2.2.3.1 Komunikasi Organisasi Internal

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
State of The Art
Peneliti
menggunakan
penelitian
sebelumnya
sebagai
bahan
perbandingan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Penelitian
sebelumnya berasal dari 2 sumber yaitu : Sumber lokal dan sumber
internasional.
Pada penelitian ini membahas sebanyak 5 penelitian sebelumnya yaitu
2 sumber lokal dan 3 sumber internasional.
Tabel 2.1 State of The Art
Judul Penelitian
ORGANIZATIONAL INTERNAL COMMUNICATION
AS A MEANS OF IMPROVING EFFICIENCY
Nama Peneliti
Eva Tariszka- Semegine, PhD
Tahun, Lokasi
2012, Hungary
Hasil Penelitian /
Perwakilan dari teori organisasi telah berurusan dengan
Abstract
masalah komunikasi organisasi. Namun ada belum ada
perbedaan dari fitur lain dari organisasi (ukuran,
struktur,
pembagian
kerja,
fungsi
efisien,
teori
kepemimpinan). Saat itu adalah prasyarat menuju staf
bahkan dalam posisi yang paling sederhana untuk
memiliki tingkat tertentu keterampilan komunikasi. Hal
ini dianggap sebagai lebih penting dengan para manajer.
Organisasi telah mengakui bahwa tingkat komunikasi
dalam organisasi menentukan efisiensi organisasi.
Perhatian telah berubah ke arah studi berbagai bidang
komunikasi
organisasi.
Sebagian
besar
penelitian
berurusan dengan efek pada kinerja ditentukan oleh
seberapa baik staf disediakan dengan informasi, dan
tingkat kepuasan dengan arah komunikasi (horizontal,
7
8
vertikal).
Untuk jumlah itu kesadaran fitur sumber daya sistem
komunikasi internal tidak pada tingkat yang pasti akan
memerlukan pengenalan sistem komunikasi organisasi.
Fungsi dari sistem komunikasi yang terutama dan
sistematis untuk memberikan informasi secara memadai
dan terintegrasi dalam suatu organisasi. Pelaksanaannya
secara alami berarti biaya bagi organisasi, tetapi perlu
untuk mengatakan bahwa informasi juga komoditas dan
dengan
demikian
sumber
daya
informasi
dan
komunikasi yang memerlukan mengambil mereka ke
rekening mirip dengan sumber daya tradisional.
Penelitian memilih jurnal ini sebagai panduan karena memiliki
persamaan yaitu, pernelitian ini sama dengan penelitain yang sedang peneliti
jalankan yaitu berfokus pada organisasi internal dalam perusahaan dan
sumber daya manusia di dalam organsasi perusahaan.
Sedangkan perbedaannya adalah penelitian sebelumnya bertjuan
mengukur kinerja, sedangkan penelitian terkini peneliti ingin mencari tahu
strategi komun ikasi internal dalam membentuk tim kerja.
Tabel 2.2
Judul Penelitian
ENTREPRENEURIAL COMMUNICATION AND THE
STRATEGIC
ROLE
OF
INTERNAL
COMMUNICATION
Nama Peneliti
Emanuele Invernizzi,Silvia Biraghi, dan Stefania
Romenti
Tahun, Lokasi
2012, Milan/Italy
Hasil Penelitian /
Perdebatan saat ini dalam Komunikasi Korporat,
Abstract
Komunikasi Organisasi, dan sastra Humas menyatakan
bahwa
komunikasi
internal
sangat
penting
bagi
manajemen organisasi dan keberhasilan. Sementara
9
advokasi peran strategis, sarjana komunikasi belum
memberikan kerangka pemersatu kontribusi strategis
komunikasi internal organisasi. Tujuan dari makalah ini
adalah untuk membahas peran strategis komunikasi
internal
dalam
pengelolaan
dan
pengembangan
organisasi dengan mengacu pada studi terbaru tentang
Organisasi Wirausaha. Penelitian ini menawarkan
sistematisasi
komunikasi
pengetahuan
internal.
Hal
tentang
ini
peran
juga
strategis
memberikan
pandangan yang lebih lengkap tentang tujuan yang
mungkin ditugaskan untuk komunikasi internal untuk
mendukung keberhasilan organisasi. Orisinalitas: Kertas
kemajuan
studi
kewirausahaan
sebagai
kerangka
interpretatif dari peran strategis komunikasi internal.
Oleh karena itu alasan perdebatan tentang komunikasi
internal dalam teori perusahaan.
Peneliti memilih jurnal ini sebagai panduan karena memiliki
persamaan yaitu,
sama-sama berfokus pada stategi komunikasi internal
dalam peran strategis komunikasi internal dalam pengelolaan dan
pengembangan organisasi dengan mengacu pada studi terbaru tentang
Organisasi Wirausaha.
Perbedaan antara penelitian terdahaulu dan sekarang adalah penelitian
terdahulu membahas komunikasi internal yang memiliki peran vital dalam
pengembangan organisasi terutama pada tujuan organisasi pada bidang
kewirausahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang besar di
perusahaan. Peranan sentral dalam organisasi memiliki kontribusi penting
dalam merancang strategi komunikasi. Komunikasi internal dalam penelitian
penelitian yang dilakukan acuan pada produktivitas kerja karyawan
dipengaruhi oleh komunikasi organisasi internal yang tidak semata-mata
untuk mencari keuntungan melainkan untuk menjaga keharmonisan di dalam
organisasi. Sedangkan penelitian yang sedang berjalan peneliti ingin mencari
tahu bagaimana stategi komunikasi internal dapat membangun tim kerja.
10
Tabel 2.3
Judul Penelitian
PERCEPTION OF EMPLOYEES ON INTERNAL
COMMUNICATIN OF A LEADING FIVE STAR
HOTEL IN MALAYSIA
Nama Peneliti
Zulhamri Abdullah & Claina Antonette Antony
Tahun, Lokasi
2012, Malaysia
Hasil Penelitian /
Penelitian dalam jurnal internasional diatas mengukur
Abstract
efektifitas komunikasi internal yang dianggap dapat
meningkatkam produktivitas dan kepuasan kerja. Hasil
dari penelitian tersebut ialah karyawan puas dengan
bentuk komunikasi yang ada seperti bulletin board yang
berisi tentang informasi-informasi terbaru, event-event,
dan sebagainya. Selain itu, media komunikasi seperti
telepon dan email juga banyak digunakan untuk
mendukung keberlangsungan komunikasi internal.
Kaitan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang
sedang dilakukan ialah terdapat kesamaan media yang
digunakan dalam komunikasi internal yaitu telepon dan
email. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di
office Louis Vuitton Indonesia sebenarnya di pantry
tersedia tempat untuk menaruh informasi yang dicetak,
namun penggunaannya belum dimaksimalkan. Oleh
karena itu, lewat penelitian ini pula ingin diketahui
bentuk-bentuk
komunikasi
internal
lain
yang
dikembangkan oleh Public Relations PT Luvitasindo
sebagai pusat penyampaian informasi.
Peneliti memilih jurnal ini sebagai panduan karena memiliki
persamaan yaitu, penelitian terdahulu dan penelitian yang sedang dijalankan
berfokus penelitian pada komunikasi internal dalam organisasi dan sumber
daya manusia di internal organisasi.
11
Sedangkan perbedaan yang dimiliki adalah penelitian terdahulu
mengacu peningatan produktivitas dan kepuasan kerja dan media yang
digunakan dalam membangun komunikasi internal, sedangkan penelitian
sekarang mengacu pada bagaimana stategi komunikasi internal dalam
membangun tim kerja.
Tabel 2.4
Judul Penelitian
MEMBANGUN KERJA SAMA TIM (KELOMPOK)
Nama Peneliti
Sri Wiranti Setiyanti
Tahun, Lokasi
2012, Malaysia
Hasil Penelitian /
Beberapa
Abstract
kelompok, antara lain adalah adanya komunikasi,
hal
yang
mempengaruhi
pembentukan
motivasi, mampu mengelola konflik, kompetisi dan
kerjasama. Kerjasama merupakan sarana dan menjadi
tanda terkait dengan kualitas kelompok sebagai tempat
berkumpulnya orangorang dalam suatu organisasi.
Dalam membangun kerjasama kelompok diperlukan,
rasa saling percaya,
keterbukaan atau transparansi,
realisasi atau perwujudan diri dan saling ketergantungan
Jika setiap anggota tim atau kelompok dalam organisasi
atau
perusahaan
memahami
pentingnya
sebuah
kerjasama, maka hubungan kerja antar bagian atau unit
kerja akan berjalan
dengan baik dan lancar, sehingga program-program
yang sudah direncanakan mudah dicapai.
Untuk membangun kerjasama kelompok, ada beberapa
hal yang perlu dilakukan antara lain, membangun rasa
saling
percaya,
saling
pengertian,
keterbukaan,
kejujuran dan keberanian, membangun komunikasi,
realisasi diri, motivasi, saling ketergantungan dan lain
sebagainya.
12
Peneliti memilih jurnal ini sebagai panduan karena memiliki
persamaan yaitu, persamaan anatara penelitain sebelumnya dan penelitian
sekarang adalah penelitian sama-sama berfokus pada membangun tim kerja
dan sumber daya manusia yang ada dakam tim.
Sedangkan perbedaan anatara penelitian yaitu penelitian sebelumnya
yaitu, penelitian terdahulu berfokus bagaimana tim dibangun saja sedangkan
pada penelitian sekarang mengacu bagaimana organisasi internal membentuk
stategi komunikasi dalam membangun tim kerja.
Tabel 2.5
Judul Penelitian
HUBUNGAN
ANTARA
EFEKTIVITAS
KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS TIM
KERJA PADA KARYAWAN DI PT. TRIPATRA
ENGINEERING
Nama Peneliti
Devani Putri Ardika
Tahun, Lokasi
2013, Jakarta
Hasil Penelitian /
Penelitian
Abstract
kepemimpinan dan efektivitas tim kerja pada karyawan
ini
ingin
melihat
tingkat
efektivitas
PT. Tripatra Engineering, hasil uji korelasi dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas
kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja pada
karyawan PT. Tripatra Engineering. Seiring dengan
tingginya tingkat efektivitas kepemimpinan, tingkat
efektivitas tim juga tinggi. Penilaian efektif dalam
kepemimpinan
yang dilihat adalah sejauh mana
pemimpin mampu memperlakukan anggota secara
manusiawi, sejauh mana pemimpin mendelegasikan
tanggung jawab dan keputusan kepada anggota tim,
sejauh mana pemimpin menciptakan atmosfer guna
tercipta kerjasama antar anggota tim, dan sejauh mana
pemimpin memberikan umpan balik kepada anggota
tim. Efektivitas tersebut diikuti dengan efektivitas dalam
13
tim kerja yang dilihat dari seberapa baik hasil kerja yang
dihasilkan tim secara kuantitatif dan kualitatif, sebarapa
besar kepuasan yang didapatkan anggota tim sehingga
ingin bekerja dalam tim yang sama lagi, dan seberapa
besar pembelajaran yang didapat anggota tim selama
bekerja dalam tim. Selain kedua variabel tersebut,
dimensi-dimensi yang ada dalam variabel juga saling
berhubungan. Sehingga apabila pemimpin mampu
memperlakukan anggota timnya secara manusiawi,
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab pada anggota
tim, mampu menciptakan suasana kerja tim yang baik,
dan memberikan umpan balik pada anggota tim nya
mengenai kinerja mereka maka akan diikuti dengan
hasil kerja tim yang baik secara kualitatif dan
kuantitatif, kepuasan anggota tim tersebut sehingga
ingin kembali bekerja dengan tim yang sama lagi dan
banyak pembelajaran yang didapat oleh para anggota
tim.
Peneliti memilih jurnal ini sebagai panduan karena memiliki
persamaan yaitu, persamaan antara penelitian terdahulu dan yang sedang
peneliti lakukan adalah sama-sama berfokus pada intermal perusahaan
sebagai sumber daya manusia.
Perbedaan anatara kedua penelitian adalah, penelitian terdahulu ingin
melihat tingkat efektivitas kepemimpinan dan efektivitas tim kerja pada
karyawan. Sedangkan penelitian yang sedang dilakukan peneliti ingin
mmelihat bahwa stategi komunikasi internal dalam membangun tim kerja
pada brand Komono di PT. Metrox Group.
14
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Information system approach in Organization
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap
struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar
merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan
organis yang harus terus menerus beradaptasi
kepada suatu perubahan
lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian
merupakan proses memahami informasi
yang samar-samar melalui
pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini
organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya
mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif.
Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus
bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam
bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis
pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami
bagaimana
orang
pengorganisasian
berorganisasi.
memenuhi
fungsi
Menurutnya,
pengurangan
kegiatan-kegiatan
ketidakpastian
dari
informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia
menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian, atau
keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability.
Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas,
dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi
ketidakpastian atau ketidakjelasan. Weick memandang pengorganisasian
sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses
yakni : penentuan (enachment), seleksi (selection), dan penyimpanan
(retention).
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi
yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan
pengakuan bahwa ada ketidakjelasan.
Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek
tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit
bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi
oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan
15
dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek
tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang
dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada
yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya ( Grifin, 2012).
2.2.2
Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum,
kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda
communio, yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion, yang
berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
hubungan. Karena untuk melakukan communion, diperlukan usaha dan kerja.
Kata communio dibuat kata kerja communicate, yang berarti membagi
sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan
orang, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman.
(Nurjaman dan Umam, 2012).
Kata komunikasi menurut Onong Uchijana Effendi dikutip oleh Rusla
dalam bukunya Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, berasal
dari bahasa Latin communication yang berarti “pemberitahuan” atau
“pertukar pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar proses
komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan) (Ruslan, 2012).
Menurut Gerald R. Miller (Mulyana, 2013), “Komunikasi terjadi
ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan
niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.
Menurut Didier Neonisa dalam jurnal Pengaruh Komunikasi Internal
Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Sebuah Organisasi : Studi Kasus PT XYZ
(2011), Komunikasi adalah elemen penting yang mendasari semua interaksi
antar manusia. Dalam organisasi sebagai wadah bagi orang-orang untuk
saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan, komunikasi dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan.
16
Komunikasi (Communication) adalah proses sosial di mana individu
– individu menggunakan simbol – simbol untuk menciptakan dan
menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. (Richard West dan
Lynn H. Tunner. 2008)
Pertama – tama, sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi adalah suatu
proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial (social),
maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia
serta interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim
dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting dalam proses
komunikasi. Ketika komunikasi dipandag secara sosial, komunikasi selalu
melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan
kemampuan. Kemudian, ketika membicarakan komunikasi sebagai proses
(process), hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak
memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah.
Melalui pandangan mengenai komunikasi ini, kami ingin menekankan bahwa
menciptakan suatu makna adalah sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu,
komunikasi tidak memiliki awal dan akhir yang jelas. (Richard West dan
Lynn H. Tunner. 2008)
Banyaknya pengertian komunikasi yang dasarkan oleh para ahli dan
pengamat komunikasi, dari keseluruhan pengertian komunikasi diatas maka
akan dapat ditakik kesimpulan bahwan komunikasi merupakan suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan antara komunikator dan komunikan yang
menghasilkan suatu pemahaman dan informasi yang mempengaruhi satu
sama lain.
2.2.2.1 Unsur-unsur dan Hambatan Komunikasi
Komunikasi
memiliki
unsur-unsur
di
dalam
proses
pengkomunikasiannya, berikut unsur komunikasi yang di kembangkan oleh
Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan
merupakan unsur yang tidak kalah pntingna dalam mendukung terjadinya
proses komunikasi ( Cangara, 2008).
17
1. Sumber
Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa
inggris disebut source, sender, atau encoder sebagai pembuat atau
pengirim pesan.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya dapat berupa
pengetahuan, informasi, hiburan, dan lain-lain.
3. Media
Media adalah sesuatu alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima. Dalam buku komunikasi massa, media
adalah alat yang dapat menghubungkan anatara sumber dengan
penerima yang sifatnya terbuka, imana setiap orang dapat melihat,
membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat
dikategorikan mendadi media cetak dn media elektronik.
4. Penerima
Penerima adalah elmen pentinng dalam proses komunikasi karna
merupakan sasaran dari komunikasi yang ada. Jika suatu pesan tidak
di terima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbaga masalah
yang seringkali menuntut perubahan, baik pada sumber,pesan, atau
saluran.
5. Efek
Efek atau pengaruhadalah perubahan atau penguatan keyakinana pada
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat dari
penerimaan pesan.
6. Umpan balik ( Feedback)
Feedback atau umpan balik adalah reaksi yang dikeluarkan penerima
dan dikembalikan kepada pengirim. Reaksi ini dapat berubah menjadi
reaksi positif ataupun negatif dan langsung dan tidak langsung, reaksi
yang tidak langsung biasanya dikarenakan adanya gangguan anatara
media yang digunakan sebagai penyalur pesan.
18
7. Lingkungan
Lingkungan
adalah
suatu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
berjalannya komunikasi, faktor tersebut dapat berubapa eksternal
ataupun internal
Hambatan Komunikasi
Faktor-faktor penghambat komunikasi: (Effendy, 2008).
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti
bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi
dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran
komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor
sosiologis-antropologis-psikologis.
a) Hambatan sosiologis: masyarakat terdiri dari berbagai golongan
dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam status sosial,
agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan
sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi
kelancaran komunikasi.
b) Hambatan antropologis: komunikasi akan berjalan lancar jika
suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh
komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian
received atau secara inderawi, dan dalam pengertian accepted atau
secara rohani. Seorang pemirsa televisi mungkin menerima acara
yang disiarkan dengan baik karena gambar yang tampil pada
pesawat televisi amat terang dan suara yang keluar amat jelas,
tetapi mungkin ia tidak dapat menerima ketika seorang pembicara
pada acara itu mengatakan bahwa daging babi lezat sekali. Si
pemirsa tadi hanya menerimanya dalam pengertian accepted. Jadi
teknologi komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak akan
berfunsi.
c) Hambatan psikologis: komunikasi sulit untuk berhasil apabila
komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa
iri hati, dan kondisi psikologis lainnya; juga jika komunikasi
menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator.
19
2. Hambatan semantic
Hambatan sosiologis-antropologis-psikologis yang terdapat pada
pihak komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada diri komunikator.
Faktor semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai
“alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi
kelancaran
komunikasinya
seorang
komunikator
harus
benar-benar
memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretation),
yang
pada
gilirannya
bisa
menimbulkan
salah
komunikasi (miscommunication).
3. Hambatan Mekanis
Hambatan ini dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan
sehari-hari; suara telepon yang krotokan, ketikan huruf yang buram pada
surat, suara yang hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang
sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat
televisi, dan lain-lain.
4. Hambatan Ekologis
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Contohnya
adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu-lintas, suara hukan atau
petir, suara pesawat terbang lewat, dan lain-lain pada saat komunikator
sedang berpidato.
2.2.2.2 Fungsi Komuniksi
Terdapat 4 fungsi komunikasi dalam setiap proses komunikasi yang
dilakukan, yaitu : (Effendy, 2007)
1. To inform
Komunikas digunakan sebagai sarana menginformasikan suatu hal yang dari
pengirim ke penerima.
20
2. To educate
Komunikasi yang dijalankan akan digunakan sebagai sarana pemberi
pengetahuan yang sifatnya mendidik yang dilakukan dari pengirim ke
penerima komunikasi.
3. To entertain
Komunikasi di yang digunakan sebagai sarana pemberi hiburan melalui
interaksi dari komunikasi yang dilakukan oleh pengiri ke penerima.
4. To influence
Komunikasi dapat berupa unrtuk mempersuasi, dima apengirim pesan mampu
mempengaruhi penerima pesan untuk memiliki cara pandang yang inginkan
oleh pengirim, ataupun untuk melakukan sesuatu yang dihapakan oleh
pengirim pesan.
2.2.3 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi
dalam hubungan – hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi Organisasi dipandang dari
suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas
interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi adalah “perilaku
pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam
proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.
(Pace & Faules, 2013).
Morissan mengatakan bahwa komunikasi organisasi salah satu bidang
kajian ilmu komunikasi, yang selalu menjadi fenomena yang senantiasa
actual untuk didiskusikan, sejalan dengan semakin banyaknya tantangan dan
persoalan organisasi itu sendiri. Lalu Morissan juga mengatakan komunikasi
organisasi sangat penting dan layak untuk diperkuat, karena sekarang ini
banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian guna mengetahui prinsip
dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan
komunikasi (Morissan, 2013)
Korelasi anatara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauan yang berfokus kepada manusia yang terlibat dalam mencapai
21
tujuan organisasi tersebut.Ilmu komunikasi akan mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang akan berlangsung dalam orgaisasi, metode dan teknik
yang akan digunakan, media apa yang akan dipakai, bagaimana proses akan
dijalankan, faktor apa saja yang akan menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban dari hal-hal tersebutlah yang akan dijadikan konseptual berdasarkan
jenis, sifat, lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada
saat komunikasi dilakukan (Romli, 2014).
Menurut Wirtyanto (2005) komunikasi organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun
informaldari suatu organisasi (Romli, 2014).
2.2.3.1 Komunikasi Organisasi Internal
Komunikasi Organisasi Internal adalah proses penyampaian pesan
antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi
seperti komuikasi antara pimpinan dan bawahan , antara sesame bawahan,dan
sebainya. Proses komunikasi internal bisa terjadi secara primer ataupun
sekunder (menggunakan media massa) ( Romli, 2014).
Komunikasi internal terjadi dari seluruh karyawan semua level yang
disebut public internal yang mengacu pada baik manajer maupun orang-orang
yang menjadi bawahannya, diaman public interna merupakan sumber daya
terbesar dalam organisasi (Ruliana, 2014).
Komunikasi internal disebut juga dengan komunikasi karyawan atau
employee relations. Terkait dengan hal tersebut, seorang praktisi public
relations dalam perusahaan memiliki peran untuk membantu mewujudkan
komunikasi yang efektif antar karyawan dan karyawan juga antara karyawan
dengan manajemen puncak. Mereka lah yang menciptakan dan memelihara
sistem komunikasi internal dua arah antara pemilik perusahaan dengan para
karyawan. (Lattimore, Baskin, Heiman, & Toth, 2010).
Komunikasi
internal
diharapkan
bersifat
fungsional
dalam
membangun sistem internal di dalam perusahaan. Komunikasi internal
dilakukan untuk membangun human relationship antara perusahaan dan
setiap individunya. Human relationship dalam perusahaan akan terbentuk
secara baik apabila didukung oleh komunikasi internal yang baik pula
(Ardianto, 2013)
22
Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi menurut Cultip,
Center , dan Broom (2009 : 268) didasarkan pada pernyataan visi dan
pernyataan misi organisasi yang saling terkait erat. Pernyataan visi
merupakan titik awal untuk menyusun pernyataan misi secara spesifik dan
operasional, sedangkan misi membantu karyawan menentukan perioritas dan
tujuan organisasi berkomitmen untuk mencapai misi (Ruliana, 2014).
2.2.3.2 Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi Internal
Menurut Effendy (2009) komunikasi internal dalam sebuah organisasi di
tunjang dalam beberapa bentuk komunikasi yaitu : (Ruliana, 2014)
1. Komunikasi Vertical
Komunikasi Vertical adalah komunikasi yang berlangsung dari atasan
ke bawahan (downward communication) dan dari bawahan ke atas (upward
communication) secara timbal balik (two way traffic communication).
2. Komunikasi Horizontal
Komunikai Horizontal adalah komunikasi yang berlangsung diata
para karyawan atau bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi Diagonal lintas-saluran (cross communication) adalah
komunikasi yang berlangsung antar pemimpinan seksi dengan karyawan
seksi lain. Spesialis karyawan biasanya paling efektif dalm komunikssi lintassaluran karena biasanya tanggung jawab mereka muncul di beberapa rantai
otoritas perintah dan jaringan yang berhubungan dengan jabatan.
2.2.4 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)
dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan ( goal). Strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen
komunikasi
untuk
mencapai
suatu
tujuan.
Untuk
mencapai
tujuan
operasionalnya secara taktis harus dilakuka, dalam arti kata bahwa
pendektana (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu, bergantung pada situasi
dan kondisi (Effendy, 2008).
23
Harold
D.
Lasswell
menyatakan,
cara
yang
terbaik
untuk
menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Who Says
What Which Channel To Whom With What Effect?”
Yang dimaksud kan oleh Harold D. Lasswell dalam bukunya yang
berjudul The Communication of Ideas, adalah untuk memantapkan strategi
komunikasi maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponenkomponen yang merupakan jawaban terhadap perumusan dari Lasswel. Yang
artinya adalah : (Effendy, 2008).
a) Who?
(siapa komunikatornya? )
b) Says What?
( pesan apa yang ingin dinyatakan? )
c) In Which Channel? ( media apa yang digunaka? )
d) What Effect?
(Efek apa yang akan timbul dari pernyataan?)
Komunikasi Internal dalam sebuah organisasi memerlukan strategi
tersendiri yang di posisiskan lebih dari rencana sederhana intervensi taktis
dalam mendukung kegiatan perusahaan.Strategi komunikais yang dibuat
harus mempertimbangkah hal-hal sebagai berikut : (Rusliana, 2014)
1. Dari hasil pertanyaan Market
: Apakah Organisasi tahu
tentang kebutuhan khalayak? Bagaimana seharusnya khalayak
tersegmentasi?
2. Pesan
: Apakah pesan organisasi yang
ingin di capai? Dalam cara apa pesan itu disampaikan?
3. Media
untuk
:Saluran apa yang paling cocok
segmen
khlayak
yang
berberda?
Bagaimana
cara
memaksimalkan jangkauan dan cut-through?
4. Pengkuran
: Apakah dan jelas criteria
keberhasilan? Apa langkah-langkah maju dan tertinggal?
Dari pertanyaan diataslah maka strategi komunikasi internal akan
menginformasikan cara terbaik untuk mengatur komunikasi yang efektif yang
berlangsung di dalam organisasi internal perusahaan.
24
2.2.5 Tim Kerja
Menurut Kozlowski & Bell (2003) Tim kerja ialah sebuah tim yang
terdiri dari dua orang atau lebih, melakukan tugas-tugas organisasi yang
relevan, memiliki goal yang sama, berinteraksi sosial, memelihara dan
menjaga batasan-batasan yang ada (Devani Putri Ardika, 2013).
Menurut Robbins dan Judge (2008) mengungkapkan tim kerja adalah
kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi
daripada jumlah masukan individual. Hal ini memiliki pengertian bahwa
kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu
disuatu organisasi ataupun suatu perusahaan.
Menurut Allen (2014) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang
sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi
yang terpendam dalam tim sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi
positif melalui usaha yang terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka
menghasilkan satu tingkat kerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual (wordpress.com , 2014).
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kerja
yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Simanungkal & Anna,
2012).
Sopiah (2008) mengungkapkan bahwa tim kerja merupakan tim yang
upaya–upaya individualnya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar
daripada jumlah dari masukan individu–individu (wordpress.com , 2014).
Bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa tim kerja adalah sekumpulan
individu yang bekerja, menyelesaikan tugas dengan menyatukan kemampuan
mereka dan saling berinteraksi guna mencapai goal yang sama. (Devani Putri
Ardika, 2013)
Sopiah (2008) menyatakan bahwa, Ada 6 (enam) karakteristik tim
yang sukses yaitu:
1) Mempunyai komitmen terhadap tujuan bersama,
2) Menegakkan tujuan spesifik,
3) Kepemimpinan dan struktur,
4) Menghindari kemalasan sosial dan tanggung jawab,
25
5) Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar,
6) Mengembangkan kepercayaan timbal balik.
Selain karakteristik di atas, Mangkuprawira (2009) menyatakan
bahwa, ciri-ciri yang mencerminkan terdapatnya keberhasilan sebuah kerja
tim yang meliputi:
1. Kesamaan visi dan misi kerja, yaitu para karyawan dan manajer
memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam mengerjakan tugas
perusahaan. Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil. Walau
debat di antara karyawan tidak bisa dihindarkan namun selalu
diarahkan pada bagaimana target hasil bisa dicapai. Perbedaan
pendapat dianggap sebagai sesuatu yang wajar.
2. Prioritas perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat
organisasi yaitu tim memandang baik buruknya kinerja perusahaan
merupakan akumulasi dari kinerja tim. Sementara kalau perusahaan
memiliki kinerja (profitability) yang baik maka akan berpengaruh
terhadap kompensasi yang diberikan kepada karyawan. Semakin besar
kompensasi semakin puas karyawan dalam bekerja. Pada gilirannya
kinerja karyawan juga akan meningkat. Untuk itu tim yang baik
adalah tim yang mampu mempertahankan bahkan mencapai tujuan
organisasi yang lebih besar secara taat asas (konsisten).
3. Karyawan berkomitmen tinggi pada pekerjaan, yaitu pada umumnya
tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan kepentingan para
karyawannya. Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa secara
seimbang. Mereka tidak saja bekerja untuk kepentingan memperoleh
taraf kehidupan keluarga yang semakin baik tetapi juga buat
kesehatan organisasi.
4. Tim yang kuat sebagai magnit talenta, yaitu dalam bekerja, setiap
anggota tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra kerja.
Idealnya setiap orang ingin siap untuk demikian, namun dalam
kenyataannya ada saja yang tidak bisa dan tidak biasa bekerja keras.
26
2.2.6 Communicating in Groups and Teams
Goodall mendefinisikan tim sebagai kelompok yang upaya-upaya
individunya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada jumlah
masukan individu tersebut. Di tempat kerja, sebuah tim didefinsikan sebagai
kelompok yang terdiri dari indivdu-individu yang saling berbagi tujuan (H.L
Goodall, Goodall, & Schiefelbein, 2010).
“Tim adalah kelompok kerja formal yang terdiri dari orang
yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok. Sebuah
tim berjumlah tiga atau lebih individu yang terikat bekerja sama
untuk mencapai sasaran, seperti pengembangan produk jasa
pengiriman, atau proses pengembangan” (Janasz, Dowd, &
Schneider, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa tim dapat didefinisikan sebagai kelompok
kerja yang terdiri dari orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Proses choosing, creating, coordinating, and delivering (CCCD) –
menawarkan
kesempatan
untuk
mengembangkan
kemampuan
untuk
mensukseskan komunikasi di tempat kerja. Keseluruhan proses tersebut
kemudian akan bergerak dari mindless group/teams ke mindful group/teams,
atau dengan kata lain menghasilkan kesadaran komunikasi (H.L Goodall,
Goodall, & Schiefelbein, 2010).
Tahapan pada proses CCCD yang pertama yakni
1. Choosing
:
Dilakukan kegiatan penyusunan startegi dalam mengelola
sebuah tim mulai dari memilih anggota tim, memperjelas tujuan,
memfasilitasi komunikasi, membangun konsensus, mencari dan
menyediakan informasi, melakukan pembagian tugas, mengadakan
evaluasi, dan juga merayakan keberhasilan yang dicapai.
2.
Creating
:
Creating dibagi menjadi tiga bagian yaitu bekerja dalam tim,
visi, tujuan, dan sasaran untuk tim, dan membuat visi yang dapat
dibagikan. Pada bagian pertama, fokus kepada kemampuan adaptasi
anggota tim untuk berpartisi aktif dalam tim. Pada bagian kedua,
fokus pada pembuatan agenda yang berperan sebagai dokumen
fungsional yang berisi tanggal, waktu, tempat, dan peran partisipan
27
yang bertanggungjawab. Pada tahap ketiga atau yang terakhir, tujuan
dapat dibuat dengan pola S.M.A.R.T yakni specific, measurable,
attainable, reliable, dan timeable.
3. Coordinating :
Coordinating terbagi menjadi dua bagian yakni kordinasi
dalam bekerja dengan orang lain untuk mengembangkan kreatifitas
dalam melakukan sesuatu dan kordinasi dalam proses menyelesaikan
masalah sebagai tahap penanggulangan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4. Delivering
:
Delivering atau penyampaian sebagai satu tim. Hal yang
disampaikan yaitu pesan baik secara internal maupun eksternal yang
dapat menggunakan memo, briefing, pertemuan virtual, konferensi,
workshop, dan seminar.
28
2.2.7 Kerangka Konseptual
Komunikasi
Organisasi
Strategi Komunikasi
Komunikasi
Organisasi Internal
Vertical
Horizontal
Diagonal
Komunikasi dalam membangun
tim kerja (Goodall, 2010)
(choosing, creating,
coordinating , delivering)
Hambatan & Solusi
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
( Sumber : Peneliti)
Kerangka konseptual dibentuk berdasarkan beberapa konsep yang
digunakan dalam penelitian, hal ini ditujukan untuk bagaimana konsep yang
digunakan dapat mejawab pertanyaan penelitian.
Segitiga diartikan oleh peneliti sebagai komunikasi organisasi, dimana
komunikasi organisasi mencangkup luas baik internal dan eksternal. Kemudia
di berikan dua kotak di dalam segitika yaitu strategi komunikasi yang dimana
menjadi landasan konsep tual dalam penelitian yang berhubungan erat dengan
komunikasi organisasi. Kemudian segitiga komunikasi organisasi di
29
persempit agar focus yaitu komunikasi organisasi internal (vertical,
horizontal, diagonal), yang memang menjadi fokus penelitian ini.
Dua tanda panah dari kedua kotak dalam segitiga ke kotak komunikai
dalam tim kerja, menunjukkan adanya hubungan dan keterkaitannya dengan
komunikasi dalam tim kerja. Lalu dihubungkan kembali dengan hambatan
dan solusi, yang diartikan bahwa dari seluruh kegiatan komunikasi pasti
memiliki hambatan dan solusinya.
30
Download