitas dasar Anak Usia Dini. tersembunyi tersebut melalui mengembangkan berbagai kompetensi pembelajaran bermakna seawal mungkin. Bila Berdasarkan proses pembelajaran di potensi pada diri anak dikembangkan, maka anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa, Ds.Wotansari, itu akan memperoleh peluang dan momentum Kec.Balongpanggang, Kab.Gresik . Dalam satu penting dalam hidupnya, dan pada gilirannya kelas berjumlah 17 anak, terdiri dari 6 laki-laki Negara akan mempunyai sumberdaya masyarakat dan 11 perempuan. Ditemukan 30% dari 17 anak terbaiknya. Untuk mengembangkan potensi pada mengalami diri anak bisa digunakan prinsip pembelajaran bahasa khususnya pada perkembangan menyimak Anak Usia Dini yaitu prinsip “Belajar Sambil pada anak. kesulitan dalam perkembangan Bermain, Bermain Seraya Belajar” karena pada Ini terbukti dengan apa yang dikatakan usia ini anak masih rentan dalam bermain maka guru tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh dari itu prinsip inilah yang tepat digunakan untuk anak didik. Waktu guru mengatakan “Buatlah mengembangkan potensi pada diri anak. garis lurus di papan tulis”. Saat anak didik maju Ada pun salah satu metode yang tepat digunakan untuk menyimak anak meningkatkan ke depan untuk membuat garis lurus. Anak tidak kemampuan membuat garis lurus tetapi membuat lingkaran. pembelajaran Pada hal guru sudah membuat garis lurus untuk khususnya pengembangan bahasa adalah melalui ditirukan anak didik. Ada juga anak yang tanya metode bercerita. terlebih pada proses dahulu kepada guru sebelum dia Menurut Dhieni (2008 : 6.5) Metode melakukan apa yang dikatakan gurunya. Itu bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian adalah salah satu bukti kalau perkembangan materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk menyimak anak masih kurang dan perlu dikembangkan lebih baik lagi. Walau ada beberapa anak menyimaknya yang sudah perkembangan metode bercerita dan menganalisis pengaruh metode dengan anak bisa melakukan apa yang dikatakan bercerita terhadap kemampuan menyimak pada oleh mengembangkan anak di Kelompok Bermain Tunas Bangsa kemampuan menyimak anak didik yang masih Ds.Wotansari, Kec.Balongpanggang, Kab.Gresik. Untuk Itu sesudah diberikannya ditujukkan gurunya. bagus. sebelum dan kurang, guru menggunakan metode bercerita sebagai salah satu usahanya. PENGEMBANGAN METODE Sayangnya, saat ini tradisi mendongeng PENGAJARAN DIMENSI begitu jarang kita temukan. Sangat sedikit kita PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI temukan ayah atau ibu yang mendongeng untuk anaknya menjelang tidur. Ditambah lagi anak- Tidak semua metode pengajaran cocok anak saat ini tumbuh dan berkembang di tengah bagi program kegiatan anak usia dini. Misalnya maraknya berbagai macam media, misalnya Play metode ceramah kurang cocok bagi program Station, komik, internet, televisi, DVD, dan lain- kegiatan belajar anak usia dini karena metode lain yang mudah didapatkan. ceramah menuntut anak memusatkan perhatian Dalam menyampaikan sebuah cerita seorang guru harus bisa membuat cerita yang dalam waktu cukup lama padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat. menarik seperti membawa buku cerita bergambar Berikut merupakan metode-metode atau alat peraga agar anak didik tertarik untuk pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak mendengarkan sehingga anak dapat menyimak usia dini, yaitu : cerita yang disampaikan oleh guru sampai akhir 1. cerita dan anak dapat menceritakannya kembali. Bermain Menurut Anderson (1972: 69 dalam Dhieni. 2008 : 4.4) menyimak Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. bermakna Melalui bermain anak memperoleh mendengarkan dengan penuh pemahaman dan pembatasan dan memahami kehidupan. perhatian serta apresiasi. Pendapat ini dipertegas Bermain oleh Tarigan (1990 : 25 dalam Dhieni. 2008 : 4.4) memberikan kesenangan dan dilaksanakan bahwa kegiatan untuk kegiatan itu sendiri, yang telah mendengarkan lambang-lambang lisan dengan ditekankan pada caranya dari pada hasil penuh perhatian, pemahaman apresiasi serta yang interpretasi (Dworetsky, menyimak untuk adalah proses memperoleh informasi, merupakan diperoleh kegiatan dari 1990 komunikasi bermain dilaksanakan tidak serius dan disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. 19). dalam Moeslichatoen telah : 395 itu menangkap isi atau pesan serta memahami makna yang 1996 : kegiatan yang Kegiatan fleksibel. Berdasarkan penjelasan di atas maka 2. Karya Wisata dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh Berkarya wisata mempunyai makna penting metode bercerita terhadap kemampuan menyimak bagi perkembangan anak karena dapat anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa? membangkitkan minat anak kepada sesuatu Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis kemampuan menyimak anak hal, memperluas perolehan informasi. Juga memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak usia dini yang tidak mungkin Demonstrasi dihadirkan di kelas : seperti melihat mengerjakan, dan menjelaskan. Jadi dalam bermacam proses demonstrasi pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan menjelaskan pengelolaannya, sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan hewan, mengamati bermacam kegiatan transportasi, lembaga sosial dan budaya. anak Jadi dari karya wisata anak dapat belajar pelaksanaan. dari pengalaman sendiri, dan sekaligus anak 3. kita menunjukkan, menunjukkan cara-cara mengenal dan mengerjakan langkah-langkah Proyek dapat melakukan generalisasi berdasarkan Metode proyek adalah salah satu metode sudut pandang mereka. yang dugunakan untuk melatih kemampuan Bercakap-cakap anak memecahkan masalah yang dialami Bercakap-cakap mempunyai makna penting anak dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini bagi perkembangan anak usia dini karena juga dapat menggerakkan anak untuk bercakap-cakap meningkatkan melakukan kerja sama sepenuh hati. Kerja ketrampilan berkomunikasi dengan orang sama dilaksanakan secara terpadu untuk lain, mencapai tujuan sama. dapat meningkatkan melakukan ketrampilan dalam bersama. Juga kegiatan meningkatkan ketrampilan menyatakan 7. Pemberian Tugas Pemberian tugas pendapat secara verbal. dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. itu bercakap-cakap penggunaan anak harus Tugas anak usia dini diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan terutama akan membantu perkembangan sesuai dengan petunjuk langsung pendidik. dimensi Dengan pemberian emosi, usia sengaja dini social, bagi metode dengan pekerjaan tertentu karena yang merupakan perasaan, serta menyatakan gagasan atau Oleh 4. 6. dapat berarti kognitif, dan tugas, anak dapat terutama bahasa. melaksanakan kegiatan secara nyata dan Berceritera mentyelesaikannya sampai tuntas. Tugas Berceritera merupakan cara untuk dapat diberikan secara kelompok atau meneruskan warisan budaya dari segi perorangan (Kurikulum anak usia dini, generasi berikutnya (Gorden dan Browne, 1986 : 10 dalam Moeslichatoen 1996 : 23). 1985 : 324 dalam Moeslichatoen 1996 : 21). Dari penjelasan metode-metode Berceritera juga dapat menjadi media untuk pembelajaran di atas, peneliti memilih salah satu menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di metode pembelajaran yang digunakan dalam masyarakat. Seorang pendongeng yang baik penelitian. Metode yang dipilih peneliti dalam akan menjadikan cerita sebagai sesuatu penelitian yaitu metode bercerita. yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan 5. Pengertian Metode Bercerita memberikan suasana yang segar, menarik Bercerita adalah suatu kegiatan yang dan menjadi pengalaman yang unik bagi dilakukan seseorang secara lisan kepada orang anak. lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang Demonstrasi harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk Menurut Moeslichatoen (1996 : 155) didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh Dalam karena itu orang yang menyajikkan cerita mengembangkan tersebut menyampaikannya mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk dengan menarik (Dhieni, 2008 : 6.3). kegiatan bercerita anak dibimbing kemampuan untuk memberikan informasi atau menanamkan nilai- Menurut Bachir (2005:10) Bercerita nilai sosial, moral, dan keagamaan, pemberian adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan informasi tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu meliputi disampaikan secara tujuan segala sesuatu yang ada disekitar anak yang non membagikan pengalaman pengetahuan manusia. Dalam kaitan lingkungan fisik melalui lisan dengan dan kepada orang lain. tentang lingkungan fisik dan bercerita anak memperoleh informasi tentang Sedangkan Besar binatang. Peristiwa yang terjadi dari lingkungan Bahasa Indonesia (2003: 210) cerita adalah: anak meluputi : bermacam makanan, pakaian, Tuturan bagaimana perumahan, tanaman yang terdapat di halaman terjadinya suatu hal atau peristiwa atau karangan rumah, sekolah, kejadian di rumah, di jalan. yang Sedang informasi tentang lingkungan yang menurut Kamus membentangkan menuturkan perbuatan, pengalaman sosial kebahagiaan atau penderitaan orang, kejadian meliputi : orang yang ada dalam keluarga, di tersebut sungguh-sungguh atau rekaan. sekolah, dan di masyarakat. Dalam masyarakat Berdasarkan pengertian di atas maka tiap orang itu memiliki pekerjaan yang harus cerita anak dapat didefinisikan "tuturan lisan, dilakukan setiap karya bentuk tulis atau pementasan tentang suatu pelayanan jasa kejadian, peristiwa, dan sebagainya yang terjadi menghasilkan di seputar dunia anak (Musfiroh et al, 2005: 59). kebutuhan orang lain. Berdasarkan keberagaman pengertian metode bercerita diatas dapat disimpulkan sebagai hari yang kepada sesuatu orang memberikan lain, untuk atau memenuhi Selain itu, tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu berikut : "metode bercerita adalah cara bertutur mendengarkan dengan seksama terrhadap apa kata dalam penyampaian cerita atau memberikan yang disampaikan orang lain, anak dapat penjelasan kepada anak secara lisan", dalam bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat upaya memperkenalkan ataupun memberikan menjawab pertanyaan, selanjutnya dapat melatih keterangan hal baru pada anak. daya konsentrasi pemahaman, Tujuan Bercerita ,mendengarkan,membangun mengungkapkan apa yang dipahaminya dan mengekspresikan terhadap apa Metode ini bertujuan untuk memberi yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga pengalaman pelajaran agar anak memperoleh hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan- diceritakannya pada orang lain. Karena menurut pesan yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Frunner (Tampubolon, 1991 : 10 dalam Dhieni Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai- 2008 : 6.5) “Bahasa berpengaruh besar pada nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam perkembangan pikiran anak”. kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan daya imajinasi anak. Artinya dengan bercerita anak dengan daya fantasinya membayangkan atau menggambarkan suatu situasi yang berada Manfaat Metode Bercerita Metode dapat bercerita kegiatan diluar jangkauan inderanya bahkan yang pengajaran anak usia dini mempunyai beberapa mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya ini manfaat berarti penting bagi dalam pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini. membantu mengembangkan wawasan anak. Bagi anak usia dini mendengarkan cerita e. Menciptakan situasi yang menggembirakan yang menarik yang dekat dengan llingkungannya serta mengembangkan suasana hubungan merupakam kegiatan yang mengasyikkan. Guru yang anak usia dini yang terampil bertutur dan kreatif perkembangannya, anak usia dini senang dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan mendengarkan anak. kegiatan gurunya kejujuran, menarik. Guru bercerita dapat untuk memanfaatkan menanamkan keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan f. akrab sesuai cerita dapat Membantu dengan terutama apabila menyajikannya dengan perkembangan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan berkomunikasi lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah sehinng (Moeslichatoen 1996 : 152). komunikatif. proses tahap bahasa anak secar aktif dan efesien percakapan menjadi Selain manfaat yang telah dikemukakan Menurut Musfiroh (2005:95) ditinjau dari di atas. Ada beberapa manfaat lain yang beberapa aspek, manfaat bercerita sebagai dikemukakan mengenai metode bercerita bagi berikut : anak usia dini di antaranya, menurut 1) Membantu membentuk pribadi dan Dhieni (2008 : 6.6) sebagai berikut : a. moral anak. Melatih daya serap atau daya tangkap anak usia dini, artinya anak usia dini dapat b. fantasi. dirangsang, untuk mampu memahami isi 3) Memacu kemampuan verbal anak. atau ide-ide pokok dalam cerita secara 4) Merangsang minat menulis anak. keseluruhan. 5) Merangsang minat baca anak. Melatih daya pikir anak usia dini. Untuk 6) Membuka cakrawala pengetahuan anak. terlatih c. 2) Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan memahami cerita, Sedangkan menurut Bachri (2005: 11), mempelajari hubungan bagian-bagian dalam manfaat bercerita adalah dapat memperluas cerita termasuk hubungan sebab-akibatnya, wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam Melatih daya konsentrasi anak usia dini, bercerita anak mendapat tambahan pengalaman untuk memusatkan perhatiannya kepada yang bisa jadi merupakan hal baru baginya. keseluruhan cerita, proses dengan Manfaat bercerita dengan kata lain pemusatan perhatian tersebut anak dapat, adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan melatih fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan hubungan karena bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita. cara berfikir anak. Dari manfaat-manfaat yang dijelaskan d. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama diatas peneliti memilih manfaat metode bercerita apa bila penyajiannya tidak menarik (Dhieni, untuk melatih daya serap/tangkap anak usia dini 2008 : 6.6). karena dengan melatih daya serap anak, maka untuk mengembangkan daya pikir dan imajinasi akan lebih mudah. Bentuk-bentuk Metode Bercerita Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita Tentunya setiap pendidik menginginkan Bentuk penyajian proses pembelajaran kegiatan pembelajaran atau bercerita dikelas Anak Usia Dini adalah terpadu antara Bidang menyenangkan bagi anak, salah satu yang sangat pengembangan satu dengan yang lain, termasuk diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut Bidang pengembangan Bahasa. Dan setiap adalah media pendidikan. Menurut Surtiati dan metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan Rejeki, 1999 : 1 (dalam Dhieni 2008 : 6.9) Media dan kekurangan, untuk itu dengan adanya pendidikan dalam pengertian yang luas adalah pembelajaran semua benda, tindakan atau keadaan yang metode yang terpadu maka bervariasi pengembangan dapat membantu denagn sengaja diusahakan/diadakan untuk pencapaian tujuan tiap materi pembelajaran. memenuhi kebutuhan pendidikan anak usia dini Demikan pula untuk metode bercerita cerita dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan memiliki kelebihan dan kekurangan. sarana adalah merupakan media pendidikan Kelebihannya antara lain : untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Oleh a. Dapat menjangkau jumlah anak yang relative lebih banyak. b. karena itu, metode bercerita dibagi menjadi dua, yaitu : Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan a. Bercerita Dengan Alat Peraga dengan efektif dan efesian. Kegiatan bercerita dengan menggunakan c. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana. media atau alat pendukung isi cerita yang d. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah. disampaikan artinya menyajikan sebuah e. Secara relatif tidak banyak memerlukan cerita biaya. menggunakan berbagai media yang menarik Kekurangannya, antara lain : a. bagi Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendegarkan atau menerima penjelasan dari guru. b. c. Kurang merangsang pada anak anak untuk usia dini dengan mendengarkan dan memperhatikan ceritanya. Alat atau media yang digunakan hendaknya aman, menarik, dapat dimainkan oleh guru perkembangan maupun anak dan sesuai dengan tahap kreativitas dan kemampuan anak untuk perkembangan anak. Alat atau media yang mengutarakan mendapatnya. digunakan dapat asli atau alami dari lingkungan Daya tangkap atau serap anak didik berbeda sekitar, dan dapat pula benda tiruan atau fantasi. dan masih lemah sehinnga sukar memahami tujuan pokok isi cerita. b. Bercerita Tanpa Alat Peraga Tehnik ini banyak digunakan guru anak usia dini untuk mengembangkan daya konsentrasi anak untuk memperhatikan isi cerita dari cara guru membawakan cerita lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, tersebut. apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh Bercerita tanpa alat ini sangat mengandalkan informasi, menangkap isi atau pesan serta kualitas suara, ekspresi wajah, serta gerak tubuh. memahami Penceritaan dapat mengambil posisi duduk atau disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran berdiri dalam suasana santai. atau bahasa lisan (Tarigan, 1993 :28). makna komunikasi yang telah Setelah dijelaskan mengenai metode Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat di bercerita, maka diketahui metode bercerita atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mengembangkan beberapa kemampuan yang kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif dimiliki anak usia dini di antaranya kemampuan untuk memperoleh informasi, menangkap isi mendengarkan, melatih daya tangkap atau serap, cerita atau pesan serta memahami makna perkembangan komunikasi yang disampaikan secara lisan. bahasa, daya konsentrasi, menyimak dan lain-lain. Selanjutnya dalam pengkajian penelitian ini akan dibahas mengenai Fungsi Menyimak perkembangan menyimak anak usia dini. Dari yang 4.5) mengemukakan bahwa menyimak berperan dijelaskan diatas peneliti memilih bercerita sebagai (1) Dasar belajar bahasa, (2) Penunjang dengan ingin keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, memanfaatkan apa yang ada disekolah. Sehingga (3) Penunjang komunikasi lisan, (4) Penambah apa yang dimiliki sekolah bisa dimanfaatkan informasi atau pengetahuan. Adapun menurut dengan membantu Hunt dalam Tarigan(1986 : 55) fungsi menyimak mengembangkan perkembangan menyimak anak adalah (1) Memperoleh informasi, (2) Membuat dengan maksimal. hubungan antar pribadi lebih efektif, (3) Agar alat kedua jenis Sabarti (1992 : 149 dalam Dhieni 2008 : peraga baik bercerita karena juga peneliti bisa cepat memberikan respon yang positif, (4) Mengumpulkan Pengertian Menyimak Menyimak merupakan kegiatan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal. komunikasi dua arah yang bersifat langsung dan Berikut bersifat menyimak menurut Dhieni (2008 : 4.6) yaitu : tatap muka, melibatkan proses menginterpretasi dan menterjemahkan suara a. yang didengar sehingga memiliki arti tertentu. Kegiatan menyimak dapat dilakukan ini akan dijelaskan peranan dari Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. b. Kemampuan berbahasa tidak akan dimiliki oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai oleh seseorang kalau tidak diawali dengan sumbernya, kegiatan mendengarkan. Seorang dapat mendengarkan sedangkan bisa bunyi mendengar apa saja. dan Jadi, mengucapka kata mama, papa dan menyimak memiliki kandungan makna yang sebagainya setelah ia sering dan berulang- lebih spesifik bila dibandingkan mendengar dan ulang menyimak pengucapan kata-kata mendengarkan (Dhieni 2008 : 4.4). tersebut dari orang-orang yang ada di Selain itu, menyimak juga mempunyai sekitarnya. Demikian pula halnya pada saat pengertian lain yaitu: Menyimak adalah suatu anak belajar bahasa asing. Kegiatan proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang mungkin diawali dengan menyimak cara c. pengucapan kata, dan kalimat sebelum dia Pengetahuan bisa pengetahuan dan teknologi atau informasi mengucapkan sebuah kata dan tentang kemajuan ilmu penggunaanya dalam kegiatan berbicara. lainnya tidak hanya diperoleh melalui Menjadi dasar pengembangan kemampuan membaca, tetapi juga melalui menyimak. bahasa tulis (membaca dan menulis). Pengetahuan baru tersebut dapat diperoleh Kemampuan mendengarkan ini juga menjadi melalui kegiatan mendengarkan berita, kemampuan dasar yang harus dimiliki anak ceramah, diskusi, dan lain sebagainya. sebelum diajarkan membaca. Seperti dikemukakan oleh Tom dan Sobol, salah satu Tujuan Menyimak kemampuan dasar yang harus dimiliki anak Bermacam-macam menyimak. membedakan auditorial. Artinya, anak mampu tergantung pada niat setiap orang. Tarigan (1993 membedakan suara-suara di lingkungan mereka : 56) mengemukakan ada delapan tujuan orang dan mampu membedakan bunyi-bunyi huruf atau menyimak, yaitu : a. utama Steinberg dalam pengetahuan kemampuan anak memahami bahwa bahasa lisan d. dapat dari bahan memperoleh ujaran sang Ada orang yang Apabila bahasa pembicara sama dengan sesuatu dari materi yang diujarkan atau bahasa penyimak, maka penyimak dari yang diperdengarkan atau dipagelarkan hasil simakannya akan dapat mengetahui (terutama ciri-ciri bahasa pembicara. Hal ini dapat pendeknya dia menyimak untuk menikmati menunjang keindahan audial. berbicara c. sekali penikmatan dengan penekanan kemampuan pada menyimak Menunjang keterampilan berbahasa lainnya dalam terhadap bidang seni), Ada orang yang menyimak dengan maksud simakannya akan memperoleh tambahan agar dia dapat menilai apa-apa yang dia perbendaharaan simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat- kata yang dapat meningkatkan keterampilan berbahasanya, ngaur, baik singkatnya lisan (berbicara dan menyimak) maupun tulisan (membaca dan manulis). f. dia menyimak untuk belajar. b. penyimak. Selain itu, penyimak dari hasil e. agar pembicara dengan perkataan lain, dia menjadi salah satu ciri penanda kesiapan anak diajarkan membaca (1991 : 64). menyimak Ada orang yang menyimak dengan tujuan Pendapat ini juga diperkuat oleh Pflaum dan Tampubolon seseorang orang sebelum diajarkan membaca adalah kemampuan fonem yang mereka dengarkan (2003 : 26). Tujuan tujuan Memperlancar komunikasi lisan logis-tak dia logis, dan menyimak lain-lain), untuk mengevaluasi. d. Ada orang yang menyimak agar dia dapat Setelah menyimak pembicaraan seseorang, manikmati serta menghargai apa-apa yang tentu penyimak akan dapat mengetahui isi disimaknya itu (misalnya : pembacaan atau makna pembicaraan tersebut, maka cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, akan terjadi komunikasi antara pembicara dialog, perdebatan). Pendek kata, orang itu dan penyimak. Hal ini berarti, menyimak menyimak untuk mengapresiasikan materi dapat memperlancar komunikasi lisan. simakan. Menambah informasi atau pengetahuan e. f. Ada orang yang menyimak dengan maksud bagi gagasan-gagasan, menyimak pada umumnya adalah untuk maupun perasaan- anak usia dini mereka belajar. lancer dan tapat. Banyak contoh dan ide membedakan yang dapat diperoleh dari sang pembicara diperdengarkan guru., mendengarkan cerita, dan semua ini merupakan bahan penting permainan bahasa. Jadi, anak usia dini dan melakukan menunjangnya dalam Misalnya tujuan perasaannya kepada orang lain dengan belajar untuk bunyi-bunyi kegiatan yang menyimak lebih mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. cenderung bukan karena keinginan anak itu Ada pula orang yang menyimak dengan sendiri tetapi karena ditugaskan sehubungan maksud dengan kegiatan dalam pembelajaran. dan tujuan agar dia dapat b. Untuk Mengapresiasikan mana bunyi yang membedakan arti, mana artinya menyimak bertujuan untuk dapat bunyi arti. memahami, menghayati, dan menilai bahan Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang disimak. Bahan yang disimak dengan yang sedang belajar bahasa asing yang tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra, asyik mendengarkan ujaran pembicara asli. seperti cerita atau dongeng dan puisi. yang tidak membedakan Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dapat c. Untuk Menghibur Diri memecahkan Menyimak yang bertujuan untuk menghibur masalah secara kreatif dan analisis, sebab diri artinya dengan menyimak anak merasa dari senang dan gembira. sang dia pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga. h. Untuk Belajar agar dia dapat mengkomunukasikan ide-ide, membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, g. a. d. Untuk Memecahkan Masalah Selanjutnya ada lagi orang tekun menyimak Tujuan ini biasanya ditemui pada orang sang pembicara untuk meyakinkan dirinya dewasa. terhadap suatu masalah atau pendapat yang permasalahan bisa mencari pemecahannya selama ini dia ragukan, dengan perkataan melalui kegiatan menyimak. lain, dia menyimak secara Orang yang sedang punya persuasif Tujuan menyimak ini masih bisa ditambah (disarikan dari : Logan [et al], 1972 : 42 ; dengan tujuan-tujuan lain yang lain tergantung Shrope, 1979 : 261 dalam Tarigan 1993 : pada niat seseorang untuk menyimak. 56). Sejalan dengan pendapat tersebut Jenis-jenis Menyimak yang Dikembangkan Sabarti (dalam Dhieni, 2008 : 4.6) juga pada Anak Usia Dini mengemukakan beberapa tujuan menyimak, Kemampuan salah Menyimak untuk menghibur diri, (3) menyimak dikembangkan pada anak usia dini. Kemampuan untuk untuk bahasa lisan adalah kemampuan berbahasa yang mengapresiasikan, dan (5) menyimak untuk diprioritaskan untuk dikembangkan di lembaga memecahkan masalah. ini. Sebelum anak diajarkan membaca dan (4) menyimak Berikut ini penjelasan tujuan menyimak bagi anak yaitu : kemampuan dasar merupakan yaitu : (1) Menyimak untuk belajar, (2) menilai, satu berbahasa yang menulis anak terlebih dahulu harus memiliki kemampuan menyimak. Adapun jenis-jenis menyimak yang dapat dikembangkan untuk anak Diskusikan tentang bagaimana meraka usia dini menurut Broemley (1990, dalam Dhieni menyusun gambaran visualnya. 2008 : 4.11 ) adalah sebagai berikut : a. 7) Menggambar sebuah objek di kertas Menyimak informatif Menyimak informasi mengingat grafik yang luris. Minta anak-anak atau untuk mendengarkan mengidentifikasi fakta-fakta, hubungan-hubungan. dan timur dan barat pada kertas grafik. dan Setelah menentukan titik permulaan, beberapa berikan petunjuk pada anak langkah ide-ide Ada untuk menandai arah utara, selatan, kegiatan yang dapat direncanakan atau demi ditugaskan untuk sebuah objek, misal ke utara 2 persegi, mengembangkan kemampuan menyimak ke barat 2 persegi. Akan tetapi kegiatan informatif, di antaranya : seperti ini lebih cocok digunakan untuk kepada 1) Membiarkan menutup anak atau mata menyuruh lalu anak untuk menggambar anka yang sudah lebih besar seperti menundukkan kepalanya di atas meja, kemidian suruh langkah anak di Sekolah Dasar. b. Menyimak Kritis mereka membedakan bunyi (meraut Mendengar pensil, membuka mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide pintu, mendorong kursi) lalu tamyakan dan hubungan-hubungan. Kemampuan ini kepada mereka untuk mebak suara apa membutuhkan yang muncul. mengenali isi apa yang didengar dan mendorong buku, 2) Mengajarkan kepada anak bagaimana kritis lebih dari kemampuan sekedar untuk mambuat sebuah keterangan tentang hal menerima pesan telepon secra singkat. tersebut dan membuat generalisasi 3) Mengajak anak berjalan-jalan. berdasarkan apa yang didengar (Dhieni 4) Membacakan paragraf pendek tentang 2008 : 4.12). ilmu pengetahuan Kemudian ajukan pertanyaan tentang dan sosial. pertanyaanapa, siapa, Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak kritis pada anak adalah sebagia berikut : mengapa, dan kapan. Jawabannya 1) Membacakan cerita pendek lalu ajak untuk harus berupa pilihan dan anak harus mengungkapkan ide utama dari cerita yang menerangkan faktanya untuk dapat meraka dengar. Untuk mambantu anak usia menjawab. dini mengungkapkan ide cerita bisa dipandu 5) Membaca sajak atau cerita. Kadang- dengan pertanyaan dari guru. kadang hilangkan sebuah kata atau Perlu diketahui bahwa manfaat membacakan kalimat pada akhir cerita, kemudian cerita pada anak-anak, disampaikan dapat suruh anak melengkapi atau mengisi mengembangkan kata kalimat yang hilang tersebut. meraka juga dapat menambah keuntungan yang 6) Ajak anak untuk menggambar dalam kemampuan menyimak lain, yaitu : pikirannya tentang apa yang mereka a) Merangsang anak untuk ingin membaca. dengar dari cerita yang dibacakan. b) Mempertinggi membaca. kebebasan kemampuan c) Memperluas pengalaman dan ketertarikan mereka memahami dan merasakan irama anak. dan ritme bahasanya. d) Memperjelas kepada anak tentang buku yang tidak dibaca. 3) Patung Visual, berhubungan dengan musik yang menciptakan atmosfir khusus atau 2) Membacakan teka-teki dan mengajak anak menebak berbagai jawaban. irama yang mebuat pesan yang disampaikan diperkirakan 3) Mengajak anak membuat teka-teki sendiri c. lebih menambah ketertarikan anak dalam mendengarkan. lalu membacakan pada teman-temannya. 4) Mengajak anak menonton cerita pada dapat Adapun beberapa kegiatan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan televise atau VCD, lalu mintalah kesan menyimak apresiasif pada anak adalah sebagai anak tentang cerita tersebut. Atau ajukan berikut : pertanyaan yang dapat mengembangkan 1) Membacakan anak koleksi cerita, seperti kemampuan berpikir kritis anak. Misalnya cerita binatang atau cerita lain sesuai pertanyaan : “kamu sengang tidak dengan dengan kebutuhan dan kemampuan anak cerita tadi?”, “siapa tokoh dalam cerita untuk mengenalkan anak pada pengulangan tersebut? Bagaimana sifat-sifat tokohnya? kata Tokoh yang mana yang kamu sukai? Bicarakan tentang perasaan, suasana hati, Mengapa?” dan seterusnya. atau gambaran yang muncul dalam cerita. Menyimak Apresiatif dan nyanyian yang berulang. 2) Membacakan bacaan yang berkualitas pada Menyimak Apresiatif adalah kemampuan anak. Menggiring perhatian mereka pada anak untuk menikmati dan merasakan apa penggunaan kata-kata yang suaranya seperti yang didengar. Penyimak dalam jenis artinya. Membicarakan tentang perasaan, menyimak ini larut dalam bahan uang suasana hati, atau gambaran yang muncul disimaknya. Anak pada cerita. terpukau dalam-dalam akan terpaku dan menikmati 3) Membacakan semua tipe puisi pada anak dramatisasi atau puisi. Secara imajinatif, dan membantu mereka merespon isi puisi penyimak seolah-olah ikut mengalami, dengan visualisasi dan perasaan. Gunakan merasakan, dari kepekaan penglihatan, pendengaran, perasa, perilaku cerita yang dilisankan (Dhieni penciuman, dan perabaan. Dorong anak 2008 : 4.12). untuk melakukan karakter Ada tiga media yang dapat digunakan bergabung membacakannya bergabung sehingga dan meraka untuk mengembangkan kemampuan menyimak merasakan perasaan puisi tersebut dari ini, yaitu : pengucapannya sendiri. 1) Musik, merupakan media yang paling nyata 4) Berbagai buku puisi bergambar atau buku untuk membantu anak menghargai dan bergambar. Menurut Glazer (1990 dalam menikmati apa yang didengar. Dhieni 2008 : 4.13) puisi yang diberi 2) Bahasa yang berirama, meliputi semua sajak anak usi dini. ilustrasi yang cantik akan berdampak dua Membacakannya kali lipat pada pembacanya, dibandingkan dengan lantang di depan anak membantu dengan kualitas puisi yang lebih artistik namun tanpa ilustrasi. 5) Mengundang seorang pencerita untuk pembicara, mengunjungi kelas, sehingga anak dapat kelemahan, belajar untuk menikmati bentuk kesenian kekurangan sang pembicara, maka dengan khusus. demikian Dari penjelasan diatas peneliti memilih kegiatan membacakan anak koleksi cerita Karena dimana keunggulan dan kebaikan dan dimana sudah sampai pada tahap merupakan tahap evaluating. e. Tahap Menanggapi, peneliti ingin menggunakan fasilitas yang ada terakhir dalam kegiatan menyimak. Sang secara maksimal. penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara Proses Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan yang dalam ujaran atau pembicaraannya,sang merupakan suatu proses. Sudah barang tentu penyimak dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Begitulah menanggapi (responding). (Logan [et al], dalam proses menyimak pun terdapat tahap- 1972 : 39 ; Loban [et al], 1969 : 243 dalam tahap, antara lain : Tarigan, 1993 : 58). a. segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam Implementasi berada dalam tahap hearning. tahap Tahap Memahami, Perkembangan Menyimak Setiap anak mempunyai kemampuan menyimak tentang suatu cerita berbeda-beda. setelah kita Oleh karena itu, diperlukan metode yang sesuai mendengarkan maka ada keinginan untuk untuk mengerti atau memahami dengan baik isi menyimak pada anak. Sehingga pesan yang ingin pembicaraan yang disampaikan oleh sang disampaikan guru dapat tersampaikan dengan pembicara, maka sampailah dalam tahap baik kapada anak. Disini peneliti memilih understanding. metode Tahap Menginterpretasi, penyimak yang perkembangan menyimak pada anak. baik, yang cermat dan teliti, belum puas d. pada Anak melalui Metode Bercerita ujaran atau pembicaraannya. Jadi masih c. sampailah Tahap Mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar b. pun mengembangkan bercerita Kurikulum mengembangkan berbasis membuka ujaran ingin memanfaatkan metode yang paling sesuai dan menafsirkan atau menginterpretasikan isi, kontekstual. Dan hal yang paling penting dengan butir-butir pendapat yang terdapat dan bercerita kita dapat memperkaya kosa kata yang tersirat dalam ujaran itu, dengan demikian dimiliki anak didik dengan mengajak anak-anak maka sang penyimak telah tiba pada tahap untuk ikut dalam alur cerita dan sesekali anak interpreting. bisa diminta menentukan akhir dari cerita Tahap mengevaluasi, setelah memahami sehingga suasana kelas menjadi hidup. serta dapat pembicara. Dia menafsirkan atau Hal ini bagi kompetensi kalau hanya mendengar dan memahami isi sang peluang untuk perkembangan dapat guru ditandai untuk dengan menginterpretasikan isi pembicaraan, sang berkembangnya beberapa kemampuan anak didik penyimak sebagai berikut : pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang a. Mampu berkomunilkasi dengan baik. b. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata kata sifat, kata keadaan, kata Rencana Penelitian tanyadan kata sambung. c. d. Penelitian ini menggunakan cara pre- Menunjukkan pengertian dan pemahaman test and post-test group. Desain ini dapat tentang sesuatu. digambarkan sebagai berikut dalam (Arikunto, Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, 2010 : 124) : dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana. e. Mampu O1 membaca dan X O2 mengungkapkan Sesuatu melalui gambar. Dalam bercerita juga bisa digunakan alat bantu yang dapat digunakan bisa berupa Keterangan : O1: Pre test, dilakukan untuk mengetahui kemampuan gambar, boneka, atau jari pencerita sendiri. menyimak anak sebelum perlakuan. X :Perlakuan yang dilakukan adalah pengajaran METODE PENELITIAN menggunakan metode bercerita Jenis Penelitian Dalam “Pengaruh penelitian metode yang bercerita berjudul terhadap kemampuan menyimak pada anak kelompok O2 : Post test, dilakukan untuk mengetahui kemampuan menggunakan pendekatan kuantitatif dan penelitiannya adalah penelitian eksperimen. Metode Pengembangan yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2008 : kemampuan anak Kelompok Bermain = O2 - O1. Nilai post test yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan sebuah tugas kepada anak untuk mendapatkan sebuah nilai atau hasil sebelum memberikan penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak. Hasil pengamatan 107).\ Penelitian ini menggunakan jenis penellitian pre experiment design (Arikunto, 2010:123) menyatakan bahwa pre experimental design disebut juga “Quasi experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena penelitian ini belum memenuuhi syarat seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan – peraturan tertentu. Bentuk pre experimental design ini adalah pre-test and post-test setelah menyimak anak melalui metode bercerita pada penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian anak perlakuan. bermain tunas bangsa di Ds.Wotansari, Kec. Balongpanggang, Kab.Gresik” menyimak group. Dimana penelitian ini yang diperoleh pada saat perlakuan adalah data pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, kemampuan dalam malaksanakan tugas dan perintah yang diberikan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan hasil setelah perlakuan berupa respon anak terhadap pembelajaran dan hasil belajar anak setelah penerapan pembelajaran melalui metode bercerita untuk kemampuan menyimak anak. menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. anak Teknik Analisis Data meningkatkan Untuk mengetahui keefektifan suatu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. metode dalam kegiatan pembelajaran perlu Adapun yang menjadi sampel penelitian ini dilakukan analisis data. untuk kelompok kontrol yaitu anak kelompok Menurut Sugiyono (2008 : 244) analisis bermain Dharma Wanita Persatuan Banjaragung data adalah proses mencari dan menyusun secara yang berjumlah 17 anak. Sedangkan untuk sistematis hasil kelompok eksperimen yaitu anak kelompok wawancara, catatan lapangan dan observasi. bermain Tunas Bangsa Desa Wotansari yang Dengan data, berjumlah 17 anak. Dimana pada kelompok menjabarkannya ke dalam unit-unit melakukan kontrol kemampuan menyimak pada anak tidak sintesa, menyusun ke dalam pola. Memilih mana diberikan yang penting dan yang akan dipelajari dan kelompok eksperimen kemampuan menyimak membuat kesimpulan yang dapat diceritakan pada anak diberikan perlakuan berupa penerapan kepada orang lain. metode bercerita. data cara yang diperoleh dari mengorganisasikan Untuk menjawab rumusan masalah dan perlakuan (treatment) sedangkan Dalam perhitungan analisis data ini menguji hipotesis yang bersifat koparatif, maka peneliti menggunakan dua jenis teknik penelitian ini menggunakan teknik statistik. perhitungan yaitu perhitungan statistik manual Untuk menganalisis penelitian ini, statistika yang dan menggunakan program komputer SPSS digunakan adalah Non Parametri. Statistika Non 15.00 for windows yang dijadikan sebagai cross Parametri digunakan untuk menganalisis data chek (pengecekan kembali) terhadap hasil data nominal dan ordinal (Sugiyono, 2009 : 211). penelitian. Teknik statistika Non Parametri yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif Deskripsi Data adalah menggunakan teknik McNemar. Teknik Pada deskripsi data ini peneliti ini digunakan untuk menguji signifikan hipotesis membahas tentang rata-rata, simpangan baku, komparatif dua sampel yang berpasangan bila nilai tertinggi dan terendah tes hasil kemampuan datanya berbentuk nominal (Sugitono, 2009 : menyimak 212). (Kelompok Bermain Dharma Wanita Persatuan) Analisa hasil penelitian akan dikaitkan dengan tujuan penelitian sebagaimana yang telah pada anak kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Kelompok Bermain Tunas Bangsa). dikemukakan pada Bab I, maka dapat diuraikan Setelah data penelitian tentang hasil dengan deskripsi data dan hasil pengujian kemampuan menyimak hipotesis. Deskripsi data yang akan disajikan kemudian tentang pengaruh metode bercerita terhadap perhitungan kemampuan menyimak pada anak Kelompok perhitungan analisis data terlihat bahwa ada Bermain Tunas Bangsa di desa Wotansari, perbedaan antara hasil kemampuan menyimak Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. saat sebelum dan sesudah penerapan metode peneliti anak terkumpul melakukan statistik. Berdasarkan analisa hasil Data penelitian ini peroleh dari hasil tes bercerita pada kelompok kontrol dan kelompok kemampuan menyimak pada anak kelompok eksperimen. Hasil perhitungan tersebut dapat bermain sebelum (pre-test) dan sesudah (post- dijabarkan sebagai berikut : test) penerapan metode bercerita yang terdiri Deskriptif Rata-Rata Kelompok Kelompok rata masing-masing yaitu kelompok kontrol dan Kontrol Eksperimen kelompok eksperimen memiliki nilai yang Pre- Post- Pre- Post- berbeda antara rata-rata pre-test dan post-test test test test test dimana terjadi peningkatan hasil kemampuan 2,57 3,46 menyimak anak setelah diberikan perlakuan 2,55 2,67 (treatment) berupa penerapan metode bercerita. (mean) Standart 1,69 1,58 1,91 masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan Deviasi (SD) Varians (S 2) Perbedaan nilai mean dari masing- 1,82 2,85 2,50 3,63 3,32 Nilai Terendah 10 12 12 18 Nilai Tertinggi 17 18 18 23 kelompok eksperimen tersebut apabila digambarkan dengan diagram histrogram sebagai berikut : Sumber : lampiran 5 (perhitungan manual) 3.46 dan lampiran 7 (perhitungan output SPSS.15.00 for Windows) Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Menyimak Sebelum (Pre- test) dan Sesudah (Post- test) Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil analisis tabel 4.1 di atas maka telah tercantum hasil data yang diperoleh dari kemampuan menyimak pada kelompok kontrol memiliki rata-rata pre-test 2,55 sedangkan hasil rata-rata post-test 2,67. 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 2.55 2.67 2.57 Pre test Post test Pre test Post test kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan menyimak menyimak menyimak menyimak kelompok kelompok kelompok kelompok kontrol kontrol eksperimen eksperimen Sumber : lampiran 5 (perhitungan manual) dan lampiran 7 (perhitungan out- put SPSS.15.00 for Windows) Dengan standart deviasi pre-test 1,69 dan pos test 1,58 yang memiliki nilai varians pre-test 2,85 dan post-test 2,50. Dengan nilai terendah pre-test sebesar 10 dan post-test sebesar 12. Diagram Histogram 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Tes Hasil Kemampuan Menyimak Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar 17 dan posttest sebesar 18. Sedangkan untuk kelompok eksperimen memiliki hasil rata-rata pre-test 2,57 dan posttest 3,46 dengan standart deviasi pre-test 1,91 dan post-test 1,82 yang memiliki nilai varians pre-test 3,63 dan post-test 3,32. Dengan nilai terendah pre-test sebesar 12 dan post-test sebesar 18. Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar 18 dan post-test sebesar 23. Dari hasil analisis beserta penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa nilai rata- Berdasarkan diagram 4.1 di atas maka terdapat perbedaan hasil kemampuan menyimak dari nilai rata-rata pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Nilai rata pada kelompok eksperimen yaitu memiliki nilai rata-rata pre-test sebesar 2,57 setelah diberikan perlakuan berupa penerapan metode bercerita maka hasil kemampuan menyimaknya meningkat dengan rata-rata post-test sebesar 3,46. ekor diperoleh df 30 = (2,042) + df 40 = (2,021) : Analisis Statistik Pengujian untuk 2 yaitu (2,042 + 2,021) : 2 = 2,032. Maka dalam didapatkan ttabel sebesar 2,032. Ternyata thitung pemberian treatment berupa penerapan metode lebih besar dari ttabel atau thitung = 8,392 > ttabel bercerita terhadap kemampuan menyimak anak 2,032. Kelompok Bermain Tunas Bangsa dengan menyatakan melihat adanya perbedaan rata-rata perhitungan bercerita terhadap kemampuan menyimak anak antara kelompok eksperimen dan kelompok Kelompok kontrol. Adapun hasil pengujian uji beda rata- diterima. rata (uji-t) dengan menggunakan perhitungan signifikan antara kemampuan menyimak anak statistik sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita menyelidiki ini apakah secara dimaksudkan ada manual pengaruh dan menggunakan program komputer SPSS 15.00 for windows. Dengan : demikian “Terdapat Bermain Artinya hipotesis pengaruh Tunas terdapat yang metode Bangsa dapat pengaruh yang pada anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Dari hasil data penelitian didapatkan hasil skor kemampuan menyimak yang dilakukan Pembahasan saat pre-test dan post-test antara kelompok Pembahasan ini akan membahas tentang kontrol dan kelompok eksperimen kemudian pengaruh antara kemampuan menyimak sebelum dimasukkan dengan menggunakan rumus sebagai dan sesudah penerapan metode bercerita pada berikut : anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Pengujian thitung ttabel hasil penelitian dan perhitungan deskriptif dapat diketahui kelompok Uji-t Kelompok Berdasarkan Keterangan 8,392 2,032 Signifikan kontrol memiliki rata-rata kemampuan kontrol menyimak pre-test 2,55 sedangkan hasil rata-rata terhadap post-test 2,67. Dengan standart deviasi pre-test kelompok 1,69 dan pos test 1,58 yang memiliki nilai eksperimen varians pre-test 2,85 dan post-test 2,50. Dengan Sumber : lampiran 6 (perhitungan nilai terendah pre-test sebesar 10 dan post-test sebesar 12. Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar manual) dan lampiran 7 (perhitungan out- put SPSS.15.00 for Windows) 17 dan post-test sebesar 18. Sedangkan untuk Tabel 4.2 Hasil Pengujian Uji-t kelompok eksperimen memiliki hasil rata-rata kemampuan menyimak pre-test 2,57 dan post- Berdasarkan tabel 4.2 di atas maka test 3,46 dengan standart deviasi pre-test 1,91 menggunakan dan post-test 1,82 yang memiliki nilai varians rumus uji-t independent sample t-test dengan pre-test 3,63 dan post-test 3,32. Dengan nilai diperoleh yang terendah pre-test sebesar 12 dan post-test sebesar kemudian dikonsultasikan dengan menggunakan 18. Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar 18 dan tabel distribusi uji-t dengan taraf signifikan 5% post-test sebesar 23. didapatkan hasil nilai perhitungan thitung sebesar 8,392 dan derajat pembagi (df) = (N1 + N2) – 2. Maka Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata didapat df = (17 + 17) – 2 = 32. Mengingat df 32 kemampuan menyimak pada anak khususnya tidak ada dalam tabel distribusi uji-t, maka kita pada perlu melakukan interpolasi pada analisis dua menyimak anak sebelum (pre-test) mendapatkan kelompok eksperimen. Kemampuan penerapan metode bercerita sebesar 2,57 (nilai (nilai bintang dua termasuk kategori kurang). Setelah kurang). Setelah mendapatkan penerapan mendapatkan bercerita metode bercerita kemampuan menyimaknya kemampuan menyimaknya meningkat menjadi meningkat menjadi rata-rata sebesar 3,46 rata-rata sebesar 3,46 (nilai bintang tiga termasuk (nilai bintang tiga termasuk kategori baik). penerapan metode bintang dua termasuk kategori kategori baik). Dengan demikian kemampuan menyimak pada anak Kelompok Bermain Tunas Berdasarkan keseluruhan dari hasil dan Bangsa lebih meningkat dari kategori kurang pembahasan pada penelitian ini, maka diberikan menjadi kategori baik setelah menggunakan beberapa metode bercerita. memperbesar Untuk mengetahui keberartian nilai koefisien uji beda dua rata-rata antara pre-test saran yang manfaat diharapkan hasil dapat penelitian ini. Adapun saran tersebut antara lain : 1. Bagi Anak dan post-test dilakukan dengan uji-t. Dari hasil Terbukti bahwa kemampuan menyimak anak uji-t pada perbandingan kelompok kontrol dan Kelompok Bermain Tunas Bangsa sudah kelompok baik dalam mengikuti pembelajaran di kelas, eksperimen menunjukkan bahwa harga thitung (8,392) lebih besar dari ttabel (2,032) tetapi dengan menggunakan taraf signifikan 5%. mempunyai kemampuan menyimak untuk Sehingga dengan demikian maka Ha diterima mencetak anak yang mampu berprestasi. dan Ho ditolak. Jadi terdapat pengaruh metode 2. perlu ditingkatkan lagi agar Bagi Guru bercerita terhadap kemampuan menyimak anak Diharapkan Kelompok Bermain Tunas Bangsa. melakukan pembelajaran di kelas khususnya Hasil penelitian ini diperkuat dengan untuk guru dalam setiap dalam materi kemampuan menyimak agar beberapa pendapat para ahli diantara yaitu menggunakan Musfiroh (1992 : 2008) yang menjelaskan bahwa membantu manfaat dari metode bercerita yaitu : 1). permasalahan membantu membentuk pribadi dan moral anak. mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. 2). menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. 3). memacu kemampuan verbal anak. 4). merangsang minat menulis anak. 5). merangsang minat baca anak. 6). membuka cakrawala pengetahuan anak. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada pengaruh antara kemampuan menyimak sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita pada anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa. 2. Besarnya peningkatan pengaruh kemampuan menyimak anak sebelum mendapatkan penerapan metode bercerita sebesar 2,57 metode anak dalam bercerita yang belajar untuk mengalami sehingga Pendidikan TK. Jakarta : Universitas DAFTAR PUSTAKA Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 1990. Metode Penelitian. Jakarta : Angkasa Sudjana, 2001. Statistika, Bandung : Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Sugiono,2008. Metode Penelitian Kuantitatif IV. Jakarta : Rineka Cipta. Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Tarigan, Rineka Cipta. Henry. Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Aisyah,Siti dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Tim Dosen Universitas Pengembang Ilmu Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka. Negeri Surabaya. 2004. Seri Ilmu Pendidikan. Surabaya : Bachir, S Bachtiar. Kegiatan Pendidikan 2005. Bercerita, Pengembangan Teknik, Universitas Negeri Surabaya dan Prosedurnya. Jakarta : Depdikbud. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan Dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Dhieni, Nurbiana Pengembangan dkk. 2008. Bahasa. Metode Jakarta Surabaya. : Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Universitas Terbuka. Hadi, 1979. Statistik 1. Yogyakarta : Andi Offset. Ucapan Terima Kasih Hana, Jasmin . 2011. Terapi Kecerdasan Anak Dalam pembuatan aritkel ini, penulis Dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian mendapat banyak bimbingan dan pengarahan Media serta bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam Moesli, chatoen. 1996. Metode Pengajaran di kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, Taman Kanak-kanak.Malang : IKIP penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih Malang. yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M. Pd. selaku Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Depdikbud. Rektor Universitas Negeri Surabaya. 2. Drs. I Nyoman Sudarka, M. S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Santoso, Soegeng. 2005. Dasar-dasar Surabaya. 3. Dra. Nurhenti Dorlina Simatupang, M. Sn. Ketua Program Studi Pendidikan Guru – Pendidikan Anak Uisa Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universits Negeri Surabaya selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan pengarahan terhadap proses penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Hj. Meuthia Ulfah, M.Si sebagai salah satu dewan penguji yang telah membantu memberi masukan dan saran agar penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. 5. Dra. Siti Mahmudah, M.Kes dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menguji dan memberikan solusi terhadap proses penyusunan skripsi ini. 6. Dra. Hj. Siti Djalalah dosen yang telah membantu untuk menjadi validator ahli pada instrumen penelitian ini. 7. Seluruh dosen dan Staf Universitas Negeri Surabaya yang telah memberikan berbagai pengetahuan kepada penulis. 8. Keluarga dan teman penulis yang selalu memberi dukungan dan do’a. 9. Teman-teman kelas regular B 2008. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna serta masih memerlukan saran dan kritik dari semua pihak. Demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.