pengaruh metode bercerita terhadap kemampuan menyimak pada

advertisement
PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN
MENYIMAK PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN TUNAS BANGSA DI
DS.WOTANSARI, KEC.BALONGPANGGANG, KAB. GRESIK
Lia Noviana
S-1 PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya kemampuan
menyimak pada anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa Ds.Wotansari,
Kec.Balongpanggang, Kab.Gresik. Pada kenyataannya 30% anak masih
kurang dalam kemampuan menyimaknya. Pada penelitian ini peneliti
mencoba menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan
menyimak pada anak. Pengertian menyimak adalah kegiatan mendengarkan
secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi cerita
atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara
lisan. Sedangkan pengertian bercerita adalah cara bertutur kata dalam
menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan.
Metode bercerita bertujuan untuk menganalisis kemampuan
menyimak anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak sebelum mendapatkan
penerapan metode bercerita dan sesudah penerapan metode bercerita di
Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Penelitian ini menggunakan dua
kelompok bermain sebagai perbandingan yaitu Kelompok Bermain Tunas
Bangsa sebagai kelompok eksperimen sedangkan Kelompok Bermain
Dharma Wanita Persatuan Banjaragung sebagai kelompok kontrol. Dimana
kedua sekolah ini muridnya masing-masing berjumlah 17 anak. Pada
kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa metode bercerita,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Analisis data dengan
membandingkan nilai rata-rata setelah melakukkan kegiatan pada kelompok
yang diberikan perlakuan (eksperimen) sebesar 17 dan kelompok yang tidak
diberikan perlakuan (kontrol) sebesar 17. Dimana hasil pre-test kelompok
kontrol sebesar 2,55 sedangkan hasil rata-rata post-test kelompok kontrol
sebesar 2,67. Pada kelompok eksperimen nilai rata-rata pre-test sebesar 2,57
kemudian setelah diberikan perlakuan post-test sebesar 3,46. Terdapat
perbedaan yang signifikan setelah diuji dengan rumus statistik t-tes dengan
hasil t-hitung sebesar 8,392 dan t-tabel 2,032 sehingga t-hitung lebih besar dari
pada t-tabel.
Simpulan penelitian bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
kemampuan menyimak anak sebelum dan sesudah penerapan metode
bercerita diberkan pada anak.
Kata Kunci : kemampuan menyimak, metode bercerita.
ABSTRACT
The background of the research was that the attentive listening skill of
playgroundstudent at Tunas Bangsa kindergarten, Wotansari, Balong
Panggang, Gresik is very low. The fact showed that there are 30% students
who have low attentive listening skill. The researcher tried to use telling
story method in this research to improve children’s attentive listening skill.
Attentive listening skill means an active and creative listening activity to get
the information, the content or the massage of the story, and comprehend the
spoken communication.
The telling story method purposed to analze children’s attentive
listening skill at Tunas Bangsa Playgroup. This research was aimed to know
the differen of attentive listening skill between before and after the use of
telling story method at Tunas Bangsa kindergarten. This research used two
playgroups. There were Tunas Bangsa playgroup as an experimental group
and Dharma Wanita Persatuan Banjaragung playgroup as a control group.
Both of the schools have 17 students. The experimental group was give the
telling storymethod, but the control group was not. The data was conducted
by comparing the average scores after having activities in each group. The
pres test result of the control group ia 2.55 and for post test is 2.67. The pre
test resulte for the experimental group is 2.57 and their result of post test
after getting g treatment is 3.46. After examining by using t-test, there is a
significant difference. The result of t-count is 8.329 and t-table is 2.032 so tcount is bigger than t-table.
The conclusing of this research is that there is a significant effect
between children’s attentive listening skill before and after they are given
telling story method.
Keywords : attentive listening skill, telling story method.
cerita dari guru kepada anak didik Anak Usia
PENDAHULUAN
Pendidikan memang sangat penting bagi
Dini. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
setiap orang. Khususnya untuk anak karena anak
Anak Usia Dini metode bercerita dilaksanakan
adalah
dalam
penerus
bangsa
yang
seharusnya
upaya
memperkenalkan,
memberikan
pendidikan bisa diberikan sejak dini dengan
keterangan, atau menjelaskan tentang hal baru
layak. Oleh karena itu,
dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang
anak memerlukan
program pendidikan yang mampu membuka
dapat
kapasitas
dasar Anak Usia Dini.
tersembunyi
tersebut
melalui
mengembangkan
berbagai
kompetensi
pembelajaran bermakna seawal mungkin. Bila
Berdasarkan proses pembelajaran di
potensi pada diri anak dikembangkan, maka anak
Kelompok Bermain Tunas Bangsa, Ds.Wotansari,
itu akan memperoleh peluang dan momentum
Kec.Balongpanggang, Kab.Gresik . Dalam satu
penting dalam hidupnya, dan pada gilirannya
kelas berjumlah 17 anak, terdiri dari 6 laki-laki
Negara akan mempunyai sumberdaya masyarakat
dan 11 perempuan. Ditemukan 30% dari 17 anak
terbaiknya. Untuk mengembangkan potensi pada
mengalami
diri anak bisa digunakan prinsip pembelajaran
bahasa khususnya pada perkembangan menyimak
Anak Usia Dini yaitu prinsip “Belajar Sambil
pada anak.
kesulitan
dalam
perkembangan
Bermain, Bermain Seraya Belajar” karena pada
Ini terbukti dengan apa yang dikatakan
usia ini anak masih rentan dalam bermain maka
guru tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh
dari itu prinsip inilah yang tepat digunakan untuk
anak didik. Waktu guru mengatakan “Buatlah
mengembangkan potensi pada diri anak.
garis lurus di papan tulis”. Saat anak didik maju
Ada pun salah satu metode yang tepat
digunakan
untuk
menyimak
anak
meningkatkan
ke depan untuk membuat garis lurus. Anak tidak
kemampuan
membuat garis lurus tetapi membuat lingkaran.
pembelajaran
Pada hal guru sudah membuat garis lurus untuk
khususnya pengembangan bahasa adalah melalui
ditirukan anak didik. Ada juga anak yang tanya
metode bercerita.
terlebih
pada
proses
dahulu
kepada
guru
sebelum
dia
Menurut Dhieni (2008 : 6.5) Metode
melakukan apa yang dikatakan gurunya. Itu
bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian
adalah salah satu bukti kalau perkembangan
materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk
menyimak
anak
masih
kurang
dan
perlu
dikembangkan lebih baik lagi. Walau ada
beberapa
anak
menyimaknya
yang
sudah
perkembangan
metode
bercerita dan menganalisis pengaruh metode
dengan anak bisa melakukan apa yang dikatakan
bercerita terhadap kemampuan menyimak pada
oleh
mengembangkan
anak di Kelompok Bermain Tunas Bangsa
kemampuan menyimak anak didik yang masih
Ds.Wotansari, Kec.Balongpanggang, Kab.Gresik.
Untuk
Itu
sesudah diberikannya
ditujukkan
gurunya.
bagus.
sebelum dan
kurang, guru menggunakan metode bercerita
sebagai salah satu usahanya.
PENGEMBANGAN METODE
Sayangnya, saat ini tradisi mendongeng
PENGAJARAN DIMENSI
begitu jarang kita temukan. Sangat sedikit kita
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
temukan ayah atau ibu yang mendongeng untuk
anaknya menjelang tidur. Ditambah lagi anak-
Tidak semua metode pengajaran cocok
anak saat ini tumbuh dan berkembang di tengah
bagi program kegiatan anak usia dini. Misalnya
maraknya berbagai macam media, misalnya Play
metode ceramah kurang cocok bagi program
Station, komik, internet, televisi, DVD, dan lain-
kegiatan belajar anak usia dini karena metode
lain yang mudah didapatkan.
ceramah menuntut anak memusatkan perhatian
Dalam menyampaikan sebuah cerita
seorang guru harus bisa membuat cerita yang
dalam waktu cukup lama padahal rentang waktu
perhatian anak relatif singkat.
menarik seperti membawa buku cerita bergambar
Berikut
merupakan
metode-metode
atau alat peraga agar anak didik tertarik untuk
pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
mendengarkan sehingga anak dapat menyimak
usia dini, yaitu :
cerita yang disampaikan oleh guru sampai akhir
1.
cerita dan anak dapat menceritakannya kembali.
Bermain
Menurut Anderson (1972: 69 dalam
Dhieni.
2008
:
4.4)
menyimak
Bermain
merupakan
kegiatan
yang
memberikan kepuasan bagi diri sendiri.
bermakna
Melalui
bermain
anak
memperoleh
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
pembatasan dan memahami kehidupan.
perhatian serta apresiasi. Pendapat ini dipertegas
Bermain
oleh Tarigan (1990 : 25 dalam Dhieni. 2008 : 4.4)
memberikan kesenangan dan dilaksanakan
bahwa
kegiatan
untuk kegiatan itu sendiri, yang telah
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
ditekankan pada caranya dari pada hasil
penuh perhatian, pemahaman apresiasi serta
yang
interpretasi
(Dworetsky,
menyimak
untuk
adalah
proses
memperoleh
informasi,
merupakan
diperoleh
kegiatan
dari
1990
komunikasi
bermain dilaksanakan tidak serius dan
disampaikan
oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
19).
dalam
Moeslichatoen
telah
:
395
itu
menangkap isi atau pesan serta memahami makna
yang
1996
:
kegiatan
yang
Kegiatan
fleksibel.
Berdasarkan penjelasan di atas maka
2.
Karya Wisata
dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh
Berkarya wisata mempunyai makna penting
metode bercerita terhadap kemampuan menyimak
bagi perkembangan anak karena dapat
anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa?
membangkitkan minat anak kepada sesuatu
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
menganalisis
kemampuan
menyimak
anak
hal, memperluas perolehan informasi. Juga
memperkaya lingkup program kegiatan
belajar anak usia dini yang tidak mungkin
Demonstrasi
dihadirkan di kelas : seperti melihat
mengerjakan, dan menjelaskan. Jadi dalam
bermacam
proses
demonstrasi
pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan
menjelaskan
pengelolaannya,
sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan
hewan,
mengamati
bermacam
kegiatan
transportasi, lembaga sosial dan budaya.
anak
Jadi dari karya wisata anak dapat belajar
pelaksanaan.
dari pengalaman sendiri, dan sekaligus anak
3.
kita
menunjukkan,
menunjukkan
cara-cara
mengenal
dan
mengerjakan
langkah-langkah
Proyek
dapat melakukan generalisasi berdasarkan
Metode proyek adalah salah satu metode
sudut pandang mereka.
yang dugunakan untuk melatih kemampuan
Bercakap-cakap
anak memecahkan masalah yang dialami
Bercakap-cakap mempunyai makna penting
anak dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini
bagi perkembangan anak usia dini karena
juga dapat menggerakkan anak untuk
bercakap-cakap
meningkatkan
melakukan kerja sama sepenuh hati. Kerja
ketrampilan berkomunikasi dengan orang
sama dilaksanakan secara terpadu untuk
lain,
mencapai tujuan sama.
dapat
meningkatkan
melakukan
ketrampilan
dalam
bersama.
Juga
kegiatan
meningkatkan
ketrampilan
menyatakan
7.
Pemberian Tugas
Pemberian
tugas
pendapat secara verbal.
dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas.
itu
bercakap-cakap
penggunaan
anak
harus
Tugas anak usia dini diberikan dalam
bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan
terutama akan membantu perkembangan
sesuai dengan petunjuk langsung pendidik.
dimensi
Dengan pemberian
emosi,
usia
sengaja
dini
social,
bagi
metode
dengan
pekerjaan
tertentu
karena
yang
merupakan
perasaan, serta menyatakan gagasan atau
Oleh
4.
6.
dapat
berarti
kognitif,
dan
tugas,
anak dapat
terutama bahasa.
melaksanakan kegiatan secara nyata dan
Berceritera
mentyelesaikannya sampai tuntas. Tugas
Berceritera
merupakan
cara
untuk
dapat diberikan secara kelompok atau
meneruskan warisan budaya dari segi
perorangan (Kurikulum anak usia dini,
generasi berikutnya (Gorden dan Browne,
1986 : 10 dalam Moeslichatoen 1996 : 23).
1985 : 324 dalam Moeslichatoen 1996 : 21).
Dari
penjelasan
metode-metode
Berceritera juga dapat menjadi media untuk
pembelajaran di atas, peneliti memilih salah satu
menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di
metode pembelajaran yang digunakan dalam
masyarakat. Seorang pendongeng yang baik
penelitian. Metode yang dipilih peneliti dalam
akan menjadikan cerita sebagai sesuatu
penelitian yaitu metode bercerita.
yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak
terhadap dongeng yang diceritakan akan
5.
Pengertian Metode Bercerita
memberikan suasana yang segar, menarik
Bercerita adalah suatu kegiatan yang
dan menjadi pengalaman yang unik bagi
dilakukan seseorang secara lisan kepada orang
anak.
lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang
Demonstrasi
harus
disampaikan
dalam
bentuk
pesan,
informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk
Menurut Moeslichatoen (1996 : 155)
didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh
Dalam
karena itu orang yang menyajikkan cerita
mengembangkan
tersebut menyampaikannya
mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk
dengan menarik
(Dhieni, 2008 : 6.3).
kegiatan
bercerita
anak
dibimbing
kemampuan
untuk
memberikan informasi atau menanamkan nilai-
Menurut Bachir (2005:10) Bercerita
nilai sosial, moral, dan keagamaan, pemberian
adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan
informasi
tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu meliputi
disampaikan
secara
tujuan
segala sesuatu yang ada disekitar anak yang non
membagikan
pengalaman
pengetahuan
manusia. Dalam kaitan lingkungan fisik melalui
lisan
dengan
dan
kepada orang lain.
tentang
lingkungan
fisik
dan
bercerita anak memperoleh informasi tentang
Sedangkan
Besar
binatang. Peristiwa yang terjadi dari lingkungan
Bahasa Indonesia (2003: 210) cerita adalah:
anak meluputi : bermacam makanan, pakaian,
Tuturan
bagaimana
perumahan, tanaman yang terdapat di halaman
terjadinya suatu hal atau peristiwa atau karangan
rumah, sekolah, kejadian di rumah, di jalan.
yang
Sedang informasi tentang lingkungan
yang
menurut
Kamus
membentangkan
menuturkan
perbuatan,
pengalaman
sosial
kebahagiaan atau penderitaan orang, kejadian
meliputi : orang yang ada dalam keluarga, di
tersebut sungguh-sungguh atau rekaan.
sekolah, dan di masyarakat. Dalam masyarakat
Berdasarkan pengertian di atas maka
tiap orang itu memiliki pekerjaan yang harus
cerita anak dapat didefinisikan "tuturan lisan,
dilakukan
setiap
karya bentuk tulis atau pementasan tentang suatu
pelayanan
jasa
kejadian, peristiwa, dan sebagainya yang terjadi
menghasilkan
di seputar dunia anak (Musfiroh et al, 2005: 59).
kebutuhan orang lain.
Berdasarkan keberagaman pengertian metode
bercerita diatas dapat disimpulkan
sebagai
hari
yang
kepada
sesuatu
orang
memberikan
lain,
untuk
atau
memenuhi
Selain itu, tujuan bercerita bagi anak
usia
4-6 tahun adalah agar anak
mampu
berikut : "metode bercerita adalah cara bertutur
mendengarkan dengan seksama terrhadap apa
kata dalam penyampaian cerita atau memberikan
yang disampaikan orang lain, anak dapat
penjelasan kepada anak secara lisan", dalam
bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat
upaya memperkenalkan ataupun memberikan
menjawab pertanyaan, selanjutnya dapat melatih
keterangan hal baru pada anak.
daya
konsentrasi
pemahaman,
Tujuan Bercerita
,mendengarkan,membangun
mengungkapkan
apa
yang
dipahaminya dan mengekspresikan terhadap apa
Metode ini bertujuan untuk memberi
yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga
pengalaman pelajaran agar anak memperoleh
hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat
penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih
laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan
baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan-
diceritakannya pada orang lain. Karena menurut
pesan yang dituturkan melalui kegiatan bercerita.
Frunner (Tampubolon, 1991 : 10 dalam Dhieni
Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai-
2008 : 6.5) “Bahasa berpengaruh besar pada
nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam
perkembangan pikiran anak”.
kehidupan sehari-hari.
d.
Mengembangkan
daya
imajinasi
anak.
Artinya dengan bercerita anak dengan daya
fantasinya
membayangkan
atau
menggambarkan suatu situasi yang berada
Manfaat Metode Bercerita
Metode
dapat
bercerita
kegiatan
diluar jangkauan inderanya bahkan yang
pengajaran anak usia dini mempunyai beberapa
mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya ini
manfaat
berarti
penting
bagi
dalam
pencapaian
tujuan
pendidikan anak usia dini.
membantu
mengembangkan
wawasan anak.
Bagi anak usia dini mendengarkan cerita
e.
Menciptakan situasi yang menggembirakan
yang menarik yang dekat dengan llingkungannya
serta mengembangkan suasana hubungan
merupakam kegiatan yang mengasyikkan. Guru
yang
anak usia dini yang terampil bertutur dan kreatif
perkembangannya, anak usia dini senang
dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan
mendengarkan
anak.
kegiatan
gurunya
kejujuran,
menarik.
Guru
bercerita
dapat
untuk
memanfaatkan
menanamkan
keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan
f.
akrab
sesuai
cerita
dapat
Membantu
dengan
terutama
apabila
menyajikannya
dengan
perkembangan
sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan
berkomunikasi
lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah
sehinng
(Moeslichatoen 1996 : 152).
komunikatif.
proses
tahap
bahasa
anak
secar aktif dan efesien
percakapan
menjadi
Selain manfaat yang telah dikemukakan
Menurut Musfiroh (2005:95) ditinjau dari
di atas. Ada beberapa manfaat lain yang
beberapa aspek, manfaat bercerita sebagai
dikemukakan mengenai metode bercerita bagi
berikut :
anak usia dini di antaranya, menurut
1) Membantu membentuk pribadi dan
Dhieni
(2008 : 6.6) sebagai berikut :
a.
moral anak.
Melatih daya serap atau daya tangkap anak
usia dini, artinya anak usia dini dapat
b.
fantasi.
dirangsang, untuk mampu memahami isi
3) Memacu kemampuan verbal anak.
atau ide-ide pokok dalam cerita secara
4) Merangsang minat menulis anak.
keseluruhan.
5) Merangsang minat baca anak.
Melatih daya pikir anak usia dini. Untuk
6) Membuka cakrawala pengetahuan anak.
terlatih
c.
2) Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan
memahami
cerita,
Sedangkan menurut Bachri (2005: 11),
mempelajari hubungan bagian-bagian dalam
manfaat bercerita adalah dapat memperluas
cerita termasuk hubungan sebab-akibatnya,
wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam
Melatih daya konsentrasi anak usia dini,
bercerita anak mendapat tambahan pengalaman
untuk memusatkan perhatiannya kepada
yang bisa jadi merupakan hal baru baginya.
keseluruhan
cerita,
proses
dengan
Manfaat bercerita dengan kata lain
pemusatan perhatian tersebut anak dapat,
adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan
melatih
fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan
hubungan
karena
bagian-bagian
cerita
sekaligus menangkap ide pokok dalam
cerita.
cara berfikir anak.
Dari manfaat-manfaat yang dijelaskan
d.
Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama
diatas peneliti memilih manfaat metode bercerita
apa bila penyajiannya tidak menarik (Dhieni,
untuk melatih daya serap/tangkap anak usia dini
2008 : 6.6).
karena dengan melatih daya serap anak, maka
untuk mengembangkan daya pikir dan imajinasi
akan lebih mudah.
Bentuk-bentuk Metode Bercerita
Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
Tentunya setiap pendidik menginginkan
Bentuk penyajian proses pembelajaran
kegiatan pembelajaran atau bercerita dikelas
Anak Usia Dini adalah terpadu antara Bidang
menyenangkan bagi anak, salah satu yang sangat
pengembangan satu dengan yang lain, termasuk
diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut
Bidang pengembangan Bahasa. Dan setiap
adalah media pendidikan. Menurut Surtiati dan
metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan
Rejeki, 1999 : 1 (dalam Dhieni 2008 : 6.9) Media
dan kekurangan, untuk itu dengan adanya
pendidikan dalam pengertian yang luas adalah
pembelajaran
semua benda, tindakan atau keadaan yang
metode
yang
terpadu
maka
bervariasi
pengembangan
dapat
membantu
denagn
sengaja
diusahakan/diadakan
untuk
pencapaian tujuan tiap materi pembelajaran.
memenuhi kebutuhan pendidikan anak usia dini
Demikan pula untuk metode bercerita cerita
dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan
memiliki kelebihan dan kekurangan.
sarana adalah merupakan media pendidikan
Kelebihannya antara lain :
untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Oleh
a.
Dapat
menjangkau
jumlah
anak
yang
relative lebih banyak.
b.
karena itu, metode bercerita dibagi menjadi dua,
yaitu :
Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan
a.
Bercerita Dengan Alat Peraga
dengan efektif dan efesian.
Kegiatan bercerita dengan menggunakan
c.
Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana.
media atau alat pendukung isi cerita yang
d.
Guru dapat menguasai kelas dengan mudah.
disampaikan artinya menyajikan sebuah
e.
Secara relatif tidak banyak memerlukan
cerita
biaya.
menggunakan berbagai media yang menarik
Kekurangannya, antara lain :
a.
bagi
Anak didik menjadi pasif, karena lebih
banyak
mendegarkan
atau
menerima
penjelasan dari guru.
b.
c.
Kurang
merangsang
pada
anak
anak
untuk
usia
dini
dengan
mendengarkan
dan
memperhatikan ceritanya.
Alat atau media yang digunakan hendaknya
aman, menarik, dapat dimainkan oleh guru
perkembangan
maupun
anak
dan
sesuai
dengan
tahap
kreativitas dan kemampuan anak untuk
perkembangan anak. Alat atau media yang
mengutarakan mendapatnya.
digunakan dapat asli atau alami dari lingkungan
Daya tangkap atau serap anak didik berbeda
sekitar, dan dapat pula benda tiruan atau fantasi.
dan masih lemah sehinnga sukar memahami
tujuan pokok isi cerita.
b.
Bercerita Tanpa Alat Peraga
Tehnik ini banyak digunakan guru anak
usia dini untuk mengembangkan daya
konsentrasi anak untuk memperhatikan isi
cerita dari cara guru membawakan cerita
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
tersebut.
apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh
Bercerita tanpa alat ini sangat mengandalkan
informasi, menangkap isi atau pesan serta
kualitas suara, ekspresi wajah, serta gerak tubuh.
memahami
Penceritaan dapat mengambil posisi duduk atau
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran
berdiri dalam suasana santai.
atau bahasa lisan (Tarigan, 1993 :28).
makna
komunikasi
yang
telah
Setelah dijelaskan mengenai metode
Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat di
bercerita, maka diketahui metode bercerita
atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah
mengembangkan beberapa
kemampuan yang
kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif
dimiliki anak usia dini di antaranya kemampuan
untuk memperoleh informasi, menangkap isi
mendengarkan, melatih daya tangkap atau serap,
cerita atau pesan serta memahami makna
perkembangan
komunikasi yang disampaikan secara lisan.
bahasa,
daya
konsentrasi,
menyimak dan lain-lain. Selanjutnya dalam
pengkajian penelitian ini akan dibahas mengenai
Fungsi Menyimak
perkembangan menyimak anak usia dini.
Dari
yang
4.5) mengemukakan bahwa menyimak berperan
dijelaskan diatas peneliti memilih bercerita
sebagai (1) Dasar belajar bahasa, (2) Penunjang
dengan
ingin
keterampilan berbicara, membaca, dan menulis,
memanfaatkan apa yang ada disekolah. Sehingga
(3) Penunjang komunikasi lisan, (4) Penambah
apa yang dimiliki sekolah bisa dimanfaatkan
informasi atau pengetahuan. Adapun menurut
dengan
membantu
Hunt dalam Tarigan(1986 : 55) fungsi menyimak
mengembangkan perkembangan menyimak anak
adalah (1) Memperoleh informasi, (2) Membuat
dengan maksimal.
hubungan antar pribadi lebih efektif, (3) Agar
alat
kedua
jenis
Sabarti (1992 : 149 dalam Dhieni 2008 :
peraga
baik
bercerita
karena
juga
peneliti
bisa
cepat memberikan respon yang positif, (4)
Mengumpulkan
Pengertian Menyimak
Menyimak
merupakan
kegiatan
data
agar
dapat
membuat
keputusan yang masuk akal.
komunikasi dua arah yang bersifat langsung dan
Berikut
bersifat
menyimak menurut Dhieni (2008 : 4.6) yaitu :
tatap
muka,
melibatkan
proses
menginterpretasi dan menterjemahkan suara
a.
yang didengar sehingga memiliki arti tertentu.
Kegiatan menyimak dapat dilakukan
ini
akan
dijelaskan
peranan
dari
Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa
pertama maupun bahasa kedua.
b.
Kemampuan berbahasa tidak akan dimiliki
oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai
oleh seseorang kalau tidak diawali dengan
sumbernya,
kegiatan mendengarkan. Seorang dapat
mendengarkan
sedangkan
bisa
bunyi
mendengar
apa
saja.
dan
Jadi,
mengucapka
kata
mama,
papa
dan
menyimak memiliki kandungan makna yang
sebagainya setelah ia sering dan berulang-
lebih spesifik bila dibandingkan mendengar dan
ulang menyimak pengucapan kata-kata
mendengarkan (Dhieni 2008 : 4.4).
tersebut dari orang-orang yang ada di
Selain itu, menyimak juga mempunyai
sekitarnya. Demikian pula halnya pada saat
pengertian lain yaitu: Menyimak adalah suatu
anak
belajar
bahasa
asing.
Kegiatan
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
mungkin diawali dengan menyimak cara
c.
pengucapan kata, dan kalimat sebelum dia
Pengetahuan
bisa
pengetahuan dan teknologi atau informasi
mengucapkan
sebuah
kata
dan
tentang
kemajuan
ilmu
penggunaanya dalam kegiatan berbicara.
lainnya tidak hanya diperoleh melalui
Menjadi dasar pengembangan kemampuan
membaca, tetapi juga melalui menyimak.
bahasa tulis (membaca dan menulis).
Pengetahuan baru tersebut dapat diperoleh
Kemampuan mendengarkan ini juga menjadi
melalui kegiatan mendengarkan berita,
kemampuan dasar yang harus dimiliki anak
ceramah, diskusi, dan lain sebagainya.
sebelum
diajarkan
membaca.
Seperti
dikemukakan oleh Tom dan Sobol, salah satu
Tujuan Menyimak
kemampuan dasar yang harus dimiliki anak
Bermacam-macam
menyimak.
membedakan auditorial. Artinya, anak mampu
tergantung pada niat setiap orang. Tarigan (1993
membedakan suara-suara di lingkungan mereka
: 56) mengemukakan ada delapan tujuan orang
dan mampu membedakan bunyi-bunyi huruf atau
menyimak, yaitu :
a.
utama
Steinberg
dalam
pengetahuan
kemampuan
anak
memahami
bahwa
bahasa
lisan
d.
dapat
dari
bahan
memperoleh
ujaran
sang
Ada
orang
yang
Apabila bahasa pembicara sama dengan
sesuatu dari materi yang diujarkan atau
bahasa penyimak, maka penyimak dari
yang diperdengarkan atau dipagelarkan
hasil simakannya akan dapat mengetahui
(terutama
ciri-ciri bahasa pembicara. Hal ini dapat
pendeknya dia menyimak untuk menikmati
menunjang
keindahan audial.
berbicara
c.
sekali
penikmatan
dengan
penekanan
kemampuan
pada
menyimak
Menunjang keterampilan berbahasa lainnya
dalam
terhadap
bidang
seni),
Ada orang yang menyimak dengan maksud
simakannya akan memperoleh tambahan
agar dia dapat menilai apa-apa yang dia
perbendaharaan
simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-
kata
yang
dapat
meningkatkan keterampilan berbahasanya,
ngaur,
baik
singkatnya
lisan
(berbicara
dan
menyimak)
maupun tulisan (membaca dan manulis).
f.
dia
menyimak untuk belajar.
b.
penyimak. Selain itu, penyimak dari hasil
e.
agar
pembicara dengan perkataan lain, dia
menjadi salah satu ciri penanda kesiapan anak
diajarkan membaca (1991 : 64).
menyimak
Ada orang yang menyimak dengan tujuan
Pendapat ini juga diperkuat oleh Pflaum dan
Tampubolon
seseorang
orang
sebelum diajarkan membaca adalah kemampuan
fonem yang mereka dengarkan (2003 : 26).
Tujuan
tujuan
Memperlancar komunikasi lisan
logis-tak
dia
logis,
dan
menyimak
lain-lain),
untuk
mengevaluasi.
d.
Ada orang yang menyimak agar dia dapat
Setelah menyimak pembicaraan seseorang,
manikmati serta menghargai apa-apa yang
tentu penyimak akan dapat mengetahui isi
disimaknya itu (misalnya : pembacaan
atau makna pembicaraan tersebut, maka
cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu,
akan terjadi komunikasi antara pembicara
dialog, perdebatan). Pendek kata, orang itu
dan penyimak. Hal ini berarti, menyimak
menyimak untuk mengapresiasikan materi
dapat memperlancar komunikasi lisan.
simakan.
Menambah informasi atau pengetahuan
e.
f.
Ada orang yang menyimak dengan maksud
bagi
gagasan-gagasan,
menyimak pada umumnya adalah untuk
maupun
perasaan-
anak
usia
dini
mereka
belajar.
lancer dan tapat. Banyak contoh dan ide
membedakan
yang dapat diperoleh dari sang pembicara
diperdengarkan guru., mendengarkan cerita,
dan semua ini merupakan bahan penting
permainan bahasa. Jadi, anak usia dini
dan
melakukan
menunjangnya
dalam
Misalnya
tujuan
perasaannya kepada orang lain dengan
belajar
untuk
bunyi-bunyi
kegiatan
yang
menyimak
lebih
mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
cenderung bukan karena keinginan anak itu
Ada pula orang yang menyimak dengan
sendiri tetapi karena ditugaskan sehubungan
maksud
dengan kegiatan dalam pembelajaran.
dan
tujuan
agar
dia
dapat
b.
Untuk Mengapresiasikan
mana bunyi yang membedakan arti, mana
artinya menyimak bertujuan untuk dapat
bunyi
arti.
memahami, menghayati, dan menilai bahan
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang
yang disimak. Bahan yang disimak dengan
yang sedang belajar bahasa asing yang
tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra,
asyik mendengarkan ujaran pembicara asli.
seperti cerita atau dongeng dan puisi.
yang
tidak
membedakan
Ada lagi orang yang menyimak dengan
maksud
agar
dapat
c.
Untuk Menghibur Diri
memecahkan
Menyimak yang bertujuan untuk menghibur
masalah secara kreatif dan analisis, sebab
diri artinya dengan menyimak anak merasa
dari
senang dan gembira.
sang
dia
pembicara
dia
mungkin
memperoleh banyak masukan berharga.
h.
Untuk Belajar
agar dia dapat mengkomunukasikan ide-ide,
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat,
g.
a.
d.
Untuk Memecahkan Masalah
Selanjutnya ada lagi orang tekun menyimak
Tujuan ini biasanya ditemui pada orang
sang pembicara untuk meyakinkan dirinya
dewasa.
terhadap suatu masalah atau pendapat yang
permasalahan bisa mencari pemecahannya
selama ini dia ragukan, dengan perkataan
melalui kegiatan menyimak.
lain,
dia
menyimak
secara
Orang
yang
sedang
punya
persuasif
Tujuan menyimak ini masih bisa ditambah
(disarikan dari : Logan [et al], 1972 : 42 ;
dengan tujuan-tujuan lain yang lain tergantung
Shrope, 1979 : 261 dalam Tarigan 1993 :
pada niat seseorang untuk menyimak.
56).
Sejalan
dengan
pendapat
tersebut
Jenis-jenis Menyimak yang Dikembangkan
Sabarti (dalam Dhieni, 2008 : 4.6) juga
pada Anak Usia Dini
mengemukakan beberapa tujuan menyimak,
Kemampuan
salah
Menyimak untuk menghibur diri, (3) menyimak
dikembangkan pada anak usia dini. Kemampuan
untuk
untuk
bahasa lisan adalah kemampuan berbahasa yang
mengapresiasikan, dan (5) menyimak untuk
diprioritaskan untuk dikembangkan di lembaga
memecahkan masalah.
ini. Sebelum anak diajarkan membaca dan
(4)
menyimak
Berikut ini penjelasan tujuan menyimak
bagi anak yaitu :
kemampuan
dasar
merupakan
yaitu : (1) Menyimak untuk belajar, (2)
menilai,
satu
berbahasa
yang
menulis anak terlebih dahulu harus memiliki
kemampuan
menyimak.
Adapun
jenis-jenis
menyimak yang dapat dikembangkan untuk anak
Diskusikan tentang bagaimana meraka
usia dini menurut Broemley (1990, dalam Dhieni
menyusun gambaran visualnya.
2008 : 4.11 ) adalah sebagai berikut :
a.
7) Menggambar sebuah objek di kertas
Menyimak informatif
Menyimak
informasi
mengingat
grafik yang luris. Minta anak-anak
atau
untuk
mendengarkan
mengidentifikasi
fakta-fakta,
hubungan-hubungan.
dan
timur dan barat pada kertas grafik.
dan
Setelah menentukan titik permulaan,
beberapa
berikan petunjuk pada anak langkah
ide-ide
Ada
untuk menandai arah utara, selatan,
kegiatan yang dapat direncanakan atau
demi
ditugaskan
untuk
sebuah objek, misal ke utara 2 persegi,
mengembangkan kemampuan menyimak
ke barat 2 persegi. Akan tetapi kegiatan
informatif, di antaranya :
seperti ini lebih cocok digunakan untuk
kepada
1) Membiarkan
menutup
anak
atau
mata
menyuruh
lalu
anak
untuk
menggambar
anka yang sudah lebih besar seperti
menundukkan
kepalanya di atas meja, kemidian suruh
langkah
anak di Sekolah Dasar.
b.
Menyimak Kritis
mereka membedakan bunyi (meraut
Mendengar
pensil,
membuka
mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide
pintu, mendorong kursi) lalu tamyakan
dan hubungan-hubungan. Kemampuan ini
kepada mereka untuk mebak suara apa
membutuhkan
yang muncul.
mengenali isi apa yang didengar dan
mendorong buku,
2) Mengajarkan kepada anak bagaimana
kritis
lebih
dari
kemampuan
sekedar
untuk
mambuat sebuah keterangan tentang hal
menerima pesan telepon secra singkat.
tersebut
dan
membuat
generalisasi
3) Mengajak anak berjalan-jalan.
berdasarkan apa yang didengar (Dhieni
4) Membacakan paragraf pendek tentang
2008 : 4.12).
ilmu
pengetahuan
Kemudian
ajukan
pertanyaan
tentang
dan
sosial.
pertanyaanapa,
siapa,
Beberapa
kegiatan
yang
dapat
mengembangkan kemampuan menyimak kritis
pada anak adalah sebagia berikut :
mengapa, dan kapan. Jawabannya
1) Membacakan cerita pendek lalu ajak untuk
harus berupa pilihan dan anak harus
mengungkapkan ide utama dari cerita yang
menerangkan faktanya untuk dapat
meraka dengar. Untuk mambantu anak usia
menjawab.
dini mengungkapkan ide cerita bisa dipandu
5) Membaca sajak atau cerita. Kadang-
dengan pertanyaan dari guru.
kadang hilangkan sebuah kata atau
Perlu diketahui bahwa manfaat membacakan
kalimat pada akhir cerita, kemudian
cerita pada anak-anak, disampaikan dapat
suruh anak melengkapi atau mengisi
mengembangkan
kata kalimat yang hilang tersebut.
meraka juga dapat menambah keuntungan yang
6) Ajak anak untuk menggambar dalam
kemampuan
menyimak
lain, yaitu :
pikirannya tentang apa yang mereka
a)
Merangsang anak untuk ingin membaca.
dengar dari cerita yang dibacakan.
b) Mempertinggi
membaca.
kebebasan
kemampuan
c)
Memperluas pengalaman dan ketertarikan
mereka memahami dan merasakan irama
anak.
dan ritme bahasanya.
d) Memperjelas kepada anak tentang buku
yang tidak dibaca.
3) Patung Visual, berhubungan dengan musik
yang menciptakan atmosfir khusus atau
2) Membacakan teka-teki dan mengajak anak
menebak berbagai jawaban.
irama yang mebuat pesan yang disampaikan
diperkirakan
3) Mengajak anak membuat teka-teki sendiri
c.
lebih
menambah
ketertarikan anak dalam mendengarkan.
lalu membacakan pada teman-temannya.
4) Mengajak anak menonton cerita pada
dapat
Adapun beberapa kegiatan yang dapat
diberikan
untuk
meningkatkan
kemampuan
televise atau VCD, lalu mintalah kesan
menyimak apresiasif pada anak adalah sebagai
anak tentang cerita tersebut. Atau ajukan
berikut :
pertanyaan yang dapat mengembangkan
1) Membacakan anak koleksi cerita, seperti
kemampuan berpikir kritis anak. Misalnya
cerita binatang atau cerita lain sesuai
pertanyaan : “kamu sengang tidak dengan
dengan kebutuhan dan kemampuan anak
cerita tadi?”, “siapa tokoh dalam cerita
untuk mengenalkan anak pada pengulangan
tersebut? Bagaimana sifat-sifat tokohnya?
kata
Tokoh yang mana yang kamu sukai?
Bicarakan tentang perasaan, suasana hati,
Mengapa?” dan seterusnya.
atau gambaran yang muncul dalam cerita.
Menyimak Apresiatif
dan
nyanyian
yang
berulang.
2) Membacakan bacaan yang berkualitas pada
Menyimak Apresiatif adalah kemampuan
anak. Menggiring perhatian mereka pada
anak untuk menikmati dan merasakan apa
penggunaan kata-kata yang suaranya seperti
yang didengar. Penyimak dalam jenis
artinya. Membicarakan tentang perasaan,
menyimak ini larut dalam bahan uang
suasana hati, atau gambaran yang muncul
disimaknya.
Anak
pada cerita.
terpukau
dalam-dalam
akan
terpaku
dan
menikmati
3) Membacakan semua tipe puisi pada anak
dramatisasi atau puisi. Secara imajinatif,
dan membantu mereka merespon isi puisi
penyimak seolah-olah ikut mengalami,
dengan visualisasi dan perasaan. Gunakan
merasakan,
dari
kepekaan penglihatan, pendengaran, perasa,
perilaku cerita yang dilisankan (Dhieni
penciuman, dan perabaan. Dorong anak
2008 : 4.12).
untuk
melakukan
karakter
Ada tiga media yang dapat digunakan
bergabung
membacakannya
bergabung
sehingga
dan
meraka
untuk mengembangkan kemampuan menyimak
merasakan perasaan puisi tersebut dari
ini, yaitu :
pengucapannya sendiri.
1) Musik, merupakan media yang paling nyata
4) Berbagai buku puisi bergambar atau buku
untuk membantu anak menghargai dan
bergambar. Menurut Glazer (1990 dalam
menikmati apa yang didengar.
Dhieni 2008 : 4.13) puisi yang diberi
2) Bahasa yang berirama, meliputi semua
sajak anak
usi
dini.
ilustrasi yang cantik akan berdampak dua
Membacakannya
kali lipat pada pembacanya, dibandingkan
dengan lantang di depan anak membantu
dengan kualitas puisi yang lebih artistik
namun tanpa ilustrasi.
5) Mengundang
seorang
pencerita
untuk
pembicara,
mengunjungi kelas, sehingga anak dapat
kelemahan,
belajar untuk menikmati bentuk kesenian
kekurangan sang pembicara, maka dengan
khusus.
demikian
Dari penjelasan diatas peneliti memilih
kegiatan membacakan anak koleksi cerita Karena
dimana
keunggulan
dan
kebaikan
dan
dimana
sudah
sampai
pada
tahap
merupakan
tahap
evaluating.
e.
Tahap
Menanggapi,
peneliti ingin menggunakan fasilitas yang ada
terakhir dalam kegiatan menyimak. Sang
secara maksimal.
penyimak
menyambut,
mencamkan,
menyerap, serta menerima gagasan atau ide
yang dikemukakan oleh sang pembicara
Proses Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan yang
dalam ujaran atau pembicaraannya,sang
merupakan suatu proses. Sudah barang tentu
penyimak
dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Begitulah
menanggapi (responding). (Logan [et al],
dalam proses menyimak pun terdapat tahap-
1972 : 39 ; Loban [et al], 1969 : 243 dalam
tahap, antara lain :
Tarigan, 1993 : 58).
a.
segala
sesuatu
yang
dikemukakan oleh sang pembicara dalam
Implementasi
berada dalam tahap hearning.
tahap
Tahap
Memahami,
Perkembangan
Menyimak
Setiap anak mempunyai kemampuan
menyimak tentang suatu cerita berbeda-beda.
setelah
kita
Oleh karena itu, diperlukan metode yang sesuai
mendengarkan maka ada keinginan untuk
untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi
menyimak pada anak. Sehingga pesan yang ingin
pembicaraan yang disampaikan oleh sang
disampaikan guru dapat tersampaikan dengan
pembicara, maka sampailah dalam tahap
baik kapada anak. Disini peneliti memilih
understanding.
metode
Tahap Menginterpretasi, penyimak yang
perkembangan menyimak pada anak.
baik, yang cermat dan teliti, belum puas
d.
pada
Anak melalui Metode Bercerita
ujaran atau pembicaraannya. Jadi masih
c.
sampailah
Tahap Mendengar, dalam tahap ini kita baru
mendengar
b.
pun
mengembangkan
bercerita
Kurikulum
mengembangkan
berbasis
membuka
ujaran
ingin
memanfaatkan metode yang paling sesuai dan
menafsirkan atau menginterpretasikan isi,
kontekstual. Dan hal yang paling penting dengan
butir-butir pendapat yang terdapat dan
bercerita kita dapat memperkaya kosa kata yang
tersirat dalam ujaran itu, dengan demikian
dimiliki anak didik dengan mengajak anak-anak
maka sang penyimak telah tiba pada tahap
untuk ikut dalam alur cerita dan sesekali anak
interpreting.
bisa diminta menentukan akhir dari cerita
Tahap mengevaluasi, setelah memahami
sehingga suasana kelas menjadi hidup.
serta
dapat
pembicara.
Dia
menafsirkan
atau
Hal
ini
bagi
kompetensi
kalau hanya mendengar dan memahami isi
sang
peluang
untuk
perkembangan
dapat
guru
ditandai
untuk
dengan
menginterpretasikan isi pembicaraan, sang
berkembangnya beberapa kemampuan anak didik
penyimak
sebagai berikut :
pun
mulailah
menilai
atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan sang
a.
Mampu berkomunilkasi dengan baik.
b.
Memiliki berbagai perbendaharaan kata
kerja, kata kata sifat, kata keadaan, kata
Rencana Penelitian
tanyadan kata sambung.
c.
d.
Penelitian ini menggunakan cara pre-
Menunjukkan pengertian dan pemahaman
test and post-test group. Desain ini dapat
tentang sesuatu.
digambarkan sebagai berikut dalam (Arikunto,
Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan,
2010 : 124) :
dan tindakan dengan menggunakan kalimat
sederhana.
e.
Mampu
O1
membaca
dan
X
O2
mengungkapkan
Sesuatu melalui gambar.
Dalam bercerita juga bisa digunakan
alat bantu yang dapat digunakan bisa berupa
Keterangan :
O1: Pre test, dilakukan untuk mengetahui
kemampuan
gambar, boneka, atau jari pencerita sendiri.
menyimak
anak
sebelum
perlakuan.
X :Perlakuan yang dilakukan adalah pengajaran
METODE PENELITIAN
menggunakan metode bercerita
Jenis Penelitian
Dalam
“Pengaruh
penelitian
metode
yang
bercerita
berjudul
terhadap
kemampuan menyimak pada anak kelompok
O2 : Post test, dilakukan untuk mengetahui
kemampuan
menggunakan
pendekatan kuantitatif dan penelitiannya adalah
penelitian
eksperimen.
Metode
Pengembangan
yang
digunakan
untuk
mencari
pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2008 :
kemampuan
anak Kelompok Bermain = O2 - O1.
Nilai post test yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah memberikan sebuah tugas
kepada anak untuk mendapatkan sebuah nilai
atau hasil sebelum memberikan penerapan
metode
bercerita
untuk
meningkatkan
kemampuan menyimak anak. Hasil pengamatan
107).\
Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penellitian pre experiment design (Arikunto,
2010:123) menyatakan bahwa pre experimental
design disebut juga “Quasi experiment”
atau
eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena
penelitian ini belum memenuuhi syarat seperti
cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
mengikuti peraturan – peraturan tertentu. Bentuk
pre experimental design ini adalah pre-test and
post-test
setelah
menyimak anak melalui metode bercerita pada
penelitian
eksperimen diartikan sebagai metode penelitian
anak
perlakuan.
bermain tunas bangsa di Ds.Wotansari, Kec.
Balongpanggang, Kab.Gresik”
menyimak
group.
Dimana
penelitian
ini
yang diperoleh pada saat perlakuan adalah data
pengamatan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran,
kemampuan
dalam
malaksanakan tugas dan perintah yang diberikan
guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Sedangkan hasil setelah perlakuan berupa respon
anak terhadap pembelajaran dan hasil belajar
anak setelah penerapan pembelajaran melalui
metode
bercerita
untuk
kemampuan menyimak anak.
menggunakan dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok control.
anak
Teknik Analisis Data
meningkatkan
Untuk mengetahui keefektifan suatu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
metode dalam kegiatan pembelajaran perlu
Adapun yang menjadi sampel penelitian ini
dilakukan analisis data.
untuk kelompok kontrol yaitu anak kelompok
Menurut Sugiyono (2008 : 244) analisis
bermain Dharma Wanita Persatuan Banjaragung
data adalah proses mencari dan menyusun secara
yang berjumlah 17 anak. Sedangkan untuk
sistematis
hasil
kelompok eksperimen yaitu anak kelompok
wawancara, catatan lapangan dan observasi.
bermain Tunas Bangsa Desa Wotansari yang
Dengan
data,
berjumlah 17 anak. Dimana pada kelompok
menjabarkannya ke dalam unit-unit melakukan
kontrol kemampuan menyimak pada anak tidak
sintesa, menyusun ke dalam pola. Memilih mana
diberikan
yang penting dan yang akan dipelajari dan
kelompok eksperimen kemampuan menyimak
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan
pada anak diberikan perlakuan berupa penerapan
kepada orang lain.
metode bercerita.
data
cara
yang
diperoleh
dari
mengorganisasikan
Untuk menjawab rumusan masalah dan
perlakuan
(treatment)
sedangkan
Dalam perhitungan analisis data ini
menguji hipotesis yang bersifat koparatif, maka
peneliti
menggunakan
dua
jenis
teknik
penelitian ini menggunakan teknik statistik.
perhitungan yaitu perhitungan statistik manual
Untuk menganalisis penelitian ini, statistika yang
dan menggunakan program komputer SPSS
digunakan adalah Non Parametri. Statistika Non
15.00 for windows yang dijadikan sebagai cross
Parametri digunakan untuk menganalisis data
chek (pengecekan kembali) terhadap hasil data
nominal dan ordinal (Sugiyono, 2009 : 211).
penelitian.
Teknik statistika Non Parametri yang
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
Deskripsi Data
adalah menggunakan teknik McNemar. Teknik
Pada
deskripsi
data
ini
peneliti
ini digunakan untuk menguji signifikan hipotesis
membahas tentang rata-rata, simpangan baku,
komparatif dua sampel yang berpasangan bila
nilai tertinggi dan terendah tes hasil kemampuan
datanya berbentuk nominal (Sugitono, 2009 :
menyimak
212).
(Kelompok Bermain Dharma Wanita Persatuan)
Analisa hasil penelitian akan dikaitkan
dengan tujuan penelitian sebagaimana yang telah
pada
anak
kelompok
kontrol
dan kelompok eksperimen (Kelompok Bermain
Tunas Bangsa).
dikemukakan pada Bab I, maka dapat diuraikan
Setelah data penelitian tentang hasil
dengan deskripsi data dan hasil pengujian
kemampuan
menyimak
hipotesis. Deskripsi data yang akan disajikan
kemudian
tentang pengaruh metode bercerita terhadap
perhitungan
kemampuan menyimak pada anak Kelompok
perhitungan analisis data terlihat bahwa ada
Bermain Tunas Bangsa di desa Wotansari,
perbedaan antara hasil kemampuan menyimak
Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik.
saat sebelum dan sesudah penerapan metode
peneliti
anak
terkumpul
melakukan
statistik.
Berdasarkan
analisa
hasil
Data penelitian ini peroleh dari hasil tes
bercerita pada kelompok kontrol dan kelompok
kemampuan menyimak pada anak kelompok
eksperimen. Hasil perhitungan tersebut dapat
bermain sebelum (pre-test) dan sesudah (post-
dijabarkan sebagai berikut :
test) penerapan metode bercerita yang terdiri
Deskriptif
Rata-Rata
Kelompok
Kelompok
rata masing-masing yaitu kelompok kontrol dan
Kontrol
Eksperimen
kelompok eksperimen memiliki nilai yang
Pre-
Post-
Pre-
Post-
berbeda antara rata-rata pre-test dan post-test
test
test
test
test
dimana terjadi peningkatan hasil kemampuan
2,57
3,46
menyimak anak setelah diberikan perlakuan
2,55 2,67
(treatment) berupa penerapan metode bercerita.
(mean)
Standart
1,69 1,58
1,91
masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan
Deviasi (SD)
Varians (S 2)
Perbedaan nilai mean dari masing-
1,82
2,85 2,50
3,63
3,32
Nilai Terendah
10
12
12
18
Nilai Tertinggi
17
18
18
23
kelompok
eksperimen
tersebut
apabila
digambarkan dengan diagram histrogram sebagai
berikut :
Sumber : lampiran 5 (perhitungan manual)
3.46
dan lampiran 7 (perhitungan output SPSS.15.00 for Windows)
Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Menyimak
Sebelum (Pre- test) dan Sesudah (Post- test)
Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Berdasarkan hasil analisis tabel 4.1 di
atas maka telah tercantum hasil data yang
diperoleh dari kemampuan menyimak pada
kelompok kontrol memiliki rata-rata pre-test
2,55 sedangkan hasil rata-rata post-test 2,67.
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2.55
2.67
2.57
Pre test
Post test
Pre test
Post test
kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
menyimak menyimak menyimak menyimak
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok
kontrol
kontrol
eksperimen eksperimen
Sumber : lampiran 5 (perhitungan manual) dan
lampiran 7 (perhitungan out- put
SPSS.15.00 for Windows)
Dengan standart deviasi pre-test 1,69 dan pos
test 1,58 yang memiliki nilai varians pre-test
2,85 dan post-test 2,50. Dengan nilai terendah
pre-test sebesar 10 dan post-test sebesar 12.
Diagram Histogram 4.1 Perbandingan
Nilai Rata-Rata Tes Hasil Kemampuan
Menyimak Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar 17 dan posttest sebesar 18.
Sedangkan untuk kelompok eksperimen
memiliki hasil rata-rata pre-test 2,57 dan posttest 3,46 dengan standart deviasi pre-test 1,91
dan post-test 1,82 yang memiliki nilai varians
pre-test 3,63 dan post-test 3,32. Dengan nilai
terendah pre-test sebesar 12 dan post-test sebesar
18. Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar 18 dan
post-test sebesar 23.
Dari hasil analisis beserta penjelasan di
atas maka dapat diasumsikan bahwa nilai rata-
Berdasarkan diagram 4.1 di atas maka
terdapat perbedaan hasil kemampuan menyimak
dari nilai rata-rata pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Nilai rata pada kelompok
eksperimen yaitu memiliki nilai rata-rata pre-test
sebesar 2,57 setelah diberikan perlakuan berupa
penerapan
metode
bercerita
maka
hasil
kemampuan menyimaknya meningkat dengan
rata-rata post-test sebesar 3,46.
ekor diperoleh df 30 = (2,042) + df 40 = (2,021) :
Analisis Statistik
Pengujian
untuk
2 yaitu (2,042 + 2,021) : 2 = 2,032. Maka
dalam
didapatkan ttabel sebesar 2,032. Ternyata thitung
pemberian treatment berupa penerapan metode
lebih besar dari ttabel atau thitung = 8,392 > ttabel
bercerita terhadap kemampuan menyimak anak
2,032.
Kelompok Bermain Tunas Bangsa dengan
menyatakan
melihat adanya perbedaan rata-rata perhitungan
bercerita terhadap kemampuan menyimak anak
antara kelompok eksperimen dan kelompok
Kelompok
kontrol. Adapun hasil pengujian uji beda rata-
diterima.
rata (uji-t) dengan menggunakan perhitungan
signifikan antara kemampuan menyimak anak
statistik
sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita
menyelidiki
ini
apakah
secara
dimaksudkan
ada
manual
pengaruh
dan
menggunakan
program komputer SPSS 15.00 for windows.
Dengan
:
demikian
“Terdapat
Bermain
Artinya
hipotesis
pengaruh
Tunas
terdapat
yang
metode
Bangsa
dapat
pengaruh
yang
pada anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa.
Dari hasil data penelitian didapatkan
hasil skor kemampuan menyimak yang dilakukan
Pembahasan
saat pre-test dan post-test antara kelompok
Pembahasan ini akan membahas tentang
kontrol dan kelompok eksperimen kemudian
pengaruh antara kemampuan menyimak sebelum
dimasukkan dengan menggunakan rumus sebagai
dan sesudah penerapan metode bercerita pada
berikut :
anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa.
Pengujian
thitung
ttabel
hasil
penelitian
dan
perhitungan deskriptif dapat diketahui kelompok
Uji-t
Kelompok
Berdasarkan
Keterangan
8,392
2,032
Signifikan
kontrol
memiliki
rata-rata
kemampuan
kontrol
menyimak pre-test 2,55 sedangkan hasil rata-rata
terhadap
post-test 2,67. Dengan standart deviasi pre-test
kelompok
1,69 dan pos test 1,58 yang memiliki nilai
eksperimen
varians pre-test 2,85 dan post-test 2,50. Dengan
Sumber : lampiran 6 (perhitungan
nilai terendah pre-test sebesar 10 dan post-test
sebesar 12. Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar
manual) dan lampiran 7 (perhitungan
out- put SPSS.15.00 for Windows)
17 dan post-test sebesar 18. Sedangkan untuk
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Uji-t
kelompok eksperimen memiliki hasil rata-rata
kemampuan menyimak pre-test 2,57 dan post-
Berdasarkan tabel 4.2 di atas maka
test 3,46 dengan standart deviasi pre-test 1,91
menggunakan
dan post-test 1,82 yang memiliki nilai varians
rumus uji-t independent sample t-test dengan
pre-test 3,63 dan post-test 3,32. Dengan nilai
diperoleh
yang
terendah pre-test sebesar 12 dan post-test sebesar
kemudian dikonsultasikan dengan menggunakan
18. Untuk nilai tertinggi pre-test sebesar 18 dan
tabel distribusi uji-t dengan taraf signifikan 5%
post-test sebesar 23.
didapatkan
hasil
nilai
perhitungan
thitung
sebesar
8,392
dan derajat pembagi (df) = (N1 + N2) – 2. Maka
Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata
didapat df = (17 + 17) – 2 = 32. Mengingat df 32
kemampuan menyimak pada anak khususnya
tidak ada dalam tabel distribusi uji-t, maka kita
pada
perlu melakukan interpolasi pada analisis dua
menyimak anak sebelum (pre-test) mendapatkan
kelompok
eksperimen.
Kemampuan
penerapan metode bercerita sebesar 2,57 (nilai
(nilai
bintang dua termasuk kategori kurang). Setelah
kurang). Setelah mendapatkan penerapan
mendapatkan
bercerita
metode bercerita kemampuan menyimaknya
kemampuan menyimaknya meningkat menjadi
meningkat menjadi rata-rata sebesar 3,46
rata-rata sebesar 3,46 (nilai bintang tiga termasuk
(nilai bintang tiga termasuk kategori baik).
penerapan
metode
bintang
dua
termasuk
kategori
kategori baik). Dengan demikian kemampuan
menyimak pada anak Kelompok Bermain Tunas
Berdasarkan keseluruhan dari hasil dan
Bangsa lebih meningkat dari kategori kurang
pembahasan pada penelitian ini, maka diberikan
menjadi kategori baik setelah menggunakan
beberapa
metode bercerita.
memperbesar
Untuk mengetahui keberartian nilai
koefisien uji beda dua rata-rata antara pre-test
saran
yang
manfaat
diharapkan
hasil
dapat
penelitian
ini.
Adapun saran tersebut antara lain :
1.
Bagi Anak
dan post-test dilakukan dengan uji-t. Dari hasil
Terbukti bahwa kemampuan menyimak anak
uji-t pada perbandingan kelompok kontrol dan
Kelompok Bermain Tunas Bangsa sudah
kelompok
baik dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
eksperimen
menunjukkan
bahwa
harga thitung (8,392) lebih besar dari ttabel (2,032)
tetapi
dengan menggunakan taraf signifikan 5%.
mempunyai kemampuan menyimak untuk
Sehingga dengan demikian maka Ha diterima
mencetak anak yang mampu berprestasi.
dan Ho ditolak. Jadi terdapat pengaruh metode
2.
perlu
ditingkatkan
lagi
agar
Bagi Guru
bercerita terhadap kemampuan menyimak anak
Diharapkan
Kelompok Bermain Tunas Bangsa.
melakukan pembelajaran di kelas khususnya
Hasil penelitian ini diperkuat dengan
untuk
guru
dalam
setiap
dalam materi kemampuan menyimak agar
beberapa pendapat para ahli diantara yaitu
menggunakan
Musfiroh (1992 : 2008) yang menjelaskan bahwa
membantu
manfaat dari metode bercerita yaitu : 1).
permasalahan
membantu membentuk pribadi dan moral anak.
mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
2). menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.
3). memacu kemampuan verbal anak. 4).
merangsang minat menulis anak. 5). merangsang
minat baca anak. 6). membuka cakrawala
pengetahuan anak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1.
Ada pengaruh antara kemampuan menyimak
sebelum dan sesudah penerapan metode
bercerita pada anak Kelompok Bermain
Tunas Bangsa.
2.
Besarnya peningkatan pengaruh kemampuan
menyimak
anak
sebelum
mendapatkan
penerapan metode bercerita sebesar 2,57
metode
anak
dalam
bercerita
yang
belajar
untuk
mengalami
sehingga
Pendidikan TK. Jakarta : Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Metode Penelitian.
Jakarta : Angkasa
Sudjana, 2001. Statistika, Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
Sugiono,2008. Metode Penelitian Kuantitatif
IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Kualitatif
dan
R&D.
Bandung
:
Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta :
Tarigan,
Rineka Cipta.
Henry.
Guntur.
1993.
Menyimak
Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.
Aisyah,Siti dkk. 2007. Perkembangan dan
Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia
Dini.
Jakarta
:
Tim
Dosen
Universitas
Pengembang
Ilmu
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka.
Negeri Surabaya. 2004. Seri Ilmu
Pendidikan. Surabaya :
Bachir,
S
Bachtiar.
Kegiatan
Pendidikan
2005.
Bercerita,
Pengembangan
Teknik,
Universitas
Negeri Surabaya
dan
Prosedurnya. Jakarta : Depdikbud.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan Dan
Penilaian Skripsi Universitas Negeri
Dhieni,
Nurbiana
Pengembangan
dkk.
2008.
Bahasa.
Metode
Jakarta
Surabaya.
:
Surabaya
:
Universitas
Negeri Surabaya.
Universitas Terbuka.
Hadi, 1979. Statistik 1. Yogyakarta : Andi Offset.
Ucapan Terima Kasih
Hana, Jasmin . 2011. Terapi Kecerdasan Anak
Dalam pembuatan aritkel ini, penulis
Dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian
mendapat banyak bimbingan dan pengarahan
Media
serta bantuan yang sangat bermanfaat dari
berbagai
pihak.
Oleh
karena
itu
dalam
Moesli, chatoen. 1996. Metode Pengajaran di
kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati,
Taman Kanak-kanak.Malang : IKIP
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
Malang.
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M. Pd. selaku
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk
Anak Usia Dini, Jakarta : Depdikbud.
Rektor Universitas Negeri Surabaya.
2. Drs. I Nyoman Sudarka, M. S. selaku Dekan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Santoso,
Soegeng.
2005.
Dasar-dasar
Surabaya.
3. Dra. Nurhenti Dorlina Simatupang, M. Sn.
Ketua Program Studi Pendidikan Guru –
Pendidikan Anak Uisa Dini Fakultas Ilmu
Pendidikan
Universits
Negeri
Surabaya
selaku dosen pembimbing saya yang telah
meluangkan
waktu
dan
tenaga
untuk
membimbing dan memberikan pengarahan
terhadap proses penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Hj. Meuthia Ulfah, M.Si sebagai salah
satu dewan penguji yang telah membantu
memberi masukan dan saran agar penulisan
skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Dra. Siti Mahmudah, M.Kes dosen penguji
skripsi yang telah meluangkan waktu dan
tenaga untuk menguji dan memberikan solusi
terhadap proses penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Hj. Siti Djalalah dosen yang telah
membantu untuk menjadi validator ahli pada
instrumen penelitian ini.
7. Seluruh dosen dan Staf Universitas Negeri
Surabaya yang telah memberikan berbagai
pengetahuan kepada penulis.
8. Keluarga dan teman penulis yang selalu
memberi dukungan dan do’a.
9. Teman-teman kelas regular B 2008.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna serta masih memerlukan saran dan
kritik dari semua pihak. Demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini.
Download